Karakteristik Akuifer dan Fasies Kimia Airtanah Studi kasus: daerah Ciherang, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.

BAB V
KESIMPULAN

Dari seluruh pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
mengenai kondisi hidrogeologi pada daerah penelitian, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Satuan Perbukitan Vulkanik Sangat Curam
b. Satuan Perbukitan Vulkanik Curam
c. Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam
2. Stratigrafi daerah penelitian terdapat 4 paket endapan batuan, yaitu:
a. Paket endapan batuan A
b. Paket endapan batuan B
c. Paket endapan batuan C
d. Paket endapan batuan D
3.

Terdapat 3 jenis mataair yang terdapat di derah penelitian, yaitu:
a. Mataair depresi
b. Mataair kontak
c. Mataair kekar


4. Zonasi airtanah yang terdapat di daerah penelitian dibagi menjadi 2, yaitu:
zonasi airtanah bebas (unconfined), dan zonasi airtanah tertekan (confined).
5. Pola aliran tanah cenderung berarah tenggara-baratlaut mengikuti kemiringan
lereng.

89

90

6. Daerah resapan (recharge area) berdasarkan hasil analisis data kimia fisika
air secara umum bersifat lokal, terkecuali untuk BH-1 dan BH-2 bersifat
intermediate dan regional.
7. Sistem akuifer yang berkembang di daerah penelitian adalah matriks tuf dari
breksi volkanik dan lapili tuf yang berperan sebagai akuifernya untuk
unconfined aquifer.
8. Berdasarkan data fisika air, kualitas airtanah daerah penelitian secara
keseluruhan tergolong fresh water.
9. Fasies airtanah terbagi menjadi 3 tipe, yaitu:
a. Tipe Fasies Na, K, Mg HCO3 (Natrium+Kalium Magnesium Bikarbonat)


b. Tipe Fasies Na, K, Mg Cl (Natrium+Kalium Magnesium Clorida)
c. Fasies Ca, Mg, HCO3 (Kalsium, Magnesium bikarbonat)
10. Berdasarkan anlisis data geologi, karakteristik akuifer, kimia dan fisika air,
luahan airtanah daerah penelitian di bagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Kelompok 1
b. Kelompok 2
c. Kelompok 3