PERANAN WILLEM ISKANDER DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MANDAILING.

(1)

PERANAN WILLEM ISKANDER DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

MANDAILING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

SYARIFUDDIN

NIM. 309 121 076

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

Syarifuddin, NIM 309121076. Peranan Willem Iskander dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Mandailing. Skripsi, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2013.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Willem Iskander merupakan seorang tokoh pendidikan yang berperan dalam peningkatan pendidikan pada masyarakat Mandailing.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui peranan Willem Iskander dalam upaya meningkatkan pendidikan masyarakat Mandailing, 2) Apa saja bentuk pendidikan yang diberikan, 3) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan di Mandailing, 4) Dampak pendidikan yang diberikan Willem Iskander sampai sekarang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan studi pustaka (library research). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara (interview) dan literatur.

Kesimpulan dari penelitian adalah Willem Iskander sangat berperan dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Mandailing bahkan sampai ke wilayah Sumatera. Salah satu peran pentingnya adalah membangun sekolah keguruan pertama di Sumatera yaitu Kweekschool Tanobato dan sekaligus menjadi guru di sekolah tersebut. Willem Iskander menulis sebuah buku yang berjudul Si Bulus Bulus Si Rumbuk Rumbuk yang menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan maupun perlawanan terhadap penjajahan.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya serta shalawat berangkai salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kehidupan manusia dari zaman kebodohan sampai pada zaman yang penuh dengan pendidikan saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Willem Iskander

dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Mandailing”.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan. Skripsi ini ditulis dengan mendapatkan banyak bimbingan, arahan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibunda tercinta Sangkot Faridah Nasution yang telah mendidik dan membesarkan saya mulai dari saya terlahir di dunia ini dengan penuh kasih sayang dan rasa cinta yang tidak pernah ada habisnya yang tidak pernah saya dapatkan dari orang lain. Sekali lagi terimakasih kepadamu ibu telah membimbing saya hingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Ayahanda tercinta Masran Batubara yang senantiasa memberi dukungan moril maupun materil sampai saya dan adik-adik saya bisa bersekolah


(6)

iii

setinggi-tingginya. Apapun yang ayah lakukan adalah yang terbaik bagi saya karena engkau adalah imam dalam keluarga. Mudah-mudahan skripsi ini bisa menjadi sebuah kado kecil sebagai tanda kasih sayang saya sebagai anak kepada ayah. Terimakasih ayah telah berusaha menyekolahkan kami anak-anakmu ini.

3. Nur Asmaq, Ahmad Ansouri, Naziruddin, Abdul Hamid, Abdul Rahman, dan Abdul Hakim Batubara adalah adik-adikku yang senantiasa juga memberikan semangat dan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini serta terimakasih juga kepada keluarga besar Batubara yang tidak mungkin disebutkan namanya yang juga turut serta membimbing saya hingga terselesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor di Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. H. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, sebagi Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan masukan, kritik dan saran kepada penulis hingga terselesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan yang juga merupakan Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang telah memberi banyak sekali arahan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih ibu


(7)

iv

atas dorongan mental yang ibu berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Ponirin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah memberi arahan kepada penulis selama melaksanakan kuliah di Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed.

9. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Dosen Penguji yang juga telah banyak mengoreksi dan memberikan masukan kepada penulis hingga skripsi selesai.

10. Bapak Tappil Rambe, S.Pd, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis hingga terselesaikan skripsi ini. 11. Teristimewa juga buat Dian Dini Anggraini My beloved yang tidak pernah

lelah dan bosan untuk selalu mendampingi, membantu, dan mendukung penulis mulai dari awal pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

12. Terimakasih buat abang-abang stambuk yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu dan kawan-kawan satu stambuk terutama kelas A Reguler Jurusan Pendidikan sejarah yang selalu ada untuk membantu dan memberi dukungan kepada saya. Kenangan waktu kuliah tidak akan pernah terlupakan, perdebatan, canda dan tawa itu akan selalu ada.

13. Buat kawan-kawan satu PPL terimakasih telah atas segala perhatiannya selama kita berada satu posko di Perbaungan. Kalian semua akan selalu tersimpan dalam memori saya. Gila-gilaan itu akan kita ulangi lagi fren. 14. Buat siswa siswi SMP Negeri 2 Perbaungan yang telah membantu penulis


(8)

v

Ada yang bandal, ada yang baik, ada yang ada-ada saja, kalian semua adalah pengalaman pertama saya ketika mengajar sungguhan. Walaupun kadan stress mikiri tingkah kalian.

15. Terima kasih kepada Guru-guru saya yang telah memberikan banyak ilmu dan banyak hal yang belum saya ketahui sebelumnya mulai dari pertama kali saya sekolah di TK Al-Quran Ulfah Padangsidimpuan kemudian SD Negeri 10 (SD Manggis) Padangsidimpuan, lanjut ke SMP Negeri 1 Padangsidimpuan, hingga saya masuk ke MAN 2 Model Padangsidimpuan. Berkat ilmu yang kalian berikan juga saya bisa melanjutkan pendidikan di Unimed hingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis. Amiiin.

Penulis yakin bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, masukan dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Dan akhirnya penulis berharap hasil dari penelitian dalam bentuk skripsi ini sedikit banyak membantu bagi pihak-pihak yang memerlukan, sehingga apa yang telah penulis hasilkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamu‘alaikum, Wr. Wb.

Medan, Juni 2013 Peneliti

Syarifuddin Batubara NIM: 309 121 076


(9)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

1. Kerangka Konseptual... 8

a. Pengertian Peranan... 8

b. Pengertian Masyarakat... 9

c. Willem Iskander... 11

d. Pengertian Pendidikan... 13

2. Kerangka Berpikir... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 18

A. Metode Penelitian... 18

B. Lokasi Penelitian... 18

C. Populasi dan Sampel... 19

1. Populasi... 19


(10)

vii

D. Sumber Data... 20

1. Sumber Primer... 20

2. Sumber Sekunder... 20

E. Teknik Pengumpulan Data... 20

1. Wawancara... 20

2. Literatur... 21

F. Teknik Analisa Data... 21

1. Mengumpulkan Data... 21

2. Mengklarifikasikan Data... 21

3. Menganalisa Data... 21

4. Membuat Kesimpulan... 21

BAB IV PEMBAHASAN... 22

A. Keadaan Geografis dan Budaya Mandailing... 22

1. Kondisi Geografis Mandailing... 22

2. Budaya Masyarakat Mandailing... 23

B. Willem Iskander dalam Pendidikan... 26

1. Kehidupan Masa Kecil Willem Iskander... 26

2. Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga... 29

3. Pendidikan Formal Pertama di Tanah Air... 30

C. Peranan Willem Iskander dalam Bidang Pendidikan... 32

1. Sebagai Guru dan Kerani... 32

2. Willem Iskander di Belanda (Usaha untuk Mewujudkan Cita-citanya Meningkatkan Pendidikan di Mandailing... 34

3. Upaya-upaya Willem Iskander untuk meningkatkan Pendidikan Masyarakat Mandailing... 41

4. Willem Iskander sebagai Guru dan Pengarang... 50

5. Keunggulan-keungulan Willem Iskander... 62


(11)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72

A. Kesimpulan... 72 B. Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR WAWANCARA BIODATA INFORMAN LAMPIRAN


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan cara utama untuk mencerdaskan manusia. Jika dilihat secara umum pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Pendidikan bisa diperoleh dari lingkungan keluarga (pendidikan informal), masyarakat (pendidikan nonformal), dan juga dari sekolah (pendidikan formal). Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sudah bisa mendapatkan pendidikan sesuai dengan tingkatan dan potensi yang dimilikinya. Pendidikan merupakan salah satu organ vital dalam kemajuan dan kemakmuran suatu bangsa dan negara, karena pendidikan tidak pernah ada habisnya dan akan terus menerus berlangsung selama manusia masih hidup.

Sistem pendidikan yang diterapkan oleh suatu bangsa akan menuntun bangsa tersebut pada kejayaannya. Kecerdasan, potensi diri, spritual keagamaamn,


(13)

2

serta kepribadian akan diperoleh dari pendidikan. Di Indonesia pendidikan dilandasi oleh Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pendidikan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang, baik pendidikan secara formal maupun nonformal. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia, pendidikan formal sudah menjalar di seluruh Nusantara walupun dengan sistem yang sepenuhnya dibuat oleh Belanda. Pendidikan pada saat itu hanya diberikan untuk kaum bangsawan Belanda maupun Indonesia.

Pendidikan dengan sistem seperti ini, sangat tidak adil karena jika hanya kaum bangsawan yang sekolah untuk memperoleh pendidikan maka akan terjadi ketimpangan dan ketidak adilan bagi rakyat yang tidak mampu. Untuk mengatasi masalah tersebut maka banyak sekali tokoh yang mengabdikan dirinya untuk membantu memajukan pendidikan di Indonesia karena setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Salah satu tokoh yang tergugah hatinya untuk memajukan pendidikan di Indonesia adalah Willem Iskander. Willem Iskander berasal dari Mandailing, tepatnya di Pidoli Lombang. Pada waktu kecilnya Willem Iskander bernama Sati Nasution dan merupakan keturunan dari seorang raja Mandailing. Beliau merupakan tokoh pendidikan dan juga sebagai seorang sastrawan (pujangga).

Banyak sekali pemikiran dan tiadakan sosial yang diberikannya dalam usaha memajukan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendirikan sekolah (Normaal Kweekschool) di Tanobato, Mandailing. Sekolah tersebut merupakan sekolah keguruan formal tertua di Sumatera. Selain mendirikan sekolah, beliau juga merupakan seorang guru yang telah menimba ilmu sampai ke


(14)

3

Belanda. Willem iskander sudah menjadi guru mulai dari umur 15 tahun dan menjadi guru termuda di sekolah formal dalam sejarah.

Sebagai seorang pujangga Willem Iskander telah menciptakan beberapa karya tulis yang menggunakan bahasa daerah (Mandailing). Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah buku Si Bulus-bulus Si Rumbuk-rumbuk. Buku ini mengandung makna tentang pentingnya kasih sayang, manusia religius, pendidikan, nasionalisme, dan mawas diri. Buku ini diterbitkan pada tahun 1872 di Batavia oleh percetakan Landsrukkerij. Setelah dicetak untuk yang pertama kali, buku ini langsung menjadi bacaan utama di Sekolah Rendah, Sekolah Rakyat, HIS, dan sekolah dasar.

Dalam usaha memajukan pendidikan di Indonesia, Willem Iskander pernah mebuat usulan kepada Pemerintahan Belanda untuk memberikan beasiswa kepada guru-guru muda agar bisa memperoleh pendidikan keguruan di Negeri Belanda seperti halnya dia sebelumnya. Pada mulanya rancangan ini berjalan seperti yang diharapkan. Namun setelah satu tahun menjalani pendidikan di Belanda, tiga orang guru muda yang dibawa oleh Willem Iskander meninggal dunia sehingga proyek besar yang diimpikannya tersebut gagal dan membuatnya frustasi.

Pada tanggal 27 Januari 1876 Willem Iskander menikah dengan seorang gadis berkebangsaan Belanda yang bernama Maria Christina Jacoba Winter. Dengan adanya pernikahan tersebut Willem Iskander dinaturalisasi menjadi warga Belanda dan diberikan nama Willem Iskander. Namun baru tiga bulan menikah Willem Iskander meninggal dunia.


(15)

4

Walaupun Willem Iskander meninggal dunia bukan berarti perjuangannya untuk memajukan pendidikan di Indonesia telah selesai. Selama hidupnya menjadi guru, Willem Iskander telah mengajari ratusan murid yang akan meneruskan perjuangannya untuk menangkat martabat bangsa Indonesia di bidang pendidikan. Pemikiran-pemikiran dan kearifan yang telah diajarkannya selama ini akan terus berkembang karena ilmu yang diajarkan tidak akan pernah ada habisnya.

Setelah meninggalnya Willem Iskander, tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia semakin berkembang dengan pemikiran yang lebih modern. Banyak sekali tokoh-tokoh yang menyumbangkan pemikiran dan gagasannya dalam rangka mensejahterakan rakyat Indonesia di bidang pendidikan. Pada masa sekarang ini, pendidikan Indonesia sudah berada dalam taraf yang tinggi karena telah mampu besaing dengan negara asing.

Namun di balik kesejahteraan yang dirasakan saat ini, ternyata masih banyak anak-anak sebagai generasi penerus bangsa yang tidak bisa bersekolah untuk mendapatkan pendidikan secara formal terutama di daerah mandailing tempat kelahiran tokoh pendidikan Willem Iskander. Dari kenyataan ini kita bisa kembali melihat ke belakang sehingga akan menimbulkan banyak pendapat tentang keadaan pendidikan di Mandailing sebelum dan setelah munculnya tokoh Willem Iskander.

Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Peranan Willem Iskander dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Mandailing”.


(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka masalah yang teridentifikasi adalah:

1. Keadaan pendidikan di Mandailing pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

2. Keadaan pendidikan di Mandailing setelah muncul peranan tokoh pendidikan Willem Iskander.

3. Sistem pendidikan yang di tawarkan oleh Willem Iskander pada masyarakat Mandailing

4. Upaya yang dilakukan oleh Willem Iskander untuk meningkatkan mutu pendidikan di Mandailing.

5. Dampak pendidikan yang di berikan oleh Willem Iskander terhadap pendidikan masa sekarang.

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, sehingga dalam hal ini mengharuskan peneliti untuk membatasi masalah yang ada agar penulisan ilmiah ini dapat lebih terarah. Dengan demikian apa yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti membatasi masalah pada “Peranan Willem Iskander dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Mandailing”.


(17)

6

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan tokoh Willem Iskander dalam upaya meningkatkan pendidikan masyarakat mandailing ?

2. Apa saja bentuk pendidikan yang ditawarkan oleh Willem Iskandar untuk meningkatkan mutu pendidikan di Mandailing ?

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Willem Iskander untuk mensejahterakan masyarakat dalam bidang pendidikan ?

4. Apakah dampak pendidikan yang diberikan Willem Iskandar bagi pendidikan masa sekarang ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peranan Willem Iskandar dalam upaya meningkatkan pendidikan masyarakat mandailing.

2. Untuk mengetahui apa saja bentuk pendidikan yang diberikan oleh Willem Iskandar.

3. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan Willem Iskander untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.

4. Untuk mengetahui dampak pendidikan yang diberikan Willem Iskander bagi pendidikan masa sekarang.


(18)

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini bermanfaat bagi kepentingan masyarakat agar masyarakat

dapat mengetahui sejarah tokoh pendidikan Willem Iskander.

2. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca untuk mengetahui bagaimana peranan Willem Iskander dalam upaya meningkatkan pendidikan masyarakat mandailing.

3. Penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi sumber bahan bacaan, khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.

4. Sebagai pengembangan ilmu bagi peneliti sendiri dalam rangka pengembangan selanjutnya.

5. Sebagai pelengkap referensi hasil penelitian dalam ruang lingkup sejarah lokal Indonesia.


(19)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membaca perjalanan hidup dan peranan Willem Iskander dalam upaya meningkatkan pendidikan di Mandailing, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Willem Iskander merupakan seorang tokoh pejuang pemikir yang bisa mewujudkan apa yang dipikirkannya yaitu dengan melakukan gerakan pencerahan dalam upaya meningkatkan martabat bangsa dalam bidang pendidikan.

2. Willem Iskander merupakan seorang pelopor pendidikan Indonesia yang telah memulai karirnya sebagai guru pada usia 15 tahun dan menjadi guru paling muda pertama yang mengajar di sekolah formal di Indonesia. Untuk menambah pengetahuannya sebagai guru, Willem Iskander telah belajar dan melakukan studi ilmu keguruan ke Belanda dan telah mendapatkan sertifikat Hoofdakte (sertifikat guru bantu). 3. Dalam upaya memperlancar program pencerdasan masyarakat

Mandailing, Willem Iskander telah membangun sebuah sekolah guru yang pertama di Indonesia, yaitu Kweekschool Tanobato yang telah berhasil menciptakan guru-guru muda. Murid-murid Willem Iskander tersebar ke berbagai penjuru di Sumatera bahkan ada yang ke Jawa.


(20)

73

Sekolah tersebut telah diakui kualitasnya oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengadakan tes dan inspeksi ke sekolah tersebut. 4. Willem Iskander sangat cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai

seorang guru. Dalam mengajar Willem Iskander hanya menggunakan metode-metode sederhana dengan menggunakan bahasa Mandailing yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari murid muridnya. Willem Iskander juga bisa menyusun kurikulum dan kemudian mengimplementasikannya. Kurikulum yang dibuat Willem Iskander adalah kurikulum yang nyata yang berhasil memerangi ketakhayulan yang masih dipercayai masyarakat waktu itu.

5. Willem Iskander adalah orang pertama dari bumiputera yang berhasil mendidik dan mengembangkan nalar dan naluri guru yang mampu menjadi pengarang, sehingga gagasan-gagsannya mampu menembus ruang dan waktu. Dalam salah satu gagasanya kepada Gubernur Pendidikan Hindia Belanda, Willem Iskander mengatakan bahwa setiap guru harus mampu menciptakan buku pelajaran sendiri.

6. Willem Iskander merupakan ispirator pejuang kebangsaan melalui karya-karyanya yang sarat dengan pesan-pesan perjuangan untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. Buku Willem Iskander yang paling terkenal adalah Si Bulus Bulus Si Rumbuk Rumbuk.

7. Semangat perjuangan mencerdaskan bangsa telah diamalkannya dengan memperjuangkan guru-guru muda untuk bisa mendapatkan


(21)

74

beasiswa ke Negeri Belanda guna menambah pengetahuan. Tiga nama guru muda yang berhasil dibawa oleh Willem Iskander ke Belanda adalah: 1. Raden Mas Surono dari Jawa, 2. Mas Ardi Sasmita dari Sunda, 3. Dan Banas Lubis dari Mandailing. Perjuangan ini sebagai langkah pertama dalam menanamkan semangat nasionalisme di kalangan intelektual bangsa.

B. Saran

1. Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita mengingat jasa dan peran para pendahulu kita, seperti halnya para pahlawan kita yang telah memperjuangkan negeri yang tercinta ini hingga saat yang kita rasakan saat ini. Sangatlah sia-sia apabila seseorang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi bangsa lantas kita lupakan begitu saja. Willem Iskander merupakan slah satu pahlawan yang harus kita ingat jasanya. Karena beliau maka di Indonesia, terutama di Sumatera pendidikan menjadi sumber budaya dan sumber pencerahan bagi masyarakat.

2. Seharusnya buku-buku tentang Willem Iskander sebagai pahlawan pendidikan dan pencerahan lebih banyak lagi diterbitkan atau bahkan buku karya Willem Iskander dimunculkan lagi dalam dunia pendidikan saat ini, karena karya Willem Iskander adalah sebuah tulisan yang telah terbukti bisa menembus ruang dan waktu. Dengan begitu, akan semakin banyak lagi jiwa-jiwa muda yang akan terdorong


(22)

75

untuk ikut serta mencerdaskan bangsa terutama di bidang pendidikan. Willem Iskander bisa menjadi contoh yang nyata bagi guru-guru muda dalam proses pencerdasan bangsa.

3. Sebagai seorang mahasiswa yang harus banyak membaca guna menambah wawasan dan perbendaharaan ilmu pengetahuan, harus membaca buku tulisan tulisan tentang Willem Iskander ini, karena akan bisa menjadi bahan percontohan bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan pelajaran dengan metode-metode yang sederhana. Tidak ada gunanya media canggih pada zaman sekarang ini apabila seorang guru tersebut tidak bisa mengajak muridnya untuk mencintai pelajaran yang diajarkannya.

4. Guru-guru masa depan diharapkan mampu meniru bahkan bisa mengembangkan pendidikan yang telah dibawa oleh Willem Iskander. Tulus, bijaksana, arif, bertanggungjawab dan jujur merupakan modal Willem Iskander dalam memperjuangkan cita-citanya untuk meningkatkan dan mengangkat harkat mertabat bangsa terutama di bidang pendidikan.

5. Sekali lagi untuk penghargaan kepada Willem Iskander ada baiknya jika pemerintah mengabadikan perjuangannya dalam bentuk tugu atau monumen di daerah Mandailing, agar masyarakat yang telah mengenal Willem Iskander selalu mengingat perjuangannya dan bisa menjadi motivasi tersendiri bagi diri masing-masing sedangkan bagi


(23)

76

anak-anak muda nantinya monumen tersebut akan memperkenalkan kepada mereka siapa Willem Iskander.

6. Ada baiknya apabila pemerintah mengadakan suatu kompetisi kemahiran dan kepiawaian mengajar bagi setiap guru-guru muda. Nantinya guru muda yang menjuarai akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dengan ini maka akan menjadi suatu motivasi bagi guru-guru muda untuk lebih meningkatkan keahliannya dalam menyampaikan pelajaran.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Buchori, Mochtar. (2007). Evolusi Pendidikan di Indonesia dari Kweekschool sampai ke IKIP. Yogyakarta. Insist Press.

Damsar. (2011). Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Pernada Media.

Gottschalk, Louis. (2006). Mengerti Sejarah. Jakarta. UI-Press.

Harahap, Basyral Hamidi, dkk. (1997). Willem Iskander sebagai Pejuang Pendidikan dan Pejuang Daerah Sumatera Utara. Medan.

Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (edisi revisi). Jakarta. Raj Grafindo Persada.

Ihsan, Fuad. (2011). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. (2007). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Djambatan.

Langgulung, Hasan. (1988). Pendidikan Islam Mengahdapi Abad ke-21. Jakarta. Pustaka Al-Husna.

Lubis, Damanhuri. (2005). Mandailing dalam Lintasan Sejarah. Medan.

Manullang, Belferik dan Priyatno. (2010). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan. Pasca Sarjana Unimed.


(25)

Parlindungan, Mangaradja Onggang. (2007). Tuanku Rao. Yogyakarta. Lkis Yogyakarta.

Shadily, Hassan. (1984). Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia (edisi ke-10). Jakarta. Bina Aksara.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar (edisi ke-4). Jakarta. Rajawali Pers.

Willem Iskander. (1957). Si Bulus Bulus Si Rumbuk Rumbuk. Medan. Casso Medan.


(1)

Sekolah tersebut telah diakui kualitasnya oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengadakan tes dan inspeksi ke sekolah tersebut. 4. Willem Iskander sangat cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai

seorang guru. Dalam mengajar Willem Iskander hanya menggunakan metode-metode sederhana dengan menggunakan bahasa Mandailing yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari murid muridnya. Willem Iskander juga bisa menyusun kurikulum dan kemudian mengimplementasikannya. Kurikulum yang dibuat Willem Iskander adalah kurikulum yang nyata yang berhasil memerangi ketakhayulan yang masih dipercayai masyarakat waktu itu.

5. Willem Iskander adalah orang pertama dari bumiputera yang berhasil mendidik dan mengembangkan nalar dan naluri guru yang mampu menjadi pengarang, sehingga gagasan-gagsannya mampu menembus ruang dan waktu. Dalam salah satu gagasanya kepada Gubernur Pendidikan Hindia Belanda, Willem Iskander mengatakan bahwa setiap guru harus mampu menciptakan buku pelajaran sendiri.

6. Willem Iskander merupakan ispirator pejuang kebangsaan melalui karya-karyanya yang sarat dengan pesan-pesan perjuangan untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. Buku Willem Iskander yang paling terkenal adalah Si Bulus Bulus Si Rumbuk Rumbuk.

7. Semangat perjuangan mencerdaskan bangsa telah diamalkannya dengan memperjuangkan guru-guru muda untuk bisa mendapatkan


(2)

74

beasiswa ke Negeri Belanda guna menambah pengetahuan. Tiga nama guru muda yang berhasil dibawa oleh Willem Iskander ke Belanda adalah: 1. Raden Mas Surono dari Jawa, 2. Mas Ardi Sasmita dari Sunda, 3. Dan Banas Lubis dari Mandailing. Perjuangan ini sebagai langkah pertama dalam menanamkan semangat nasionalisme di kalangan intelektual bangsa.

B. Saran

1. Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita mengingat jasa dan peran para pendahulu kita, seperti halnya para pahlawan kita yang telah memperjuangkan negeri yang tercinta ini hingga saat yang kita rasakan saat ini. Sangatlah sia-sia apabila seseorang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi bangsa lantas kita lupakan begitu saja. Willem Iskander merupakan slah satu pahlawan yang harus kita ingat jasanya. Karena beliau maka di Indonesia, terutama di Sumatera pendidikan menjadi sumber budaya dan sumber pencerahan bagi masyarakat.

2. Seharusnya buku-buku tentang Willem Iskander sebagai pahlawan pendidikan dan pencerahan lebih banyak lagi diterbitkan atau bahkan buku karya Willem Iskander dimunculkan lagi dalam dunia pendidikan saat ini, karena karya Willem Iskander adalah sebuah tulisan yang telah terbukti bisa menembus ruang dan waktu. Dengan begitu, akan semakin banyak lagi jiwa-jiwa muda yang akan terdorong


(3)

untuk ikut serta mencerdaskan bangsa terutama di bidang pendidikan. Willem Iskander bisa menjadi contoh yang nyata bagi guru-guru muda dalam proses pencerdasan bangsa.

3. Sebagai seorang mahasiswa yang harus banyak membaca guna menambah wawasan dan perbendaharaan ilmu pengetahuan, harus membaca buku tulisan tulisan tentang Willem Iskander ini, karena akan bisa menjadi bahan percontohan bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan pelajaran dengan metode-metode yang sederhana. Tidak ada gunanya media canggih pada zaman sekarang ini apabila seorang guru tersebut tidak bisa mengajak muridnya untuk mencintai pelajaran yang diajarkannya.

4. Guru-guru masa depan diharapkan mampu meniru bahkan bisa mengembangkan pendidikan yang telah dibawa oleh Willem Iskander. Tulus, bijaksana, arif, bertanggungjawab dan jujur merupakan modal Willem Iskander dalam memperjuangkan cita-citanya untuk meningkatkan dan mengangkat harkat mertabat bangsa terutama di bidang pendidikan.

5. Sekali lagi untuk penghargaan kepada Willem Iskander ada baiknya jika pemerintah mengabadikan perjuangannya dalam bentuk tugu atau monumen di daerah Mandailing, agar masyarakat yang telah mengenal Willem Iskander selalu mengingat perjuangannya dan bisa menjadi motivasi tersendiri bagi diri masing-masing sedangkan bagi


(4)

76

anak-anak muda nantinya monumen tersebut akan memperkenalkan kepada mereka siapa Willem Iskander.

6. Ada baiknya apabila pemerintah mengadakan suatu kompetisi kemahiran dan kepiawaian mengajar bagi setiap guru-guru muda. Nantinya guru muda yang menjuarai akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dengan ini maka akan menjadi suatu motivasi bagi guru-guru muda untuk lebih meningkatkan keahliannya dalam menyampaikan pelajaran.


(5)

Jakarta. Rineka Cipta.

Buchori, Mochtar. (2007). Evolusi Pendidikan di Indonesia dari Kweekschool sampai ke IKIP. Yogyakarta. Insist Press.

Damsar. (2011). Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Pernada Media.

Gottschalk, Louis. (2006). Mengerti Sejarah. Jakarta. UI-Press.

Harahap, Basyral Hamidi, dkk. (1997). Willem Iskander sebagai Pejuang Pendidikan dan Pejuang Daerah Sumatera Utara. Medan.

Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (edisi revisi). Jakarta. Raj Grafindo Persada.

Ihsan, Fuad. (2011). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. (2007). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Djambatan.

Langgulung, Hasan. (1988). Pendidikan Islam Mengahdapi Abad ke-21. Jakarta. Pustaka Al-Husna.

Lubis, Damanhuri. (2005). Mandailing dalam Lintasan Sejarah. Medan.

Manullang, Belferik dan Priyatno. (2010). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan. Pasca Sarjana Unimed.


(6)

Parlindungan, Mangaradja Onggang. (2007). Tuanku Rao. Yogyakarta. Lkis Yogyakarta.

Shadily, Hassan. (1984). Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia (edisi ke-10). Jakarta. Bina Aksara.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar (edisi ke-4). Jakarta. Rajawali Pers.

Willem Iskander. (1957). Si Bulus Bulus Si Rumbuk Rumbuk. Medan. Casso Medan.


Dokumen yang terkait

Diversifikasi Pemanfaatan Lahan Persawahan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani” (Studi di Desa Sitabotabo, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 105 107

Respon Masyarakat Petani Terhadap Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Pembangunan Sektor Pertanian Di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab. Batu bara

0 41 170

Modernisasi Pada Bentuk Dan Tema Dalam Prosa-Prosa Willem Iskander (1840-1876)

0 22 8

SIKAP MAHASISWA TERHADAP WILLEM ISKANDER SEBAGAI TOKOH PENDIDIKAN SUMATERA UTARA DI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 1 23

PERANAN WILLEM ISKANDAR DALAM PENDIDIKAN SEKOLAH GURU DI TANOBATO MANDAILING SUNATERA UTARA (1862-1874).

1 11 26

PERANAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH WERU SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM MASYARAKAT Peranan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weru Sukoharjo dalam Meningkatkan Pendidikan Islam Masyarakat Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/2015.

0 2 16

UPAYA MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM BAGI MASYARAKAT BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Upaya Muhammadiyah Dalam Meningkatkan Pendidikan Islam Bagi Masyarakat Bojong Kabupaten Pekalongan (Tahun 2014/2015).

0 2 16

UPAYA MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM BAGI MASYARAKAT BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Upaya Muhammadiyah Dalam Meningkatkan Pendidikan Islam Bagi Masyarakat Bojong Kabupaten Pekalongan (Tahun 2014/2015).

0 2 17

PERANAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

1 1 11

MAKALAH PERANAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

0 0 4