PERANAN WILLEM ISKANDAR DALAM PENDIDIKAN SEKOLAH GURU DI TANOBATO MANDAILING SUNATERA UTARA (1862-1874).
PERANAN WILLEM ISKANDAR DALAM PENDIDIKAN
SEKOLAH GURU DI TANOBATO MANDAILING
SUMATERA UTARA (1862 – 1874)
Skiripsi
Diajukan Untuk Memenuhi
Syarat – Syarat Memperoleh Gelar
SarjanaPendidikan
Oleh :
MAIMUNAH
NIM. 3102121009
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
LEMBAR PERSETUJUATI PEMBIMBING
Skripsi ini Diajukan Oleh Maimunah, Nim. 3102121009
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Telah Diperiksa Dan Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk IVlemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disetujui Oleh
Kefua Jurusan
Medan, Juli 2014
Dosen Pembimbing
NIP. 196t0116r985031003
LEMBAR "PERSETUJUAIT DAN PENGESAIIAN
Skripsi ini diajukan oleh Maimunah . 3102121009
Telah dipertahankan di depan Tim penguji
\PadaTan gg*t Zt juli 201 4
Tim Penguji:
Dosen Pembimbing
D
'M'Hum
ra.Lukitanin gsih.M.Hum
rlosenPenguji
M
Dr.Samsidar Taniuns, M.pd
Dosen Pengrji
Dns. Yushar Ta$iuue
Dosen Penguji
Disetuiui dan disahkan pad* tanggal Aeustus 2014
Panitia Ujian
Sekretaris:
Ketua Jurusan Pend. Sejarah
Universitas Negeri Medan
9 r9E703 1 001
Dra. LFkitaningsih. M.Hum
NrP.19640406 199003 2 003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah
ini
:
Nama
Maimunah
NIM
3
Jurusan
Pendidikan Sejarah
Fakultas
Ilmu Sosial
102121009
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini
benar-benar
merupakan hasil karya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil hasil tulisan atau pikiran
saya
sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/plagiasi, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Medan,
Agustus 2014
membuat
yang
Saya
PernYataan
METERAI N*a-l
TEMPEL
W
E;*;;;.,ffi
tvt
6W@"Wp
N4Aim-unah
NrM.3102121009
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui riwayat hidup Willem
Iskander sebagai tokoh pendidikan.2)Untuk mengetahui latar belakang Willem
Iskander pendirian sekolah guru di Tanobato Kabupaten Mandailing Natal. 3) Untuk
mengetahui pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan pendidikan di Mandailing
Natal.selanjutnya Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Willem Iskander
merupakan seorang tokoh pendidikan yang berperan dalam peningkatan pendidikan
pada masyarakat Mandailing. Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian lapangan (field research) dan study pustaka (library research).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara (interview) dan literatur. Sedangkan informan dalam penelitian ini adalah
tokoh masyarakat disekitar lokasi penelitian. Setelah data terkumpul kemudian di
lakukan verifikasi atau di kritik sumber, selanjutnya di lakukan interprestasi dan
sebagai tahap akhir adalah dengan menganalisis dan menyajikan ( rekonstruksi )
kembali fakta –fakta dalam suatu cara yang menarik. Dari hasil penelitian yang di
lakukan maka di peroleh hasil bahwa Willem Iskander sangat berperan dalam
meningkatkan pendidikan masyarakat Mandailing bahkan sampai kewilayah
Sumatera. Salah satu peran pentingnya adalah membangun sekolah keguruan pertama
di Sumatera yaitu Kweekschool Tanobato dan sekaligus menjadi guru disekolah
tersebut. Willem Iskander menulis sebuah buku yang berjudul Si Bulus Bulus Si
Rumbuk Rumbuk yang menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat untuk
mengenyamkan pendidikan maupun perlawanan terhadap penjajahan.
Kata kunci : Peranan, Willem Iskander, Pendidikan Sekolah Guru, Tanobato
Mandailing.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk ciptaanNya serta Shalawat berangkai salam kepada Nabi Besar Muhammad S.W.T yang
telah membawa kehidupan manusia dari zaman kebodohan sampai pada zaman yang
penuh dengan pendidikan saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “ Peranan Willem Iskander Dalam Pendidikan Sekolah
Guru di Tanobato Mandailing Sumatera Utara (1862 – 1874 )“.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana (S-I) pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan. Skripsi ini ditulis dengan mendapatkan banyak
bimbingan,arahan,serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ayahanda Ilham Tanjung dan Ibunda tercinta Sarinaida Nasution yang telah
mendidik dan membesarkan mendo’akan saya mulai dari saya terlahir di
dunia ini dengan penuh kasih sayang dan rasa cinta yang tidak pernah ada
habisnya yang tidak pernah saya dapatkan dari orang lain. Mudah – mudahan
skripsi ini bisa menjadi sebuah kado kecil sebagai tanda kasih sayang saya
sebagai anak kepada ayah dan ibu. Terimakasih yang telah berusaha
menyekolahkan kami anak- anakmu ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,M.S selaku Rektor di Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr.H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
4. Ibu Dra.Hj. Lukitaningsih,M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Hj. Hafnita SD Lubis selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr.Phil Ichwan Azhari,MS selaku dosen pembimbing skripsi penulis
yang telah banyak sekali memberi arahan, dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih bapak atas dorongan mental yang bapak
berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Dra.Hj. Lukitaningsih,M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus penguji penulis yang telah mengoreksi dan banyak memberikan
masukan kepada penulis hingga skripsi selesai.
8. Ibu Dr. Hj. Samsidar Tanjung,M.Pd selaku dosen Ahli Pembanding Utama
yang telah mengoreksi dan banyak memberikan masukan kepada penulis
hingga skripsi selesai.
9. Bapak Drs. Yushar Tanjung,M.Si selaku dosen Pembanding Bebas yang juga
telah banyak mengoreksi dan memberikan masukan kepada penulis hingga
skripsi selesai.
10. Seluruh Dosen – dosen dan staf administrasi di jurusan pendidikan sejarah.
11. Keluarga besar saya yang selalu memberi dukungan dan menjadi
penyemangat penulis yaitu abangda M.Toguan, A.Syafri , kakanda Maisaroh
dan adinda Isnan Hanafi, Rizky Atikah, Risna Sari,Nursaidah,Zulhajji beserta
Martono Lubis ( abang ipar), Siti Aminah Nasution (kakak ipar), Syuhro Aini
Nasution
(kakak
ipar)
dan
keponakan-keponakan
penulis
(
Nabilah,Intan,Arif,Tiara,Febry),Ompung,Bouk,Udak,Etek,Mamak,Nantulang,
Amang boru khusus udak Darwin beserta keluarga yang telah memberi tempat
tinggal kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada teman teristimewa penulis Herry Irawan Am.Kep yang selalu
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam melaksanakan
skiripsi ini. Dan kepada Wafidah, Nurainun, Ika P. Marianti, penulis ucapkan
banyak terima kasih atas segala kebaikan dan ketulusan membantu penulis
selama ini. Penulis doakan semoga Tuhan membalas kebaikan dan memberi
kemudahan dalam menyelesaikan TA. Serta Kepada seluruh teman penulis
IMA MADINA,PPLT SMK N.1 Tanjung pura, Staf PUSIS, khususnya kelas
B-Reguler’10 yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan dan semua
pengalaman yang kita alami takkan pernah terlupakan. Sukses buat kita
semua. Terima kasih kepada semua Narasumber yang telah membantu peneliti
dalam meneyelesaikan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan karena tanpa
adanya keterbukaan serta kerja sama dngan berbagai pihak, skripsi ini tidak
akan dapat terselesaikan. kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa
sebutkan satu-persatu namanya.
Penulis tidak dapat membalas semua kebaikan yang diberikan selama ini,Semoga
Tuhan yang membalas dan memberikan semua kebaikan kepada kita semua. Akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi
semua pembaca. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini.
Medan,
Penulis,
Maimunah
3102121009
Agustus 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7
C. Rumusan Masalah........................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Kerangka Konsep ......................................................................... 10
1. Peranan ...................................................................................... 10
2. Pendidikan ................................................................................. 12
3. Sekolah Guru ............................................................................. 16
B. Sejarah Pendidikan ...................................................................... 21
C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitan ............................................................................. 31
1.Studi Pustaka (Library Research) ............................................. 31
2. Studi Lapangan ( field research) ............................................. 32
B. Sumber Data ............................................................................... 32
a. Sumber Primer ................................................................... 32
b. Sumber Sekunder ............................................................... 33
D.TekhnikPengumpulan Data
..................................................... 33
1. Observasi ............................................................................ 33
2.Studi Pustaka
................................................................... 33
iii
3. Wawancara ......................................................................... 33
E. Tekhnik Analisa Data ................................................................. 34
1. Mengelompokkan dan Menganalisa Data .......................... 34
2. Mengkritik Data.................................................................. 34
3. Menginterpretasi Data ........................................................ 35
4. Menarik Kesimpulan .......................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografis dan Sejarah Mandailing ................................. 36
1. Kondisi Geografis Mandailing.................................................. 36
2. Sejarah Perkembangan Mandailing .......................................... 40
B. Riwayat Hidup Willem Iskander Sebagai Tokoh Pendidikan ....... 42
1. Kehidupan Masa Kecil Sampai Remaja Willem Iskander........ 42
2. Pendidikan Dalam Keluarga ..................................................... 46
3. Pendidikan Formal di Tanah Air .............................................. 48
4. Sebagai Guru dan Kirani........................................................... 50
5. Willem Iskander di Belanda ..................................................... 52
C. Willem Iskander Mendirikan Sekolah Guru
(KweekschoolTanobato) ................................................................. 63
D. Pengaruh Sekolah Guru Terhadap Perkembangan Pendidikan ..... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 82
B. Saran .................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
A.Poeze, Harry, (2008), Di Negeri Penjajah orang Indonesia di Negeri Belanda
1600 – 1965, Jakarta : PT Gramedia.
Hamidy Harahap, Basyral,(2002), Willem
Iskander Sibulus Bulus Sirumbuk
Rumbuk ,Jakarta: Sanggar Willem Iskander.
Hamidy Harahap, Basyral. (1997), Willem Iskander (1840-1876) Sebagai Pejuang
Pendidikan Dan Pendidik Pejuang Daerah Sumatera Utara, Medan.
Hamidy Harahap, Basyral,(2004), Madina Yang Madani, Panyabungan : Pemerintah
Daerah Kabupaten Madina.
Hamidy Harahap,Basyral. Jurnal Syajaratun Jurnal Ilmu – Ilmu Sejarah Dan
Sosial, Medan :Pusis – Unimed.
Hamzah dan Uno,B.,(2009), Propesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah, (2011), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Marzuki,(2000), Metodologi Riset, Yogyakarta : Prasetia Widia Pratama
Nasution, S.,(2011), Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Nuraini, Cut.,(2002), Permukiman Suku Batak Mandailing, Gadjah
Mada
University Press.
Parlindungan, Mangaraja Onggang.(2007), Tuanku Rao. Yogyakarta :Lkis
Yogyakarta.
Sjamsuddin, Helius, (2007), Metodologi Sejarah,Yogyakarta :Ombak.
Soekanto, Soerjono,( 2012), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo, S.L.,( 2008), Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT
Renika Cipta.
(2013), Pengertian Pendidikan Menurut Ahli, http://expresisastra.blogspot.com/201
3/11/pengertian-pendidikan-menurut-ahli.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu usaha kebudayaan yang hidup, sejak zaman kuno,
abad pertengahan, zaman humanisme, realisme, dan zaman rasionalisme, selalu
merupakan reaksi dari pada keadaan yang lampau dan mengandung cita-cita yang
lebih tinggi untuk masa yang akan datang. Adapun yang menimbulkan cita-cita yang
setiap masa berubah itu, ialah keadaan masyarakat itu sendiri, tetapi hingga kini
pendidikan masih tetap ditujukan kepada orang –seorang ( individuen) karena masih
tebal anggapan orang bahwa masyarakat menjadi baik, jika anggota-anggota
masyarakat satu demi satu dijadikan manusia yang baik.
Masyarakat adalah suatu kebulatan gerombolan manusia globaliteit yang
mempunyai corak dan sifat yang khusus, yang timbul karena ada saling pengaruhmempengaruhi dalam rohaninya dari pada masing-masing anggota. Masyarakat
adalah lain dan lebih dari pada jumlah individuen.
Masyarakat Indonesia ( sebagian besar (80%) hidup didesa), masih hidup
dalam suasana gotong royong instensif akan dibawa kearah gotong royong rasional.
Pertumbuhan
usaha pendidikan masyarakat di republik Indonesia belum
dapat dikatakan suatu penyusunan usaha yang sudah selesai. Dengan tidak
1
mengurangi nilai-nilai usaha yang juga dijalankan oleh beberapa perkumpulan dimasa
pemerintahan Belanda, seperti pemberantasan buta huruf, maka resminya Bangsa
Indonesia memulai melangkah dilapangan usaha ini secara integral, barulah ditahun
1949 Bangsa Indonesia keluar dari rimba perjuangan.
Pada zaman kolonial pemerintahan Belanda menyediakan sekolah yang
beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagi lapisan
masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak ada hubungan antara
sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Namun, lambat laun, dalam berbagai
macam sekolah yang terpisah-pisah itu terbentuklah hubungan-hubungan sehingga
terdapat suatu sistem yang menunjukkan kebulatan. Pendidikan bagi anak-anak
Indonesia semula terbatas pada
pendidikan rendah, akan tetapi kemudian
berkembang secara vertikal sehingga anak-anak Indonesia melalui pendidikan
menengah dapat mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit dan
sempit.
Lahirnya suatu pendidikan bukanlah suatu perencanaan menyeluruh
melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan didorong oleh
kebutuhan praktis dibawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi dan politik di
Nederland maupun di Hindia Belanda. Selain kejadian-kejadian diluar, khususnya
yang terjadi di Asia,mendorong dipercepatnya pengembangan sistem pendidikan
yang lengkap. berdasarkan teori, memberi kesempatan kepada setiap anak desa yang
terpencil untuk memasuki perguruan tinggi seperti halnya diMandailing Natal.
2
Mandailing merupakan salah satu Bagian dari daerah suku bangsa yang ada di
Sumatera Utara, Indonesia. Sebelum Islam masuk dan menjadi agama mayoritas di
daerah ini, masyarakat Mandailing memiliki kepercayaan bahwa alam ini terbagi atas
tiga bagian. Yaitu parginjang, tonga, partoru.1
Sesuai laporan dan fakta dilapangan menyatakan bahwa perbudakan masih
merajalela di daerah Madina dan Angkola. Budak menjadi mata dagangan utama
selain emas. Hampir sepertiga penduduk Madina, Angkola dan Padang Lawas ketika
itu adalah budak atau orang yang berhutang.2
Berdasarkan hal di atas, dapat kita lihat bahwa pengetahuan maupun
pendidikan masyarakat Mandailing masih sangat rendah dan memperihatinkan.
Seiring berjalannya waktu pemikiran tersebut mengalami perubahan dan adanya
gerakan emansipasi.3
1
parginjang (dunia atas) yaitu dunia sang pencipta, penguasa manusia yang disebut
Datu Natumompa Tano Nagumorga Langit yang dipercaya sebagai pencipta dan
penguasa langit dan bumi. tonga (dunia tengah) yaitu dunia tempat manusia
menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari. partoru ( dunia bawah), yaitu dunia tempat
manusia yang sudah meninggal atau disebut juga manusia roh. (dalam buku Cut
Nuriani . Permukiman Suku Batang Mandailing: Gadjah Mada University Press)
2
lihat dalam buku basyral Hamidy Harahap.2004. Madina Yang
Madani,Panyabungan :pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, cetakan pertama dan
hal -208)
3
Gerakan Emansipasi adalah penghapusan perbudakan diwilayah MandailingAngkola yang dilancarkan oleh Godon. Dia melakukan pendekatan cultural antara
lain mengadakan pertemuan-pertemuan dengan raja-raja sebagai pemilik budak
diwilayah itu. Godon meyakinkan mereka betapa melanggar hak asasi manusia. (
dalam Basyral Hamidy Harahap.2002. Willem Iskander Sibulus- Bulus Si RumbukRumbuk, dwi bahasa, Jakarta :Sanggar Willem Iskander, Edisi ke tiga dan hal 6)
3
Sejak dahulu orang Mandailing sangat gemar menuntut ilmu. Sekolah dasar
ada hampir setiap desa, bahkan desa-desa yang besar memiliki beberapa Sekolah
Dasar. SMP, SMU ,dan SMTA kejuruan baik negeri maupun swasta tersedia
menampung lulusan SMP.Disamping sekolah itu sekolah-sekolah agama Islam mulai
dari tingkat Ibtidaiyah sampai Aliyah tersedia menampung anak-anak yang ingin
disekolah-sekolah agama Islam. Disamping itu anak-anak murid sekolah Dasar
mengikuti pelajaran disekolah mengaji atau madrasah untuk belajar membaca AlQur’an, ada dua pesantren di daerah Mandailing, yaitu Madrasah Musthofawiyah dan
taman pendidikan Islam di Dalan Lidang, Panyabungan.4
Willer juga melaporkan, bahwa ketika Ia berada di Mandailing, Ia
menyaksikan memang sudah ada sekolah-sekolah di Mandailing yang didirikan oleh
orang Mandailing. Sekolah itu mengajarkan sedikit sekali hal-hal yang bersifat teori.
Pendidikan ini mengutamakan hal-hal yang praktis ( meer bog het practisch
onderwijs), seperti belajar menulis dan membaca bahasa dan aksara Mandailing,
pelajaran berhitung, budipekerti yang diambil dari nilai-nilai luhur budaya
Mandailing, tentang lembaga-lembaga adat ( voorvaderlijke zedeleer en instellingen),
dan tentang pertanian.
4
Basyral Hamidy Harahap. Willem Iskander (1840-1876) Sebagai Pejuang
Pendidikan Dan Pendidik Pejuang Daerah Sumatera Utara , Medan. Hal 25-26
4
Godon meningkatkan mutu pendidikan diwilayah ini dengan mendirikan
sekolah-sekolah untuk mencerdaskan orang Madina dan Angkola. Ketika itu yang
menjadi murid adalah anak-anak kalangan elit. Sampai bulah Februari 1857, Godon
sudah mendirikan 4 sekolah dengan 50 orang murid, masing-masing satu sekolah di
Penyabungan untuk wilayah Mandailing Godang, Padangsidimpuan untuk wilayah
Angkola, Kotanopan untuk wilayah Mandailing kecil. Pada masa itu penduduk
Angkola – Sipirok yang dapat membaca dan menulis 2 %.5
Godon menegaskan didalam laporannya, agar mempertimbangkan untuk
mendirikan sekolah guru di Mandailing Natal. Dalam rangka pemikiran itulah Godon
membawa Sati Nasution gelar Sutan Iskandar ke Negeri Belanda untuk menuntut
ilmu keguruan disana.
Sati Nasution gelar Sutan Iskandar, generasi
XI marga nasution, kelak
dikenal dengan nama Willem Iskander, lahir di Pidoli Lombang pada bulan Maret
1840. Willem Iskander adalah putra bugsu dari empat bersaudara, anak-anak dari
pasangan Raja Tinating dan si Anggur boru Lubis dari Rao.
5
Dalam buku Basyral Hamidy Harahap.2004. Madina yang Madani. , Panyabungan
: Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, cetakan pertama dan hal – 214
5
Sejarah telah mencatat, bahwa Willem Iskander adalah pemikir ( man of
thought). Kebesarannya terletak pada kelanggengan gagas-gagasannya mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia. Kepeloporannya dalam bidang pendidikan telah
menempatkan dirinya sebagai penggagas pelaksana kaderisasi cendekiawan bangsa
secara estafet melalui pendidikan guru. Program pendidikan guru yang digariskan
oleh Willem Iskander sangat strategis, karena guru adalah ujung tombak kemajuan.6
Inilah alasan penulis mengambil hal yang menarik untuk menulis tentang
usaha-usaha Willem Iskander untuk memajukan pendidikan di Mandailing Natal.
Dengan mengambil judul penelitian “ Peranan Willem Iskander
Dalam
Pendidikan Sekolah Guru Di TanoBato Mandailing Sumatera Utara ( 1862 –
1874 )“
6
basyral Hamiry harahap.1997. Willem Iskander (1840-1876) Sebagai Pejuang
Pendidikan dan Pendidik Pejuang Daerah Sumatera Utara, Medan. Hal -8
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka yang menjadi ruang
lingkup masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Willem Iskander sebagai tokoh pendidikan.
2. Willem Iskander mendirikan sekolah guru di Tanobato Kabupaten Mandailing
Natal.
3. Pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan pendidikan di Mandailing
Natal.
C. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana riwayat hidup Willem Iskander sebagai tokoh pendidikan ?
2. Bagaimana
latar belakang Willem Iskander mendirikan sekolah guru di
Tanobato Kabupaten Mandailing Natal ?
3. Bagaimana pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan pendidikan di
Mandailing Natal ?
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan maslah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Willem Iskander sebagai tokoh
pendidikan.
2. Untuk mengetahui latar belakang Willem Iskander pendirian sekolah guru
di Tanobato Kabupaten Mandailing Natal.
3. Untuk mengetahui pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan
pendidikan di Mandailing Natal.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan dan masukan bagi masyarakat bahwa Willem Iskander
pemikir dan pelopor dalam bidang pendidikan.
2. Menambah khasanah dalam penulisan sejarah local, yang selama ini hampir
sudah tak terlihat, khususnya bagi masyarakat Mandailing Natal.
3. Sebagai bahan masukan bagi Instansi pemerintah dan kantor Wilayah
Departemen
Pendidikan
dan
kebudayaan
8
Provinsi
Sumatera
Utara
sehubungan Willem Iskander sebagai pejuang pendidikan daerah Sumatera
Utara.
4. Sebagai bahan pembanding bagi penulis lain untuk meneliti masalah yang
sama dengan penelitian tokoh yang berbeda.
5. Menambah pengetahuan bagi saya sendiri juga masyarakat dan khususnya
mahasiswa pendidikan sejarah Unimed.
9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah membaca perjalanan hidup dan peranan Willem Iskander dalam upaya
meningkatkan pendidikan di Mandailing, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagaiberikut :
1. Willem Iskander merupakan seorang tokoh pejuang pemikir yang bisa
mewujudkan apa yang dipikirkannya yaitu dengan melakukan gerakan
pencerahan dalam upaya meningkatkan martabat bangsa dalam bidang
pendidikan.
2. Wiilem Iskander merupakan seorang pelopor pendidikan Indonesia
yang telah memulai karirnya sebagai guru 15 tahun dan dan menjadi
guru paling muda pertama yang mengajar di sekolah formal di
Indonesia. Untuk menambah pengetahuannya sebagai guru. Willem
Iskander telah belajar dan melakukan studi ilmu studi ke Belanda dan
telah mendapatkan sertifikasi Hoofdakte ( sertifikasi guru bantu )..
3. Dalam upaya memperlancar program pencerdasan masyarakat
Mandailing, Willem Iskander membangun sebuah sekolah guru pada
tanggal 24 Oktober 1862 yang pertama di Mandailing, yaitu
Kweekschool Tanobato yang telah berhasil menciptakan guru – guru.
82
Murid – murid Willem Iskander tersebar ke berbagai penjuru di
Sumatera bahkan ada yang ke Jawa. Sekolah tersebut telah diakui
kualitasnya oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengadakan tes
dan inspeksi ke sekolah tersebut.
4. Willem Iskander sangat cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai
seorang guru. Dalam mengajar Willem Iskander hanya menggunakan
metode – metode sederhana dengan menggunakan bahasa Mandailing
yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari murid – muridnya.
Willem
Iskander
juga
menyusun
kurikulum
dan
kemudian
mengimplementasikannya. Kurikulum yang dibuat Willem Iskander
adalah kurikulum yang nyata yang berhasil memerangi ketakhayulan
yang masih dipercayai masyarakat waktu itu.
5. Willem Iskander adalah orang pertama dari bumiputera yang berhasil
mendidik dan mengembangkan nalar dan naluri guru yang mampu
menjadi pengarang. Sehingga gagasan – gagasannya mampu
menembus ruang dan waktu. Dalam salah satu gagasannya kepada
Gubernur pendidikan Hindia Belanda, Willem Iskander mengatakan
bahwa setiap guru harus mampu menciptakan buku pelajaran sendiri.
6. Willem Iskander merupakan inspirator pejuang kebangsaan melalui
karya – karyanya yang sarat dengan pesan – pesan perjuangan untuk
meraih kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. Buku Willem
83
Iskander yang paling terkenal adalah Si Bulus Bulus Si Rumbuk
rumbuk.
7. Semangat perjuangan mencerdaskan bangsa telah diamalkannya
dengan memperjuangkan guru – guru muda bisa mendapatkan
beasiswa ke Negeri Belanda guna menambah pengetahuan. Tiga calon
guru muda yang berhasil dibawa Willem Iskander ke Belanda adalah
1. Raden Mas Surono dari jawa, 2. Mas Ardi Sasmita dari Sunda, 3.
Dan Banas Lubis dari Madailing. Pejuang ini sebagai langkah pertama
dalam menanamkan semangat nasionalisme di kalangan intelektual
bangsa.
8. Pembangunan SMA Negeri Tanobato oleh Departemen Pendidikan
dan kebudayaan di lokasi pertapakan Kweekschool Tanobato pada
tahun 1981 – 1982 yang diresmikan pada tanggal 21 April 1983,
merupakan bukti betapa pemerintah Nasional sangat menghargai
kepahlawanan
Pembangunan
Pemerintah
Willem
sekolah
Nasional
Iskander
dalam
itu
sekaligus
bagi
prestasi
pendidikan.
merupakan
penghargaan
Willem
mempelopori pendidikan guru di Tanah Air.
84
dunia
Iskander
dalam
B. Saran
1. Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita mengingat jasa dan peran para
pendahulu kita, seperti halnya para pahlawan kita yang telah memperjuangkan
negeru kita tercinta ini hingga saat yang kita rasakan saai ini. Sangatlah sia –
sia apabila seorang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi bangsa
lantas kita lupakan begitu saja. Willem Iskander merupakan salah satu
pahlawan yang harus kita ingat jasanya. Karena beliau maka di Indonesia,
terutama di Sumatera pendidikan menjadi sumber budaya dan sumber
pencerahan bagi masyarakat.
2. Seharusnya buku – buku tentang Willem Iskander sebagai pahlawan
pendidikan dan pencerahan lebih banyak lagi diterbitkan atau bahkan buku
karya Willem Iskander dimunculkan lagi dalam dunia pendidikan saat ini,
karena Willem Iskander adalah sebuah tulisan yang telah terbukti bisa
menembus ruang dan waktu. Dengan begitu, akan semakin banyak lagi jiwa –
jiwa muda yang akan terdorong untuk ikut serta mencerdaskan bangsa
terutama di bidang pendidikan. Willem Iskander bisa menjadi contoh yang
nyata bagi guru – guru muda dalam proses pencerdasan bangsa.
3. Sebagai seorang mahasiswa yang harus banyak membaca guna menambah
wawasan dan perbendaharaan ilmu
pengetahuan, harus membaca buku
tulisan tentang Willem Iskander ini, karena akan bisa menjadi bahan
percontohan bagaimana cara yang tepatuntuk menyampaikan pelajaran
dengan metode – metode yang sederhana. Tidak ada gunanya media canggih
85
pada zaman sekarang ini apabila seorang guru tersebut tidak bisa mengajak
muridnya untuk mencintai pelajaran yang diajarkannya.
4. Guru – guru masa depan diharapkan mampu meniru bahkan bisa
mengembangkan pendidikan yang telah dibawa oleh Willem Iskander. Tulus,
bijaksana, arif dan bertanggung jawab dan juju merupakan modal Willem
Iskander dalam memperjuangkan cita – citanya untuk meningkatkan dan
mengangkat harkat martabat bangsa terutama di bidang pendidikan.
5. Sekali lagi untuk penghargaan kepada Willem Iskander ada baiknya jika
pemerintah mengabdikan perjuangannya dalam bentuk tugu atau monument di
daerah Mandailing, agar masyarakat yang telah mengenal Willem Iskander
selalu mengingat perjuangannya dan bisa menjadi motivasi tersendiri bagi diri
masing – masing sedangkan bagi anak – anak muda nantinya monument
tersebut akan memperkenalkan kepada mereka siapa Willem Iskander.
6. Ada baiknya apabila pemerintah mengadakan suatu kompotisi kemahiran dan
kepiawaian mengajar bagi setiap guru – guru muda. Nantinya guru muda yang
menjuarai akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dengan ini maka
akan menjadi suatu motivasi bagi guru muda untuk lebih meningkatkan
keahliannya dalam menyampaikan pelajaran.
86
SEKOLAH GURU DI TANOBATO MANDAILING
SUMATERA UTARA (1862 – 1874)
Skiripsi
Diajukan Untuk Memenuhi
Syarat – Syarat Memperoleh Gelar
SarjanaPendidikan
Oleh :
MAIMUNAH
NIM. 3102121009
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
LEMBAR PERSETUJUATI PEMBIMBING
Skripsi ini Diajukan Oleh Maimunah, Nim. 3102121009
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Telah Diperiksa Dan Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk IVlemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disetujui Oleh
Kefua Jurusan
Medan, Juli 2014
Dosen Pembimbing
NIP. 196t0116r985031003
LEMBAR "PERSETUJUAIT DAN PENGESAIIAN
Skripsi ini diajukan oleh Maimunah . 3102121009
Telah dipertahankan di depan Tim penguji
\PadaTan gg*t Zt juli 201 4
Tim Penguji:
Dosen Pembimbing
D
'M'Hum
ra.Lukitanin gsih.M.Hum
rlosenPenguji
M
Dr.Samsidar Taniuns, M.pd
Dosen Pengrji
Dns. Yushar Ta$iuue
Dosen Penguji
Disetuiui dan disahkan pad* tanggal Aeustus 2014
Panitia Ujian
Sekretaris:
Ketua Jurusan Pend. Sejarah
Universitas Negeri Medan
9 r9E703 1 001
Dra. LFkitaningsih. M.Hum
NrP.19640406 199003 2 003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah
ini
:
Nama
Maimunah
NIM
3
Jurusan
Pendidikan Sejarah
Fakultas
Ilmu Sosial
102121009
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini
benar-benar
merupakan hasil karya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil hasil tulisan atau pikiran
saya
sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/plagiasi, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Medan,
Agustus 2014
membuat
yang
Saya
PernYataan
METERAI N*a-l
TEMPEL
W
E;*;;;.,ffi
tvt
6W@"Wp
N4Aim-unah
NrM.3102121009
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui riwayat hidup Willem
Iskander sebagai tokoh pendidikan.2)Untuk mengetahui latar belakang Willem
Iskander pendirian sekolah guru di Tanobato Kabupaten Mandailing Natal. 3) Untuk
mengetahui pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan pendidikan di Mandailing
Natal.selanjutnya Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Willem Iskander
merupakan seorang tokoh pendidikan yang berperan dalam peningkatan pendidikan
pada masyarakat Mandailing. Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian lapangan (field research) dan study pustaka (library research).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara (interview) dan literatur. Sedangkan informan dalam penelitian ini adalah
tokoh masyarakat disekitar lokasi penelitian. Setelah data terkumpul kemudian di
lakukan verifikasi atau di kritik sumber, selanjutnya di lakukan interprestasi dan
sebagai tahap akhir adalah dengan menganalisis dan menyajikan ( rekonstruksi )
kembali fakta –fakta dalam suatu cara yang menarik. Dari hasil penelitian yang di
lakukan maka di peroleh hasil bahwa Willem Iskander sangat berperan dalam
meningkatkan pendidikan masyarakat Mandailing bahkan sampai kewilayah
Sumatera. Salah satu peran pentingnya adalah membangun sekolah keguruan pertama
di Sumatera yaitu Kweekschool Tanobato dan sekaligus menjadi guru disekolah
tersebut. Willem Iskander menulis sebuah buku yang berjudul Si Bulus Bulus Si
Rumbuk Rumbuk yang menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat untuk
mengenyamkan pendidikan maupun perlawanan terhadap penjajahan.
Kata kunci : Peranan, Willem Iskander, Pendidikan Sekolah Guru, Tanobato
Mandailing.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk ciptaanNya serta Shalawat berangkai salam kepada Nabi Besar Muhammad S.W.T yang
telah membawa kehidupan manusia dari zaman kebodohan sampai pada zaman yang
penuh dengan pendidikan saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “ Peranan Willem Iskander Dalam Pendidikan Sekolah
Guru di Tanobato Mandailing Sumatera Utara (1862 – 1874 )“.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana (S-I) pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan. Skripsi ini ditulis dengan mendapatkan banyak
bimbingan,arahan,serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ayahanda Ilham Tanjung dan Ibunda tercinta Sarinaida Nasution yang telah
mendidik dan membesarkan mendo’akan saya mulai dari saya terlahir di
dunia ini dengan penuh kasih sayang dan rasa cinta yang tidak pernah ada
habisnya yang tidak pernah saya dapatkan dari orang lain. Mudah – mudahan
skripsi ini bisa menjadi sebuah kado kecil sebagai tanda kasih sayang saya
sebagai anak kepada ayah dan ibu. Terimakasih yang telah berusaha
menyekolahkan kami anak- anakmu ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,M.S selaku Rektor di Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr.H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
4. Ibu Dra.Hj. Lukitaningsih,M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Hj. Hafnita SD Lubis selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr.Phil Ichwan Azhari,MS selaku dosen pembimbing skripsi penulis
yang telah banyak sekali memberi arahan, dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih bapak atas dorongan mental yang bapak
berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Dra.Hj. Lukitaningsih,M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus penguji penulis yang telah mengoreksi dan banyak memberikan
masukan kepada penulis hingga skripsi selesai.
8. Ibu Dr. Hj. Samsidar Tanjung,M.Pd selaku dosen Ahli Pembanding Utama
yang telah mengoreksi dan banyak memberikan masukan kepada penulis
hingga skripsi selesai.
9. Bapak Drs. Yushar Tanjung,M.Si selaku dosen Pembanding Bebas yang juga
telah banyak mengoreksi dan memberikan masukan kepada penulis hingga
skripsi selesai.
10. Seluruh Dosen – dosen dan staf administrasi di jurusan pendidikan sejarah.
11. Keluarga besar saya yang selalu memberi dukungan dan menjadi
penyemangat penulis yaitu abangda M.Toguan, A.Syafri , kakanda Maisaroh
dan adinda Isnan Hanafi, Rizky Atikah, Risna Sari,Nursaidah,Zulhajji beserta
Martono Lubis ( abang ipar), Siti Aminah Nasution (kakak ipar), Syuhro Aini
Nasution
(kakak
ipar)
dan
keponakan-keponakan
penulis
(
Nabilah,Intan,Arif,Tiara,Febry),Ompung,Bouk,Udak,Etek,Mamak,Nantulang,
Amang boru khusus udak Darwin beserta keluarga yang telah memberi tempat
tinggal kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada teman teristimewa penulis Herry Irawan Am.Kep yang selalu
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam melaksanakan
skiripsi ini. Dan kepada Wafidah, Nurainun, Ika P. Marianti, penulis ucapkan
banyak terima kasih atas segala kebaikan dan ketulusan membantu penulis
selama ini. Penulis doakan semoga Tuhan membalas kebaikan dan memberi
kemudahan dalam menyelesaikan TA. Serta Kepada seluruh teman penulis
IMA MADINA,PPLT SMK N.1 Tanjung pura, Staf PUSIS, khususnya kelas
B-Reguler’10 yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan dan semua
pengalaman yang kita alami takkan pernah terlupakan. Sukses buat kita
semua. Terima kasih kepada semua Narasumber yang telah membantu peneliti
dalam meneyelesaikan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan karena tanpa
adanya keterbukaan serta kerja sama dngan berbagai pihak, skripsi ini tidak
akan dapat terselesaikan. kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa
sebutkan satu-persatu namanya.
Penulis tidak dapat membalas semua kebaikan yang diberikan selama ini,Semoga
Tuhan yang membalas dan memberikan semua kebaikan kepada kita semua. Akhir
kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi
semua pembaca. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini.
Medan,
Penulis,
Maimunah
3102121009
Agustus 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7
C. Rumusan Masalah........................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Kerangka Konsep ......................................................................... 10
1. Peranan ...................................................................................... 10
2. Pendidikan ................................................................................. 12
3. Sekolah Guru ............................................................................. 16
B. Sejarah Pendidikan ...................................................................... 21
C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitan ............................................................................. 31
1.Studi Pustaka (Library Research) ............................................. 31
2. Studi Lapangan ( field research) ............................................. 32
B. Sumber Data ............................................................................... 32
a. Sumber Primer ................................................................... 32
b. Sumber Sekunder ............................................................... 33
D.TekhnikPengumpulan Data
..................................................... 33
1. Observasi ............................................................................ 33
2.Studi Pustaka
................................................................... 33
iii
3. Wawancara ......................................................................... 33
E. Tekhnik Analisa Data ................................................................. 34
1. Mengelompokkan dan Menganalisa Data .......................... 34
2. Mengkritik Data.................................................................. 34
3. Menginterpretasi Data ........................................................ 35
4. Menarik Kesimpulan .......................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografis dan Sejarah Mandailing ................................. 36
1. Kondisi Geografis Mandailing.................................................. 36
2. Sejarah Perkembangan Mandailing .......................................... 40
B. Riwayat Hidup Willem Iskander Sebagai Tokoh Pendidikan ....... 42
1. Kehidupan Masa Kecil Sampai Remaja Willem Iskander........ 42
2. Pendidikan Dalam Keluarga ..................................................... 46
3. Pendidikan Formal di Tanah Air .............................................. 48
4. Sebagai Guru dan Kirani........................................................... 50
5. Willem Iskander di Belanda ..................................................... 52
C. Willem Iskander Mendirikan Sekolah Guru
(KweekschoolTanobato) ................................................................. 63
D. Pengaruh Sekolah Guru Terhadap Perkembangan Pendidikan ..... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 82
B. Saran .................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
A.Poeze, Harry, (2008), Di Negeri Penjajah orang Indonesia di Negeri Belanda
1600 – 1965, Jakarta : PT Gramedia.
Hamidy Harahap, Basyral,(2002), Willem
Iskander Sibulus Bulus Sirumbuk
Rumbuk ,Jakarta: Sanggar Willem Iskander.
Hamidy Harahap, Basyral. (1997), Willem Iskander (1840-1876) Sebagai Pejuang
Pendidikan Dan Pendidik Pejuang Daerah Sumatera Utara, Medan.
Hamidy Harahap, Basyral,(2004), Madina Yang Madani, Panyabungan : Pemerintah
Daerah Kabupaten Madina.
Hamidy Harahap,Basyral. Jurnal Syajaratun Jurnal Ilmu – Ilmu Sejarah Dan
Sosial, Medan :Pusis – Unimed.
Hamzah dan Uno,B.,(2009), Propesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah, (2011), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Marzuki,(2000), Metodologi Riset, Yogyakarta : Prasetia Widia Pratama
Nasution, S.,(2011), Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Nuraini, Cut.,(2002), Permukiman Suku Batak Mandailing, Gadjah
Mada
University Press.
Parlindungan, Mangaraja Onggang.(2007), Tuanku Rao. Yogyakarta :Lkis
Yogyakarta.
Sjamsuddin, Helius, (2007), Metodologi Sejarah,Yogyakarta :Ombak.
Soekanto, Soerjono,( 2012), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo, S.L.,( 2008), Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT
Renika Cipta.
(2013), Pengertian Pendidikan Menurut Ahli, http://expresisastra.blogspot.com/201
3/11/pengertian-pendidikan-menurut-ahli.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu usaha kebudayaan yang hidup, sejak zaman kuno,
abad pertengahan, zaman humanisme, realisme, dan zaman rasionalisme, selalu
merupakan reaksi dari pada keadaan yang lampau dan mengandung cita-cita yang
lebih tinggi untuk masa yang akan datang. Adapun yang menimbulkan cita-cita yang
setiap masa berubah itu, ialah keadaan masyarakat itu sendiri, tetapi hingga kini
pendidikan masih tetap ditujukan kepada orang –seorang ( individuen) karena masih
tebal anggapan orang bahwa masyarakat menjadi baik, jika anggota-anggota
masyarakat satu demi satu dijadikan manusia yang baik.
Masyarakat adalah suatu kebulatan gerombolan manusia globaliteit yang
mempunyai corak dan sifat yang khusus, yang timbul karena ada saling pengaruhmempengaruhi dalam rohaninya dari pada masing-masing anggota. Masyarakat
adalah lain dan lebih dari pada jumlah individuen.
Masyarakat Indonesia ( sebagian besar (80%) hidup didesa), masih hidup
dalam suasana gotong royong instensif akan dibawa kearah gotong royong rasional.
Pertumbuhan
usaha pendidikan masyarakat di republik Indonesia belum
dapat dikatakan suatu penyusunan usaha yang sudah selesai. Dengan tidak
1
mengurangi nilai-nilai usaha yang juga dijalankan oleh beberapa perkumpulan dimasa
pemerintahan Belanda, seperti pemberantasan buta huruf, maka resminya Bangsa
Indonesia memulai melangkah dilapangan usaha ini secara integral, barulah ditahun
1949 Bangsa Indonesia keluar dari rimba perjuangan.
Pada zaman kolonial pemerintahan Belanda menyediakan sekolah yang
beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagi lapisan
masyarakat. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak ada hubungan antara
sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Namun, lambat laun, dalam berbagai
macam sekolah yang terpisah-pisah itu terbentuklah hubungan-hubungan sehingga
terdapat suatu sistem yang menunjukkan kebulatan. Pendidikan bagi anak-anak
Indonesia semula terbatas pada
pendidikan rendah, akan tetapi kemudian
berkembang secara vertikal sehingga anak-anak Indonesia melalui pendidikan
menengah dapat mencapai pendidikan tinggi, sekalipun melalui jalan yang sulit dan
sempit.
Lahirnya suatu pendidikan bukanlah suatu perencanaan menyeluruh
melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan didorong oleh
kebutuhan praktis dibawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi dan politik di
Nederland maupun di Hindia Belanda. Selain kejadian-kejadian diluar, khususnya
yang terjadi di Asia,mendorong dipercepatnya pengembangan sistem pendidikan
yang lengkap. berdasarkan teori, memberi kesempatan kepada setiap anak desa yang
terpencil untuk memasuki perguruan tinggi seperti halnya diMandailing Natal.
2
Mandailing merupakan salah satu Bagian dari daerah suku bangsa yang ada di
Sumatera Utara, Indonesia. Sebelum Islam masuk dan menjadi agama mayoritas di
daerah ini, masyarakat Mandailing memiliki kepercayaan bahwa alam ini terbagi atas
tiga bagian. Yaitu parginjang, tonga, partoru.1
Sesuai laporan dan fakta dilapangan menyatakan bahwa perbudakan masih
merajalela di daerah Madina dan Angkola. Budak menjadi mata dagangan utama
selain emas. Hampir sepertiga penduduk Madina, Angkola dan Padang Lawas ketika
itu adalah budak atau orang yang berhutang.2
Berdasarkan hal di atas, dapat kita lihat bahwa pengetahuan maupun
pendidikan masyarakat Mandailing masih sangat rendah dan memperihatinkan.
Seiring berjalannya waktu pemikiran tersebut mengalami perubahan dan adanya
gerakan emansipasi.3
1
parginjang (dunia atas) yaitu dunia sang pencipta, penguasa manusia yang disebut
Datu Natumompa Tano Nagumorga Langit yang dipercaya sebagai pencipta dan
penguasa langit dan bumi. tonga (dunia tengah) yaitu dunia tempat manusia
menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari. partoru ( dunia bawah), yaitu dunia tempat
manusia yang sudah meninggal atau disebut juga manusia roh. (dalam buku Cut
Nuriani . Permukiman Suku Batang Mandailing: Gadjah Mada University Press)
2
lihat dalam buku basyral Hamidy Harahap.2004. Madina Yang
Madani,Panyabungan :pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, cetakan pertama dan
hal -208)
3
Gerakan Emansipasi adalah penghapusan perbudakan diwilayah MandailingAngkola yang dilancarkan oleh Godon. Dia melakukan pendekatan cultural antara
lain mengadakan pertemuan-pertemuan dengan raja-raja sebagai pemilik budak
diwilayah itu. Godon meyakinkan mereka betapa melanggar hak asasi manusia. (
dalam Basyral Hamidy Harahap.2002. Willem Iskander Sibulus- Bulus Si RumbukRumbuk, dwi bahasa, Jakarta :Sanggar Willem Iskander, Edisi ke tiga dan hal 6)
3
Sejak dahulu orang Mandailing sangat gemar menuntut ilmu. Sekolah dasar
ada hampir setiap desa, bahkan desa-desa yang besar memiliki beberapa Sekolah
Dasar. SMP, SMU ,dan SMTA kejuruan baik negeri maupun swasta tersedia
menampung lulusan SMP.Disamping sekolah itu sekolah-sekolah agama Islam mulai
dari tingkat Ibtidaiyah sampai Aliyah tersedia menampung anak-anak yang ingin
disekolah-sekolah agama Islam. Disamping itu anak-anak murid sekolah Dasar
mengikuti pelajaran disekolah mengaji atau madrasah untuk belajar membaca AlQur’an, ada dua pesantren di daerah Mandailing, yaitu Madrasah Musthofawiyah dan
taman pendidikan Islam di Dalan Lidang, Panyabungan.4
Willer juga melaporkan, bahwa ketika Ia berada di Mandailing, Ia
menyaksikan memang sudah ada sekolah-sekolah di Mandailing yang didirikan oleh
orang Mandailing. Sekolah itu mengajarkan sedikit sekali hal-hal yang bersifat teori.
Pendidikan ini mengutamakan hal-hal yang praktis ( meer bog het practisch
onderwijs), seperti belajar menulis dan membaca bahasa dan aksara Mandailing,
pelajaran berhitung, budipekerti yang diambil dari nilai-nilai luhur budaya
Mandailing, tentang lembaga-lembaga adat ( voorvaderlijke zedeleer en instellingen),
dan tentang pertanian.
4
Basyral Hamidy Harahap. Willem Iskander (1840-1876) Sebagai Pejuang
Pendidikan Dan Pendidik Pejuang Daerah Sumatera Utara , Medan. Hal 25-26
4
Godon meningkatkan mutu pendidikan diwilayah ini dengan mendirikan
sekolah-sekolah untuk mencerdaskan orang Madina dan Angkola. Ketika itu yang
menjadi murid adalah anak-anak kalangan elit. Sampai bulah Februari 1857, Godon
sudah mendirikan 4 sekolah dengan 50 orang murid, masing-masing satu sekolah di
Penyabungan untuk wilayah Mandailing Godang, Padangsidimpuan untuk wilayah
Angkola, Kotanopan untuk wilayah Mandailing kecil. Pada masa itu penduduk
Angkola – Sipirok yang dapat membaca dan menulis 2 %.5
Godon menegaskan didalam laporannya, agar mempertimbangkan untuk
mendirikan sekolah guru di Mandailing Natal. Dalam rangka pemikiran itulah Godon
membawa Sati Nasution gelar Sutan Iskandar ke Negeri Belanda untuk menuntut
ilmu keguruan disana.
Sati Nasution gelar Sutan Iskandar, generasi
XI marga nasution, kelak
dikenal dengan nama Willem Iskander, lahir di Pidoli Lombang pada bulan Maret
1840. Willem Iskander adalah putra bugsu dari empat bersaudara, anak-anak dari
pasangan Raja Tinating dan si Anggur boru Lubis dari Rao.
5
Dalam buku Basyral Hamidy Harahap.2004. Madina yang Madani. , Panyabungan
: Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, cetakan pertama dan hal – 214
5
Sejarah telah mencatat, bahwa Willem Iskander adalah pemikir ( man of
thought). Kebesarannya terletak pada kelanggengan gagas-gagasannya mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia. Kepeloporannya dalam bidang pendidikan telah
menempatkan dirinya sebagai penggagas pelaksana kaderisasi cendekiawan bangsa
secara estafet melalui pendidikan guru. Program pendidikan guru yang digariskan
oleh Willem Iskander sangat strategis, karena guru adalah ujung tombak kemajuan.6
Inilah alasan penulis mengambil hal yang menarik untuk menulis tentang
usaha-usaha Willem Iskander untuk memajukan pendidikan di Mandailing Natal.
Dengan mengambil judul penelitian “ Peranan Willem Iskander
Dalam
Pendidikan Sekolah Guru Di TanoBato Mandailing Sumatera Utara ( 1862 –
1874 )“
6
basyral Hamiry harahap.1997. Willem Iskander (1840-1876) Sebagai Pejuang
Pendidikan dan Pendidik Pejuang Daerah Sumatera Utara, Medan. Hal -8
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka yang menjadi ruang
lingkup masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Willem Iskander sebagai tokoh pendidikan.
2. Willem Iskander mendirikan sekolah guru di Tanobato Kabupaten Mandailing
Natal.
3. Pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan pendidikan di Mandailing
Natal.
C. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana riwayat hidup Willem Iskander sebagai tokoh pendidikan ?
2. Bagaimana
latar belakang Willem Iskander mendirikan sekolah guru di
Tanobato Kabupaten Mandailing Natal ?
3. Bagaimana pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan pendidikan di
Mandailing Natal ?
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan maslah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Willem Iskander sebagai tokoh
pendidikan.
2. Untuk mengetahui latar belakang Willem Iskander pendirian sekolah guru
di Tanobato Kabupaten Mandailing Natal.
3. Untuk mengetahui pengaruh sekolah guru terhadap perkembangan
pendidikan di Mandailing Natal.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan dan masukan bagi masyarakat bahwa Willem Iskander
pemikir dan pelopor dalam bidang pendidikan.
2. Menambah khasanah dalam penulisan sejarah local, yang selama ini hampir
sudah tak terlihat, khususnya bagi masyarakat Mandailing Natal.
3. Sebagai bahan masukan bagi Instansi pemerintah dan kantor Wilayah
Departemen
Pendidikan
dan
kebudayaan
8
Provinsi
Sumatera
Utara
sehubungan Willem Iskander sebagai pejuang pendidikan daerah Sumatera
Utara.
4. Sebagai bahan pembanding bagi penulis lain untuk meneliti masalah yang
sama dengan penelitian tokoh yang berbeda.
5. Menambah pengetahuan bagi saya sendiri juga masyarakat dan khususnya
mahasiswa pendidikan sejarah Unimed.
9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah membaca perjalanan hidup dan peranan Willem Iskander dalam upaya
meningkatkan pendidikan di Mandailing, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagaiberikut :
1. Willem Iskander merupakan seorang tokoh pejuang pemikir yang bisa
mewujudkan apa yang dipikirkannya yaitu dengan melakukan gerakan
pencerahan dalam upaya meningkatkan martabat bangsa dalam bidang
pendidikan.
2. Wiilem Iskander merupakan seorang pelopor pendidikan Indonesia
yang telah memulai karirnya sebagai guru 15 tahun dan dan menjadi
guru paling muda pertama yang mengajar di sekolah formal di
Indonesia. Untuk menambah pengetahuannya sebagai guru. Willem
Iskander telah belajar dan melakukan studi ilmu studi ke Belanda dan
telah mendapatkan sertifikasi Hoofdakte ( sertifikasi guru bantu )..
3. Dalam upaya memperlancar program pencerdasan masyarakat
Mandailing, Willem Iskander membangun sebuah sekolah guru pada
tanggal 24 Oktober 1862 yang pertama di Mandailing, yaitu
Kweekschool Tanobato yang telah berhasil menciptakan guru – guru.
82
Murid – murid Willem Iskander tersebar ke berbagai penjuru di
Sumatera bahkan ada yang ke Jawa. Sekolah tersebut telah diakui
kualitasnya oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengadakan tes
dan inspeksi ke sekolah tersebut.
4. Willem Iskander sangat cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai
seorang guru. Dalam mengajar Willem Iskander hanya menggunakan
metode – metode sederhana dengan menggunakan bahasa Mandailing
yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari murid – muridnya.
Willem
Iskander
juga
menyusun
kurikulum
dan
kemudian
mengimplementasikannya. Kurikulum yang dibuat Willem Iskander
adalah kurikulum yang nyata yang berhasil memerangi ketakhayulan
yang masih dipercayai masyarakat waktu itu.
5. Willem Iskander adalah orang pertama dari bumiputera yang berhasil
mendidik dan mengembangkan nalar dan naluri guru yang mampu
menjadi pengarang. Sehingga gagasan – gagasannya mampu
menembus ruang dan waktu. Dalam salah satu gagasannya kepada
Gubernur pendidikan Hindia Belanda, Willem Iskander mengatakan
bahwa setiap guru harus mampu menciptakan buku pelajaran sendiri.
6. Willem Iskander merupakan inspirator pejuang kebangsaan melalui
karya – karyanya yang sarat dengan pesan – pesan perjuangan untuk
meraih kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. Buku Willem
83
Iskander yang paling terkenal adalah Si Bulus Bulus Si Rumbuk
rumbuk.
7. Semangat perjuangan mencerdaskan bangsa telah diamalkannya
dengan memperjuangkan guru – guru muda bisa mendapatkan
beasiswa ke Negeri Belanda guna menambah pengetahuan. Tiga calon
guru muda yang berhasil dibawa Willem Iskander ke Belanda adalah
1. Raden Mas Surono dari jawa, 2. Mas Ardi Sasmita dari Sunda, 3.
Dan Banas Lubis dari Madailing. Pejuang ini sebagai langkah pertama
dalam menanamkan semangat nasionalisme di kalangan intelektual
bangsa.
8. Pembangunan SMA Negeri Tanobato oleh Departemen Pendidikan
dan kebudayaan di lokasi pertapakan Kweekschool Tanobato pada
tahun 1981 – 1982 yang diresmikan pada tanggal 21 April 1983,
merupakan bukti betapa pemerintah Nasional sangat menghargai
kepahlawanan
Pembangunan
Pemerintah
Willem
sekolah
Nasional
Iskander
dalam
itu
sekaligus
bagi
prestasi
pendidikan.
merupakan
penghargaan
Willem
mempelopori pendidikan guru di Tanah Air.
84
dunia
Iskander
dalam
B. Saran
1. Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita mengingat jasa dan peran para
pendahulu kita, seperti halnya para pahlawan kita yang telah memperjuangkan
negeru kita tercinta ini hingga saat yang kita rasakan saai ini. Sangatlah sia –
sia apabila seorang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi bangsa
lantas kita lupakan begitu saja. Willem Iskander merupakan salah satu
pahlawan yang harus kita ingat jasanya. Karena beliau maka di Indonesia,
terutama di Sumatera pendidikan menjadi sumber budaya dan sumber
pencerahan bagi masyarakat.
2. Seharusnya buku – buku tentang Willem Iskander sebagai pahlawan
pendidikan dan pencerahan lebih banyak lagi diterbitkan atau bahkan buku
karya Willem Iskander dimunculkan lagi dalam dunia pendidikan saat ini,
karena Willem Iskander adalah sebuah tulisan yang telah terbukti bisa
menembus ruang dan waktu. Dengan begitu, akan semakin banyak lagi jiwa –
jiwa muda yang akan terdorong untuk ikut serta mencerdaskan bangsa
terutama di bidang pendidikan. Willem Iskander bisa menjadi contoh yang
nyata bagi guru – guru muda dalam proses pencerdasan bangsa.
3. Sebagai seorang mahasiswa yang harus banyak membaca guna menambah
wawasan dan perbendaharaan ilmu
pengetahuan, harus membaca buku
tulisan tentang Willem Iskander ini, karena akan bisa menjadi bahan
percontohan bagaimana cara yang tepatuntuk menyampaikan pelajaran
dengan metode – metode yang sederhana. Tidak ada gunanya media canggih
85
pada zaman sekarang ini apabila seorang guru tersebut tidak bisa mengajak
muridnya untuk mencintai pelajaran yang diajarkannya.
4. Guru – guru masa depan diharapkan mampu meniru bahkan bisa
mengembangkan pendidikan yang telah dibawa oleh Willem Iskander. Tulus,
bijaksana, arif dan bertanggung jawab dan juju merupakan modal Willem
Iskander dalam memperjuangkan cita – citanya untuk meningkatkan dan
mengangkat harkat martabat bangsa terutama di bidang pendidikan.
5. Sekali lagi untuk penghargaan kepada Willem Iskander ada baiknya jika
pemerintah mengabdikan perjuangannya dalam bentuk tugu atau monument di
daerah Mandailing, agar masyarakat yang telah mengenal Willem Iskander
selalu mengingat perjuangannya dan bisa menjadi motivasi tersendiri bagi diri
masing – masing sedangkan bagi anak – anak muda nantinya monument
tersebut akan memperkenalkan kepada mereka siapa Willem Iskander.
6. Ada baiknya apabila pemerintah mengadakan suatu kompotisi kemahiran dan
kepiawaian mengajar bagi setiap guru – guru muda. Nantinya guru muda yang
menjuarai akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dengan ini maka
akan menjadi suatu motivasi bagi guru muda untuk lebih meningkatkan
keahliannya dalam menyampaikan pelajaran.
86