Konflik Dalam Relokasi Pasar (Studi Kasus Di Pasar Sutomo,Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Roby I. 1992.“Konflikdalamhidupsehari-hari”. Yogyakarta: Kanisius.

Chang, Wiliam. 2001. “Dimensietiskonfliksosial”. Dalam KOMPAS Rabu 2 Februar 2001.

DwiSosiloRahmad K, 2008, 20 tokohsosiologi modern: Biografiparapeletaksosiologi modern. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Denzin Norman K, Lincoln Yvonna S, 2009 “Handbook Of Qualitative Research” Yogyakarta: PustakaPelajar.

Ihroni T.O, 1984 “AntropologiHukum” Jakarta: YayasanObor Indonesia

Ihroni T.O, 1993 “AntropologiHukumSebuahBungaRampai” Jakarta: YayasanObor Indonesia

Nader, N.T, “International Encyclopaedia of the social scienes”vol 3, Hal 231-236

Saidin, 2000.“Hukumdankemajemukanbudaya”.(Ed. E.K.M. Masinambow). Jakarta: Yayasanobor Indonesia.

SoekantoSoerjono, Prof.Dr.S.H,M,A, YudhoWinarto, S.H,M.A 1986 “BeberapaTeoriSosiologis” Jakarta; CV Rajawali


(2)

1

https://ayutifanikartika.wordpress.com/2013/05/27/1-konflik-menurut-karl-marx-teori-teori-sosial-yang-menekankan-beberapa/ diaksespadatanggal 24 oktober 2016

http://sanditricahyo.blogdetik.com/2011/03/20/teori-struktural-fungsional-dan-teori-konflik/

http://medan.tribunnews.com/2016/03/17/newsvideo-suasana-penggusuran-lapak-pedagang-di-pasar-sutomo/ diaksespadatanggal 12 februari 2017.

http://medan.tribunnews.com/2015/07/10/tolak-relokasi-pedagang-sutomo-demo-kantor-wali-kota-medan/ diaksespadatanggal 13 februari 2017.

http://www.sumut24.co/bentrok-berdarah-di-pasar-jalan-sutomo-petugas-satpol-pp-dan-pedagang-jadi-korban/ diaksespadatanggal 13 februari 2017.

http://m.metrotvnews.com/sumatera/peristiwa/lKYAnLPK-tolak-penggusuran-pedagang-pasar-sutomo-datangi-dprd-kota-medan/ diaksespadatanggal 13 februari 2017.


(3)

https://www.merdeka.com/peristiwa/protes-relokasi-pedagang-blokade-jalan-sutomo-medan.html/ diaksespadatanggal 13 februari 2017.

http://sumatra.bisnis.com/read/20150707/2/58911/pedagang-pasar-sutomo-medan-akan-disapu-bersih-ratusan-aparat/ diaksespadatanggal 15 februari 2017.

http://medan.tribunnews.com/2016/03/17/newsvideo-suasana-penggusuran-lapak-pedagang-di-pasar-sutomo/ diaksespadatanggal 15 februari 2017.

http://utamanews.com/view/Hukum---Keamanan/6008/Operasi-Penggusuran-Pedagang-Jalan-Sutomo-Ditingkatkan.html#.WM9IKVl8sfI/ diaksespadatanggal 15 februari 2017.


(4)

BAB III

PROSES RELOKASI PASAR SUTOMO MEDAN

3.1. Pasar Sutomo Sebelum Kebijakan Relokasi

Pasar Sutomo adalah adalah salah satu pasar tradisional yang berada ditengah kota Medan, aktifitas pasar berlangsung mulai dari pagi sampai siang. Keadaaan pasar Sutomo yang sifatntya masih tradisional cenderung menciptakan suasana yang tidak baik.Para pedagang menaruh lapaknya sesuka hati sampai kebahu-bahu jalan.Akibatnya kemacetan kerap terjadi disaat aktifitas pasar berlangsung, Suasana semakin parah ditambah dengan perilaku-perilaku pedagang yang membuang sisa-sisa dagangannya sembarangan, sehingga lingkungan dari pasar tersebut terlihat kotor.

Keberlangsungan aktifitas pasar Sutomo sepertinya tidak dikontrol baik oleh pemerintah.Keberadaan dan aktifitas pasar itu sudah berlangsung sangat lama. Lokasi pasar yang berada di pusat kota mengakibatkan masyarakat mudah menjangkaunya. Selain itu barang-barang yang diperjual-belikan adalah barang-barang pokok, sehingga aktifitas ekonomi di pasar ini berjalan lancar.Para pedagang kebanyakan hanya memikirkan keuntungan hasil penjualan tanpa memperhatikan pengaruh aktifitasnya terhadap lingkungan.

Pasar ini akan banjir dan sangat becek saat terjadi hujan, air dapat bertahan sampai beberapa hari menggenang ditengah jalan, itu disebabkan tidak berfungsinya irigasi atau parit yang ada disepanjang jalan, karena tidak adalagi lubang sebagai


(5)

jalan masuknya air keparit disebabkan terhambat oleh lapak-lapak para pedagang. Sehingga dengan keadaan jalan veteran, jalan Bintang dan jalan Bulan sangat memprihatinkan, semua jalan dipenuhi oleh lubang-lubang besar yang memperlambat laju kendaraan, ini jugalah yang menjadi biang kemacetan disekitar pasar Sutomo ini.

3.2. Kebijakan Pemerintah untuk Merelokasi Pasar Sutomo

Pemerintah sudah lama mengeluarkan kebijakan untuk merelokasi pasar Sutomo ke daerah Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan.Namun sampai sekarang perealisasiannya tidak jelas, karena sampai saat ini aktifitas di pasar Sutomo masih saja berlangsung.Padahal tempat relokasi pasar ini sudah selesaikan dibangun oleh pemerintah.Kebijakan ini di keluarkan Pemerintah karena pasar ini dianggap tidak layak lagi untuk melakukan aktifitas jual-beli, karena pasar Sutomo ini menggunakan bahu jalan sebagai tempat atau lapaknya sebagai tempatnya berjualan. Dengan posisi tempat atau lapak pedagang yang seperti itu akan menimbulkan kemacetan disejumlah jalan dan tumpukan sampah disekitaran pasar sehingga menganggu pengguna jalan yang lain.

Kebijakan ini pada dasarnya sudah sangat baik jika dapat dilaksanakan dengan tepat, karena pemerintah menggunakan kekuasaannya dengan baik, Pemerintah melakukan relokasi karena pemerintah merasa kasihan kepada pedagang, mereka melihat pedagang kepanasan disaat terik matahari dan kedinginan disaat hujan, jadi pemerintah mengeluarkan kebijakan itu agar para pedagang itu lebih nyaman saat berdagang.


(6)

Kebijakan pemerintah ini juga bertujuan agar kembali menghidupkan ruko-ruko yang ada diseputaran pasar Sutomo ini.Semenjak pasar ramai oleh pedagang, ruko-ruko yang ada disini tidak berjalan aktifitasnya dikarenakan toko-toko nya tertutup oleh lapak dari pedagang yang tepat berada didepan toko tersebut sehingga menutup jalan masuk kedalam toko.Inilah yang mengakibatkan banyak ruko atau toko disepanjang jalan ini mati dan tutup.

Kebijakan ini juga dianggap tepat sasaran karena pemerintah ingin para pedagang terdaftar sebagai pedagang resmi yang nantinya akan dipindahkan kepasar Induk. Pasar ini berbentuk gedung dan terdapat kios-kios sebagai tempat berjualan, jadi pasar ini tidak akan kena panas dan hujan. Ini diharapkan pemerintah sebagai suatu pasar tradisonal yang bersih dan ramah terhadap pelanggan. Jadi jika tempatnya seperti itu nanti diharapkan akan ramai pembeli yang datang dan tidak akan menimbulkan kemacetan, tidak seperti yang ada sekarang di pasar Sutomo yang sangat macet dijalan Sutomo, veteran, bulan dan bintang. Kebijakan relokasi ini juga diharapkan agar jalan-jalan ini tidak lagi kotor, karena sering sekali terjadi tumpukan dari sayur-sayur yang busuk akibat tidak laku dibiarkan dipinggir jalan sehingga mengganggu mata karena kotor.

Dilihat dari fungsi infrastrukturnya, penulis sebagai mahasiswa dan calon antropolog juga, menilai bahwa kebijakan ini sangat tepat meskipun banyak penolakan dari pihak pedagang. Relokasi ini diharapkan menjadi faktor yang mengembalikan infrastruktur jalan kembali kepada fungsinya masing-masing, kemudian kebijakan ini diharapkan dapat mengurai kemacetan dan kesembrautan


(7)

ditengah kota dan juga menata kembali kota kedalam fungsi masing-masing. Dan memang sudah seharusnya Medan sebagai kota besar memiliki Pasar Induk seperti kota-kota besar lainnya.

3.3. Tanggapan Pedagang Terhadap Kebijakan relokasi

Suatu kebijakan tentu tidak selamanya berhasil direalisasikan dilapangan.Keberhasilan suatu kebijakan harus didukung oleh semua komponen yang terkait.Kebijakan pada dasarnya dibuat agar memperbaiki keadaan yang ada untuk memperoleh keadaan yang lebih baik. Namun terkadang arah suatu kebijakan yang dibuat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kebanyakan kebijakan hanya berupa iming-iming dan janji-janji saja.

Kebijakan relokasi pasar Sutomo menuai pro dan kontra baik antara pedagang dengan pedagang maupun antara pedagang dengan pemerintah. Kebijakan relokasi pasar Sutomo sampai saat ini tidak terealisasi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.Kesepakatan diantara pedagang sulit diperoleh karena adanya perbedaan modal yang dimiliki.Para pedagang yang mengikuti kebijakan dengan pindah lokasi lapak pada dasarnya yang memiliki modal lebih.Pedagang-pedagang yang tinggal dan tetap berlapak dipasar Sutomo adalah mereka yang memiliki modal yang minim.Karena berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai wawancara dengan pedagang bahwasanya harga untuk sewa lapak yang disediakan Pemerintah di kawasan pasar Induk terlalu mahal.Akibatnya sebagian besar pedagang tidak sanggup untuk membayarnya sehingga mereka memilih tetap berjualan di lokasi pasr Sutomo.


(8)

3.3.1. Tanggapan Pedagang yang Memilih Bertahan

Kebijakan ini ditanggapi berbeda oleh setiap pedagang, dan kebanyakan pedagang yang memilih bertahan. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan seorang pedagang yang memilih tetap berjualan di lokasi pasar Sutomo yaitu Ibu Aginta Sembiring umur 42 tahun yang saya temui ketika beliau hendak membereskan barang-barang jualannya.

Iya memang aku tau pasar ini telah lama diancang-ancangakan di pindahkan ke pasar Lau Cih, memang kalau diliat cocoknya dipindahkan.

Cocoklah, pasar ini udah gak layak lagi ada ditengah kota, apalagi memang kami dipinggir jalan kayak gini.

Yah gimanalah dek, udah lama aku jualan disini, pelanggan udah banyak dan taunya disini aku jualan, kalau pindah nanti belum tentu orang itu tau tempatku yang baru, lagian pelangganku orang- orang disekitar sini juga, gak mungkin orang itu dating nyari-nyari tempat saya yang baru ditempat baru nanti.

Dari wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pedagang yang memilih tetap berjualan di pasar Sutomo takut kehilangan pelanggan apabila pindah dari lokasi pasar Sutomo tersebut.Sebenarnya mereka menyadari bahwa keberadaan pasar Sutomo tersebut tidak layak, namun mereka memikirkan keuntungan dan keberadaan mereka yang sudah lama berjualan di daerah tersebut.Seolah-olah keberadaan mereka yang sudah lama menjadi alasan untuk bertahan dan menghiraukan pemerintah dalam merelokasi pasar Sutomo itu.


(9)

3.3.2. Tanggapan Pedagang yang memilih Pindah ke Pasar Induk

Meskipun banayak pedagang yang menolak pindah, tetapi ada juga pedagang yang menuruti kebijakan dan aturan yang dibuat oleh Pemerintah. Seperti Ibu Sihotang 40 tahun yang memilih pindah ke Pasar Induk:

Karena kami sudah diberikan himbauan dari pemerintah untuk tidak lagi berjualan disana, jadi kami ikut peraturan ajalah, kami gamau melawan peraturan.

Yahh kalau lapak memang yang dijanjikan pemerintahah kayaknya kurang puas karena kios-kios disini cenderung sempit dan kecil jadi kurang leluasa menyusun barang, tapi ada juga enaknya disini karena kalau disini gak kena panas, hujan teruspun kan gedung nya ini agak tinggi jadi gak banjir waktu hujan.

Tapi kalau soal pendapatan dek kayaknya gak nentu yaah waktu ada yaa ada tapi seringan sepi dek, enakan kayaknya jualan diwaktu pasar Sutomo itulah.

Rugilah aku dek kalau kutinggalkan kiosku ini udah kubayar mahal, lagian belum tentu tempat ku itu dulu masih ada, mungkin pun kalau pindah kesana lagi aku disana.

Dari wawancara kepada pedagang yang berada di pasar Induk, dapat disimpulkan bahwa para pedagang yang berada di pasar Induk kurang puas dengan kios-kios yang disediakan padahal tarif yang dibuat oleh pemerintah sangat mahal.Jadi para pedagang menganggap kurang seimbang antara harga kios dan fasilitas yang didapatkan di pasar Induk tersebut. Sebenarya para pedagang yang pindah ingin kembali lagi ke pasar Sutomo akan tetapi mereka enggan meninggalkan pasar Induk karena telah mengeluarkan dana yang lumayan besar untuk menyewa kios yang ada disana.


(10)

3.4. Tanggapan Pemerintah Terhadap Pedagang yang Menolak Relokasi

Relokasi pasar sutomo ternyata belum berhasil seutuhnya, sebagian pedagang memang telah menyanggupi kebijakan tersebut, namun sebagian lagi memilih bertahan. Pemerintah awalnya tidak begitu serius untuk menindaklanjuti para pedagang yang tidak pindah dan memilih tetap berjualan di pasar Sutomo tersebut. Alasan para pedagang yang memilih tetap dengan keluhan pelanggan yang nanti berkurang di tempat yang baru, lokasinya yang terlalu jauh dan modal yang kurang untuk membeli kios-kios yang disediakan pemerintah sepertinya menjadi bahan pertimbangan juga bagi pihak pemerintah.

Dengan alasan pedagang yang seperti itu pemerintah awalnya membiarkan pedagang yang memilih bertahan, tetapi seiring desakan oleh Pemko Medan akhirnya tetap bertindak untuk mensterilkan lokasi pasar Sutomo ini.Berikut ini adalah sebuah artikel yang dimuat di media cetak/surat kabar yang berisikan tanggapan atau reaksi pemerintah terhadap para pedangang yang memilih tetap bertahan di lokasi pasar Sutomo itu.

Medan (SIB)-Maret 2017, pedagang di Jalan Bulan sekitarnya akan dibersihkan dan dipindahkan ke Pasar Induk Lau Cih, Medan Tuntungan. Ini merupakan program Pemko Medan untuk mengurangi kemacetan di inti Kota Medan.

"Hingga saat ini hampir seluruhnya izin kios pedagang sudah habis dan tidak diperpanjang lagi karena harus dikosongkan, dan Maret akan dibersihkan dengan tim terpadu," ujar Dirut PD Pasar Kota Medan Drs Rusdi Sinuraya kepada wartawan, Jumat (17/2). Untuk pengosongan tempat, PD Pasar juga telah


(11)

melakukan sosialisasi dengan menyurati pedagang agar membongkar kiosnya dan pindah ke pasar induk, sebab hingga Maret belum dikosongkan maka akan dilakukan pembongkaran, sedangkan yang belum habis izinnya masih diberi waktu. Permasalahan selama ini tambah Sinuraya, bila ada penertiban di Jalan Sutomo, Jalan Seram, Jalan Veteran, para pedagang bersembunyi ke Jalan Bulan yang merupakan pedagang legal. "Sementara bila kita tertibkan di tempat yang legal itu kan sulit, pasti ada persoalan karena pedagang itu berlindung di PD Pasar Medan," katanya.

Memang diakuinya, bila ada pengosongan lapak pedagang pasti ada persoalan baru, tetapi PD Pasar membuat solusi dengan membuat tempat yang lebih baik."Kita membuat solusi, sebab ini merupakan program Medan Metropolitan kita harus tegas dan kuat sehingga program ini dapat berjalan dengan baik," katanya.Sinuraya berharap kepada pedagang di Jalan Sutomo agar mematuhi program Kota Medan. "Penggusuran bukan mematikan aktivitas pedagang, tetapi untuk menumbuh kembangkan pedagang dan menata lebih baik, sehingga dapat lebih berkembang.Di Jalan Bulan tidak layak lagi. Tetapi di tempat yang disediakan itu hanya perlu proses, tetapi memberikan harapan yang pasti. Itu yang kita harapkan kepastian berdagang untuk kehidupan keluarganya," ujarnya. Karena itu kepada pedagang Jalan Bulan cepat mengambil tempat di Pasar Induk karena sudah disediakan tempat yang lebih layak karena di inti kota tidak layak lagi bahkan harus dikosongkan karena merupakan salah satu jalan kota untuk mengurangi kemacetan.


(12)

"Di pasar induk kita maksimalkan seluruh pendukung seperti akses jalan, yang akan ditembuskan ke Simpang Selayang, Simalingkar dan saat ini proses pembangunannya sudah 50 persen, terminal juga akan difungsikan, pos pengamanan polisi, pos ATM dan lainnya. Pasar Iduk merupakan ikon sehingga semua fasilitas pendukung harus ada. Jadi nanti tidak ada lagi alasan pedagang yang mengatakan pembeli sepi karena akses jalan tidak ada semua pendukung akan disediakan, karena pembeli nantinya bukan hanya di dalam kota tetapi juga dari Aceh, Pekanbaru," jelasnya.(A14/ r)

Berdasarkan uraian yang dimuat dalam artikel tersebut, ternyata pemerintah juga memiliki alasan yang cukup jelas untuk bertindak lebih tegas terhadap para pedagang yang bertahan berjualan di lokasi pasar Sutomo. Izin kios yang dimiliki para pedagang yang masih bertahan belum habis masa berlakunya, namun pada bulan Maret sudah dipastikan bahwa semua aktifitas pasar Sutomo diberhentikan. Adanyanya program pemerintah untuk menjadikan Medan sebagai kota Metropolitan menjadi alasan yang paling mendasar bagi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan Relokasi pasar tersebut.

Kondisi wilayah pasar Sutomo memang sangat memprihatinkan sekali.Kemacetan yang terjadi setiap hari membuat suasana yang kurang baik bagi keadaan dan kenyamanan masyarakat sekitar dan para pengguna jalan.Keberadaan pedagang yang menggunakan sebagian bahu jalan untuk menjajakan barang-barang dagangannya juga menyebabkan kebersihan wilayah pasar Sutomo cukup memprihatinkan. Para pedagang seperti inilah yang pada dasarnya menjadikan pasar


(13)

Sutomo tidak lagi layak berada di jalan alternatif kota, apalagi pemerintah menghendaki medan menjadi sebuah kota Metropolitan.

Keberadaan pedagang yang berada di pasar Sutomo ini sebenarnya tidaklah pedagang yang resmi atau tidak terdaftar di PD Pasar, itu dijelaskan oleh pihak PD Pasar yang mengatakan bahwa :

“Sebenarnya pedagang yang menempati jalan-jalan Sutomo, veteran, bintang dan seram merupakan pedagang-pedagang yang tidak terdaftar sebagai pedagang-pedagang resmi, mereka merupakan pedagang illegal yang membuka lapaknya disitu, dan kami juga tidak mengutip uang atau retribusi kepada mereka, tapi kalau yang dijalan bulan itu memang pedagang kami dan terdaftar sama kami jadi kami berhak untuk ngutip retribusi sama kami, tapi ini memang juga pasti akan kami pindahkan”

Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua pedagang yang terdaftar di PD Pasar dan cuman hanya yang dijalan Bulan kios atau lapaknya diakui keberadaannya oleh PD Pasar. Akan tetapi para pedagang yang disekitaran jalan Sutomo, Bintang, Veteran dan Seram merupakan pedagang ilegal yang kenyataannya paling ramai dan yang paling menimbulkan masalah seperti kemacetan. Inilah yang membuat pemerintah kesal dan ingin secepatnya memindahkan para pedagang resmi dan sekalian melarang pedagang-pedagang yang liar agar tidak lagi berjualan disekitaran jalan tersebut.

Kebijakan yang ditentukan pemerintah ini merupakan reaksi terhadap persoalan relokasi yang hasilnya belum didapat ujungnya.Diharapkan ini merupakan relokasi terakhir yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini, karena sudah terlalu lama pemerintah membiarkan pasar ini terus beraktifitas meskipun pada


(14)

relokasi tahap pertama sudah dilarang untuk berjualan.Pemerintah juga mengharapkan agar semua elemen yang ada di pasar ini dapat menerimanya dan sesegera mungkin untuk mengosongkan lokasi dan menuruti kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk pindah ke pasar Induk Lau Cih.

3.5. Tanggapan Masyarakat terhadap Relokasi

Pola pemukiman masyarakat yang ada disekitar pasar ini merupakan tipe pemukiman yang padat. Pola pemukiman yang seperti ini biasanya merupakan masyarakat yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Seperti yang diutarakan pada bab sebelumnya, tidak semua pekerjaan masyarakat disini pedagang, tetapi ada juga pengusaha, pegawai dan lainnya.

Keberadaan pasar ini awalnya diterima oleh masyarakat dan terbukti dari besarnya jumlah pekerjaan masyarakat di Kelurahan ini yang menjadi pedagang. Tetapi seiring terus bertambahnya jumlah pedagang masyarakat yang lain yang tidak bekerja sebagai pedagang mulai resah karena keberadaan pasar ini. Mereka mulai tidak nyaman dengan banyak nya sampah yang tertinggal dipinggir-pinggir jalan, lain lagi dengan bau yang ditimbulkan dari sisa-sisa jualan yang tidak laku dan dibiarkan membusuk.

Masyarakat sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah ini terbukti dari hasil wawancara dengan masyarakat, mereka mengatakan;

“Yang dilakukan pemerintah itu sudah tepat rasaku, karna kan ini kota medan termasuk kota besar, masak masih ada pajak dipinggir jalan, gak didalam gedung


(15)

Lagian pemerintah itu udah buat tempatkan untuk ditempati yauda ditempatilah

Kalau masih disininya orang itu jualan suahlah, banyak kali masalahnya udah jalan macet dibuat orang itu tambah lagi kalau udah hujan yaudalah pasti banjirlah jalan ini semua dan udalah becek nanti semua jalan ini, karna kan tertutup tempat pembuangan air keparit tertutup sama lapak-lapak orang itu”.

Dari kutipan wawancara ini ada juga masyarakat yang terganggu oleh keberadaan pasar ini dan mengapresiasi tindakan pemerintah, mereka sudah tidak nyaman dengan adanya pasar ini, karena pasar ini membuat permasalahan permasalahan seperti kemacetan, banjir dan jalan akses keluar masuk rumah mereka jadi lebih susah karena tertutup lapak para pedagang yang ada dipinggir jalan.

Ada tanggapan yang setuju dan ada juga yang tidak setuju, sebagian masyarakat ada juga yang menolak atau tidak setuju dengan kebijakan relokasi ini, mereka menganggap kebijakan ini terlalu terburu-buru dan tidaklah solusi yang tepat untuk para pedagang, dan masyarakat yang menolak merupakan pedagang juga di pasar ini, berikut kutipan masyarakat yang tidak setuju.

“Menurutku dek, terburu-buru kayaknya dibuat pemerintah itu, gak ada orang itu nanyak apa kemauan kami, maunya orang itu sosialisasi jugalah tentang itu sama kami, jadi kamikan juga bisa ngasi masukan gimana kemauan kami kalaupun memang dipindah, ini enggak orang itu langsung bilang gak bisa jualan lagi dan kalaupun mau jualan katanya kami dipindah ke pasar Induk, jauh kali itu macam dihutan-hutan, manalah mau datang pembeli kesana, udah itu mahal sewa lapak disana dek”.


(16)

3.6. Tanggapan Konsumen Terhadap Relokasi

Berbagai macam tanggapan dari elemen-elemen masyarakat turut serta mempengaruhi kebijakan dari relokasi pasar Sutomo, dan yang juga tidak ketinggalan adalah pengaruh dari konsumen atau pembeli.Karena kita tahu dalam keberlangsungan transaksi di pasar sangat dipengaruhi pembeli. Pembeli akan datang atau ramai jika suatu pasar itu mudah dijangkau oleh mereka dan mudah mendapatkan apa yang mereka perlu.

Banyak para pembeli mengeluh akan kebijakan relokasi pasar Sutomo, mereka mengeluh akan jauhnya tempat yang baru nantinya, Seperti yang diutarakan informan penulis ditempat mengatakan:

“Pasar Sutomo inikan udah lama ada dek, akupun udah lama belanja barang untuk kudagangkan lagi dirumah, terus jauh kali kalau mau kepajak Lau Cih sana aku kalau mau belanja belum lagi disana daerah yang banyak begal sama perampokan, makanya mending disini ajalah aku tetap belanja karna kuliat-liat pun masih banyak nya yang jualan”

Dari penuturan informan ini dapat disimpulkan bahwa para pembeli lebih suka berbelanja di pasar Sutomo karena lebih mudah dijangkau dari tempat-tempat mereka tinggal dan infrastuktur seperti angkutan menuju pasar ini mudah didapatkan.Karena seperti yang ulas sebelum-sebelumnya, Faktor sarana dan infrastruktur merukan elemen penting dalam berlangsungnya aktifitas ekonomi di pasar.

Faktor efisiensi waktu juga menjadi perttimbangan pembeli untuk berbelanja kepasar Sutomo, selain mudah dijangkau para pembeli ternyata sudah mempunyai


(17)

pedagang langganan yang setiap hari mereka beli dagangannya, mereka sepertinya tidak perlu lagi tawar-menawar harga karena sudah memiliki harga yang telah mereka sepakati, seperti kutipan wawancara ini:

“Kamipun dek udah senang belanja disini, udah ada langganan kami masing-masing, jadi gaperlu lagi kami susah-susah nawar, teruspun kalau kayak aku belum tentu dapat langganan lagi kayak langganan ku disini kalau nanti belanja ditempat lain, disini bisa aku cepat belanja karna selain dekat dari rumah, pedagangnya itu udah tahu apa-apa aja yang kubelik, jadi tinggal bilang aja kayak biasa kelangganann ku itu.

Meskipun agak lebih mahal baraang-barang disini semenjak digusur keamrin yah gapapalah dari pada ke Lau Cih jauh habis minyak kereta ku kesana”

Berdasarkan wawancara ini dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun harga dipasar ini lebih mahal dari Lau cih, pembeli tetap belanja di pasar Sutomo, karena di pembeli rata-rata sudah memiliki langganan masing-masing dan meskipun juga harga yang dipassang pedagang sedikit lebih mahal. Jadi pembeli enggan untuk pindah kepasar lain, terlebih kepasar induk yang ada di simpang Lau Cih yang jauh dan banyak rintangan yang dilewati.


(18)

BAB IV

KONFLIK RELOKASI PASAR SUTOMO 4.1. Kebijakan Relokasi Sebagai Pemicu Konflik

Kebijakan relokasi pasar Sutomo yang dikeluarkan oleh pemerintah merupakan sebagian wujud agar terciptanya Kota Medan yang bersih, sehat dan tertata. Dengan itu pemerintah mulai melakukan kebijakan-kebijakan seperti penataan ruang kota yang sudah tidak layak lagi berada ditengah kota seperti pasar Sutomo. Sehingga pemerintah pun melakukan relokasi pasar tersebut ke Pasar Induk di simpang Lau Cih.

Kebijakan relokasi pasar Sutomo pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan suasana kota dan suaana pasar yang lebih baik dan tertata seperti yang dicanangkan uuntuk menjadikan kota Medan menjadi salah satu kota Metropolitan. Namun kebijakan tersebut kurang dipahami oleh kalangan para pedagang.Pemahaman pedagang yang tidak memaknai kebijakan relokasi tersebut menimbulkan tindakan-tindakan yang bersifat menolak.

Keberadaan dan aktifitas pasar Sutomo memang sudah sangat lama sehingga para pedagang merasa berat untuk memenuhi kebijakan relokasi.Kebijakan pemerintah dalam perelokasian pasar tersebut juga tidak bersahabat bagi para pedagang.Karena mereka tidak merasa nyaman dengan keadaan pasar induk Lau Cih sebagai tempat atau sarana pasar yang disediakan pemerintah.Kios-kios yang disediakan pemerintah di daerah pasar induk lebih banyak digunakan oleh masyarakat


(19)

sekitar.Dengan itu para pedagang yang disarankan untuk pindah dari pasra Sutomo mengalami kesulitan untuk mendapatkan kios di pasar induk.

Para pedagang yang hendak pindah dari pasar Sutomo juga mengalami kesulitan dan terkendala oleh besarnya harga kios yang diberikan pemerintah kepada mereka.Karena pada umumnya para pedagang tersebut merupakan kalangan pedagang kecil yang kebanyakan mejual barang-barang sembako seperti sayur-sayuran dan ikan.Mereka merasa tidak sanggup untuk memperoleh kios di pasar induk.

Suasana pasar sutomo yang senantiasa ramai dikunjungi oleh pembeli dan mengakibatkan hasil penjualan para pedagang cukup maksimal.Hal ini juga menjadi sebuah alasan para pedagang untuk menghiraukan kebijakan relokasi pemerintah. Mereka khawatir hasil penjualan mereka apabila pindah ke pasar induk akan menurun dan tidak seperti biasanya.

4.2.Aksi yang dilakukan Pedagang terhadap Kebijakan Relokasi

Tujuan relokasi yang dikeluarkan oleh pemerintah kurang dipahami oleh para pedagang.Berbagai aksi dilakukan para pedagang untuk menunjukkan penolakan kebijakan tersebut. Mereka melakukan aksi demonstrasi diberbagai kantor pemerintahan seperti kantor Walikota, Gubernur, dan kantor PD Pasar

4.2.1. Melakukan Aksi Demonstrasi di Kantor Walikota

Dengan kebijakan Pemerintah yang dianggap tidak memihak pedagang, maka pedagang bersatu untuk terus menuntut keadilan dan hak mereka untuk


(20)

berdagang di pasar Sutomo dikembalikan. Sehingga pedagang melakukan aksi demonstrasi dikantor-kantor Pemerintahan.

Tolak Relokasi, Pedagang Sutomo Demo Kantor Wali Kota Medan

Jumat, 10 Juli 2015 10:59

TRIBUN MEDAN / ABUL MUAMAR

Para pedagang dari Pasar Sutomo berdemonstrasi di depan Kantor Wali Kota Medan, Jumat (10/7/2015). Aksi ini merupakan respons mereka terhadap rencana Pemko Medan mensterilkan mereka dari Sutomo dan sekitarnya. Laporan Wartawan Tribun Medan / Abul Muamar TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ratusan pedagang dari Pasar Sutomo dan sekitarnya berdemonstrasi ke Kantor Wali Kota Medan, Jumat (10/7/2015). Mereka menolak relokasi yang hendak dilakukan Pemko Medan terhadap mereka, agar mereka pindah ke Pasar Induk Lau Cih, Medan Tuntungan.

Pantauan Tribun, para pedagang datang dengan sejumlah kendaraan pick-up, dan parkir di sepanjang Jalan Maulana Lubis. Dengan alat pengeras, mereka berteriak memaki-maki Wali Kota Medan dan Satpol PP.


(21)

"Bapak Wali Kota Medan, Anda benar-benar tidak bijaksana. Anda dulu berjanji tidak akan mengutak-atik Pusat Pasar (Sutomo). Sekarang Anda malah ingin membunuh kami.Kami sudah puluhan tahun mencari makan di sana," teriak orator dengan pengeras suara.

"Satpol PP, kalian tidak bermoral dan tidak manusiawi. Kalian hantam pedagang dengan penuh kekerasan.Percuma saja kalian disekolahkan!"

Dalam pernyataan sikap yang diakomodir oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), para pedagang menuntut agar Pemko Medan menghentikan intimidasi dan kekerasan yang selalu dilakukan Satpol PP setiap kali melakukan penertiban.

Mereka juga meminta aparat hukum menangkap dan mengadili Wali Kota Medan, Dirut PD Pasar Medan, dan Kepala Satpol PP Medan.

Aksi para pedagang dari Sutomo ini merupakan balasan dari aksi demonstrasi yang dilakukan pedagang dari Pasar Induk Lau Cih beberapa waktu lalu, yang ingin agar mereka turut direlokasi ke Pasar Lau Cih.Dimana, dari hasil demonstrasi tersebut, Pemko Medan berencana mensterilkan mereka dari kawasan Sutomo dan sekitarnya. (amr/tribun-medan.com)

Penulis: Abul Muamar

Dengan kebijakan relokasi yang dilaksanan oleh Pemerintah, dengan ini pedagang dengan jelas menolak, segala cara dilakukan agar mereka tidak direlokasi, contohnya dengan melakukan aksi demonstrasi di kantor-kantor Pemerintahan.


(22)

Seperti yang dimuat oleh surat kabar diatas yang memuat bahwa pedagang melakukan demonstrsi di kantor Walikota dan DPRD. Pedagang berharap dengan mereka melakukan aksi dan menyuarakan aspirasi mereka, Pemerintah dapat membela dan menanggapi nasib semua pedagang pasar Sutomo.

4.2.2. Aksi Demonstrasi di Kantor DPRD Kota Medan

Beberapa hari setelah aksi yang dilakukan di Kantor Walikota tidak begitu didengar oleh Walikota Medan, Pedagang juga menuntut haknya dengan cara melakukan aksi juga di Kantor DPRD Kota Medan, mereka masih menuntut dan mengadukan nasib masing-masing pedagang jika tidak berjualan lagi. Seperti yang dimuat di surat kabar berikut ini.

Tolak Penggusuran, Pedagang Pasar Sutomo Datangi DPRD Kota Medan


(23)

Ratusan pedagang Pasar Sutomo Medan mendatangi Kantor DPRD Kota Medan, Sumatera Utara, Senin 28 Maret 2016 (Foto: MTVN/Budi Warsito)

Metrotvnews.com, Medan:

Para pedagang menilai penggusuran dengan alasan relokasi itu bukan solusi tepat.Pedagang Pasar Sutomo menilai relokasi ke Pasar Lau Chi tidak cocok dan kurang menguntungkan.

"Kami bukan tidak taat hukum, tapi kalau kami dipindahkan ke sana, pedagang eceran ini tidak akan bertahan dan kalah bersaing," kata dia. Pedagang pun menawarkan solusi. Mereka siap untuk menempati lokasi yang lebih tertata dan strategis asal tidak di Pasar Lau Chi."Kami yang bertahan ini berharap ada solusi lain.Kami siap ditata untuk tidak lagi berjualan di Jalan Sutomo. Kami hanya akan di gang-gangnya saja. Asal jangan di Lau Chi," imbuh dia.Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Medan Godfried Lubis mengatakan, perlu pendataan komprehensif terhadap para pedagang Pasar Sutomo.Sebab, tidak ada jumlah dan klasifiikasi yang jelas

Ratusan pedagang Pasar Sutomo Medan, Sumatera Utara, berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Medan, Senin 28 Maret. Mereka memprotes aksi penggusuran yang dilakukan Pemerintah Kota Medan lantaran dinilai tak manusiawi. "Mereka memperlakukan kami seperti itu.Kami ini bukan maling, kami hanya mengais rezeki. Kami ini orang kecil," kata perwakilan pedagang, Zulkifli Lubis, di depan Kantor DPRD Kota Medan, Jalan Maulana Lubis, Senin (28/3/2016).


(24)

terhadap para pedagang. Kondisi itu membuat proses pembahasan solusi untuk para pedagang menjadisulit .‎ “Selain itu kami melihat ada pihak-pihak yang menjadi penumpang gelap dalam kasus ini. Ada yang mencari keuntungan dan sengaja memprovokasi pedagang agar mereka terus berada disana,” kata Godfried.‎"Sebenarnya bukan tanpa solusi, Pemkot Medan sudah menawarkan agar para pedagang dipindahkan ke empat pasar yang ada di Medan.Tapi para pedagang ini mau dipisahkan.Pemerintah Kota lalu mengambil kebijakan memindahkan mereka ke Pasar Lau Chi, tapi bagi kalian ini bukan solusi juga,” imbuh dia.Hal senada juga disampaikan Kepala Polresta Medan Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin Dwihananto. Ia juga meminta agar para pedagang mengutus secara jelas perwakilan mereka untuk berdialog dengan Pemerintah Kota dan DPRD Kota Medan.“Saya sudah tegaskan kepada Wali Kota Medan, kalau kami dari kepolisian tidak lagi akan mem-backup Satpol PP dalam penertiban itu. Kalau Pemkot Medan tidak segera memberikan solusi, kami ini bukan polisi pasar. Terganggu prioritas kerja kami karena persoalan ini,” kata Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusin Dwihananto.Penggusuran terhadap pedagang buah dan sayur Pasar Sutomo muncul setelah desakan pedagang eks Pasar Sutomo yang pindah ke Pasar Induk Lau Chi. Mereka mendesak Pemerintah Kota Medan untuk memindahkan para pedagang yang masih bertahan dilahan Pasar Sutomo.Masih adanya pedagang yang berjualan di Pasar Sutomo membuat omzet pedagang yang pindah ke Pasar Lau Chi menurun. Hal itu dikarenakan masyarakat lebih


(25)

memilih berbelanja ke Pasar Sutomo .‎ Dalam aksinya, para pedagang Pasar Sutomo sempat memblokir Jalan di depan Kantor DPRD dan Kantor Wali Kota Medan. Pemblokiran tersebut pun menimbulkan kemacetan panjang.Petugas Dinas Perhubungan dan Kepolisian pun harus melakukan rekayasa lalu lintas. (TTD)

4.2.3. Pedagang Blokade Jalan

Setelah berbagai aksi demonstrasi di Kantor Pemerintahan dan kurang ditanggapinya aspirasi pedagang, Pedagang melakukan blockade jalan Sutomo. Blokade ini bertujuan agar hak Pedagang didengarkan, Pedagang membakar ban sambil terus berteriak. Blokade ini terus dijaga oleh pihak Kepolisian dan apart lainnya. Seperti yang diterbitkan oleh sutar kabar dibawah.

Protes relokasi, pedagang blokade Jalan Sutomo Medan Senin, 6 April 2015 11:58

Reporte

Pedagang blokade Jalan Sutomo Medan. ©2015 merdeka.com/yan muhardiansyah

Merdeka.com - Ratusan pedagang di seputaran Jalan Sutomo Medan terus menentang relokasi yang dilakukan Pemkot Medan. Sebagai bentuk protes, mereka


(26)

memblokade persimpangan Jalan Sutomo-HM Yamin serta Jalan Sutomo-Perintis Kemerdekaan, Senin (6/4).

Blokade itu dilakukan dengan cara membakar ban bekas dan kayu-kayu dari bekas lapak-lapak pedagang. Mereka juga melempari petugas Satpol PP yang melakukan penertiban.

Sejumlah pemuda melarang kendaraan melintas di kawasan itu.Beberapa di antaranya membawa balok kayu.Akibat aksi ini, kemacetan tidak terhindarkan di Jalan Prof HM Yamin, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Sutomo sekitarnya.

Para pedagang menyatakan keberatan direlokasi ke Pasar Induk khusus sayur dan buah di Jalan Bunga Turi, Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan. Alasannya, lokasi baru itu terlalu jauh dari keramaian, karena berada di pinggir kota

"Seluruh pedagang di sini menolak. Kami semua menolak, karena tidak bisa cari makan di sana. Kami menolak direlokasi," ucap Surliana, seorang pedagang.Usai memblokade jalan, para pedagang konvoi. Menumpang sepeda motor dan becak bermotor mereka dikabarkan menuju gedung PTUN Medan di Medan Sunggal. Aksi protes dilakukan pedagang sejak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Medan menertibkan lapak-lapak pedagang di sekitar Jalan Sutomo, Jalan Bedagai dan Jalan Sei Kera mulai Sabtu (28/3) malam. Kawasan di sekitar Jalan Sutomo Medan dan Jalan Bedagai merupakan pusat perdagangan sayur di Kota Medan sejak puluhan tahun lalu.Para pedagang biasanya beraktivitas


(27)

pada dinihari hingga pagi.Mereka melayani pedagang sayur, kelontong dan pemilik warung makan di Kota Medan.[hhw]

4.2.4. Bentrok dengan Aparat Pemerintah

Dengan adanya penjagaan yang dilakukan oleh pihak-pihak aparat Pemerintah, lokasi pasar yang biasanya ramai oleh pedagang menjadi sepi. Para pedgang bergeser ketempat yang tidak dijaga oleh aparat, mereka membuat dagangannya diatas kendaraan mereka baik itu mobil pick up ataupun becak bermotor. Dengan keadaan yang seperti itu aparat juga terus bergeser untuk mengangkut barang dagangan pedagang yang terus melawan dengan cara berdagang ditempat lain. Dengan kejadian pedagang bentrok dengan aparat Satpol PP yang mengambil dagangannya. Banyak jorban luka-luka yang berjatuhan baik dari pihak pedagang dan pihak Satpol PP. Berikut ini artikel yang memuat aksi yang terjadi.

Bentrok Berdarah di Pasar Jalan Sutomo Petugas Satpol PP dan Pedagang Jadi Korban

March 31, 2016

MEDAN|SUMUT24


(28)

gabungan dari TNI, Polri, Satpol-PP dan SKPD Kota

Informasi yang diperoleh di lapangan, menerangkan dalam bentrokan tersebut terdapat korban dari petugas Satpol-PP dan pedagang mengalami luka-luka.

Medan kembali bentrok di Jalan Rakyat, Kecamatan Medan Perjuangan, Rabu (30/3) sekira pukul 05.00 WIB.

“Ada dua orang petugas Satpol-PP yang terluka dan seorang pedagang juga ikut jadi korban,” terang salah seorang warga sekitaran Jalan Rakyat.

Diungkapkan warga, bentrokan yang terjadi karena para pedagang tetap bertahan berjualan di sekitaran Jalan Rakyat semenjak Pasar Sutomo diduduki petugas gabungan.

“Mereka (pedagang) menolak direlokasi ke Pasar Induk.Makanya pedagang itu melakukan perlawanan kepada petugas dan bentrok pun tidak dapat dihindari.Korban sudah dibawa ke RS Pirngadi,” ungkapnya.

Kasatpol PP Kota Medan, M.Sofyan, saat dikonfirmasi terkait bentrok tersebut belum memberikan keterangan. Diketahui, waktu penertiban pedagang Pasar Sutomo yang sebelumnya hanya selama 30 hari. Kini melihat para pedagang yang masih tetap bersikeras berjualan petugas gabungan akan menambah waktu penertiban selama dua bulan ke depan.

Dalam penertiban yang dilakukan Pemerintah Kota Medan menghabiskan dana sebesar Rp 3,1 miliar.

Anggota komisi C Dewan Perwakilan Rakyat kota Medan, Hasyim meminta tim penertiban Pasar Sutomo tidak hanya berkonsetrasi menjaga Jalan Sutomo. Akibatnya pedagang


(29)

kembali membuka lapak di Jalan Perjuangan, Veteran, Bedage dan lainnya.“Seharusnya dijaga di semua titik biar seimbang,” katanya,Hasyim mengatakan akibat petugas yang hanya berkonsentrasi penjagaan di Jalan Sutomo, para pedagang dengan leluasa membuka lapak di jalan Veteran, Perjuangan dan lainnya. Padahal awalnya petugas gabungan menjaga di titik tersebut.

Pantauan tribun, pedagang mulai menjamur di lokasi-lokasi tersebut setelah penjagaan mengendur di sekitar jalan Sutomo sekitar pukul 09.00 WIB.Para pedagang terlihat leluasa menggelar dagangannya karena tanpa adanya penjagaan.

Camat Medan Perjuangan, Dedi Jaminsyahputra Harahap mengaku wilayahnya, terutama Jalan Perjuangan dan Jalan Rakyat telah digunakan para pedagang eks Jalan Sutomo dan sekitarnya untuk lokasi berjualan. Meski tim gabungan telah berulang kali melakukan penertiban namun para pedagang masih kucing-kucingan.

Begitu melihat tim gabungan datang, pedagang langsung menyembunyikan barang dagangannya di rumah penduduk. “Satu jam saja ada waktu, para pedagang langsung memanfaatkannya untuk berjualan,” jelas Dedi (BS).

Dari artikel ini memang dapat diambil kesimpulan bahwa para pedagang memang kecewa atas kebijakan dari pemerintah ini, maka dari itu para pedagang menyuarakan aspirasi mereka untuk tidak dipindahkan ke Pasar Induk dan diberikan lagi kesempatan untuk berjualan di pasar Sutomo. Dari artikel ini dapat disimpulkan


(30)

bahwa para pedagang memiliki power untuk melawan kebijakan ini karena mereka bersatu sesama pedagang untuk menentang.

Para pedagang dapat bersatu karena mereka menganggap diri mereka senasib jadi tidak ada salahnya mereka bersatu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, seperti yang diutarakan informan berikut.

“Waktu udah ada kabar mau digusur kami, kami semua pedagang ngumpullah ngomong gimana nasib kami, terus sepakat kami kalau kami memang harus jualan disini, gamau mau kami digusur, yauda beranilah kami sama-sama ngelawan waktu datang satpol PP itu, kami hadang orang itu, bakar-bakar ban kami ditengah jalan itu. Itu wujud kecewa kami sama pemerintah ini yang gak mau dengar aspirasi kami”

4.3. Penggusuran Lapak Pedagang sebagai Bentuk Penegasan Kebijakan Relokasi

Alih-alih mengkosongkan jalan-jalan di Pasar Sutomo, para pedagang justru melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah ini.Dengan ini pemerintah pada waktu yang lalu jelas-jelas bertindak dengan tegas kepada para pedagang. Pemerintah bekerjasama kepada para aparat-aparat terkait seperti Pihak Kepolisian, TNI, dan Satpol PP.

Pemerintah mengerahkan ribuan aparat gabungan untuk menggusur para pedagang yang memilih tinggal dan berusaha melawan. Dengan ini pihak aparat melakukan penggusuran lapak para pedagang, sebagian lapak yang terbuat dari kayu-kayu dan tenda dirubuhkan oleh aparat, dan yang terbuat dari terpal pelastik juga


(31)

diambil dan diangkut oleh pihak Satpol PP. Berikut ini adalah artikel tentang penggusuran yang dilakukan pemerintah.

Pedagang Pasar Sutomo Medan akan Disapu Bersih Ratusan Aparat

Juli07/ 201520:50 WIB Oleh : Newswire

Bisnis.com, MEDAN - Ratusan aparat keamanan akan melakukan penertiban para pedagang yang masih berjualan di Pasar Sutomo, Medan.

Sebanyak 700 personel gabungan dari Polresta Medan, Kodim 0201/BS dan Satuan Pamong Praja Pemkot Medan akan menertibkan pedagang dengan merelokasinya ke Pasar Induk Lau Cih di Kawasan Tuntungan pada Jumat (10/7).

"Kita akan membersihkan kawasan Pasar Central Sutomo tersebut," kata Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto di Medan, Selasa (7/7/2015).

Hal itu dikatakannya menanggapi aksi unjuk rasa ratusan pedagang Pasar Induk Lau Cih ke Balai Kota Medan, Selasa (7/7) yang meminta pemerintah agar serius dalam menyelesaikan relokasi Pasar Sutomo.


(32)

Keputusan penertiban Pasar Sutomo itu didapatkan setelah Pemkot Medan, Polresta Medan, Kodim 0201/ BS, Kejari Medan, dan DPRD Medan menggelar rapat bersama terkait keluhan pedagang Pasar Induk Lauchi.

Seorang pedagang Noverianti Tarigan (34) dalam orasinya mengatakan, pihaknya meminta ketegasan Pemkot Medan untuk segera mengosongkan Pasar Sutomo.

Pihaknya menilai pihak Pemkot Medan kurang serius menyelesaikan persoalan relokasi Pasar Sutomo ke Pasar Induk yang berada di kawasan Tuntungan tersebut.

"Sudah sejak dulu berjanji akan mengosongkan Pasar Sutomo, tapi sampai sekarang masih ada yang jualan disana," katanya.

Menurut dia, dampak belum direlokasinya pasar itu, pembeli yang ada menjadi terbagi dua, yakni ke Pasar Sutomo dan Pasar Lauchi.

Usai mendapatkan penjelasan dari Pemkot Medan tentang penertibab Pasar Sutomo, ratusan pedagang merasa gembira dan membubarkan diri.

Unjuk rasa ratusan pedagang Pasar Induk tersebut menyebabkan sejumlah ruas jalan di inti kota mengalami kemacetan yang cukup parah.

Sumber : Antara

Dari artikel ini dapat disimpulkan kalau Pemerintah benar-benar akan membersihkan lokasi pasar Sutomo ini dari pedagang, Pemerintah sudah menyiapkan pasukan aparat untuk menjaga lokasi agar tidak ditempati oleh pedagang.

Suasana Penggusuran Lapak Pedagang di Pasar Sutomo


(33)

Kamis, 17 Maret 2016 11:01

Laporan Wartawan Tribun Medan / Joseph Ginting TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN –

Sebanyak 990 personil gabungan membersihkan lapak-lapak yang ditinggalkan (17/3/2016) subuh.

Razia tersebut dilakukan untuk menghempan sutomo kembali berjualan di lokasi itu.

Razia yang dilakukan sekitar pukul 01.OO-02.OO WIB tersebut berjalan lancar tidak ada berjualan.Satuan Polisi Pamong Praja yang menjadi eksekutor membuka lapak-lapak dari kayu dan membakar keranjang yang ditinggal pemiliknya.

Wali Kota Medan Medan, Akhyar Nasution menyempatkan diri meninjau pengamanan kawasan Sutomo. Keduanya hadir untuk memberikan support kepada petugas.

Kepada Wartawan, Eldin mengatakan akan terus memantau melakukan kegiatan pengamanan kawasan Sutomo ini sampai tuntas sehingga tidak ada lagi berjualan di sini.

"Kita akan kerjakan sampai tuntas," katanya di Jalan Sutomo.

Setelah kawasan Sutomo nantinya tidak lagi dijadikan tempat berdagang, Eldin mengaku pihaknya akan melakukan perbaikan infrastruktur agar kawasan Sutomo tertata rapi kembali.

"Kita akan percantik kawasan ini (Sutomo) biar tidak kumuh," katanya.


(34)

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, Muhammad Sofyan mengaku pihaknya akan melakukan penjagaan kawasan Sutomo selama 30 hari ke depan. Penjagaan dilakukan agar Jalan Sutomo.

"Sementara kita jaga 30 hari ke depan dengan jumlah personil sebanyak 990 personil," katanya. Dana yang sementara dimiliki untuk membiayai operasional sebesar Rp 3.1 miliar.

(wes/tribun-medan.com)

Operasi Penggusuran Pedagang Jalan Sutomo Ditingkatkan

Jumat, 1 Mei 2015 | 07:04:47

Pemko Medan meningkatkan operasi pembersihan para pedagang di jalan Sutomo dan sekitarnya dengan melakukan pemantapan pengamanan yang lebih tinggi lagi kepada para personil.

Hal ini terungkap saat rapat pemantapan peningkatan operasi pembersihan para pedagang di Jalan Sutomo dan sekitarnya, Kamis (30/4) di balai Kota Medan, dipimpin Asisten Pemerintahan Drs Musadad, dihadiri Kasatpol PP M Sofyan S Sos, Wakasat Intel Polresta, Kodimtabes 0201/BS, Dirut PD Pasar Benny Sihotang, dan instansi terkait lainnya.

Dikatakannya, operasi pembersihan para pedagang dari Jalan Sutomo dan sekitarnya ditingkatkan agar agar semua pedagang berjualan di tempat yang sudah disediakan di Pasar Induk Medan Tuntungan. Selain melakukan


(35)

penertiban di lokasi Jalan Sutomo dan sekitarnya akan dilakukan operasi teritorial yakni gotong royong massal pada Minggu (3/5) yang melibatkan TNI, Polri dan Pemko Medan, dengan sasaran membersihkan jalan dan drainase dengan menurunkan alat berat dan cara manual

“Pemerintah kota telah membuat peraturan dan draftnya telah dibuat tentang larangan masuk kenderaan pengangkut sayur mayur dan sejenisnya ke Jalan Sutomo dan sekitarnya, selain itu rencana pemasangan portal namun ini perlu dibahas lebih lanjut lagi.Saya himbau kepada para pedagang yang masih mangkal di Jalan Sutomo dan sekitarnya agar mau pindah ke pasar Induk dan di Pasar Induk masih ada lagi tempat” ujar Musadad.

Dirut PD Pasar Benny Sihotang SH mengatakan, pihaknya telah melakukan pendataan terhadap para pedagang Jalan Sutomo, jalan Martinus Lubis, jalan Veteran, Jalan Sei Kera dan Terminal pada 2012 lalu, pendataan ini sehubungan pemindahan ke Pasar Induk, jumlah pedagang tersebut sebanyak 1.799 pedagang terdiri dari Grosir, Sub Grosir dan Eceran.

Dikatakannya kondisi saat ini Pasar Induk menyiapkan 720 unit Grosir, 432 Sub Grosir, 56 wisata buah dan 1 kantin, selain itu swadaya para pedagang telah membangun sebanyak 142 Grosir, dan 466 eceran untuk menampung para pedagang Jalan Sutomo dan sekitarnya yang jumlahnya bertambah, dan di lokasi masih ada 3 kelompok pedagang yang bertahan tidak mau dipindahkan padahal mereka sudah memiliki kios di Pasar Induk.


(36)

Benny mengatakan, pihaknya jauh sebelumnya telah melakukan penyuluhan, pengumuman, melayangkan surat pengosongan lokasi kepada para pedagang untuk segera pindah ke lokasi yang baru yakni pasar induk, namun sampai sekarang tiga kelompok yang bertahan tidak mau dipindahkan dengan lasan tidak ada tempat lagi dan dagangan mereka tidak laku padahal mereka sudah memiliki kios di Pasar Induk.

“Dampak dari operasi pembersihan ini, Pasar Induk mulai ramai dan hidup, kemaren telah masuk sebanyak 1000 lebih pedagang ke pasar Induk, dan beberapa pedagang dari Pasar Tradisional telah belanja di Pasar Induk, saya imbau agar pedagang segera menempati kiosnya di pasar Induk, apa bila ditunggu selama sepuluh hari tidak ditempati, kios akan dialihkan kepada pedagang lain,“ tegas Benny. (red)

Dari beberapa artikel diatas dapat dilihat bahwa pemerintah tidak main-main dengan pedagang, pemerintah jelas ingin secepatnya lokasi ini steril dari pedagang.Pemerintah langsung mengerahkan aparat untuk menghancurkan kios atau lapak pedagang. Setelah kios dihancurkan pemerintah juga langsung berkoordinasi dengan dinas kebersihan kota Medan untuk membersihkan lokasi pasar agar dapat menjadi lebih bersih.

Pemerintah juga langsung dengan tegas mengangkut barang dagangan pedagang yang masih ada di pasar Sutomo.Para satpol PP disebarkan disekitaran jalan-jalan menuju lokasi pasar. Jika ada kendaraan baik itu mobil pick up ataupun becak yang ingin membawa sayur atau buah-buahan menuju pasar Sutomo akan


(37)

diangkut ke Polresta Medan. Barang dagangan beberapa pedagang pernah diangkut Satpol PP ke Polresta Medan, barang dagangan itu merupakan efek jera yang dilakukan pemerintah agar tidak ada lagi pedagang yang ingin mencuri-curi kesempatan berjualan dilokasi pasar tersebut.

4.4. Tuntutan dan Alasan Pedagang yang Bertahan di Sutomo dan Pedagang yang Pindah Ke Pasar Induk

Berdasarkan penelitian penulis dilapangan, penulis melakukan atau membuat kuisioner untuk 30 orang pedagang yang berisikan 4 pertanyaan, dan pertanyaan pertama adalah: Apa alasan bapak tetap bertahan di pasar Sutomo?

Alasan Pedagang Jumlah pedagang Pembeli di pasar Sutomo ramai 9

Jarak pasar Induk Jauh 8 Harga lapak di Pasar Induk mahal 13

Dari table hasil kuisioner diatas menyatakan bahwa 13 dari 30 pedagang alasan mereka bertahan adalah karena harag sewa lapak di pasar Induk mahal sehingga tidak sanggup untuk menyewa lapak maka mereka tetap bertahan. 9 pedagang menyatakan mereka enggan meninggalkan pasar Sutomo karena pasar Sutomo itu ramai pembeli, sedangkan sisanya menyatakan mereka tidak mau pindah ke pasar Induk karena jaraknya cukup jauh.


(38)

Setelah mendapat hasil diatas maka pertanyaan kedua penulis adalah: berapa harga lapak yang bapak/ ibu sanggup bayar?

Harga lapak yang disanggupi Jumlah Rp5.000.000-Rp10.000.000 1

Rp3.000.000-Rp4.900.000 5

-Rp3.000.000 24

Dari table diatas menyatakan bahwa 24 dari 30 pedagang yang penulis tanyakan mengatakan bahwa mereka hanya sanggup jika sewa itu dibawah 3 juta, kemudian 5 orang pedagang sanggup membayar diatas 3 juta asalkan fasilitas bagus dan pembeli ramai dan sisanya diatas harga tersebut. Artinya adalah alasan pedagang menolak pindah bukanlah dari hati mereka, tetapi ada sebuah tekanan karena mereka tidak sanggup untuk membayar harga yang ditetapkan pengelola sehingga mereka berani melawan Pemerintah.

Pertanyaan selanjutnya adalah: Dimana lokasi yang bapak/ibu anggap sesuai untuk berjualan?

Lokasi yang tepat Jumlah Pasar Sutomo/jalan-jalan kecil disekitar Sutomo 20

Pasar Induk 3


(39)

Dari table diatas menyatakan 20 dari 30 pedagang yang disurvei mengatakan lokasi yang tepat bagi mereka berjualan yaitu di pasar Sutomo ini, dan jika direlokasi lagi maka tempat yang tepat adalah MMTC dijalan Pancing. Ini berarti pedagang memang sudah betah untuk berdagang di pasar Sutomo, karena terbukti dari hasil survey ini mayoritas mengatakan tempat yang tepat untuk berjualan adalah pasar Sutomo.

Pertanyaan terakhir yaitu: Apa yang bapak/ibu lakukan jika kembali direlokasi oleh Pemerintah?

Tindakan pedagang jika direlokasi Jumlah pedagang

Pindah tempat berjualan kelokasi yang tidak dijaga aparat

25

Tidak berjualan sementara 2 Melawan dan demonstrasi 3

Rencan Pemerintah yang akan terus membersihkan lokasi pasar dari pedagang menimbulkan reaksi dari pedagang, saat penulis menanyakan memalui kuisioner maka 25 dari 30 pedagang mengatakan jika pasar kembali dijaga aparat maka mereka akan pindah ketempat lain yang tidak dijaga aparat, dalam artian pedagang pindah lapak dari tempat biasa dan bisa juga pindah kelokasi pasar lain. Ada juga 3 pedagang mengatakan akan tetap meminta hak mereka untuk berdagang dilokasi pasar melalui demonstrasi.

Ada pedagang yang bertahan maka ada juga pedagang yang mengikuti arahan Pemerintah untuk pindah, namun hanya dalam jumlah yang kecil, Pedagang yang


(40)

pindah juga tidak mendapat apa yang seharusnya mereka dapat di pasar Induk seperti janji Pemerintah, Ada juga tuntutan mereka terhadap Pemerintah berikut tuntutannya.

Nama Informan Keterangan Alasan

Bapak Ginting Pindah ke Pasar Induk

Mengikuti aturan pemerintah, kalau di Sutomo tetap jualan mungkin bisa balik ke Sutomo.

Herwinsyah Pindah ke

Pasar Induk

Lebih nyaman tempatnya meskipun pembeli masih sepi.

Sihotang Pindah ke

Pasar Induk

Mengikuti aturan Pemerintah, kebetulan langsung dapat lapak di Lau Cih, tidak balik ke Sutomo karena sudah sewa lapak dengan mahal.

Dari table ini alasan pedagang yang pindah juga hampir sama yaitu mengikuti aturan dan kebijakan yang dibuat Pemerintah agar tidak di cap sebagai orang yang tidak taat hokum atau aturan. Meskipun sudah pindah ke Pasar Induk, pedagang ini juga tidak begitu puas akan semua yang ada di pasar Induk, karena pembeli juga tidak seramai di pasar Sutomo, dan juga mereka mempunyai pikiran jika terus seperti ini akan kembali ke pasar Sutomo.

4.5. Lokasi Pasar Sutomo setelah Relokasi

Setelah terjadinya kealotan yang begitu panjang antara pedagang dan Pemerintah memang menimbulkan banyak korban luka-luka disaat bentrok, baik itu dari pihak satpol PP ataupun pedagang.Keadaan pasar Sutomo beberapa bulan memang sepi oleh pedagang-pedagang sayur atau buah-buahan yang biasa menempati trotoar atau bahu jalan untuk berjualan.Hanya tinggal para pedagang yang memang mempunyai lapak atau kios didalam ruko-ruko. Tetapi seiring berjalannya waktu dan


(41)

tidak adanya rencana Pemerintah untuk melakukan penghijauan atau rencana untuk melakukan sesuatu dilokasi pasar tersebut, para pedagang mulai kembali membuka lapaknya disekitaran jalan veteran, jalan seram dan juga jalan bulan

Pedagang seperti ingin kembali mencoba-coba untuk berjualan dipinggir-pinggir jalan, mereka berharap hanya mereka saja yang berjualan dilokasi tersebut dan jangan ramai kembali seperti dulu.Disini diharapkan pedagang mereka tidak direlokasi lagi karena tidak begitu mengundang perhatiaan karena tidak begitu membuat kemacetan jalan lagi.


(42)

BAB V

PENYELESAIAN KONFLIK

5.1.Upaya Penyelesaian Konflik yang Dilakukan Pemerintah

Konflik yang terjadi dalam relokasi pasar Sutomo sudah banyak memakan korban luka-luka baik dan juga korban materil. Dengan ini pemerintah mulai menghibau kepada para aparat yang berjaga-jaga untuk tidak terpancing emosinya terhadap apapun aksi pedagang. Harapan Pemerintah dengan himbauan itu agar tidak ada lagi bentrok yang terjadi, dengan ini suasana disekitar pasar mulai terkontrol.

5.1.1. Diskusi

Pemerintah juga melakukan upaya memanggil perwakilan pedagang pasar Sutomo agar membicarakan jalan keluar dan mencari win-win solution atas permasalahan relokasi pasar Sutomo. Pihak PD Pasar dan pedagang bertemu dan membicarakan bagaimana permintaan dari kedua belah pihak dan apa yang menjadi keluhannya tentang kebijakan relokasi ini dengan di oleh pihak netral dari kedua belah pihak. Diskusi ini dilakukan agar ada jalan keluar dari permasalahan relokasi ini. Seperti yang diucapkan oleh pihak PD Pasar Kota Medan Bapak Hafiz 35 tahun:

Kami dari pihak PD Pasar sebagai pengelola telah berupaya berdiskusi sama pedagang dengan memanggil pedagang untuk membicarakan permasalahan ini, perwakilan dari pedagang sudah datang dan mencoba mencari tahu dimana akar permasalahannya dan apa permintaan dan keluhan pedagang coba kami tampung, tetapi pertemuan kemarin itu belum menemukan titik temu dan tidak ada lagi lanjutan akan mediasi ini. Namun kami akan tetap berusaha untuk menuntaskan permasalahan ini sampai selesai.


(43)

Dari wawancara ini disimpulkan bahwasanya sudah ada tindakan yang dilakukan pemerintah menanggapi konflik relokasi ini, namun belum ada hasil yang didapatkan akibat belum ketemunya kesepakatan dengan para pedagang, sehingga belum ada kelanjutan seperti apa titik ketemu dari permasalahan ini. Reaksi dan tanggapan Pemerintah masih sampai melakukan diskusi terhadap pedagang, belum ada tindakan selanjutnya yang dilakukan.

Tahapan-tahapan konflik yang dikemukan oleh Nader tentang 3 tahap konflik yaitu; tahap prakonflik, konflik dan sengketa kurang tepat karena konflik di pasar Sutomo ini tidak sampai ketahap sengketa. Kasus konflik relokasi pasar Sutomo hanya sampai pada tahap konflik dan terjadi diskusi, tetapi belum ada tindakan nyata untuk mengatasi konflik dan relokasi tersebut.

5.2. Upaya Penyelesaian Konflik yang dilakukan Pedagang

Berbagai tindakan pedagang untuk menuntut haknya berjualan di pasar Sutomo terus terjadi seiring kebijakan Pemerintah itu dijalankan. Mereka menyuarakan aspirasi mereka dengan demonstrasi di gedung Walikota, DPRD Provsu dan Kantor Gubernur. Mereka menuntut kebebasan mereka untuk mencari pekerjaan dan haknya sebagai warga Negara.

Aksi ini diharapkan pedagang dapat didengar dan dipertimbangkan oleh pejabat-pejabat khususnya pejabat Kota Medan, agar tidak lagi bentrokan dan juga penggusuran yang dilakukan oleh dinas terkait. Pedagang juga telah mulai sadar akan


(44)

keberadaannya yang memang mengundang banyak keresahan seperti kemacetan, kesembrautan kota, dan juga kebersihan yang kurang dijaga. Maka jalan Sutomo yang notabene adalah jalan besar sudah bersih dari pedagang, dan yang berada dijalan Veteran mulai dari tugu perjuangan tinggal sedikit lagi yang berjualan dan itupun berada diujung jalan yang tidak terlihat dari jalan Sutomo. Perwakilan pedagang juga melakukan diskusi dengan pemerintah, tetapi tidak ada kata sepakat dengan pemerintah tersebut. Ini mungkin sebagian cara pedagang agar tidak digusur lagi nantinya. Konflik pedagang dengan pemerintah ini tidak sampai ketahap sengketa, karena hanya sebatas konflik dan pedagang juga tetap masih banyak berjualan. Pedagang juga pernah mengadu ke pengadilan tetapi hanya sampai disitu saja karena tidak ada kelanjutannya, itu juga karena para pedagang tidak menggandeng pengacara dalam kasusnya.

5.3. Analisis Terhadap Konflik Pasar Sutomo yang Berlangsung Lama

Konflik yang terjadi antara pemerintah dan pedagang yang terjadi akibat adanya kebijakan pemerintah untuk merelokasi pasar Sutomo ke pasar Induk Lau Cih sebenarnya diakibatkan oleh kurangnya pemahaman pedagang terhadap arah kebijakan tersebut. Kemudian pemerintah dalam perealisasian kebijakan relokasi itu kurang memberikan kepastian terhadap nasib para pedagang yang hendak direlokasi. Akibatnya pemahaman yang berbeda antara pedagang dan pemerintah memicu terjadinya konflik.


(45)

Pemerintah yang dalam hal ini bertindak sebagai penguasa dinilai kurang melakukan pendekatan terhadap pedagang. Seandainya terjadi hubungan yang baik antara pedagang dan pemerintah, maka konflik relokasi yang terjadi di pasar Sutomo tersebut tidak akan terjadi. Karena pada dasarnya kebijakan relokasi Pasar Sutomo yang dikeluarkan pemerintah memiliki tujuan dan makna positif terhadap status Medan sebagai ibukota provinsi, belum lagi ada rencana pemerintah untuk menjadikan kota Medan menjadi salah satu kota Metropolitan. Selain itu kebijakan relokasi yang dilakukan pemerintah tersebut sangat baik untuk menciptakan pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat. Hanya saja fasilitas yang disediakan pemerintah berupa kios-kios di pasar Induk kurang memadai jika dilihat dari segi jumlah. Karena kios-kios yang disediakan pemerintah di pasar Induk tersebut menjadi salah satu alasan untuk melakukan demonstrasi. Kios-kios yang disediakan tersebut menjadi objek yang diperebutkan oleh pedagang yang hendak pindah dari pasar Sutomo dengan masayarakat sekitar lingkungan pasar Induk yang beralih profesi menjadi pedagang semenjak pasar Induk di buka Pemerintah.


(46)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Kebijakan relokasi pasar Sutomo telah lama dikeluarkan oleh pemerintah kota Medan. Situasi dan kondisi pasar Sutomo yang masih terlihat tradisional sepertinya tidak layak lagi berada di tengah kota. Perencanaan pemerintah mewujudkan kota Medan menjadi salah satu kota Metropolitan turut mendukung dikeluarkannya kebijakan relokasi tersebut. Kebiakan relokasi tersebut sudah seharusnya dilakukan oleh pemerintah, karena menurut pengamatan kesehariannya, aktifitas pasar Sutomo tersebut menyebabkan berbagai keresahan. Keberadaan pasar Sutomo yang terletak di jalur alternatif kota seringkali menyebabkan kemacetan. Kondisi kebersihan lingkungan pasar pun sangat memprihatinkan. Sampah-sampah berupa plastik-plastik serta sisa-sisa barang dagangan dibuang sembarangan.

Konflik yang terjadi pada dasarnya dilatarbelakangi oleh kebijakan relokasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Arah kebijakan relokasi pasar Sutomo itu memang sangat bagus, tetapi dalam perealisasiannya pemerintah kurang konsisten. Kebijakan relokasi yang dikelarkan oleh pemerintah tersebut kurang detail dipahami oleh sebagian besar kalangan pedagang. Para pedagang kurang puas dengan perealisasian kebijakan relokasi tersebut. Pemerintah dinilai hanya menyempaikan janji manis ketika mensosialisasikan kebijakan tersebut.


(47)

Kebijakan pemerintah dalam merelokasi pasar Sutomo ke Pasar Induk Lau Cih di daerah Tuntungan menuai konflik antara pedagang dengan pemerintah. Para pedagang tidak mendapatkan hal-hal yang dijanjikan pemerintah. Pemerintah memang menyediakan kios-kios di daerah pasar induk, namun para pedagang mengalami kesulitan untuk memeperolehnya. Harga-harga kios yang ditetapkan pemerintah membuat sebagian besar para pedagang sulit untuk membelinya. Mereka tidak memiliki modal yang banyak, belum lagi kios-kios tersebut menjadi bahan rebutan antara pedagang-pedagang yang pindah dari pasar Sutomo dengan para masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar pasar Induk menjadi banyak yang membeli kios-kios tersebut.Intinya adalah kebijakan relokasi yang dilakukan pemerintah ternyata kurang tepat arah dan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah di dalam pasar Induk seolah-olah menjadi sebuah lapangan kerja baru bagi masyarakat Tuntungan khususnya yang tinggal di daerah pasar induk tersebut.

Konflik antara pedagang dengan pemerintah terjadi dalam kurun waktu yang lama dan belum jelas penyelesaiannya.Berbagai aksi demonstrasi seringkali dilakukan pedagang. Mereka melakukan demonstrasi di depan kantor Gubernur dan Walikota. Dalam aksi tersebut mereka menyuarakan tuntutan kejelasan nasib mereka yang menggantunggan hidup dari usaha berjualan/pedagang. Situasi dan keadaan mereka saat berdemontrasi cukup tragis karena merelakan waktu dan berpanas-panasan di depan kantor pemerintahan tersebut. Mereka bersama-sama berjuang dan meminta agar pemerintah kembali mengizinkan mereka untuk berjualan di lokasi


(48)

pasar Sutomo seperti biasanya.Demontrasi yang dilakukan para pedagang tersebut merupakan sebuah respon ataupun reaksi terhadap adanya kebijakan relokasi pasar Sutomo.

Dalam perealisaian kebijakan relokasi pasar Sutomo itu pemerintah memang telah melakukan sosialisasi dan menebar selebaran terkait pengosongan lokasi pasar Sutomo dari keberadaan pedagang.Itulah informasi dari pihak pemerintah yang dimuat oleh media.Tetapi menurut pengakuan para pedagang dalam permasalahan relokasi ini, pemerintah sebagai pihak yang berkuasa seolah-olah memainkan peranannya sebagai penguasa syang bersifat otoriter.Pedagang yang tergolong masayarakat kecil hanya dapat menunjukkan perannya sebagai golongan rendah yang biasanya menjadi objek tertindas oleh golongan yang besar yang berkuasa.Aksi-aksi yang dilakukan pedagang yang berisikan aspirasi-aspirasi mereka hanya dianggap ocehan belaka oleh pemerintah.

Kebijakan relokasi yang sepertinya ditolak oleh para pedagang pasar Sutomo memicu adanya respon pemerintah yang memiliki kekuasaan.Pemerintah melalui kelompok-kelompok jajaranya melakukan peggusuran terhadap pedagang.Mereka mengangkat barang-barang dagangan tersebut dan tidak ada kejelasan kemana semua barang-barang itu dibuat.Hiruk pikuk dan tangisan para pedagang menyertai aktifitas para satpol PP yang sedang menggusur lapak dagangan mereka.Cukup sadis dan seolah-olah para petugas satpol PP tersebut tidak memiliki hati nurani.Pemerintah dalam hal ini tidak begitu memikirkan bahwasanya barang-barang dagangan yang mereka angkut adalah barang-barang dagangangan yang sifatnya titipan.Artinya


(49)

sebagian besar pedagang-pedagang tersebut hanya bersifat sebagai agen pengecer yang biasanya menerima barang dari agen dan sistem pembayarannya dilakukan setelah barang-barang tersebut terjual.

Tindakan penggusuran yang dilakukan oleh petugas Satpol PP tersebut dilakukan berulang kali.Dalam hal ini petugas Satpol PP bersifat sebagai suruhan atau perpanjangan tangan pemerintah.Mereka hanya menerima perintah dari pemerintah.Pemerintah yang menuntut mereka untuk melakukan penggusuran itu.Artinya apapun yang mereka lakukan terhadap para pedagang tidak boleh dinilai negativ.Intinya tetap berada dalam pihak pemerintah yang menjadi sumber aturan yang harus dituruti oleh seluruh jajaran-jajaran dibawahnya termasuk petugas Satpol PP.

Penegasan pemerintah dalam kebijakan relokasi pasar Sutomo dengan memastikan pengosongan lokasi pasar Sutomo dari keberadaan pedagang akan dilakukan pada bulan Maret 2017. Sepertinya tidak ada lagi sistem tawar-menawar terhadap pemerintah. Himbauan dari pemerintah sudah dikeluarkan dan dimuat dalam berbagai media surat kabar. Kepastian terhadap nasib para pedagang belum dapat diperkirakan dalam menyikapi dan menyanggupi kebijakan dan rencana pengosongan lokasi pasar Sutomo. Para pedagang tentu tidak akan tinggal diam dalam hal ini karena ketika awal kebijakan tersebut pun dikeluarkan, mereka telah menunjukkan sikap penolakan.


(50)

6.2. Kritik dan saran

Kebijakan relokasi pasar Sutomo yang dikeluarkan oleh pemerintah sebenarnya bertujuan baik, namuan dalam perealisasian kebijakan tersebut pemerintah kurang melakukan pendekatan terhadap para pedagang. Hendaknya pemerintah menampung aspirasi pedagang setelah kebijakan relokasi itu dikeluarkan agar para pedagang tdiak merasa bahwa kebijakan relokasi itu semata-mata hanya untuk mengutamakan kepentingan pemerintah dalam mewujudkan Kota Medan sebagai salah satu kota Metropolitan. Asprirasi para pedagang penting bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam perealisasian kebijakan relokasi tersebut.

Konflik yang terjadi akibat adanya kebijakan perelokasian pasar Sutomo antara pedagang dengan pemerintah adalah diakibatkan oleh terjadinya komunikasi dua arah.Tujuan yang hendak dicapai pemerintah melalui kebijakan tersebut tidak dipahami pedagang secara utuh.Perbedaan pemahaman antara pedagang dengan pemerintah mengakibatkan kebijakan relokasi tersebut sulit dan menghabiskan waktu yang lama untuk penyuksesannya.Kesalahan pemerintah yang kurang melakukan pendekatan terhadap pedagang mengakibatkan timbulnya hubungan yang tifdak baik sehingga para pedagang menunjukkan rasa berontak dan penolakan terhadap kebijakan relokasi melalui aksi-aksi demonstrasi. Seandainya pemerintah membangun keharhonisan hubungan dengan pedagang, tentu para pedagang tidak akan melakukan aksi demonstrasi. Karena aksi demonstrasi yang mereka lakukan berisikan tuntutan adan aspirasi-aspirasi mereka yang cenderung terabaikan.


(51)

Pemerintah memang telah menginformasikan dan menghimbau para pedagang untuk tidak berjualan lagi di lokasi pasr Sutomo, namun para pedagang tidak menghiraukannya. Dengan ini terkadang para pedagang tersebut kurang peka terhadap himbauan pemerintah.Ketika mereka digusur secara paksa terkadang mereka tidak terima.Mereka berusaha menjegal para petugas satpol PP yang hendak menggusur mereka.Dalam hal ini penulis memandang perlu diadakan pertemuan khusus antara pemerintah dan para pedagang untuk membicarakan bagaimana kelanjutan perealisaian kebijakan relokasi tersebut.Pemerintah harus memberikan kejelasan yang pasti terhadap nasib para pedagang yang hendak direlokasi.

Dalam perealisaian kebijakan relokasi pasar Sutomo dengan memindahkan para pedagang ke lokasi pasar induk yang sudah lama dibangun, namun tidak beroperasi hendaknya memprioritaskan para pedagang yang pindah dari pasar Sutomo tersebut.hal ini yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah. Karena salah satu masalah yang dihadapi oleh para pedagang yang pindah dari pasar Sutomo adalah kesulitan untuk memeperoleh kios di lokasi pasar induk.Kesulitan yang mereka hadapi yakni berupa persaingan mendapatkan kios dengan masyarakat sekita pasar induk yang menjadi pedagang setelah adanya kebijakan pemindahan pasar Sutomo ke pasar induk.Selain itu, karena persaiangan yang ketat, maka harga yang ditetapkan untuk memperoleh kios-kios menjadi sangat mahal.Sehingga para pedagang yang hendak pindah dari pasar Sutomo merasa tidak mampu memperoleh kios tersebut karena kekurangan modal.


(52)

BAB II

SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Medan merupakan salah satu kota di Indonesia dan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara yang menjadi salah satu kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan kota yang penting yang berada diluar Pulau Jawa, keadaan wilayah yang sangat strategis menjadi suatu alasan. Berada langsung pada perbatasan dengan Selat Malaka dibagian Utara yang relatif dekat dengan kota-kota atau negara-negara maju seperti, Malaysia dan Singapura. Kondisi sumber daya alam yang melimpah dari sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan didukung dengan wilayah yang subur yang dilalui oleh Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka menambah potensi menjadi pusat perdagangan.

Secara geografis Kota Medan terletak diantara 3o30’-3o43’ Lintang Utara dan 98o35’-98o44’ Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah sekitar 265,10 km2. Luas wilayah hampir 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumater Utara, jika dibandingkan dengan kota atau kabupaten lain Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan penduduk yang relatif besar. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun.Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4oC dan minimum 24o

Secara keseluruhan Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, dimana:

C.


(53)

Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan surat keputusan Gubernur KDH Tingkat 1 Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, dan secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Kecamatan tersebut adalah:

Kecamatan Medan Tuntungan Kecamatan Medan Selayang Kecamatan Medan Helvetia Kecamatan Medan Barat Kecamatan Medan Timur Kecamatan Medan Tembung Kecamatan Medan Labuhan Kecamatan Medan Belawan Kecamatan Medan Perjuangan Kecamatan Medan Deli Kecamatan Medan Marelan

Kecamatan Medan Amplas Kecamatan Medan Area Kecamatan Medan Maimun Kecamatan Medan Baru Kecamatan Medan Sunggal Kecamatan Medan Petisah Kecamatan Medan Johor Kecamatan Medan Denai Kecamatan Medan Kota Kecamatan Medan Polonia


(54)

2.1. Sejarah Pasar Sutomo

Pasar Sutomo merupakan pasar yang memiliki jumlah pedagang yang sangat banyak, karena keberadaan pasar ini sangat luas.Pasar ini berada disekitaran jalan-jalan Sutomo, veteran, bulan, bintang.Pasar Sutomo muncul atau mulai beraktifitas pada tahun 1980an yang merupakan pasar sementara bagi para pedagang.Kata Sutomo sendiri berasal dari nama jalan besar yang ada disekitaran pasar ini. Meskipun pasar ini tidak hanya di Jalan Sutomo, akan tetapi masyarakat umum lebih suka atau lebih mengenalnya dengan nama pasar sutomo/pajak Sutomo. Pada awal masuknya pedagang yang berjualan disini merupakan pedagang pasar Mercubuana, mereka masuk karena pasar Mercubuana ini terbakar dan tidak dapat dengan cepat untuk diperbaiki. Sehingga para pedagang direlokasi oleh pihak PD Pasar kedepan terminal angutan kota (angkot) sebagai tempat mereka berjualan sementara.

Kebijakan ini dibuat karena tidak ada lahan yang tepat untuk memindahkan pedagang ketempat yang lain. Kemudian PD Pasar membuat kantor PD Pasar untuk menampung, dan mendata atau mengatur para pedagang berjualan, maka dibuatlah kantor PD Pasar Penampungan. Diharapkan dari PD Pasar ini dapat mengontrol dan mengatur para pedagang.

Mula-mula pedagang disini menjual sayur-sayur dan berbagai macam ikan kering namun seiring berjalannya waktu, pasar ini tidak butuh waktu lama mendapat kejayaannya karena pasar ini berkembang dengan sangat cepat,para pembeli berdatangan sangat banyak dari berbagai tempat sehingga pasar ini merupakan pasar tradisional yang paling besar dan maju karena lengkap menjual segala jenis


(55)

kebutuhan dapur yang dicari oleh pelanggan. Sejalan dengan itu, jumlah pedagang juga semakin banyak memunuhi jalan, para pedagang mulai berjualan di pinggir jalan dan diteras-teras ruko yang ada dijalan Bulan, Jalan Bintang, Jalan Veteran, Jalan Seram dan Jalan Sutomo.

Pemerintah sangat sulit mengatasi para pedagang yang semakin hari semakin membludak dan ditambah dari antusias nya para konsumen atau pembeli untuk belanja dipasar ini, sehingga pemerintah pada saat itu tidak dapat memindahkan pasar ini ketempat yang lebih layak, semacam ada pembiaran yang dilakukan sebelum benar-benar nantinya akan dipindahkan atau di relokasi.

2.2.Lokasi Penelitian Kecamatan Medan Kota 2.2.1. Letak dan Geografis

Kecamatan Medan Kota merupakan kecamatan yang ada di Kota Medan yang mempunyai luas 5.92 km2

Kecamatan Medan Kota berbatasan dengan:

. Jarak antara kantor kecamatan dan kantor walikota Medan sekitar 3.5 km.

Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Selatan : Medan Denai

Sebelah Barat :Medan Perjuangan Sebelah Timur :Kabupaten Deli Serdang


(56)

2.2.2. Daftar Nama Kelurahan di Kecamatan Medan Kota

Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu kecamatan yang sangat besar dan memiliki wilayah yang luas, kecamatan ini sangat ramai dan terbukti kecamatan ini terdiri dari 12 kelurahan, yaitu; Kelurahan Sari Rejo 1, Sidi Rejo II, Sidi Rejo I, Teladan Timur, Kelurahan Teladan Barat, Kelurahan Pasar Merah, Kelurahan Mesjid, Kelurahan Kota Mastum III, Kelurahan Rengas I, Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Pusat Pasar, Kelurahan Pandau Hulu I.

Kelurahan Pusat Pasar adalah kelurahan yang tidak begitu ramai penduduknya, karena Kelurahan ini lebih banyak digunakan sebagai tempat usaha seperti berjualan.Kelurahan Pusat Pasar ini menjadi lokasi penelitian penulis.

2.3. Kelurahan Pusat Pasar.

Kelurahan Pusat Pasar Medan merupakan salah satu dari 12 kelurahan di Kecamatan Medan Kota, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang luasnya mencapai 45.6 Ha.Kelurahan ini mempunyai tanah pemukiman dan perkantoran seluas 36.5 Ha dan jalan serta fasilitas umum 9.1 Ha.Kelurahan Pusat Pasar terdiri atas 9 lingkungan. Kelurahan Pusat Pasar merupakan kesatuan dari wilayah Kecamatan Medan Kota yang berjarak 3 Km arah kota dari arah pusat kecamatan dan kurang lebih 3 Km arah barat dari ibu kota medan

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Pusat Pasar Medan adalah : Sebelah Utara : Kelurahan Pandau Hilir


(57)

Sebelah Barat : Kelurahan Pasar Baru Sebelah Timur : Kelurahan Pandau Hulu I Berikut peta lokasi Kelurahan Pusat Pasar

Sumber Google Mapp

Kelurahan Pusat Pasar dapat dikategorikan sebagai tempat pemukiman, pertokoan dan pusat perbelanjaan.Karena dapat dilihat diseputaran jalan terdapat ruko-ruko baik mulai dari kecil, sedang dan besar yang digunakan sebagai tempat usaha sekaligus tempat tinggal atau sebagai rumah.

Di Kelurahan Pusat Pasar ini lebih tepatnya sebagai tempat usaha, apa yang penting atau kita butuhkan ada di kelurahan ini. Dikelurahan ini banyak terdapat pertokoan yang menjual segala keperluan sehari, ada bengkel khusus mobil, toko bangunan dan ada pasar yang sangat terkenal yaitu pasar Sutomo (pusat pasar) yang beroprasional mulai dari subuh hari.Pasar ini berada diseputaran jalan yang ada dikelurahan pusat pasar tepatnya dijalan veteran, jalan bulan dll.Pasar sutomo ini


(58)

bukan hanya dijalan sutomo tetapi juga meliputi jalan veteran, jalan bulan dan jalan bintang.

2.4. Komposisi Penduduk Kelurahan Pusat Pasar

Kelurahan Pusat Pasar memiliki penduduk yang beragam, baik itu keberagaman etnis atau suku, kepercayaan, pekerjaan dsb. Jumlah penduduk yang berada dikelurahan ini berjumlah 6.194, yang terdiri dari laki-laki 3.002 jiwa, dan perempuan berjumlah 3.192 jiwa, dengan jumlah 1,490 Kepala Keluarga (KK).

Meskipun Kelurahan ini terdiri dari berbagai macam etnis, tetapi etnis Tionghoa yang paling dominan dalam segi jumlah.Didalam kehidupan sehari-hari, aktifitas atau hubungan dalam bermasyarakat terjalin cukup lancar atau harmonis karena tidak ada saling pertikaian meskipun banyak etnis yang saling bertetangga seperti etnis Batak, Jawa, Karo, dan warga asing (Arab, Tamil).Berikut bagan dan persentase penduduk Kelurahan Pusat Pasar.

Tabel 1. Demografi penduduk berdasarkan etnis NO Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Tionghoa 5451 88%

2 Karo 2478 4%

3 Padang 186 3%

4 Arab, Tamil 124 2%

5 Batak 1239 2%

6 Jawa 62 1%

Total 9540 100%

Sumber: Kantor Kelurahan Pusat Pasar, Kec Medan Kota

Dengan banyaknya jumlah penduduk yang berada di Kelurahan ini maka berbagai macam pula kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat setempat


(59)

baik itu Protestan, Khatolik, Budha ataupun yang lainnya. Agama yang paling banyak dianut adalah agama Budha, Budha merupakan agama yang paling banyak dianut oleh etnis Tionghoa, jadi tidak heran jika agama yang paling banyak dianut adalah agama tersebut karena memang suku Tionghoa lah yang paling banyak di Kelurahan ini. Berikut bagan dan persentasenya :

Tabel 2. Demografi penduduk berdasarkan agama NO Agama/Kepercayaan Jumlah Persentase

1 Budha 4869 78.6%

2 Kristen

Protestan/Katolik

1022 16.5%

3 Islam 290 4.7%

4 Hindu 13 0.2%

Total 6194 100%

Sumber: Kelurahan Pusat Pasar, Kec Medan Kota

Dari bagan diatas terlihat bahwa etnis Tionghoa dominan dalam segi jumlah penduduk dan agama, dan mungkin akan mempengaruhi perekonomian atau pekerjaan di Kelurahan ini. Sebagaimana yang kita tahu, etnis Tionghoa suka berdagang dan ini terlihat dari system mata pencaharian penduduk disini.Berdagang merupakan pekerjaan yang paling banyak digeluti selain seperti berusaha, menjadi pegawai/karyawan dll. Berikut pekerjaan penduduk dalam bagan :

Tabel 3.Demografi penduduk berdasarkan pekerjaan.

NO Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pedagang 3097 50%

2 Pengusaha 1858 30%

3 Buruh Swasta 620 10%

4 PNS 309 5%

5 TNI/Polri 124 2%

6 Pengrajin 186 3%

Total 6194 100%


(60)

Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa penduduk kelurahan pusat pasar mempunyai pekerjaan suka berdagang atau penduduk menggantungkan hidup kepada pasar-pasar tradisional sebagai tempat mereka berjualan.

Didalam kehidupan sosial sangatlah penting menjalin silahturahmi yang baik, agar terwujud keharmonisan dalam masyarakat.Sering terjadi konflik antara masyarakat yang diakibatkan oleh kesalah-pahaman, perbedaan persepsi atupun persaingan dalam pekerjaan.Agar tidak terjadi seperti itu, harus adalah pengetahuan yang mendasari setiap masyarakat agar tidak terjadi yang namanya konflik.Pengetahuan-pengetahuan itu bisa didapatkan dari pengalaman dan tentunya dilembaga pendidikan atau sekolah.

Berbicara dengan pendidikan, kelurahan pusat pasar ini cenderung memiliki tingkat pendidikan yang baik, terbukti dari table pekerjaan yang telah diutarakan sebelumnya bahwa pekerjaan-pekerjaannya cenderung yang wajib memiliki tingkat pendidikan yang baik. Berikut ini bagan atau table penduduk berdasarkan tamatan pendidikannya:

Tabel 4. Demografi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan NO Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Belum Sekolah 83

2 Tidak Sekolah 11

3 Tidak Tamat SD 9

4 Tamat SD Sederajat 307 5 Tamat SMP Sederajat 262 6 Tamat SMA Sederajat 3829

7 Sedang Sekolah 977

8 Tamat D-1 38

9 Tamat D-2 34


(61)

11 Tamat S-1 440

12 Tamat S-2 46

13 Tamat S-3 1

Sumber: Kantor Kelurahan Pusat Pasar, Kec Medan Kota

Dari persentase diatas dapat dilihat bahwa penduduk yang ada di Kelurahan Pusat Pasar tergolong tinggi, karena hanya sedikit penduduk yang tidak sekolah dan juga rata-rata penduduk minimal bertamatan SMA dan banyak juga yang memiliki gelar Sarjana maupun gelar Master.Dapat juga disimpulkan para penduduk sudah peduli terhadap pendidikan, dan juga jarang penduduk yang tidak memiliki pekerjaan.Penduduk berarti sadar bahwasanya jika memiliki pendidikan yang tinggi maka mudah mendapatkan pekerjaan.

2.5. Pusat Perekonomian di Kelurahan Pusat Pasar

Pusat perekonomian di Kelurahan Pusat Pasar ini berada antara lain di Medan Mall, Pusat belanja yang sudah sangat lama berdiri yaitu Olimpia yang menjual segala jenis keperluan sandang sepertibaju, celana, sepatu dll, ada juga di Pusat Pasar yang merupakan roda perekonomiannya karena sebagai tempat atau pasar yang memiliki pedagang yang sangat banyak. Kemudian dijalan veteran yang didirikan ruko-ruko sebagai toko penjual cabai, jeruk dll. Jalan FL tobing sebagai pusat penjualan keperluan dapur seperti piring, gelas, sendok, garpu dll.


(62)

2.6. Komposisi Pedagang Sutomo Berdasarkan Etnis

Pedagang pasar sutomo ini terdiri dari berbagai macam etnis dan suku, itu dikarenakan pasar ini sangat kompleks dalam hal dagangannya.

2.6.1. Etnis Karo

Etnis karo seperti kita ketahui berasal dari Tanah Karo (Berastagi, Kabanjahe dll). Tanah Karo merupakan tanah yang sangat subur, itu dikarenakan berada didataran tinggi dan bersuhu dingin. Segala macam jenis sayur-sayuran dan buah-buahan tumbuh didaerah ini, mulai dari sayur brokoli, bunga kol, sawi, wortel, mentimun, tomat dll.Buah-buahan yang sangat terkenal dari daerah ini adalah jeruk, Markisa, terang belanda, dan juga stroberi.

Dari keterangan diatas, juga berpengaruh terhadap pedagang pasar sutomo Medan, karena pedagang yang beretnis Karo lebih cenderung menjual seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang merupakan hasil dari tanah asli mereka sendiri.Itu dikarenakan mereka memiliki hubungan langsung dengan para petani ataupun orang yang mengumpulkan atau biasa disebut tokesayur dan buah-buahan tersebut dari tanah karo di Kabupaten Karo sendiri.

2.6.2. Etnis Batak Toba

Pedagang di pasar sutomo yang beretnis Batak Toba biasanya menjual barang dagangan seperti cabai (cabai merah, cabai ijo, dan cabai rawit), bawang, andaliman, asam jeruk, serai, kunyit dll atau dapat dikatakan sebagai olahan bumbu untuk memasak segala jenis makanan.


(1)

RIWAYAT HIDUP

Mickael Alex Simamora lahir pada tanggal 30 Mei 1994 di Kota Medan. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Nasrani 4 MEDAN tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama di SMP Nasrani 3MEDAN pada tahun 2009 dan Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 12 MEDAN tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara pada jurusan Antropologi Sosial.

Email penulis

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama masa studi, antara lain :

• Mengikuti kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru pada tanggal 28-30 Agustus 2012.

• Mengikuti kegiatan Inisiasi Antropologi Sosial pada tanggal 12-14 Oktober tahun 2012 di Brastagi.


(2)

• Melakukan Pelatihan ‘’Training of Facilitator’’ (TOF) angkatan V oleh Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara di Kota Medan pada tanggal 18 Januari 2015.

• Melakukan PKL 1 di Desa Lumban Suhi-Suhi pada tanggal 30 April- 02 Mei 2015.

• Melakukan PKL 2 pada bagian Keuangan di Badan Ketahanan Pangan, sub Otoritas Keamanan Ketahanan Pangan (OKKPD) Prov Sumatera Utara


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “KONFLIK DALAM RELOKASI PASAR’’ dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S.1) dalam bidang Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penelitian tentang konflik dalam relokasi pasar ini mencoba mengkaji lebih dalam tentang konflik yang terjadi akibat adanya kebijakan relokasi. Kebijakan relokasi pasar sutomo yang dikeluarkan pemerintah ke pasar induk Laucih menuai pro dan kontra dari kalangan pedagang. Para pedagang yang menolak kebijakan relokasi tersebut banyak sekali melakukan aksi protes terhadap pemerintah melalui aksi demonstrasi. Kebijakan pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut tentu dibarengi berbagai alasan. Begitu juga dengan aksi yang dilakukan pedagang dalam memprotes kebijakan pemerintah, mereka juga memiliki berbagai alasan yang sederhana dan masuk akal. Berbagai ulasan uraian tersebut menjadi alasan mendasar dan menjadi hal-hal yang sangat penting bagi penulis untuk mendalami konflik yang terjadi dalam relokasi pasar Sutomo terebut.


(4)

tulisan ini dapat berguna bagi penulis secara khusus dan juga bagi para pembaca secara umum.

Atas dukungan dan motivasi dari seluruh pihak terkait dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini saya sampaikan terima kasih.

Medan, Maret 2017 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERSETUJUAN ...

PERNYATAAN ORIGINALITAS... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1

I.2. Tinjaun Pustaka ... 7

I.3. Rumusan Masalah ... 15

I.4. Lokasi Penelitian ... 15

1.5. Tujuan Penelitian ... 15

1.6. Manfaat Penellitian ... 16

1.7. Metode Pengumpulan Data ... 16

1.8. Pengalaman Penelitian ... 17

BAB II SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Pasar Sutomo ... 23

2.2. Lokasi Penelitian Kecamatan Medan Kota ... 24

2.2.1. Letak dan Geografis ... 24

2.2.2. Daftar Nama Kelurahan di Kecamatan Medan Kota... 26

2.3Kelurahan Pusat Pasar ... 26

2.4. Komposisi Penduduk Kelurahan Pusat Pasar ... 28

2.5. Pusat Perekonomian di Kelurahan Pusat Pasar ... 31

2.6. Komposisi Pedagang Berdasarkan Etnis ... 32

2.6.1. Etnis Karo ... 32

2.6.2. Etnis Batak Toba ... 32

2.6.3. Etnis Nias ... 33

2.6.4. Etnis Jawa ... 33

2.6.5. Etnis Melayu ... 34

2.7. Sarana dan Prasarana Pasar Sutomo ... 34


(6)

3.2. Kebijakan Pemerintah Untuk Merelokasi Pasar ... 46

3.3. Reaksi Pedagang Terhadap Kebijakan Relokasi ... 48

3.3.1. Tanggapan Pedagang yang Memilih Bertahan ... 49

3.3.2. Tanggapan Pedagang yang Pindah ke Pasar Induk ... 50

3.4. Tanggapan Pemerintah Terhadap Pedagang yang Menolak Relokasi ... 51

3.5. Tanggapan Masyarakat Terhadap Relokasi ... 55

3.6. Tanggapan Konsumen Terhadap Relokasi ... 57

BAB IV KONFLIK RELOKASI PASAR SUTOMO 4.1. Kebijakan Relokasi Sebagai Pemicu Konflik ... 59

4.2.Aksi yang dilakukan Pedagang terhadap Kebijakan Relokasi ... 60

4.2.1. Melakukan Aksi Demonstrasi di Kantor Walikota ... 60

4.2.2. Aksi Demonstrasi di Kantor DPRD Kota Medan ... 63

4.2.3. Pedagang Blokade Jalan ... 66

4.3.4. Bentrok dengan Aparat Pemerintah... 68

4.3. Penggusuran Lapak Pedagang Sebagai Bentuk Penegasan ... 71

4.4. Tuntutan dan Alasan Pedagang yang Bertahan di Sutomo dan Pedagang yang Pindah Ke Pasar Induk……….. 4.5. Lokasi Pasar Sutomo setelah Relokasi ... 81

BAB V PENYELESAIAN KONFLIK 5.1. Upaya penyelesaian Konflik oleh pemerintah ... 83

5.1.1. Diskusi ... 83

5.2. Upaya penyelesaian konflik oleh pedagang ... 84

5.3.Analisis Terhadap Konflik Pasar Sutomo yang Berlangsung Lama ... 85

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 87

6.2. Kritik dan Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA