PENENTUAN RUTE OPTIMAL DISTRIBUSI KOMPOR GAS DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) DAN METODE SAVING MATRIKS ( STUDI KASUS: PT. ARTOMETAL INTERNATIONAL ).

PENENTUAN RUTE OPTIMAL DISTRIBUSI KOMPOR GAS
DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) DAN
METODE SAVING MATRIKS
( STUDI KASUS: PT. ARTOMETAL INTERNATIONAL )

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
RIZKI AFRIZAL R
0932215028

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENENTUAN RUTE OPTIMAL DISTRIBUSI KOMPOR GAS DENGAN
METODE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DAN METODE SAVING
MATRIKS DI PT. ARTOMETAL INTERNASIONAL SIDOARJ O

DISUSUN OLEH:
RIZKI AFRIZAL R
0932215028
Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tim Penguji:

Dosen Pembimbing:

1.

1.

Ir.Handoyo, MT
NIP. 19570209 198503 1 003

2.

Ir. Rusindiyanto, MT
NIP. 19650225 199203 1 001
2.

Ir.Erlina P, MT
NIP. 19580828 198903 2 001

Drs. Pailan, M.Pd
NIP. 19530504 198303 1 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Ir.Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENENTUAN RUTE OPTIMAL DISTRIBUSI KOMPOR GAS DENGAN
METODE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DAN METODE SAVING
MATRIKS DI PT. ARTOMETAL INTERNASIONAL SIDOARJ O

DISUSUN OLEH:
RIZKI AFRIZAL R
0932215028
Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tim Penguji:

Dosen Pembimbing:

2.

2.


Ir.Handoyo, MT
NIP. 19570209 198503 1 003
2.

Ir. Rusindiyanto, MT
NIP. 19650225 199203 1 001
2.

Ir.Erlina P, MT
NIP. 19580828 198903 2 001

Drs. Pailan, M.Pd
NIP. 19530504 198303 1 001

Mengetahui,
Kepala Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM.

NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat rahmat Tuhan YME yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Penelitian Tugas Akhir (Skripsi) dengan
judul “PENENTUAN RUTE OPTIMAL DISTRIBUSI KOMPOR GAS
DENGAN METODE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DAN SAVING
MATRIKS DI PT. ARTOMETAL INTERNASIONAL SIDOARJO” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
Program Sarjana Strata - 1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terselesaikannya Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya tak lepas dari
bantuan banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT karena atas ijin-NYA lah laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.

2. Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto,MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku ketua jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT Selaku Dosen Pembimbing I
7. Bapak Drs. Pailan, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II
8. Dosen penguji Seminar 1 & 2 maupun Dosen Penguji Skripsi saya.
9. Bapak Artono sebagai Pimpinan di PT. Artometal Internasional Sidoarjo
yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi saya ini.
10. Teman - teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Skripsi saya.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya masih dapat di
kata-kata yang jauh dari sempurna dan saya mohon maaf jika penulisan Laporan

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Tugas Akhir (Skripsi) ini terdapat kesalahan. Dan semoga Laporan Tugas Akhir
(Skripsi) ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Surabaya, 20 Juni 2013
Hormat kami

Penyusun

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........………………………………………………………..

i

Daftar Isi……………………………………………………………………. iii

Daftar Gambar……………………………………………………………..

vii

Daftar Tabel………………………………………………………………...

viii

Daftar Lampiran.........................................................................................

x

Abstrak.........................................................................................................

xi

BAB I

BAB II


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………..

1

1.2 Perumusan Masalah……………………………………….

3

1.3 Batasan Masalah…………………………………………...

3

1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………..

3

1.5 Asumsi-asumsi……………………………………………...

4


1.6 Manfaat Penelitian…………………………………………

4

1.7 Sistematika Penulisan Laporan…………………………...

5

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Logistik…………………………………………...

7

2.1.1 Ruang Lingkup Logistik………………………………...

7

2.1.2 Konsep Logistik Terpadu……………………………….


8

2.2 Graf…………………………………………………………

12

2.3 Manajemen Transportasi…………………………………

14

2.3.1 Perencanaan Transportasi……………………………...

14

2.3.1.1 Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Transportasi

14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1.2 Tujuan Perencanaan Transportasi……………………

16

2.3.1.3 Tahap Per encanaan Transportasi (J angka Waktu)…

16

2.4 Distribusi……………………………………………………

18

2.4.1 Pengertian Distribusi…………………………………….

18

2.4.2 Faktor Yang Mendorong Suatu Perusahaan Menggunakan
Distributor………………………………………………..

19

2.4.3 Fungsi Saluran Distribusi………………………………..

19

2.4.4 Macam-macam Saluran Distribusi……………………...

19

2.5 Pengertian Metode J alur Kritis…………………………..

21

2.6 Pengertian Metode TSP (Travelling Salesman Problem)

22

2.6.1 Langkah-langkah Metode TSP………………………….

24

2.6.2 Metode Algoritma Branch and Bound………………….

25

2.6.3 Metode Algoritma Nearest Neighbour............................

26

2.6.4 Metode Algoritma Heuristic……………………………..

28

2.6.5 Metode Simulated Annealing…………………………….

30

2.6.6 Penentuan J arak Tempuh……………………………….

30

2.6.7 Penentuan Waktu Distribusi……………………………

31

2.7 Metode Saving Matriks……………………………………

32

2.7.1 Pengertian Metode Saving Matriks……………………..

32

2.7.2 Langkah-langkah Metode Saving Matriks……………..

33

2.8 Analisa Keputusan………………………………………..

38

2.8.1 Langkah-langkah Dalam Analisa Keputusan…………

39

2.9 Kompor Gas……………………………………………….

40

2.10 Penelitian Terdahulu……………………………………

41

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

BAB IV

METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………...

45

3.2 Identifikasi dan Definisi Variabel………………………...

45

3.2.1 Identifikasi Variabel……………………………………..

45

3.2.2 Definisi Variabel………………………………………….

45

3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………….

46

3.4 Metode Pengolahan Data………………………………….

47

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian…………………………

50

3.6 Langkah-langkah Penelitian dan Pemecahan Masalah…

51

ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data……………………………..................

56

4.1.1 Data Lokasi Customer.....................................................

56

4.1.2 Data Per mintaan Customer............................................

56

4.1.3 Data Kapasitas Alat Angkut...........................................

57

4.1.4 Data Rute Awal................................................................

58

4.1.5 Data Biaya Transportasi.................................................

58

4.2 Pengolahan Data.................................................................

59

4.2.1 Menghitung J arak Koordinat Lokasi Customer ...........

59

4.2.2 Penggabungan metode saving matriks & TSP.............

61

4.2.2.1 Perhitungan matriks jarak........................................

61

4.2.2.2 Mengidentifikasi penghematan jarak......................

62

4.2.2.3 Data jarak tempuh lokasi pengiriman.....................

63

4.2.2.4 Pengolahan data menggunakan software QS..........

64

4.2.2.5 Biaya transportasi untuk metode gabungan............

67

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.3 Rute awal perusahaan....................................................

68

4.2.3.1 Biaya transportasi untuk rute awal..........................

69

4.2.4 Perbandingan biaya transportasi untuk rute awal dengan
metode gabungan saving matriks & TSP.....................
4.3 Hasil dan Pembahasan....................................................
BAB V

70
71

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................

75

5.2 Saran..................................................................................

76

Daftar Pustaka…………………………………………………………….
Lampiran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

2.1

Graf Dengan 6 Titik Dan 7 Busur....................................................

12

2.2

Contoh Graf Lengkap Yang Tak Berarah Dan Berbobot.............

13

2.3

Contoh Graf Lengkap Yang Berarah Dan Berbobot.....................

13

2.4

J embatan di Kota Konisberg............................................................

23

2.5

Hasil Perhitungan QS Untuk Agen 1...............................................

26

2.6

Perubahan Menggabungkan Customer 1 dan Customer 2 Dalam
Rute ....................................................................................................

35

2.7

Siklus Analisa Keputusan.................................................................

39

3.1

Langkah-langkah Pemecahan Masalah..........................................

52

4.1

Data Rute Awal Dalam Bentuk Graf..............................................

58

4.2

Peta Provinsi J awa Timur................................................................

59

4.3

Graf Rute Distribusi Berarah..........................................................

63

4.4

Input Nama Kota Pengiriman Pada Software QS.........................

64

4.5

Input Data J arak Antar Kota Pengiriman Pada Software QS.....

64

4.6

Hasil Perhitungan QS Untuk Agen/Toko.......................................

65

4.7

Hasil Perhitungan QS Untuk Customer J awa Timur...................

66

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

2.1

Lokasi Tujuan Dan Ukuran Order.................................................

25

2.2

Matrik J arak Dari Pabrik Ke Agen Dan Antar Agen...................

25

2.3

Lokasi Tujuan Dan Ukuran Order.................................................

33

2.4

Matrik J arak Dari Pabrik Ke Customer Dan Antar Customer....

34

2.5

Matrik Penghematan J arak Dengan Menggabungkan Dua Rute
Yang Berbeda....................................................................................

36

2.6

Langkah Awal Semua Customer Memiliki Rute Terpisah...........

36

2.7

Semua Customer Memiliki Rute Terpisah.....................................

37

2.8

Customer 4 Masuk Ke Rute A Dan Customer 3 Masuk Ke Rute B

37

3.1

Rekapitulasi Hasil Perhitungan J alur Yang Dilalui......................

48

3.2

Prosentase Efisiensi Penghematan J arak........................................

49

3.3

Hasil Perhitungan Nearest Neighbor Untuk Agen 1......................

50

4.1

Data Lokasi Customer/Kota.............................................................

56

4.2

Data Per mintaan Produk Kompor Gas...........................................

57

4.3

Kapasitas Alat Angkut......................................................................

58

4.4

Rute Awal Yang Pendistribusian Produk Kompor Gas Dari Guda
ng Ke Agen.........................................................................................

58

4.5

Daftar Harga Untuk Biaya Transportasi........................................

59

4.6

J arak Dalam Koordinat Ke Tiap Agen............................................

60

4.7

J arak Lokasi Dari Gudang Ke Tiap Agen Dalam Satuan Km.......

61

4.8

Matriks J arak.....................................................................................

62

4.9

Saving Matriks...................................................................................

63

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.10 Matriks data jarak tempuh ke agen................................................

63

4.11 Rekapitulasi Hasil Perhitungan J alur Yang Dilalui.......................

72

4.12 Prosentase Efisiensi Penghematan J arak........................................

72

4.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Biaya Distribusi...........................

73

4.14 Prosentase Efisiensi Penghematan Biaya.........................................

73

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A (Gambaran Umum Perusahaan)
Lampiran B (Gambar Alat Angkut dan Produk)
Lampiran C (Perhitungan J arak Dari Gudang Ke Tiap-tiap Agen)
Lampiran D (Hasil Perhitungan Branch And Bound Dengan Software QS)
Lampiran E (Perhitungan Penghematan J arak Dari Gudang Ke Tiap-tiap
Customer/Agen)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Abstrak

Suatu kinerja di dalam perusahaan merupakan salah satu contoh maju atau
tidaknya perusahaan tersebut. Dengan banyaknya persaingan industri yang
mencari keuntungan lebih banyak dan berusaha untuk tetap eksis di masyarakat.
Hal ini menjadikan perusahaan tersebut lebih siap lagi untuk bersaing di dalam
dunia industri dan mencari berbagai solusi yang tepat untuk menentukan strategi –
strategi pemasaran barang produksi ke konsumen. Banyak sekali rute yang dapat
dipilih perusahaan dalam mendistribusikan produknya, dan membutuhkan biaya
yang berbeda-beda pula, untuk itu butuh suatu metode yang menganalisa
pendistribusian produk agar bisa sampai ke konsumen tepat waktu dan sesuai
dengan permintaan konsumen.
Di PT. Artometal Internasional masih belum ada cara untuk menentukan
jarak dan waktu pendistribusian produk ke konsumen, sehingga sering pengiriman
produk tidak tepat waktu karena dalam 1 periode didapatkan 13 kali dari 48 kali
pengiriman tidak tepat waktu dan jika dipresentasekan sebesar 28% dan
mengeluarkan biaya distribusi yang banyak dikarenakan pemilihan jalur/rute yang
salah perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih untuk bahan bakar truk,
semakin panjang jarak yang ditempuh akan semakin menghabiskan bahan bakar
yang banyak pula.
Traveling Salesman Problem sendiri mempunyai banyak cara yang bisa
digunakan untuk menyelesaikan problem-problem dalam Traveling Salesman
Problem, secara garis besar, dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan secara optimal
diharapkan mampu menyelesaikan masalah secara optimal, sedangkan metode
aproksimasi diharapkan mampu menghasilkan penyelesaian yang mendekati
solusi optimal. Sedangkan Saving Matriks, dengan metode ini bisa juga untuk
meminimisasi total jarak secara langsung jumlah kendaraan yang diperlukan,
dengan metode ini bisa juga untuk meminimisasi total jarak secara langsung
jumlah kendaraan yang diperlukan. Jadi dengan menggunakan kedua metode ini,
yaitu metode Travelling Salesman Problem dan metode Saving Matriks
diharapkan perusahaan bisa menentukan jarak terpendek dan meminimalisir biaya
pendistribusian untuk menghindari pengeluaran biaya yang tidak stabil.
Kata Kunci : Distribusi, Travelling Salesman Problem, Saving Matriks.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Suatu kinerja di dalam perusahaan merupakan salah satu contoh maju atau

tidaknya perusahaan tersebut. Dengan banyaknya persaingan industri yang
mencari keuntungan lebih banyak dan berusaha untuk tetap eksis di masyarakat.
Hal ini menjadikan perusahaan tersebut lebih siap lagi untuk bersaing di dalam
dunia industri dan mencari berbagai solusi yang tepat untuk menentukan strategi –
strategi pemasaran barang produksi ke konsumen. Banyak sekali rute yang dapat
dipilih perusahaan dalam mendistribusikan produknya, dan membutuhkan biaya
yang berbeda-beda pula, untuk itu butuh suatu metode yang menganalisa
pendistribusian produk agar bisa sampai ke konsumen tepat waktu dan sesuai
dengan permintaan konsumen.
PT. ARTOMETAL INTERNASIONAL merupakan salah satu perusahaan
di Indonesia yang bergerak dibidang Business Kompor Gas. Dalam aktifitas setiap
harinya tentu perusahaan akan melakukan pendistribusian produknya kepada
konsumen yang tidak hanya dilakukan sekali-dua kali, tetapi akan dilakukan
setiap hari. Di perusahaan ini masih belum ada cara untuk menentukan jarak dan
waktu pendistibusian produk ke konsumen, sehingga sering pengiriman produk
tidak tepat waktu karena dalam 1 periode didapatkan 13 kali dari 48 kali
pengiriman tidak tepat waktu dan jika dipresentasekan sebesar 28% dan
mengeluarkan biaya distribusi yang banyak dikarenakan pemilihan jalur/rute yang
salah perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih untuk bahan bakar truk,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

semakin panjang jarak yang ditempuh akan semakin menghabiskan bahan bakar
yang banyak pula. Jadi dengan menggunakan metode penggabungan antara
Metode Travelling Salesman Problem dan Metode Saving Matriks agar bisa
diproses suatu solusi untuk problem tersebut.

Dan dengan menggunakan

penggabungan 2 metode dapat melihat hasil yang lebih efisien, sehingga optimasi
kinerja karyawan dapat tercapai.
Traveling Salesman Problem, metode ini juga dapat menyelesaikan
permasalahan penentuan jalur optimal. Traveling Salesman Problem sendiri
mempunyai banyak cara yang bisa digunakan untuk menyelesaikan problemproblem dalam Traveling Salesman Problem, secara garis besar, dibagi menjadi
dua, yaitu pendekatan secara optimal diharapkan mampu menyelesaikan masalah
secara optimal, sedangkan metode aproksimasi diharapkan mampu menghasilkan
penyelesaian yang mendekati solusi optimal.
Saving Matriks, dengan metode ini bisa juga untuk meminimisasi total jarak
secara langsung jumlah kendaraan yang diperlukan untuk melayani semua tempat
pemberhentian, yaitu menggunakan, Pendekatan savings mengizinkan banyak
pertimbangan yang sangat penting dalam aplikasi yang realistis. Sebelum tempat
pemberhentian dimasukkan dalam sebuah rute, rute tempat pemberhentian
selanjutnya harus dilihat.
Jadi dengan menggunakan kedua metode ini, yaitu metode Travelling
Salesman Problem dan metode Saving Matriks diharapkan perusahaan bisa
menentukan jarak terpendek dan meminimalisir biaya pendistribusian untuk
menghindari pengeluaran biaya yang tidak stabil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah yang dihadapi oleh PT. Artometal Internasional “Bagaimana menentukan
jalur distribusi yang optimal dapat meminimasi biaya distribusi ?”.

1.3

Batasan Masalah
Agar dalam pelaksanaannya lebih mengarah pada maksud dan peneltian,

maka dilakukan batasan permasalahan:
1. Pekerjaan yang dianalisis adalah pekerjaan pendistribusian produk Kompor
Gas di dalam wilayah Jawa Timur (Surabaya, Gresik, Tulungagung,
Lumajang, Jember, Banyuwangi).
2. Data yang diambil mulai bulan Januari 2012 sampai Desember 2012.
3. Transportasi distribusi menggunakan truk sebanyak 1 unit dan mempunyai
kapasitas 250 unit kompor gas dengan ukuran diameter 32 cm dan tinggi 12
cm.
4. Penggabungan 2 metode, yaitu antara Saving Matriks dan TSP.

1.4

Tujuan Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memenuhi tujuan yang diinginkan,

yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan rute optimal dalam pendistribusian produk Kompor Gas.
2. Menentukan biaya distribusi yang minimum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.5

Asumsi – asumsi
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam membantu memecahkan

permasalahan yang berkaitan dengan pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Data yang diambil dari perusahaan sudah valid.
2. Kondisi jalan dalam keadaan normal.
3. Jumlah kapasitas alat angkut sesuai dengan permintaan.
4. Dengan uji coba sudah terpenuhi.
5. Pengiriman produk kompor gas empat kali dalam satu bulan pada setiap
tujuan yang dilakukan secara maraton atau secara periodik.

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut :
1.

Untuk menambah wawasan mengenai penggunaan metode Traveling
Salesman Problem (TSP) dalam menentukan rute terpendek pendistribusian
produk yang dilakukan perusahaan dan penggunaan metode Savings Matriks
dalam meminimisasi total jarak perjalanan semua kendaraan secara langsung
jumlah kendaraan

yang

diperlukan untuk

melayani semua tempat

pemberhentian.
2.

Memberikan masukan pada perusahaan dalam bentuk usulan untuk dikaji
ulang dalam menentukan rute optimal dalam pendistribusian produk guna
meningkatkan efisiensi kerja khususnya penghematan jarak tempuh yang
akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

3.

Menambah referensi bagi mahasiswa lain di universitas dan memberikan
mahasiswa wawasan terakhir sebelum dilepas ke dunia kerja sehingga
mahasiswa tersebut mempunyai bekal kerja.

1.7

Sistematika Penulisan Laporan
Pada dasarnya sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing-masing bab, sehingga dalam setiap bab akan mempunyai
pembahasan topik tersendiri. Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang definisi dari: Logistik, Traveling Salesman
Problem (TSP), Saving Matriks, rute optimal, efisiensi kerja,
pengertian Kompor Gas. Selain itu, juga terdapat penelitian
sebelumnya yang membahas masalah sejenis.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang objek penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data dan pengolahan data serta kerangka pemecahan
masalah (flow chart penelitian).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang:
1. Pengumpulan Data, yang meliputi: rute atau jalur petugas
distribusi atau Salesman dari titik penjualan satu ke titik
penjualan yang lainnya; letak, jumlah dan urutan titik-titik
penjualan.
2. Pengolahan Data dan Analisis Hasil, terdiri dari: perhitungan
3. Rute optimal, perhitungan penghematan jarak tempuh, dan
biaya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari analisa
yang

telah

dilakukan

sehingga

dapat

memberikan

rekomendasi sebagai masukan bagi pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

suatu

7

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Logistik
Distribusi produk sering menciptakan hirarki lokasi penyimpanan, yang

dapat meliputi : pusat-pusat produksi (manufacturing service), pusat-pusat
distribusi (distribution centre), grosir (wholesalers), dan pengecer (retailers).
Dalam kamus APICS, logistic didefinisikan sebagai ilmu dan seni hasil proses
produksi serta distribusi material dan produk dalam kuantitas dan tempat yang
tepat.
Logistik dapat didefinisikan sebagai proses bentuk proses perencanaan,
implementasi, dan pengendalian secara efisien, aliran biaya yang efektif dan
penyimpanan barang mentah, inventori barang dalam proses, barang jadi dan
informasi terkait dari titik asal ke titik konsumsi untuk tujuan memenuhi
kebutuhan konsumen. Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem
logistik, yaitu : struktur lokasi fasilitas, transportasi, persediaan (inventory),
komunikasi, dan penanganan (handling) dan penyimpanan (storage). (Sumber :
Donald J, Bowersox. 2002)
2.1.1 Ruang Lingkup Logistik
Kegiatan logistik mencakup kegiatan seperti :
1. Pemilihan lokasi, penempatan bahan baku, suku cadang, barang jadi.
2. Penggunaan fasilitas yang tersedia dari organisasi yang bersangkutan.
3. Penyiapan transportasi serta alat pengangkutan barang-barangnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

4. Masalah pembukuan dan pencatatan.
5. Pelaksanaan komunikasi yang persuatif sebagai penyampaian ide, konsep,
gagasan. Informasi dari individu satu atau bagian-bagian lain dalam organisasi
perusahaan.
6. Kegiatan pengurusan sebagai kegiatan untuk mengelola bahan baku, suku
cadang, barang jadi yang disesuaikan dengan jenis dan spesifikasinya. Jenis
dan spesifikasi barang yang berbeda akan memerlukan pengelolaan yang
berbeda.
7. Kegiatan penyimpanan sebagai kegiatan untuk menahan bahan baku, suku
cadang, serta barang jadi sampai pada batas waktu tertentu tanpa harus
mengurangi kualitas barang yang bersangkutan.
2.1.2 Konsep Logistik Terpadu
Konsep manajemen logistik terpadu dapat dimengerti sebagai arus barang
dan informasi antar berbagai sumber dan pengguna, yang dikoordinasikan dan
dikendalikan sebagai suatu sistem terpadu. Logika dari konsep terpadu adalah
merangkaikan setiap langkah dari proses dimana barang dan produk bergerak
mendekati pelanggan. Dengan kata lain, tujuannya adalah memaksimalkan
layanan pelanggan dan sekaligus meminimalkan biaya serta mengurangi aset yang
terkunci dalam saluran pipa logistik (Indrajit dan Djokopranoto.2002).
Konsep logistik terpadu hadir sebagai perkembangan manajemen logistik
setelah beberapa periode. Dimulai dari dasawarsa kristalisasi pada tahun 19561965 yang mempertimbangkan perkembangan analisa biaya, pendekatan sistem,
peningkatan perhatian terhadap rekanan kerja dan pengaturan saluran distribusi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

sampai periode 1970-1978

yang

mulai

merumuskan rencana terhadap

penyimpanan atau pergudangan pengangkutan, manufacturing atau pengolahan
dan bukan hanya merencanakan operasi untuk bereaksi terhadap permintaan pasar
saja.
Kejadian dalam beberapa periode ini meningkatkan kesadaran bahwa
masalah logistik seringkali mempunyai dasar organisasi dan institusional serta
bukan hanya dasar teknis saja. Sesudah tahun 1978 perkembangan logistik mulai
mengarah pada pengelolaan manajemen logistik terpadu. Hal ini ditandai oleh
beberapa penyempurnaan, yaitu :
1.

Dengan semakin besarnya ketergantungan antara pengelolaan manajemen
material seperti bahan baku suku cadang barang jadi yang dikaitkan dengan
distribusi fisik.

2.

Semakin terkoordinasi antara pengelola manajemen material engan distribusi
sehingga kemungkinan timbulnya gangguan kelancaran operasional dapat
dihindarkan.

3.

Integrasi aktivitas manajemen material dengan distribusi fisik merupakan
kebutuhan pengawasan. Pengawasan dalam setiap jenis operasional harus
disesuaikan dengan permintaan operasional distribusi.

4.

Integrasi operasi logistik akan meningkatkan kesadaran timbal balik antara
ekonomi manufaktur dengan kebutuhan pemasaran yang diintegrasikan oleh
sistem logistik yang didesain dengan baik. Pola dominan manufaktur adalah
pebuatan produk yang berkualitas, ukuran yang tepat, warna yang menarik,
kuantitas yang sesuai, kepemimpinan biaya dan harga yang cukup bersaing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Sedangkan sistem logistik akan mengintegrasikan hal tersebut diatas dengan
kegiatan penyimpanan, pengangkutan, pemeliharaan, pembungkusan dan
pendistribusiannya kepada konsumen.
5.

Faktor yang cukup penting bagi logistik terpadu adalah bahwa kebutuhan
logistik sekarang dan masa yang akan datang tidak cukup dapat dipenuhi oleh
penyebaran teknologi perangkat keras, melainkan pengembangan cara baru
guna memenuhi kebutuhan manajemen logistik yang baik dan benar.
Sedangkan misi dari logistik adalah untuk mendistribusikan barang atau

jasa yang bagus ke tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan pada kondisi yang
diinginkan, serta memberikan kontribusi yang terbesar pada perushaan. Konsep
logistik terpadu terdiri dari dua usaha yang berkaitan yaitu : operasi logistik dan
koordinasi logistik. (Donald J, Bowersox. 2002)
Aspek operasional logistik adalah mengenai manajemen pemindahan dan
penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Jadi kegiatan logistik akan
berjalan efektif dan efisien apabila memenuhi 4 syarat, yaitu tepat jumlah, tepat
mutu, tepat ongkos, maupun tepat waktu. Mengenai manajemen pemindahan
barang dan penyimpanan material dan produk jadi perusahaan adalah aspek
operasional logistik. Dari aspek tersebut, operasi logistik dapat dibagi ke dalam 3
kategori :
a.

Manajemen distribusi fisik

b.

Manajemen material

c.

Transfer persediaan barang di dalam perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Proses manajemen disribusi fisik menyangkut pelanggan yang dipandang
sebagai pemberhentian terakhir dalam saluran pemasaran. Jadi, distribusi fisik
menghubungkan suatu perusahaan dengan konsumennya. Sedangkan manajemen
material kadang-kadang digunakan sebagai supply fisik yang menyangkut
perolehan, pengangkutan, dan persediaan barang. Dan untuk persediaan barang
jadi, berasal dari tempat pembelian ke tempat pembuatan, gudang atau toko
pengecer. (Donald J, Bowersox. 2002).
Manajemen material yang kadang-kadang disebut suplai fisik menyangkut
perolehan (procurement) dan pengangkutan material, suku cadang, dan persediaan
barang jadi dari tempat pembelian ke tempat pembuatan atau peraikatan
(assembly), gudang atau toko pengecer.
Proses pemindahan inventaris internal (internal inventory transfer) adalah
mengenai pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada waktu ia
mengalir diantara tahap-tahap manufacturing, dan pengangkutan awal dari produk
jadi ke gudang atau ke saluran-saluran pengecer. Pemindahan inventaris ini
mempunyai satu perbedaan penting jika dibandingkan dengan distribusi fisik atau
manajemen material. Sementara distribusi fisik dan manajemen material
berhadapan dengan ketidaktentuan kekuatan pasar, maka operasi pemindahan
inventaris hanya terbatas pada gerakan di dalam perusahaan yang dapat dikatakan
sepenuhnya terkontrol oleh perusahaan. (Donald J, Bowersox. 2002)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2

Graf
Menurut Boko susilo,dkk dalam Pradhana (2011) “Graf adalah himpunan

dari beberapa simpul yang dihubungkan satu sama lainnya dengan busur-busur.
Setiap busur busur diasosiasikan dengan tepat dua simpul”.
Menurut Boko susilo,dkk dalam Munir (2011) menyataka graf G secara
matematis sebagai pasangan himpunan (V,E) dimana V = himpunan tidak kosong
dari simpul-simpul
sepasang simpul
dengan

,

:{
:{ ,

,

,…..,

,…..,

}, E = himpunan busu yang menghubungkan
}. Busur

=(

,

) adalah pasangan simpul

V dan nilai i,j = 1,2,3,……..

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa graf G
didefinisikan sebagai pasangan (V,E), dimana V adalah sekumpulan titik dan E
adalah relasi biner pada V yang artinya E adalah kumpulan busur yang dapat
menghubungkan titik-titik V. Contoh graf dapat dilihat seperti Gambar 2.1 berikut
:

Gambar 2.1 Graf Dengan 6 Titik dan 7 Busur
(Boko Susilo.dkk,2011)
Pemodelan graf pada kasus TSP yang akan dibahas pada penelitian ini
terbatas pada penelitian ini terbatas pada graf yang termasuk jenis graf lengkap (
complete graf) tak berarah dan memiliki bobot yang mempresentasikan jarak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Graf lengkap adalah graf sederhana yang setiap titiknya mempunyai busur ke
semua titik lainnya. Graf tak-berarah adalah graf yang busurnya tidak memiliki
orientasi arah. Sedangkan Graf berbobot ( weighted graph) adalah graf yang
setiap busurnya diberi harga (bobot) yang dalam penelitian ini nilai bobot adalah
panjang jarak. Gambar 2.2 menunjukkan contoh graf lengkap yang tak-berarah
dan berbobot.

Gambar 2.2 Contoh Graf Lengkap Yang Tak Berarah dan Berbobot
(Boko Susilo.dkk,2011)
Gambar 2.3 menunjukkan contoh graf lengkap yang berarah dan berbobot :

Gambar 2.3 Contoh Graf Lengkap Yang Berarah dan Berbobot
(Boko Susilo.dkk,2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.3

Manajemen Transportasi

2.3.1 Perencanaan Transportasi
Fidel Miro (2005), untuk memberikan pemahaman tentang perencanaan,
harus dibedakan antara perencanaan dan rencana. Rencana lebih berasosiasi pada
kata benda karena merupakan objek yang ingin dicapai. Sedangkan perencanaan
bisa disebut sebagai kata kerja karena untuk meraih objek (benda) yang
diinginkan, terdapat tahapan-tahapan pekerjaan yang mesti dilalui terlebih dahulu.
2.3.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Transportasi
Keputusan pengirim perancangan jaringan transportasi, pilihan alat angkut,
dan tugas dari tiap pengiriman kepada pelanggan tertentu. Tujuannya adalah
untuk memperkecil biaya untuk memenuhi order pelanggan. Pengirim harus
memperhatikan biaya-biaya berikut ketika membuat keputusan transportasi (Fidel,
Miro, 2005):
1.

Biaya Transportasi.
Ini adalah total jumlah yang harus dibayar kepada berbagai pengangkut untuk
mengangkut produk ke pelanggan. Hal tersebut tergantung pada harga yang
ditawarkan oleh pengangkut yang berbeda-beda dan pengirim menggunakan
harga yang murah dan lambat atau mahal tetapi cepat. Biaya – biaya
transportasi dipertimbangkan variabel untuk semua keputusan pengirim
sepanjang pengirim tidak memiliki pengangkut sendiri.
Biaya transportasi itu sendiri meliputi :
-

Biaya tenaga kerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar
upah supir dan helper.
-

Biaya bahan bakar
Merupakan biaya yang digunakan untuk membeli bahan bakar solar.

-

Biaya retribusi
Merupakan biaya yang meliputi biaya konsumsi, biaya tol, biaya
penyebrangan pelabuhan dan lain-lain.

2.

Biaya Inventori.
Ini adalah biaya inventori pemilikan yang terjadi dalam jaringan rantai
persediaan pengirim. Biaya-biaya inventory dianggap tetap untuk suatu
keputusan transportasi jangka pendek yang menugaskan pengiriman ke
pelanggan masing-masing kepada suatu pengangkut. Biaya-biaya inventory
dipertimbangkan variabel ketika suatu pembelanjaan sedang merancang
perencanaan atau jaringan trasnportasi sesuai kebijakan transportasi.

3.

Biaya Fasilitas.
Ini adalah biaya berbagai fasilitas di dalam jaringan rantai persediaan
pengirim. Biaya-biaya fasilitas dipertimbangkan variabel ketika para manajer
rantai persediaan membuat strategis tetapi dipertimbangkan tetap untuk
semua keputusan transportasi yang lain.

4.

Biaya Proses.
Ini adalah biaya loading / uploading dari order atau pesanan seperti halnya
biaya-biaya pengolahan

yang

berhubungan

dengan transportasi.

dipertimbangkan variabel untuk semua keputusan transportasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Ini

16

5.

Biaya Kualitas Pelayanan.
Ini adalah biaya tidak sedang mampu temu komitmen penyerahan. Dalam
beberapa hal mungkin dengan jelas menetapkan sebagai bagian dari suatu
kontrak, sedangkan lain kasus mungkin saja dicerminkan seperti kepuasan
pelanggan. Biaya ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan strategis dan
keputusan operasional.

2.3.1.2 Tujuan Perencanaan Transportasi
Tujuan dari perencanaan transportasi dapat diformulasikan sebagai berikut
(Fidel Miro, 2005):
1.

Mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi pada masa
yang akan datang.

2.

Mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada (problem solving).

3.

Melayani kebutuhan transportasi (demand of transport) seoptimum dan
seseimbang mungkin.

4.

Mempersiapkan tindakan / kebijakan untuk tanggap pada keadaan di masa
depan.

5.

Mengoptimasikan penggunaan daya dukung (sumber daya) yang ada juga
mencakup penggunaan dana yang terbatas seoptimal mungkin demi mencapai
tujuan atau rencana yang maksimal (daya guna dan hasil guna yang tinggi).

2.3.1.3 Tahap Per encanaan Transportasi (J angka Waktu)
Perencanaan transportasi memiliki pentahapan dan batasan waktu sesuai
dengan karakteristik dari rencana (bagaimana sifatnya dan apa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

17

direncanakan), serta faktor-faktor pendukungnya. Batasan waktu perencanaan
beserta apa yang direncanakan, termasuk faktor pendukungnya meliputi (Fidel
Miro, 2005):
a.

Jangka Pendek (Short Term Planning)
1. Batasan waktunya antara 0 sampai 4 tahun.
2. Yang direncanakan adalah segala sesuatu yang segera terwujud.
3. Sumber-sumber pendukungnya entah berupa dana, keahlian, materi,
maupun data yang diperlukan dan kebijakan tidak diperlukan dalam
jumlah banyak.
4. Dalam transportasi biasanya berupa program-program penambahan
armada angkutan, pengaturan jadwal, pengaturan arus, proyek-proyek
pengadaan dan pemeliharaan fasilitas prasarana.
5. Secara prosedur berupa kegiatan pelaksanaan (implementasi) di lapangan.
6. Secara hirarki berupa program pemakaian anggaran.

b.

Jangka Menengah (Medium Term Planning)
1. Batasan waktunya antara 5 sampai 20 tahun.
2. Rencana ini berbentuk kajian atau studi terhadap kebijakan yang sudah
digariskan.
3. Kegiatan ini secara batasan waktu dapat berupa penyiapan dokumendokumen teknis, fisik, dan finansial.
4. Dalam formatnya, rencana ini merupakan kegiatan penyiapan rencana
umum, detail teknis, studi kelayakan seperti rencana umum transportasi,
studi kelayakan proyek, dokumen rancangan induk jaringan transportasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

5. Secara prosedur berupa kegiatan-kegiatan seperti pengumpulan data dan
informasi analisis data, perumusan beberapa rencana dan pengevaluasian
kelayakan rencana.
c.

Jangka Panjang (Long term Planning)
1. Batasan waktunya di atas 20 tahun.
2. Disebut sebagai :
3. Dalam formatnya, rencana ini berupa kebijakan-kebijakan jangka panjang
yang telah menetapkan sasaran 25 tahun ke depan dan ditentukan oleh
badan legislatif.
4. Secara prosedur, rencana ini berupa ide-ide dengan sasaran yang dituju
berada pada masa di atas 25 tahun.
5. Secara hirarki, rencana ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
masyarakat (social objective) dan mutlak fleksibel dengan perubahan
situasi yang terjadi selama jangka waktu rencana.

2.4

Distribusi

2.4.1 Pengertian Distribusi
Distribusi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat
pembangunan ekonomi, dan sosial politik suatu negara.
Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau
pemakai industri jasa dari produsen ke konsumen. (Warren J. Keegan, 2003).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.4.2 Faktor

Yang

Mendorong

Suatu

Perusahaan

Menggunakan

Distributor
Adapun faktor pendorong perusahaan dalam menggunakan distributor,
yaitu antara lain :
1.

Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak
mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung.

2.

Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena
skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.

3.

Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana
mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi.

4.

Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam
barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing
pabriknya.

2.4.3 Fungsi saluran distribusi
Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen
ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran
distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik.
2.4.4 Macam saluran distribusi
Terdapat berbagai macam distribusi barang konsumsi,antara lain :
1.

Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana
karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari
rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi
langsung.
2.

Produsen – Pengecer – Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

3.

Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan
saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan
dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada
pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian
oleh konsumen dilayani pengecer saja.

4.

Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya
terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

5.

Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai
perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang
kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam
saluran

distribusi

ini

terutama

agen

penjualan.

(http://jurnal-

sdm.blogspot.com/2009/11/saluran-distribusi-definisi-fungsi-dan.html)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.5

Pengertian Metode J alur Kritis ( CPM )
Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki

rangkaian komponen – komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama
dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat. Jadi jalur kritis
terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada
kegiatan terakhir proyek.
Makna jalur kritis penting bagi pelaksanaan proyek, karena pada jalur ini
terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan
keterlambatan proyek secara keseluruhan.
Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan
rumus – rumus perhitungan sebagai berikut :
a.

TE = E
Waktu paling awal peristiwa, yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan
karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat
dimulai bila kegiatan terdahulu telah selesai.

b.

TL = L
Waktu paling akhir peristiwa, yang berarti waktu paling lambat yang masih
diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.

c.

ES
Waktu mulai paling awal suatu kegiatan yang berarti jam paling awal
kegiatan dimulai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

d.

EF
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan, bila ada suatu kegiatan terdahulu,
maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya.

e.

LS
Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai, yaitu paling akhir kegiatan boleh
dimulai tanpa memperlambat proyek tanpa memperlambat proyek secara
keseluruhan.

f.

LF
Waktu paling akhir kegiatan oleh selesai, tanpa memperlambat penyelesaian
proyek.

g.

D
Kurun waktu suatu kegiatan, umumnya dengan suatu waktu hari, minggu,
bulan, dll.

2.6

Pengertian Metode TSP (Travelling Salesman Problem)
Di sebuah kota Konigsberg negara Jerman, arus sungai mengalir

mengelilingi kota yang di tengahnya seperti terdapat sebuah pulau, dan setelah
melalui pulau tersebut, sungai itu pecah menjadi dua bagian. Sebuah gambar peta
kasar dari pusat Konisberg mungkin terlihat seperti ini :

Gambar 2.4 Jembatan di Kota Konisberg
(Sinaga.Tuti Sarma,2008)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Penduduk di kota Konisberg bertanya-tanya apakah bisa berjalan di sekitar kota
dengan cara melintasi jembatan tepat satu kali.
Di dalam suatu perusahaan manufaktur, dibutuhkan gudang bahan baku
yang saling terpisah antara satu dengan yang lainnya. Penelitian ini menguraikan
masalah rute kendaraan dari gudang bahan baku (gudang induk) ke gudang
distributor hingga sampai ke tangan konsumen.
Secara rutin

sebuah perusahaan manufaktur

selalu

mengirimkan

produknya ke konsumen di berbagai daerah yang dilayani oleh fasilitas – fasilitas
perusahaan sebagai penunjang pemasaran produk. Di dalam hal ini perusahaan
manufaktur mengirimkan sejumlah armada untuk mendisribusikan produknya ke
konsumen. Mengilingi berbagai daerah dengan kendaraan distribusi meliputi
perencanaan yang dilakukan di awal, yaitu menghitung jarak dan waktu untuk
menghasilkan pelayanan yang terbaik.
Suatu lingkungan modern dimana terdapat pandangan sebagai suatu sistem
dari sebuah jaringan untuk transportasi, komunikasi, dan distribusi energi, barang,
dan pelayanan. Sebuah struktur yang sangat kompleks dimana terdapat biaya
subsistem yang menuntut fasilitas yang dapat digunakan secara efisien dan juga
dengan fasilitas terbaru didesain dengan lebih rasional. Teknik ini merupakan
sebuah analisis jaringan yang dapat menjadi nilai tambah untuk skala yang besar,
yaitu di dalamnya ada kegiatan mendesain, mengembangkan, dan merasionalisasi
sebuah sistem. Jaringan ini juga terdiri dari satu node dan satu set busur. Sebuah
node disebut juga sebagai point atau destination, sedangkan sebuah busur disebut
juga sebagai link (sambungan), branch (cabang), atau line (jalur). Di dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

sebuah jaringan yang ada node, dapat digunakan untuk mewakili persimpangan
jalan raya, stasiun listrik, panel telepon, stasiun kereta api, bandara, tempat
penampungan air, komputer. Jadi dapat disimpulkan, untuk sebuah point tempat
aliran dimulai, diahlikan, dan diakhiri dapat diwakili dengan node. Sebuah busur
apabila di dalam sebuah jaringan dapat mewakili jalan, kabel listrik, kabel
telepon, jalur penerbangan, aliran air atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai
sesuatu yang men