TANGGUNG JAWAB MALAYSIA AIRLINES (MAS) MH 370 TERHADAP PENUMPANG KHUSUSNYA WARGA INDONESIA BERDASARKAN KONVENSI MONTREAL 1999.

TANGGUNG JAWAB MALAYSIA AIRLINES (MAS) MH 370 TERHADAP
PENUMPANG KHUSUSNYA WARGA INDONESIA BERDASARKAN
KONVENSI MONTREAL 1999

Malaysia Airlines (MAS) adalah maskapai penerbangan nasional
Malaysia yang berdiri pada 1 oktober 1972,.Pada tanggal 8 maret 2014,
pesawat MAS boeing 777 – 200 dengan nomor penerbangan MH370
dengan rute penerbangan Kuala Lumpur,Malaysia – Beijing, China,
Pesawat MAS MH370 berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia pada pukul
00.41 dan diperkirakan tiba di Beijing, China padapukul 06.30 dengan hari
yang sama akan tetapi penerbangan tersebut tidak pernah mencapai
tujuannnya dan terhitung 17 hari sejak 8 maret 2014 tepatnya tanggal 25
maret 2014, pesawat MAS MH370 dinyatakan mengalami kecelakaan dan
tidak ada satupun penumpang selamat dari insiden tersebut. Legal
memorandum ini bermaksud ingin mengetahui apakah kejadian yang
menimpa pesawat Malaysia Airlines MH 370 dapat dinyatakan sebagai
accident berdasarkan hukum Internasional yang berlaku dan upaya
hukum apa yang dapat dilakukan oleh keluarga korban khususnya warga
negara Indonesia untuk menuntut kerugian berdasarkan hukum
internasional.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan metode pendekatan

yuridis normatif, dengan menitik beratkan pada penelitian kepustakaan
untuk mempelajari data sekunder yaitu bahan – bahan hukum yang ada
kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini analisis kualitatif
Berdasarkan penelitian yang diketahui bahwa kecelakaan pesawat
terbang disebutkan dalam Pasal 17 ayat 1 Konvensi Montreal 1999 yang
dimana penjelasan menenai kecelakaan pesawat terbang tersebut
terdapat dalam Annex 13 maupun beberapa hukum internasional yang
memberikan pengertian mengenai kecelakaan pesawat terbang, maka
dapat dikatakan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 dapat
dikatagorikan sebagai kecelakaan (accident) berdasarkan hukum
internasional yang berlaku. Tanggung jawab perusahaan penerbangan
diatur dalam Konvensi Montreal 1999 serta tuntutan ganti kerugian dapat
diajukan melalui pengadilan salah
satu negara anggota Konvensi
Montreal 1999 baik yang terdapat kantor pusat perusahaan penerbangan
maupun kantor cabangnya atau pengadilan tempat pembelian tiket
penumpang dan/atau pengirim barang atau di tempat keberangkatan dan
tempat tujuan.


iv

LIABILITYOF MALAYSIA AIRLINES (MAS) MH 370 TO PASSENGERS
PARTICULARY INDONESIA CITIZENS BASED ON THE MONTREAL
CONVENTION 1999

Malaysia Airlines (MAS) is the national airline of Malaysia which
was established on 1 October 1972,. On 8 March 2014, MAS aircraft
Boeing 777-200 flight number route flight MH370 Kuala Lumpur, Malaysia
- Beijing, China, MAS MH370 aircraft departing from Kuala Lumpur,
Malaysia at 00:41 and is expected to arrive in Beijing, China at 06:30 the
same day but the flight never reach the destination and counted 17 days
since 8 March 2014, exactly on 25 March 2014, MAS flight MH370
declared an accident and none of the passengers survived the incident.
This legal memorandum is intended to want to know whether what
happened to aircraft Malaysia Airlines MH 370 can be expressed as an
accident under international law applicable and what remedy can be done
by the victims' families, especially Indonesian citizens to claim damages
under international law.
This study was a descriptive analytical normative juridical approach,

by focusing on the research literature to study the secondary data of legal
materials in connection with the problem being studied. The analysis used
in this study qualitative analysis
Based on the research note that accident is mention on article
17sub 1 in witch the explanation and the criteria contained of the accident
can be found in the Anex 13 and some international law that gives the
explanation of a plane crash, it can be said that the aircraft Malaysia
Airlines MH370 can be categorized as accident based on the applicable
international law. The legal responsibility of the airlines under Article 17
through Article 37 of the Convention Montreal 1999 and claims for
damages may be brought through the courts one member of the Montreal
Convention 1999 states that there are good flight company headquarters
and branch offices or courts where the passenger ticket purchases and /
or sender goods or in place of departure and destination.

v