PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG - Repositori Universitas Andalas

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
The National Diabetes Data Group (NDDG) pertama kali pada tahun 1970
memperkenalkan istilah intoleransi glukosa. Subjek dengan intoleransi glukosa
tidak bisa dikategorikan menjadi diabetes, tetapi memiliki kadar glukosa lebih
tinggi dari orang normal. The Expert Comitte on the Diagnosis andClassification
of Diabetes Mellitus tahun 2003 memperluas konsep ini dengan memasukkan
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) dan toleransi glukosa terganggu (TGT) ke
dalam kategori prediabetes yang berhubungan dengan progresivitas dan
komplikasi diabetes melitus ( Meddy, 2011).
Prediabetes adalah subjek yang mempunyai kadar glukosa plasma
meningkat akan tetapi peningkatannya masih belum mencapai nilai minimal untuk
kriteria diagnosis diabetes melitus. Penelitian sebelumnya melaporkan 5-14,0%
per tahun TGT akan menjadi diabetes melitus, selain itu ada juga yang
melaporkan ± 30% menjadi diabetes melitus setelah 5-6 tahun, 30% menjadi
normal dan 30% sisanya tetap menjadi TGT (Syofitri,2012).
Negara berkembang melaporkan 9,2% populasi umum mengalami GDPT,

4,3% mengalami TGT dan 25,5% mengalami keduanya (Bloomgarden, 2008).
Prevalensi pra diabetes pada populasi Indian di Arizona, Oklahoma dan Dakota

2

Utara masing-masingnya ada 14,8%, 15,1% dan 22,8%. Prevalensi GDPT di
Australia, Mauritanius

dan Skandinavia

berkisar

antara 4,55%-10,15%.

Sedangkan di Taiwan prevalensi pra diabetes hingga 23,3%. Prevalensi pra
diabetes di Jepang, Singapura, Afrika Selatan dan India berkisar antara 8,02%15,85%. Dari berbagai penelitian TGT merupakan resiko besar untuk terjadinya
diabetes dibandingkan GDPT. Progresivitas perkembangan dari TGT menjadi
diabetes kurang lebih 6-10% per tahun. Apabila pasien mengalami TGT dan
GDPT sekaligus maka kemungkinan berkembang menjadi DM dalam waktu 6
tahun adalah 65% (Handayani, 2012).

Diabetes melitus dapat dicegah dan ditunda dengan deteksi dini dan
pengelolaan yang baik terhadap mereka yang menderita prediabetes dan
mempunyai faktor resiko diabetes melitus (Handayani, 2012). Berdasarkan
America Diabetes Assosiation (ADA), 54 juta orang dewasa terkena diabetes di
dunia. Tanpa intervensi, prediabetes akan berkembang menjadi diabetes melitus
tipe II dalam kurun waktu 10 tahun. Edukasi sangat diperlukan untuk kesadaran
orang- orang dengan prediabetes dan faktor resiko Diabetes melitus untuk
mengubah gaya hidup seperti olahraga, diet dan latihan fisik. Penurunan berat
badan dengan mengubah gaya hidup efektif dalam mencegah diabetes, tetapi sulit
untuk dipertahankan oleh karena itu diperlukan intervensi non farmakologis
termasuk tanaman herbal yang efektif dan aman digunakan.
Penggunaan obat tradisional, Indonesia termasuk salah satu Negara di Asia
yang sudah lama mempunyai tradisi tersebut. Tanaman obat dianggap alternatif
yang paling tepat karena tanaman obat dianggap tidak memiliki efek samping

3

yang berbahaya. Menurut Heyne (1987, dalam Zuhria, 2013), ramuan obat
tradisional Indonesia menggunakan tidak kurang dari 1200 jenis tanaman dari 160
suku tanaman. Indonesia merupakan tempat yang kaya akan aneka ragam tanaman

obat. Diantara ragam tanaman obat yang ada disekitar kita, beberapa jenisnya
memiliki efek positif terhadap penanganan diabetes. Diantaranya gambas atau
oyong, pare, buah merah,jambu biji dan lain sebagainya (Teguh, 2013).
Gambas atau yang lebih dikenal dengan nama oyong, memiliki nama latin
Luffa cylindrica. Tanaman yang satu ini masih termasuk dalam keluarga
Cucurbitaceae. Ciri khas dari tanaman ini adalah bentuk buahnya yang bulat
panjang dengan ukuran 15-30 cm, dan semakin mengecil ke pangkalnya. Buahnya
berbentuk menyerupai belimbing dengan siku-siku yang memanjang. Kulitnya
keras seperti kaktus dengan daging yang lunak dan halus (Farah,2013).
Gambas (Luffa cylindrica) sering digunakan masyarakat pauh untuk
menurunkan kadar gula darahnya. Selain itu, di Belgal india selatan juga
menggunakan buah gambas (Luffa cylindrica) untuk menurunkan gula darah
mereka (Sriparna,dkk., 2011).

Buah gambas (Luffa cylindrica) biasanya

digunakan untuk sayuran bening dan enak dikonsumsi. Buah gambas yang sudah
tua mengandung serat yang tinggi dengan kandungan air yang tinggi, dan banyak
manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini (Rizky, 2013).
Penelitian Spriparna dkk, mengatakan bahwa ekstrak buah gambas

mengandung flavonoid dalam jumlah besar dan mampu meningkatkan aktivitas
enzim glukosa oksidase. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial

4

sebagai antioksidan dan mempunyai bioktifitas

sebagai obat. Mekanisme

enzimatik glukosa oksidase merupakan salah satu jalur antidiabetes terkait dengan
jalur pentosa fosfat dan hal ini mengenai hubungan antidiabetes dan antidioksidan
dari suatu sampel (Lehninger, 2003). Flavanoid mengandung daya inhibisi αglukosidase dan bersifat sebagai antidiabetes karena flavanoid mampu berperan
sebagai senyawa yang menetralkan radikal bebas, sehingga dapat mencegah
kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin (Lenny, 2006). Inhibitor
enzim α-glukosidase merupakan obat antihiperglikemia untuk pasien diabetes
melitus. Buah gambas yang disayur sebanyak 100 gram mempunyai kandungan
karbohidrat sebanyak 25,9 gram, protein 12,8 gram, lemak 19 gram (A’la, 2014).
Karbohidrat yang dikonsumsi secara normal akan diubah terlebih dahulu menjadi
monosakarida untuk diserap oleh usus menjadi glukosa darah. Inhibitor enzim αglukosidase ini akan mencegah pemecahan karbohidrat, seperti pati dan
oligosakarida lainnya sehingga dapat mengurangi konsentrasi gula darah dari

karbohidrat yang dikonsumsi (Chiasson, 2002). Selain flavonoid, gambas
merupakan keluarga Cucurbitaceae yang merupakan senyawa penting yang
bermanfaat untuk aktivitas antidiabetes (Pimple, 2011).
Maanfaat buah gambas (Luffa cylindrica) sanggat bermafaat, selain untuk
diabetes buah gambas (Luffa cylindrica) ini juga sering dimanfaatkan untuk
asma, peluruh dahak, anti rematik dan melancarkan sirkulasi darah (Farah, 2013).
Gambas (Luffa cylindrica) sering dikonsumsi dan digunakan untuk obat alternatif
secara tradisional tetapi belum pernah diuji klinis.

Buah gambas digunakan

masyarakat untuk sayuran, dan dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk

5

mengurangi kadar gula darah. Selain itu gambas tidak mengandung zat racun yang
mematikan (Sriparna, 2011).
Angka prevelansi penderita diabetes di Indonesia berdasarkan data
Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2008 mencapai 5,7 % dari jumlah
penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Sedangkan, angka prevelansi pre

diabetes mencapai dua kali lipatnya atau 11 % dari total penduduk Indonesia
(Rudijianto, 2009). Berarti, jumlah penduduk Indonesia yang terkena diabetes
akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa waktu yang mendatang. Sampai
saat ini kriteria prediabetes hanya didasarkan pada pemeriksaan kadar gula darah.
Pada umumnya kecurigaan bahwa seseorang termasuk prediabetes dilandasi oleh
prediksi masa depan yang diperoleh secara pengamatan empiris. Misalnya, anak
dari penderita Diabetes Melitus tipe 2, obesitas sentral, dan lain-lain (Asman,
2012).
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 kasus Diabetes
Melitus selama 1 tahun pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.882 penderita. Data
Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012, wilayah kerja Puskesmas Pauh
mempunyai kasus diabetes melitus tertinggi yaitu sebanyak 185 kasus (Dinas
Kesehatan Kota Padang, 2012). Selain itu, masyarakat pauh mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi sayuran gambas untuk menurunkan kadar gula darah,
dan gambas sangat mudah ditemukan di daerah ini.
Dari latar belakang diatas, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Pemberian buah Gambas (Luffa cylindrica)Terhadap

6


Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Prediabetes Melitus Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Padang 2014”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka masalah penelitian ini adalah
apakah ada pengaruh pemberian buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap
penurunan gula darah pada penderita prediabetes melitus pada wilayah kerja
puskesmas pauh 2014.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberian 100 gram sayuran gambas (Luffa
cylindrica) terhadap penurunan gula darah pada penderita prediatebes
pada wilayah kerja Puskesmas Pauh 2014.
2. Tujuan khusus
Melalui penelitian ini dapat dijelaskan :
a. Untuk mengetahui kadar gula darah puasa penderita Prediabetes
sebelum diberikan 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica).
b. Untuk mengetahui kadar gula darah puasa penderita Prediabetes
sesudah diberikan 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica).
c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian 100 gram sayuran gambas
(Luffa cylindrica) terhadap penurunan kadar gula darah puasa

penderita Prediabetes.

7

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi instansi pendidikan keperawatan
Memberikan gambaran dan acuan hasil riset tentang pengaruh
pemberian buah gambas (Luffa cylindrica) sebagai salah satu terapi
komplementer sebagai penurun kadar gula darah pada penderita
Prediabetes.
2. Bagi Responden
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh pemberian
buah gambas (Luffa cylindrica) sebagai salah satu terapi komplementer
dan bahan pertimbangan untuk memilih obat alternatif yang praktis
dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita prediabetes .
3. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan bagi puskesmas untuk bahan penyuluhan yang akan
dilakukan pada penderita penderita pre diabetes tipe yaitu tentang
pengaruh pemberian yang merupakan salah satu terapi komplementer
buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan gula darah dan

merupakan salah satu terapi komplementer yang praktis digunakan.
4. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan
dapat mengetahui pengaruh buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap
penurunan kadar gula darah puasa penderita Prediabetes.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH GAMBAS (Luffa acutangula L) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Infusa Buah Gambas (Luffa Acutangula L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan.

1 3 11

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH GAMBAS (Luffa acutangula L) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Infusa Buah Gambas (Luffa Acutangula L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan.

5 16 10

PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG.

9 26 10

PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 1 2

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa[Boerl.] Scheff.) TERHADAP SKALA NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

PENGARUH LATIHAN TERHADAP PENURUNAN GEJALA ASMA PADA PASIEN ASMA PERSISTEN RINGAN DAN SEDANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH Penelitian Keperawatan Medikal Bedah - Repositori Universitas Andalas

0 0 10

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa[Boerl.] Scheff.) TERHADAP SKALA NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 8

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa[Boerl.] Scheff.) TERHADAP SKALA NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 2

PERBANDINGAN PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN TERAPI RELAKSASI MEDITASI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH KLIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS PADANG TAHUN 2014 - Repositori Universitas Andalas

0 0 8