One Stop West Java.

(1)

vi

ABSTRAK

Indonesia sangat terkenal akan keanekaragaman kesenian tradisionalnya. Kesenian tradisional merupakan salah satu warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Masing – masing daerah dari Sabang hingga Meraoke memiliki keunikan dan ciri khas kesenian yang beraneka ragam. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak kesenian tradisional.

Namun sayangnya saat ini kesenian tradisional Jawa Barat terancam mengalami kepunahan. Hal ini dikarenakan masyarakat Jawa Barat itu sendiri sudah mulai meninggalkan kesenian tradisional. Masyarakat lebih menyukai kesenian luar negeri dibandingkan dengan kesenian dari daerahnya sendiri. Faktor utamanya adalah karena di Jawa Barat itu sendiri sudah mulai sulit ditemukan pusat kesenian.

Salah satu cara untuk menarik minat masyarakat terhadap kesenian tradisional yaitu dengan menciptakan inovasi baru. Contohnya dengan membangun sebuah pusat kesenian yang dapat menampung seluruh kesenian tradisional yang dimiliki oleh Jawa Barat. Selain terdapat fasilitas tempat kesenian, juga perlu ditunjang oleh fasilitas – fasilitas lain sehingga dapat menarik perhatian masyarakat untuk datang ke tempat ini.


(2)

vii

ABSTRACT

Indonesia is very famous for the diversity of traditional arts. Traditional arts is one of the heritage that needs to be preserved. Each region from Sabang to Meraoke has an unique and characteristic of their diverse artistry. West Java is one of province that has many traditional arts.

But unfortunately, nowadays the traditional arts of West Java threat with extinction. It is because Sudanese (People who live in West Java) has already started to abandon traditional art itself. The main factor is that in West Java has begun to be hard to find arts center.

One of the ways for attracts people to the traditional art is by creating new innovations. For example by building an arts center that can accommodate all traditional art that is owned by West Java. In addition to the art facility, there also needs to be supported by other facilities so as to attract the attention of the public to come to this place.


(3)

viii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ……….1-1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Ide/Gagasan Konsep ... 1-4 1.3 Perumusan Masalah ... 1-5 1.4 Tujuan Perancangan ... 1-5 1.5 Manfaat Perancangan ... 1-5 1.6 Sumber Data ... 1-6 1.7Metode Pengumpulan Data ... 1-6 1.8 Sistematika Penulisan ... 1-6

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 2-1 2.1 Mengenal Kebudayaan Suku Sunda ... 2-1 2.2 Kesenian Jawa Barat... 2-2 2.3 Rumah Tradisional Jawa Barat ... 2-19 2.4 Keunikan Bahan Rumah Adat Sunda ... 2-20 2.5 Janur ... 2-22 2.6 Definisi Teater ... 2-26


(4)

ix

2.7 Tipe Auditorium ... 2-26 2.8 Persyaratan Visual ... 2-30 2.9 Persyaratan Audio/Akustik ... 2-34 2.10 Persyaratan Kenyamanan Auditorium ... 2-37 2.11 Perangkat Cahaya dan Sistem Suara ... 2-38

BAB 3 KONSEP PERANCANGAN ... 3-1 3.1Site Analisis ... 3-1 3.2 Analisa Fungsi ... 3-5 3.3 Survei Fungsi Sejenis ... 3-13 3.4 Target User ... 3-16 3.5 Analisis Fungsional dan Prograning ... 3-17 3.5.1 Besaran Kebutuhan Ruang ... 3-19 3.5.2 Bubble Diagram... 3-21 3.5.3 Tabel Kriteria Zoning ... 3-22 3.5.4 Zoning dan Blocking ... 3-24 3.6 Konsep dan Tema Perancangan ... 3-28

BAB 4 IMPLEMENTASI DESAIN ... 4-1 4.1 Implementasi Desain ... 4-1 4.2 Denah Khusus ... 4-6 4.3 Perspektif ... 4-14

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 5-1 5.1 Kesimpulan ... 5-1 5.2 Saran ... 5-1

DAFTAR PUSTAKA ... xii LAMPIRAN ... xiii


(5)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Site Analisis 3-5

3.2 Tabel Besaran Kebutuhan Ruang 3-20

3.3 Tabel Kriteria Zoning 2-22


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Tembang Sunda Cianjuran 2-3

2.2 Degung 2-4

2.3 Kliningan 2-6

2.4 Tarling 2-7

2.5 Calung 2-8

2.6 Rampak Kendang 2-9

2.7 Jaipongan 2-10

2.8 Tari Merak 2-11

2.9 Pencak Silat 2-13

2.10 Tari Topeng 2-13

2.11 Sintren 2-15

2.12 Sisingaan 2-16

2.13 Wayang Golek 2-17

2.14 Rumah Adat Sunda 2-22

2.15 Janur Kuning 2-24

2.16 Janur Kuning 2-24

2.17 Janur Kuning 2-25

2.18 Janur Kuning 2-25

2.19 Janur Kuning 2-25

2.20 Auditorium Indoor 2-42

2.21 Auditorium Outdoor 2-42

3.1 Site Analisis 3-2

3.2 Bagian Depan 3-3

3.3 Sisi Bagian Kanan 3-3

3.4 Sisi Bagian Kiri 3-4


(7)

xii

3.6 Auditorium Indoor 3-7

3.7 Auditorium Outdoor 3-7

3.8 Pameran Kerajinan 3-8

3.9 Saung Sunda 3-8

3.10 Surabi 3-9

3.11 Suasana Rumah Makan Sunda 3-9

3.12 Makanan Khas Sunda 3-9

3.13 Perpustakaan 3-10

3.14 Perubahan Kota Bandung 3-10

3.15 Permainan Congkak 3-11

3.16 Tempat Souvenir 3-11

3.17 Cemilan Khas Jawa Barat 3-12

3.18 Batik 3-12

3.19 Sanggar Tari 3-13

3.20 Saung Angklung Udjo 3-14

3.21 Area Souvenir Saung Udjo 3-15

3.22 Aneka Souvenir 3-16

3.23 Furniture Unik 3-16

3.24 Bubble Diagram 3-21

3.25 Zoning Blocking Semi Basement 3-24

3.26 Zoning Blocking Ground Floor 3-25

3.27 Zoning Blocking First Floor 3-26

3.28 Zoning Blocking Second Floor 3-27

3.29 Konsep Ruang 3-29

3.30 Konsep Bentuk 3-29

3.31 Konsep Bentuk 3-30

3.32 Konsep Pola 3-31

3.33 Konsep Pola 3-31

3.34 Konsep Pola 3-31

3.35 Konsep Warna 3-32


(8)

xiii

3.37 Konsep Warna 3-33

3.38 Konsep Warna 3-33

3.39 Konsep Material 3-34

3.40 Konsep Material 3-34

3.41 Konsep Material 3-35

3.42 Konsep Bentuk 3-35

3.43 Konsep Bentuk 3-36

3.44 Konsep Pencahayaan 3-37

3.45 Konsep Pencahayaan 3-37

4.1 Semi Basement Floor Plan 4-2

4.2 Ground Floor Plan 4-3

4.3 First Floor Plan 4-4

4.4 Second Floor Plan 4-5

4.5 1st Auditorium 4-6

4.6 Lobby 4-7

4.7 2nd Auditorium 4-8

4.8 Gallery Foto 4-9

4.9 Pola Pengulangan 4-11

4.10 Pola Pengulangan 4-11

4.11 Pola Pengulangan 4-11

4.12 Ticket Box 4-12

4.13 Puff 4-13

4.14 Lobby 4-14

4.15 Stage 4-14

4.16 Auditorium 4-15

4.17 Gallery 4-15

4.18 Entrance Saung Sunda 4-16

4.19 Saung Sunda 4-16

4.20 Kreasi Batik 4-17


(9)

1-1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan tercipta dari berkah yang diberikan oleh para Rahyang/Hyang. Kisah ini menggambarkan keindahan dan kemolekan alam Tatar Sunda yang subur dan makmur.

Jawa Barat merupakan provinsi yang sangat potensial, dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, hingga keseniannya. Kesenian Jawa Barat


(10)

BAB 1 Pendahuluan 1-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha sangat beraneka ragam, diantaranya adalah seni tari, seni karawitan, dan upacara adat. Pada umumnya kesenian tradisional ditampilkan pada hajatan dan acara besar lainnya.

Perkembangan zaman membuat masyarakat Jawa Barat mulai meninggalkan kesenian tradisional dan dengan mudah menerima kesenian modern. Menurut Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat (Disparbud Jabar), tercatat 10 persen dari jumlah kesenian Jawa Barat sudah dinyatakan punah, sedangkan 40 persen diantaranya menuju kepunahan.

Dalam upaya melestarikan kesenian Jawa Barat, pemerintah rutin mengadakan acara yang menampilkan beragam kesenian Jawa Barat. Acara tersebut umumnya diadakan di tempat – tempat umum, seperti kawasan Monumen Perjuangan Rakyat, Alun – alum Ujung berung, kawasan Dago Car Free day, dan tempat umum lainnya.

Lokasi penyelenggaraan event ini biasanya tidak menetap, karena kota Bandung tidak memiliki tempat untuk memfasilitasi kesenian tradisional. Kawasan Dago Tea House sejak dahulu dikenal sebagai pusat kebudayaan/cagar budaya Jawa Barat, namun kini sudah mulai vacum. Meskipun hingga saat ini kegiatan kesenian, seperti seni tari masih ada, namun kegiatan kesenian di kawasan ini sudah tidak seramai dahulu. Bahkan masyarakat pun kini sudah jarang mengunjungi kawasan Dago Tea House. Vacumnya kawasan dago Tea House menyebabkan pemerintah jarang menggunakan kawasan ini sebagai tempat untuk melestarikan kesenian Jawa barat. Pemerintah lebih memilih tempat – tempat umum yang ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk mempermudah memperkenalkan kesenian Jawa Barat.

Selain kawasan Dago Tea House, Bandung juga memiliki satu tempat pelestarian kesenian Jawa Barat yang bernama Saung Angklung Udjo. Tempat ini merupakan tempat pelestarian salah satu kesenian Jawa Barat yaitu alat musik angklung. Di tempat ini pengunjung dapat melihat


(11)

BAB 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha pertunjukkan angklung, cara bermain angklung, hingga workshop pembuatan angklung. Saung Angklung Udjo ini sudah sangat terkenal hingga mancanegara karena sudah berdiri sejak 1966. Namun, tempat ini lebih banyak diminati oleh wisatawan mancanegara dibandingkan dengan wisatawan lokal.

Kondisi kesenian di Jawa Barat sangat berbeda dengan kondisi kesenian di Bali, dimana kesenian tradisional bali sudah dikenal hingga ke mancanegara. Kondisi ini tidak terlepas dari antusiasme masyarakat Bali yang mayoritas hidup dari kesenian. Di Bali wisatawan dapat dengan mudah mnyaksikan kesenian Bali, karena banyak terdapat fasilitas yang menampilkan berbagai macam jenis kesenian.

Selain pulau Bali, daerah yang memiliki nilai budaya yang sangat kental adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang hingga kini masyarakatnya masih mempertahankan peninggalan sejarah, contohnya Keraton Yogya sering mengadakan ritual – ritual budaya pada malam – malam tertentu. Kentalnya nilai budaya ini terlihat pada masyarakatnya yang sangat antusias mulai dari anak – anak hingga orang tua. Selain itu juga di Yogyakarta terdapat fasilitas yang menampilkan kesenian khas Yogyakarta, seperti Candi Prambanan, Keraton Yogya, dan sebagainya.

Berdasarkan kondisi kebudayaan yang terjadi, penulis tertarik untuk merancang pusat pagelaran seni Jawa Barat yang bernama One Stop West Java. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk melestarikan kembali kesenian tradisional Jawa Barat yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Dalam hal ini penulis ingin menciptakan sebuah tempat yang dapat menampung kesenian Jawa Barat yang kental akan nilai – nilai tradisi Jawa Barat yang dikemas secara apik sehingga memiliki daya tarik tersendiri baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.


(12)

BAB 1 Pendahuluan 1-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.2 Ide/Gagasan Konsep

Dalam perancangan One Stop West Java ini, penulis ingin memperkenalkan kesenian – kesenian tradisional warisan leluhur kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Kesenian yang akan ditampilkan adalah seni tari dan seni karawitan.

Bandung sebagai ibu kota provinsi dinilai sangat cocok dijadikan sebagai tempat untuk melestarikan kesenian. Hal ini di dukung karena sebelumnya di Bandung sudah terdapat dua cagar budaya seni, yaitu kawasan Dago Tea House dan Saung Angklung Udjo.

Perancangan One Stop West Java ini memanfaatkan kawasan Dago Tea House yang kini sudah mulai vacum sehingga dapat bangkit kembali dan menjadi cagar budaya khususnya untuk melestarikan kesenian Jawa Barat. Kawasan Dago sangat cocok karena kawasan ini sangat strategis dan sudah dikenal wisatawan lokal dan mancanegara.

Fasilitas utama dari perancangan ini adalah tempat pagelaran kesenian Jawa Barat. Selain itu, didukung juga oleh fasilitas lain seperti perpustakaan, gallery foto, Saung Sunda, sanggar seni, dll. Fasilitas yang disediakan di tempat ini dibuat untuk memanjakan wisatawan sekaligus untuk memperkenalkan berbagai macam kesenian Jawa Barat. Diharapkan One Stop West Java ini dapat menjadi objek budaya Jawa Barat dan sebagai hiburan yang bernilai edutaiment.

Hajatan Sunda dipilih sebagai konsep dari perancangan pusat pagelaran seni Jawa Barat, karena pada umumnya kesenian tradisional biasanya ditampilkan pada saat hajatan/pesta. Tema yang digunakan adalah janur kuning, karena hajatan/pesta identik dengan pemasangan janur kuning. Janur kuning dilambangkan sebagai simbol budaya secara turun temurun. Keseluruhan dari perancangan One Stop West Java ini sangat kental akan budaya tradisional Jawa Barat.


(13)

BAB 1 Pendahuluan 1-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.3 Perumusan Masalah

Adapun masalah – masalah yang timbul dalam perancangan One Stop West Java ini. Diantaranya adalah :

Bagaimana merancang One Stop West Java agar nuansa yang tercipta terasa sangat kental akan budaya Jawa Barat?

Bagaimana agar One Stop West Java memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara?

1.4 Tujuan Perancangan

Merancang interior One Stop west Java dengan menggunakan material – material yang biasa digunakan dalam merancang rumah adat khas Jawa Barat, sehingga tercipta suasana yang kental akan budaya Jawa Barat.

Perancangan One Stop West Java tidak hanya memfasilitasi tempat pagelaran kesenian saja, melainkan terdapat fasilitas lain sebagai pendukung yang dapat memanjakan wisatawan.

1.5 Manfaat Perancangan

One Stop West Java dapat dijadikan sebagai tempat objek budaya khas Jawa Barat yang pertama di Indonesia.

Memberikan hiburan yang bernilai edutaiment.

Memberikan kemudahan kepada wisatawan yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang kesenian Jawa Barat.


(14)

BAB 1 Pendahuluan 1-6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.6 Sumber Data

Penulis memperoleh data-data berupa studi kepustakaan dan literatur tertulis, seperti: majalah interior arsitektur, buku pedoman dasar interior arsitektur, buku-buku referensi, artikel dan lain sebagainya. Sebagai data pelengkap penulis juga memperoleh data - data dari internet.

1.7 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk menyusun perancangan ini adalah:

Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan studi perpustakaan untuk mendapatkan data sebagai landasan teori dengan membaca literatur buku dan media lain yang berhubungan dengan permasalahan desain. Studi lapangan, yaitu mengadakan survey. Sejauh ini survey dan studi lapangan yang dilakukan dengan metode observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap tempat pagelaran kesenian Jawa Barat yang sudah ada untuk melihat keadaan dan permasalahan umum yang ada di daerah Bandung.

Selain itu metode pengumpulan data dilakukan melalui situs – situs di internet dan literatur yang lain guna melengkapi data – data yang diperlukan.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB 1, yaitu Bagian Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah, ide gagasan/konsep, studi banding kasus, identifikasi masalah perancangan,tujuan perancangan,dan sistematika penulisan.

BAB 2 , yaitu Bab Landasan Teori, menjelaskan, menguraikan, dan menerangkan tentang studi serupa dengan topik perancangan.

BAB 3, yaitu Bab Deskripsi Objek Studi, menjelaskan tentang objek studi, ide implementasi konsep pada objek studi, analisa fisik, dana analisa fungsional.


(15)

BAB 1 Pendahuluan 1-7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha BAB 4, yaitu Bab Perancangan Interior, menjelaskan tentang pengaplikassian konsep pada desain dan denah.

BAB 5, yaitu Bab Kesimpulan, menjelaskan tentang hasil simpulan dari perancangan interior secara keseluruham.


(16)

5-1

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dewasa ini minat masyarakat dalam mengunjungi tempat pertunjukkan kesenian tradisional sangatlah kurang. Hal ini dikarenakan beberapa dari tempat pertunjukkan memiliki kondisi bangunan dan ruangnya yang serba terbatas, sehingga membuat masyarakat malas untuk datang. Jika hal ini dibiarkan, maka kesenian tradisional akan menuju kepunahan.

Hal ini yang menjadi daya tarik penulis dalam perancangan “One Stop West Java”. Perancangan ini berlokasi di kawasan Cagar Budaya Dago Tea House. Kawasan ini sudah sejak lama dikenal baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Saat ini kawasan Dago Tea House ini sudah mulai vacum, meskipun terkadang masih digunakan untuk acara kesenian,


(17)

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha tetapi tidak seramai dulu. Alasan inilah yang mendorong penulis untuk kembali menjadikan kawasan Dago Tea House menjadi kawasan cagar budaya khususnya budaya tradisional Jawa Barat.

Penerapan konsep Hajatan Sunda pada perancangan bangunan ini mewakili fungsi utama dari “One Stop West Java” sebagai tempat pagelaran kesenian tradisional Jawa Barat.

Untuk menciptakan suasana yang kental akan budaya Jawa Barat, maka material yang digunakan merupakan material khas rumah adat Jawa Barat seperti bilik, lantai plesteran seman, bambu, kayu, dan sebagainya.

Dalam perancangan ini, selain terdapat fasilitas pertunjukkan, juga didukung oleh fasilitas – fasilitas lain seperti Saung Sunda, Warung Sunda, Sanggar Tari, Perpustakaan, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk memanjakan wisatawan yang datang sehingga merasa betah dan ingin datang kembali.

5.2 Saran

Salah satu cara untuk menarik minat masyarakat datang ke tempat pertunjukkan adalah dengan menciptakan inovasi baru. Baik dalam segi bangunan maupun dalam segi fasilitas. Karena selama ini masyarakat sudah mulai jenuh dengan fasilitas gedung pertunjukkan yang sudah ada. Hal ini menjadi salah satu penyebab kesenian tradisional sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Oleh sebab itu inovasi – inovasi baru sangat berpengaruh besar terhadap kecintaan masyarakat terhadap kesenian tradisional.


(18)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Sooepandi, Atik. Sukanda, Enip. dan Kubarsah, Ubun.1994. Ragam Cipta.

 Bandung : CV.Sampurna

 http://id.wikipedia.org/wiki/janur

 http://undanganmenikah.com/janur-kuning/

Widiastuti, Indah. Harja, M Ichsan. dan Silalahi, Kesmar. 1993. Tipologi Bangunan Teater.Bandung : ITB

 http://www.anneahira.com/rumah-adat-suku-sunda.htm

 http://www.anneahira.com/rumah-adat-suku-sunda-6803.htm


(1)

BAB 1 Pendahuluan 1-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.3 Perumusan Masalah

Adapun masalah – masalah yang timbul dalam perancangan One Stop

West Java ini. Diantaranya adalah :

Bagaimana merancang One Stop West Java agar nuansa yang tercipta terasa sangat kental akan budaya Jawa Barat?

Bagaimana agar One Stop West Java memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara?

1.4 Tujuan Perancangan

Merancang interior One Stop west Java dengan menggunakan material – material yang biasa digunakan dalam merancang rumah adat khas Jawa Barat, sehingga tercipta suasana yang kental akan budaya Jawa Barat.

Perancangan One Stop West Java tidak hanya memfasilitasi tempat pagelaran kesenian saja, melainkan terdapat fasilitas lain sebagai pendukung yang dapat memanjakan wisatawan.

1.5 Manfaat Perancangan

One Stop West Java dapat dijadikan sebagai tempat objek budaya khas

Jawa Barat yang pertama di Indonesia.

Memberikan hiburan yang bernilai edutaiment.

Memberikan kemudahan kepada wisatawan yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang kesenian Jawa Barat.


(2)

BAB 1 Pendahuluan 1-6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sumber Data

Penulis memperoleh data-data berupa studi kepustakaan dan literatur tertulis, seperti: majalah interior arsitektur, buku pedoman dasar interior arsitektur, buku-buku referensi, artikel dan lain sebagainya. Sebagai data pelengkap penulis juga memperoleh data - data dari internet.

1.7 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk menyusun perancangan ini adalah:

Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan studi perpustakaan untuk mendapatkan data sebagai landasan teori dengan membaca literatur buku dan media lain yang berhubungan dengan permasalahan desain. Studi lapangan, yaitu mengadakan survey. Sejauh ini survey dan studi lapangan yang dilakukan dengan metode observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap tempat pagelaran kesenian Jawa Barat yang sudah ada untuk melihat keadaan dan permasalahan umum yang ada di daerah Bandung.

Selain itu metode pengumpulan data dilakukan melalui situs – situs di internet dan literatur yang lain guna melengkapi data – data yang diperlukan.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB 1, yaitu Bagian Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah, ide

gagasan/konsep, studi banding kasus, identifikasi masalah perancangan,tujuan perancangan,dan sistematika penulisan.

BAB 2 , yaitu Bab Landasan Teori, menjelaskan, menguraikan, dan

menerangkan tentang studi serupa dengan topik perancangan.

BAB 3, yaitu Bab Deskripsi Objek Studi, menjelaskan tentang objek studi,

ide implementasi konsep pada objek studi, analisa fisik, dana analisa fungsional.


(3)

BAB 1 Pendahuluan 1-7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

BAB 4, yaitu Bab Perancangan Interior, menjelaskan tentang pengaplikassian

konsep pada desain dan denah.

BAB 5, yaitu Bab Kesimpulan, menjelaskan tentang hasil simpulan dari


(4)

5-1

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dewasa ini minat masyarakat dalam mengunjungi tempat pertunjukkan kesenian tradisional sangatlah kurang. Hal ini dikarenakan beberapa dari tempat pertunjukkan memiliki kondisi bangunan dan ruangnya yang serba terbatas, sehingga membuat masyarakat malas untuk datang. Jika hal ini dibiarkan, maka kesenian tradisional akan menuju kepunahan.

Hal ini yang menjadi daya tarik penulis dalam perancangan “One Stop West Java”. Perancangan ini berlokasi di kawasan Cagar Budaya Dago Tea House. Kawasan ini sudah sejak lama dikenal baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Saat ini kawasan Dago Tea House ini sudah mulai vacum, meskipun terkadang masih digunakan untuk acara kesenian,


(5)

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

tetapi tidak seramai dulu. Alasan inilah yang mendorong penulis untuk kembali menjadikan kawasan Dago Tea House menjadi kawasan cagar budaya khususnya budaya tradisional Jawa Barat.

Penerapan konsep Hajatan Sunda pada perancangan bangunan ini mewakili fungsi utama dari “One Stop West Java” sebagai tempat pagelaran kesenian tradisional Jawa Barat.

Untuk menciptakan suasana yang kental akan budaya Jawa Barat, maka material yang digunakan merupakan material khas rumah adat Jawa Barat seperti bilik, lantai plesteran seman, bambu, kayu, dan sebagainya.

Dalam perancangan ini, selain terdapat fasilitas pertunjukkan, juga didukung oleh fasilitas – fasilitas lain seperti Saung Sunda, Warung Sunda, Sanggar Tari, Perpustakaan, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk memanjakan wisatawan yang datang sehingga merasa betah dan ingin datang kembali.

5.2 Saran

Salah satu cara untuk menarik minat masyarakat datang ke tempat pertunjukkan adalah dengan menciptakan inovasi baru. Baik dalam segi bangunan maupun dalam segi fasilitas. Karena selama ini masyarakat sudah mulai jenuh dengan fasilitas gedung pertunjukkan yang sudah ada. Hal ini menjadi salah satu penyebab kesenian tradisional sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Oleh sebab itu inovasi – inovasi baru sangat berpengaruh besar terhadap kecintaan masyarakat terhadap kesenian tradisional.


(6)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Sooepandi, Atik. Sukanda, Enip. dan Kubarsah, Ubun.1994. Ragam

Cipta.

 Bandung : CV.Sampurna

 http://id.wikipedia.org/wiki/janur

 http://undanganmenikah.com/janur-kuning/

Widiastuti, Indah. Harja, M Ichsan. dan Silalahi, Kesmar. 1993. Tipologi

Bangunan Teater.Bandung : ITB

 http://www.anneahira.com/rumah-adat-suku-sunda.htm

 http://www.anneahira.com/rumah-adat-suku-sunda-6803.htm  http://www.anneahira.com/kebudayaan-suku-sunda.htm