Efektivitas Hipnoterapi Dalam Menurunkan Derajat Anxiety Yang Dihadapi Oleh Klien Yang Mengalami Fobia di Klinik "X" Bandung.

(1)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The study was conducted to see the application of hypnotherapy program to reduce the degree of anxiety on a client who had a phobia in the clinic "X" Bandung. Subjects were hypnotherapy clients who had a phobia. Number of samples of this study is 1 person.

There are many efforts to understand and explore these issues with a phobia for troubleshooting purposes. One of the efforts is to provide treatment through hypnotherapy program. The results obtained are expected to enrich the knowledge and understanding of phobias and treatment through hypnotherapy as one application of psychotherapy.

This study uses a theoretical approach of Gordon Emmerson (2007). Variables which examined in this study are hypnotherapy and the degree of anxiety. Data obtained through observation and direct interview. The research design used in this study was quasi experimental research design with Interrupted Time-Series Design. The data obtained were processed qualitatively.

The results showed that hypnotherapy can be used to reduce the degree of phobic anxiety on the client. Hypnotherapy resolve conflicts that occur within us, conflict is further being resolution by providing information so that the underlying changes in behavior that lead respondents to the degree of anxiety reduction. Aspects that play a role in lowering the degree of phobic anxiety on the client is a

client’s belief of the therapist that facilitate therapists in performing critical

factor bypass.

From the results of this study proposed several suggestions, namely: for phobic clients, the success of the therapeutic process are based on a sense of confidence in the hypnotherapy and the therapist so the treatment can be successful. For therapists, it is important to do a good rapport, this is done to build trust in the client so that the process of therapy can be done easily. For therapists, it is important to know the source of any problems experienced by the client, this is done so the therapist can provide appropriate interventions and suggestions on the target so that changes in behavior can be done. For therapists, it is important to follow the procedure of hypnotherapy, although improvements in the process of hypnotherapy can be done. Finally, for other researchers are advised to do the deepening hypnosis or hypnosis in "sleep" state.


(2)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan program hipnoterapi

untuk menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia di klinik “X”

Bandung. Subjek penelitian adalah klien hipnoterapi yang mengalami fobia. Jumlah sampel penelitian ini adalah 1 orang.

Terdapat berbagai upaya untuk memahami dan mendalami permasalahan fobia ini dengan tujuan untuk mengatasi masalah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan penanganan melalui program hipnoterapi. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman mengenai fobia serta penanganannya melalui hipnoterapi sebagai salah satu penerapan psikoterapi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan teori dari Gordon Emmerson (2007). Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hipnoterapi dan derajat anxiety. Data diperoleh melalui observasi dan direct interview. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain penelitian Interrupted Time-Series Design. Data yang diperoleh diolah secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hipnoterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat anxiety pada klien fobia. Hipnoterapi mengatasi konflik-konflik yang terjadi dalam diri, konflik-konflik tersebut selanjutnya diresolusi dengan memberikan informasi-informasi sehingga mendasari perubahan perilaku responden yang mengarah pada penurunan derajat anxiety. Aspek yang berperan dalam menurunkan derajat anxiety pada klien fobia adalah kepercayaan klien terhadap terapis yang mempermudah terapis dalam mem-bypass critical factor.

Dari hasil penelitian ini diajukan beberapa saran, yaitu: bagi klien fobia, keberhasilan dalam proses terapi didasari oleh adanya rasa percaya terhadap hipnoterapi dan pada terapisnya sehingga proses terapi dapat berhasil dengan baik. Bagi terapis, penting untuk melakukan good rapport, hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan pada diri klien sehingga proses terapi dapat dilakukan dengan mudah. Bagi terapis, penting untuk mengetahui sumber dari setiap permasalahan yang dialami klien, hal ini dilakukan agar terapis dapat memberikan intervensi dan sugesti tepat pada sasarannya sehingga perubahan tingkah laku dapat dilakukan. Bagi terapis, penting untuk mengikuti prosedur dari hipnoterapi walaupun improvisasi dalam proses hipnoterapi dapat dilakukan. Terakhir, bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan deepening hypnosis atau


(3)

Program Magister Psikologi i Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Daftar Isi ……… i

Daftar Bagan ……….. v

Daftar Tabel ………... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah ……… 10

1.3 Maksud dan Tujuan ………. 10

1.3.1 Maksud Penelitian ……… 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ………. 10

1.4 Kegunaan Penelitian ……… 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ……… 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ………. 11

1.5 Metodologi Penelitian ……….. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahasan Teoritis ……….. 13

2.1.1 HIPNOSIS ………... 13

2.1.1.1 Definisi Hipnosis ……….. 13

2.1.1.2 Prinsip Kerja Hipnosis ……….. 13


(4)

Program Magister Psikologi ii Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.4 Kesadaran dan Ketaksadaran ……… 16

2.1.1.5 Asumsi Mengenai Fenomena Ketidaksadaran ……….. 17

2.1.1.6 Kecemasan ……… 18

2.1.1.7 Teori Gestalt ……….. 18

2.1.1.8 Waking Hypnosis ……….. 22

2.1.1.9 Ego State ………... 23

2.1.1.10 Teori Realitas ……… 33

2.1.2 ANXIETY ……….. 35

2.1.2.1 Definisi Anxiety ………. 35

2.1.2.2 Fobia ……….. 35

2.1.2.2.1 Kriteria Fobia Berdasarkan DSM-IV………. 37

2.1.2.2.2 Macam-macam Fobia ………. 37

2.1.2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi ……… 38

2.2 Kerangka Pikir ………. 39

2.3 Asumsi-asumsi ………. 48

2.4 Hipotesis ……….. 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ………. 49

3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ……….. 50


(5)

Program Magister Psikologi iii Universitas Kristen Maranatha

3.2.1 Variabel Penelitian ………... 50

3.2.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ………… 50

3.2.2.1 Definisi Konseptual ………. 50

3.2.2.1.1 Hipnosis dan Hipnoterapi ………. 50

3.2.2.1.2 Fobia ………. 50

3.2.2.2 Definisi Operasional ……… 50

3.2.2.2.1 Hipnoterapi ………... 50

3.2.2.2.2 Fobia ………. 56

3.3 Alat Ukur ………. 56

3.3.1 Observasi ………. 56

3.3.2 Interview ……….. 57

3.3.2.1 Panduan Interview untuk Mengukur Efektivitas Hipnoterapi dan Derajat Axiety ………. 58

3.4 Populasi dan Subjek ………. 59

3.5 Teknik Analisis Data ………... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……… 60

4.1.1 Identitas ……… 60

4.1.2 Riwayat Keluhan ……….. 60

4.1.3 Anamnesa ………. 63


(6)

Program Magister Psikologi iv Universitas Kristen Maranatha

4.1.5 Hasil Penelitian Terhadap Derajat (Dalam Skala)

Anxiety ………. 108 4.1.6 Hasil Pemantauan Selama 2 Bulan ……….. 108

4.2 Pembahasan ………. 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……….. 131

5.2 Saran ……… 132

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(7)

Program Magister Psikologi v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

2.2 Bagan Kerangka Pikir ………. 47


(8)

Program Magister Psikologi vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

3.2.2.2.1 Tabel Modul Hipnoterapi ……….. 51

3.3.2.3 Tabel Panduan Interview untuk Mengukur Efektivitas


(9)

Program Magister Psikologi 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Penggunaan hipnotis sudah ada sebelum sejarah itu sendiri tercatat. Tentu saja waktu itu hipnotis belum dikenal dengan nama hipnotis. Hipnotis pada masa dulu dipraktikkan dalam ritual agama maupun ritual penyembuhan. Abad 18 merupakan abad asal mula munculnya hipnotis modern. Milton Hyland Erickson (1901-1980) dipandang sebagai hipnoterapis dan psikoterapis. Ia menyatakan bahwa dalam suatu proses hipnotis, yang paling berperan adalah pikiran klien sendiri. Tokoh lain yang mengembangkan hipnotis adalah Dave Elman (1900-1967) dimana ia terkenal dengan teknik induksinya yang diberi nama "Elman Induction" dan bukunya yang berjudul Hypnotherapy. (www. alfanhipnoterapi.

com /? sejarah-hipnosis, 25).

Di Barat sendiri keberadaan hipnosis sudah banyak mendapat pengakuan, hal ini diikuti dengan banyaknya penelitian mengenai hipnosis dan hipnoterapi, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Flammer dan Bogarts dari Universiti Konstanze di Jerman pada tahun 2003 yang melakukan metaanalisis dari berbagai penelitian tentang hipnoterapi. Dari 57 (lima puluh tujuh) penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang menyatakan bahwa tingkat keberhasilan hipnoterapi dalam mengatasi masalah adalah sebesar 64%. Kesuksesan tersebut adalah dalam mengatasi gangguan psikosomatis, tes anastesi,


(10)

2

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

membantu untuk berhenti merokok, fobia dan mengontrol nyeri pada beberapa pasien dengan sakit kronis (www.medicalera.com).

Di Indonesia sendiri pengunaan hipnoterapi masih banyak mengalami pro dan kontra. Permasalahan di Indonesia selama ini adalah hipnoterapi dianggap sebagai sesuatu yang bersifat magis, bahkan di beberapa daerah penggunaan hipnosis masih dilarang. Hal ini diungkapkan Yan saat membuka pertemuan perdana para hipnoterapis se-Indonesia. Selama ini, hipnoterapi belum diakui sebagai cabang pengobatan psikologis tersendiri di Kementerian Kesehatan melainkan masih dianggap sebagai alternatif. (http:// kesehatan.kompas.com

/read/2010/06).

Permasalahan lainnya mengenai hipnoterapi adalah adanya persepsi yang salah mengenai hipnosis dan bagaimana pemanfaatan hipnosis selama ini. Persepsi dan penggunaan yang salah ini muncul tentunya dari pengalaman atau informasi yang didapat dari koran, majalah, acara TV yang menampilkan hipnosis, atau mungkin orang tersebut pernah menjadi korban dari pengunaan hipnosis yang salah. Adapun ketidakpercayaan mereka terhadap hipnoterapi dikarenakan kurangnya penelitian-penelitian mengenai hipnoterapi atau kurangnya referensi mengenai hipnoterapi

(www.blogspot.com/2010/03/sejarah-hipnoterapi).

Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 (lima belas) orang mengenai hipnosis, didapat hasil bahwa 12 (dua belas) orang (80%) menyatakan bahwa hipnosis merupakan suatu keadaan dimana kita dapat mengatakan semua hal yang ada dalam diri kita tanpa kita mampu untuk mengontrolnya. Sedangkan 3 (tiga)


(11)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

orang (20%) lainnya menyatakan bahwa hipnosis merupakan suatu keadaan dimana badan kita menjadi rileks dan kita jadi dapat mengatasi masalah yang kita hadapi atau dapat juga mengeluarkan apa yang kita rasakan.

Hipnosis menurut US Department of Education, Human Services Devinision adalah tertembusnya kritikal faktor dari alam sadar yang diikuti dengan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran. Hipnoterapi sendiri merupakan suatu terapi yang menggunakan prinsip-prinsip kerja hipnosis. Menurut Adi W Gunawan dalam Indonesia Hypnosis Summit 2010, Minggu (13/6/2010), di Hotel Oasis Amir, Jakarta, banyak hal yang bisa dilakukan dengan hipnotis. Bukan dalam konteks seperti yang selama ini ada dalam pikiran banyak orang, hipnotis dengan terapi atau yang disebut dengan hipnoterapi memiliki banyak manfaat, terutama di bidang kesehatan jiwa. “Manfaat hipnoterapi banyak sekali, mulai dari menyembuhkan yang paling ringan seperti fobia hingga kepribadian majemuk,” ujarnya kepada Kompas.com. Ia menjelaskan, pada dasarnya hipnoterapi ditujukan untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya dengan melakukan stimulus di dalam otak saat seseorang dalam keadaan trance. Seorang hipnoterapis di sini hanya berperan sebagai pengendali pikiran agar membantu orang tersebut menemukan jalan pikiran, perasaan, hingga mampu memengaruhi tindakan yang membantunya dalam mengatasi problema. (http:/ /hypnotherapyclinic.biz

/kompas-com-hipnoterapi-atasi-fobia).

Dalam beberapa artikel dikatakan bahwa hipnoterapi juga merupakan cara

yang sangat cepat untuk dapat melakukan perubahan mental dan “beberapa”


(12)

4

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha sadar, kita melakukan perubahan pada “dasar dari gunung es”. Dengan terapi

bawah sadar kita langsung menjangkau pikiran bawah sadar yang mendasari perilaku seseorang, sehingga efeknya bisa cukup cepat bisa dirasakan. Dengan demikian, melalui bawah sadar seseorang, kita bisa “dalam batas tertentu” melakukan beberapa pengaturan. Atau kemungkinan kedua, memang bawah sadar kita memiliki persepsi yang salah terhadap suatu rangsangan fisik, jika demikian maka dengan hipnosis dapat membantu memperbaiki persepsi yang selama ini salah dengan memberikan infomasi baru terhadap alam bawah sadar sehingga masalah dapat teratasi

(http://hypnotherapyclinic.biz/mengapa-terapi-pikiran-bawah-sadar).

Bedasarkan penuturan mengenai hipnosis dan hipnoterapi di atas, maka baik masalah fisik maupun psikis dapat ditangani dengan mengunakan hipnoterapi. Masalah yang banyak muncul saat ini dan sudah mendapat penangan melalui hipnoterapi adalah masalah fobia. Menurut DSM-IV, fobia merupakan ketakutan yang irasional terhadap objek atau kejadian yang membuat individu berusaha untuk menghindari objek atau kejadian tersebut. Banyak penderita fobia yang enggan pergi ke para ahli untuk mengikuti terapi karena takut harus bersinggungan dengan obyek yang ditakuti. Namun dalam hipnoterapi klien tidak akan diminta berhadapan dengan obyek yang ditakuti kalau klien masih merasa takut. Klien tidak akan "dipaksa" untuk melawan rasa takut

(http://www.hipnoterapi.asia/sembuhkan_fobia.htm).

Salah satu artikel mengatakan bahwa hipnoterapi merupakan metode yang paling cepat dalam menyembuhkan fobia. Sebagian besar fobia bisa disembuhkan


(13)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

dalam waktu satu jam saja. Fobia terjadi karena pikiran bawah sadar kita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan fobia. Dengan hipnoterapi, Anda bisa mengetahui penyebab sekaligus menyembuhkan fobia dengan mudah dan cepat. Dengan hipnoterapi, Anda akan dibimbing untuk menemukan penyebab fobianya, kemudian dilakukan pembelajaran ulang atas peristiwa penyebab fobia tersebut. Dengan pemahaman yang baru mengenai peristiwa traumatis tersebut, maka fobia akan sembuh seketika dan tidak kambuh dalam waktu yang sangat lama atau bahkan selamanya. Khusus untuk fobia, hipnoterapi digunakan untuk mereduksi kecemasan yang mengambil alih kontrol individu atas dirinya. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu gambaran nyata tentang kondisi yang menyebabkan fobia namun individu tetap dalam kondisi relax, sehingga membantu mereka untuk menyesuaikan ulang reaksi mereka pada kondisi yang menyebabkan fobia menjadi normal dan respon yang lebih tenang (http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnoterapi).

Beberapa kasus fobia yang sudah ditangani oleh hipnoterapi misalnya seperti kasus Darcy. Ia adalah seorang wanita berumur 30-an yang cukup menarik. Ia memiliki masalah ketakutan untuk berbicara di depan umum, secara spesifik di dalam kelas bahasa Perancis. Ia mengatakan walaupun ia sudah hafal, namun setiap kali di depan kelas, pikirannya menjadi kosong, rasanya ingin menangis, frustrasi dan panik. Dalam kondisi terapi ditemukan bahwa ada bagian dari pikiran Darcy yang tidak suka berada di antara banyak orang, pikiran ini takut mengenai bagaimana reaksi orang-orang di sekitarnya nanti dan berpikir bahwa semuanya akan gagal. Dengan hipnosis, terapis memberikan informasi baru pada


(14)

6

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

pikiran Darcy untuk bicara di depan umum tanpa adanya perasaan takut ataupun cemas. Beberapa minggu kemudian Darcy melaporkan bahwa presentasinya berjalan dengan lancar dan sukses, tidak ada lagi panik. Dalam presentasinya ia merasa sangat tenang dan santai. Presentasi yang sangat sukses katanya, meskipun pada orang-orang yang tidak ia kenal

(http://hypnotherapyclinic.biz/takut-bicara-di-depan-umum).

Jimmy K. Santosa, Cht-AHI, seorang hipnoterapis, menceritakan kisah mengenai seorang pria berusia 27 tahun yang memiliki masalah takut akan kegelapan. Ia tidak dapat tidur dalam kondisi lampu padam, ia pun tidak bisa mengalami peristiwa mati lampu. Yang dilakukan untuk pertama kali adalah membawa klien mengalami relaksasi pikiran, sehingga gelombang otak klien turun ke gelombang alfa atau theta. Setelah dipastikan gelombang otaknya sudah

relax, maka dimulailah mencari akar masalah dari fobia gelap tersebut. Pertama

kali, klien diminta untuk mengingat kembali peristiwa pertama kali ia mengalami ketakutan pada kegelapan. Ketika klien bisa mengingat kembali saat pertama kali ia mengalami ketakutan dengan gelap, ternyata klien mulai takut gelap ketika ia berusia 3 tahun. Waktu itu ia tidur dengan saudaranya yang lebih muda, tengah malam ia terbangun dan yang dilihatnya hanyalah gelap gulita. Ini membuatnya merasa cemas, takut dan tidak aman. Mungkin hal tersebut wajar bagi kita namun bagi anak kecil usia 3 tahun, hal itu merupakan peristiwa luar biasa, karena pemahaman anak belum sedalam orang dewasa. Pengalaman ini diingat terus dan akhirnya menjadikan dirinya fobia gelap. Dengan teknik empty chair, akhirnya klien dapat menghilangkan rasa cemas, takut dan tidak aman tersebut. Rasa


(15)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

cemas, takut dan tidak aman digantikan dengan perasaan nyaman, aman di tempat gelap. Begitu rasa cemas, takut dan tidak aman itu hilang dan berganti dengan rasa nyaman dan aman, maka seketika itu juga ketakutan yang dimilikinya hilang

(http://klinikhypnotherapy.wordpress.com/2010/02/17).

Di klinik “X” ini sendiri sudah ratusan masalah yang dapat ditangani dengan hipnoterapi baik masalah fisik maupun masalah psikis yang mengakibatkan anxiety pada diri klien. Salah satu masalah anxiety yang ditangani

oleh klinik “X” ini adalah masalah fobia, seperti fobia sosial yang disebabkan karena adanya trauma yang berhubungan dengan kekerasan seksual (pemerkosaan) dimana klien menjadi tidak suka untuk keluar rumah, takut untuk bertemu dengan orang khususnya pria. Klien jadi sering mengurung diri di kamar dan jika bertemu dengan pria ia akan langsung berteriak histeris dan tak jarang ia melempar-lempar barang. Dengan hipnoterapi, masalah yang dihadapi klien diatasi dengan melakukan age regression, yaitu membawa klien kembali ke masa sebelum terjadinya pemerkosaan tersebut. Hal ini dilakukan bukan untuk mengubah jalan peristiwa yang ada karena hipnoterapi tidak dimaksudkan untuk mengubah jalan hidup, namun lebih kepada pemberian informasi mengenai pemerkosaan yang akan terjadi (seriusan???). Setelah diberikan informasi mengenai hal tersebut, klien dibawa kembali ke masa sekarang. Setelah dilakukan proses tersebut, klien pun menjadi lebih tolerable terhadap orang-orang yang ada di sekelilingnya, klien jadi bersedia untuk keluar rumah walaupun masih tidak berani untuk pergi sendiri.


(16)

8

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Kasus lainnya yang pernah ditangani adalah fobia cicak. Seorang wanita sangat takut dengan cicak dan jika ia melihat cicak maka ia bisa berlari sambil berteriak-teriak, badan mulai berkeringat dingin, ngilu di seluruh tubuh dan kakinya mulai lemas. Hal tersebut dialami klien karena klien melihat ibunya yang berteriak-teriak saat melihat cicak, sejak saat itu ia jadi takut pada cicak. Dengan teknik empty chair, ketakutan klien akan cicak diatasi dengan meminta klien untuk membayangkan bahwa cicak berukuran 1mm dan berwajah lucu (saat membayangkan klien berkata, “Lucu ya.”). Setelah menjadi kecil, klien diminta untuk melepaskan cicak tersebut pergi sambil mengatakan “Aku tidak takut lagi padamu”. Setelah proses pelepasan tersebut klien jadi tidak takut lagi pada cicak dan fobia yang dialaminya pun teratasi.

Selain banyak kasus yang berhasil ditangani, ada juga beberapa kasus yang tidak selesai atau tidak tuntas untuk diselesaikan. Menurut terapis di klinik “X” Bandung hal ini dikarenakan saat melakukan proses terapi terjadi luapan emosi yang kuat (abreaction) yang menyebabkan proses terapi harus dihentikan sampai klien merasa tenang kembali dan akan dilanjutkan pada proses terapi berikutnya, namun klien tidak mau kembali dan melanjutkan terapi karena dirasa bahwa dirinya memang tidak bisa disembuhkan. Kasus lainnya adalah klien yang merasa hipnoterapi tidak berhasil mengatasi masalah fobia yang dimilikinya, ia masih mengalami ketakutan yang sama atau simptom-simptom fobia muncul kembali dalam beberapa waktu.

Menurut terapis di klinik “X” Bandung, sebenarnya sangat sulit untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan dari suatu proses hipnoterapi


(17)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

karena tidak ada suatu metode evaluasi yang baku untuk menjaring hal ini dan juga belum adanya penelitian yang dilakukan mengenai penyebab berhasil atau tidaknya suatu proses terapi. Beliau mengatakan bahwa selama ini ia menggunakan pengamatannya untuk melihat berhasil atau tidaknya proses hipnoterapi khususnya pada kasus fobia. Dari pengamatan tersebut, didapat hasil 20% klien tidak melanjutkan terapinya baik itu mengakhiri di tengah sesi dengan tidak hadir kembali pada sesi berikutnya (kabur), atau ada juga yang memang mengatakan bahwa proses terapinya tidak efektif bagi dirinya sehingga ia memutuskan untuk berhenti. Ketidakefektifan proses terapi yang dirasakan dikarenakan masalah yang dihadapinya tidak hilang ataupun teratasi dengan baik. Ada pula yang mengatakan bahwa kecemasan yang dimilikinya belum hilang dan dirinya masih mengalami fobia. Sedangkan 80% klien dinyatakan berhasil menyelesaikan hipnoterapinya. Hal ini dapat diketahui dari 65% klien yang telah berhasil melakukan hipnoterapi merekomendasikan keberhasilannya ini pada orang lain, 10% dari penuturan langsung dari pihak klien, 10% didapatkan dari hasil interview dengan orang-orang yang dekat dengan klien, 15% didapat dari klien yang kembali lagi ke klinik tersebut untuk melakukan terapi yang berbeda.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety, sebelum dan sesudah terapi diberikan pada klien yang mengalami fobia di klinik “X” Bandung.


(18)

10

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Bagaimana efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety, sebelum dan sesudah diberikan terapi pada klien yang mengalami fobia di klinik

“X” Bandung.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 MAKSUD PENELITIAN

Maksud penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety, sebelum dan sesudah mengikuti terapi pada klien yang mengalami fobia di klinik “X” Bandung.

1.3.2 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat apakah terjadi penurunan derajat anxiety, sebelum dan sesudah mengikuti terapi pada klien yang

mengalami fobia di klinik “X” Bandung.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

1.4.1 KEGUNAAN TEORITIS

 Memberikan informasi tambahan bagi psikologi klinis dan psikologi abnormal mengenai hipnoterapi yang dapat digunakan sebagai salah satu bidang ilmu psikoterapi dalam mengatasi fobia yang dihadapi oleh klien.


(19)

11

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha  Memberi informasi tambahan pada psikolog / terapis / psikiatris

mengenai hipnoterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi fobia yang dihadapi oleh klien.

 Memberikan masukan bagi peneliti yang ingin meneliti mengenai hipnoterapi.

1.4.2 KEGUNAAN PRAKTIS

 Memberikan informasi pada klien yang mengalami fobia sehingga dapat memanfaatkan hipnoterapi untuk mengatasi masalah fobia dengan efektif.

 Memberikan masukan bagi psikolog klinis yang khususnya bergerak di bidang terapi dimana informasi ini dapat digunakan dalam mengembangkan teknik terapi yang cocok digunakan untuk menangani masalah fobia.

 Memberi informasi pada klinik hipnoterapi “X” untuk dapat

mengevaluasi dan mengembangkan program hipnoterapi sehingga diharapkan program yang telah dibentuk dapat menurunkan anxiety pada klien yang mengalami fobia secara efektif.

 Memberikan masukan bagi masyarakat bahwa hipnoterapi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif terapi untuk menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia.


(20)

12

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1.5 METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia di klinik “X” Bandung. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample. Pengukuran yang digunakan untuk melihat derajat anxiety pada klien yang memiliki fobia adalah dengan observasi dan interview secara mendalam sedangkan design penelitian ini adalah interupted time series design dan analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif yaitu dengan membandingkan derajat anxiety sebelum dan beberapa kali setelah terapi dilakukan.


(21)

Program Magister Psikologi 131 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia di Klinik “X” Bandung, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Hipnoterapi efektif dalam menurunkan derajat anxiety pada klien yang menghadapi fobia dengan penurunan derajat anxiety dari skala 8 menjadi klien tidak takut untuk pergi ke dokter gigi.

2. Derajat kecemasan yang dialami klien dapat diturunkan dengan menggunakan hipnosis dalam satu kali pertemuan.

3. Fobia dapat diatasi dengan “mendamaikan” dua konflik yang saling

bertentangan yaitu antara ego takut dan ego nyaman.

4. Untuk dapat menembus critical factor, maka kepercayaan dari klien terhadap terapis memiliki peranan penting, untuk itu good rapport penting dilakukan pada proses terapi.


(22)

132

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan:

1. Bagi klien fobia, keberhasilan dalam proses terapi didasari oleh adanya rasa percaya terhadap hipnoterapi dan pada terapisnya sehingga proses terapi dapat berhasil dengan baik.

2. Bagi terapis penting untuk melakukan good rapport, hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan pada diri klien sehingga proses terapi dapat dilakukan dengan mudah.

3. Bagi terapis penting untuk mengetahui sumber dari setiap permasalahan yang dialami klien, hal ini dilakukan agar terapis dapat memberikan intervensi dan sugesti tepat pada sasarannya sehingga perubahan tingkah laku dapat dilakukan.

4. Bagi terapis penting untuk mengikuti prosedur dari hipnoterapi walaupun improvisasi dalam proses hipnoterapi dapat dilakukan.

5. Bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan deepening hypnosis atau hipnosis dalam kondisi “tertidur”.


(23)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Antonius. Ego State Therapy. 2011. PT Gramedia, Jakarta

Asmelm, Strauss. 1990. Asia of Qualitative Research Grounded Theory Procedures Berne, Eric 1964. Games People Play. Ballantine Book, USA

Corey, Gerald. 1990. Theory And Practice of Counseling And Psychotherapy. A Division of Wadsworth, inc, USA

Davison, Gerald C; Neale, Jhon M; Kring, Ann M. 2004. Psikologi Abnormal, edisi ke 9. PT Raja Grafindo Persada., Jakarta

Deborah, Padget. 1998. Qualitative Methods in Sosial Work Research Challengers

and Reward. Self Publish, New Delhi

Fauman, Michael A. 2000. Study Guide to DSM-IV-TR. American Psychiatric Publishing, Inc, USA

Haris, Thomas A. I’m Ok-You’re OK. Happer & Row Publishers, Inc, New York Heap, Michael; Aravind, Kottiyattil. 2002. Hartland’s Medical and Dental

Hypnosis.

Hunter, C Roy. M. S., C.Ht. 2000. The Art of Hypnosis; Mastering Basic

Techniques, 3rd ed. Kendall/Hunt Publishing Company, USA

Pervin, Lawrence A. Personality. Jhon Willy & Sons, Inc, Canada

Supardi, Sawitri. Paradigms For Psycopathology. Biro Psikologi Psikodinamika, Bandung


(24)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Hipnoterapi merupakan terapi yang cepat dalam mengatasi fobia. (hhtp://www.hypnosis45.com/fobia.htm)

Ketakutan dan Fobia. (hhtp://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/08/takut-fobia) Jangan biarkan fobia berlarut-larut (hhtp://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10) Sejarah Hipnosis (www.alfanhipnoterapi.com/?sejarah-hipnosis,25)

Hipnoterapi atasi Fobia (http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06) Sejarah Hipnoterapi (www.blogspot.com/2010/03/sejarah-hipnoterapi)

Hipnoterapi atasi Fobia (http://hypnotherapyclinic.biz/kompas-com-hipnoterapi-atasi-fobia).

Mengapa terapi pikiran bawah sadar (http://hypnotherapyclinic.biz/mengapa-terapi-pikiran-bawah-sadar)

Bagaimana menyembuhkan Fobia?

(http://www.hipnoterapi.asia/sembuhkan_fobia.htm) Hipnoterapi ( http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnoterapi)

Takut bicara di depan umum (http://hypnotherapyclinic.biz/takut-bicara-di-depan-umum)

Bagaimana cara hipnoterapi hilangkan fobia


(1)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

 Memberi informasi tambahan pada psikolog / terapis / psikiatris mengenai hipnoterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi fobia yang dihadapi oleh klien.

 Memberikan masukan bagi peneliti yang ingin meneliti mengenai hipnoterapi.

1.4.2 KEGUNAAN PRAKTIS

 Memberikan informasi pada klien yang mengalami fobia sehingga dapat memanfaatkan hipnoterapi untuk mengatasi masalah fobia dengan efektif.

 Memberikan masukan bagi psikolog klinis yang khususnya bergerak di bidang terapi dimana informasi ini dapat digunakan dalam mengembangkan teknik terapi yang cocok digunakan untuk menangani masalah fobia.

 Memberi informasi pada klinik hipnoterapi “X” untuk dapat

mengevaluasi dan mengembangkan program hipnoterapi sehingga diharapkan program yang telah dibentuk dapat menurunkan anxiety pada klien yang mengalami fobia secara efektif.

 Memberikan masukan bagi masyarakat bahwa hipnoterapi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif terapi untuk menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia.


(2)

12

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1.5 METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia di klinik “X” Bandung. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample. Pengukuran yang digunakan untuk melihat derajat anxiety pada klien yang memiliki fobia adalah dengan observasi dan interview secara mendalam sedangkan design penelitian ini adalah interupted time series design dan analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif yaitu dengan membandingkan derajat anxiety sebelum dan beberapa kali setelah terapi dilakukan.


(3)

Program Magister Psikologi 131 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas hipnoterapi dalam menurunkan derajat anxiety pada klien yang mengalami fobia di Klinik “X” Bandung, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Hipnoterapi efektif dalam menurunkan derajat anxiety pada klien yang menghadapi fobia dengan penurunan derajat anxiety dari skala 8 menjadi klien tidak takut untuk pergi ke dokter gigi.

2. Derajat kecemasan yang dialami klien dapat diturunkan dengan menggunakan hipnosis dalam satu kali pertemuan.

3. Fobia dapat diatasi dengan “mendamaikan” dua konflik yang saling

bertentangan yaitu antara ego takut dan ego nyaman.

4. Untuk dapat menembus critical factor, maka kepercayaan dari klien terhadap terapis memiliki peranan penting, untuk itu good rapport penting dilakukan pada proses terapi.


(4)

132

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan:

1. Bagi klien fobia, keberhasilan dalam proses terapi didasari oleh adanya rasa percaya terhadap hipnoterapi dan pada terapisnya sehingga proses terapi dapat berhasil dengan baik.

2. Bagi terapis penting untuk melakukan good rapport, hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan pada diri klien sehingga proses terapi dapat dilakukan dengan mudah.

3. Bagi terapis penting untuk mengetahui sumber dari setiap permasalahan yang dialami klien, hal ini dilakukan agar terapis dapat memberikan intervensi dan sugesti tepat pada sasarannya sehingga perubahan tingkah laku dapat dilakukan.

4. Bagi terapis penting untuk mengikuti prosedur dari hipnoterapi walaupun improvisasi dalam proses hipnoterapi dapat dilakukan.

5. Bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan deepening hypnosis atau hipnosis dalam kondisi “tertidur”.


(5)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Antonius. Ego State Therapy. 2011. PT Gramedia, Jakarta

Asmelm, Strauss. 1990. Asia of Qualitative Research Grounded Theory Procedures Berne, Eric 1964. Games People Play. Ballantine Book, USA

Corey, Gerald. 1990. Theory And Practice of Counseling And Psychotherapy. A Division of Wadsworth, inc, USA

Davison, Gerald C; Neale, Jhon M; Kring, Ann M. 2004. Psikologi Abnormal, edisi ke 9. PT Raja Grafindo Persada., Jakarta

Deborah, Padget. 1998. Qualitative Methods in Sosial Work Research Challengers and Reward. Self Publish, New Delhi

Fauman, Michael A. 2000. Study Guide to DSM-IV-TR. American Psychiatric Publishing, Inc, USA

Haris, Thomas A. I’m Ok-You’re OK. Happer & Row Publishers, Inc, New York Heap, Michael; Aravind, Kottiyattil. 2002. Hartland’s Medical and Dental

Hypnosis.

Hunter, C Roy. M. S., C.Ht. 2000. The Art of Hypnosis; Mastering Basic Techniques, 3rd ed. Kendall/Hunt Publishing Company, USA

Pervin, Lawrence A. Personality. Jhon Willy & Sons, Inc, Canada

Supardi, Sawitri. Paradigms For Psycopathology. Biro Psikologi Psikodinamika, Bandung


(6)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Hipnoterapi merupakan terapi yang cepat dalam mengatasi fobia. (hhtp://www.hypnosis45.com/fobia.htm)

Ketakutan dan Fobia. (hhtp://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/08/takut-fobia) Jangan biarkan fobia berlarut-larut (hhtp://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10) Sejarah Hipnosis (www.alfanhipnoterapi.com/?sejarah-hipnosis,25)

Hipnoterapi atasi Fobia (http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06) Sejarah Hipnoterapi (www.blogspot.com/2010/03/sejarah-hipnoterapi)

Hipnoterapi atasi Fobia (http://hypnotherapyclinic.biz/kompas-com-hipnoterapi-atasi-fobia).

Mengapa terapi pikiran bawah sadar (http://hypnotherapyclinic.biz/mengapa-terapi-pikiran-bawah-sadar)

Bagaimana menyembuhkan Fobia?

(http://www.hipnoterapi.asia/sembuhkan_fobia.htm) Hipnoterapi ( http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnoterapi)

Takut bicara di depan umum (http://hypnotherapyclinic.biz/takut-bicara-di-depan-umum)

Bagaimana cara hipnoterapi hilangkan fobia