PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI.

(1)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh Yeni Rostikawati

NIM 1302762

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Oleh Yeni Rostikawati S.Pd. UPI Bandung, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

© Yeni Rostikawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari Penulis.


(3)

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014)

DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing

Dr. Sumiyadi, M. Hum. NIP 19660320 199103 004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 19660320 199103 004


(4)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014)

DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Rostikawati, Yeni. (2015). “Pengkajian Esai Kritik Sastra yang Terdapat dalam Majalah Horison Tahun 2010 s.d. 2014 dan Pemanfaatannya untuk Pembelajaran Kritik Sastra Di Perguruan Tinggi”. Tesis. Program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Sekolah

pascasarjana UPI. ABSTRAK

Kritik sastra sangat erat hubungannya dengan esai. Perbedaan antara esai dengan kritik yaitu kritik sastra lebih menekankan pada segi evaluasinya. Adapun tujuan penelitian ini adalah upaya untuk mengikuti perkembangan arah kritik sastra dalam dunia kesusastraan sekaligus memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pembelajaran kritik sastra dengan menyajikan sebuah model struktur penulisan esai kritik sastra untuk dipergunakan dalam pengajaran esai kritik sastra di sekolah maupun Perguruan Tinggi. Rujukan teori yang digunakan adalah pendekatan Art van Zoest untuk menganalisis teori yang banyak digunakan dalam penulisan esai kritik sastra, teori Abrams mengenai jenis kritik, dan teori Anderson yang berhubungan dengan struktur teks. Metode penelitian dalam pengkajian terhadap esai kritik sastra ini adalah metode campuran atau mixed method yang menggunakan penelitian kualitatif untuk menganalisis data primer dan kuantitatif untuk menganalisis data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perubahan pada teori yang selama ini diungkapkan Jassin, bahwa kritik adalah penilaian baik dan buruknya suatu karya sastra, tetapi hasil penelitian sebagian besar esai kritik dalam majalah Horison pada tahun 2010-2014 tidak menyertakan ulasan kelemahan dan kelebihan karya sastra sebagai bentuk penilaian esais/kritikus terhadap karya. Jenis kritik sastra yang banyak dimuat dalam majalah Horison pada tahun 2010-2014 ini cenderung merupakan jenis judicial criticism atau yang umumnya dikenal dengan kritik akademik. Setelah penemuan hasil analisis terhadap data kualitatif, kemudian diujicobakan dalam pembelajaran. Hasilnya, berdasarkan analisis struktur, mahasiswa pada umumnya mampu menulis esai kritik sastra berdasarkan kriteria penilaian hasil kajian data kualitatif. Selain itu, mahasiswa merasa terbantu dengan adanya acuan struktur penulisan esai berdasarkan data yang diperoleh melalui angket.


(5)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LITERARY CRITICISM ESSAY ASSESSMENT IN THE MAGAZINE HORISON (2010-2014)

AND ITS UTILIZATION LITERARY CRITICISM FOR LEARNING IN HIGHER EDUCATION

Rostikawati, Yeni. (2015). "Literary Criticism Essays assesment in The Magazine Horizon (2010-2014) and Its Utilization Literary Criticism For Learning in Higher Education". Thesis. The program of study Indonesian language and literature education,

post graduate work school of UPI. ABSTRACT

Literary criticism is closely related to the essay. The difference between the essays of literary criticism with criticism is more emphasis on the evaluation aspect. The purpose of this study is an attempt to follow the development direction of literary criticism in the literary world and also contribute to the implementation of learning literary criticism by presenting a model of literary criticism essay structure to be used in the teaching of literary criticism essays in school or university. One reason for this research is that there is no definite benchmark or model of the structure of the essay and contemporary literary criticism. Referral theory used are Art van Zoest approach to analyze the theory is widely used in essay writing literary criticism, theory Abrams about the kind of criticism, and theory Anderson associated with the structure of the text. The method of assessment of the essays of literary criticism is the method mix or mixed method that uses qualitative research to analyze the quantitative data of primary and secondary data to analyze. Based on the research results, there is a change on the theory that have disclosed Jassin, that criticism is good and bad assessment of a literary work, but the results largely essays criticism in the magazine Horizon in 2010-2014 did not include a review of weakness and excess literature as a form of assessment essayist / critic of the work. Many types of literary criticism published in the magazine Horizon in 2010-2014 is likely to be a kind of judicial criticism or commonly known as academic criticism. After the discovery of the analysis of qualitative data, and then tested in the study. The result, based on the analysis of the structure, the average student is able to write essays of literary criticism is based on the results of the assessment criteria assessment of qualitative data. In addition, the students feel that the essay writing reference structure based on data obtained through questionnaires. Students only need to be introduced more widely about the theories of literary analysis approach.


(6)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hlm. PENGESAHAN

PERNYATAAN

UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………...………

B. Rumusan Masalah ……….

C. Tujuan Penelitian ………..

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ………

E. Struktur Organisasi Tesis ………..

BAB 2 PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA, ESAI KRITIK SASTRA, MAJALAH HORISON, DAN PEMBELAJARAN MENULIS ESAI KRITIK SASTRA

a. Pendekatan dalam Mengkaji Esai Kritik Sastra ……… 1. Hubungan antara Kritik Sastra dengan Esai Kritik Sastra …..

a. Kritik Sastra ………..

b. Batasan Esai Kritik Sastra ………

c. Hubungan Esai dengan Kritik Sastra ……… 2. Skema Pendekatan dalam Mengkaji Esai Kritik Sastra …….

a. Skema Abrams ……….

b. Skema Keesey ………..

c. Skema Selden ………

d. Skema Zoest ………..

b. Penulisan Esai Kritik Sastra ………..

c. Esai Kritik Sastra dalam Majalah ……….

1. Perkembangan Esai Kritik Sastra dalam Majalah …………. 2. Esai Kritik Sastra dalam Majalah Horison ……… d. Pembelajaran Menulis Esai Kritik Sastra ………. 1. Model Pembelajaran yang Memproses Informasi ………….. 2. Model Belajar Berpikir secara Induktif ……….. BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian …...………...

B. Teknik Pengumpulan Data ………

C. Sumber Data, Populasi, dan Sampel Penelitian ………

i iii iv v 1 7 7 8 11 12 12 12 12 16 19 21 21 23 25 26 28 33 33 35 36 36 37 41 43 44


(7)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Sumber Data Kualitatif ………

2. Sumber Data Kuantitatif ………..

D. Instrumen Penelitian ……….

1. Soal Tes ………...

2. Pedoman Observasi ……….

3. Angket ……….

E. Alat Ukur Tes Penulisan Esai Kritik Sastra ………... F. Skenario Pengajaran Esai Kritik Sastra ………

G. Alur Penelitian ………..

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Profil Majalah Horison yang Berhubungan dengan Esai Kritik

Sastra dan Penulisnya ……….

2. Struktur penulisan esai kritik sastra pada majalah Horison edisi

2010 s.d. 2014 ……….………

3. Rancangan Model Pembelajaran Menulis Esai Kritik Sastra yang Beracuan pada Model Berpikir Induktif ……… 4. Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Menulis Esai Kritik

Sastra pada Mahasiswa ……….…..

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Pembahasan Hasil Pengkajian Esai Kritik Sastra pada Majalah

Horison Tahun 2010 s.d. 2014 ………

2. Pembahasan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Menulis Esai

Kritik Sastra Pada Mahasiswa ………

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ……….………

B. Saran ……….………..

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 44 44 45 50 50 55 56 65 70 71 77 175 179 200 205 209 212


(8)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format Profil Penulis dan Esai Kritik yang Ditulisnya dalam Majalah Horison Tahun 2010 s.d. 2014 ………. Tabel 3.2 Format Judul, Penulis, dan Ojek yang Dibahas dalam Majalah

Horison Tahun 2010 s.d. 2014 ……….. Tabel 3.3 Analisis Struktur Isi Esai Kritik dalam Majalah Horison Tahun

2010 s.d. 2014 ……….

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi ……….

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Perkuliahan Apresiasi Sastra pada Kegiatan Menulis Esai Kritik Sastra dengan Model Berpikir Induktif ….. Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Esai Kritik Sastra ……… Tabel 4.1 Format Profil Penulis dan Esai yang Ditulisnya dalam Majalah

Horison Tahun 2010 s.d. 2014 ……….. Tabel 4.2. Format Judul, Penulis, dan Objek yang Dibahas dalam Majalah

Horison ………...

Tabel 4.3. Analisis Struktur Isi Esai Kritik dalam Majalah Horison Tahun

2010 s.d. 2014 ………

Tabel 4.4 Hasil Penyebaran Angket pada Mahasiswa Objek Penelitian……

45

45

40 50

53 57

71

73

78 199


(9)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Tesis ………..

Bagan 2.1 Skema Selden ……….

Bagan 2.2 Skema Zoest ……….

Bagan 3.1 Alur Sequential Mixed Method Design ………..

Bagan 3.2 Alur Penelitian ………

11 26 28 42 70


(10)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2 Lampiran 3

Lampiran 4

Pedoman Observasi Perkuliahan Apresiasi Sastra pada Kegiatan Menulis Esai Kritik Sastra dengan Model Berpikir Induktif

Instrumen Angket

Esai Kritik Sastra yang Dianalisis dalam Majalah Horison Tahun 2010 s.d. 2014


(11)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan kritik sastra berhubungan erat dengan sejarah sastra dan juga perkembangan teori sastra. Perkembangan kritik sastra akan menjadi catatan sejarah sastra dan juga berpengaruh terhadap perkembangan teori sastra. Maka, jika berbicara tentang kritik, otomatis berbicara tentang sejarah dan teori sastra.

Kritik sastra sangat erat hubungannya dengan esai, karena Jassin (1991, hlm. 95) menyatakan bahwa “salah satu jenis esai ialah kritik”. Esai sendiri merupakan karangan berbentuk prosa yang membahas masalah secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulis. Perkembangan esai sastra sejalan dengan perkembangan sastra. Hal tersebut diuraikan Sumiyadi dalam tulisannya berjudul “Genesis Esai dan Kritik Sastra Kita” (2011, hlm. 253). Esai sastra mulai memasyarakat pada tahun 1930-an setelah diterbitkan majalah Pujangga Baru. Namun ternyata setelah ditelusuri, kemunculan esai sastra telah ada sebelum diterbitkan majalah tersebut, yaitu pada tahun 1925. Tulisan Kwe Tek Hoay dalam majalah Sin Bin, majalah harian yang dipimpinnya menerbitkan esai mengenai Sair Siti Akbari karya Lie Kim Hok. Ia membandingkannya dengan Syair Abdul Muluk yang ditulis dalam majalah Jong Sumatra pada tahun 1920.

Adapun mengenai kritik sastra, Wellek menyatakan bahwa kritik sastra merupakan salah satu cabang ilmu sastra selain teori dan sejarah sastra.


(12)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perkembangan kritik sastra sejalan dengan esai sastra jika berpandangan pada pendapat Jassin yang tidak begitu membedakan antara esai dengan kritik. Namun, ada hal yang sedikit membedakan antara esai dengan kritik yaitu kritik sastra lebih menekankan pada segi evaluasinya. Harjana (1985, hlm. 24) menyatakan bahwa “fungsi utama kritik sastra adalah memelihara dan menyelamatkan pengalaman manusiawi serta menjalinkan menjadi suatu proses perkembangan susunan-susunan atau struktur yang bermakna”. Ungkapan Harjana tersebut menggambarkan bahwa melalui kritik sastra, pelbagai pengalaman manusia diabadikan dan dipelihara sehingga memiliki makna. Kebermaknaan tersebut akan bermanfaat bagi kehidupan manusia lainnya. Namun, nampaknya perkembangan kritik sastra ini selalu diiringi dengan masalah, baik secara praktis maupun teoretis. Seperti yang diungkapkan Pradopo (2013, hlm. 96) bahwa permasalahan kritik sastra meliputi kurangnya tempat, kurangnya kritikus sastra (yang profesional), tidak cocoknya pandangan kritikus dengan para sastrawan, tidak cocoknya teori kritik sebagai landasan kritik dengan corak dan wujud kesusastraan Indonesia modern yang bersifat nasional (dan regional), pertentangan antara kritik sastra sastrawan dan kritik sastra akademik, dan sebagainya.

Kritik sastra di Indonesia lahir bersamaan dengan lahirnya kesusastraan yaitu sekitar tahun 1920 sampai sekarang. Namun, dalam artikel yang ditulis Nenden Lilis A. (2014) kritik sastra ini mulai berjalan dari tahun 1930-an, antara lain lewat tulisan-tulisan para sastrawan Angkatan Pujangga Baru di majalah


(13)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“penyelidikan”. Kata “kritik” tampak sekali berat untuk digunakan. J.E. Tatengkeng misalnya, untuk tulisannya yang berisi kritik sastra lebih senang memberi judul “Penyelidikan dan Pengakuan”. Pada perkembangan selanjutnya, istilah-istilah yang dipergunakan untuk menyebut kritik sastra adalah “sorotan”, “ulasan”, “bahasan”, dan “telaahan”. Kritik sastra pada masa Pujangga Baru ini disebut sebagai pendasar kritik sastra Indonesia modern. Disebut pendasar karena pada kenyataannya gagasan-gagasan, praktik-praktik kritik sastra, dan corak kritik sastra Pujangga Baru diteruskan oleh para sastrawan dan kritikus sesudahnya, baik tipe kritiknya yang ekspresif (kritik sastrawan), bercorak impresionistik, bersifat esaistis. Sekitar tahun 1940-an kritik sastra baru berterima dan memasyarakat karena tulisan-tulisan H.B. Jassin yang dipublikasi di media massa, khususnya surat kabar dan majalah, mengenai sastra beserta ulasan-ulasannya (Sumiyadi, 2011, hlm. 256). Tulisan tersebut kemudian diterbitkan ke dalam empat jilid buku, yaitu Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai.

Dalam perkembangannya, kritik sastra terbagi menjadi dua kubu, yaitu kritik sastra sastrawan dan kritik sastra akademik. Walaupun kritik sastra akademik dinilai kurang ekspresif dan terlalu kaku, pada kenyataannya semakin kesini mengalami perkembangan. Perkembangan kritik sastra akademik terjadi terutama di kalangan akademisi, seperti bahan kajian skripsi, tesis, ataupun disertasi. Namun, perkembangan kritik sastra secara umum dipandang masih mengalami “krisis” baik secara kualitas maupun kuantitas. Zen Hae selaku Ketua Komite Sastra DKJ 2006-2009 menyatakan bahwa penciptaan dan apresisasi sastra mutakhir saat ini tengah subur tetapi tidak diimbangi telaah sastra yang memadai.


(14)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun media yang tersedia untuk telaah sastra pun sangat terbatas. Tidak ada jurnal khusus yang tersedia untuk telaah sastra (Hae dalam Prasetyo, 2011, hlm. 30). Media sastra banyak yang tak berumur panjang. Seperti halnya di Yogyakarta, media yang masih bertahan adalah Basis dan Minggu Pagi, ada juga

Suara Muhammadiyah tetapi kurang memberikan ruang cukup bagi kritik sastra.

Namun, Suwondo (2010, hlm. 29) menganalisis perkembangan kritik sastra pada masa orde baru hingga kekinian mulai mengalami perkembangan kembali, bahkan kritik sastra sifatnya ilmiah/akademik/judisial yang ditulis oleh para akademisi terus dikembangkan dan ditulis di media massa. Terlihat ada upaya yang dilakukan para akademisi untuk mengubah bentuk kritik sastra judisial ke kritik impresionistik dan mempublikasikannya melalui media massa. Publikasi melalui media cetak tersebut dilakukan agar kritik sastra dapat menjangkau khalayak pembaca. Adapun diantara nama-nama para akademisi yang secara giat mempublikasikan karya kritik sastra adalah A. Teeuw, Dick Hartoko, Kuntara Wiryamartana, Suripan Sadi Hutomo, Umar Kayam, Bakdi Sumanto, B. Rahmanto, Harry Aveling, Boen S. Oemaryati, Th. Koendjono, Andre Harjana, dll. Kiranya, paparan tersebut cukup membuat peneliti merasa tertarik dan perlu untuk melakukan pengkajian terhadap esai kritik sastra yang ditulis dalam media massa yang masih “hidup” hingga kini, benarkah masih berkembang atau tenggelam?

Pengkajian terhadap kritik esai berupa artikel jurnal pernah dilakukan oleh Sumiyadi dalam Jurnal “Bahasa & Sastra” (2005, hlm. 18) bahkan penelitian tersebut merupakan penelitian tesis. Judul penelitiannya adalah “Esai Kritik dalam


(15)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Majalah Budaya Jaya (1968 – 1979) Upaya Pendalaman Bahan Pembelajaran Mata Kuliah Kesastraan di Perguruan Tinggi”. Hasil penelitian mendeskripsikan tentang aspek esais, kecenderungan objek esai, dan konteks esai. Sumiyadi menyimpulkan bahwa diantara esais yang telah banyak menghasilkan karya esai dalam majalah Budaya Jaya tersebut hanya beberapa orang yang telah mulai membukukan karya esainya. Peneliti beranggapan bahwa maksud dari simpulan tersebut adalah sebuah indikasi bahwa karya-karya esai kritik belum mendapat perhatian yang serius sebagai sebuah karya tulis yang harus diabadikan dan disebarkan pada masyarakat luas. Oleh karena itu, Sumiyadi menyarankan adanya penelitian serupa dengan korpus berbeda yang diperluas atau dengan populasi majalah berbeda. Hal tersebut diharapkan sebagai upaya untuk memberikan kontribusi nyata terhadap upaya mengutuhkan tradisi esai kritik Indonesia hingga kini (Sumiyadi, 2005, hlm. 30).

Penelitian serupa atau terkait dengan esai kritik sastra di Prodi Bahasa dan Sastra Pascasarjana UPI khususnya, belum peneliti temukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berupa pengkajian terhadap esai kritik sastra dalam majalah Horison tahun 2010 – 2014. Pengembangan penelitian dilakukan melalui pengkajian terhadap struktur esai sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengajaran esai kritik sastra di tingkat Perguruan Tinggi. Pengembangan struktur esai untuk pengajaran berupa esai analitis yang beracuan pada disertasi Sumiyadi yang berjudul “Model Pengkajian dan Pengajaran Sastra Indonesia Berbasis Konsep Sastra Bandingan” (Sumiyadi, 2010). Adapun alasan pemilihan korpus data pada majalah Horison adalah karena majalah Horison merupakan


(16)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu majalah sastra yang masih aktif dan memuat kolom esai-kritik sastra hingga kini. Rentang waktu pengumpulan data yang akan dianalisis merupakan esai kritik mutakhir selama lima tahun ke belakang dari masa penelitian ini dilakukan.

Pendekatan pengkajian menggunakan pendekatan skema Zoest. Dalam Zoest, pendekatan yang berhubungan dengan sosial masyarakat disebut dengan sosiologi sastra. Sosiologi sastra ini pun terbagi lagi menjadi sosiologi sastra spekulatif, pada pesannya disebut analisis teks (yang terdiri atas strukturalisme dan semiotik), pada pembaca disebutnya penelitian resepsi (yang menurutnya dapat bersifat teoretis dan empiris), dan pendekatan yang menitikberatkan pada kode disebutnya stilistika (Sumiyadi, 2013, hlm. 20).

Dari paparan di atas, ada beberapa permasalahan yang penulis identifikasi berhubungan dengan esai dan kritik sastra, yaitu: 1) kurangnya wadah yang memberikan ruang khusus untuk para kritikus mempublikasikan esai dan kritik sastra; 2) kurangnya kritikus sastra (yang profesional); 3) setelah era Jassin, belum ada kumpulan esai dan kritik sastra yang dibukukan; dan 4) belum ada patokan atau model yang pasti mengenai struktur penulisan esai dan kritik sastra kekinian.

Dengan demikian, berdasar pada beberapa permasalahan yang telah dipaparkan di atas, peneliti menetapkan judul penelitian yaitu “Pengkajian terhadap Esai Kritik Sastra yang Terdapat dalam Majalah Horison Tahun 2010 s.d. 2014 dan Pemanfaatannya untuk Pembelajaran Kritik Sastra”. Penelitian ini diharapkan mampu mengikuti perkembangan arah kritik sastra dalam dunia kesusastraan sekaligus memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pembelajaran


(17)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kritik sastra dengan menyajikan sebuah model struktur penulisan esai kritik sastra untuk dipergunakan dalam pengajaran esai kritik sastra di sekolah maupun Perguruan Tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berbeda dengan masalah, rumusan masalah ini merupakan beberapa pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Namun, rumusan masalah erat kaitannya dengan masalah karena masalah merupakan landasan dalam merumuskan masalah penelitian (Sugiyono, 2014, hlm. 55).

Berikut adalah rumusan masalah yang disusun oleh peneliti.

1. Bagaimana profil majalah Horison tahun 2010-2014 khususnya yang berhubungan dengan esai kritik sastra dan penulisnya?

2. Bagaimana struktur penulisan esai kritik sastra pada majalah Horison edisi 2010-2014?

3. Bagaimana kemampuan menulis esai kritik sastra pada mahasiswa dengan acuan struktur penulisan esai kritik sastra dalam majalah Horison edisi 2010-2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai akibat dari adanya rumusan masalah, sehingga tujuan penelitian adalah untuk mengetahui permasalahan yang ditanyakan dalam rumusan masalah. Tujuan penelitian yaitu:


(18)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) untuk mengetahui profil majalah Horison tahun 2010-2014 khususnya yang berhubungan dengan esai kritik sastra dan penulisnya.

2) untuk mengetahui struktur penulisan esai kritik sastra pada majalah Horison edisi 2010-2014.

3) untuk mengetahui kemampuan menulis esai kritik sastra pada mahasiswa dengan acuan struktur penulisan esai kritik sastra dalam majalah Horison edisi 2010-2014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini meliputi manfaat secara teoretis maupun praktis. Manfaat secara teoretis, penelitian ini merupakan bentuk pengaplikasian teori pendekatan Selden terhadap pengkajian esai kritik sastra sehingga mampu mengetahui perkembangan esai kritik sastra mutakhir. Perkembangan dari aspek latar belakang pengarang, objek kajian esai, konteks esai, maupun struktur penulisan esai.

Adapun manfaat secara praktis, dapat mengetahui perkembangan dunia sastra kekinian, terkhusus perkembangan kritik sastra. Lebih luasnya, ikut berkontribusi terhadap pelestarian esai kritik sastra yang ada di Indonesia agar tidak mengalami “kelesuan” dan kemunduran. Esai kritik sastra sesungguhnya memegang peranan penting karena dapat menjadi jembatan antara pengarang dan pembaca tentang isi karya sastra karena sesungguhnya dalam karya sastra terdapat kearifan hidup. Adanya esai kritik membantu pembaca, terutama pembaca yang awam, untuk memahami nilai-nilai kearifan dalam karya sastra


(19)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut. Oleh karena itu, karya sastra ini menjadi sesuatu yang mampu menyampaikan pesan-pesan moral tanpa harus menggurui, sehingga mampu berkontribusi terhadap pembentukan karakter pembaca. Berkaitan dengan karakter, saat ini dunia pendidikan pun sedang menggalakkan pendidikan untuk membentuk karakter peserta didiknya. Dengan begitu, manfaat karya sastra pun dapat diterapkan dalam dunia pendidikan.

Adapun manfaat khusus dari penelitian pengkajian terhadap esai kritik sastra ini terhadap dunia pendidikan adalah mampu menyajikan model struktur penulisan esai kritik sastra. Model struktur penulisan esai kritik sastra inilah yang dapat dijadikan referensi oleh para pendidik, baik di sekolah maupun di Perguruan Tinggi, dalam mengajarkan menulis esai kritik sastra. Dengan demikian, manfaat jangka pajangnya, dunia pendidikan mampu mencetak penulis-penulis esai kritik yang mumpuni dan membangkitkan kembali penulisan esai kritik sastra yang mulai melemah.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini terdiri atas empat bab. Bab 1 pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Dalam latar belakang masalah dipaparkan mengenai permasalahan-permasalahan seputar penulisan esai kritik serta perkembangannya dalam majalah. Dibahas pula mengenai pendekatan pengkajian esai sastra (dalam majalah Horison sebagai korpus data) yang digunakan untuk mengklasifikasi dan mengkaji struktur penulisan esai kritik. Dari


(20)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan yang muncul, dirumuskan menjadi tiga pertanyaan yang nantinya akan dijadikan acuan sekaligus batasan penelitian, yaitu mengenai profil majalah

Horison khususnya yang berhubungan dengan esai kritik dan penulisnya, struktur

penulisan esai kritik, dan tentang keefektifan pengajaran esai kritik yang beracuan pada struktur esai kritik pada majalah Horison.

Pada bab 2 dibahas teori ihwal penulisan esai kritik dan perkembangannya dalam majalah secara umum, serta perkembangan dalam majalah Horison secara khusus. Teori ini sebagai landasan utama karena metode penelitian berangkat dari kualitatif, yaitu dengan menganalisis kumpulan esai kritik dalam majalah Horison dari tahun 2010 s.d. 2014.

Bab 3 menguraikan metode dan desain penelitian. Bab ini merupakan bab yang tidak kalah penting karena menjadi “pisau pembedah” dalam pelaksanaan penelitian. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian campuran atau mixed methods dari Creswell. “Pisau pembedah” yang dimaksud dalam bab 3 adalah format-format instrumen yang disusun untuk menganalisis data, baik kualitatif maupun kuantitatif. Instrumen yang digunakan diantaranya adalah instrumen tes, instrumen angket, dan format analisis esai kritik sastra.

Bab 4 menyajikan hasil analisis data dan pembahasan analisis, baik analisis kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisis kualitatif akan menghasilkan model struktur penulisan esai kritik, sedangkan hasil analisis kuantitatif akan memberi gambaran mengenai keefektifan pembelajaran esai kritik sastra pada mahasiswa dengan beracuan pada struktur esai kritik dalam majalah Horison.


(21)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab 5 merupakan bab terakhir yang berisi simpulan dan saran-saran penelitian guna memberi masukan terhadap penelitian lanjutan.

Jika dibagankan, maka bentuknya sebagai berikut.

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Tesis

BAB 1 PENDAHULUAN (latar belakang, rumusan, tujuan, struktur organisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI (ihwal esai kritik sastra

dan majalah Horison) BAB 3 METODE DAN

DESAIN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN


(22)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan prosedur pelaksanaan penelitian, khususnya tentang desain penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data, populasi dan sampel penelitian, instrumen dan alat pengukuran, serta alur penelitian.

A. Desain Penelitian

Metode penelitian dalam pengkajian terhadap esai kritik sastra ini adalah metode campuran atau mixed method. Metode penelitian campuran ini menggabungkan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Menurut Hanson, Creswell, dan Plano Clark (dalam Hesse-Biber, 2010, hlm. 3) metode campuran ini meliputi “mengumpulkan, menganalisis, dan mengintegrasikan antara data kualitatif dan kuantitatif ke dalam satu atau beberapa tahapan penelitian. Selain itu, metode penelitian campuran ini memiliki kekayaan data karena merupakan gabungan antara data deskriptif dengan data berupa angka-angka. Seperti dalam kutipan berikut dari Hesse-Biber.

“Mixed methods is a rich field for the combination of data because with this design ‘words, pictures, and narrative can be used to add meaning to numbers’ (Johnson & Onwuegbuzie, 2004, p. 21). In other words, what we generally consider qualitative data—“words, pictures, and narrative”—can be combined with quantitative, numerical data from a larger-scale study on the same issue, allowing our research results to be generalized for future studies and examinations.” (Hesse-Biber, 2010, hlm. 3)


(23)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode campuran ini terdiri atas metode kualitatif yang digunakan untuk menjawab masalah utama dalam penelitian yaitu masalah tentang landasan teori pengkajian esai kritik sastra dalam majalah Horison dan model struktur penulisan esai kritik yang dihasilkan dari hasil pengkajian. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai keefektifan pengajaran esai kritik sastra. Pemaduan kedua metode antara kualitatif dan kuantitatif tersebut melahirkan sebuah desain penelitian yaitu Sequential Mixed Method Design.

Desain penelitian ini menjadikan metode kualitatif sebagai komponen utama dan digunakan untuk membangun sebuah teori secara umum atau lebih spesifik (Hesse-Biber, 2010, hlm. 71). Adapun metode kuantitatif sebagai penunjang data yaitu untuk mengujicobakan hasil analisis pada metode kualitatif.

Desain Sequential Mixed Method dapat digambarkan sebagai berikut. Bagan 3.1 Alur Sequential Mixed Method Design

QUAL QUAN

Followed by

Research question

Mixed methods design


(24)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lebih jelasnya, berdasarkan bagan tersebut bahwa metode kualitatif digunakan untuk membantu mengembangkan pengukuran dan instrumen kuantitatif (Tashakkori & Teddlie, 2010, hlm. 193). Oleh karena itu, garis penghubung digambarkan dari kualitatif kemudian ke kuantitatif (sejajar) dan menghasilkan simpulan akhir hasil penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara karena berhubungan dengan data utama dan data penunjang. Pengumpulan data utama dilakukan dengan menggunakan teknik studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sumber-sumber teori landasan yang menunjang terhadap masalah penelitian. Studi dokumentasi ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mendeskripsikan dan menganalisis data penelitian. Setelah data utama dianalisis dan menghasilkan suatu kerangka model, maka dibandingkan dengan data penunjang sebagai hasil dari penelitian terhadap pengajaran.

Adapun pengumpulan data penunjang dilakukan dengan cara tes dan angket. Tes dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan objek penelitian dalam menulis esai kritik sastra. Tes dilakukan pada awal sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir setelah perlakuan. Observasi dan angket digunakan untuk menilai kemampuan dosen dalam menyajikan sebuah pembelajaran menulis esai kritik sastra serta respon mahasiswa selama proses pembelajaran.


(25)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Sumber Data, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Sumber Data Kualitatif

Sumber data kualitatif berupa buku-buku sumber yang dijadikan rujukan utama penelitian terdiri atas buku landasan keilmuan, kesusastraan, landasan penelitian ilmiah, dan buku sumber data utama yang akan dianalisis. Sumber data utama yang akan dianalisis adalah majalah Horison tahun 2010 s.d. 2014. Dalam majalah Horison selama 5 tahun tersebut ditemukan populasi data sebanyak 46 esai kritik. Di antara 46 esai kritik tersebut, 20 esai merupakan kritik sastra terapan yang membahas karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel, sedangkan 26 esai membahas tentang sastra secara umum da nada pula kritik yang membahas kritik.

2. Sumber Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh melalui hasil tes dalam proses pengajaran esai kritik sastra pada mahasiswa tingkat 2 semester 4 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Siliwangi Bandung. Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah kelas yang mengontrak mata kuliah Apresiasi dan Kajian Sastra (di dalamnya ada pembahasan mengenai esai kritik sastra). Jumlah mahasiswa sebagai sampel penelitian adalah 16 orang dalam satu kelas. Data hasil tes dianalisis berdasarkan parameter penilaian struktur esai kritik sastra yang dihasilkan dari model struktur esai kritik dalam majalah Horison. Analisis tersebut dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis esai kritik sastra pada mahasiswa. Jadi, jenis penelitian kuantitatif dalam mengolah data sekunder ini adalah kuantitatif deskriptif.


(26)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dijadikan sampel adalah calon-calon guru yang akan mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah maupun Perguruan Tinggi, ataupun dapat pula menjadi seorang sastrawan. Pada saatnya mereka lulus dan terjun ke masyarakat atau dunia pendidikan, mereka memiliki bekal dalam hal menyampaikan pengajaran mengenai penulisan esai kritik sastra ataupun mampu menjadi seorang penulis esai kritik sastra.

D. Instrumen Penelitian

Tabel 3.1 Format Profil Penulis dan Esai yang Ditulisnya dalam Majalah Horison Tahun 2010 s.d. 2014

Kode Penulis Jumlah esai

L/P Tahun kelahiran

Profesi Hasil seni

Tabel 3.2 Format Judul, Penulis, dan Objek yang Dibahas dalam Majalah Horison

Kode Judul esai kritik Penulis Edisi ke-/tahun

Objek yang dibahas

Table 3.3 Analisis Struktur Isi Esai Kritik dalam Majalah Horison Tahun 2010 s.d. 2014

No. Tujuan Analisis

Data Temuan

Aspek yang Dianalisis

Pedoman Analisis 1. Mendeskripsi

kan struktur

Esai kritik dalam

1. Deskripsi Teks/orientasi

Struktur teks berdasarkan


(27)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Tujuan Analisis Data Temuan Aspek yang Dianalisis Pedoman Analisis esai kritik

dalam majalah

Horison

tahun 2010 s.d. 2014.

majalah

Horison

tahun 2010 s.d. 2014.

Berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas, misalnya, berisi tentang gambaran umum sebuah karya atau benda yang akan diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut dapat berupa nama, kegunaan, dan sebagainya. 2. Tafsiran &

Evaluasi berisi pandangan sendiri

mengenai karya atau benda yang diulas. Bagian ini dilakukan setelah mengevaluasi karya atau barang tersebut. Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya atau benda tersebut dengan karya atau benda yang mirip. Penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas. pendekatan genre teks yaitu jenis teks Ulasan/ Telaah/ Reviu.


(28)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Tujuan Analisis Data Temuan Aspek yang Dianalisis Pedoman Analisis Penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi.

Bagian ini juga berisi gambaran tentang detail suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri-ciri, dan kualitas karya tersebut. Pendekatan Zoest dijadikan rujukan untuk menganalisis penggunaan teori yang dipakai oleh esais saat menafsirkan dan mengevaluasi. Jika dirinci, bagian tafsiran ini terdiri atas beberapa aspek berikut: a. Subyektivitas Aspek yang menggambarkan pandangan subjektif penulis terhadap permasalahan yang dibahas dalam esai kritik. Aspek subjektivitas ini biasanya


(29)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Tujuan Analisis Data Temuan Aspek yang Dianalisis Pedoman Analisis ditandai dengan penggunaan istilah-istilah konotatif. b. Ulasan kelemahan dan kelebihan karya sastra Dalam menulis esai, esais harus bersikap adil dengan cara mengungkapkan kelemahan dan kelebihan karya sastra. Ulasan kelemahan berupa kritik atau masukan-masukan terhadap isi karya sastra, baik dinilai dari segi bahasa, alur cerita, ataupun pesan-pesan yang terkandung dalam karya. Kelebihan sebaliknya, mengupas mengenai kelebihan karya yang inspiratif bagi pembaca. c. Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa menentukan tingkat keterbacaan isi


(30)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Tujuan Analisis Data Temuan Aspek yang Dianalisis Pedoman Analisis esai sehingga mampu dipahami oleh masyarakat pembaca. Meliputi bahasa formal atau nonformal, berhubungan pula dengan penggunaan bahasa denotatif maupun konotatif. d. Penggunaan teori Peran teori sebagai konsep dasar pengetahuan kesastraan namun tidak menempatkan teori sebagai satu-satunya titik tolak penulisan esai agar tidak terjadi pemaksaan teoretis. 3. Rangkuman

Pada bagian ini, penulis memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut.


(31)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Soal Tes

Soal tes digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk mengukur kemampuan menulis esai kritik pada mahasiswa setelah dilakukan proses pembelajaran. Soal tes yang digunakan adalah soal uraian yang megarahkan mahasiswa untuk membuat esai kritik sastra. Instrumen tes diuji validitas terlebih dahulu sebelum diujicobakan. Uji validitas dilakukan oleh ahli atau rekan yang memiliki kemampuan mumpuni untuk dijadikan validator.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi dibutuhkan untuk mengevaluasi kegiatan perkuliahan yang berlangsung di kelas oleh dosen yang bersangkutan. Kegiatan perkuliahan dilakukan dengan menggunakan Model “Berpikir Induktif”. Model berpikir induktif membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan konseptual untuk menyelesaikan semua tugas.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Variabel Indikator Data yang

dibutuhkan No. pertanyaan Keefektifan model

“berpikir induktif“ dalam

pembelajaran

Menulis Esai

Kritik Sastra

Membuka pembelajaran

1. Mempersiapkan mahasiswa untuk belajar

1 2. Melakukan

kegiatan apersepsi 2

Menguasai materi

pembelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

3


(32)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Data yang

dibutuhkan No. pertanyaan materi dengan

jelas, sesuai dengan hierarki

belajar dan

karakteristik mahasiswa

3. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 5 Menggunakan strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 6 2. Melaksanakan

pembelajaran yang bersifat

kontekstual

7 3. Melaksanakan

pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 8 4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 9 Memanfaatkan media pembelajaran 1. Menggunakan

media secara

efektif dan efisien

10 2. Menghasilkan

pesan yang

menarik

11 3. Melibatkan

mahasiswa dalam pemanfaatan media

12

Memicu dan

memelihara keterlibatan mahasiswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran

13

2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons


(33)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Data yang

dibutuhkan No. pertanyaan mahasiswa

3. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

mahasiswa dalam belajar

15

Menilai proses

dan hasil

pembelajaran

1. Memantau

kemajuan belajar 16

2. Melakukan

penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

17 3. Menggunakan

bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

18

Menutup pembelajaran

1. Melakukan refleksi

atau membuat

rangkuman dengan melibatkan

mahasiswa

19

2. Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan

arahan atau

kegiatan/tugas sebagai bahan

remidi atau

pengayaan

20

Berikut adalah bentuk pedoman observasi yang sudah dikembangkan berdasarkan kisi-kisi di atas dengan merujuk pada pendapat Djiwandono (2009, hlm. 14) bahwa ada tiga fungsi dasar pengajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berdasarkan rujukan tersebut, peneliti mengembangkan pedoman observasi untuk guru sebagai berikut.


(34)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Perkuliahan Apresiasi Sastra pada Kegiatan Menulis Esai Kritik Sastra dengan Model Berpikir Induktif

No. Pernyataan 1 2 3 4

1. Dosen mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan apresiasi sastra (Menulis Esai Kritik Sastra) dengan Model Berpikir Induktif

2. Dosen melakukan kegiatan apersepsi, yaitu mengaitkan perkuliahan sebelumnya dengan materi Esai Kritik Sastra yang bersumber dari majalah

Horison yang akan diajarkan.

3. Dosen mengaitkan materi esai kritik dengan pengetahuan mahasiswa sebelumnya

4. Dosen menyampaikan materi esai kritik dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik mahasiswa.

5. Dosen mengaitkan materi esai kritik dengan realitas kehidupan mahasiswa

6. Dosen melaksanakan perkuliahan dengan penahapan yang runtut


(35)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Pernyataan 1 2 3 4

7. Dosen melaksanakan perkuliahan yang bersifat kontekstual

8. Dosen melaksanakan perkuliahan yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif di antara mahasiswa

9. Dosen melaksanakan perkuliahan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

10. Dosen dapat memanfaatkan dan menggunakan media secara efektif dan efisien

11. Melalui media yang digunakan, dosen dapat menghasilkan pesan yang menarik.

12. Dosen melibatkan mahasiswa dalam pemanfaatan media.

13. Dosen mampu menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam perkuliahan Apresiasi Sastra (materi esai kritik sastra).

14. Dosen menunjukkan kesan terbuka terhadap respon mahasiswa.

15. Dosen mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. 16. Dosen memantau kegiatan mahasiswa selama


(36)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Pernyataan 1 2 3 4

perkuliahan.

17. Dosen melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan perkuliahan.

18. Selama perkuliahan, dosen menggunakan bahasa lisan dan tulisan dengan jelas, baik, dan benar.

19. Dalam akhir perkuliahan, dosen melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan mahasiswa.

20. Dosen melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, tugas, dan pengayaan yang berkaitan dengan materi Esai kritik sastra yang telah disampaikan.

Keterangan:

1 = tidak baik; 2 = kurang baik; 3 = baik; 4 = sangat baik

3. Angket

Berikut adalah sepuluh poin pertanyaan dalam instrumen angket yang dibagikan kepada mahasiswa untuk mengetahui respon mereka setelah pembelajaran menulis esai kritik dengan beracuan pada model penulisan esai kritik sastra dalam majalah Horison tahun 2010 s.d. 2014.

Nama :


(37)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Apakah Anda tahu jenis tulisan esai kritik sastra? a. Ya

b. tidak

2. Apakah Anda pernah mengapresiasi karya sastra dalam bentuk tulisan? a. Ya

b. Tidak

3. Jenis Karya sastra apa yang pernah atau sering Anda apresiasi? a. Puisi

b. Cerpen c. Novel d. Naskah drama

4. Ketika Anda mengapresiasi karya sastra, apakah Anda juga menilai kelebihan dan kelemahan karya sastra?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda tahu teori-teori pendekatan untuk mengapresiasi atau menilai karya sastra?

a. Ya b. Tidak

6. Setelah dipelajari mengenai esai kritik sastra, apakah Anda lebih paham mengenai struktur tulisan esai kritik sastra?

a. Ya b. Tidak

7. Setelah mengetahui struktur esai kritik sastra, apakah Anda merasa terbantu untuk menulis esai kritik sastra?

a. Ya b. Tidak

Alasan:

……… ……… 8. Apakah langkah-langkah yang diintruksikan oleh dosen untuk menulis esai kritik

sastra mempermudah Anda untuk mampu menulis esai kritik sastra? a. Ya

b. Tidak Alasan:

……… ……… 9. Setelah mempelajari tentang esai kritik sastra dan menulis esai kritik sastra,

apakah Anda tertarik untuk menjadi penulis esai kritik sastra dan dipublikasikan di media cetak?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah melalui tulisan esai kritik sastra Anda yakin dapat memberikan pemahaman secara luas kepada masyarakat umum tentang nilai-nilai kearifan yang terkandung dalam karya sastra?

a. Ya b. Tidak


(38)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

……… ……… E. Alat Ukur Tes Penulisan Esai Kritik Sastra

Dalam tes penulisan esai kritik sastra harus ada kriteria pengukuran yang jelas ketika dosen menetapkan nilai pada karya esai yang ditulis oleh mahasiswa. Adanya pengukuran ini adalah sebagai acuan penilaian agar dilakukan secara objektif. Adapun maksud dari pembelajaran dan tes menulis esai kritik sastra ini adalah mahasiswa memiliki kemampuan dalam menulis esai jenis esai analitis. Dalam disertasi Sumiyadi (2010, hlm. 135) dijelaskan bahwa esai analitis adalah tulisan terurai yang menunjukkan wawasan penulisnya dalam bidang tertentu melalui komposisi yang tertib dan apik yang mencakup pengklasifikasian, analisis, dan komparasi dan diakhiri dengan penilaian terhadap teks sastra yang dibaca.

Berikut adalah rubrik penilaian esai analitis versi esai analitis kritik sastra. Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Esai Kritik Sastra

Aspek yang dinilai

Skor Klasifikasi Penjelasan

Substansi esai 32 – 40 SU Kajian memenuhi semua syarat esai analitis:

Penulisnya memiliki wawasan memadai dalam mengkaji teks sastra sesuai dengan struktur esai yang benar (hasil analisis esai kritik) yang keseluruhannya


(39)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan menggunakan sarana orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, serta rangkuman.

24 – 31 U Kajian telah memadai sebagai esai analitis, meskipun ada satu syarat yang belum optimal terpenuhi. Misalnya, penulis memiliki wawasan dalam mengkaji teks sastra, yaitu sesuai dengan struktur esai yang benar (hasil analisis esai kritik), namun sarana tersebut tidak optimal atau keseluruhannya telah dilakukan dengan menggunakan sarana orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, serta rangkuman, namun sarana tersebut belum dioptimalkan.

16 -23 Md Kajian telah memadai sebagai esai analitis, namun ada syarat yang tidak terpenuhi. Misalnya, penulisnya memiliki wawasan dalam mengkaji teks sastra yaitu dengan menggunakan struktur esai yang benar (hasil analisis esai kritik), namun salah satu sarana


(40)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak digunakan, misalnya salah satu sarana tidak digunakan seperti tidak dimunculkannya orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, serta rangkuman.

8 – 15 S Kajian dianggap memadai sebagai esai analitis, namun ada beberapa syarat yang tidak terpenuhi. Misalnya, penulisnya memiliki wawasan dalam mengkaji teks sastra, yaitu dengan menggunakan struktur esai yang benar (hasil analisis esai kritik). Namun tidak menggunakan sarana orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, serta rangkuman secara tepat. 1 – 7 Mr Kajian tidak memadai sebagai esai

analitis, penulisnya tidak memiliki wawasan dalam mengkaji teks sastra, yaitu tidak menggunakan struktur esai yang benar (hasil analisis esai kritik) dan tidak menggunakan sarana orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, serta rangkuman secara tepat.


(41)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan penyajian esai

bahasa Indonesia yang baik dan benar (paragraf menggunakan logika berpikir yang benar, koheren, dan kohesif; kalimat efektif dan komunikatif) dan disajikan secara tertib dan apik (ada orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, serta rangkuman).

18 – 23 U Komposisi esai memenuhi struktur bahasa Indonesia yang baik dan benar (namun, masih ada sebagian kecil penggunaan paragraf dengan logika berpikir yang tidak benar, tidak koheren, dan tidak kohesif; masih ada kalimat yang tidak efektif). Penyajian esai masih tetap tertib dan apik (ada orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, serta rangkuman). 12 – 17 Md Komposisi esai memenuhi struktur

bahasa Indonesia yang baik dan benar (namun, masih ada sebagian kecil penggunaan paragraf dengan logika berpikir yang tidak benar, tidak koheren, dan tidak kohesif; masih ada kalimat


(42)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak efektif). Penyajian esai masih tetap tertib dan apik (ada orientasi teks, tafsiran dan evaluasi, namun tidak diakhiri dengan rangkuman).

6 – 11 S Komposisi esai memenuhi struktur bahasa Indonesia yang baik dan benar (namun, masih ada sebagian kecil penggunaan paragraf dengan logika berpikir yang tidak benar, tidak koheren, dan tidak kohesif; masih ada kalimat yang tidak efektif). Penyajian esai masih tetap tertib dan apik (namun, tafsiran dan evaluasi, tidak didahului dengan orientasi teks, tetapi diakhiri dengan rangkuman).

1 - 5 Mr Komposisi esai tidak memenuhi struktur bahasa Indonesia yang baik dan benar (sebagian besar penggunaan paragraf dengan logika berpikir yang tidak benar, tidak koheren, dan tidak kohesif; banyak kaimat yang tidak efektif). Penyajian esai masih tidak tertib dan tidak apik


(43)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(tafsiran & evaluasi tidak didahului dengan orientasi, dan tidak diakhiri dengan rangkuman).

Ejaan dan keredaksian

esai

16 - 20 SU Ejaan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, menggunakan notasi ilmiah sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, semua disajikan secara konsisten.

12 – 15 U Ejaan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, meskipun masih terdapat sebagian kecil penggunaan tanda baca yang salah; menggunakan notasi ilmiah sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, meskipun masih ada sebagian kecil kesalahan cara pengutipan sumber. Akan tetapi, keseluruhan esai masih tampak konsisten.

8 – 11 Md Ejaan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, meskipun penggunaan tanda baca yang


(44)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah dan yang benar berimbang; menggunakan notasi ilmiah sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, meskipun masih ada kesalahan cara pengutipan langsung dengan sistem catatan kaki. Akan tetapi, keseluruhan esai masih tampak konsisten.

4 – 7 S Ejaan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, meskipun penggunaan tanda baca yang salah dan yang benar berimbang; tidak menggunakan notasi ilmiah sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, misalnya penulis tidak membedakan pengutipan langsung dengan parafrasenya atau tidak mencantumkan sumber kutipan sehingga

agak mengganggu konsistensi

keseluruhan esai.

1 – 3 Mr Ejaan tidak mengikuti Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sehingga banyak penggunaan tanda baca yang


(45)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah; tidak menggunakan notasi ilmiah dan tidak berpedoman pada penulisan karya ilmiah sehingga mengganggu konsistensi keseluruhan esai.

Gaya penulisan

8 -10 SU Gaya penulisan bersifat formal dan impersonal (mementingkan objektivitas ilmiah daripada subjektivitas pribadi) sehingga diksi yang digunakan pun bersifat lugas dan bermakna denotatif. 6 – 7 U Gaya penulisan bersifat formal dan

impersonal (mementingkan objektivitas ilmiah daripada subjektivitas pribadi) meskipun masih terdapat beberapa diksi yang bersifat kias dan bermakna konotatif.

4 – 5 Md Gaya penulisan formal, akan tetapi objektivitas ilmiah dan subjektivitas pribadi dimunculkan secara berimbang sehingga diksi lugas dan kias atau makna denotatif dan konotatif pun muncul berimbang.


(46)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

subjektivitas pribadi lebih tampak dibandingkan objektivitas ilmiah sehingga diksi kias dan makna konotatif lebih dominan dibandingkan dengan diksi lugas dan makna denotatif.

1 Mr Gaya penulisan informal, mengandalkan

subjektivitas pribadi dan tidak ilmiah, dan banyak menggunakan diksi kias yang bermakna taksa/ambigu.

Berikut adalah rentangan nilai akhir skala seratus yang beracuan pada standar penilaian absolut (absolut grading standard) yang dikemukakan oleh Slavin (2011, hlm. 303).

Sangat Unggul = 90 - 100 Unggul = 80 - 89 Madya = 70 - 79 Semenjana = 60 - 69 Marginal = < 60


(47)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skenario pembelajaran ini menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Berpikir Induktif yang menjadi acuan dosen dalam mengajarkan perkuliahan Esai Kritik Sastra. Pelaksanaan pengajaran dilakukan selama dua kali pertemuan untuk dapat menghasilkan karya esai kritik yang ditulis oleh mahasiswa. Melalui pengajaran ini pun, data kuantitatif dapat dikumpulkan.

Pertemuan ke-1 (3 sks/ 120 menit)

No. Langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan Awal: 25 menit

a. Dosen mempersiapkan pembelajaran dan

mengondisikan mahasiswa.

5 menit

b. Dosen melakukan apersepsi. 5 menit

c. Dosen menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu mahasiswa dapat menganalisis teks esai kritik sastra dan pada akhirnya mahasiswa mampu menulis esai analitis (mengenai sastra).

10 menit

d. Dosen menjelaskan model Berpikir Induktif yang akan diterapkan untuk menunjang proses pembelajaran menganalisis dan menulis esai kritik.

5 menit

2. Kegiatan Inti: 70 menit

a. Dosen bertanya kepada mahasiswa tentang pemahaman mahasiswa terhadap esai kritik sastra. Hal ini dilakukan


(48)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai tes awal untuk mengetahui wawasan mahasiswa tentang materi yang akan mereka pelajari, sehingga dosen dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan yang berhubungan dengan pemahaman mahasiswa terhadap materi esai kritik sastra.

b. Dosen memperkenalkan pendekatan Zoest dan struktur esai kritik pada majalah Horison hasil analisis peneliti.

15 Menit

c. Mahasiswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan beranggotakan 4 orang maksimal dan mencampur mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan kurang untuk masing-masing kelompok. Kemudian, dosen membagikan beberapa contoh esai kritik sastra berdasarkan objek kajiannya dari majalah

Horison pada tiap kelompok untuk dianalisis

strukturnya berdasarkan struktur esai kritik yang sudah dijelaskan oleh dosen sebelumnya. Tema esai yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda-beda tetapi memiliki struktur penulisan yang sama. Tiap kelompok disediakan format analisis oleh dosen sebagai acuan untuk menganalisis esai kritik sastra yang mereka baca.

30 menit


(49)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok menyampaikan hasil analisisnya untuk kemudian didiskusikan dengan kelompok lain. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa mampu memiliki wawasan tentang penulisan esai kritik, baik tema-tema yang dibahas, ciri bahasa yang digunakan, maupun struktur penulisan esai kritik oleh para esais di Majalah Horison.

3. Kegiatan Penutup: 20 menit

a. Dosen melakukan refleksi terhadap perkuliahan yang sudah dilakukan. Meluruskan pemahaman mahasiswa terhadap esai kritik yang sudah didiskusikan.

15 menit

b. Dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk memilih satu karya sastra, baik puisi, prosa, ataupun tentang sastrawan kemudian dipelajari untuk dianalisis dan dijadikan esai kritik pada pertemuan kedua.

5 menit

Pertemuan ke-2 (3 sks/ 120 menit)

No. Langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu

1. Kegiatan Awal: 20 menit

a. Dosen mempersiapkan pembelajaran dan

mengondisikan mahasiswa.


(50)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dosen melakukan apersepsi. 10 menit

c. Dosen menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

5 menit

2. Kegiatan Inti: 80 menit

a. Dosen meminta mahasiswa mengungkapkan karya sastra ataupun wawasan sastra yang mereka pilih untuk dianalisis dan dijadikan bahan tulisan esai kritik sastra.

20 menit

b. Dosen mengulas kembali struktur esai kritik sastra kepada mahasiswa untuk dijadikan bahan rujukan dalam menulis esai kritik.

10 menit

c. Dosen dan mahasiswa melakukan Tanya jawab untuk lebih memberikan pemahaman seputar struktur penulisan esai kritik.

10 menit

15 Setiap mahasiswa diminta untuk membuat kerangka esai terlebih dahulu sesuai dengan tema yang akan

mereka bahas. Kemudian masing-masing

mengembangkannya menjadi sebuah esai kritik sastra. Dosen memantau selama proses menulis jika ada mahasiswa yang merasa kesulitan.

40 menit


(51)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Dosen bersama mahasiswa melakukan refleksi selama proses perkuliahan.

15 menit


(52)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Alur Penelitian

Bagan 3.2 Alur Penelitian Studi pendahuluan

Landasan keilmuan

Gradasi penelitian

Model pengkajian sastra

Model pengajaran

Masalah

Mixed Methods

Metode kualitatif Metode kuantitatif

Data

Analisis data dengan pendekatan Skema Zoest dan struktur esai

Struktur Esai Kritik Sastra

Model Pengajaran esai kritik

Subjek

Tes awal

Perlakuan

Tes akhir

Pengolahan data Hasil Penelitian


(53)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian mencakup tiga hal yang merupakan jawaban rumusan masalah yang ditemukan setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan jawaban mengenai profil majalah sastra Horison tahun 2010-2014 khususnya yang berhubungan dengan esai kritik sastra dan penulisnya, sruktur penulisan esai kritik sastra pada majalah Horison edisi 2010-2014, dan kemampuan menulis esai kritik sastra pada mahasiswa dengan acuan struktur penulisan esai kritik sastra dalam majalah Horison edisi 2010-2014.

Hasil penelitian pada profil penulis dan esai yang ditulisnya, esais laki-laki lebih dominan daripada perempuan jika digolongkan berdasarkan jenis kelamin. Profesi dosen adalah profesi yang dominan di kalangan esais. Selebihnya berprofesi sebagai penyair dan peneliti, bahkan ada juga politisi. Latar belakang esais berdasarkan profesi yang didominasi oleh penyair dan penulis prosa serta kalangan dosen dan adapula dosen merangkap penyair, menunjukkan bahwa para esais yang menulis dalam majalah Horison ini memiliki pengalaman maupun wawasan yang mumpuni baik secara teori maupun praktik. Secara teori, profesi dosen sebagai kalangan akademisi tidak dapat diragukan. Sementara dalam hal praktik, profesi penyair atau penulis prosa tentu ahlinya. Imbas dari banyaknya penyair dan penulis prosa yang menjadi esais, maka hasil seni yang banyak diproduksi pun adalah puisi dan prosa.


(1)

212

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencantumkan sumber kutipannya. Kesalahan ejaan dan tanda baca masih ada walaupun tidak dominan. Sedangkan pada kelompok mahasiswa yang mendapat nilai unggul dan sangat unggul, penulisan esai kritik sudah memiliki substansi yang baik karena wawasan dan teori yang digunakan sudah jelas dan ada, walaupun tingkat penguasaan masih tahap dasar. Komposisi esai kritik sudah baik dengan berkurangnya kerancuan-kerancuan kalimat atau ketidakkoherenan ide antarparagraf. Kesalahan ejaan dan tanda baca sudah sangat minimal bahkan tidak ada.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan mahasiswa menulis esai kritik tersebut, tentunya tidak dapat diambil simpulan akhir bahwa pembelajaran esai kritik sastra tetap menjadi hal yang sulit bagi mahasiswa karena proses penelitian dalam pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus hingga adanya perubahan kemampuan menulis esai kritik pada mahasiswa yang signifikan. Penelitian kuantitatif deskriptif ini tentunya harus lebih disempurnakan dengan penelitian yang lebih intensif dan mampu menampilkan signifikansi perubahan kemampuan menulis esai kritik sastra pada mahasiswa.

B. Saran

1. Saran terhadap Praktisi Pendidikan

Penelitian ini didasari oleh kepedulian peneliti terhadap perkembangan instrumen evaluasi pada pembelajaran sastra, khususnya esai kritik sastra, di sekolah maupun di Perguruan Tinggi. Selain itu, yang lebih meyakinkan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah belum ditemukannya patokan baku,


(2)

213

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

misalnya dalam buku khusus yang membahas struktur esai kritik sastra (selain buku Antilan Purba). Mengingat bahwa esai kritik sastra merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasi oleh mahasiswa, maka pembelajaran sudah sepatutnya mampu mencetak mahasiswa yang terampil menulis. Kebanyakan proses pembelajaran tidak menekankan pada hasil akhir yang terampil tetapi hanya sebatas menyampaikan teori.

Melalui penelitian ini, diharapkan para praktisi pendidikan mendapat masukan dan bahkan mendapatkan pegangan mengenai struktur penulisan esai kritik sastra kekinian yang akan diajarkan pada mahasiswa. Maksud kekinian dalam hal ini adalah bahwa sifat teori itu tidak harus kaku, akan senantiasa berubah mengikuti penemuan-penemuan mutakhir. Seperti halnya kritik ini, teori seperti yang dikemukakan oleh Jassin menyatakan bahwa kritik pasti selalu menekankan pada penilaian baik atau buruk. Namun, berdasarkan hasil penelitian, tidak demikian.

Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di sekolah ataupun perguruan tinggi, khususnya dalam pembelajaran menulis esai kritik sastra.

2. Saran terhadap Penelitian Lanjutan

Penelitian ini masih sangat banyak kekurangan sehingga memerlukan penelitian lanjutan untuk memeroleh penemuan-penemuan mutakhir dan lebih terpercaya. Salah satu kekurangan dalam penelitian ini adalah pada pelaksanaan penelitian dalam pembelajaran menulis esai kritik pada mahasiswa. Penelitian ini menitikberatkan pada analisis data kualitatif sebagai data primer sehingga ketika


(3)

214

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian untuk mendapatkan data kuantitatif, terhambat oleh waktu. Oleh karena itu, saran dari peneliti untuk penelitian lanjutan adalah dapat dilakukan penelitian kuantitatif melalui pembelajaran dalam kelas yang lebih efektif. Dapat menggunakan metode kuantitatif dengan eksperimen murni. Selain itu, dapat pula dilakukan penelitian reaserch & development untuk dapat mengembangkan dan menghasilkan produk berupa instrumen evaluasi sastra, khususnya instrumen evaluasi berupa parameter penilaian untuk tulisan esai kritik sastra. Penelitian ini pun membuka peluang penelitian lanjutan yang mengujicobakan model pembelajaran menulis esai kritik sastra dalam perkuliahan.


(4)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. (1988). A glossary of literary terms. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Aisyah, Nenden L. (2014). Menghidupkan kritik sastra akademik [online]. Diakses dari http://www.foxitsoftware.com.

Anderson, Mark & Kathy Anderson. (2003). Text Types in English. Australia: MACMILLAN EDUCATION.

Arifin, Z., dan Amran T. (2008). Cermat berbahasa Indonesia. Jakarta: akademika Pressindo.

Darma, B. (2006). Horison sebagai ikon. Majalah: Horison, 41 (11), hlm. 12-15. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Karya dan esai sastra dalam

majalah daya 1949-1950. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Djiwandono, Sri Esti W. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Emilia, Emi. (2012). Pendekatan genre-based dalam pengajaran bahasa inggris:

petunjuk untuk guru. Bandung: Rizqi Press.

Esten, M. (1984). Kritik sastra Indonesia. Bandung: angkasa.

Esten, M. (2013). Kesusastraan pengantar teori dan sejarah. Bandung: Angkasa. Harjana, A. (1985). Kritik sastra sebuah pengantar. Jakarta: Gramedia.

Hirsch, E.D. (1975). Validity in interpretation. London: Yale University Press. Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran: isu-isu metodis

dan paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jassin, H.B. (1991). Tifa penyair dan daerahnya. Jakarta: Gunung Agung.

Joyce, B., dkk. (2009). Models of teaching (eighth edition). Dalam Achmad Fawaid & Ateilla Mirza (penerjemah). Model-model pengajaran (edisi delapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keesey, D. (1994). Contexs for criticism. California: Mayfield Publishing Company.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Bahasa Indonesia wahana pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

K.S., Yudiono. (1984). Telaah kritik sastra Indonesia. Bandung: Angkasa. K.S., Yudiono. (2007). Pengantar sejarah sastra Indonesia. Jakarta: grasindo. K.S., Yudiono. (2009). Pengkajian kritik sastra Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Mahayana, M.S. (2000). Syarat esai sastra yang sehat dan apresiatif, dalam Kaki

Langit. Majalah: Horison, 36 Januari, hlm. 25-27.

Mahayana, M.S. (2015). Kitab kritik sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

M.S., Mahsun. (2014). Teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Press.

Purba, A. (2008). Esai sastra Indonesia: teori dan penulisannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pradopo, Rachmat D. (2013). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohman, S. (2014). Kritik sastra Indonesia abad XXI: pengantar tentang pendekatan, metode, dan model kritik yang relevan. Yogyakarta: Ombak. Saidi, Acep I. (2006). Matinya dunia sastra. Yogyakarta: Pilar Media.

Segers, Rien T. (2000). Evaluasi teks sastra sebuah penelitian eksperimental berdasarkan teori semiotik dan estetika resepsi. Yogyakarta: Adicita.

Semi, A. (1989). Kritik sastra. Bandung: Angkasa.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Sumiyadi. (2005). Esai kritik dalam majalah Budaya Jaya (1968-1979) upaya pendalaman bahan pembelajaran mata kuliah kesastraan di perguruan tinggi. Bahasa & Sastra. Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 5 (1), hlm. 18 – 34.


(6)

Yeni Rostikawati, 2015

PENGKAJIAN ESAI KRITIK SASTRA DALAM MAJALAH HORISON (2010-2014) DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBELAJARAN KRITIK SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumiyadi. (2010). Model pengkajian dan pengajaran sastra Indonesia berbasis konsep sastra bandingan. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sumiyadi. (2011). Genesis esai dan kritik sastra kita. Dalam Sri Wiyanti dan Yulianeta (editor), Bahasa dan sastra Indonesia di tengah arus global (hlm. 253-259). Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS-UPI.

Sumiyadi. (2012). Sastra Indonesia. Bandung: Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana UPI.

Sumiyadi dan Memen D. (2013). Sanggar sastra pengalaman artistik dan estetik sastra. Bandung: Alfabeta.

Suwondo, T. (2010). Selintas tentang tradisi kritik sastra Indonesia di Yogyakarta. Majalah: Horison, 44 (2), hlm. 25-33.

Slavin, Robert E. (2011). Educational psychology: Theory and practice, 9th ed. Dalam Marianto Samosir (penerjemah), Psikologi pendidikan: teori dan praktik. (hlm. 303). Jakarta: indeks.

Tashakkori, A. & Charles T. (2010). Handbook of mixed methods in social & behavioral research. Dalam Daryatno (penerjemah), Persoalan metodologis dan analitis bagi penelitian metode campuran. (hlm. 193). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Teeuw, A. (1983). Membaca dan menilai sastra. Jakarta: PT Gramedia.

Tirtawirya, Putu A. (1987). Antologi esai dan kritik sastra. Flores-NTT: Nusa Indah.