Perancangan Grafis dengan Inspirasi Batik Cirebon untuk Second Linde 16DS.

(1)

ABSTRAK

Winny Astrini, 0964115 Perancangan Grafis Dengan Inspirasi Batik Cirebon Untuk Second Line 16DS. Dosen pembimbing Berti Alia Bahaduri, S.Kr., Pg.Dip., M.Ds dan Elizabeth Wianto, S.Sos., S.Sn., M.Ds. Program Sarjana Strata Satu Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk mengenalkan serta mengajarkan pada kaum muda akan ragam hias batik Indonesia khususnya ragam hias Cirebon.

Teori yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini adalah teori tentang ragam batik dan bagaimana kepribadian dewasa awal. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observasi, wawancara dengan nara sumber, kuesioner, dan studi literatur.

Kesimpulan dari perancangan ini adalah dengan adanya media pembelajaran batik yang dikemas dengan tren dewasa awal yakni pengaplikasiannya pada produk pakaian keseharian mereka agar dapat diterima dan dipahami oleh kaum muda selain itu mereka dapat terus melestarikan budaya Indonesia dan memperkenalkannya tidak hanya di kancah nasional tetapi internasional.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... .i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... .iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... .iv

KATA PENGANTAR………...…….…..v

ABSTRAK ... .vi

DAFTAR ISI………...………..………...…...vii

DAFTAR GAMBAR ... ..x

DAFTAR DIAGRAM & TABEL ... ...xii

DAFTAR ISTILAH ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang … ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Permasalahan ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batik ... 6

2.1.1 Pengertian Batik ... 6

2.1.2 Ragam Batik ... 6


(3)

2.2.2 Pengertian Fashion Branding ... 10

2.3 Brand ... 10

2.3.1 Manfaat Brand ... 11

2.4 Logo ... 11

2.5 Promosi ... 12

2.5.1 Pengertian Promosi ... 12

2.5.2 Tujuan Promosi ... 12

2.6 Kemasan ... 13

2.6.1 Pengertian dan Fungsi Kemasan ... 13

2.7 Faktor yang Memperngaruhi Konsumen Berbelanja ... 13

2.8 Dewasa Awal ... 14

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta... 16

3.1.1 Mandatori ... 16

3.1.2 Konsep Logo ... 21

3.1.3 Eksistensi 16DS ... 22

3.1.4 Karakter Produk 16DS ... 23

3.1.5 Batik Cirebon ... 23

3.1.6 Hasil Kuesioner ... 28

3.1.7 Tinjauan Produk Sejenis ... 33

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 35

3.2.1 Analisis Segmentasi, Targeting, Positioning ... 35

3.2.2 Analisis SWOT ... 37

3.2.3 Analisis Pemecahan Masalah Komunikasi ... 38

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 40


(4)

4.2.1 Konsep Visual ... 41

4.3 Konsep Media ... 45

4.4 Hasil Karya... 47

4.4.1 Logo ... 47

4.4.2 Motif Batik ... 48

4.4.3 Hang Tag ... 50

4.4.4 Apps ... 51

4.4.5 Tag ... 52

4.4.6 Social Network ... 53

4.4.7 Display ... 53

4.4.8 Poster ... 54

4.4.9 Ambience ... 55

4.4.10 Advertising Magazine ... 55

4.4.11 Shopping Bag ... 56

4.4.12 Notes ... 56

4.4.13 Catalogue ... 57

4.4.14 Web Banner ... 57

4.4.15 Video Campaign ... 58

4.4.16 Website ... 58

4.4.17 Itunes Banner ... 59

4.4.18 Icon Apps ... 59

4.4.19 Production Timeline ... 60

4.5 Budgeting ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Skema Perancangan... 6

Gambar 3.1 Logo 16DS ... 16

Gambar 3.2 16DS Catalogue ... 19

Gambar 3.3 Official Store 16DS, Paris Van Java, Bandung ... 20

Gambar 3.4 Official Store 16DS, Paris Van Java, Bandung ... 20

Gambar 3.5 16DS Jeans, Paris Van Java, Bandung ... 21

Gambar 3.616DS Kemeja Denim, Paris Van Java, Bandung ... 21

Gambar 3.7 Brightspot, Trademark dan Lookats Logo Event ... 22

Gambar 3.8 Lookats Events ... 22

Gambar 3.9 Ragam Hias Megamendung ... 24

Gambar 3.10 Ragam Hias Wadasan ... 25

Gambar 3.11 Ragam Hias Paksi Naga Liman ... 26

Gambar 3.12 Ragam Hias Singa Barong ... 27

Gambar 3.11 Ragam Hias Buraq ... 27

Gambar 3.24 Info Grafis ... 33

Gambar 3.25 Logo Rodeo ... 34

Gambar 3.26 Produk Rodeo Heritage ... 35

Gambar 4.1 Logo Brand Second Line 16DS ... 41

Gambar 4.2 Tampilan Fotografi ... 43

Gambar 4.3 Tampilan Fotografi Katalog ... 43

Gambar 4.4 Warna ... 44

Gambar 4.5 Logo Brand Second Line 16DS ... 47

Gambar 4.6 Motif Batik Cirebon ... 48

Gambar 4.7 Pengaplikasian ... 49

Gambar 4.8 Hang Tag ... 50

Gambar 4.9 Apps... 51


(6)

Gambar 4.11 Tag ... 52

Gambar 4.12 Pengaplikasian ... 52

Gambar 4.13 Social Network ... 53

Gambar 4.14 Display ... 53

Gambar 4.15 Poster Awareness... 54

Gambar 4.16 Poster Informing ... 54

Gambar 4.17 Ambience ... 55

Gambar 4.18 Ad Magz... 55

Gambar 4.19 Shopping Bag ... 56

Gambar 4.20 Notes ... 56

Gambar 4.21 Catalogue ... 57

Gambar 4.22 Web Banner ... 57

Gambar 4.23 Video Campign ... 58

Gambar 4.24 Website ... 58

Gambar 4.25 Itunes Banner ... 59


(7)

DAFTAR DIAGRAM & TABEL

Diagram 3.14 Diagram 1 ... 28

Diagram 3.15 Diagram 2 ... 28

Diagram 3.16 Diagram 3 ... 29

Diagram 3.17 Diagram 4 ... 29

Diagram 3.18 Diagram 5 ... 30

Diagram 3.19 Diagram 6 ... 30

Diagram 3.20 Diagram 7 ... 31

Diagram 3.21 Diagram 8 ... 31

Diagram 3.22 Diagram 9 ... 32

Diagram 3.23 Diagram 10 ... 32

Tabel 4.26 Production Timeline ... 60


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan beragam suku bangsa dan budaya. Banyak ragam budaya peninggalan nenek moyang Indonesia diantaranya mulai dari alat musik daerah, senjata khas daerah, cerita rakyat daerah, Pakaian adat daerah, dan sebagainya. Nilai- nilai budaya dimasa sekarang sudah mulai minim terlihat. Tradisi turun temurun pun sudah mulai beberapa yang ditinggalkan khususnya oleh remaja sekarang. Remaja Indonesia terlebih pada kota – kota metropolitan sangatlah kurang mengenal bahkan kurang perduli lagi dengan budaya di Indonesia. Yang melatarbelakangi itu semua adalah pengaruh budaya barat baik dari gaya hidup, moral, etika, dan sebagainya.

Bila kita mencari tahu dan mempelajari secara mendalam tentang nilai budaya Indonesia, banyak nilai - nilai positif mulai dari etika, budi pekerti dan sebagainya yang bisa kita tiru khususnya bagi remaja Indonesia sebagai penerus bangsa.

Salah satu budaya yang sangat kental memiliki filosofi nilai-nilai positif dan dekat pada keseharian masyarakat dahulu ialah batik yang identik dengan ragam corak busana masyarakat terdahulu.

Berbicara tentang perkembangan busana kini, baik di dalam negri dan dunia, gaya tidak pernah habis dan terus berganti setiap tahun bahkan bulan dan juga hari. Orang menyebutnya fashion, yang identik dengan pakaian, aksesoris, gaya hidup dan kehidupan sekitarnya. Adapun fashion merupakan bentuk kebebasan berbicara, tidak hanya meliputi pakaian, tetapi juga aksesori, gaya rambut,


(9)

seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti tren yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial. Naiknya dunia fashion di Indonesia dan berbagai aspek sekitarnya, mulai memberi pengaruh pada gaya hidup remaja Indonesia sekarang pada umumnya.

Berdasarkan hasil survei APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia), indonesia merupakan negara yang warganya merupakan penggila belanja no 4 di dunia, dan negara berkembang yang sangat memikirkan gengsi dan gaya hidup terutama fashion. (www.appmi.com;13.00; 18 Februari 2013) Kini, mulai dari perancang ternama dan banyak bermunculannya insan muda kreatif di bidang fashion ikut meramaikan industri fashion kreatif di Indonesia. Pada umumnya sekarang yang berkembang pesat ialah brand-brand fashion lokal yang digawangi insan muda kreatif di Indonesia. Karena dengan harga lebih terjangkau dan dengan karakter desain yang mengikuti tren banyak diminati khususnya oleh remaja di Indonesia.

Begitu pesatnya perkembangan industri fashion di Indonesia yang mayoritas mengacu pada tren modern yang kental dengan budaya luar, sangatlah berpeluang pengenalan ragam corak budaya kepada remaja yang sekarang sudah mulai terlupakan. Pembelajaran dengan pendekatan melalui media keseharian remaja inilah yang mungkin dapat diterima.

Beragamnya corak batik Indonesia dan dengan batasan-batasan filosofi yang ada membawa penulis menentukan lingkup batik Indonesia yang ingin dikenalkan dan diajarkan kepada remaja. Struktur batik serta ragam corak yang dinamislah yang dipilih untuk nantinya sebagai pembelajaran awal kecintaan remaja terhadap ragam corak batik yang ada. Dari hasil survei yang di dapat, batik pesisirlah yang paling dekat dengan karakter remaja, karena struktur corak yang dinamis, dapat di modifikasi dan penggunaan warna-warna yang lebih beraneka ragam. Dari banyak batik pesisir yang ada ,batik Cirebonlah yang paling menarik untuk dikenalkan kepada para remaja, karena berbeda dengan batik pesisir pada umumnya yang lebih mengangkat unsur flora fauna dan mata pencaharian daerahnya, batik


(10)

Cirebon memiliki ragam corak yang diangkat dari cerita-cerita sejarah, dan keindahan percampuran tradisi.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan pada bagian latar belakang, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, antara lain:

 Bagaimana merancang komunikasi visual yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan awareness dan menarik minat dewasa awal untuk mengetahui dan belajar tentang batik Cirebon melalui second line 16DS?  Bagaimana membuat perancangan visual yang menarik dan mengikuti tren

jaman sekaligus mengajarkan tentang batik Cirebon?

Bagaimana memperkenalkan dan mengajarkan batik Cirebon melalui second line kepada dewasa awal umumnya?

1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dipilih penulis adalah mengedukasi tentang batik Cirebon yang pengaplikasiannya melalui produk second line brand lokal pada dewasa awal khususnya di Pulau Jawa usia antara 20 - 27 tahun, berasal dari golongan menengah hingga menengah atas, pendidikan akhir D3, S1


(11)

1.3Tujuan Perancangan

Berdasarkan pada permasalahan yang sudah diungkapkan pada bagian sebelumnya maka dapat disimpulkan garis besar hasil yang ingin diperoleh yaitu :  Merancang dan membuat visual yang tepat dan efektif sehingga dapat

meningkatkan awareness dan menarik minat dewasa awal untuk mengetahui dan belajar tentang batik Cirebon melalui second line 16DS.

 Membuat perancangan visual yang menarik dan mengikuti tren jaman tetapi tidak menghilangkan nilai tradisi serta sekaligus mengajarkan tentang batik Cirebon.

Merancang brand dan visual yang mengajarkan batik Cirebon melalui second line 16DS dengan pendekatan kepada dewasa awal di Pulau Jawa.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan beberapa sumber data yang dapat dipercaya kebenarannya antara lain melalui :

Observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi retail 16DS dan Batik Komar sebagai acuan dan pengumpulan informasi mengenai batik Cirebon dan perkembangan retail.

Wawancara kepada beberapa narasumber seperti Aditya Mahardhika selaku desainer 16DS, Dimas selaku karyawan 16DS, bapak Komarudin Kudiya, M.DS selaku pembatik serta salah satu pemilik industri kerajinan batik Cirebon dan ibu Zaki Zumrotun selaku dosen STTTekstil Bandung.

Kuesioner yang disebarkan kepada target market untuk mengetahui tanggapan dari para dewasa awal khususnya di Pulau Jawa tentang pengenalan mereka terhadap batik.


(12)

(13)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan perancangan karya yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh, yaitu sebagai berikut. (1) Batik yang merupakan warisan budaya Indonesia perlu untuk dilestarikan melalui proses pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat. (2) Dari bermacam-macam ragam hias batik Indonesia, batik Cirebon memiliki motif yang aplikatif sebagai percontohan untuk pendidikan dan pengajaran tentang ragam hias batik Indonesia. (3) Kelompok usia dewasa awal merupakan usia yang tepat untuk diberikan pembelajaran mengenai ragam hias batik, karena pada usia tersebut mereka sudah memiliki tingkat kesadaran yang mandiri. (4) Perancangan second line produk fashion dengan cara mengaplikasikan motif batik kedalam produk yang ditawarkan merupakan media yang efektif untuk mengenalkan dan mengajarkan ragam hias batik Cirebon, karena tren yang berkembang dikalangan dewasa awal saat ini adalah tren fashion. (5) Karya-karya yang dihasilkan dalam perancangan grafis dengan inspirasi batik Cirebon untuk second line 16DS memiliki korelasi dengan permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan dan pengajaran untuk dewasa awal.

5.2 Saran

Dari permasalahan yang ada dewasa awal seharusnya tidak hanya mengenal tetapi memahami lebih dalam budayanya sebagai salah satu upaya melestarikan warisan Indonesia. Dimasa sekarang pendidikan seharusnya tidak hanya mengajarkan tentang ilmu ilmiah saja tetapi bobot budaya juga sangatlah penting diajarkan. Khususnya bagi para desainer muda yang prospeknya sangat besar untuk mengenalkan ragam hias Indonesia tidak hanya pada kancah nasional tetapi Internasional dan juga sebagai inspirasi kreatif.


(14)

16DS merupakan salah satu produk dalam negeri yang mengutamakan mutu produk dan hasil karya kreatif insan muda Indonesia. Oleh karena itu seharusnya memasukan unsur budaya Indonesia sebagai salah satu pilihan, seperti keanekaragaman motif-motif batik Indonesia. Selain untuk mengenalkan unsur-unsur budaya pada kaum muda juga dapat menjunjung tinggi budaya Indonesia kedalam dunia fashion dalam negeri.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Bibliografi

Kudiya, Komarudin. 2011. Batik Eksistensi untuk Tradisi. Jakarta : Dian Rakyat. Drs. Hasanudin. 2008. Batik Pesisiran. Jakarta : Kiblat.

Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta : ANDI Alma, H. Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : CV Alfabeta.

Dharma, Agus. E. Jerome McCarthy. William D Perreault. 1993. Dasar – Dasar Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Cenadi, Christine Suharto. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran Jurnal Nirmana 2.1 (Januari 2000).

Webliografi

http://www.appmi.com;13.00; 18 Februari 2013

Fashion & Branding Strategies, (http://www.atexcon.com/pdf/Fashion-&-Branding-Strategies_T-Panwar.pdf, diunduh 07.38 ,8 Maret 2013)

Savitrie,(http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126658-6027-Pola%20perilaku-Literatur.pdf, diunduh 08.31, 11 Maret 2013)

Martian,2008,(http://superhoresip.blogspot.com/2008/12/hasil-wawancara-fashion-branding.html, diunduh 07.21, 8 Maret 2013)

How to Design a Logo (justcreative.com, diunduh 11.39, 7 Maret 2013)

An Noor Rizza, (Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam berbelanja .pdf, diunduh 09.21, 9 Maret 2013)


(16)

Jurnal Universitas Sumatera Utara, (repository.usu.ac.id, diunduh 17.25, 9 Maret 2013)

http://www.hai-online.com/Hai2/Topic-Of-The-Week/SIXTEEN-D-SCALE-16-JURUS-MEMBUAT-DENIM, diunduh 21.51 ,9 Maret 2013

http://www.rodeo.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=49&Ite mid=53, diunduh 19.00 ,1 maret 2013


(1)

1.3Tujuan Perancangan

Berdasarkan pada permasalahan yang sudah diungkapkan pada bagian sebelumnya maka dapat disimpulkan garis besar hasil yang ingin diperoleh yaitu :  Merancang dan membuat visual yang tepat dan efektif sehingga dapat

meningkatkan awareness dan menarik minat dewasa awal untuk mengetahui dan belajar tentang batik Cirebon melalui second line 16DS.

 Membuat perancangan visual yang menarik dan mengikuti tren jaman tetapi tidak menghilangkan nilai tradisi serta sekaligus mengajarkan tentang batik Cirebon.

Merancang brand dan visual yang mengajarkan batik Cirebon melalui second

line 16DS dengan pendekatan kepada dewasa awal di Pulau Jawa.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan beberapa sumber data yang dapat dipercaya kebenarannya antara lain melalui :

Observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi retail

16DS dan Batik Komar sebagai acuan dan pengumpulan informasi mengenai batik Cirebon dan perkembangan retail.

Wawancara kepada beberapa narasumber seperti Aditya Mahardhika selaku

desainer 16DS, Dimas selaku karyawan 16DS, bapak Komarudin Kudiya, M.DS selaku pembatik serta salah satu pemilik industri kerajinan batik Cirebon dan ibu Zaki Zumrotun selaku dosen STTTekstil Bandung.

Kuesioner yang disebarkan kepada target market untuk mengetahui

tanggapan dari para dewasa awal khususnya di Pulau Jawa tentang pengenalan mereka terhadap batik.


(2)

1.5Skema Perancangan


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan perancangan karya yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh, yaitu sebagai berikut. (1) Batik yang merupakan warisan budaya Indonesia perlu untuk dilestarikan melalui proses pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat. (2) Dari bermacam-macam ragam hias batik Indonesia, batik Cirebon memiliki motif yang aplikatif sebagai percontohan untuk pendidikan dan pengajaran tentang ragam hias batik Indonesia. (3) Kelompok usia dewasa awal merupakan usia yang tepat untuk diberikan pembelajaran mengenai ragam hias batik, karena pada usia tersebut mereka sudah memiliki tingkat kesadaran yang mandiri. (4) Perancangan second line produk fashion dengan cara mengaplikasikan motif batik kedalam produk yang ditawarkan merupakan media yang efektif untuk mengenalkan dan mengajarkan ragam hias batik Cirebon, karena tren yang berkembang dikalangan dewasa awal saat ini adalah tren fashion. (5) Karya-karya yang dihasilkan dalam perancangan grafis dengan inspirasi batik Cirebon untuk second line 16DS memiliki korelasi dengan permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan dan pengajaran untuk dewasa awal.

5.2 Saran

Dari permasalahan yang ada dewasa awal seharusnya tidak hanya mengenal tetapi memahami lebih dalam budayanya sebagai salah satu upaya melestarikan warisan Indonesia. Dimasa sekarang pendidikan seharusnya tidak hanya mengajarkan tentang ilmu ilmiah saja tetapi bobot budaya juga sangatlah penting diajarkan. Khususnya bagi para desainer muda yang prospeknya sangat besar untuk mengenalkan ragam hias Indonesia tidak hanya pada kancah nasional tetapi Internasional dan juga sebagai inspirasi kreatif.


(4)

16DS merupakan salah satu produk dalam negeri yang mengutamakan mutu produk dan hasil karya kreatif insan muda Indonesia. Oleh karena itu seharusnya memasukan unsur budaya Indonesia sebagai salah satu pilihan, seperti keanekaragaman motif-motif batik Indonesia. Selain untuk mengenalkan unsur-unsur budaya pada kaum muda juga dapat menjunjung tinggi budaya Indonesia kedalam dunia fashion dalam negeri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bibliografi

Kudiya, Komarudin. 2011. Batik Eksistensi untuk Tradisi. Jakarta : Dian Rakyat. Drs. Hasanudin. 2008. Batik Pesisiran. Jakarta : Kiblat.

Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta : ANDI Alma, H. Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : CV Alfabeta.

Dharma, Agus. E. Jerome McCarthy. William D Perreault. 1993. Dasar – Dasar Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Cenadi, Christine Suharto. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran

Jurnal Nirmana 2.1 (Januari 2000).

Webliografi

http://www.appmi.com;13.00; 18 Februari 2013

Fashion & Branding Strategies,

(http://www.atexcon.com/pdf/Fashion-&-Branding-Strategies_T-Panwar.pdf, diunduh 07.38 ,8 Maret 2013) Savitrie,(http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126658-6027-Pola%20perilaku-Literatur.pdf, diunduh 08.31, 11 Maret 2013)

Martian,2008,(http://superhoresip.blogspot.com/2008/12/hasil-wawancara-fashion-branding.html, diunduh 07.21, 8 Maret 2013)

How to Design a Logo (justcreative.com, diunduh 11.39, 7 Maret 2013)

An Noor Rizza, (Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam berbelanja .pdf, diunduh 09.21, 9 Maret 2013)


(6)

Jurnal Universitas Sumatera Utara, (repository.usu.ac.id, diunduh 17.25, 9 Maret 2013)

http://www.hai-online.com/Hai2/Topic-Of-The-Week/SIXTEEN-D-SCALE-16-JURUS-MEMBUAT-DENIM, diunduh 21.51 ,9 Maret 2013

http://www.rodeo.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=49&Ite mid=53, diunduh 19.00 ,1 maret 2013