EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO” DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN.
EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO”
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
SKRIPSI
Oleh :
FERDYANSAH
NPM : 0824010018
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SURABAYA
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO”
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pr ogram Studi Agr ibisnis
Oleh :
FERDYANSAH
NPM : 0824010018
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SURABAYA
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO”
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
Disusun Oleh :
FERDYANSAH
NPM : 0824010018
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogr am Studi Agr ibisnis Fakultas Per tanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal : 21 J anuar i 2013
Pembimbing :
1. Pembimbing Utama :
Tim Penguji :
1. Ketua
Prof.Dr.Ir.H.Syarif imam Hidayat,MM
Pr of.Dr.Ir.H.Syarif Imam Hidayat,MM
2. Pembimbing Pendamping :
2. Sekretaris
Dr.ir.A.rachman Waliulu, SU
Ir. Mubarokah, MTP
3. Anggota
Ir. Setyo Parsudi,MP
Mengetahui :
Dekan
Fakultas Pertanian
Ketua Program Studi
Agribisnis
Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS
Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS
NIP. 196202051987031005
NIP. 195702141987031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya, yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA
AGRO” DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (S1) Program Studi Agribisnis, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Penulis berharap semoga dalam penyusunan skripsi ini
dapat diterima dan memenuhi persyaratan, serta menyadari sepenuhnya akan
segala kerendahan hati dan keterlibatan semua pihak, atas kepercayaan dan segala
bantuan yang telah diberikan berupa pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran.
Selain itu dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada yang terhormat :
1.
Dr.Ir.Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Dr.Ir.Eko Nurhadi, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur .
3.
Prof. Dr. Ir. H. Syarif Imam Hidayat, MM selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi pembimbing tugas
akhir.
4.
Dr. Ir. A. Rachman Waliulu, SU selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi pembimbing tugas
akhir.
5.
Seluruh dosen dan staf yang ada di Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6.
Keluarga dan someone tercinta, yang selalu memberi do’a, dorongan dan
semangat.
7.
Rekan-rekan Ormawa Fakultas Pertanian dan teman-teman Se-angkatan’08
ingwang. Ibnu sabil. Ronggojati, fitri rahmawati, devi kuntari, basroni rizal,
riza rofiul akbar dan semua yang telah memberikan dukungan moral dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Namun demikian penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada
penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan Skripsi S1.Semoga apa
yang penulis uraikan dalam skripsi ini dapat berguna bagi pembaca serta
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Surabaya,............2013
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................ ...............
i
DAFTAR ISI .............................................................................. ...............
iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. ...............
vi
DAFTAR TABEL ...................................................................... ...............
viii
LAMPIRAN ............................................................................... ...............
X
I. PENDAHULUAN .................................................................. ...............
1
1.1. Latar Belakang ........................................................ ...............
1
1.2. Perumusan Masalah ................................................ ...............
5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................ ...............
9
1.3. Pembatasan Masalah ............................................... ...............
9
II. TINJ AUAN PUSTAKA ....................................................... ...............
11
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................... ...............
11
2.2. Landasan Teori ....................................................... ...............
15
2.2.1. Pengertian Pasar ................................................ ...............
15
2.2.2. Lokasi ............................................................... ...............
17
2.2.3. Pasar Tradisional ............................................... ...............
17
2.2.4. Pasar Modern ..................................................... ...............
20
2.2.5. Eksistensi .......................................................... ...............
24
2.2.9. Agribisnis ......................................................... ...............
26
2.3. Kerangka Pemikiran................................................. ...............
35
III. METODE PENELITIAN .................................................... ...............
38
3.1. Penentuan Lokasi .................................................... ...............
38
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.2. Penentuan Populasi dan Sampel .............................. ...............
38
3.3. Metode Pengumpulan Data ..................................... .............. .
40
3.4. Metode Analisis Data .............................................. ...............
41
3.5. Definisi Operasional .............................................. ...............
43
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH ....................................... ...............
45
4.1. Keadaan Pasar Dan Sejarah Pasar ........................... ...............
45
4.2. Visi Dan Misi .......................................................... ...............
48
4.3. Struktur Organisasi .................................................. .............. .
50
4.4. Job description ........................................................ .............. .
51
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... ...............
53
5.1. Karakteristik Reaponden ......................................... ...............
53
5.1.1. Jenis Kelamin ..................................................... ...............
53
5.1.2. Usia ................................................................... ...............
53
5.1.3. Pendidikan ......................................................... ...............
53
5.2. Bagaimana Konsisi Pasar Induk “Puspa Agro”
(Fisik dan Non fisik) Menurut Pedagang,
Konsumen, Pengelola dan Pemerintah ..................... ...............
61
5.2.1. Pendapat Pedagang Grosir Buah ......................... ...............
62
5.2.2. Pendapat Konsumen ............................................ ...............
74
5.2.3. Pendapat Pengelola ........................................... ...............
83
5.2.4. Pendapat Pemerintah ......................................... ...............
92
5.3. Penyebab Kurang Berkembangnya Pasar Induk
“PuspaAgro”Menurut Pedagang, Konsumen, Pengelola Dan
Pemerintah................................................................ …………
102
5.4. Solusi Perkembangan Pasar Induk “Puspa Agro”
Menurut Pedagang, Konsumen, Pengelola
Dan Pemerintah ........................................................ ...............
114
V.
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... ...............
133
6.1. Kesimpulan.............................................................. ...............
122
6.2. Saran ....................................................................... ...............
123
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. ...............
125
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Nomer
Halaman
Judul
1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................
37
2.
Gambar 2. Lokasi Pasar Induk Puspa Agro ...........................................
48
2.
Gambar 3. Struktur Organisasi Puspa Agro Sidoarjo .............................
50
3.
Gambar 4. Akses Jalan Menuju Puspa Agro ..........................................
63
4.
Gambar 5. Arena Bermain Di Puspa Agro .............................................
65
5.
Gambar 6. Taman Di Puspa Agro .........................................................
66
6.
Gambar 7. Kamar Mandi Di Puspa Agro ...............................................
67
7.
Gambar 8. Tempat Pembuangan sampah di Puspa Agro ........................
68
8.
Gambar 9. Gudang Penyimpanan Di Puspa Agro ..................................
70
9.
Gambar 10. Gudang Pendingin di Puspa Agro .......................................
70
10. Gambar 11. Prioritas Perbaikan Menurut Pedagang Buah ......................
73
11. Gambar 12. Akses Jalan Menuju Puspa Agro .........................................
75
12. Gambar 13. Keadaan Kamar Mandi Di Puspa Agro ..............................
77
13. Gambar 14. Taman Di Puspa Agro ........................................................
78
14. Gambar 15. Arena Bermain Di Puspa Agro ............................................
78
15. Gambar 16. Ruangan Tempat Berdagang Di Puspa Agro .......................
80
16 Gambar 17. Bentuk Promosi Yang Dilakukan Puspa Agro .....................
82
17. Gambar 18. Prioritas Perbaikan Menurut Konsumen ..............................
83
18. Gambar 19. Akses Jalan Menuju puspa Agro .........................................
84
19. Gambar 20. Arena Bermain Di Puspa Agro ............................................
86
20. Gambar 21. Area Parkir di Puspa Agro ..................................................
86
21. Gambar 22. Kantin di Puspa Agro ..........................................................
87
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22. Gambar 23. Sarana Penunjang Di Puspa Agro .......................................
88
23. Gambar 24. Sarana Penunjang Di Puspa Agro .......................................
88
24. Gambar 25. Atap Sejuk Ruangan Di Puspa Agro ...................................
89
25. Gambar 26. Pos Keamanan Di Puspa Agro ............................................
91
26. Gambar 27. Prioritas Perbaikan Menurut Pengelola ..............................
92
27. Gambar 28. Area Parkir Di Puspa Agro .................................................
94
28. Gambar 29. Laboratorium Di Puspa Agro ..............................................
98
29. Gambar 30. Perkantoran Di Puspa Agro .................................................
99
30. Gambar 31. Rumah Susun Di Puspa Agro ............................................... 100
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Nomer
Halaman
Judul
1.
Tabel 1. Perbedaan di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern ...................
23
2.
Tabel 2. Kriteria Responden ...................................................................
54
3.
Tabel 3. Pedagang Menurut Jenis Kelamin .............................................
55
4.
Tabel 4. Pedagang Menurut Usia ...........................................................
55
5.
Tabel 5. Pedagang Menurut Pendidikan .................................................
56
6.
Tabel 6. Konsumen Menurut Jenis Kelamin ...........................................
57
7.
Tabel 7. Konsumen Menurut Usia ..........................................................
58
8.
Tabel 8. Konsumen Menurut Pendidikan ...............................................
58
9.
Tabel 9. Pengelola Menurut Jenis Kelamin ............................................
59
10. Tabel 10. Pengelola Menurut Usia .........................................................
60
11. Tabel 11. Pengelola Menurut Pendidikan ...............................................
60
12. Tabel 12. Lokasi Menurut Pedagang Grosir Buah ..................................
62
13. Tabel 13. Fasilitas Menurut Pedagang Grosir Buah ...............................
63
14. Tabel 14. Sarana Dan Prasarana
Menurut Pedagang Grosir Buah ........................................... ..................
66
15. Tabel 15. Tempat Dagang Menurut Pedagang Grosir Buah ....................
68
16. Tabel 16. Tempat Penyimpanan Menurut Pedagang Grosir Buah ...........
69
17. Tabel 17. Kondisi Non Fisik Menurut Pedagang Buah ...........................
70
18. Tabel 18. Prioritas Perbaikan Kondis Fisik Menurut Pedagang Buah .....
73
19. Tabel 19. Kecenderungan Perlu Pembenahan
Menurut Pedagang Buah ...................................................... ..................
74
20. Tabel 20. Lokasi Menurut Konsumen ...................................................
74
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21. Tabel 21. Fasalitas Menurut Konsumen ................................................
76
22. Tabel 22. Sarana Dan Prasarana Menurt Konsumen ...............................
78
23. Tabel 23. Tempat Dagang Menurut Konsumen ......................................
79
24. Tabel 24. Kondisi Non Fisik Menurut Konsumen ..................................
80
25. Tabel 25. Prioritas Perbaikan Kondisi Fisik Dan Non Fisik Menurut.......
82
26. Tabel 26. Kecenderungan Perlu Pembenahan Menurut Konsumen .........
83
27. Tabel 27. Lokasi Menurut Pengelola ......................................................
83
28. Tabel 28. Fasilitas Menurut Pengelola ...................................................
84
29. Tabel 29. Sarana Dan Prasarana Menurut Pengelola ..............................
87
30 Tabel 30. Tempat Dagang Menurut Pengelola.........................................
88
31. Tabel 31. Kondisi Non Fisik Menurut Pengelola .....................................
90
32. Tabel 32 Prioritas Perbaikan Kondisi Fisik Menurut Pengelola .............
91
33. Tabel 33. Kecenderungan Perlu Pembenahan Menurut Pengelola ..........
92
34. Tabel 34. Penyebab Fisik Menurut Pedagang Grosir Buah ..................... 104
35. Tabel 35. Penyebab Non Fisik Menurut Pedagang Grosir Buah ............. 105
36. Tabel 36. Penyebab Fisik Menurut Konsumen ....................................... 106
37. Tabel 37. Penyebab Non Fisik Menurut Konsumen................................. 107
38. Tabel 38. Penyebab Fisik Menurut Pengelola ......................................... 108
39. Tabel 39. Penyebab Non Fisik Fisik Menurut Pengelola ........................ 109
39. Tabel 40. Penyebab Fisik Menurut Pemerintah ...................................... 111
39. Tabel 41. Penyebab Non Fisik Menurut Pemerintah ............................... 112
40. Tabel 42. Usulan Perbaikan Fisik ........................................................... 115
41. Tabel 43. Usulan Perbaikan Non Fisik ................................................... 116
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
Judul
1. Kuesioner untuk Pedagang ........................................................................... 127
2. Kuesioner Untuk Konsumen ........................................................................ 130
3. Kuesioner Untuk Pengelola ........................................................................... 134
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO”
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
Oleh :
FERDYANSAH
ABSTRACT
Wholesale market "Puspa Agro" is the most complete and largest market
in Indonesia. Of course, the main market "Puspa Agro" will also experience
growth whether it be better or worse.
The physical and non-physical wholesale market "Puspa Agro" in
Jemundo tman Sidoarjo district still needs improvements and additions. Due to
inadequate infrastructure resulted in the wholesale market "Puspa Agro" in the
village of Sidoarjo Regency Park District Jemundo progressing less good and did
not work as the original concept.
Market Up "Puspa Agro" East Java is now better known as Puspa Agro.
Market Up "Puspa Agro" Java is designed as part of the infrastructure to realize
the vision and mission of East Java development as a center of agribusiness. The
role planned for the wholesale market "Puspa Agro" in the medium to long-term
development pattern is a precursor to the establishment of agro-industries as
economic support of East Java. Generally wholesale market in Indonesia faces
many challenges such as limited space on a narrow stall, irregular and weak
management. Weaknesses of management systems has become an important
cause of failure of one of the functions of a market, so it can not fulfill the original
purpose as a promoter of the regional economy.
Held immediately reform the wholesale market "Puspa Agro" Jemundo
tman Sidoarjo district, especially the problem of infrastructure remain major
obstacles such as access roads, the central market "Puspa Agro" and facilities that
need to be addressed and coupled.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
RINGKASAN
Nama : Ferdyansah, NPM : 0824010018, Judul Skripsi : Eksistensi Pasar Induk
“Puspa Agro”Dalam Perspektif Pemangku Kepentingan. Dosen Pembimbing
Utama : Prof. Dr. Ir. H. Syarif Imam Hidayat, MM dan Dosen Pembimbing
Pendamping: Dr. Ir. A. Rachman Waliulu, SU
Pasar induk “Puspa Agro” merupakan pasar terlengkap dan terbesar di Indonesia.
Tentunya, pasar induk “Puspa Agro” juga akan mengalami perkembangan apakah
lebih baik atau justru jadi lebih buruk
Kondisi fisik dan non fisik pasar induk “Puspa Agro “ di Jemundo Kecamatan
Tman Kabupaten Sidoarjo masih membutuhkan pembenahan dan penambahan.
Karena infrastuktur yang kurang memadai mengakibatkan pasar induk “Puspa
Agro” di desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo mengalami
perkembangan yang kurang bagus dan tidak berjalan sesuai konsep awal.
Pasar Induk “ Puspa Agro” Jawa Timur saat ini lebih dikenal dengan nama Puspa
Agro. Pasar Induk “Puspa Agro” Jatim dirancang sebagai bagian infrastruktur
untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan Jawa Timur sebagai pusat
agrobisnis. Peran yang direncanakan bagi pasar induk “Puspa Agro”dalam pola
pembangunan jangka menengah panjang adalah sebagai pelopor bagi
terbentuknya industri agrobisnis sebagai tumpuan ekonomi Jawa Timur.
Umumnya pasar induk di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti
terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, tidak teratur dan lemahnya
pengelolaan. Kelemahan sistem pengelolaan tersebut menjadi salah satu penyebab
penting gagalnya fungsi sebuah pasar, sehingga tidak dapat memenuhi tujuan
awal sebagai promotor perekonomian daerah.
Segera diadakan pembenahan terhadap pasar induk “Puspa Agro” Jemundo
Kecamatan Tman Kabupaten Sidoarjo terutama masalah infrastruktur yang masih
menjadi kendala utama seperti akses jalan, lingkungan pasar induk “Puspa
Agro”dan fasilitas yang perlu dibenahi serta ditambah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam
perekonomian Indonesia. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja, sumber
pendapatan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, pengentasan kemiskinan,
perolehan devisa melalui ekspor non migas, penciptaan ketahanan pangan
nasional dan penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor lain.
Selain itu, sektor pertanian juga berperan sebagai penyedia bahan baku dan pasar
yang potensial bagi sektor industri. Bagian terbesar penduduk dunia bermata
pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya
menyumbang 4% dari pendapatan dunia. lahan Pertanian yang semakin lama terus
menyempit dan infrastruktur yang tidak terawat sehigga banyak yang rusak, selain
itu Indonesia mempunyai masalah yang sangat serius dalam sumber daya manusia
dalam pertanian.
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melayani
kegiatan transaksi jual beli. Dalam keseharian, dikenal dua bentuk pasar yaitu
pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai dengan adanya transaksi penjual
dan pembeli secara langsung yang kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain, dan pakaian. Sementara itu, pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar
tradisional, hanya saja pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam
barang Selain itu, bangunan fisik pasar modern lebih permanen, besar, dan tertata,
yang berbeda dengan pasar tradisional yang biasanya hanya terdiri. dari lapaklapak. Di pasar modern, jenis pelayanan yang dilakukan oleh penjual dapat
berbentuk pelayanan secara mandiri oleh pembeli (swalayan) atau dilayani oleh
pramuniaga. Di pasar modern, jenis barang yang dijual tidak jauh berbeda dengan
pasar tradisional, hanya saja dari sisi kemasan, jumlah dan jenis barang lebih
beragam.kebijakan mendirikan puspa agro (JAWA TIMUR) sangatlah tepat
karena bisa menjadikan pasar induknya dari hasil-hasil pertanian. Tentang latar
belakang dibangunnya Puspa Agro, setidaknya terdapat empat hal yang
mendasarinya. Pertama, melimpahnya produksi pangan dan hortikultura Jatim.
Indikasinya, Jatim mampu memasok produk pangan dan hortikultura sekitar 35%
terhadap stok nasional.kedua masih terbatasnya akses dan kurangnya pasar yang
representatif untuk memasarkan produksi pertanian di JAWA TIMUR. Ketiga,
belum tersedianya tempat atau pasar khusus untuk memasarkan produk pangan
dan hortilultura (agrobis) dalam skala besar. Dan keempat, masih terbukanya
peluang untuk meningkatkan penjualan hasil pertanian,baik untuk skala regional
dan nasional, Besarnya potensi dan peluang itulah yang mendasari pembangunan
Puspa Agro. Lewat Puspa Agro, akan dibangun sektor pertanian modern yang
berbudaya
industri
untuk
mengembangkan
industri
pertanian
berbasis
pedesaan. Dengan demikian, pengembangan Puspa Agro tidak saja membuka
peluang bisnis bagi investor, tetapi sekaligus meningkatkan kesejahteraan
pedagang lewat peningkatan nilai ekonomi dan mutu produk yang dihasilkan
petani.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Tidak hanya itu, jika dikelola secara maksimal, Puspa Agro ke depan
juga berdampak dan berkontribusi positif bagi
peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Jatim. Selain itu, juga bisa meningkatkan devisa dari hasil ekspor
dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor ini. Berbagai produk pangan dan
hortikultura mengisi lapak dan kios Puspa Agro. Di antaranya, beras dan palawija,
buah-buahan, sayur, daging, ikan, ayam potong dan aneka komoditas penunjang
lainnya Semuanya akan tertata rapi dengan proyeksi mampu menampung lebih
dari 5.000 pedagang Puspa Agro dibangun dan dikembangkan di atas tiga pilar
yang diintegrasikan oleh manajemen yang bekerja secara profesional. Ketiga pilar
itu adalah Puspa Agro sebagai sentra perdagangan sektor agro, sebagai sarana
pendidikan agro, dan sarana wisata belanja agro. Berbagai fasilitas disiapkan
untuk melengkapi dan memaksimalkan pengelolaan Puspa Agro. Di antaranya,
tersedianya kawasan pergudangan,cold storage dan chiller, gedung pertemuan
petani/serba guna, balai lelang, apartemen sederhana, jembatan timbang,
perkantoran, restoran dan pujasera, area parkir yang sangat luas dengan kapasitas
1.500 truk, 500 pick up, dan 2.000 rengkek, juga disiapkan komposter yang akan
mengolah sampah dari pasar menjadi barang yang lebih bernilai. Puspa Agro juga
dilengkapi subterminal yang menghubungkan pasar induk ini ke daerah sekitarnya
dan daerah lainnya di Jatim. Selain itu, Puspa Agro juga dilengkapi balai
kesehatan, masjid yang megah, Pusdiklat untuk petani, area agrowisata yang
meliputi kios bunga dan tanaman hias, outbound and camping area, serta
lapangan futsal. Agro water park juga akan melengkapi keberadaan Puspa Agro.
Di area ini juga disiapkan kawasan khusus wisata agro seluas 12 hektar. Terlebih
lagi di masa yang akan datang, orientasi sektor pertanian telah berubah dari
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
orientasi produksi ke orientasi pasar. Dengan berlangsungnya perubahan
preferensi konsumen yang makin menuntut atribut produk yang lebih rinci dan
lengkap serta adanya prferensi konsumen akan produk olahan, maka motor
penggerak sektor pertanian harus berubah dari usahatani kepada industri
pengolahan hasil pertanian (agroindustri).
Perkembangan pusat perbelanjaan modern tersebut dapat mengancam
keberadaan pedagang di pasar tradisional apabila tidak ada penanganan struktur
dan kondisi yang lebih baik terhadap pasar tradisional. Hal ini perlu dilakukan
mengingat masih banyaknya masyarakat Indonesia yang tergantung kepada
keberadaan dan keberlangsungan pasar tradisional. Harga yang relatif
lebih
murah dan memungkinkan adanya proses tawar menawar, menjadikan pasar
tradisional masih menjadi pilihan untuk berbelanja.
Pasar Induk “Puspa Agro” Jawa Timur (Jatim) diharapkan dapat menjadi
sumber suplay atau pemasok komoditi pertanian untuk nasional dan internasional.
Keberadaan Pasar Induk “Puspa Agro” di Jemundo Sidoarjo menjadikan transaksi
produk agro Jawa Timur kompetitif. Harga produk pertanian lebih murah. Sebab,
sistem distribusinya langsung dipotong. Yakni dari produsen (petani) langsung
didistribusikan ke pasar. Pemotongan mata rantai ini menyebabkan harganya
dapat lebih murah.
Menurut Soekarwo (Gubernur Jawa Timur, Juli 2010) Puspa Agro
dioperasikan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi petani Jatim
yang rendah. Jumlah penduduk Jatim yang berprofesi sebagai petani sekitar 47
persen dari total penduduk Jatim yang mencapai 37 juta. Dari jumlah itu, yang
bisa menikmati hasil pekerjaan hanya 16,39 persen. Padahal, produksi pertanian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
di Jatim hampir 99 persen mengalami surplus. Hal itu terjadi karena sebagian
besar hasil pertanian dijual dalam bentuk on farm bukan off farm. Untuk
meningkatkan nilai tambah, harus diciptakan industrialisasi pertanian. Puspa Agro
adalah langkah awal untuk menuju ke sana. Ia pun berharap, Puspa Agro dapat
meningkatkan perekonomian Jatim. Saat ini, transaksi perdagangan antar provinsi
mencapai Rp 44,2 triliun. Dengan berjalannya waktu Pasar induk Puspa Agro
yang diharapkan akan menjadi pasar agrobisnis terbesar tidak sesuai kenyataan.
Pasar juga mengalami perkembangan dan perubahan apakah itu sesuai yang
diharapkan / justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Hal ini perlu dikaji
ulang keberadaan manajeman operasional “Puspa Agro” yang telah berjalan
beberapa bulan. Pasalnya, konsep yang diinginkan saat awal pembangunan pasar
induk, kini kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.
Pasar Induk “Puspa Agro” diharapkan akan menjadi pasar yang banyak
dikunjungi konsumen, akan tetapi tidak sesuai dengan kenyataanya Pasar Induk
Puspa Agro sepi dikunjungi pembeli Ini yang disesalkan oleh para pedagang
,minat para konsumen yang datang ke pasar induk “puspa agro” sangatlah sedikit
akibatnya para pedagang merugi dengan dagangannya yang tidak laku terjual.
1. 2. Perumusan Masalah
Pedagang Indonesia yang mencoba menjual produknya ke pasar
swalayan menghadapi rintangan dan hambatan yang besar oleh rantai penawaran
yang sangat buruk – menelusuri jalan yang rusak, marak dengan korupsi, dan
kurang mendapatkan sarana penyimpanan dan pelayanan logistik. Pedagang ritel
mempunyai potensi yang besar untuk produk-produk lokal di pasar swalayan jika
masalah rantai penawaran tersebut dapat teratasi. Agar pedagang dapat
memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari penjualan ke saluran modern
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
dalam negeri, apalagi ekspor, maka perlu dilakukan perbaikan yang signifikan
terhadap rantai-rantai penawaran domestik.
Pasar induk puspa agro terletak diantara pemukiman masyarakat yang
masih cukup luas,masyarakat yang ada disekitar pasar induk puspa agro
kebanyakan berusahatani,berwirausaha maupun berdagang dengan demikian
masyarakat sekitar dapat menjual usaha dan hasil pertaniannya bisa lebih mudah
dan memungkinkan mendapatkan harga jual yang lebih mahal dibandingkan
sebelum adanya pasar induk puspa agro karena pasar tersebut adalah salah satu
pasar grosir agribisnis terbesar di Indonesia. Sejak pasar tersebut diresmikan oleh
pemerintah, warga dan petani disekitar diduga mengalami perubahan pola hidup
khususnya pekerjaan dan pendapatan warga sekitar.
Pemasaran agribisnis melalui pasar swalayan di Indonesia belum lama
dikembangkan, rantai-rantai utama telah beralih sejak dini (dengan standar
internasional) ke penggunaan saluran-saluran penawaran sebagai alternatif pasar
grosir tradisional. Meskipun masih mendapatkan buah dari importir, grosir dan
pedagang antar pulau berskala besar, rantai ritel utama semakin banyak
mendapatkan hasil pertanian lokal melalui:
(a)
Pedagang grosir generasi baru yang berspesialisasi, bermodal dan
berdedikasi terhadap segmen-segmen industri pangan modern seperti pasar
swalayan, rantai makanan cepat saji, restoran dan hotel; dan
(b)
Untuk beberapa jenis produk, petani / pengemas / pengirim dengan
menggunakan skema pertumbuhan lebih cepat dan lebih besar.
Pasar khusus perdagangan hasil-hasil bumi dan perikanan ini disiapkan
menjadi salah satu pasar agribisnis kelas dunia. Karena ini pasar induk terbesar di
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Indonesia dan terbesar kedua di Asia Tenggara (Erlangga 2010). Pasar induk
“Puspa Agro” juga dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang yang cukup
memadai. Dilihat dari potensi yang dimiliki oleh pasar induk “Puspa Agro” ini
mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikunjungi oleh berbagai lapisan
masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan mengalami perubahan pada
perekonomian masyarakat sekitar yang bermata pencaharian sebagai petani,
berwirausaha maupun pedagang untuk membuka lapangan kerja baru.Akan tetapi
masyarakat yang berdagang mengeluhkan kurang berkembangnya pasar induk
“ Puspa Agro” .
Para pedagang mengaku Pasar Induk Puspa Agro banyak di
kunjungi pengunjung pada hari libur atau akhir pekan saja. Para pedagang
mengeluh pada hari – hari biasa intensitas pengunjung sangat minim. Hal ini
mengakibatkan adanya pedagang ingin pindah berjualan dari Pasar Induk Puspa
Agro, bahkan ada pula yang sudah pindah dari Pasar Induk Puspa Agro.
Walaupun demikian, tidak semua pedagang di Pasar Induk Puspa Agro pindah
berjualan.Hanya awal berdirinya pasar induk “Puspa Agro / ada kunjungan dari
pemerintah, acara2 tertentu pasar induk “Puspa Agro” banyak pengunjung yang
datang. Karakteristik pasar induk Puspa Agro dapat ditinjau dari beberapa aspek
Berdasarkan aspek kondisi fisik dan kondisi non fisik.
Kondisi fisik :
1. Lokasinya strategis
2. Fasilitasnya menarik atau memadai
3. Sarana dan prasarana menunjang
4. Tempat Dagang yang yaman
5. Tempat penyimpanan bersih dan aman
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
6. Akses jalan yang memadai
Kondisi non fisik :
1. Promosinya menarik
2. Peraturan kebijakan
3. Layanan yang sesuai
4. Sistem dagang yang berlaku
5. Asuransi dari pihak pasar
6. Sistem sewa yang telah disepakati
7. Sistem Perjanjian yang ditaati
Dari semua aspek tersebut apakah semuanya sudah sesuai yang diharapkan
oleh semua orang atau malah sebaliknya belum sesuai dengan diharapkan oleh
semua orang oleh karena itu aspek tersebut sangatlah penting untuk
memaksimalkan infrastruktur demi kemajuan pasar induk Puspa Agro sebagai
pasar agrobisnis terbesar di JAWA TIMUR .
Sehubungan dengan adanya keberadaan
pasar induk “Puspa Agro”
menurut pemangku kepentingan , maka peneliti dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi pasar induk “Puspa Agro”( Fisik dan Non Fisik ) menurut
pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah ?
2.
Apakah penyebab kurang berkembangnya pasar induk “Puspa Agro” menurut
pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah ?
3.
Bagaimana
mengatasi
permasalahan
menurut
pedagang,
pengelola dan pemerintah pasar induk “Puspa Agro”saat ini ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsumen,
9
1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi pasar induk “Puspa Agro” saat
ini ( Fisik dan Non Fisik ) menurut pedagang, konsumen, pengelola dan
pemerintah.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab, kurang berkembangnya pasar
induk “Puspa Agro” sebagai pusat perekonomian JAWA TIMUR menurut
pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah.
3.
Untuk menganalisis alternatif solusi perkembangan pasar induk “Puspa Agro”
menurut pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah.
1.4. Pembatasan Masalah
Penelitian ini merupakan studi kasus pada pasar induk “Puspa Agro” di
Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.Waktu penelitian awal
bulan september sampai pertengahan bulan oktober. Pada penelitian ini hanya
terbatas pada ruang lingkup yaitu :
- Pedagang pasar
: Yaitu yang tertuju hanya pedagang grosir buah.yaitu yang
terdiri dari grosir buah semangka, jeruk, apel dan melon.
- konsumen
: Yaitu konsumen yang ada di pasar induk “Puspa Agro”.
- pengelola pasar
: Manajemen operasional.
- pemerintah
: Kantor kecamatan Taman,kantor kepala desa Jemundo,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
mencoba
untuk
mendeskripsikan
hasil,manfaat dan kendala yang ada di pasar induk “Puspa Agro”, dan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
mengetahui pencapaian sasaran dan tujuan, sebab keberhasilan atau kegagalannya,
serta berbagai jenis manfaat yang ditimbulkannya. Selanjutnya dengan
mengetahui
memberikan
kekurangan,
rekomendasi
ketidakberhasilan
perbaikan
dapat
perumusan
sebagai
kembali
(reformulation) atau penyesuaian (adjusment) yang akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
acuan
untuk
kebijakan
II. TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Idrus Zen dari lembaga
pengembangan Bisnis Harmoni pada Tahun 2003 – 2004, masyarakat Jakarta
sebanyak 43,75% konsumen memilih Hypermarket sebagai tempat berbelanja,
27,88% memilih minimarket, dan 28,37% memilih pasar tradisional. Selain itu
sebanyak 78% pemilik warung merasa terganggu dengan adanya kehadiran mini
market dan 60% terganggu dengan kehadiran Hypermarket ( data diperoleh dari
100 responden pemilik warung di lima wilayah Jakarta, Depok, dan Tangerang ).
Data lain menyebutkan bahwa di Negara-negara Asia Pasifik (kecuali
Jepang), pada tahun 1999-2004 rasio keinginan masyarakat berbelanja di pasar
tradisional sebesar 65% (1999), 63% (2000), 60% (2001), 52% (2002), 56%
(2003), dan 53% (2004). Sedangkan pasar modern 35% (1999), 37% (2000), 40%
(2001), 43% (2002), 44% (2003), dan 47% (2004). Hal ini menunjukkan bahwa
kecenderungan keinginan masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisionaal
sedikit menurun, diduga masyarakat yang berbelanja di pasar modern sedikit
meningkat. Di pasar tradisional menurun dengan tingkat kenaikan atau penurunan
rata-rata 2% per tahun (Nielson, 2005).
Tidak dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah
menjadi tuntunan dan konsenkuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di
masyarakat kita. Tidak hanya di metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota
kecil di tanah air. Sangat menjumpai Minimarket, Supermarket, bahkan juga
Hypermarket ditempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya. Namun dibalik
kesenangan tersebut ternyata membuat para peritel kelas menengah dari teri
mengeluh,.
Kendati persaingan antar pasar modern secara teoritis menguntungkan
konsumen, dan mungkin perekonomian secara keseluruhan, relatif sedikit yang
diketahui mengenai dampaknya pada pasar tradisional. Mengukur dampak amat
penting mengingat Supermarket saat ini secara langsung bersaing dengan pasar
tradisional, tidak hanya melayani segmen pasar tertentu, ( suharto, 2007).
Populasi Indonesia diperkirakan akan meningkat sebesar rata-rata 1,3%
per tahun dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang dan akan mencapai
jumlah penduduk sebesar 250 juta jiwa pada tahun 2015. Hal ini membuat
Indonesia menjadi pasar yang besar untuk produk sayuran dan buah-buahan.
Mayoritas populasi hidup di Pulau Jawa (58%), dan di Pulau Sumatera (22%).
Populasi yang terjadi dikeempat provinsi yang dicakup oleh Program Smallholder
Agribusiness Development Initiative (SADI), yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, NTT, dan NTB adalah sebesar 19,1 jiwa (hampir sebesar populasi
Australia) yang merupakan 8,7% populasi Indonesia. Urbanisasi menjadi salah
satu yang umum di Indonesia, dimana orang berpindah ke wilayah perkotaan
untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Populasi di wilayah
adalah sekitar 45% total populasi penduduk Indonesia pada tahun 2005 dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 52% dalam kurun waktu 10 tahun yang
akan datang. Hal ini menjadi basis populasi yang besar bagi sektor eceran modern
dan memiliki dampak positif terhadap para pemasok pemasok hasil pertanian
lokal. Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia.lebih dari 88%
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
populasi di Indonesia menganut agama Islam. Protestan dan katolik merupakan
kelompok agama terbesar berikutnya dengan jumlah 9% dari populasi, dan diikuti
Hindu 2% dan Budha 1%.oleh karena konsumen muslim hanya mengkonsumsi
makanan yang memenuhi persyaratan kehalalan yang ketat. Hal ini membuat
Indonesia menjadi pasar makanan halal terbesar di dunia, (Nick, 2009).
Pasar basah tradisional masih mendominasi perdagangan makanan segar,
akan tetapi terdapat trend untuk berbelanja di pasar modern (Nielsen, 2006). Pada
masa sekarang, jam kerja orang Indonesia menjadi lebih panjanag dari pada masa
sebelumnya, dan semakin banyak perempuan yang menikah serta memiliki anak
yang bekerja dan menginginkan hidup yang lebih nyaman. Para pembelanja kelas
menengah Indonesia (kurang lebih 30 juta jiwa dari total populasi sebesar 220 juta
jiwa) telah menjadi semakin sadar dan peka terhadap merk serta trend. Gaya
hidup mereka pada saat ini mengalami perubahan, dan bagian dari perubahan
tersebut adalah kecenderungan untuk bebbelenja di pasar modern daripada di
pasar basah (tradisional). Akan tetapi, terdapat lebih dari 95% pembelanja rumah
tangga yang memilih untuk membeli produk pertanian di pasar traisional,
sementara 21% pembelanja memilih untuk membeli produk pertanian di pasar
modern yag disebabkan oleh sistem penetaan dan penyimpanan yang menarik dan
lebih baik serta akses yang leboh baik ke produk buah impor (Nielsen, 2005).
Pendapatan dapat juga di uraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang
diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik
selama melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan instansi atau pendapatan
selama bekerja atau berusaha. Setiap orang yang kerja akan berusaha untuk
memperoleh pendapatan dengan jumlah maksimum agar bisa memenuhi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
kebutuhan hidupnya. Maksud utama para pekerja yang bersedia melakukan
berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan hasil pendapatan yang cukup
baginya, sehingga kebutuhan hidupnya ataupun penghasilannya akan tercapai.
Penduduk perkotaan umumnya dan golongan keluarga berpenghasilan
rendah khususnya mempunyai berbagai sumber pendapatan. Pendapatan yang
dimaksud dalam hal ini adalah pendapatan uang yang diterima dan diberikan
kepda subjek
ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan, yang
berupa pendapatan dari pekerjaan, pendapatan dari profesi yang diterima sendiri,
usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan, serta dari sektor subsisten, yaitu
untuk bertahan hidup secara wajar dan didapatkannya suatu jaminan kebutuhan
primer, (Mubyarto, 1997).
Pertumbuhan pasar modern di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi) dalam beberapa tahun terakhir cukup tinggi. Pada 1999 –
2004, terjadi peningkatan pangsa pasar supermarket terhadap total pangsa pasar
industri makanan yang cukup tajam dari 11% menjadi 30%. Penjualan
supermarket pun tumbuh rata-rata 15% per tahun, sedangkan penjualan pedagang
tradisional turun 2% per tahunnya (Natawidjadja, 2006). Memprediksi bahwa
penjualan supermarket akan meningkat sebesar 50% dari periode 2004 hingga
2007, sedangkan penjualan hipermarket akan meningkat sebesar 70% untuk
periode yang sama. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah dan penjualan
pasar modern adalah urbanisasi yang mendorong percepatan pertumbuhan
penduduk di perkotaan serta meningkatnya pendapatan per kapita. Dari 1998
hingga 2003, hipermarket di seluruh Indonesia tumbuh 27% per tahun, dari
delapan menjadi 49 gerai. Meskipun demikian, pertumbuhan hipermarket
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek dengan proporsi 58% dari keseluruhan
hipermarket, (Coopers ,2005).
Pada daerah di Jawa Barat, petani hortikultura kecil mulai berpartisipasi
dalam penjualan kepada saluran pasar swalayan, terutama melalui pedagang grosir
khusus/resmi tetapi ada juga yang melalui beberapa pedagang grosir besar dan
beberapa kelompok secara langsung. Namun, jumlah petani yang ada dalam
saluran baru ini masih sedikit – bervariasi antara 11 dan 15 persen bergantung
pada daerahnya. Petani yang ikut dalam saluran baru ini adalah petani kecil –
tetapi mereka adalah golongan atas dari petani kecil dalam hal kepemilikan tahan
dan modal seperti bak penampung irigasi dan pendidikan. Tingkat keuntungan
mereka juga 10-30 persen lebih tinggi daripada petani-petani pada saluran
tradisional. (Temuan ini serupa dengan temuan baru di Amerika Tengah di mana
petani kecil menguasai hortikultura (di luar daerah-daerah kantong ekspor), dan
golongan atas petani kecil adalah pelaku yang ikut dalam skema penanaman cepat
dan pemasok yang lebih diutamakan masuk dalam saluran domestik modern,
seperti di Jawa Barat, (Shobba. 2007).
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pasar
Pasar adalah area tempat betemunya antara penjuual dan pembeli barang
dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan lainnya
pasar dapat pula diartikan sebagai himpunan para pembeli aktual dan potensial dari
suatu produk. Dalam hal demikian pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang
memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama. Dimana setiap konsumen
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. ”.(Wikipedia, 2007).
Keberadaan Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa
pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau
tertutup atau sebagian badan jalan. Selanjutnya pengelompokkan para pedagang
eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan
temporer, semi permanen ataupun permanen begitu pula dengan infrastrukturnya
seperti : lokasi, fasilitas, sarana dan prasarana, tempat dagang yang tersedia,akses
jalan menuju pasar. ”.(Wikipedia, 2007).
Keberadaan Pasar secara non fisik adalah keberadaan pasar yang secara
tidak nyata atu tampak seperti promosi yang diberikan, peraturan yang ada
dipasar, layanan, sistem dagang dalam pasar, asuransi yang tersedia dalam pasar,
sistem sewa dan sistem perjanjian awal yang disepakati. ”.(Wikipedia, 2007).
Berdasarkan pengertian pasar sebagaimana telah dikemukakan di awal,
yakni tempat bertemunya pembeli dan penjual, maka dapat dilihat secara umum
instrumen pasar terdiri dari perspektif pengelola, maka pasar di satu sisi dapat
dilaksanakan oleh pemerintah dan dapat juga dilaksakan oleh pihak swasta.
Dilihat dari instrument pengelolaan ini, yang digolongkan dengan pasar modern
adalah seperti Mall, Plaza, Supermarket maupun Mega Market. Baik pemerintah
maupun swasta sebagai pengelola pasar, menawarkan tempat berjualan dimaksud
kepada pedagang dan melaksanakan perawatan pasar
2007”.(Wikipedia, 2007).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
“Peppres RI No. 112,
17
2.2.2 Lokasi
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel.
Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai
lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang
sama. Sebelum suatu toko atau pusat perbelanjaan didirikan, langkah pertama
adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat
menguntungkan. Faktor-faktor dalam mengevaluasi area perdagangan ritel adalah:
a. Besarnya populasi dan karakteristiknya
b. Kedekatan dengan sumber pemasok
c. Ketersediaan tenaga kerja
d. Situasi persaingan
e. Fasilitas promosi
f. Ketersediaan lokasi toko
g. Hukum dan peraturan
2.2.3 Pasar Tr adisional
Dalam pengertian yang sederhana pasar tradisional adalah tempat
terjadinya transaksi jual beli yang di lakukan oleh penjual dan pembeli yang
terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar tradisional secara luas
adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang
untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya suatu
transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai
alat transaksi pembayaran yang sah dan di setujui oleh kedua belah pihak yang
bertransaksi.
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Umum Milik Negara dan Badan Umum Milik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Daerah bentuk k
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
SKRIPSI
Oleh :
FERDYANSAH
NPM : 0824010018
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SURABAYA
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO”
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pr ogram Studi Agr ibisnis
Oleh :
FERDYANSAH
NPM : 0824010018
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SURABAYA
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO”
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
Disusun Oleh :
FERDYANSAH
NPM : 0824010018
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogr am Studi Agr ibisnis Fakultas Per tanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal : 21 J anuar i 2013
Pembimbing :
1. Pembimbing Utama :
Tim Penguji :
1. Ketua
Prof.Dr.Ir.H.Syarif imam Hidayat,MM
Pr of.Dr.Ir.H.Syarif Imam Hidayat,MM
2. Pembimbing Pendamping :
2. Sekretaris
Dr.ir.A.rachman Waliulu, SU
Ir. Mubarokah, MTP
3. Anggota
Ir. Setyo Parsudi,MP
Mengetahui :
Dekan
Fakultas Pertanian
Ketua Program Studi
Agribisnis
Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS
Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS
NIP. 196202051987031005
NIP. 195702141987031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya, yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA
AGRO” DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian (S1) Program Studi Agribisnis, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Penulis berharap semoga dalam penyusunan skripsi ini
dapat diterima dan memenuhi persyaratan, serta menyadari sepenuhnya akan
segala kerendahan hati dan keterlibatan semua pihak, atas kepercayaan dan segala
bantuan yang telah diberikan berupa pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran.
Selain itu dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada yang terhormat :
1.
Dr.Ir.Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Dr.Ir.Eko Nurhadi, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur .
3.
Prof. Dr. Ir. H. Syarif Imam Hidayat, MM selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi pembimbing tugas
akhir.
4.
Dr. Ir. A. Rachman Waliulu, SU selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi pembimbing tugas
akhir.
5.
Seluruh dosen dan staf yang ada di Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6.
Keluarga dan someone tercinta, yang selalu memberi do’a, dorongan dan
semangat.
7.
Rekan-rekan Ormawa Fakultas Pertanian dan teman-teman Se-angkatan’08
ingwang. Ibnu sabil. Ronggojati, fitri rahmawati, devi kuntari, basroni rizal,
riza rofiul akbar dan semua yang telah memberikan dukungan moral dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Namun demikian penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada
penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan Skripsi S1.Semoga apa
yang penulis uraikan dalam skripsi ini dapat berguna bagi pembaca serta
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Surabaya,............2013
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................ ...............
i
DAFTAR ISI .............................................................................. ...............
iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. ...............
vi
DAFTAR TABEL ...................................................................... ...............
viii
LAMPIRAN ............................................................................... ...............
X
I. PENDAHULUAN .................................................................. ...............
1
1.1. Latar Belakang ........................................................ ...............
1
1.2. Perumusan Masalah ................................................ ...............
5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................ ...............
9
1.3. Pembatasan Masalah ............................................... ...............
9
II. TINJ AUAN PUSTAKA ....................................................... ...............
11
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................... ...............
11
2.2. Landasan Teori ....................................................... ...............
15
2.2.1. Pengertian Pasar ................................................ ...............
15
2.2.2. Lokasi ............................................................... ...............
17
2.2.3. Pasar Tradisional ............................................... ...............
17
2.2.4. Pasar Modern ..................................................... ...............
20
2.2.5. Eksistensi .......................................................... ...............
24
2.2.9. Agribisnis ......................................................... ...............
26
2.3. Kerangka Pemikiran................................................. ...............
35
III. METODE PENELITIAN .................................................... ...............
38
3.1. Penentuan Lokasi .................................................... ...............
38
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.2. Penentuan Populasi dan Sampel .............................. ...............
38
3.3. Metode Pengumpulan Data ..................................... .............. .
40
3.4. Metode Analisis Data .............................................. ...............
41
3.5. Definisi Operasional .............................................. ...............
43
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH ....................................... ...............
45
4.1. Keadaan Pasar Dan Sejarah Pasar ........................... ...............
45
4.2. Visi Dan Misi .......................................................... ...............
48
4.3. Struktur Organisasi .................................................. .............. .
50
4.4. Job description ........................................................ .............. .
51
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... ...............
53
5.1. Karakteristik Reaponden ......................................... ...............
53
5.1.1. Jenis Kelamin ..................................................... ...............
53
5.1.2. Usia ................................................................... ...............
53
5.1.3. Pendidikan ......................................................... ...............
53
5.2. Bagaimana Konsisi Pasar Induk “Puspa Agro”
(Fisik dan Non fisik) Menurut Pedagang,
Konsumen, Pengelola dan Pemerintah ..................... ...............
61
5.2.1. Pendapat Pedagang Grosir Buah ......................... ...............
62
5.2.2. Pendapat Konsumen ............................................ ...............
74
5.2.3. Pendapat Pengelola ........................................... ...............
83
5.2.4. Pendapat Pemerintah ......................................... ...............
92
5.3. Penyebab Kurang Berkembangnya Pasar Induk
“PuspaAgro”Menurut Pedagang, Konsumen, Pengelola Dan
Pemerintah................................................................ …………
102
5.4. Solusi Perkembangan Pasar Induk “Puspa Agro”
Menurut Pedagang, Konsumen, Pengelola
Dan Pemerintah ........................................................ ...............
114
V.
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... ...............
133
6.1. Kesimpulan.............................................................. ...............
122
6.2. Saran ....................................................................... ...............
123
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. ...............
125
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
Nomer
Halaman
Judul
1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................
37
2.
Gambar 2. Lokasi Pasar Induk Puspa Agro ...........................................
48
2.
Gambar 3. Struktur Organisasi Puspa Agro Sidoarjo .............................
50
3.
Gambar 4. Akses Jalan Menuju Puspa Agro ..........................................
63
4.
Gambar 5. Arena Bermain Di Puspa Agro .............................................
65
5.
Gambar 6. Taman Di Puspa Agro .........................................................
66
6.
Gambar 7. Kamar Mandi Di Puspa Agro ...............................................
67
7.
Gambar 8. Tempat Pembuangan sampah di Puspa Agro ........................
68
8.
Gambar 9. Gudang Penyimpanan Di Puspa Agro ..................................
70
9.
Gambar 10. Gudang Pendingin di Puspa Agro .......................................
70
10. Gambar 11. Prioritas Perbaikan Menurut Pedagang Buah ......................
73
11. Gambar 12. Akses Jalan Menuju Puspa Agro .........................................
75
12. Gambar 13. Keadaan Kamar Mandi Di Puspa Agro ..............................
77
13. Gambar 14. Taman Di Puspa Agro ........................................................
78
14. Gambar 15. Arena Bermain Di Puspa Agro ............................................
78
15. Gambar 16. Ruangan Tempat Berdagang Di Puspa Agro .......................
80
16 Gambar 17. Bentuk Promosi Yang Dilakukan Puspa Agro .....................
82
17. Gambar 18. Prioritas Perbaikan Menurut Konsumen ..............................
83
18. Gambar 19. Akses Jalan Menuju puspa Agro .........................................
84
19. Gambar 20. Arena Bermain Di Puspa Agro ............................................
86
20. Gambar 21. Area Parkir di Puspa Agro ..................................................
86
21. Gambar 22. Kantin di Puspa Agro ..........................................................
87
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22. Gambar 23. Sarana Penunjang Di Puspa Agro .......................................
88
23. Gambar 24. Sarana Penunjang Di Puspa Agro .......................................
88
24. Gambar 25. Atap Sejuk Ruangan Di Puspa Agro ...................................
89
25. Gambar 26. Pos Keamanan Di Puspa Agro ............................................
91
26. Gambar 27. Prioritas Perbaikan Menurut Pengelola ..............................
92
27. Gambar 28. Area Parkir Di Puspa Agro .................................................
94
28. Gambar 29. Laboratorium Di Puspa Agro ..............................................
98
29. Gambar 30. Perkantoran Di Puspa Agro .................................................
99
30. Gambar 31. Rumah Susun Di Puspa Agro ............................................... 100
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Nomer
Halaman
Judul
1.
Tabel 1. Perbedaan di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern ...................
23
2.
Tabel 2. Kriteria Responden ...................................................................
54
3.
Tabel 3. Pedagang Menurut Jenis Kelamin .............................................
55
4.
Tabel 4. Pedagang Menurut Usia ...........................................................
55
5.
Tabel 5. Pedagang Menurut Pendidikan .................................................
56
6.
Tabel 6. Konsumen Menurut Jenis Kelamin ...........................................
57
7.
Tabel 7. Konsumen Menurut Usia ..........................................................
58
8.
Tabel 8. Konsumen Menurut Pendidikan ...............................................
58
9.
Tabel 9. Pengelola Menurut Jenis Kelamin ............................................
59
10. Tabel 10. Pengelola Menurut Usia .........................................................
60
11. Tabel 11. Pengelola Menurut Pendidikan ...............................................
60
12. Tabel 12. Lokasi Menurut Pedagang Grosir Buah ..................................
62
13. Tabel 13. Fasilitas Menurut Pedagang Grosir Buah ...............................
63
14. Tabel 14. Sarana Dan Prasarana
Menurut Pedagang Grosir Buah ........................................... ..................
66
15. Tabel 15. Tempat Dagang Menurut Pedagang Grosir Buah ....................
68
16. Tabel 16. Tempat Penyimpanan Menurut Pedagang Grosir Buah ...........
69
17. Tabel 17. Kondisi Non Fisik Menurut Pedagang Buah ...........................
70
18. Tabel 18. Prioritas Perbaikan Kondis Fisik Menurut Pedagang Buah .....
73
19. Tabel 19. Kecenderungan Perlu Pembenahan
Menurut Pedagang Buah ...................................................... ..................
74
20. Tabel 20. Lokasi Menurut Konsumen ...................................................
74
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21. Tabel 21. Fasalitas Menurut Konsumen ................................................
76
22. Tabel 22. Sarana Dan Prasarana Menurt Konsumen ...............................
78
23. Tabel 23. Tempat Dagang Menurut Konsumen ......................................
79
24. Tabel 24. Kondisi Non Fisik Menurut Konsumen ..................................
80
25. Tabel 25. Prioritas Perbaikan Kondisi Fisik Dan Non Fisik Menurut.......
82
26. Tabel 26. Kecenderungan Perlu Pembenahan Menurut Konsumen .........
83
27. Tabel 27. Lokasi Menurut Pengelola ......................................................
83
28. Tabel 28. Fasilitas Menurut Pengelola ...................................................
84
29. Tabel 29. Sarana Dan Prasarana Menurut Pengelola ..............................
87
30 Tabel 30. Tempat Dagang Menurut Pengelola.........................................
88
31. Tabel 31. Kondisi Non Fisik Menurut Pengelola .....................................
90
32. Tabel 32 Prioritas Perbaikan Kondisi Fisik Menurut Pengelola .............
91
33. Tabel 33. Kecenderungan Perlu Pembenahan Menurut Pengelola ..........
92
34. Tabel 34. Penyebab Fisik Menurut Pedagang Grosir Buah ..................... 104
35. Tabel 35. Penyebab Non Fisik Menurut Pedagang Grosir Buah ............. 105
36. Tabel 36. Penyebab Fisik Menurut Konsumen ....................................... 106
37. Tabel 37. Penyebab Non Fisik Menurut Konsumen................................. 107
38. Tabel 38. Penyebab Fisik Menurut Pengelola ......................................... 108
39. Tabel 39. Penyebab Non Fisik Fisik Menurut Pengelola ........................ 109
39. Tabel 40. Penyebab Fisik Menurut Pemerintah ...................................... 111
39. Tabel 41. Penyebab Non Fisik Menurut Pemerintah ............................... 112
40. Tabel 42. Usulan Perbaikan Fisik ........................................................... 115
41. Tabel 43. Usulan Perbaikan Non Fisik ................................................... 116
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
Judul
1. Kuesioner untuk Pedagang ........................................................................... 127
2. Kuesioner Untuk Konsumen ........................................................................ 130
3. Kuesioner Untuk Pengelola ........................................................................... 134
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EKSISTENSI PASAR INDUK “PUSPA AGRO”
DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
Oleh :
FERDYANSAH
ABSTRACT
Wholesale market "Puspa Agro" is the most complete and largest market
in Indonesia. Of course, the main market "Puspa Agro" will also experience
growth whether it be better or worse.
The physical and non-physical wholesale market "Puspa Agro" in
Jemundo tman Sidoarjo district still needs improvements and additions. Due to
inadequate infrastructure resulted in the wholesale market "Puspa Agro" in the
village of Sidoarjo Regency Park District Jemundo progressing less good and did
not work as the original concept.
Market Up "Puspa Agro" East Java is now better known as Puspa Agro.
Market Up "Puspa Agro" Java is designed as part of the infrastructure to realize
the vision and mission of East Java development as a center of agribusiness. The
role planned for the wholesale market "Puspa Agro" in the medium to long-term
development pattern is a precursor to the establishment of agro-industries as
economic support of East Java. Generally wholesale market in Indonesia faces
many challenges such as limited space on a narrow stall, irregular and weak
management. Weaknesses of management systems has become an important
cause of failure of one of the functions of a market, so it can not fulfill the original
purpose as a promoter of the regional economy.
Held immediately reform the wholesale market "Puspa Agro" Jemundo
tman Sidoarjo district, especially the problem of infrastructure remain major
obstacles such as access roads, the central market "Puspa Agro" and facilities that
need to be addressed and coupled.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
RINGKASAN
Nama : Ferdyansah, NPM : 0824010018, Judul Skripsi : Eksistensi Pasar Induk
“Puspa Agro”Dalam Perspektif Pemangku Kepentingan. Dosen Pembimbing
Utama : Prof. Dr. Ir. H. Syarif Imam Hidayat, MM dan Dosen Pembimbing
Pendamping: Dr. Ir. A. Rachman Waliulu, SU
Pasar induk “Puspa Agro” merupakan pasar terlengkap dan terbesar di Indonesia.
Tentunya, pasar induk “Puspa Agro” juga akan mengalami perkembangan apakah
lebih baik atau justru jadi lebih buruk
Kondisi fisik dan non fisik pasar induk “Puspa Agro “ di Jemundo Kecamatan
Tman Kabupaten Sidoarjo masih membutuhkan pembenahan dan penambahan.
Karena infrastuktur yang kurang memadai mengakibatkan pasar induk “Puspa
Agro” di desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo mengalami
perkembangan yang kurang bagus dan tidak berjalan sesuai konsep awal.
Pasar Induk “ Puspa Agro” Jawa Timur saat ini lebih dikenal dengan nama Puspa
Agro. Pasar Induk “Puspa Agro” Jatim dirancang sebagai bagian infrastruktur
untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan Jawa Timur sebagai pusat
agrobisnis. Peran yang direncanakan bagi pasar induk “Puspa Agro”dalam pola
pembangunan jangka menengah panjang adalah sebagai pelopor bagi
terbentuknya industri agrobisnis sebagai tumpuan ekonomi Jawa Timur.
Umumnya pasar induk di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti
terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, tidak teratur dan lemahnya
pengelolaan. Kelemahan sistem pengelolaan tersebut menjadi salah satu penyebab
penting gagalnya fungsi sebuah pasar, sehingga tidak dapat memenuhi tujuan
awal sebagai promotor perekonomian daerah.
Segera diadakan pembenahan terhadap pasar induk “Puspa Agro” Jemundo
Kecamatan Tman Kabupaten Sidoarjo terutama masalah infrastruktur yang masih
menjadi kendala utama seperti akses jalan, lingkungan pasar induk “Puspa
Agro”dan fasilitas yang perlu dibenahi serta ditambah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam
perekonomian Indonesia. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja, sumber
pendapatan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, pengentasan kemiskinan,
perolehan devisa melalui ekspor non migas, penciptaan ketahanan pangan
nasional dan penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor lain.
Selain itu, sektor pertanian juga berperan sebagai penyedia bahan baku dan pasar
yang potensial bagi sektor industri. Bagian terbesar penduduk dunia bermata
pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya
menyumbang 4% dari pendapatan dunia. lahan Pertanian yang semakin lama terus
menyempit dan infrastruktur yang tidak terawat sehigga banyak yang rusak, selain
itu Indonesia mempunyai masalah yang sangat serius dalam sumber daya manusia
dalam pertanian.
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melayani
kegiatan transaksi jual beli. Dalam keseharian, dikenal dua bentuk pasar yaitu
pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai dengan adanya transaksi penjual
dan pembeli secara langsung yang kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain, dan pakaian. Sementara itu, pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar
tradisional, hanya saja pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam
barang Selain itu, bangunan fisik pasar modern lebih permanen, besar, dan tertata,
yang berbeda dengan pasar tradisional yang biasanya hanya terdiri. dari lapaklapak. Di pasar modern, jenis pelayanan yang dilakukan oleh penjual dapat
berbentuk pelayanan secara mandiri oleh pembeli (swalayan) atau dilayani oleh
pramuniaga. Di pasar modern, jenis barang yang dijual tidak jauh berbeda dengan
pasar tradisional, hanya saja dari sisi kemasan, jumlah dan jenis barang lebih
beragam.kebijakan mendirikan puspa agro (JAWA TIMUR) sangatlah tepat
karena bisa menjadikan pasar induknya dari hasil-hasil pertanian. Tentang latar
belakang dibangunnya Puspa Agro, setidaknya terdapat empat hal yang
mendasarinya. Pertama, melimpahnya produksi pangan dan hortikultura Jatim.
Indikasinya, Jatim mampu memasok produk pangan dan hortikultura sekitar 35%
terhadap stok nasional.kedua masih terbatasnya akses dan kurangnya pasar yang
representatif untuk memasarkan produksi pertanian di JAWA TIMUR. Ketiga,
belum tersedianya tempat atau pasar khusus untuk memasarkan produk pangan
dan hortilultura (agrobis) dalam skala besar. Dan keempat, masih terbukanya
peluang untuk meningkatkan penjualan hasil pertanian,baik untuk skala regional
dan nasional, Besarnya potensi dan peluang itulah yang mendasari pembangunan
Puspa Agro. Lewat Puspa Agro, akan dibangun sektor pertanian modern yang
berbudaya
industri
untuk
mengembangkan
industri
pertanian
berbasis
pedesaan. Dengan demikian, pengembangan Puspa Agro tidak saja membuka
peluang bisnis bagi investor, tetapi sekaligus meningkatkan kesejahteraan
pedagang lewat peningkatan nilai ekonomi dan mutu produk yang dihasilkan
petani.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Tidak hanya itu, jika dikelola secara maksimal, Puspa Agro ke depan
juga berdampak dan berkontribusi positif bagi
peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Jatim. Selain itu, juga bisa meningkatkan devisa dari hasil ekspor
dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor ini. Berbagai produk pangan dan
hortikultura mengisi lapak dan kios Puspa Agro. Di antaranya, beras dan palawija,
buah-buahan, sayur, daging, ikan, ayam potong dan aneka komoditas penunjang
lainnya Semuanya akan tertata rapi dengan proyeksi mampu menampung lebih
dari 5.000 pedagang Puspa Agro dibangun dan dikembangkan di atas tiga pilar
yang diintegrasikan oleh manajemen yang bekerja secara profesional. Ketiga pilar
itu adalah Puspa Agro sebagai sentra perdagangan sektor agro, sebagai sarana
pendidikan agro, dan sarana wisata belanja agro. Berbagai fasilitas disiapkan
untuk melengkapi dan memaksimalkan pengelolaan Puspa Agro. Di antaranya,
tersedianya kawasan pergudangan,cold storage dan chiller, gedung pertemuan
petani/serba guna, balai lelang, apartemen sederhana, jembatan timbang,
perkantoran, restoran dan pujasera, area parkir yang sangat luas dengan kapasitas
1.500 truk, 500 pick up, dan 2.000 rengkek, juga disiapkan komposter yang akan
mengolah sampah dari pasar menjadi barang yang lebih bernilai. Puspa Agro juga
dilengkapi subterminal yang menghubungkan pasar induk ini ke daerah sekitarnya
dan daerah lainnya di Jatim. Selain itu, Puspa Agro juga dilengkapi balai
kesehatan, masjid yang megah, Pusdiklat untuk petani, area agrowisata yang
meliputi kios bunga dan tanaman hias, outbound and camping area, serta
lapangan futsal. Agro water park juga akan melengkapi keberadaan Puspa Agro.
Di area ini juga disiapkan kawasan khusus wisata agro seluas 12 hektar. Terlebih
lagi di masa yang akan datang, orientasi sektor pertanian telah berubah dari
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
orientasi produksi ke orientasi pasar. Dengan berlangsungnya perubahan
preferensi konsumen yang makin menuntut atribut produk yang lebih rinci dan
lengkap serta adanya prferensi konsumen akan produk olahan, maka motor
penggerak sektor pertanian harus berubah dari usahatani kepada industri
pengolahan hasil pertanian (agroindustri).
Perkembangan pusat perbelanjaan modern tersebut dapat mengancam
keberadaan pedagang di pasar tradisional apabila tidak ada penanganan struktur
dan kondisi yang lebih baik terhadap pasar tradisional. Hal ini perlu dilakukan
mengingat masih banyaknya masyarakat Indonesia yang tergantung kepada
keberadaan dan keberlangsungan pasar tradisional. Harga yang relatif
lebih
murah dan memungkinkan adanya proses tawar menawar, menjadikan pasar
tradisional masih menjadi pilihan untuk berbelanja.
Pasar Induk “Puspa Agro” Jawa Timur (Jatim) diharapkan dapat menjadi
sumber suplay atau pemasok komoditi pertanian untuk nasional dan internasional.
Keberadaan Pasar Induk “Puspa Agro” di Jemundo Sidoarjo menjadikan transaksi
produk agro Jawa Timur kompetitif. Harga produk pertanian lebih murah. Sebab,
sistem distribusinya langsung dipotong. Yakni dari produsen (petani) langsung
didistribusikan ke pasar. Pemotongan mata rantai ini menyebabkan harganya
dapat lebih murah.
Menurut Soekarwo (Gubernur Jawa Timur, Juli 2010) Puspa Agro
dioperasikan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi petani Jatim
yang rendah. Jumlah penduduk Jatim yang berprofesi sebagai petani sekitar 47
persen dari total penduduk Jatim yang mencapai 37 juta. Dari jumlah itu, yang
bisa menikmati hasil pekerjaan hanya 16,39 persen. Padahal, produksi pertanian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
di Jatim hampir 99 persen mengalami surplus. Hal itu terjadi karena sebagian
besar hasil pertanian dijual dalam bentuk on farm bukan off farm. Untuk
meningkatkan nilai tambah, harus diciptakan industrialisasi pertanian. Puspa Agro
adalah langkah awal untuk menuju ke sana. Ia pun berharap, Puspa Agro dapat
meningkatkan perekonomian Jatim. Saat ini, transaksi perdagangan antar provinsi
mencapai Rp 44,2 triliun. Dengan berjalannya waktu Pasar induk Puspa Agro
yang diharapkan akan menjadi pasar agrobisnis terbesar tidak sesuai kenyataan.
Pasar juga mengalami perkembangan dan perubahan apakah itu sesuai yang
diharapkan / justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Hal ini perlu dikaji
ulang keberadaan manajeman operasional “Puspa Agro” yang telah berjalan
beberapa bulan. Pasalnya, konsep yang diinginkan saat awal pembangunan pasar
induk, kini kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.
Pasar Induk “Puspa Agro” diharapkan akan menjadi pasar yang banyak
dikunjungi konsumen, akan tetapi tidak sesuai dengan kenyataanya Pasar Induk
Puspa Agro sepi dikunjungi pembeli Ini yang disesalkan oleh para pedagang
,minat para konsumen yang datang ke pasar induk “puspa agro” sangatlah sedikit
akibatnya para pedagang merugi dengan dagangannya yang tidak laku terjual.
1. 2. Perumusan Masalah
Pedagang Indonesia yang mencoba menjual produknya ke pasar
swalayan menghadapi rintangan dan hambatan yang besar oleh rantai penawaran
yang sangat buruk – menelusuri jalan yang rusak, marak dengan korupsi, dan
kurang mendapatkan sarana penyimpanan dan pelayanan logistik. Pedagang ritel
mempunyai potensi yang besar untuk produk-produk lokal di pasar swalayan jika
masalah rantai penawaran tersebut dapat teratasi. Agar pedagang dapat
memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari penjualan ke saluran modern
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
dalam negeri, apalagi ekspor, maka perlu dilakukan perbaikan yang signifikan
terhadap rantai-rantai penawaran domestik.
Pasar induk puspa agro terletak diantara pemukiman masyarakat yang
masih cukup luas,masyarakat yang ada disekitar pasar induk puspa agro
kebanyakan berusahatani,berwirausaha maupun berdagang dengan demikian
masyarakat sekitar dapat menjual usaha dan hasil pertaniannya bisa lebih mudah
dan memungkinkan mendapatkan harga jual yang lebih mahal dibandingkan
sebelum adanya pasar induk puspa agro karena pasar tersebut adalah salah satu
pasar grosir agribisnis terbesar di Indonesia. Sejak pasar tersebut diresmikan oleh
pemerintah, warga dan petani disekitar diduga mengalami perubahan pola hidup
khususnya pekerjaan dan pendapatan warga sekitar.
Pemasaran agribisnis melalui pasar swalayan di Indonesia belum lama
dikembangkan, rantai-rantai utama telah beralih sejak dini (dengan standar
internasional) ke penggunaan saluran-saluran penawaran sebagai alternatif pasar
grosir tradisional. Meskipun masih mendapatkan buah dari importir, grosir dan
pedagang antar pulau berskala besar, rantai ritel utama semakin banyak
mendapatkan hasil pertanian lokal melalui:
(a)
Pedagang grosir generasi baru yang berspesialisasi, bermodal dan
berdedikasi terhadap segmen-segmen industri pangan modern seperti pasar
swalayan, rantai makanan cepat saji, restoran dan hotel; dan
(b)
Untuk beberapa jenis produk, petani / pengemas / pengirim dengan
menggunakan skema pertumbuhan lebih cepat dan lebih besar.
Pasar khusus perdagangan hasil-hasil bumi dan perikanan ini disiapkan
menjadi salah satu pasar agribisnis kelas dunia. Karena ini pasar induk terbesar di
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
Indonesia dan terbesar kedua di Asia Tenggara (Erlangga 2010). Pasar induk
“Puspa Agro” juga dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang yang cukup
memadai. Dilihat dari potensi yang dimiliki oleh pasar induk “Puspa Agro” ini
mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikunjungi oleh berbagai lapisan
masyarakat. Hal tersebut secara tidak langsung akan mengalami perubahan pada
perekonomian masyarakat sekitar yang bermata pencaharian sebagai petani,
berwirausaha maupun pedagang untuk membuka lapangan kerja baru.Akan tetapi
masyarakat yang berdagang mengeluhkan kurang berkembangnya pasar induk
“ Puspa Agro” .
Para pedagang mengaku Pasar Induk Puspa Agro banyak di
kunjungi pengunjung pada hari libur atau akhir pekan saja. Para pedagang
mengeluh pada hari – hari biasa intensitas pengunjung sangat minim. Hal ini
mengakibatkan adanya pedagang ingin pindah berjualan dari Pasar Induk Puspa
Agro, bahkan ada pula yang sudah pindah dari Pasar Induk Puspa Agro.
Walaupun demikian, tidak semua pedagang di Pasar Induk Puspa Agro pindah
berjualan.Hanya awal berdirinya pasar induk “Puspa Agro / ada kunjungan dari
pemerintah, acara2 tertentu pasar induk “Puspa Agro” banyak pengunjung yang
datang. Karakteristik pasar induk Puspa Agro dapat ditinjau dari beberapa aspek
Berdasarkan aspek kondisi fisik dan kondisi non fisik.
Kondisi fisik :
1. Lokasinya strategis
2. Fasilitasnya menarik atau memadai
3. Sarana dan prasarana menunjang
4. Tempat Dagang yang yaman
5. Tempat penyimpanan bersih dan aman
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
6. Akses jalan yang memadai
Kondisi non fisik :
1. Promosinya menarik
2. Peraturan kebijakan
3. Layanan yang sesuai
4. Sistem dagang yang berlaku
5. Asuransi dari pihak pasar
6. Sistem sewa yang telah disepakati
7. Sistem Perjanjian yang ditaati
Dari semua aspek tersebut apakah semuanya sudah sesuai yang diharapkan
oleh semua orang atau malah sebaliknya belum sesuai dengan diharapkan oleh
semua orang oleh karena itu aspek tersebut sangatlah penting untuk
memaksimalkan infrastruktur demi kemajuan pasar induk Puspa Agro sebagai
pasar agrobisnis terbesar di JAWA TIMUR .
Sehubungan dengan adanya keberadaan
pasar induk “Puspa Agro”
menurut pemangku kepentingan , maka peneliti dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi pasar induk “Puspa Agro”( Fisik dan Non Fisik ) menurut
pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah ?
2.
Apakah penyebab kurang berkembangnya pasar induk “Puspa Agro” menurut
pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah ?
3.
Bagaimana
mengatasi
permasalahan
menurut
pedagang,
pengelola dan pemerintah pasar induk “Puspa Agro”saat ini ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsumen,
9
1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi pasar induk “Puspa Agro” saat
ini ( Fisik dan Non Fisik ) menurut pedagang, konsumen, pengelola dan
pemerintah.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab, kurang berkembangnya pasar
induk “Puspa Agro” sebagai pusat perekonomian JAWA TIMUR menurut
pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah.
3.
Untuk menganalisis alternatif solusi perkembangan pasar induk “Puspa Agro”
menurut pedagang, konsumen, pengelola dan pemerintah.
1.4. Pembatasan Masalah
Penelitian ini merupakan studi kasus pada pasar induk “Puspa Agro” di
Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.Waktu penelitian awal
bulan september sampai pertengahan bulan oktober. Pada penelitian ini hanya
terbatas pada ruang lingkup yaitu :
- Pedagang pasar
: Yaitu yang tertuju hanya pedagang grosir buah.yaitu yang
terdiri dari grosir buah semangka, jeruk, apel dan melon.
- konsumen
: Yaitu konsumen yang ada di pasar induk “Puspa Agro”.
- pengelola pasar
: Manajemen operasional.
- pemerintah
: Kantor kecamatan Taman,kantor kepala desa Jemundo,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
mencoba
untuk
mendeskripsikan
hasil,manfaat dan kendala yang ada di pasar induk “Puspa Agro”, dan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
mengetahui pencapaian sasaran dan tujuan, sebab keberhasilan atau kegagalannya,
serta berbagai jenis manfaat yang ditimbulkannya. Selanjutnya dengan
mengetahui
memberikan
kekurangan,
rekomendasi
ketidakberhasilan
perbaikan
dapat
perumusan
sebagai
kembali
(reformulation) atau penyesuaian (adjusment) yang akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
acuan
untuk
kebijakan
II. TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Idrus Zen dari lembaga
pengembangan Bisnis Harmoni pada Tahun 2003 – 2004, masyarakat Jakarta
sebanyak 43,75% konsumen memilih Hypermarket sebagai tempat berbelanja,
27,88% memilih minimarket, dan 28,37% memilih pasar tradisional. Selain itu
sebanyak 78% pemilik warung merasa terganggu dengan adanya kehadiran mini
market dan 60% terganggu dengan kehadiran Hypermarket ( data diperoleh dari
100 responden pemilik warung di lima wilayah Jakarta, Depok, dan Tangerang ).
Data lain menyebutkan bahwa di Negara-negara Asia Pasifik (kecuali
Jepang), pada tahun 1999-2004 rasio keinginan masyarakat berbelanja di pasar
tradisional sebesar 65% (1999), 63% (2000), 60% (2001), 52% (2002), 56%
(2003), dan 53% (2004). Sedangkan pasar modern 35% (1999), 37% (2000), 40%
(2001), 43% (2002), 44% (2003), dan 47% (2004). Hal ini menunjukkan bahwa
kecenderungan keinginan masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisionaal
sedikit menurun, diduga masyarakat yang berbelanja di pasar modern sedikit
meningkat. Di pasar tradisional menurun dengan tingkat kenaikan atau penurunan
rata-rata 2% per tahun (Nielson, 2005).
Tidak dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah
menjadi tuntunan dan konsenkuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di
masyarakat kita. Tidak hanya di metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota
kecil di tanah air. Sangat menjumpai Minimarket, Supermarket, bahkan juga
Hypermarket ditempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya. Namun dibalik
kesenangan tersebut ternyata membuat para peritel kelas menengah dari teri
mengeluh,.
Kendati persaingan antar pasar modern secara teoritis menguntungkan
konsumen, dan mungkin perekonomian secara keseluruhan, relatif sedikit yang
diketahui mengenai dampaknya pada pasar tradisional. Mengukur dampak amat
penting mengingat Supermarket saat ini secara langsung bersaing dengan pasar
tradisional, tidak hanya melayani segmen pasar tertentu, ( suharto, 2007).
Populasi Indonesia diperkirakan akan meningkat sebesar rata-rata 1,3%
per tahun dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang dan akan mencapai
jumlah penduduk sebesar 250 juta jiwa pada tahun 2015. Hal ini membuat
Indonesia menjadi pasar yang besar untuk produk sayuran dan buah-buahan.
Mayoritas populasi hidup di Pulau Jawa (58%), dan di Pulau Sumatera (22%).
Populasi yang terjadi dikeempat provinsi yang dicakup oleh Program Smallholder
Agribusiness Development Initiative (SADI), yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, NTT, dan NTB adalah sebesar 19,1 jiwa (hampir sebesar populasi
Australia) yang merupakan 8,7% populasi Indonesia. Urbanisasi menjadi salah
satu yang umum di Indonesia, dimana orang berpindah ke wilayah perkotaan
untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Populasi di wilayah
adalah sekitar 45% total populasi penduduk Indonesia pada tahun 2005 dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 52% dalam kurun waktu 10 tahun yang
akan datang. Hal ini menjadi basis populasi yang besar bagi sektor eceran modern
dan memiliki dampak positif terhadap para pemasok pemasok hasil pertanian
lokal. Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia.lebih dari 88%
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
populasi di Indonesia menganut agama Islam. Protestan dan katolik merupakan
kelompok agama terbesar berikutnya dengan jumlah 9% dari populasi, dan diikuti
Hindu 2% dan Budha 1%.oleh karena konsumen muslim hanya mengkonsumsi
makanan yang memenuhi persyaratan kehalalan yang ketat. Hal ini membuat
Indonesia menjadi pasar makanan halal terbesar di dunia, (Nick, 2009).
Pasar basah tradisional masih mendominasi perdagangan makanan segar,
akan tetapi terdapat trend untuk berbelanja di pasar modern (Nielsen, 2006). Pada
masa sekarang, jam kerja orang Indonesia menjadi lebih panjanag dari pada masa
sebelumnya, dan semakin banyak perempuan yang menikah serta memiliki anak
yang bekerja dan menginginkan hidup yang lebih nyaman. Para pembelanja kelas
menengah Indonesia (kurang lebih 30 juta jiwa dari total populasi sebesar 220 juta
jiwa) telah menjadi semakin sadar dan peka terhadap merk serta trend. Gaya
hidup mereka pada saat ini mengalami perubahan, dan bagian dari perubahan
tersebut adalah kecenderungan untuk bebbelenja di pasar modern daripada di
pasar basah (tradisional). Akan tetapi, terdapat lebih dari 95% pembelanja rumah
tangga yang memilih untuk membeli produk pertanian di pasar traisional,
sementara 21% pembelanja memilih untuk membeli produk pertanian di pasar
modern yag disebabkan oleh sistem penetaan dan penyimpanan yang menarik dan
lebih baik serta akses yang leboh baik ke produk buah impor (Nielsen, 2005).
Pendapatan dapat juga di uraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang
diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik
selama melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan instansi atau pendapatan
selama bekerja atau berusaha. Setiap orang yang kerja akan berusaha untuk
memperoleh pendapatan dengan jumlah maksimum agar bisa memenuhi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
kebutuhan hidupnya. Maksud utama para pekerja yang bersedia melakukan
berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan hasil pendapatan yang cukup
baginya, sehingga kebutuhan hidupnya ataupun penghasilannya akan tercapai.
Penduduk perkotaan umumnya dan golongan keluarga berpenghasilan
rendah khususnya mempunyai berbagai sumber pendapatan. Pendapatan yang
dimaksud dalam hal ini adalah pendapatan uang yang diterima dan diberikan
kepda subjek
ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan, yang
berupa pendapatan dari pekerjaan, pendapatan dari profesi yang diterima sendiri,
usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan, serta dari sektor subsisten, yaitu
untuk bertahan hidup secara wajar dan didapatkannya suatu jaminan kebutuhan
primer, (Mubyarto, 1997).
Pertumbuhan pasar modern di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi) dalam beberapa tahun terakhir cukup tinggi. Pada 1999 –
2004, terjadi peningkatan pangsa pasar supermarket terhadap total pangsa pasar
industri makanan yang cukup tajam dari 11% menjadi 30%. Penjualan
supermarket pun tumbuh rata-rata 15% per tahun, sedangkan penjualan pedagang
tradisional turun 2% per tahunnya (Natawidjadja, 2006). Memprediksi bahwa
penjualan supermarket akan meningkat sebesar 50% dari periode 2004 hingga
2007, sedangkan penjualan hipermarket akan meningkat sebesar 70% untuk
periode yang sama. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah dan penjualan
pasar modern adalah urbanisasi yang mendorong percepatan pertumbuhan
penduduk di perkotaan serta meningkatnya pendapatan per kapita. Dari 1998
hingga 2003, hipermarket di seluruh Indonesia tumbuh 27% per tahun, dari
delapan menjadi 49 gerai. Meskipun demikian, pertumbuhan hipermarket
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek dengan proporsi 58% dari keseluruhan
hipermarket, (Coopers ,2005).
Pada daerah di Jawa Barat, petani hortikultura kecil mulai berpartisipasi
dalam penjualan kepada saluran pasar swalayan, terutama melalui pedagang grosir
khusus/resmi tetapi ada juga yang melalui beberapa pedagang grosir besar dan
beberapa kelompok secara langsung. Namun, jumlah petani yang ada dalam
saluran baru ini masih sedikit – bervariasi antara 11 dan 15 persen bergantung
pada daerahnya. Petani yang ikut dalam saluran baru ini adalah petani kecil –
tetapi mereka adalah golongan atas dari petani kecil dalam hal kepemilikan tahan
dan modal seperti bak penampung irigasi dan pendidikan. Tingkat keuntungan
mereka juga 10-30 persen lebih tinggi daripada petani-petani pada saluran
tradisional. (Temuan ini serupa dengan temuan baru di Amerika Tengah di mana
petani kecil menguasai hortikultura (di luar daerah-daerah kantong ekspor), dan
golongan atas petani kecil adalah pelaku yang ikut dalam skema penanaman cepat
dan pemasok yang lebih diutamakan masuk dalam saluran domestik modern,
seperti di Jawa Barat, (Shobba. 2007).
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pasar
Pasar adalah area tempat betemunya antara penjuual dan pembeli barang
dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan lainnya
pasar dapat pula diartikan sebagai himpunan para pembeli aktual dan potensial dari
suatu produk. Dalam hal demikian pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang
memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama. Dimana setiap konsumen
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. ”.(Wikipedia, 2007).
Keberadaan Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa
pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau
tertutup atau sebagian badan jalan. Selanjutnya pengelompokkan para pedagang
eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan
temporer, semi permanen ataupun permanen begitu pula dengan infrastrukturnya
seperti : lokasi, fasilitas, sarana dan prasarana, tempat dagang yang tersedia,akses
jalan menuju pasar. ”.(Wikipedia, 2007).
Keberadaan Pasar secara non fisik adalah keberadaan pasar yang secara
tidak nyata atu tampak seperti promosi yang diberikan, peraturan yang ada
dipasar, layanan, sistem dagang dalam pasar, asuransi yang tersedia dalam pasar,
sistem sewa dan sistem perjanjian awal yang disepakati. ”.(Wikipedia, 2007).
Berdasarkan pengertian pasar sebagaimana telah dikemukakan di awal,
yakni tempat bertemunya pembeli dan penjual, maka dapat dilihat secara umum
instrumen pasar terdiri dari perspektif pengelola, maka pasar di satu sisi dapat
dilaksanakan oleh pemerintah dan dapat juga dilaksakan oleh pihak swasta.
Dilihat dari instrument pengelolaan ini, yang digolongkan dengan pasar modern
adalah seperti Mall, Plaza, Supermarket maupun Mega Market. Baik pemerintah
maupun swasta sebagai pengelola pasar, menawarkan tempat berjualan dimaksud
kepada pedagang dan melaksanakan perawatan pasar
2007”.(Wikipedia, 2007).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
“Peppres RI No. 112,
17
2.2.2 Lokasi
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel.
Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai
lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang
sama. Sebelum suatu toko atau pusat perbelanjaan didirikan, langkah pertama
adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat
menguntungkan. Faktor-faktor dalam mengevaluasi area perdagangan ritel adalah:
a. Besarnya populasi dan karakteristiknya
b. Kedekatan dengan sumber pemasok
c. Ketersediaan tenaga kerja
d. Situasi persaingan
e. Fasilitas promosi
f. Ketersediaan lokasi toko
g. Hukum dan peraturan
2.2.3 Pasar Tr adisional
Dalam pengertian yang sederhana pasar tradisional adalah tempat
terjadinya transaksi jual beli yang di lakukan oleh penjual dan pembeli yang
terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar tradisional secara luas
adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang
untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya suatu
transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai
alat transaksi pembayaran yang sah dan di setujui oleh kedua belah pihak yang
bertransaksi.
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Umum Milik Negara dan Badan Umum Milik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Daerah bentuk k