PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG.

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS

(Luffa cylindrica)

TERHADAP PENURUNAN

GULA DARAH PADA PREDIABETES

DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PAUH

PADANG

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

SUCI FOURINA

BP : 1010322015

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2014


(2)

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS Juli 2014

Nama : Suci Fourina Bp : 1010322015

Pengaruh Pemberian Sayuran Gambas (Luffa cylindrica) Terhadap Penurunan Gula Darah Pada Prediabetes

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh

ABSTRAK

Prediabetes adalah subjek yang mempunyai kadar glukosa plasma tinggi akan tetapi peningkatannya masih belum mencapai nilai minimal untuk kriteria diagnosis diabetes melitus dimana kadar gula darah puasa berada diantara 100-125mg/dl, dan kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gr glukosa pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah 140-199 mg/dl. Diabetes melitus dapat dicegah dan ditunda dengan deteksi dini dan pengelolaan yang baik terhadap mereka yang menderita prediabetes dan mempunyai faktor resiko diabetes melitus. Penurunan berat badan dengan mengubah gaya hidup efektif dalam mencegah diabetes, tetapi sulit untuk dipertahankan oleh karena itu diperlukan intervensi non farmakologis termasuk tanaman herbal yang efektif dan aman digunakan. Salah satu terapi komplementer yang efektif digunakan yaitu gambas (Luffa cylindrica)yang memiliki berbagai kandungan, salah satunya yaitu sebagai antihiperglikemi sehingga kadar gula darah pada prediabetes dapat turun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian gambas (Luffa cylindrica) terhadap gula darah prediabetes. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy- eksperiment design dengan menggunakan pendekatan non equivalent control group design. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan 30 orang Prediabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian 100 gram sayuran gambas

(Luffa cylindrica) terhadap gula darah pada prediabetes (p=0,001). Disarankan untuk menjadikan sayuran gambas sebagai terapi herbal yang efektif untuk penurunan kadar gula darah pada prediabetes.

Kata kunci : Prediabetes, Kadar gula darah, sayuran gambas Daftar pustaka : 43(2005-2014)


(3)

FACULTY OF NURSING ANDALAS UNIVERSITY July, 2014

Name : Suci Fourina

Student Number : 1010322015

The effect of giving Gambas (Luffa cylindrica) on blood glucose of patients with Prediabetes within Puskesmas (Health Center) in Pauh, padang

ABSTRACT

Prediabetes is a subject that has a plasma glucose level will increase but the increase is still not reached the minimum value criteria for the diagnosis of diabetes mellitus in which blood sugar levels are fasting between 100-125mg/dl, and blood sugar levels 2 hours after loading 75 gr glucose on Oral Glucose Tolerance Test (TTGO) is 140-199 mg / dl. Diabetes mellitus can be prevented or delayed with early detection and management of good for those who suffer from pre-diabetes and have a factor the risk of diabetes mellitus. Weight loss by lifestyle change effective in preventing diabetes, but it is difficult to maintain because of the required non-pharmacological interventions including effective herbs and safe to use. One of the effective use of complementary therapies is luffa (Luffa cylindrica) which has a wide range of content, one of which is as antihiperglikemi so that blood sugar levels in prediabetes can be dropped. The purpose of this study was to determine the effect of squash Luffa cylindrica against prediabetes blood sugar. The research design used is Quasy-design experiment using the approach non equivalent control group design. Purposive sampling technique Prediabetes sampling with 30 people in the Work Area Health Center Pauh. result studies showed no effect of giving 100 gram vegetable gambas (Luffa cylindrica) on blood glucose in prediabetes (p = 0.001). It is recommended to make vegetable squash as an effective herbal therapy to decrease blood sugar levels in prediabetes

Keywords : Prediabetes, blood glucose, Luffa cylindrica fruit Bibliography : 43(2005-2014)


(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

The National Diabetes Data Group (NDDG) pertama kali pada tahun 1970 memperkenalkan istilah intoleransi glukosa. Subjek dengan intoleransi glukosa tidak bisa dikategorikan menjadi diabetes, tetapi memiliki kadar glukosa lebih tinggi dari orang normal. The Expert Comitte on the Diagnosis andClassification of Diabetes Mellitus tahun 2003 memperluas konsep ini dengan memasukkan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) dan toleransi glukosa terganggu (TGT) ke dalam kategori prediabetes yang berhubungan dengan progresivitas dan komplikasi diabetes melitus ( Meddy, 2011).

Prediabetes adalah subjek yang mempunyai kadar glukosa plasma meningkat akan tetapi peningkatannya masih belum mencapai nilai minimal untuk kriteria diagnosis diabetes melitus. Penelitian sebelumnya melaporkan 5-14,0% per tahun TGT akan menjadi diabetes melitus, selain itu ada juga yang melaporkan ± 30% menjadi diabetes melitus setelah 5-6 tahun, 30% menjadi normal dan 30% sisanya tetap menjadi TGT (Syofitri,2012).

Negara berkembang melaporkan 9,2% populasi umum mengalami GDPT, 4,3% mengalami TGT dan 25,5% mengalami keduanya (Bloomgarden, 2008). Prevalensi pra diabetes pada populasi Indian di Arizona, Oklahoma dan Dakota


(5)

2

Utara masing-masingnya ada 14,8%, 15,1% dan 22,8%. Prevalensi GDPT di Australia, Mauritanius dan Skandinavia berkisar antara 4,55%-10,15%. Sedangkan di Taiwan prevalensi pra diabetes hingga 23,3%. Prevalensi pra diabetes di Jepang, Singapura, Afrika Selatan dan India berkisar antara 8,02%-15,85%. Dari berbagai penelitian TGT merupakan resiko besar untuk terjadinya diabetes dibandingkan GDPT. Progresivitas perkembangan dari TGT menjadi diabetes kurang lebih 6-10% per tahun. Apabila pasien mengalami TGT dan GDPT sekaligus maka kemungkinan berkembang menjadi DM dalam waktu 6 tahun adalah 65% (Handayani, 2012).

Diabetes melitus dapat dicegah dan ditunda dengan deteksi dini dan pengelolaan yang baik terhadap mereka yang menderita prediabetes dan mempunyai faktor resiko diabetes melitus (Handayani, 2012). Berdasarkan America Diabetes Assosiation (ADA), 54 juta orang dewasa terkena diabetes di dunia. Tanpa intervensi, prediabetes akan berkembang menjadi diabetes melitus tipe II dalam kurun waktu 10 tahun. Edukasi sangat diperlukan untuk kesadaran orang- orang dengan prediabetes dan faktor resiko Diabetes melitus untuk mengubah gaya hidup seperti olahraga, diet dan latihan fisik. Penurunan berat badan dengan mengubah gaya hidup efektif dalam mencegah diabetes, tetapi sulit untuk dipertahankan oleh karena itu diperlukan intervensi non farmakologis termasuk tanaman herbal yang efektif dan aman digunakan.

Penggunaan obat tradisional, Indonesia termasuk salah satu Negara di Asia yang sudah lama mempunyai tradisi tersebut. Tanaman obat dianggap alternatif yang paling tepat karena tanaman obat dianggap tidak memiliki efek samping


(6)

3

yang berbahaya. Menurut Heyne (1987, dalam Zuhria, 2013), ramuan obat tradisional Indonesia menggunakan tidak kurang dari 1200 jenis tanaman dari 160 suku tanaman. Indonesia merupakan tempat yang kaya akan aneka ragam tanaman obat. Diantara ragam tanaman obat yang ada disekitar kita, beberapa jenisnya memiliki efek positif terhadap penanganan diabetes. Diantaranya gambas atau oyong, pare, buah merah,jambu biji dan lain sebagainya (Teguh, 2013).

Gambas atau yang lebih dikenal dengan nama oyong, memiliki nama latin Luffa cylindrica. Tanaman yang satu ini masih termasuk dalam keluarga Cucurbitaceae. Ciri khas dari tanaman ini adalah bentuk buahnya yang bulat panjang dengan ukuran 15-30 cm, dan semakin mengecil ke pangkalnya. Buahnya berbentuk menyerupai belimbing dengan siku-siku yang memanjang. Kulitnya keras seperti kaktus dengan daging yang lunak dan halus (Farah,2013).

Gambas (Luffa cylindrica) sering digunakan masyarakat pauh untuk menurunkan kadar gula darahnya. Selain itu, di Belgal india selatan juga menggunakan buah gambas (Luffa cylindrica) untuk menurunkan gula darah mereka (Sriparna,dkk., 2011). Buah gambas (Luffa cylindrica) biasanya digunakan untuk sayuran bening dan enak dikonsumsi. Buah gambas yang sudah tua mengandung serat yang tinggi dengan kandungan air yang tinggi, dan banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini (Rizky, 2013).

Penelitian Spriparna dkk, mengatakan bahwa ekstrak buah gambas mengandung flavonoid dalam jumlah besar dan mampu meningkatkan aktivitas enzim glukosa oksidase. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial


(7)

4

sebagai antioksidan dan mempunyai bioktifitas sebagai obat. Mekanisme enzimatik glukosa oksidase merupakan salah satu jalur antidiabetes terkait dengan jalur pentosa fosfat dan hal ini mengenai hubungan antidiabetes dan antidioksidan dari suatu sampel (Lehninger, 2003). Flavanoid mengandung daya inhibisi α -glukosidase dan bersifat sebagai antidiabetes karena flavanoid mampu berperan sebagai senyawa yang menetralkan radikal bebas, sehingga dapat mencegah kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin (Lenny, 2006). Inhibitor

enzim α-glukosidase merupakan obat antihiperglikemia untuk pasien diabetes melitus. Buah gambas yang disayur sebanyak 100 gram mempunyai kandungan karbohidrat sebanyak 25,9 gram, protein 12,8 gram, lemak 19 gram (A’la, 2014). Karbohidrat yang dikonsumsi secara normal akan diubah terlebih dahulu menjadi

monosakarida untuk diserap oleh usus menjadi glukosa darah. Inhibitor enzim α -glukosidase ini akan mencegah pemecahan karbohidrat, seperti pati dan oligosakarida lainnya sehingga dapat mengurangi konsentrasi gula darah dari karbohidrat yang dikonsumsi (Chiasson, 2002). Selain flavonoid, gambas merupakan keluarga Cucurbitaceae yang merupakan senyawa penting yang bermanfaat untuk aktivitas antidiabetes (Pimple, 2011).

Maanfaat buah gambas (Luffa cylindrica) sanggat bermafaat, selain untuk diabetes buah gambas (Luffa cylindrica) ini juga sering dimanfaatkan untuk asma, peluruh dahak, anti rematik dan melancarkan sirkulasi darah (Farah, 2013). Gambas (Luffa cylindrica) sering dikonsumsi dan digunakan untuk obat alternatif secara tradisional tetapi belum pernah diuji klinis. Buah gambas digunakan masyarakat untuk sayuran, dan dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk


(8)

5

mengurangi kadar gula darah. Selain itu gambas tidak mengandung zat racun yang mematikan (Sriparna, 2011).

Angka prevelansi penderita diabetes di Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2008 mencapai 5,7 % dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Sedangkan, angka prevelansi pre diabetes mencapai dua kali lipatnya atau 11 % dari total penduduk Indonesia (Rudijianto, 2009). Berarti, jumlah penduduk Indonesia yang terkena diabetes akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa waktu yang mendatang. Sampai saat ini kriteria prediabetes hanya didasarkan pada pemeriksaan kadar gula darah. Pada umumnya kecurigaan bahwa seseorang termasuk prediabetes dilandasi oleh prediksi masa depan yang diperoleh secara pengamatan empiris. Misalnya, anak dari penderita Diabetes Melitus tipe 2, obesitas sentral, dan lain-lain (Asman, 2012).

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 kasus Diabetes Melitus selama 1 tahun pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.882 penderita. Data Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012, wilayah kerja Puskesmas Pauh mempunyai kasus diabetes melitus tertinggi yaitu sebanyak 185 kasus (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2012). Selain itu, masyarakat pauh mempunyai kebiasaan mengkonsumsi sayuran gambas untuk menurunkan kadar gula darah, dan gambas sangat mudah ditemukan di daerah ini.

Dari latar belakang diatas, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian buah Gambas (Luffa cylindrica)Terhadap


(9)

6

Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Prediabetes Melitus Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang 2014”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka masalah penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan gula darah pada penderita prediabetes melitus pada wilayah kerja puskesmas pauh 2014.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan gula darah pada penderita prediatebes pada wilayah kerja Puskesmas Pauh 2014.

2. Tujuan khusus

Melalui penelitian ini dapat dijelaskan :

a. Untuk mengetahui kadar gula darah puasa penderita Prediabetes sebelum diberikan 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica). b. Untuk mengetahui kadar gula darah puasa penderita Prediabetes

sesudah diberikan 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica). c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian 100 gram sayuran gambas

(Luffa cylindrica) terhadap penurunan kadar gula darah puasa penderita Prediabetes.


(10)

7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi instansi pendidikan keperawatan

Memberikan gambaran dan acuan hasil riset tentang pengaruh pemberian buah gambas (Luffa cylindrica) sebagai salah satu terapi komplementer sebagai penurun kadar gula darah pada penderita Prediabetes.

2. Bagi Responden

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh pemberian buah gambas (Luffa cylindrica)sebagai salah satu terapi komplementer dan bahan pertimbangan untuk memilih obat alternatif yang praktis dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita prediabetes .

3. Bagi Puskesmas

Sebagai acuan bagi puskesmas untuk bahan penyuluhan yang akan dilakukan pada penderita penderita pre diabetes tipe yaitu tentang pengaruh pemberian yang merupakan salah satu terapi komplementer buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan gula darah dan merupakan salah satu terapi komplementer yang praktis digunakan. 4. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat mengetahui pengaruh buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan kadar gula darah puasa penderita Prediabetes.


(1)

Australia, Mauritanius dan Skandinavia berkisar antara 4,55%-10,15%. Sedangkan di Taiwan prevalensi pra diabetes hingga 23,3%. Prevalensi pra diabetes di Jepang, Singapura, Afrika Selatan dan India berkisar antara 8,02%-15,85%. Dari berbagai penelitian TGT merupakan resiko besar untuk terjadinya diabetes dibandingkan GDPT. Progresivitas perkembangan dari TGT menjadi diabetes kurang lebih 6-10% per tahun. Apabila pasien mengalami TGT dan GDPT sekaligus maka kemungkinan berkembang menjadi DM dalam waktu 6 tahun adalah 65% (Handayani, 2012).

Diabetes melitus dapat dicegah dan ditunda dengan deteksi dini dan pengelolaan yang baik terhadap mereka yang menderita prediabetes dan mempunyai faktor resiko diabetes melitus (Handayani, 2012). Berdasarkan America Diabetes Assosiation (ADA), 54 juta orang dewasa terkena diabetes di dunia. Tanpa intervensi, prediabetes akan berkembang menjadi diabetes melitus tipe II dalam kurun waktu 10 tahun. Edukasi sangat diperlukan untuk kesadaran orang- orang dengan prediabetes dan faktor resiko Diabetes melitus untuk mengubah gaya hidup seperti olahraga, diet dan latihan fisik. Penurunan berat badan dengan mengubah gaya hidup efektif dalam mencegah diabetes, tetapi sulit untuk dipertahankan oleh karena itu diperlukan intervensi non farmakologis termasuk tanaman herbal yang efektif dan aman digunakan.

Penggunaan obat tradisional, Indonesia termasuk salah satu Negara di Asia yang sudah lama mempunyai tradisi tersebut. Tanaman obat dianggap alternatif yang paling tepat karena tanaman obat dianggap tidak memiliki efek samping


(2)

yang berbahaya. Menurut Heyne (1987, dalam Zuhria, 2013), ramuan obat tradisional Indonesia menggunakan tidak kurang dari 1200 jenis tanaman dari 160 suku tanaman. Indonesia merupakan tempat yang kaya akan aneka ragam tanaman obat. Diantara ragam tanaman obat yang ada disekitar kita, beberapa jenisnya memiliki efek positif terhadap penanganan diabetes. Diantaranya gambas atau oyong, pare, buah merah,jambu biji dan lain sebagainya (Teguh, 2013).

Gambas atau yang lebih dikenal dengan nama oyong, memiliki nama latin Luffa cylindrica. Tanaman yang satu ini masih termasuk dalam keluarga Cucurbitaceae. Ciri khas dari tanaman ini adalah bentuk buahnya yang bulat panjang dengan ukuran 15-30 cm, dan semakin mengecil ke pangkalnya. Buahnya berbentuk menyerupai belimbing dengan siku-siku yang memanjang. Kulitnya keras seperti kaktus dengan daging yang lunak dan halus (Farah,2013).

Gambas (Luffa cylindrica) sering digunakan masyarakat pauh untuk menurunkan kadar gula darahnya. Selain itu, di Belgal india selatan juga menggunakan buah gambas (Luffa cylindrica) untuk menurunkan gula darah mereka (Sriparna,dkk., 2011). Buah gambas (Luffa cylindrica) biasanya digunakan untuk sayuran bening dan enak dikonsumsi. Buah gambas yang sudah tua mengandung serat yang tinggi dengan kandungan air yang tinggi, dan banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini (Rizky, 2013).

Penelitian Spriparna dkk, mengatakan bahwa ekstrak buah gambas mengandung flavonoid dalam jumlah besar dan mampu meningkatkan aktivitas enzim glukosa oksidase. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial


(3)

enzimatik glukosa oksidase merupakan salah satu jalur antidiabetes terkait dengan jalur pentosa fosfat dan hal ini mengenai hubungan antidiabetes dan antidioksidan dari suatu sampel (Lehninger, 2003). Flavanoid mengandung daya inhibisi α -glukosidase dan bersifat sebagai antidiabetes karena flavanoid mampu berperan sebagai senyawa yang menetralkan radikal bebas, sehingga dapat mencegah kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin (Lenny, 2006). Inhibitor enzim α-glukosidase merupakan obat antihiperglikemia untuk pasien diabetes melitus. Buah gambas yang disayur sebanyak 100 gram mempunyai kandungan karbohidrat sebanyak 25,9 gram, protein 12,8 gram, lemak 19 gram (A’la, 2014). Karbohidrat yang dikonsumsi secara normal akan diubah terlebih dahulu menjadi monosakarida untuk diserap oleh usus menjadi glukosa darah. Inhibitor enzim α -glukosidase ini akan mencegah pemecahan karbohidrat, seperti pati dan oligosakarida lainnya sehingga dapat mengurangi konsentrasi gula darah dari karbohidrat yang dikonsumsi (Chiasson, 2002). Selain flavonoid, gambas merupakan keluarga Cucurbitaceae yang merupakan senyawa penting yang bermanfaat untuk aktivitas antidiabetes (Pimple, 2011).

Maanfaat buah gambas (Luffa cylindrica) sanggat bermafaat, selain untuk diabetes buah gambas (Luffa cylindrica) ini juga sering dimanfaatkan untuk asma, peluruh dahak, anti rematik dan melancarkan sirkulasi darah (Farah, 2013). Gambas (Luffa cylindrica) sering dikonsumsi dan digunakan untuk obat alternatif secara tradisional tetapi belum pernah diuji klinis. Buah gambas digunakan masyarakat untuk sayuran, dan dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk


(4)

mengurangi kadar gula darah. Selain itu gambas tidak mengandung zat racun yang mematikan (Sriparna, 2011).

Angka prevelansi penderita diabetes di Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2008 mencapai 5,7 % dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Sedangkan, angka prevelansi pre diabetes mencapai dua kali lipatnya atau 11 % dari total penduduk Indonesia (Rudijianto, 2009). Berarti, jumlah penduduk Indonesia yang terkena diabetes akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa waktu yang mendatang. Sampai saat ini kriteria prediabetes hanya didasarkan pada pemeriksaan kadar gula darah. Pada umumnya kecurigaan bahwa seseorang termasuk prediabetes dilandasi oleh prediksi masa depan yang diperoleh secara pengamatan empiris. Misalnya, anak dari penderita Diabetes Melitus tipe 2, obesitas sentral, dan lain-lain (Asman, 2012).

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 kasus Diabetes Melitus selama 1 tahun pada tahun 2013 adalah sebanyak 7.882 penderita. Data Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012, wilayah kerja Puskesmas Pauh mempunyai kasus diabetes melitus tertinggi yaitu sebanyak 185 kasus (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2012). Selain itu, masyarakat pauh mempunyai kebiasaan mengkonsumsi sayuran gambas untuk menurunkan kadar gula darah, dan gambas sangat mudah ditemukan di daerah ini.

Dari latar belakang diatas, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian buah Gambas (Luffa cylindrica)Terhadap


(5)

Puskesmas Pauh Padang 2014”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka masalah penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan gula darah pada penderita prediabetes melitus pada wilayah kerja puskesmas pauh 2014.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan gula darah pada penderita prediatebes pada wilayah kerja Puskesmas Pauh 2014.

2. Tujuan khusus

Melalui penelitian ini dapat dijelaskan :

a. Untuk mengetahui kadar gula darah puasa penderita Prediabetes sebelum diberikan 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica). b. Untuk mengetahui kadar gula darah puasa penderita Prediabetes

sesudah diberikan 100 gram sayuran gambas (Luffa cylindrica). c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian 100 gram sayuran gambas

(Luffa cylindrica) terhadap penurunan kadar gula darah puasa penderita Prediabetes.


(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi instansi pendidikan keperawatan

Memberikan gambaran dan acuan hasil riset tentang pengaruh pemberian buah gambas (Luffa cylindrica) sebagai salah satu terapi komplementer sebagai penurun kadar gula darah pada penderita Prediabetes.

2. Bagi Responden

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh pemberian buah gambas (Luffa cylindrica)sebagai salah satu terapi komplementer dan bahan pertimbangan untuk memilih obat alternatif yang praktis dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita prediabetes .

3. Bagi Puskesmas

Sebagai acuan bagi puskesmas untuk bahan penyuluhan yang akan dilakukan pada penderita penderita pre diabetes tipe yaitu tentang pengaruh pemberian yang merupakan salah satu terapi komplementer buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan gula darah dan merupakan salah satu terapi komplementer yang praktis digunakan. 4. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat mengetahui pengaruh buah gambas (Luffa cylindrica) terhadap penurunan kadar gula darah puasa penderita Prediabetes.


Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH PUSKESMAS DINOYO

7 44 28

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH GAMBAS (Luffa acutangula L) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Infusa Buah Gambas (Luffa Acutangula L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan.

1 3 11

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Infusa Buah Gambas (Luffa Acutangula L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan.

0 4 8

PENGARUH PEMBERIAN INFUSA BUAH GAMBAS (Luffa acutangula L) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Infusa Buah Gambas (Luffa Acutangula L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan.

5 16 10

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa[Boerl.] Scheff.) TERHADAP SKALA NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG.

3 11 11

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN PADANG TAHUN 2011.

0 0 9

PENGARUH REBUSAN SELEDRI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR KOTA PADANG TAHUN 2012.

0 0 9

PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 1 2

PENGARUH PEMBERIAN SAYURAN GAMBAS (Luffa cylindrica) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PREDIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH PADANG - Repositori Universitas Andalas

3 14 7