KEHIDUPAN ANAK BEKERJA SEBAGAI PEMULUNG DI PUSAT PASAR KECAMATAN MEDAN KOTA.

(1)

KEHIDUPAN ANAK BEKERJA SEBAGAI PEMULUNG

DI PUSAT PASAR KECAMATAN MEDAN KOTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SRI SUNDARI

3113122042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Sri Sundari, NIM. 3113122042. Tahun 2015. Judul Skripsi: Kehidupan Anak Bekerja Sebagai Pemulung Di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota. Skripsi ini terdiri dari V Bab dan 68 Halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan anak bekerja sebagai pemulung ditinjau dari segi keadaan pendidikan, keadaan sosial anak, dan keadaan ekonomi keluarga anak, faktor yang menyebabkan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, dan hambatan yang dihadapi anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Untuk menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data dilakukan wawancara mendalam (In-depth Interview), observasi dan dokumentasi. Data yang telah dihimpun dianalis sehingga mampu mengungkapkan mengenai rumusan masalah dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar merupakan anak-anak yang masih tetap bersekolah pada tingkatan SD dan SMP. Hubungan antara sesama pemulung terdapat adanya rasa persaingan untuk mendapatkan barang-barang bekas sehingga dapat meyebabkan perkelahian diantara anak-anak yang bekerja sebagai pemulung. Hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin kurang harmonis. Hal ini karena anak-anak yang bekerja sebagai pemulung cenderung dengan hal-hal yang kumuh, seperti harus bekerja ditempat yang kotor. Selain itu, stigma negatif yang didapatkan pemulung dari masyarakat karena kehadiran yang sering dianggap menimbulkan keresahan dan ketidaktentraman masyarakat.

Anak yang bekerja sebagai pemulung disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor ekonomi, faktor orang tua, faktor lingkungan, adanya anggapan untuk memanfaatkan waktu luang dan didorong oleh kemauan diri sendiri serta faktor budaya (kebiasaan) dalam masyarakat. Berbagai hambatan yang dialami oleh anak yang bekerja sebagai pemulung diantaranya adanya tuduhan mencuri barang para pedagang serta rasa kelelahan. Anak yang bekerja sebagai pemulung rentan mengalami tindak kekerasan seperti kekerasan fisik dan kekerasan verbal. Selain itu, berbagai resiko negatif bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak yang bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat nikmat dan karunia-Nya yang begitu tidak terhingga, akhirnya skripsi yang berjudul Kehidupan Anak Bekerja Sebagai Pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota ini dapat

terselesaikan. Selawat beruntaikan salam juga tidak pernah lupa peneliti hadiahkan untuk Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabat, semoga kelak mendapatkan safaat dari beliau.

Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan didalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala keterbatasan yang dimiliki, namun peneliti berusaha untuk menyajikan dengan baik. Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya telah melibatkan begitu banyak pihak. Maka dari itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan dan sebagai dosen pembimbing akademik peneliti, sekaligus sebagai dosen


(7)

penguji ahli skripsi ini. Terima kasih telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti.

4. Ibu Nurjannah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Erond L. Damanik, M.Si sebagai dosen penguji bebas, terima kasih atas masukan dan sarannya kepada peneliti.

6. Ibu Sulian Ekomila, S.Sos, MSP selaku dosen penguji bebas, terima kasih atas masukan dan sarannya kepada peneliti.

7. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen Prodi Pendidikan Antropologi yang telah membekali, membimbing dan mengarahkan selama mengikuti perkuliahan dan juga selama penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak J. Lumban Toruan selaku Kepala Pasar Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam proses penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teristimewa ananda ucapkan kepada ayahanda tercinta H. Sukiman dan ibunda tercinta Hj. Ety Rohayati terima kasih atas jasa-jasa, kesabaran, do`a dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberikan cinta yang tulus dan ikhlas kepada peneliti semenjak kecil. Serta saudara-saudara peneliti Nuria Susanti, SST., Bambang Sudarman, M. Suhada serta seluruh keluarga yang peneliti sayangi dengan segenap hati, yang telah memberikan do’a dan dukungan baik


(8)

moril maupun materil yang selalu menguatkan peneliti demi terselesainya skripsi ini

10.Kepada Kesuma Azrun terima kasih selalu memberikan motivasi, dukungan moril serta do`a demi terselesainya skripsi ini.

11.Kepada sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan dalam suka maupun duka Fitri Rahyuni, Indah Permata Sari terima kasih sudah menjadi sahabat selama 4 tahun yang kita lewati bersama.

12.Kepada seluruh informan pada skripsi ini yang sudah bersedia untuk memberikan informasi bahkan sudah menjadi sahabat peneliti untuk saling curhat.

13.Kepada teman-teman Pendidikan Antropologi angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih untuk kebersamaannya dan semoga kita menjadi orang yang sukses.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca. Masukan dan saran sangat diharapkan demi kemajuan peneliti dimasa mendatang.

Medan, Juni 2015


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Perumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 5

1.6.1. Manfaat Teoritis ... 6

1.6.2. Manfaat Praktis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS ... 7

2.1. Penelitian Relevan ... 7

2.1.1. Pekerja Anak di Bawah Umur... 7

2.1.2. Karakteristik Anak Bekerja ... 9

2.2. Kerangka Teori... 10

2.2.1. Teori Kemiskinan ... 10

2.2.2. Teori Strategi Bertahan Hidup ... 15

2.3. Kerangka Konsep ... 16

2.3.1. Pengertian Anak ... 16

2.3.2. Pengertian Pekerja Anak ... 17

2.3.3. Pengertian Pemulung ... 18

2.3.4. Pendidikan ... 20

2.4. Kerangka Berfikir... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Lokasi Penelitian ... 24


(10)

3.3.1. Subjek Penelitian ... 25

3.3.2. Informan Pene0litian ... 25

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4.1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview) ... 26

3.4.2. Observasi ... 27

3.4.3. Dokumentasi ... 29

3.5. Teknik Analisa Data ... 29

3.5.1. Reduksi Data... 30

3.5.2. Penyajian Data ... 30

3.5.3. Penarikan Kesimpulan ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. HASIL PENELITIAN ... 32

4.1. Gambaran Umum Pemulung di Pusat Pasar ... 32

4.2. Kehidupan Anak Bekerja Sebagai Pemulung ... 34

4.2.1. Keadaan Pendidikan Anak Bekerja Sebagai Pemulung ... 35

4.2.2. Keadaan Sosial Anak Bekerja Sebagai Pemulung ... 38

4.2.3. Keadaan Ekonomi Keluarga Anak Bekerja Sebagai Pemulung ... 41

4.3. Faktor Penyebab Anak Bekerja Sebagai Pemulung ... 43

4.3.1. Faktor Ekonomi ... 43

4.3.2. Faktor Orang Tua... 45

4.3.3. Faktor Lingkungan ... 46

4.3.4. Memanfaatkan Waktu Luang dan Menambah Uang Saku ... 47

4.3.5. Kemauan Sendiri (Kemandirian) ... 48

4.3.6. Faktor Budaya (Kebiasaan) ... 49

4.4. Hambatan yang di Alami Anak Bekerja Sebagai Pemulung ... 49

4.4.1. Terjadinya Tindak Kekerasan ... 51

4.4.2. Kesehatan yang Buruk ... 53

4.5. Persepsi Masyarakat Terhadap Pemulung di Pusat Pasar ... 54


(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 67 PEDOMAN WAWANCARA ... DAFTAR INFORMAN ... PETA PUSAT PASAR KECAMATAN MEDAN KOTA ... DOKUMENTASI PENELITIAN ...


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Anak merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki hak asasi atau hak dasar sejak dilahirkan, yaitu jaminan untuk tumbuh kembang secara utuh baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perlindungan serta mewujudkan kesejahteraannya dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya sehingga tidak ada manusia atau pihak lain yang dapat merampas hak tersebut.

Seperti diketahui bersama, bahwa masa anak-anak adalah masa yang dipergunakan untuk bermain dengan penuh kegembiraan, kesenangan dan sekolah guna menuntut ilmu yang akan menjadi bekal hidupnya kelak dikemudian hari. Kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan teman-teman seusianya serta kesempatan memperoleh perlindungan dan belaian kasih sayang orang tuanya.

Begitu pentingnya anak sebagai aset bangsa maka kewajiban keluarga untuk melindungi anaknya. Seperti dikemukakan Koentjaraningrat,dkk (2003:110) bahwa: “Keluarga (nuclear family) adalah kelompok yang terikat oleh hubungan perkawinan dan darah dan yang biasanya disebut kelompok kekerabatan”. Keluarga inilah yang berfungsi memenuhi kebutuhan dan hak-hak anak. Salah satu bentuk hak-hak dasar anak adalah jaminan untuk tumbuh kembang secara optimal baik fisik, mental, sosial dan intelektual.


(13)

Pada kenyataannya, tidak semua anak berkesempatan memperoleh hak dasar tersebut secara optimal, terutama bagi anak-anak yang orang tuanya tidak mampu secara ekonomi sehingga anak harus bekerja membantu orang tuanya mencari nafkah. Kesulitan ekonomi keluarga menyebabkan anak dibawah umur sudah bekerja. Seperti yang dikatakan oleh Usman dan Nakhrawi (2004:79) bahwa :

Pada masyarakat keluarga yang kurang mampu/tidak mampu, anak dipaksa atau terpaksa untuk bekerja. Pada masyarakat marginal (pinggiran) keterdesakan ekonomi keluarga sering kali menyebabkan anak menjadi korban. Hal ini sering disebabkan ketidakfahaman orang tua terhadap tanggung jawab mereka untuk memenuhi hak-hak anak untuk mendapatkan jaminan kesejahteraan anak. Anak terpaksa putus sekolah karena tidak mampu membayar uang sekolah yang semakin mahal, merekapun turut membanting tulang untuk mencari nafkah atau dipaksa bekerja sepulang sekolah.

Berbagai faktor yang menyebabkan anak bekerja di bawah umur diantaranya adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak dibawah umur untuk bekerja. Hal ini juga terjadi pada anak yang bekerja sebagai pemulung. Anak-anak yang memulung dilatarbelakangi berbagai macam faktor, ada yang bekerja awalnya diminta oleh orang tuanya untuk membantu pekerjaan mereka dan ada sebagian dari mereka yang bekerja atas kemauan mereka sendiri.

Anak yang bekerja dapat mengganggu tumbuh dan berkembangnya seorang anak, akan tetapi masih ada orang tua yang beranggapan bahwa anak yang bekerja merupakan suatu pengabdian dan sarana latihan seorang anak untuk kehidupan ketika mereka dewasa. Namun yang perlu diperhatikan


(14)

bukanlah kenyataan bahwa mereka itu bekerja akan tetapi situasi kerja yang mereka alami. Situasi kerja anak dibawah umur dapat membahayakan kesehatan tubuh, kesehatan mental serta nilai moral mereka, didukung dengan penghasilan yang sangat minim. Anak yang bekerja adalah bentuk penelantaran hak-hak anak untuk tumbuh dan berkembang anak secara wajar, karena pada saat bersamaan akan terjadi pengabaian hak-hak anak yang harus diterima mereka. Seperti hak-hak untuk memperoleh pendidikan, bermain, akses kesehatan dan lain-lain.

Kota Medan seperti kota-kota lainnya yang ada di Indonesia tidak luput dari masalah mengenai anak, hal ini dapat dilihat seperti di persimpangan jalan, terminal dan pasar-pasar. Pasar merupakan salah satu contoh tempat anak bekerja yang sering dijumpai, seperti yang ada di Pusat Pasar. Pusat Pasar merupakan salah satu tempat aktivitas ekonomi masyarakat untuk mencari rezeki. Pusat Pasar merupakan salah satu tempat dapat dijumpai aktivitas anak yang memulung. Melihat kondisi anak yang memulung di Pusat Pasar terlihat sangat jauh dari pemenuhan terhadap hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh mereka sebagai seorang anak. Untuk itu peneliti tertarik mengkaji dalam bentuk skripsi yang berjudul “Kehidupan Anak Bekerja Sebagai Pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota”.


(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Faktor yang menyebabkan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

2. Motivasi anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

3. Pendidikan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

4. Hambatan yang dialami anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

5. Kehidupan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti perlu membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu “Kehidupan Anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota”. Secara khusus penelitian ini akan memotret kehidupan anak yang memulung pada: waktu kerja, jumlah pendapatan, faktor yang menyebabkan anak bekerja dan hambatan yang dialami anak yang memulung.


(16)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kehidupan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota?

2. Apa faktor yang menyebabkan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota?

3. Apa hambatan yang dialami anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota?

1.5. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kehidupan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

3. Untuk mengetahui hambatan yang dialami anak bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota.

1.6. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk secara teoritis dan secara praktis :


(17)

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Menambah kajian tentang kehidupan masyarakat perkotaan khususnya dalam Antropologi Perkotaan, yaitu yang bergerak dalam sektor informal.

b. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan anak bekerja di perkotaan kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat di Kecamatan Medan Kota.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Sebagai referensi tambahan di perpustakaan khususnya yang menyangkut tentang kehidupan anak yang bekerja di perkotaan.

b. Untuk memperluas wawasan bagi masyarakat dan pembaca tentang kehidupan anak bekerja di perkotaan.

c. Sebagai sumber referensi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

d. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, untuk peneliti.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai kehidupan anak yang bekerja sebagai pemulung di Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota dan melakukan observasi serta wawancara mendalam pada lima informan, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yaitu :

1. Menjalani hidup sebagai anak yang bekerja menjadi pemulung bukanlah hal yang mudah. Anak yang memulung membutuhkan kekuatan fisik, mental serta penampilan yang kumuh dan tidak memiliki jaminan kesehatan. Anak-anak yang memulung di Pusat Pasar merupakan Anak-anak-Anak-anak yang masih tetap bersekolah pada tingkatan SD dan SMP. Hubungan antara sesama pemulung terdapat adanya rasa persaingan untuk mendapatkan barang-barang bekas sehingga dapat meyebabkan perkelahian diantara anak-anak yang memulung. Hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin kurang harmonis. Kehidupan anak-anak yang memulung cenderung dengan hal-hal yang kumuh, seperti harus bekerja ditempat yang kotor. Selain itu, stigma negatif yang didapatkan pemulung dari masyarakat karena kehadiran yang sering dianggap menimbulkan keresahan dan ketidaktentraman masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh sebagian anak-anak yang memulung yang sering melakukan tindakan kurang baik. Dalam hal pendapatan, pemulung berbeda dengan golongan lain yang secara rutin memperoleh pendapatan. Pendapatan


(19)

dari para pemulung ini tidak pasti, pada suatu saat tertentu mereka akan mendapatkan pendapatan yang banyak, dilain waktu mereka juga akan mendapatkan pendapatan yang sedikit.

2. Faktor yang menyebabkan keterlibatan anak yang memulung yaitu:  Faktor ekonomi

 Faktor Orang Tua  Faktor Lingkungan

 Memanfaatkan waktu luang dan menambah uang saku, dan  Kemauan sendiri

 Faktor budaya (kebiasaan)

3. Hambatan yang dialami anak yang memulung yaitu anak-anak yang memulung sangat rentan terhadap tindak kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Anak yang memulung sering dituduh mencuri oleh para pedagang. Hambatan lain yang harus dirasakan oleh anak-anak yang memulung yaitu kelelahan. Kondisi ini selalu mereka rasakan karena mereka harus naik turun tangga dan harus mengelilingi Pusat Pasar untuk mendapatkan barang-barang bekas yang banyak.

B. Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian ada beberapa saran peneliti untuk menjadi bahan pertimbangan diantaranya sebagai berikut:


(20)

1. Keluarga

a. Keluarga memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dan hak-hak anak. Oleh karena itu, keluarga seharusnya paham tentang pembagian peran dalam keluarga agar hak-hak anak dapat terpenuhi oleh keluarga dengan baik. Sehingga tidak ada pelimpahan peran pada anak-anak yang harus juga mengambil peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2. Pemerintah

a. Seorang anak merupakan generasi penerus bangsa, maka sewajarnya harus diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan sebaik-baiknya. Anak harus diberi kesempatan untuk menikmati masa kecilnya sebagai seorang anak. Namun, tidak semua anak bisa merasakan hal tersebut dapat dilihat dari realitas anak yang memulung di Pusat Pasar. Untuk itu, sangat diharapkan kepada Pemerintah Kota Medan agar dapat menyisihkan sedikit perhatian untuk anak-anak tersebut yang nantinya sebagai penerus perkembangan dan pembangunan bangsa.

b. Untuk keluarga anak yang memulung, sebaiknya Pemerintah Kota Medan bisa memberikan bantuan ekonomi kepada keluarga-keluarga miskin dan memberikan fasilitas atau usaha-usaha serta kemudahan yang dapat meningkatkan taraf hidup keluarga mereka.

3. Masyarakat

a. Bukan hanya pemerintah yang harus bertanggung jawab, masyarakat juga memiliki peran penting dalam masalah ini. Masyarakat dapat membantu


(21)

anak-anak yang memulung misalnya dengan memberikan bantuan pendidikan nonformal kepada keluarga pemulung dan anak-anaknya. b. Dari hasil penelitian bahwa jam kerja anak yang memulung relatif

panjang dengan lingkungan yang menurut peneliti mengkhawatirkan. Maka diharapkan kepada masyarakat untuk memberikan perlindungan dan pengawasan terhadap anak yang bekerja. Hal ini sangat penting dilakukan agar anak-anak yang bekerja tidak terjebak dalam pergaulan yang dapat menjerumuskan ke dalam bentuk-bentuk perlakuan yang salah dan perilaku yang menyimpang.

c. Kepada masyarakat diharapkan menerima keberadaan para pemulung baik pemulung anak-anak maupun pemulung yang dewasa. Masyarakat diharapkan tidak mengucilkan para pemulung dengan tidak mau berinteraksi dengan mereka.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Imron. 1996. Penelitian Kualitatif. Malang : Kalimasada Press

Baswir, Revrisond. 1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelayanan Pendidikan Bagi Pekerja Anak Sektor Informal. Jakarta.

Erik Snel dan Richard Straring. 2005. Proverty, Migran dan Coping Setrategies. Bandung: Yayasan Akatiga.

Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: UII Press

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : GP Press. Koentjaraningrat, dkk. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progress. Lukman, Ali. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya Oofsset.

Narwoko J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2010. Sosiologi : Teks Pengantar dan Terapan. cetakan ketiga. Jakarta: Kencana.


(23)

Shai Lun A, Nasir. 1981. Pendidikan Agama Sejarah, Dasar Hukum dan Masalahnya. Surabaya : Yayasan MPA

Soemardjan, Selo. 1980. Kemiskinan Struktural, Suatu Bunga Rampai. Jakarta: HIPIS

Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiono. 2009. Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif,

R&D). Bandung : Alfabeta.

Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Suparlan, Parsudi. 1995. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Suyanto, Bagong. 2003. Masalah Sosial Anak. Jakarta : Bina Aksara.

Usman, Hardius dan Nakhrawi Djalal Nakhrawi.2004. Pekerja Anak di Indonesia, Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Ustman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wurdjinem. 2001. Interaksi Sosial dan Strategi Survival Para Pekerja Sektor Informal. Jurnal Penelitian UNIB Vol VII, No. 3, Desember. Bengkulu.

Sumber Skripsi :

Noyakina Handayani.2012. Studi Tentang Kehidupan Anak Usia Sekolah Yang Bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabuaten Asahan. Medan. UNIMED.


(24)

Zahratul Husnaini. 2011. Pekerja Anak Di Bawah Umur (Studi Kasus : Enkulturasi Keluarga Pekerja Anak di Kota Padang). Padang. Universitas Andalas.


(1)

dari para pemulung ini tidak pasti, pada suatu saat tertentu mereka akan mendapatkan pendapatan yang banyak, dilain waktu mereka juga akan mendapatkan pendapatan yang sedikit.

2. Faktor yang menyebabkan keterlibatan anak yang memulung yaitu:  Faktor ekonomi

 Faktor Orang Tua  Faktor Lingkungan

 Memanfaatkan waktu luang dan menambah uang saku, dan  Kemauan sendiri

 Faktor budaya (kebiasaan)

3. Hambatan yang dialami anak yang memulung yaitu anak-anak yang memulung sangat rentan terhadap tindak kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Anak yang memulung sering dituduh mencuri oleh para pedagang. Hambatan lain yang harus dirasakan oleh anak-anak yang memulung yaitu kelelahan. Kondisi ini selalu mereka rasakan karena mereka harus naik turun tangga dan harus mengelilingi Pusat Pasar untuk mendapatkan barang-barang bekas yang banyak.

B. Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian ada beberapa saran peneliti untuk menjadi bahan pertimbangan diantaranya sebagai berikut:


(2)

1. Keluarga

a. Keluarga memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dan hak-hak anak. Oleh karena itu, keluarga seharusnya paham tentang pembagian peran dalam keluarga agar hak-hak anak dapat terpenuhi oleh keluarga dengan baik. Sehingga tidak ada pelimpahan peran pada anak-anak yang harus juga mengambil peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2. Pemerintah

a. Seorang anak merupakan generasi penerus bangsa, maka sewajarnya harus diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan sebaik-baiknya. Anak harus diberi kesempatan untuk menikmati masa kecilnya sebagai seorang anak. Namun, tidak semua anak bisa merasakan hal tersebut dapat dilihat dari realitas anak yang memulung di Pusat Pasar. Untuk itu, sangat diharapkan kepada Pemerintah Kota Medan agar dapat menyisihkan sedikit perhatian untuk anak-anak tersebut yang nantinya sebagai penerus perkembangan dan pembangunan bangsa.

b. Untuk keluarga anak yang memulung, sebaiknya Pemerintah Kota Medan bisa memberikan bantuan ekonomi kepada keluarga-keluarga miskin dan memberikan fasilitas atau usaha-usaha serta kemudahan yang dapat meningkatkan taraf hidup keluarga mereka.

3. Masyarakat

a. Bukan hanya pemerintah yang harus bertanggung jawab, masyarakat juga memiliki peran penting dalam masalah ini. Masyarakat dapat membantu


(3)

anak-anak yang memulung misalnya dengan memberikan bantuan pendidikan nonformal kepada keluarga pemulung dan anak-anaknya. b. Dari hasil penelitian bahwa jam kerja anak yang memulung relatif

panjang dengan lingkungan yang menurut peneliti mengkhawatirkan. Maka diharapkan kepada masyarakat untuk memberikan perlindungan dan pengawasan terhadap anak yang bekerja. Hal ini sangat penting dilakukan agar anak-anak yang bekerja tidak terjebak dalam pergaulan yang dapat menjerumuskan ke dalam bentuk-bentuk perlakuan yang salah dan perilaku yang menyimpang.

c. Kepada masyarakat diharapkan menerima keberadaan para pemulung baik pemulung anak-anak maupun pemulung yang dewasa. Masyarakat diharapkan tidak mengucilkan para pemulung dengan tidak mau berinteraksi dengan mereka.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Imron. 1996. Penelitian Kualitatif. Malang : Kalimasada Press

Baswir, Revrisond. 1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelayanan Pendidikan Bagi Pekerja Anak Sektor Informal. Jakarta.

Erik Snel dan Richard Straring. 2005. Proverty, Migran dan Coping Setrategies. Bandung: Yayasan Akatiga.

Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: UII Press

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : GP Press. Koentjaraningrat, dkk. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progress. Lukman, Ali. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya Oofsset.

Narwoko J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2010. Sosiologi : Teks Pengantar dan Terapan. cetakan ketiga. Jakarta: Kencana.


(5)

Shai Lun A, Nasir. 1981. Pendidikan Agama Sejarah, Dasar Hukum dan Masalahnya. Surabaya : Yayasan MPA

Soemardjan, Selo. 1980. Kemiskinan Struktural, Suatu Bunga Rampai. Jakarta: HIPIS

Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiono. 2009. Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif,

R&D). Bandung : Alfabeta.

Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Suparlan, Parsudi. 1995. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Suyanto, Bagong. 2003. Masalah Sosial Anak. Jakarta : Bina Aksara.

Usman, Hardius dan Nakhrawi Djalal Nakhrawi.2004. Pekerja Anak di Indonesia, Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Ustman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.

Wurdjinem. 2001. Interaksi Sosial dan Strategi Survival Para Pekerja Sektor Informal. Jurnal Penelitian UNIB Vol VII, No. 3, Desember. Bengkulu.

Sumber Skripsi :

Noyakina Handayani.2012. Studi Tentang Kehidupan Anak Usia Sekolah Yang Bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabuaten Asahan. Medan. UNIMED.


(6)

Zahratul Husnaini. 2011. Pekerja Anak Di Bawah Umur (Studi Kasus : Enkulturasi Keluarga Pekerja Anak di Kota Padang). Padang. Universitas Andalas.