SEJARAH KAMPUNG KEBAYAKAN.

(1)

SEJARAH KAMPUNG KEBAYAKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : RIZKY NIARA

3103321050

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

NAMA RIZKY NIARA, NIM : 3103321050, “Sejarah Kampung Kebayakan”. Skripsi : Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Mengetahui Sejarah berdirinya dari Kampung menjadi Kecamatan, (2) Mengetahui Perkembangan Kampung Kebayakan, (3) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan wilayah Kampung Kebayakan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Penelitian menggunakan studi kepustaakaan, menggunakan dengan metodologi kualitatif deskriftif. Dimana penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriftif yaitu rangkaian penelitian yang berupaya menggambarkan data secsermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, adapun inti dari keturunan atau etnis dari orang Gayo Kebayakan berketurunan dari Cina atau Thailand. Akibat bertambahnya penduduk ataupun pemekaran wilayah maka berkembanglah Kampung Kebayakan. Sehingga dengan banyaknya penduduk disatu wilayah maka terbentuklah suatu nama Kampung atau wilayah, sehingga dapat dikatakan bahwa keturunan manapun asal inti orang Gayo hanya dari Kampung Kebayakan.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga berupa kesehatan, ketabahan serta kemampuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Sejarah Kampung Kebayakan”, tidak lupa penulis sampaikan sholawat

dan salam atas Nabi Muhamad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih dapat banyak sekali kerungan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis tentu tidak sendiri. Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun material. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Teristimewa saya sampaikan kepada kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Asri dan ibunda Sarniawati yang telah mengajarkan arti hidup dan tiada lelah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis serta telah bersedia bekerja keras memberikan dukungan moril dan materil serta


(7)

motivasi dan do’a restu kepada penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

2. Engingku (Adikku) Ikhlas Purnama yang sangat saya sayangi, dan Kepada ananku (nenek), dan seluruh keluarga yang selalu memberikan motivasi dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I ibu Dra Nurmala Berutu, M.Pd serta semua staf di Fakultas Ilmu Sosial. Terima kasih untuk kemudahan yang telah diberikan selama proses penyusunan berkas.

5. Ibu Dra. Lukita Ningsih, M. Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, sekaligus pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M. Pd selaku Wakil Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.

7. Bapak Dr. Ichwan Azhari, M. S selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Penguji. Yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis.

8. Ibu Dra. Flores Tanjung , M. A selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.


(8)

9. Bapak Tappil Rambe, S. Pd, M. Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

10.Kantor Camat Kebayakan dan Perpustakaan daerah Aceh Tengah beserta staf-stafnya yang sudah meluangkan waktunya untuk memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penyelesaikan skripsi ini.

11.Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sejarah yang telah membagi ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama penulis menjadi mahasiswa. 12.Sepupu-sepupu ku kak Pera, Kak Mita, Kak Ike, Kak ovi, bang lisik, bang

Aidi. Dan Bunda Heni yang telah membantu mencari solusi tentang penulisan skripsi ini. Tidak dapat di sebutkan satu persatu telah bersedia selalu membantu dalam melengkapi data-data skripsi ataupun motivasi. 13.Sahabat kost ku Gang Rukun No 3B : Kak Sari, Kak Izah, Kak Neni, Dek

Sumi, Dk Yuni. Yang selalu memberikan dorongan do’a sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

14.Sahabat-sahabat seperjuangan ESJA 2010 : Hartini, Hasnaini Rosanda, Rita Haryani, Fahrunnisya, Maria Debora, Berkat Gea, Nelita Nababan, Astusti, Valentina Sembiring, Nurul amalia, Adam Zaki, Mawardi, Jonathan, Marihot Sianturi, Jenri limbong, Sherli Vani, Yosi, Nila Sartika Tanjung, Tre boy Nababan, Candra hutabarat, Aryani lubis, Asima, Deva, Devi, Saulina, Putri, Sahatma, Rades Lasta Simbolon, Ahrasani Purba, Novia Maslina, Deli Novia Manurung, Novi, Rizki Niara, Emi Alvionita, Ester Aritonang, Rainhard Situmeang, Ari Purba, dan Fahrurrozi.


(9)

Terimakasih kepada kalian karena telah memberikan warna selama hampir 3 tahun ini, saya sangat sayang kalian.

15.Teman PPLT SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA : Ice, Meva, Tiwi, Devi, Padlin, Ree, Tari, Silvy, Kiki, Rini, Irfan, Soleh, Jho, Elsa, Lili, Ayu, Anas, Ihsan, Nuel, Yasmin.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya pada pembaca pada umumnya dan dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkan.

Medan, Juni 2014

Penulis

RIZKY NIARA NIM : 3103321050


(10)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Teori Perubahan Sosial ... 6

2. Strategi Pembangunan Daerah... 10

3. Pengertian Otonomi Daerah ... 11

4. Gambaran Umum Kampung Kebayakan ... 16

5. Konsep Sejarah Lisan... 17

B. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Lokasi Penelitian ... 25

C. Sumber Penelitian ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisa Data ... 26

BAB IV PEMBAHASAN ... 28

A. Gambaran Umum Wilayah Aceh Tengah ... 28

1. Sejarah Kabupaten Aceh Tengah ... 28

2. Letak Geografis ... 34

3. Sejarah Orang Gayo... 36

4. Kehidupan Masyarakat Gayo ... 42

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43


(11)

ii

2. Kejuruan Bukit dan cik ... 44

3. Sejarah Kampung Kebayakan ... 48

C. Kampung Kebayakan Perubahan Masa Prakoloniel, Erakoloniel, dan Pas Kemerdekan ... 51

1. Masa Prakoloniel dan Erakoloniel ... 51

2. Era Kemerdekaan ... 55

D. Faktor-faktor Perkembangan Kampung Kebayakan ... 58

1. Faktor Perkembangan Jumlah Penduduk 1998-2002 ... 59

2. Faktor Perubahan Jumlah Wilayah ... 59

E. Profil Kecamatan Kebayakan dan Perkembangannya Setelah Kemekaran Sejak Tahun 2002-2013 ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA ...


(12)

14

DAFTAR PUSTAKA

Agus Salim. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta : PT Tiara Wacana

Asharyadi, SE, MBA. 2008. Linge Ku Sayang Linge Ku Malang. Tanggerang : Qinara

C.Snouck Hurgronje.1996. Tanah Gayo Dan Pendudunya. Jakarta: Ny. P.A. Iskandar Soeriawidjaja-Roring Ahmad Seadie

Hasim Purba, SH, Mhum.2004. Hubungan Pemerintah Propinsi Dengan

Kabupaten/Kota. Medan : CV Mentari Persada

Helius Sjamsuddin. 2012. Metodelogi Sejarah. Yogyakarta

James Danandjaja. 1997. Foklor Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan

Proposal Studi Pendidikan Sejarah. Medan : Universitas Negeri Medan.

Ketut Wiradnyana dan Taufiqurrahman Setiawan. 2011. Gayo Merangkai Identitas. Jakarta

Koentjaraningrat. 1989. Metode-Metode Penelitian Masyarat. Jakarta : PT Gramedia

M.H. Gayo . 1983. Perang Gayo Alas Melawan Kolonialis Belanda. Jakarta. M.Yahya Mansur.1988. Sistem Kekerabatan Dan Pola Pewarisan. Pt Grafika kita Muklis Paeni.2004. Riak Laut Di Tawar. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitity

press

Nugroho Notosusanto. 2008. Mengerti Sejarh. Universitas Indonesia (Ui-Press) Prof. DR. Bahreint T. Sugihen, MA. 1996. Sosiologi pedesaan. Jakarta :PT

Rajagrafindo Persada

Prof. Dr. Soerjono.2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Prof.Dr. Suharsimi Arikunto.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Rusdi Sufi, Agus Budi Wibowo. 2013. Gayo, Sejarah Dan Legenda. Banda Aceh : Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh

Syukri, MA. 2006. Sarakopat, Sitem Pemerintahan Tanoh Gayo Dan Relevansi


(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Takengon terletak di sebelah barat Danau Laut Tawar, yang jaraknya ± 330 km dari Ibu Kota takengon Provensi Aceh yaitu Kota Banda Aceh dengan ketinggian ± 1200 diatas permukaan laut. Kota Takengon merupakan salah satu Kota tua di wiliyah Dataran Tinggi Tanoh Gayo. Menurut arti katanya, Takengon berasal dari bahasa Gayo yang terdiri dari dua buah suku kata, yaitu Beta dan Kuengon. Beta artinya begitu, sedangkan Kuengon artinya kulihat. Jadi Takengon artinya begitu kulihat M.H Gayo (1989 : 45 )

Berdasarkan Lagenda setempat, kampung kebayakan mempunyai sejarah yang tersendiri dan di dalam sejarah menceritakan penduduk yang mendiammi kampung kebayakan dan bebesen merupakan kampung “inti” di Gayo Laut, mempunyai satu anggapan bahwa asal usul mereka berbeda. Penduduk kampung Kebayakan mengatakan mereka adalah penduduk asli di daerah Gayo. Sedangkan yang satu pihak lagi, yakni penduduk kampung Bebesan, memang menyadari bahwa mereka berasal dari Batak (Tapanuli), lebih populer disebut dengan Batak 27 (disebut dengan Batak 27 karena dalam sejarah kedatangan mereka ke Gayo pada masa lampau, orang-orang Batak ini berjumlah 27 Orang) Belum jelas pada abad berapa peristiwa kedatangan Batak Karo 27 tersebut ke Tanah Gayo.


(14)

2

Pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah Al Kahar, pada abad ke 16 M pernah tujuh pemuda dari tanah Karo bertamasya ke Tanah Gayo. Kedatangan mereka guna menyaksikan kebenaran keindahan laut tawar. Sementara menurut Dr. C. Snouck Hougronje, kedatangan Batak Karo 27 adalah pada masa kejuruan (raja) bukit telah memeluk Islam. Kejuruan Bukit adalah suatu bagian dari raja-raja yang terdapat di tanah Gayo yang memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan (kejuruan) lain. Kedatangan orang-orang dari Tapanuli yang dikenal dengan istilah “Batak 27” ini melahirkan nama-nama Belah atau Clan di Gayo dengan nama yang hampir sama dengan marga yang ada di Tanah Karo sendiri. Seperti Clan Munthe, Cibero, Melala, Lingga, Tebe yang di Karo disebut Munthe, dan sebagainya. H.AR.Latief ( 1995 : 90 ).

Batak 27 pada masa itu mendapat sebagian wilayah kekuasaan Raja Bukit sebagai diyat untuk mengganti kerugian akibat matinya suku Batak Karo yang terbunuh dalam peperangan. Ganti rugi tersebut diwujudkan dengan membelah danau Laut Tawar menjadi dua wilayah sampai Kala Bintang sebelah utara termasuk daratan, mulai dari kampung Kebayakan, Rebe Gedung, Simpang Tiga, Delung Tue, wih Ilang, hingga Ramung Kengkang perbatasan Aceh Timur sekarang Kabupaten Benermeriah.

Setelah batas wilayah ditentukan oleh kedua belah pihak yang berdamai, Raja Bukit ke II Panglima Perang Dagang mengajukan sebuah tuntutan kampung bukit berikut bangunannya yang telah di duduki oleh batak ke 27. Raja Lebe Keder berkata dengan tegas bebaskan, dalam bahasa Karo artinya dibebaskan dari tuntutan, lambat laun kata bebaskan berubah menjadi kata Bebesan sampai sekarang ini AR. Latief (1995 : 90 ).


(15)

3

Raja Bukit Panglima Perang Dagang, kemudian bersumpah tidak berkeberatan kampung Bebesan berikut bangunannya dijadikan hak milik Batak 27. Beberapa hari kemudian penduduk bukit sendiri membangun pemukiman baru yang terletak dipinggir Danau Laut Tawar yang sekarang disebut dengan daerah Kebayakan. Mula-mula kampung ini disebut dengan Kebanyakan karena penduduknya yang terbanyak, kemudian setelah penjajah Belanda datang dan tidak dapat menyebutkan nama kampung tersebut dengan tepat, berubah menjadi Kebayakan AR. Latief (1995 : 90 ).

Mengingat sejarah kampung kebayakan di Kabupaten Aceh Tengah Masyarakat suku Gayo belum ada ahli yang membahas secara spesifik mengenai Sejarah perkembangan Kampung Kebayakan, Masyarakat Aceh secara umum juga belum mengetahui secara sefesifik tentang sejarah perkembangan kampung Kebayakan maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat judul “SEJARAH KAMPUNG KEBAYAKAN” agar dapat di kaji berdasarkan fakta dan datanya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di ungkapan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

1. Latar belakang berkembangnya kampung kebayakan

2. Untuk mengetahui kepedulian masyrakat dan pemerintah tentang sejarah kampung kebayakan


(16)

4

4. Untuk mengetahui kondisi terkini tentang peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di kampung kebayakan

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya dan bagaimana perkembangan kampung kebayakan ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perkembangan wilayah Kampung Kebayakan ?

D.Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya dari kampung menjadi kecamatan 2. Untuk mengetahui perkembangan Kampung Kebayakan

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan wilayah Kampung Kebayakan.

E. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan para pembaca mengenai sejarah kampung kampung kebayakan

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai topik yang sama.

3. Untuk menambah khasan kepustakaan UNIMED khususnya jurusan pendidikan sejarah Fakultas Ilmu Sosial


(17)

5

4. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada para peneliti dalam penulisan karya ilmiah.


(18)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dan analisa yang telah dilakukan maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Kampung Kebayakan awalnya berada di Serule dan Linge akibat ingin mencari kekuasaan baru reje bukit berpindah ke Kampung Kebayakan untuk membuat pemukiman baru, sebelum berpindah daerah Kampung Kebayakan reje Bukit menepati Kampung Bebesen, akaibat peperangan anatara antara Cik bebesen ataupun Batak 27 maka reja Bukit berpindah ke Kampung Kebayakan.

2. Adapun inti dari keturunnan atau etnis dari orang Gayo Kebayakan dapat di kaitkan dengan penelitian oleh ketut Wiradnyana dan hasil wawancara bersama tokoh bahwa orang Gayo itu berketurunan dari Cina atau Thailand. Akibat bertambahnya penduduk ataupun pemekaran wilayah maka berkembanglah Kampung Kebayakan, Contohnya orang teritit itu merupakan asal usul dari Kampung Kebayakan, sehingga dengan banyaknya penduduk di satu wilayah maka terbentuklah suatu nama Kampung atau Wilayah. sehingga dapat di katakan bahwa keturunan manapun asal inti orang Gayo hanya dari Kampung Kebayakan.

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Baik perangkat Kecamatan. Desa ataupun Kelurahan dan lembaga Desa atau Kelurahan


(19)

74

merupakan nilai tambah yang sangat membantu dalam menjabarkan dan melaksanakan tugas-tugas yang telah digariskan oleh pemerintah dalam menjabarkan dan melaksanakan tugas-tugas yang telah digariskan oleh pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi Kecamatan Kebayakan,

yaitu “melanjutkan terwujudnya pelayanan CEPAT menuju Aceh Tengah yang Makmur dan mandiri 2017 “CEPAT = Cetakan, Efektif.

Propesional, Amanah, Tuntas.

4. Peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program pemerintah dan pemanfaatan secara maksimal sumberdaya alam dengan tetap terpeliharanya pelestarian lingkungan hidup, situasi lingkungan yang aman tertib dan tentram merupakan kondisi ideal yang diinginkan dalam percepatan pembangunnan wilayah Kecamatan Kebayakan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi masyrakat Gayo diantaranya :

1. Diharapkan kepada masyrakat Gayo agar banyak membaca buku-buku Sejarah khususnya Sejarah Daerah sendiri ataupun Takengon agar lebih mengetahui asal-usul keturunan orang Gayo.

2. Pentingnya untuk mengetahui dan menyusun cerita-cerita pada masa lalu itu dapat dijadikan sebagai awal penulisan Sejarah untuk


(20)

75

membuat suatu buku dengan judul Sejarah Kampung Kebayakan, yang memperkaya pengetahuan khususnya bagi daerah bagi masyarakat Gayo.


(1)

Raja Bukit Panglima Perang Dagang, kemudian bersumpah tidak berkeberatan kampung Bebesan berikut bangunannya dijadikan hak milik Batak 27. Beberapa hari kemudian penduduk bukit sendiri membangun pemukiman baru yang terletak dipinggir Danau Laut Tawar yang sekarang disebut dengan daerah Kebayakan. Mula-mula kampung ini disebut dengan Kebanyakan karena penduduknya yang terbanyak, kemudian setelah penjajah Belanda datang dan tidak dapat menyebutkan nama kampung tersebut dengan tepat, berubah menjadi Kebayakan AR. Latief (1995 : 90 ).

Mengingat sejarah kampung kebayakan di Kabupaten Aceh Tengah Masyarakat suku Gayo belum ada ahli yang membahas secara spesifik mengenai Sejarah perkembangan Kampung Kebayakan, Masyarakat Aceh secara umum juga belum mengetahui secara sefesifik tentang sejarah perkembangan kampung Kebayakan maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat judul “SEJARAH KAMPUNG KEBAYAKAN” agar dapat di kaji berdasarkan fakta dan datanya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di ungkapan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

1. Latar belakang berkembangnya kampung kebayakan

2. Untuk mengetahui kepedulian masyrakat dan pemerintah tentang sejarah kampung kebayakan


(2)

4. Untuk mengetahui kondisi terkini tentang peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di kampung kebayakan

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya dan bagaimana perkembangan kampung kebayakan ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perkembangan wilayah Kampung Kebayakan ?

D.Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya dari kampung menjadi kecamatan 2. Untuk mengetahui perkembangan Kampung Kebayakan

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan wilayah Kampung Kebayakan.

E. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan para pembaca mengenai sejarah kampung kampung kebayakan

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai topik yang sama.

3. Untuk menambah khasan kepustakaan UNIMED khususnya jurusan pendidikan sejarah Fakultas Ilmu Sosial


(3)

4. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada para peneliti dalam penulisan karya ilmiah.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dan analisa yang telah dilakukan maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Kampung Kebayakan awalnya berada di Serule dan Linge akibat ingin mencari kekuasaan baru reje bukit berpindah ke Kampung Kebayakan untuk membuat pemukiman baru, sebelum berpindah daerah Kampung Kebayakan reje Bukit menepati Kampung Bebesen, akaibat peperangan anatara antara Cik bebesen ataupun Batak 27 maka reja Bukit berpindah ke Kampung Kebayakan.

2. Adapun inti dari keturunnan atau etnis dari orang Gayo Kebayakan dapat di kaitkan dengan penelitian oleh ketut Wiradnyana dan hasil wawancara bersama tokoh bahwa orang Gayo itu berketurunan dari Cina atau Thailand. Akibat bertambahnya penduduk ataupun pemekaran wilayah maka berkembanglah Kampung Kebayakan, Contohnya orang teritit itu merupakan asal usul dari Kampung Kebayakan, sehingga dengan banyaknya penduduk di satu wilayah maka terbentuklah suatu nama Kampung atau Wilayah. sehingga dapat di katakan bahwa keturunan manapun asal inti orang Gayo hanya dari Kampung Kebayakan.

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Baik perangkat Kecamatan. Desa ataupun Kelurahan dan lembaga Desa atau Kelurahan


(5)

merupakan nilai tambah yang sangat membantu dalam menjabarkan dan melaksanakan tugas-tugas yang telah digariskan oleh pemerintah dalam menjabarkan dan melaksanakan tugas-tugas yang telah digariskan oleh pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi Kecamatan Kebayakan, yaitu “melanjutkan terwujudnya pelayanan CEPAT menuju Aceh Tengah yang Makmur dan mandiri 2017 “CEPAT = Cetakan, Efektif. Propesional, Amanah, Tuntas.

4. Peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program pemerintah dan pemanfaatan secara maksimal sumberdaya alam dengan tetap terpeliharanya pelestarian lingkungan hidup, situasi lingkungan yang aman tertib dan tentram merupakan kondisi ideal yang diinginkan dalam percepatan pembangunnan wilayah Kecamatan Kebayakan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi masyrakat Gayo diantaranya :

1. Diharapkan kepada masyrakat Gayo agar banyak membaca buku-buku Sejarah khususnya Sejarah Daerah sendiri ataupun Takengon agar lebih mengetahui asal-usul keturunan orang Gayo.

2. Pentingnya untuk mengetahui dan menyusun cerita-cerita pada masa lalu itu dapat dijadikan sebagai awal penulisan Sejarah untuk


(6)

membuat suatu buku dengan judul Sejarah Kampung Kebayakan, yang memperkaya pengetahuan khususnya bagi daerah bagi masyarakat Gayo.