STUDI KASUS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TRANS DISOSIATIF

STUDI KASUSFAKTORFAKTORPENYEBAB TRANS DISOSIATIF
Oleh: RISMA LESTINASARI ( 02810272 )
Psychology
Dibuat: 2007-04-17 , dengan 3 file(s).

Keywords: PENYEBAB TRANS DISOSIATIF
Dalam keadaan kesehatan mental, seseorang memiliki perasaan diri (sense
of self) yang utuh sebagai manusia dengan kepribadian dasar yang tunggal.
Kesehatan mental merupakan modal utama kehidupan seorang manusia. Tanpa
mental yang sehat, seorang manusia tidak dapat melaksanakan tugas
kemanusiaannya dengan baik. Manusia yang sehat tidak hanya sehat secara fisik,
tetapi juga sehat secara psikis. Bebas dari gangguan adalah indikasi manusia yang
bermental sehat. Ada berbagai macam gangguan mental (mental disorder), salah
satunya adalah gangguan trans disosiatif (dissociative trans disorder).
Dalam masyarakat fenomena disosiatif dikenal dengan istilah kesurupan.
Kesurupan dipercaya oleh masyarakat sebagai suatu keadaan yang terjadi bila roh
yang lain memasuki seseorang dan menguasainya sehingga orang itu menjadi lain
dalam hal bicara, perilaku dan sifatnya. Perilakunya menjadi seperti ada
kepribadian lain yang ‘memasukinya’. Maramis (1994:418) menyebutnya sebagai
suatu mekanisme disosiasi yang dapat menimbulkan kepribadian ganda (multiple
personality) dan gangguan identitas disosiasi (dissociative identity disorder).

Kaplan & Sadock (1997:100) menyatakan bahwa disfungsi utama pada disosiatif
adalah kehilangan keutuhan keadaan kesadaran sehingga orang merasa tidak
memiliki identitas atau mengalami kebingungan terhadap identitasnya sendiri atau
memiliki identitas berganda.
Masyarakat memandang bahwa kesurupan itu terjadi karena seseorang
telah kemasukan jin atau roh halus sehingga membuat perilakunya aneh di luar
kesadarannya. Dan pengobatan menurut masyarakat umum dengan meminta
pertolongan pada orang pintar, paranormal, ahli agama, dan orangorang
yang
dianggap ahli menanganinya. Jarang sekali penderita disosiasi dibawa ke dokter.
Kesurupan dalam psikologi dikenal dengan istilah fenomena disosiatif
yang diartikan sebagai keadaan psikologis yang terjadi karena suatu perubahan
dalam fungsi self (identitas, memori atau kesadaran) (Nevid, Rathus & Greene,
1997:236). Kondisi ini bisa terjadi secara tibatiba
atau secara bertahap, bersifat
sementara atau kronis. Fenomena disosiasi ini mengacu pada kondisi trans
disosiatif. Trans disosiatif adalah perubahan yang bersifat temporer dalam hal
kesadarannya atau lemah/hilangnya perasaan identitas diri (sense of personal
identity) tanpa kemunculan identitas baru (Suryaningrum, 2006). Dalam kondisi
trans, hilangnya identitas tidak berhubungan dengan munculnya identitas baru dan

tindakan yang dimunculkan selama kondisi trans umumnya tidak kompleks
(misalnya kejangkejang,
bergulingguling,
terjatuh).

Menurut Hawari (2006), kesurupan adalah reaksi kejiwaaan yang
dinamakan reaksi disosiasi (dissociative reactions). Reaksi itu mengakibatkan
hilangnya kemampuan untuk menyadari realitas sekitarnya, disebabkan tekanan
fisik maupun mental. Reaksi disosiasi ini menimpa mereka yang jiwanya labil
ditambah dalam kondisi yang membuatnya tertekan. Stress yang bertumpuk
ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini
3
muncul ke permukaan, sehingga seseorang yang mengalami stress berat, maka ia
sangat mudah sekali akan mengalami trans disosiasi.
Berikut satu contoh kasus dari keadaan trans disosiatif seperti yang pernah
dialami oleh subyek dalam penelitian ini. Subyek pernah mengalami kondisi trans
ketika berusia 20 tahun. Saat kejadian itu subyek merasa dalam dirinya ada yang
mengendalikan, ia berteriakteriak
dan menangis dan terjadi hampir lima jam
lamanya, dia tidak menyadari bahwa dia dalam keadaan trans. Subyek mengakui

sebelum mengalami kondisi trans, subyek mempunyai berbagai permasalahan
yang berat. Saat itu banyak permasalahan yang dihadapinya, mulai dari masalah
pribadi, masalah dengan keluarga hingga masalah perekonomian yang tidak bisa
terselesaikan. Dan akhirnya permasalahanpermasalahan
tersebut membuat
subyek tertekan.
Dunia kedokteran internasional, khususnya psikiatri mengakui fenomena
ini dan dituliskan dalam penuntun diagnosis psikiatri yang paling mutakhir
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSMIV)
dan The
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
10 (ICD10).
DSMIV
memasukkan kerasukan patologis (pathologic possession)
ke dalam diagnosis gangguan disosiatif yang tidak spesifik (dissociative disorder
not otherwise specified). ICD10
mengkategorikan gangguan kerasukan sebagai
trance and possession disorder (DSMIVTR,
2000).
Sebenarnya dalam kehidupan seharihari,

banyak orang yang mengalami
trans disosiatif tanpa disadarinya. Dengan kata lain dirinya menolak dikatakan
mengalami trans misalnya, pada waktu mereka sedang mengendarai mobil,
pesawat terbang, maupun sedang nonton TV dalam keadaan melamun. Trance,
kasusnya banyak dijumpai di negara dunia ketiga. Di India yang kultur dan
budayanya mirip Indonesia, possesion syndrome atau possesion hysterical
merupakan bentuk disosiasi yang paling sering ditemukan. Angka kejadiannya
kurang lebih 1 4%
dari populasi umum. Studi epidemiologi possesion telah
dilaporkan berhubungan dengan krisis sosial di masyarakat (Hidayat, 2006).
Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mempunyai risiko lebih besar

mengalami trans disosiatif dibandingkan lakilaki.
Kondisi trans biasanya terjadi
pada perempuan dan seringkali dihubungkan dengan stress atau trauma (Barlow &
Durand, 2002:177). Hal ini terbukti dari kasuskasus
yang terjadi sebagian besar
adalah perempuan. Hal ini mungkin karena perempuan lebih sugestible atau lebih
mudah dipengaruhi dibandingkan lakilaki.
Mereka yang mempunyai kepribadian

histerikal yang salah satu cirinya sugestible lebih berisiko untuk disosiasi atau
juga menjadi korban kejahatan hipnotis. Berdasarkan usia, sebagian besar korban
disosiasi berusia remaja dan dewasa muda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa mereka yang berisiko untuk disosiasi adalah perempuan usia remaja atau
dewasa muda yang mudah dipengaruhi.
Barlow & Durand (2002:174) menyatakan, ketika individu merasa terlepas
dari dirinya atau seolaholah
ia seperti bermimpi, maka dapat dikatakan ia
memiliki pengalaman disosiatif. Kemungkinan besar disosiasi terjadi setelah
kejadiankejadian
yang membuat individu sangat stress. Mungkin juga terjadi
ketika psikis seseorang melemah atau mengalami tekanan mental. Banyak jenis
penelitian menyatakan suatu hubungan antara peristiwa traumatik, khususnya
penyiksaan fisik dan seksual pada masa anakanak,
dengan disosiatif (Kaplan,
1997:100).
Kondisi trans disosiatif adalah fenomena yang sangat mengagumkan dan
menarik namun membingungkan. Berdasarkan penjelasan yang telah ada,
fenomena trans disosiatif masih belum diketahui penyebabnya secara pasti,
sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengangkat fenomena ini sebagai suatu

penelitian ilmiah. Penelitian ini merupakan sebuah langkah awal untuk
mengetahui faktorfaktor
penyebab (etiologi) seseorang bisa mengalami trans
disosiatif.

Abstract
In a state of mental health, a person has a sense of self (sense
of self) are intact as a human with a single basic personality.
Mental health is the main capital of a human life. Without
mentally healthy, a man can not carry out duties
humanity well. A healthy human is not only physically fit,
but also psychologically healthy. Free from human disturbance is an indication that
mentally healthy. There are various kinds of mental disorder (mental disorder), one
them is the dissociative trance disorder (dissociative trance disorder).

In a society known as dissociative phenomena of trance.
Trance trusted by the community as a condition that occurs when the spirit
others enter one's and master it so that it becomes another
in terms of speech, behavior and nature. His behavior became like there
Another personality who 'enter'. Maramis (1994:418) call

a dissociative mechanism which can lead to multiple personalities (multiple
personality) and dissociative identity disorder (dissociative identity disorder).
Kaplan & Sadock (1997:100) states that the major dysfunction in the dissociative
is the loss of integrity of states of consciousness so that people feel no
have experienced the confusion of identity or identity of its own or
have multiple identities.
Society considers that it happened because someone possessed
has conceded the genie or spirit that makes strange behavior outside
consciousness. And treatment according to the general public with a request
help to the smart people, paranormal, religious scholars, and people
which
is considered an expert handle it. Rarely do patients with dissociative taken to the doctor.
Trance in psychology known as dissociative phenomena
which is defined as a psychological state that occurs due to a change
in the functioning of self (identity, memory or consciousness) (Nevid, Rathus & Greene,
1997:236). This condition can occur suddenly
or gradually, are
temporary or chronic. This dissociation phenomenon refers to the trance
dissociative. Dissociative trance is a temporary change in terms of
consciousness or a weak / loss of feeling self-identity (sense of personal

identity) without the emergence of new identities (Suryaningrum, 2006). Under conditions
trance, loss of identity is not related to the emergence of new identities and
actions raised during a trance state is generally not complex
(Eg kejangkejang,
bergulingguling,
fall).
According Hawari (2006), trance is a reaction that kejiwaaan
called dissociation reaction (dissociative reactions). The reaction led to
loss of ability to recognize the reality around him, due to pressure
physically and mentally. This dissociation reaction upon them that his soul labile
plus the condition that made him depressed. Stress that piled
added a trigger enabling the controlled reaction of this subconscious
3
come to the surface, so that someone who is experiencing severe stress, then it
very easy to experience dissociative trance.
Here's one example the case of dissociative trance state as it has
experienced by subjects in this study. The subjects had experienced a trance

when aged 20 years. When the incident was the subject felt in him something
control, he berteriakteriak

and weeping and occurred nearly five hours
ever, he did not realize that he is in a state of trance. The subject admitted
before experiencing a trance, the subject has a variety of problems
heavy. At that time many of the problems it faces, ranging from problems
Personally, the problem with the family until the economic problems that can not be
resolved. And finally permasalahanpermasalahan
makes
depressed subjects.
The international medical world, especially psychiatry recognize the phenomenon
and written in guiding the most recent psychiatric diagnosis
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSMIV)
and The
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
10 (ICD10).
DSMIV
enter possessed pathologic (pathologic possession)
into a dissociative disorder diagnosis is not specific (dissociative disorder
Otherwise not specified). ICD10
categorizes as disorders possessed
trance and possession disorder (DSMIVTR,

2000).
In fact in daily life,
many people who experience
dissociative trance without realizing it. In other words he refused to say
trance for example, when they're driving,
aircraft, and was watching TV in a state of daydreaming. Trance,
case found in many third world countries. In India the culture and
similar culture of Indonesia, possesion syndrome or hysterical possesion
is a form of dissociation of the most frequently found. Figures happened
approximately 1 4%
from the general population. Epidemiological studies have possesion
reportedly related to the social crisis in the community (Hidayat, 2006).
Based on gender, women have a greater risk
dissociative trance than boys.
The condition usually occurs trans
in women and is often associated with stress or trauma (Barlow &
Durand, 2002:177). This is evident from the cases
which occurs mostly
are women. This may be because women are more sugestible or more
easily influenced than boys.


Those who have personality
histerikal sugestible which one character is more risky for the dissociation or
also become victims of crime hypnotist. Based on the age, most victims
dissociation-old adolescents and young adults. Therefore, it can be concluded
that those at risk for dissociation were female teens or
young adults are easily influenced.
Barlow & Durand (2002:174) states, when individuals felt detached
from him or as if
he was like a dream, it can be said he
dissociative experience. Dissociation most likely occurs after
kejadiankejadian
which makes the individual very stressful. It may also occur
when someone is weakened or psychic experience mental distress. Many species
study expresses a relationship between traumatic events, particularly
physical and sexual abuse during children,
with dissociative (Kaplan,
1997:100).
Dissociative trance state is a phenomenon that is admirable and
interesting but confusing. Based on existing explanations,
dissociative trance phenomenon is still unknown for certain reasons,
so researchers are keen to raise this phenomenon as a
scientific research. This study represents an initial step to
know the factors
the causes (etiology), a person may experience trance
dissociative.