MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA
INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE
(Studi Deskr iptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara
Indonesia Lawyers Club Di Tv One)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Kuswandi Nugroho
NPM : 0743010063

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J udul

: MOTIF
MASYARAKAT
MENONTON
ACARA
INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi
Deskr iptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acar a
Indonesia Lawyer s Club Di TV One)

Nama

: Kuswandi Nugroho

NPM

: 0743010063


Pr ogdi

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui
Pembimbing Utama

Tim Penguji
1.

Ir. H. Didiek Tranggono, MSi
NIP. 1958 1225199001 1001

Ir. H. Didiek Tranggono, MSi
NIP. 1958 1225199001 1001
2.


Drs. Syaifuddin Zuhr i, MSi
NPT. 370069400351
3.

Zainal Abidin Achmad, MSi, M.Ed
NPT. 3730 5990 1701
Mengetahui
Ketua Progr am Studi

J uwito, S. Sos. MSi
NPT. 367049500361

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA
INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE
(Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara
Indonesia Lawyers Club Di Tv One)

Oleh
Kuswandi Nugroho
NPM : 0743010063
Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogram Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 20 J anuar i 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama

Tim Penguji
1. Ketua

Ir . H. Didiek Tranggono, MSi
NIP. 1958 1225199001 1001

Ir. H. Didiek Tranggono, MSi
NIP. 1958 1225199001 1001

2. Sekr etar is


Dr a. Sumar djijati, MSi
NIP. 196203231993092001
3. Anggota

Dr s. Kusnarto, Msi
NIP. 195808011984021001
Mengetahui
Dekan

Dr a. Ec. Hj. Suparwati, MSi
NIP. 1955 0718198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

Kuswandi Nugroho, 0743010063, Motif Masyar akat Menonton Acara
Indonesia Lawyer s Club Di TV One (Studi Deskriptif Motif Masyar akat

Sur abaya Menonton Acara Indonesia Lawyer s Club Di TV One)
Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia adalah
kebutuhan akan informasi. Menariknya mengetahui permasalahan hukum di
Indonesia saat ini adalah penegakan hukum di Indonesia saat ini menjadi sorotan
karena banyaknya masalah penegakan hukum di Indonesia, permasalahan hukum
di Indonesia terjadi karena beberapa hal, baik dari sistem peradilannya, perangkat
hukumnya, inkonsistensi penegakan hukum, intervensi kekuasaan, maupun
perlindungan hukum. Kebutuhan antara individu satu dengan individu yang lain
berbeda sehingga motif atau aktivitas penggunaan media dan tujuan akhir yang
diperolehpun tidak ada yang sama. Individu bebas dalam memilih dan
menggunakan media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lain untuk
mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya akan sebuah
informasi. Motif yang diteliti dalam penelitian ini yakni motif kognitif, identitas
pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, motif diversi. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif masyarakat menonton
acara Indonesia Lawyers Club di TV One
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 1759 tahun dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non
probability sampling dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data untuk
penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data
sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi

Dari hasil pengujian didapatkan hasil sebagian besar masyarakat Surabaya
memberikan motif yang mengarahkan pada kateori tinggi baik pada motif
kognitif, motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial dan motif
diversi. Motif yang paling tinggi menjadi alasan masyarakat Surabaya menonton
acara Indonesia Lawyers Club adalah motif identitas personal meliputi
meningkatkan pemahaman tentang hukum di Indonesia, mencari tokoh atau
panutan yang bersih dalam bidang hukum, mengidentifikasikan diri dengan profil
narasumber, dan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
Keyword : Motif, Indonesia Lawyers Club

xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT

Kuswandi Nugr oho, 0743010063, Motive Events People Watching Indonesia
Lawyer s Club At TV One (Motif Descriptive Study Community Events
Watch Indonesia J akar ta Lawyer s Club At TV One)


One needs a fairly important and essential for humans is the need for
information.Interestingly know the legal issues in Indonesia today is law
enforcement in Indonesia is currently in the spotlight because of the many
problems of law enforcement in Indonesia, legal issues in Indonesia due to several
things, both of the judicial system, the legal, law enforcement inconsistencies, the
intervention of power, and legal protection. Needs between one individual with
another individual is different so the motive or the use of media activity and the
final destination is the same diperolehpun no. Individuals are free in choosing and
using the media and its contents or other referral sources to achieve the ultimate
goal is to satisfy his need for an information. Motifs examined in this study
namely kognitif motif, personal identity, integration motif and social interaction,
diversion motif. Objectives to be achieved in this study was to determine the
motive of the people watching Indonesia Lawyers Club on TV One
The population in this study are Surabaya people aged 17-59 years and
sampling techniques in the study were non-probability sampling method with
accidental sampling technique. Collecting data for research here using two
approaches, namely the primary data and secondary data. Methods of data
analysis in this study using a frequency table
From the test results obtained the majority of Surabaya results provide a

direct motive at high kateori well on cognitive motives, personal identity motif,
motif of social interaction and integration and diversion motives. The highest
motive is the reason people watch the show Indonesia Jakarta Lawyers Club is the
motive of personal identity involves increasing understanding of the law in
Indonesia,looking for a net figure or role model in the field of law, identifying
with the speaker profiles,and find support personal values.
Title: Motives, Indonesia Lawyers Club

xiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini atas bantuan dari beberapa

pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan menyampikan
ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung
kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih
kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.


4.

Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, MSi, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu guna membantu, memberi masukan dan saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun
moril, serta do’a.

6.

Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari
penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa
yang akan datang.

Surabaya, Desember 2012

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
ABSTRAKSI ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 10
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 10
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori .................................................................... 11
2.1.1. Media Massa ............................................................. 11
2.1.1.1. Definisi Media Massa ................................. 11
2.1.1.2. Peran Media Massa ..................................... 13
2.1.2. Media Televisi .......................................................... 14
2.1.2.1. Definisi Media Televisi ............................... 14

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2.2. Dampak Televisi ......................................... 16
2.1.2.3. Format Acara Televisi ................................. 17
2.1.3. Pemirsa Sebagai Khalayak ........................................ 19
2.1.4. Acara Indonesia Lawyers Club .................................. 22
2.1.5. Motif ......................................................................... 22
2.1.6. Teori Uses and Gratifications .................................... 26
2.2. Kerangka berfikir ................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian ........................................................... 30
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................... 30
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ................... 37
3.3.1. Populasi .................................................................... 37
3.3.2. Sampel ...................................................................... 38
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel .......................................... 38
3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 39
3.5. Metode Analisis Data ............................................................ 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ....................................... 41
4.1.1. Gambaran Umum Acara Indonesia Lawyers Club ..... 41
4.1.2. Gambaran Umum Masyarakat Surabaya .................... 42
4.2. Penyajian Data dan Analisa .................................................... 43
4.2.1. Identitas Responden .................................................. 43

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2. Penggunaan Media ..................................................... 46
4.2.3. Motif

Responden

Menonton

Acara

Indonesia

Lawyers Club Di TVOne............................................ 47
4.2.3.1.Motif Kognitif ................................................ 47
4.2.3.2.Motif Identitas Personal ................................. 54
4.2.3.3.Motif Integratif dan Interaksi Sosial ................ 60
4.2.3.4.Motif Diversi .................................................. 65
4.2.4. Kategorisasi Motif Secara Keseluruhan ..................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 75
5.2. Saran ...................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78
LAMPIRAN ...................................................................................................... 79

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 43

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................. 44

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .................... 44

Tabel 4.4.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan....................... 45

Tabel 4.5.

Karakteristik

Responden

Frkuensi

Menonton

Indonesia

Lawyers Club Selama Satu Minggu .......................................... 46
Tabel 4.6.

Karakteristik Responden Durasi Setiap Kali Menonton
Indonesia Lawyers Club ........................................................... 46

Tabel 4.7.

Motif

Kognitif

Responden

Menambah

Wawasan

atau

Pengetahuan Baru Tentang Hukum yang Terjadi di Indonesia .. 47
Tabel 4.8.

Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Tentang
Permasalahan Actual Hukum Yang Ada Di Indonesia Serta
Penanganan Hukum Di Indonesia ............................................. 48

Tabel 4.9.

Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Tentang
Topik Yang Dibicarakan Program Acara “Indonesia Lawyers
Club” Di TVOne....................................................................... 51

Tabel 4.10. Motif Kognitif Responden Mengetahui Siapa Yang Menjadi
Narasumber Pada Program Acara “Indonesia Lawyers Club”
Di TVOne ................................................................................. 52
Tabel 4.11. Motif Kognitif Responden Dalam Menonton Program Acara
Indonesia Lawyers Club Di TVOne ........................................ 54

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.12. Motif Identitas Personal Ingin Pemahaman Tentang Hukum Di
Indonesia .................................................................................. 55
Tabel 4.13. Motif Identitas Personal Responden Mencari Tokoh Atau
Panutan Dalam Hukum ............................................................. 56
Tabel 4.14. Motif Identitas Personal Responden Ingin Mengidentifikasikan
Diri Para Narasumber ............................................................... 57
Tabel 4.15. Motif Identitas Personal Responden Menemukan Penunjang
Nilai-Nilai Pribadi .................................................................... 58
Tabel 4.16. Motif Identitas Personal Responden Dalam Menonton Program
Acara Indonesia Lawyers Club Di TVOne ................................ 59
Tabel 4.17. Motif Integratif dan Interaksi Sosial Responden Menunjukkan
Pengetahuan Tentang Keadaan Orang Lain Dalam Hal Ini
Adalah Orang Yang Terkena Masalah Hukum .......................... 61
Tabel 4.18. Motif Integratif dan Interaksi Sosial Responden Berbagi
Informasi Mengenai Perkembangan Masalah Hukum Kepada
Teman Dan Orang Sekitar......................................................... 62
Tabel 4.19. Motif Integratif dan Interaksi Sosial Responden Ikut-Ikutan
Menonton Indonesia Lawyers Club........................................... 63
Tabel 4.20. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Dalam
Menonton Program Acara Indonesia Lawyers Club Di TVOne . 64
Tabel 4.21. Motif

Diversi

Responden

Untuk

Bersantai

Setelah

Menjalankan Aktivitas Seharian ............................................... 66
Tabel 4.22. Motif Diversi Responden Ingin Mengisi Waktu Luang ............. 67

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.23. Motif Diversi Responden Ingin Menghilangkan Stres Karena
Rutinitas Yang Padat ................................................................ 68
Tabel 4.24. Motif Diversi Responden Mencari Hiburan............................... 70
Tabel 4.25. Motif Diversi Responden Melepaskan Diri Dari Permasalahan . 71
Tabel 4.26. Motif Diversi Responden Dalam Menonton Program Acara
Indonesia Lawyers Club Di TVOne .......................................... 72
Tabel 4.27. Motif Keseluruhan Responden Dalam Menonton Program
Acara ”Indonesia Lawyers Club” Di TVOne............................. 73

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Uses dan Gratification Model ............................................... 27

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ 29

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Kuesioner .................................................................................... 79

Lampiran 2.

Rekapiutasi Jawaban Responden ............................................. 85

Lampiran 3.

Output Deskripsi Motif Responden ........................................... 90

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia
adalah kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal
yang terjadi didunia atau disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan
kehadiran media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana
komunikasi yang lebih dikenal sebagai media massa, Perkembangan media
massa akhir ini sangat pesat. Media massa menyajikan berbagai realitas
kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya
kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak
dapat melepaskan diri dari informasi yang disajikan oleh media massa.
(Sobur, 2006:162).
Seiring dengan perkembangan waktu, zaman komunikasi massa
seperti sekarang ini juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa
keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi
terbaru, sekarang ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi
masyarakat. Dengan mereka mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya,
secara tidak langsung memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
dijadikan sebuah bahan pembicaraan sehingga interaksi yang terjadi di
masyarakat berjalan secara terus - menerus.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Perkembangan teknologi dan informasi dari waktu ke waktu
melahirkan inspirasi yang luar biasa dengan ditandai munculnya televisi,
radio, satelit dan lainnya. Seiring dengan berputarnya waktu dan
perkembangan teknologi yang semakin berkembang dan sampai pada tahap
yang modern seperti yang terjadi pada saat ini. Pada saat situasi seperti ini
salah satu pihak yang dapat memberikan informasi secara global adalah
televisi. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan
medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian secara
luas, hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan
televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil (Wibowo,
2007:17).
Saat ini televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang
digunakan untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau pasangan
mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman. televisi menjadi
cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan,
2004:41).
Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau motion picture in
the home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk
menontonnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki
televisi dan keunggulan yang lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audio
visual, dengan kata lain televisi adalah perpaduan antara radio dan film, ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

menjadi daya tarik kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound
effect, juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah-olah
khalayak berada di tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi
itu (Effendy, 2000:177).
Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami
perkembangan pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh
stasiun pemerintah, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI), secara tidak
langsung telah mendorong munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali
Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV), TV,
Lativi, METRO-TV, TRANS TV, Global TV dan Trans 7 saat ini mulai
tumbuh dan berkembang, baik yang nasional maupun yang lokal (Kuswandi,
1996:37). Ada juga stasiun televisi lokal di beberapa daerah, misalnya Riau
TV, JTV, Batu TV dan masih banyak lagi. Perkembangan tersebut sangat
membantu masuknya arus informasi bagi masyarakat.
Salah satu acara stasiun televisi yang menayangan lebih menonjolkan
program berita adalah TV One, stasiun TV yang memiliki visi dan misi
mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan
bangsa dan menjadi stasiun tv berita & olahraga nomor satu ini dalam hal
penyiarannya 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan
hiburan (Wikipedia.com).
Penelitian yang dilakukan oleh Nielsen Newsler pada tahun (2010)
menunjukan bahwa penayangan acara Talkshow berita naik sebesar 3% dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

TV One merupakan stasiun televisi yang menyiarkan talkshow berita
terbanyak dari pada stasiun televisi lainnya. Penelitian ini juga menunjukan
bahwa salah satu acara talkshow berita di TV One yakni Indonesia Lawyers
Club menjadi acara dengan rating tertinnggi sebesar 3,2% mengungguli Janji
Wakil Rakyat yang juga di TV one (2,4%) dan Barometer di SCTV (2,0%)
untuk acara kategori Talk Show.
Indonesia Lawyers Club sendiri adalah acara talkshow yang
ditayangkan di TV One dengan pembawa acara sekaligus pimpinan redaksi
Bapak Karni Ilyas atau bisa di panggil Bung Karni, pokok bahasan berkisar
antara politik, hukum dan lain sebagainya. Acara ini dimaksudkan untuk
pecerahan masyarakat umum tentang tersebut agar didapat informasi yang
aktual, tajam, terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Adapun peserta yang hadir antara lain para advokat, KPK, KPU, MK,
perwakilan partai politik, unsur Polri, Jaksa dan unsur lainnya yang terkait
dengan penegakan hukum dan suasana politik saat ini. Sebelumnya,
Indonesia Lawyers Club bernama Jakarta Lawyers Club , namun karena
dianggap Jakarta Lawyers Club lebih Jakarta Sentris pada tanggal 19
Oktober diganti menjadi Indonesia Lawyers Club
Menariknya mengetahui permasalahan hukum di Indonesia saat ini
adalah penegakan hukum di Indonesia saat ini menjadi sorotan karena
banyaknya masalah penegakan hukum di Indonesia, permasalahan hukum di
Indonesia terjadi karena beberapa hal, baik dari sistem peradilannya,
perangkat hukumnya, inkonsistensi penegakan hukum, intervensi kekuasaan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

maupun perlindungan hukum . Diantara banyaknya permasalahan tersebut,
satu hal yang sering dilihat dan dirasakan oleh masyarakat awam adalah
adanya inkonsistensi penegakan hukum oleh aparat. Inkonsistensi penegakan
hukum ini kadang melibatkan masyarakat itu sendiri, keluarga, maupun
lingkungan terdekatnya yang lain (tetangga, teman, dan sebagainya). Namun
inkonsistensi penegakan hukum ini sering pula mereka temui dalam media
elektronik maupun cetak, yang menyangkut tokoh-tokoh masyarakat
(pejabat, orang kaya, dan sebagainya) (http://www.duniaesai.com/index
.php/direktori/esai/40-hukum/193-inkonsistensi-penegakan-hukum-di indone
sia.html).
Inkonsistensi penegakan hukum ini berlangsung dari hari ke hari,
baik dalam peristiwa yang berskala kecil maupun besar. Peristiwa kecil bisa
terjadi pada saat berkendaraan di jalan raya. Masyarakat dapat melihat
bagaimana suatu peraturan lalu lintas (misalnya aturan three-in-one di
beberapa ruas jalan di Jakarta) tidak berlaku bagi anggota TNI dan POLRI.
Polisi yang bertugas membiarkan begitu saja mobil dinas TNI yang melintas
meski mobil tersebut berpenumpang kurang dari tiga orang dan kadang
malah disertai pemberian hormat apabila kebetulan penumpangnya
berpangkat

lebih

tinggi

(http://www.duniaesai.com/index.php/direktori

/esai/40-hukum/193-inkonsistensi-penegakan-hukum-di-indonesia.html).
Permasalahan hukum di Indonesia dapat dibilang parah menurut
sebuah survei terhadap penegakan supremasi hukum di 65 negara di dunia
yang diselenggarakan oleh organisasi non-profit World Justice Project

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

menyebut bahwa praktek korupsi di Indonesia sudah sangat menyebar luas.
Jika diranking, Indonesia berada di posisi bawah baik secara regional
maupun global. Permasalahan Hukum di Indonesia saat ini juga bercampur
dengan masalah politik seperti contohnya kasus Antasari Azhar yang banyak
pihak menilai kasus Antasari sengaja dipolitisasi pihak yang merasa tak
suka dengan langkah hukum dari mantan Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi (mantan Ketua KPK) (http://nasional.kompas.com).
Permasalahan hukum yang terjadi juga merambat dalam kehidupan
berpolitik , dalam kehidupan politik saat ini terdapat 3 masalah hukum yang
membuat perpolitikan Indonesia tidak stabil dan tumbuh tidak sehat.
Masalah hukum itu dapat dijadikan bargaining politik bagi siapapun pelaku
politik negeri ini. Masalah itu dapat digunakan untuk kepentingan pribadi
dan kelompok dalam menekan pemerintah atau pihak lain. Budaya yang
tidak sehat inilah yang membuat pertentangan politik di Indonesia semakin
tidak berkualitas. Hal inilah yang membuat kontrapoduktif dalam bangsa.
Karena, setiap hari media masa dan pembicaraan masyarakat bukan
didominasi semangat membangun bangsa tetapi justru saling menyalahkan
dan memecah belah bangsa (Demokrasiindonesia.wordpress.com).
Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pada dasamya setiap
individu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan antara individu
satu dengan individu yang lain berbeda sehingga motif atau aktivitas
penggunaan media dan tujuan akhir yang diperolehpun tidak ada yang sama.
Individu bebas dalam memilih dan menggunakan media beserta isinya atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

sumber-sumber rujukan lain untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk
memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi.
Motif Kognitif yang lebih cenderung mengarah kepada keinginan
khalayak untuk mencari informasi yang up to date, seperti perkembangan
dunia hukum terbaru di Indonesia, permasalahan hukum apa saja yang ada di
Indonesia serta penanganan hukum di Indonesia. Sebagaimana diketahui saat
ini Indonesia banyak mengalami masalah berkaitan dengan penegakan
hukum di Indonesia seperti masalah korupsi. Permasalahan hukum di
Indonesia terjadi karena beberapa hal, baik dari sistem peradilannya,
perangkat hukumnya, inkonsistensi penegakan hukum, intervensi kekuasaan,
maupun perlindungan hukum . Diantara banyaknya permasalahan tersebut,
satu hal yang sering dilihat dan dirasakan oleh masyarakat awam adalah
adanya inkonsistensi penegakan hukum oleh aparat. Inkonsistensi penegakan
hukum ini kadang melibatkan masyarakat itu sendiri, keluarga, maupun
lingkungan terdekatnya yang lain (tetangga, teman, dan sebagainya) hal ini
lah yang ingin diketahui (http://www.lintasberita.com/Nasional/BeritaLokal/permasalahan-hukum-di-indonesia)
Motif Identitas pribadi (Personal Identity) yaitu niat memperkuat atau
menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak
sendiri seperti ingin meningkatkan pemahaman mengenai hukum di
Indonesia, serta untuk menemukan figur yang dapat menjadi contoh dalam
bidang hukum. Permasalahan yang terjadi saat ini sulit di Indonesia mencari
figur yang dapat menjadi contoh dalam bidang hukum, banyaknya pejabat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

pemerintahan mulai dari tingkat pusat hingga dayang terkena masalah
hukum padahal mereka yang seharusnya menjadi figure teladan bagi
masyarakat (http://harianjoglosemar.com).
Motif integrasi dan interaksi sosial (Personal Relationships) yaitu
dengan melihat program acara Indonesia Lawyers Club pemirsa dapat
menjadikannya sebagai bahan perbincangan dengan teman atau dapat juga
berinteraksi langsung dengan acara Indonesia Lawyers Club karena program
acara Indonesia Lawyers Club membuka kesempatan untuk ikut berkomentar
mengenai masalah yang sedang dibahas. Banyaknya masalah hukum saat ini
di Indonesia seperti korupsi dibutuhkan pemecahan dari berbagai pihak
sehingga diperlukan adanya masukan dari pihak lain dalam hal mengatasi
permasalahan hukum yang ada di Indonesia
Motif hiburan (Diversi) karena dengan melihat program acara
Indonesia Lawyers Club permirsa dapat bersantai dengan melepas kejenuhan
selepas beraktivitas karena program Indonesia Lawyers Club disiarkan pada
jam saat beristirahat, dalam Indonesia Lawyers Club terkadang para
narasumber memberikan argument-argumen yang mengundang tawa
berbagai pihak, acara Indonesia Lawyers Club memang dikemas serius tapi
juga santai.
Beragam acara di televisi yang menyajikan berbagai acara baik yang
dikemas dalam bentuk formal maupun dikemas menghibur seolah menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

altematif pilihan bagi para pemirsa. Berlandaskan hal tersebut maka peneliti
tertarik untuk mengetahui motif apakah yang mendasari pemirsa menonton
program Indonesia Lawyers Club.
Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang
berusia minimal 17 tahun hal ini dikarenakan pada usia 17 tahun seseorang
telah matang secara kognitif dan para pemirsa bisa bersifat lebih bijak lagi
menanggapi suatu permasalahan yang ada disekitarnya. Surabaya dijadikan
tempat dalam penelitian ini karena sebagai salah satu kota metropolitan
terbesar di Indonesia pasti mempunyai masalah mengenai hukum yang
beragam dan pemerintah Surabaya telah membuat terobosan baru yaitu
dengan mengeluarkan call center 031- 731 4444, Layanan Call Center ini
dibangun dengan tujuan sebagai pusat informasi yang juga berfungsi sebagai
pusat pengaduan dan bantuan hukum kepada masyarakat. Pemilihan Call
Centre ini karena saat ini telepon merupakan kebutuhan telekomunikasi yang
paling utama. Apalagi mengingat kondisi masyarakat Surabaya yang selalu
disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing sehingga kebutuhan telepon
hampir

bisa

disamakan

dengan

kebutuhan

primer

(http://kejari-surabaya.go.id). Dipilihnya masyarakat Surabaya menjadi
objek dalam penelitian ini adalah dikarenakan masyrakat Surabaya dapat
dibilang sadar akan hukum hal ini dapat dilihat dari diadakannya rakor oleh
instansi penegak hukum di Surabaya guna menurunkan tindak pelanggaran
hukum Surabaya (http://surabaya.detik.com/read/2011/02/24/074707/1577
926/466/samakan-persepsi-penegak-hukum-di-surabaya-gelar-rakor).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul
"Motif masyarakat menonton acara Indonesia Lawyers Club di TV One’’
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitan ini adalah "Bagaimana motif masyrakat menonton acara Indonesia
Lawyers Club di TV One ?"
1.3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitan ini adalah "Untuk mengetahui motif masyarakat menonton acara
Indonesia Lawyers Club di TV One "
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat
menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antar lain :
1. Kegunaan Pr aktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
stasiun TV dalam mengembangkan dan meningkatkan program acara
televisi khususnya acara yang mengangkat tema talkshow.
2. Kegunaan Teor itis
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

menambah

khasanah

ilmu

pengetahuan khususnya komunikasi massa yang berkaitan dengan motif
masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Media Massa
2.1.1.1.Definsi Media Massa
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa
modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
komunikator secara profesional menggunakan media massa dalam menyebarkan
pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Komunikasi massa menyiarkan
informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam pada jumlah
banyak dengan menggunakan media (Effendi, 2003:79-80).
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang
semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,
baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan
sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media telah
menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran
dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.

11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan
berita dan hiburan (Mc. Quail, 2002:3).
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media
massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik
merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai
lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti
halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi
jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi
jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti, 2000:3).
Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya
perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi,
edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga
mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one
way traffic). Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah
pesan

itu

diterima,

dimengerti,

atau

dilakukan

oleh

komunikan

(Effendi, 2003:314).
Media massa yang digunakan sebagai sumber berita tentang manfaat kursus
dalam

penelitian

ini

yaitu

media

elektronik

berupa

televisi

yang

menginformasikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kursus yang ada
di masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.1.1.2.Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.
Dalam menjalankan paradigmanya, peran media massa adalah (Bungin, 2006:85) :
1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas,
terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.
2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap
saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang
terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka
masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat
yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi
masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi
dengan jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki
oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang
dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.
3. Terakhir media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media
massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi
corong kebudayaan, katalisator perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of
change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu
bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. Dengan demikian
media masa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya
yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Dalam penelitian ini, media massa yang digunakan adalah media elektronik
berperan sebagai media edukasi dan media informasi bagi masyarakat sebagai
khalayak. Artinya media massa berperan sebagai media yang setiap saat mendidik
masyarakat khususnya para pemirsa supaya lebih cerdas dan terbuka pikirannya
akan berbagai informasi seperti halnya informasi tentang macam-macam kursus.
2.1.2. Media Televisi
2.1.2.1.Definisi Media Televisi
Televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan Visi yang berarti
penglihatan. Jadi televisi adalah perpaduan antara unsur radio (broadcast) dan
unsur-unsur film (moving picture). Televisi mempunyai daya tarik yang
disebabkan adanya unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur
visual berupa gambar. (Effendy,2000:177).
Menurut Sastro (1992:23) menyatakan bahwa dari beberapa media massa
yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir
kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang
paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas
karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat
audio visualnya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang
relatif tidak terbatas dengan modal audio visual yang dimiliki siaran televisi
sangat komunikatif dalam memberikan pesannya karena itulah televisi sangat
bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan
pola berpikir, pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segisegi kejiwaan.
Sedangkan Kuswandi (1996:21-23) berpendapat bahwa munculnya media
televisi dalam kehidupan manusia, memang menghadirkan suatu peradaban,
khususnya dalam proses komunikasi dan informasi setiap media massa jelas
melarikan satu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya
manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan
bahwa media tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik
media televisi sedemikian besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum
muncul televisi, berubah total sama sekali. Pengaruh daripada televisi lebih kuat
dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio
televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi
yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi telah
menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan
komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang
dan jarak geografis pemirsa.
Televisi sebagai media yang dapat dilihat (visible) dan dapat didengar
(audible) yang membedakan dengan media elektronik lain seperti radio, televisi
mempunyai sifat-sifat langsung, simultan, intim, dan nyata (Mulyana, 1997:169).
Keunggulan inilah yang menyebabkan televisi mempunyai kapasitas lebih sebagai
media komunikasi massa yang berfungsi untuk memberikan hiburan, pendidikan
dan informasi kepada masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Televisi memiliki sifat sebagai berikut:
1. Langsung
Televisi bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan kepada
penonton tidak mengalami proses yang berbelit-belit seperti halnya dengan
menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat disampaikan kepada public
dengan cepat, bahkan pada saat peristiwa tersebut sedang berlangsung.
2. Tidak mengenal jarak
Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa disuatu kota dinegara
yang satu dapat ditonton dengan baik dinegara lain, tanpa mengenal rintangan
berupa laut, gunung ataupun jurang.
3. Memiliki daya tarik yang kuat
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata, musik,
sound serta unsur visual berupa gambar.
2.1.2.2.Dampak Televisi
Menurut Kuswandi (1996 : 98), ada tiga dampak yang ditimbulkan dari
acara televisi terhadap pemirsa yaitu:
1. Dampak Kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap
dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan
bagi pemirsa. Contoh: acara kuis
2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tragedi aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut hingga istilah dan
gaya bertutur sang bintang secara verbal.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah
ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa seharihari. Contoh: sinetron di televisi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.1.2.3.For mat Acara Televisi
Setiap hari masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai macam program
acara yang ditawarkan oleh stasiun televisi. Program acara yang bagus dapat
menaikkan rating dari televisi tersebut. Program acara yang bagus dapat terlihat
dari format acaranya. Menurut Jonathan Bignel (2004, p. 307), format acara
adalah ”the blue print for a programme, including it’s setting main character,
genre, form and main themes” artinya format acara adalah gambaran dari sebuah
program yang meliputi latar belakang program, karakter utama, tipe program,
bentuk dan tema utama program. Definisi lainnya menyebutkan bahwa format
acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi
yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi
dalam berbagai kreteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa
acara tersebut.
Format acara televisi menurut Naratama (2004 p.64) dibagi menjadi tiga
bagian seperti yang tampak pada gambar dibawa ini:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Sumber : Naratama, 2004, “Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single Dan Multi
Camera”, Gramedia Widiasarana, Jakarta.
Gambar di atas menunjukkan bahwa format acara televisi dibagi
berdasarkan drama fiksi, non drama dan berita.
1. Fiksi (Drama)
Format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi
kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang.
Format yang digunakan merupakan intepretasi kisah kehidupan yang
diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegaadegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan
fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya
2. Nonfiksi (Nondrama)
Format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan
imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menjadi dunia
khayalan. Nondrama bukanlah suatu runtutan certita fiksi dari setiap
pelakunya. Untuk itu format-format program acara nondrama merupakan
sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang
dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik
3. Berita dan Olahraga
Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atau
kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyrakat seharihari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual yang disajikan dengan
ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang
independent.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dari pembagian format acara televisi di atas maka, program “Indonesia
Lawyers Club” termasuk ke dalam format acara antara non-fiksi drama yaitu Talk
Show
2.1.3. Pemir sa Sebagai Khalayak
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan pemirsa
sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan,
khalayak media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang
besar, bersifat heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan
dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat
berubah dengan cepat (Mc.Quail, 2002:201). Pemirsa adalah massa dan memiliki
perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangka acuan
dan lapangan pengalaman yang berbeda.
Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukan
untuk kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping khalayak
keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target audience). Contoh
acara untuk khalayak sasaran adalah warta berita, sandiwara, film seri, musik dan
lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anak-anak,
remaja,

mahasiswa,

ABRI,

pemeluk

agama

Islam,

dan

lain-lain

(Effendy, 1993 : 20). Disini yang termasuk khalayak sasaran (target audience)
adalah masyarakat yang menonton acara “Debat Reguler”. Komunikasi bisa
dikatakan efektif apabila penonton terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

mengerti, tergerak hatinya, dan melakukan kegiatan yang diinginkan pembawa
acara sekaligus moderator.
Menurut Winarsa (2005:73-74) Kontroversi lain dalam studi mengenai
khalayak berkaitan dengan apakah khalayak begitu pasif dan dapat dengan mudah
dipengaruhi secara langsung oleh media ataukah relatif aktif dalam menyusun
kualitasnya sendiri. Tegangan ini berkaitan dengan tingkat pengaruh media
terhadap khalayak, dan berhubungan dengan tegangan komunitas massa. Sebagai
besar teori-teori massa cenderung memasukkannya ke dalam konsepsi khalayak
dalam konsepsi khlayak yang pasif, meskipuntidak semua teori khlayak pasif
dapat disebut sebagai masyarakat massa. Demikian pula sebagian besar teori-teori
komunikasi yang memasukkannya dalam gagasan khalayak aktif, dan meskipun
sebagian besar teori khalayak aktif mengakui keabsahan gagasan komunitas, teoriteori tersebut tidak semuanya secara langsung menjadikannya sebagai pedoman.
Riset terhadap khalayak merupakan hal yang sangat perlu dilakukan.
Tujuannya agar pesan yang disampaikan dapat mengena pada sasaran target
sasaaran yang kita tuju