SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS Satuan Lingual Yang Mengandung Pronomina Persona Pertama Dan Kedua Pada Teks Terjemahan Hadis Pada Buku Sahih Buchori Muslim.
SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA
PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS
PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM
Artikel Publikasi
Diajukan Kepada Progam Studi Magister Pengkajian Bahasa
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan
Oleh:
OKTAVIA ILHAM PRASTIKA
S 200130050
MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA INDONESIA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA
Jl. A Yani Tromol Pos
I
- Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI
Yang bertanda tangan pembimbing tesis,
Nama
Prof. Dr. Markhamah, M.Hum.
NIPA{IK
195804141 987032001
Nama
Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum.
NIPA{IK
Telah membaca dan mencermati naskah publikasi, yang merupakan ringkasan
tesis dari mahasiswa,
Nama
Oktavia Ilham Prastika
NIM
s200130050
Program Studi
Magister Pengkaj ian Bahasa
Konsentrasi
Pengkajian Bahasa Indonesia
Judul
SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA
PERSONA KEDUA PADA TEKS TERIEMAHAN HADIS
PADA BUKU SAHIH BUCHOKT MUSLIM
Naskah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian
persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Juni 2015
Pembimbing II,
Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum.
Dr. Markhamah, M.Hum.
SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA
KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH
BUCHORI MUSLIM
Oktavia Ilham Prastika, S200130050, Magister Pengkajian Bahasa Indonesia,
Pascasarjana,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta, (57127)
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
This research has three objectives. First, describing the form category and
define the linguistics hierarchy in a lingual unit which is contain and second
persona pronoun on the hadith text translation. Second, describing the function
which is residing a lingual unit contains the second persona pronoun in the hadith
translation text. Third, determine the role which is reside in a lingual unit contain
the second persona pronoun in the hadith text translation. The sort of this
research is qualitative descriptive. The sources of the data are documents or
archives about information which is written in the hadith text translation. The
method of collecting data in this research is using the method of scrutinize and
record. At first the researcher scrutinize the hadith text translation, then identify
the data which is contain the first and the second persona pronoun, and then
classify and record by identifying the hadith text translation which is contain the
first and the second persona pronoun, and the last is analyzing it. The data
analysis method is using parable and apportion method. Apportion method is used
to describe lingual hierarchy which is contain PP2 in hadith text translation, and
the parable method is used to analyze the function, category, and the role in
hadith text translation. There are three results in this thesis, first is linguistics
hierarchy and category form in a lingual unit of PP2 in the hadith text translation
that is word and phrase. Lingual unit which contain word cover the word of noun.
Lingual unit which contain phrase cover Noun Phrase, Prepotional Phrase,
Enclitic, Verb Phrase, Attributive Phrase, and Adjective Phrase. Second, the
function that fulfilled by a unit of lingual which is contains of PP2 are Subject,
Predicate, Object, and Complement. Third, the function that fulfilled by a unit of
lingual which is contains PP2 in the hadith translation text are a role of subject, a
role of experience, a role of direction/destination, a role of accusative, a role of
deed, a role of the way, a role of time, a role of participation, and a role
comparison.
Keyword: second persona pronoun, hadith translation text, category, function,
dan a role
iv
ABSTRAK
Penelitian ini memilki tiga tujuan. Pertama, mendeskripsikan wujud
kategori dan menentukan hierarki linguistik pada satuan lingual yang mengandung
pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Kedua, mendeskripsikan
fungsi yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina kedua pada
teks terjamahan hadis. Ketiga, menentukan peran yang menduduki pada satuan
lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah
dokumen atau arsip-arsip tentang informasi yang tertulis dalam teks terjemahan
hadis. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak dan
teksik catat. Mula-mula peneliti menyimak teks terjemahan hadis, lalu
mengidentifikasi data yang mengandung pronomina persona kedua, lalu
mengklasifikasikan dan mencatat dengan mengidentifikasi teks terjemahan hadis
yang mengandung pronominal persona kedua, terakhir menganalisisnya. Metode
analisis data menggunakan metode padan referensial dan metode agih baca
markah. Metode agih untuk mendeskripsikan hierarki lingual yang mengandung
PP2 pada TTH, dan metode padan digunakan untuk menganalisis fungsi, kategori,
peran pada TTH. Hasil penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang
ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah kata (nomina) dan frasa (preposisi,
nomina, verba, atribut, dan modifikatif). Kedua, fungsi yang ditemukan oleh
satuan lingual ber-PP2 meliputi fungsi (subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan
keterangan. Ketiga, peran yang diisi oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran
(pelaku, pengalam, perbuatan, perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu).
Kata kunci : pronomina persona pertama dan kedua, teks terjemahan hadis,
kategori, fungsi, dan peran
v
PENDAHULUAN
Satuan bahasa merupakan bentuk lingual yang merupakan komponen
pembentuk bahasa. Analisis dalam sintaksis membicarakan kategori, fungsi, dan
peran. Menurut Markhamah (2011) sintaksis adalah bagian ilmu bahasa yang
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frasa, klausa, dan kalimat.
Kalimat adalah rangkaian kata yang berstruktur, dengan menggunakan
kerangka acuan yang berupa teori ilmu bahasa. Sebagai alat komunikasi
bersistem, kalimat tidak hanya berupa kumpulan kata pendukung makna tertentu,
melainkan kata-kata tersebut harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan sistem
yang ada (Kusno dalam Markhamah, 2010: 9).
Pronomina persona kedua pada TTH merupakan pronomina persona
kedua yang mengandung hierarki kebahasan yang berupa kategori, fungsi, peran
pada TTH. Misalnya pada contoh TTH teks ke-1 (I:11) klausa ketiga ditemukan
unsur klausa yang berstruktur S-P-K, dengan kategori N/FN, V/FV, K/FD dan
peran pelaku-perbuatan-tujuan. Artinya, fungsi S diisi oleh kategori nomina atau
frasa nomina dan peran pelaku, fungsi P diisi oleh kategori verba atau frasa verba
dengan peran perbuatan, dan fungsi K sebagai keterangan dengan peran tujuan.
KBBI (2005: 351) hadis adalah riwayat yang berhubungan dengan
kehidupan dan perbuatan Nabi Muhammad Saw. KBBI (offline) hadis adalah
sabda atau perbuatan, takrir (ketepatan) Nabi Muhammad saw.
Yang
diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan
hukum Islam. Hadis juga merupakan sumber ajaran agama Islam setelah Alquran.
Penelitian ini difokuskan pada pronomina persona
kedua pada teks
terjemahan hadis dengan tujuan mendeskripsikan wujud kategori, fungsi, dan
peran yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina persona
kedua.
Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di
Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina
persona bahasa Jawa yang dikaji berdasarkan tataran fungsi , bentuk, dan makna
semantik. Berdasarkan penelitian, ini ada tiga kajian yang disimpulkan, yakni (1)
1
bentuk pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur
berupa pronomina persona pertama (PP01), pronomina persona kedua (PP02), dan
pronomina persona ketiga (PP03), baik bentuk bebas maupun terikat. Pronomina
Persona bentuk bebas ditemukan dalam ragam krama dan ngoko, sedangkan
pronomina persona bentuk terikat ditemukan dalam ragam ngoko, (2) pronomina
persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan memiliki dua tataran fungsi, yakni
fungsi sintaksis dengan SPOK, dan tataran fungsi semantis yang berupa bentuk
dan makna, dan (3) makna yang terdapat pada pronomina persona bahasa Jawa di
Kabupaten Lamongan berupa makna tunggal dan makna jamak.
Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008)
dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina
persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian
ini, yakni penelitian ini hanya meneliti pronomina persona kedua, sedangkan
Alauddin (2008) meneliti pronomina pertama, kedua, dan ketiga.
Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang “Klitik Pronomina dalam
Bahasa Indonesia“. Menunjukkan bahwa ada tiga buah suku kata yang menjadi
klitik pronomina, yakni -ku, -mu, dan -nya dengan ku- sebagai proklitik, dan -ku, mu, serta -nya sebagai enklitik. Mengenai distribusinya, diketahui proklitik hanya
melekat ke verba atau kategori lain yang telah diderivasikan menjadi verba
dengan beberapa proses derivasi. Sementara itu, enklitik melekat pada verba
transitif serta pada nomina. Kemungkinan karena intensitas pemakaiannya yang
tinggi, klitik pronomina mempunyai bermacam-macam fungsi dan makna.
Adapun perubahan dari pronomina menjadi afiks dapat diketahui dengan melihat
bukti bahwa -nya yang mempunyai banyak variasi pemakaian, baik sebagai klitik,
afiks, maupun partikel pentopik, serta di- yang kemudian sepenuhnya dijadikan
prefiks pasif.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian Icuk dengan penelitian
ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronominal persona. Perbedaannya
adalah penelitian ini tidak hanya meneliti klitik, namun lebih lengkap secara
sintaksis dan semantis.
2
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pronomina
sintaksis dan morfologi, khususnya mengenai fungsi, kategori, peran, dan kata.
Menurut Sukini (2010:3) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan
seluk-beluk frasa, klausa, dan kalimat dengan satuan terkecilnya berupa bentuk
bebas, yaitu kata.
Menurut Chaer (2009:41) klausa merupakan satuan sintaksis yang berada
di atas dan di bawah satuan kalimat yang berupa runtutan kata yang berpredikat.
Runtutan kata yang berpredikat artinya, mempunyai komponen yang berupa kata
dan frasa yang berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan sebagainya.
Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari S, P, O, PEL, dan
KET ataupun tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu: (1)
berdasarkan fungsi dan unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frasa
yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna dan unsurnya. Kelima unsur itu
selalu ada dalam klausa. Unsur fungsional yang selalu ada dalam klausa adalah P,
sedangkan unsur-unsur yang lain mungkin ada mungkin juga tidak (Markhamah,
2010: 88).
Lapoliwa (1990:289) menjelaskan bentuk-bentuk pronomina dalam bahasa
Indonesia dengan penjelasan mengenai distribusi dan pengelompokan bentukbentuk itu berdasarkan orang (pertama, kedua, ketiga) atau bukan orang dan
berdasarkan jumlah (tunggal atau jamak). Usaha untuk menelaah pronomina,
khususnya dalam hubungannya dengan nomina di dalam kalimat, hampir tidak
ada. Pronominalisasi di sini digunakan dalam arti penggantian salah satu dari dua
FN yang berkoreferensi dalam satu kalimat dengan bentuk pronomina. Istilah itu
bermula timbul dari anggapan tata bahasa transformasi klasik bahwa FN yang
berkoreferensi dengan FN lain dalam suatu kalimat harus direpresentasikan
sebagai FN pada struktur batin, kemudian salah satu FN-sama itu diganti dengan
pronomina atau dilesapkan pada struktur lahir dengan kaidah transformasi
pronominalisasi atau pelesapan FN-sama.
Dalam menganalisis satuan lingual yang mengandung PP2, pronomina
dalam hadis yang menjadi objek kajian yang dimaksud berdasarkan fungsi
sintaksis dengan kerangka sebagai berikut.
3
Satuan lingual yang Mengandung Pronomina Persona 2 pada Teks
Terjemahan Hadis
Pronomina Persona 2
FUNGSI
KATEGORI
SIMPULAN
PERAN
Analisis
berdasarkan
Fungsi
Sintaksis
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah teks terjemahan hadis. Adapun objek penelitian ini adalah pronomina
persona pertama dan kedua pada teks terjemahan hadis yang mengandung etika
berbahasa dengan menerapkan analisis fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Data
penelitian diperoleh dari dokumen teks teks terjemahan hadis yang diperoleh dari
penelitian Sabardila (2003). Pengumpulan data menggunakan teknik simak dan
teknik catat. Teknik simak dilakukan untuk menyimak teks terjemahan hadis
(TTH), dengan mengidentifikasi data-data satuan lingual yang mengandung
pronomina persona kedua. Setelah data terkumpul, tahapan berikutnya
mengklasifikasikan data yang terdapat satuan lingual ber-PP2. Teknik berikutnya
yaitu teknik catat. Teknik ini dilakukan dengan cara penulis membaca terlebih
dahulu dan mencatat dengan mengidentifikasikan TTH, kemudian menyeleksi
data yang mengandung PP2, dan terakhir menganalisis data Keabsahan datanya
menggunakan teknik trianggulasi data. Selanjutnya dianalisis dengan metode
padan dan agih.
Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap dengan menggarisbawahi
kata yang mengandung pronomina persona kedua, kemudian mengindentifikasi
berdasarkan wujud kategori, fungsi, dan peran. Sistematika laporan terdiri dari
lima bab. Bagian pertama pendahuluan yang mencakup latar belakang, ruang
lingkup, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan istilah.
Bagian kedua landasan teori yang mencakup kajian penelitian yang releven, kajian
teori, dan kerangka konseptual. Bagian ketiga metode penelitian yang mencakup
4
jenis penelitian, subjek dan objek peneltian, data dan sumber data, pengumpulan
data, keabsahan data, prosedur penelitian dan sistematika penelitian. Bagian
keempat hasil penelitian dan pembahan. Terakhir, bagian kelima mencakup
simpulan hasil penelitian dan saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hierarki Linguistik dan Wujud Kategori Satuan Lingual Ber-PP2
Analisis klausa pertama kali didasarkan pada hierarki linguistik dan wujud
kategori satuan lingual ber-PP2. Dikatakan pertama kali, karena analisis
berikutnya, yaitu berdasarkan fungsi dan peran unsur-unsurnya dalam unsur-unsur
klausa. Identifikasi kategori berdasarkan unsur yang menduduki fungsi tertentu di
dalam kalusa, selanjutnya didapatkan struktur kategori yang bervariasi.
Pertama, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa kata. Kata adalah satuan
terkecil di dalam tataran sintaksis. Kata yang ditemukan dalam teks terjemahan
hadis berupa kata nomina. Nomina adalah kelas kata yang menyatakan nama,
tempat atau benda, seperti contoh di bawah ini.
(1) Ke-13 (II:106) (8) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu
(2) Ke-14 (II:106) (7) Engkau telah menghancurkan atau memotong
punggung orang
(3) Ke-50 (IV:77) (9) pergi kamu
Berdasarkan contoh di atas, analisis teks terjemahan hadis yang merupakan
kata nomina pada teks ke- 13 (II:106) (8) Celaka kamu. Satuan lingualnya adalah
kamu. Hierarki lingualnya adalah kata. Dikatakan kata karena merupakan kata
nomina yang dapat melakukan sesuatu tindakan. Begitu pula pada teks ke-14 dan
ke-50, kata engkau dan kamu merupakan kata nomina karena terbentuk dari kata
benda satuan. Posisi kata nomina ini berada dimanapun letaknya didalam klausa.
Kedua, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa frasa. Frasa adalah unsur
yang terbentuk dari dua buah kata atau lebih dan mengisi salah satu fungsi
sintaksis. Satuan lingual berupa frasa berkategori frasa preposisional, frasa verba,
frasa nomina, dan frasa atribut dan ada pula yang disertai dengan enklitik. Di
bawah ini dipaparkan satuan lingual yang berupa frasa serta contohnya.
5
Frasa preposisi adalah frasa yang terbentuk dari unsur kata depan
(preposisi). Berikut contoh satuan lingual yang mengadung frasa preposisi.
(4) Teks ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong
(5) Ke-49 (IV:75) (7) Hati-hatilah dengan tali kekangmu
(6) Ke-57 (IV:89) (6) Wahai Aisyah, Jibril mengucapkan salam kepadamu
(7) Ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika kami duduk bersama beliau
Dari contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi frasa
preposisi. Contoh analisis frasa preposisi satuan lingual pada teks ke-20 (III:280)
(13) bahwa diantara kamu berdua ada yang bohong. Satuan lingualnya adalah
diantara kamu. hierarki lingualnya adalah frasa preposisi. Dikatakan frasa
preposisi karena salah satu unsurnya mengandung preposisi atau kata depan, yakni
antara dengan ditambahi PP2 kamu, sehingga bentuk frasanya (Prep+PP2). Sama
halnya dengan teks ke-49 dengan tali kekangmu yang terbentuk dari kata depan
dengan, teks ke57 kepadamu terbentuk dari kata depan kepada yang merupakan
penanda tujuan, dan teks ke-42 bersama beliau yang terbentuk dari kata depan
bersama yang dapat digantikan kata depan dengan¸sehingga merupakan bentuk
dari frasa preposisi.
Frasa nomina adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih dengan
distribusi nomina. Berikut contoh hierarki lingual ber-PP2 yang mengandung
frasa nomina.
(8)
Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan
mengatakan itu berkali-kali
(9)
Ke-31 (IV:59) (4) engkau telah memotong leher saudaramu
(10) Ke-33 (IV:62) (14) Ya aku hanya tidak mau menyebut namamu
(11) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allah membrimu petunjuk dan memperbaiki
keluargamu
Berdasarkan contoh di atas, mewakili satuan lingual ber-PP2 yang
berkategori sebagai frasa nomina. Contoh analisis pada teks ke-13 (II:106) (8)
kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Hierarki
lingualnya adalah frasa nomina karena salah satu unsurnya mengandung kata
nomina, yakni teman dengan penambahan klitik –mu yang merupakan kata ganti
6
orang kamu yang merupakan satuan PP2 bentuk tunggal lekat kanan. Jadi struktur
frasanya (N+PP2). Dari data teks di atas, teks ke-31 saudaramu, ke-33 namamu,
ke-52 keluargamu merupakan satuan lingual ber-PP2 yang berkategori sebagai
frasa nomina karena terbentuk dari kata nomina.
Frasa verba adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang salah
satu unsurnya merupakan unsur verba. Berikut contoh teks ber-PP2 yang
mengandung frasa verba.
(12) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku
sebelummu yang sangat ingin tahu akan hal ini
(13) Ke-34 (IV:62-63) (8) semoga Allah selalu membuatmu tertawa, (19)
setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi
langkahmu
(14) Ke-52 (IV:85) (6) semoga Allah merahmatimu,
Berdasarkan contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang
merupakan bentuk frasa verba, yakni sebelummu, membuatmu, menemuimu,
langkahmu, merahmatimu. Contohnya pada teks ke-34 (IV:62-63) (8) semoga
Allah selalu membuatmu tertawa. Terdapat satuan lingual membuatmu yang
merupakan frasa verba. Dikatakan frasa verba karena salah satu unsurnya
mengandung verba, yakni membuat. Diidentifikasi sebagai frasa verba karena
membuat merupakan peran perbuatan yang telah melakukan suatu perbuatan atau
tindakan. Dari semua frasa tersebut tergolong satuan lingual PP2 bentuk terikat
lekat kanan karena semua frasa diimbuhi –mu yang merupakan persona pertama
tunggal lekat kanan.
Frasa atributif adalah frasa yang salah satu unsurnya mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Di bawah ini contoh satuan lingual
ber-PP2 yang mengandung frasa atribut.
(15) Teks ke-2 (I:11) (7) bila engkau bersedekah makanan dan mengucapkan
salam kepada orang yang kau kenal dan yang belum kau kenal.
(16) Ke-31 (IV:59) (7) bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak pasti
Berdasarkan contoh di atas, ditemukan tiga satuan lingual ber-PP2 yang
berkategori frasa atributif dari dua teks. Contohnya pada teks ke-2 (I:11) (7) bila
7
engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu
kenal dan yang belum kau kenal. Hierarki lingualnya adalah frasa atributif.
Dikatakan frasa atributif karena terdapat kata yang sebelum nomina yang
merupakan PP2. Jadi, struktur frasanya (Fatribut+PP2). Pada teks ke-31 terdapat
satuan lingual seseorang dari kamu dikatakan sebagai frasa atributif karena
keberadaan nomina sebelum nomina. Kata seseorang yang merupakan nomina
dan kamu yang merupakan nomina pula, sehingga dikatakan frasa atributif.
Frasa pronominal modifikatif adalah frasa yang unsurnya merupakan
pronominal yang sifatnya modifikatif mewatasi (Zaidan, 2011). Berikut contoh
satuan lingual ber-PP2 yang mengandung frasa modifikatif.
(17) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan
(18) Ke-18 (II:168) (9) karena kamu sekalian tidak berdoa kepada yang tuli
dan tidak gaib
Contoh analisis data PP2 pada teks ke-15 (II:127) (2) hati-hatilah kamu
sekalian terhadap sangkaan. Hierarki lingualnya adalah frasa pronominal
modifikatif karena terbentuk dari unsur pronominal kedua kamu yang di
modifikatif diimbuhi sekalian, yang apabila keduanya digabungkan menjadi kamu
sekalian akan berbeda artinya dengan posisi PP2 saja atau kamu saja. Jadi struktur
frasanya (PP2+Modifikasi).
2. Tataran Fungsi yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2
Fungsi merupakan satuan gramatikal di dalam kalimat yang dapat diisi
oleh bentuk atau makna tertentu. Fungsi kalimat tersebut meliputi subjek,
predikat, pelengkap objek, atribut subjek, dan keterangan.
Satuan lingual PP2 pengisi fungsi subjek. Subjek adalah fungsi sintaksis
yang dapat berdiri sendiri berupa kata benda yang dibendakan. Di bawah ini
contoh satuan lingual yang mengisi fungsi subjek.
(1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam
kepadaku
(2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu,
(3) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri
8
(4) Ke-19 (III:251) (5) Takutlah kamu sekalian akan prasangka, (6) jadilah
kamu sekalian bersaudara
Contoh analisis data PP2 yang mengisi fungsi subjek pada teks ke-13
(II:106) (1) Celaka kamu. Kata kamu menduduki fungsi subjek yang berposisi di
sebelah kanan predikat atau setelah predikat. Salah satu ciri subjek adalah dapat
menjawab kata tanya “siapa?”, dan jawabannya adalah kamu. Pada klausa
tersebut berstruktur PS. Struktur PS dapat diubah atau dibalik menjadi SP
sehingga berbunyi kamu celaka. Fungsi subjek pada contoh di atas tidak selalu
berada diawal klausa, namun dapat berposisi ditengah ataupun diakhir klausa.
Dari contoh di atas ditemukan kata engkau, kamu,dirimu, dan kamu sekalian yang
merupakan satuan lingual ber-PP2 dengan bentuk tunggal.
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi predikat. Predikat adalah bagian
klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai subjek.
Berikut contoh satuan lingual pengisi predikat.
(5) Teks ke-34 (IV:62-63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa
(6) Ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah
yang panjang melebihi langkahmu
(7) Ke-52 (IV:85) (6) Semoga Allah merahmatimu
(8) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allaah memberimu petunjuk dan memperbaiki
keluargamu
Contoh analisis data PP2 pengisis fungsi P pada teks ke-34 (IV:62-63)
(19) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa. Teks tersebut menduduki fungsi
predikat yang berada di akhir klausa sebelum objek. Teks tersebut diidentifikasi
sebagai predikat karena dapat memungkinkannya disertai kata-kata aspek seperti
akan, sehingga berbunyi Semoga Allah akan membuatmu tertawa. Dari contoh di
atas ditemukan lima teks yang mengandung satuan lingual ber-PP2 yang
menduduki fungsi predikat, yakni kata membuatmu, menemuimu, memberimu,
dan merahmatimu. Dari frasa-frasa tersebut distribusi predikat tidak selalu berada
ditengah, namun ada yang dibelakang. Posisi predikat ini biasanya selalu
berdampingan dengan subjek.
9
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi objek. Objek adalah bagian dari
verba yang menjadi predikat di dalam suatu klausa. Berikut data yang menduduki
fungsi objek.
(9) Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan
mengatakan itu berkali-kali.
(10) Teks ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan
langkah yang panjang melebihi langkahmu
Berdasarkan contoh di atas, ditemukan dua satuan lingual ber-PP2 yang
menduduki fungsi objek, yakni leher temanmu dan langkahmu. Analisis satuan
lingual ber-PP2 pengisi fungsi pelengkap objek pada teks ke-13 (II:106) (8) kamu
telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Pada teks
tersebut terdapat satuan lingual ber-PP2 yang menduduki fungsi objek, yakni
leher temanmu. Frasa leher temanmu diidentifikasi sebagai objek karena
merupakan penyerta pada objek. Selain itu juga merupakan wujud objek yang
berupa nomina atau frasa nomina. Distribusi objek tersebut berada ditengah
klausa. Keduanya sama-sama mengisi peran penderita. Kata leher temanmu dan
langkahmu terbentuk dari kata nomina dan penambahan enklitik –mu yang
merupakan kata ganti kamu yang tergolong pronominal persona kedua tunggal.
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi atribut subjek. Atribut subjek adalah
atribut yang berada sesudah atau sebelum subjek. Artinya posisi atribut
kalimatnya tergolong kalimat nomina. Seperti contoh di bawah ini.
(11) Teks ke-31 (IV:59) (7) Bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak
pasti.
Pada contoh di atas fungsi atribut subjek berada pada dari kamu.
Diidentifikasi sebagai atribut subjek karena frasa dari kamu berada setelah
kalimat nomina seseorang, jadi frasa tersebut bersifat nomina yang bersifat
atributif dan memiliki unsur inti yang berupa nomina atau frasa nomina.
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi keterangan. Keterangan merupakan
unsur yang dimungkinkan dalam kalimat. Sebagai bagian kalimat, keterangan
merupakan unsur inti, atau bukan bagian inti kalimat. Karena bukan bagian inti,
keterangan boleh ada, boleh tidak ada. Keterangan ada yang berupa kata, berupa
10
frasa atau berupa klausa. Berikut contoh satuan lingual yang mengisi fungsi
keterangan.
(12) Teks ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika itu kami duduk bersama beliau.
(13) Ke-47 (IV:74) (3) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu
Dari contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi fungsi
keterangan, yakni bersama beliau. Diidentifikasi sebagai keterangan karena kata
bersama dapat digantikan kata dengan yang merupakan preposisi, sehingga
berbunyi dengan beliau. Preposisi selalu menduduki fungsi keterangan sehingga
kata bersama dan dengan bisa saling digantikan. Pada teks ke-47 terdapat kata
bersamamu yang terdiri dari kata bersama dan enklitik –mu yang merupakan
bentuk satuan lingual PP2 kamu yang diklasifikasikan sebagai pronomina persona
kedua tunggal lekat kanan.
3. Tataran Peran yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2
Peran atau makna adalah unsur yang bersangkutan dalam kalimat atau
makna unsur pengisi fungsi sebuah kalimat. Dalam menganalisis makna unsurunsur kalimat juga berpijak dalam fungsi unsur kalimat. Analisis makna tidak
selalu dilakukan terhadap kata secara terpisah, tetapi dilakukan terhadap kata-kata
yang telah menduduki fungsi tertentu dalam sebuah kalimat. Jadi maknaa tidak
terlepas dari fungsi sebuah kalimat. Berikut ada beberapa teks yang dianalisis
yang mengisi peran tertentu yang disebutkan di bawah ini.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pelaku. Peran pelaku adalah
subjek kalimat yang mengisi peran pelaku, artinya unsur yang melakukan
perbuatan yang disebutkan pada predikat. Di bawah ini satuan lingual ber-PP2
yang mengisi peran pelaku.
(1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam
kepadaku
(2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu,
(3) Ke-14 (II:106) (8) Engkau telah menghancurkan atau memotong
punggung orang itu
(4) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri
11
Contoh analisis satuan lingual ber-PP2 di atas mewakili klausa yang
mengisi peran pelaku pada teks ke-58 (IV:89) (4) saya mendatangi Nabi SAW.
Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pelaku, yakni saya. Kedudukan saya
sebagai subjek, artinya subjek yang menjadi peran pelaku yang dijelaskan pada
predikat mendatangi. Maksudnya pelaku melakukan suatu tindakan atau
perbuatan yakni mendatangi Nabi SAW. Peran pelaku ini menduduki fungsi
subjek karena merupakan unsur yang melakukan sesuatu yang dijelaskan predikat.
Distribusi peran pelaku sebagai subjek tidak selalu berada diawal klausa, namun
terkadang berposisi ditengah maupun diakhir klausa. Jadi peran pelaku selalu
menduduki subjek dan berkaitan dengan predikat.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pengalam. Peran pengalam
adalah peran yang dinyatakan oleh kata atau frasa yang mengalami keadaan yang
dinyatakan oleh predikatperan ini berdampingan dengan peran keadaan. Di bawah
ini data teks ber-PP2 yang mengisi peran pengalam.
(5) Teks ke-18 (II:168) (3) kami bersama Rasulullah SAW, (5) suara kami
meninggi
(6) Ke-18 (IV:62-63) (18) demi jiwaku yang ada ditangannya
(7) Ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna
(8) Ke-13 (II:106) (7) celaka kamu
(9) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan
Berdasarkan contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi
peran pengalam, yakni kami, suara kami, jiwaku, diriku, kamu, dan kamu
sekalian. Misalnya pada contoh teks ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna.
Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pengalam, yakni diriku. Dikatakan
peran pengalam karena kata diriku mengalami keadaan yang dinyatakan pada
predikat, yakni jelek tak berguna. Dari data tersebut peran pengalam mengisi
fungsi subjek, peran pengalam ini biasanya berdampingan dengan peran keadan,
dan peran keadaan ini biasanya mengisi fungsi predikat. Jadi peran pengalam dan
keadaan selalu berdampingan, seperti halnya subjek dan predikat, subjek sebagai
pengalam, dan predikat sebagai keadaan yang dilakukan oleh pengalam.
12
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan. Peran perbuatan
dapat diidentifikasikan dengan mempertanyakan dengan kata sedang mengapa?
Atau diapakan. Contoh klausa ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan.
(10) Teks ke-34 (IV:62:63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa
(11) Ke-34 (IV:62-63) (19) Setan tidak berani menemuimu dengan langkah
yang panjang melebihi langkahmu
(12) Ke-50 (IV:77) (6) Aku memberimu teka-teki tentang hal yang jelek
Berdasarkan teks di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran
perbuatan, yakni membuatmu, menemuimu, dan memberimu. Unsur predikat
klausa (teks ke-34) membuatmu, menemuimu yang mengisi peran perbuatan
dengan fungsi predikat, teks ke-50 memberimu yang mengisi fungsi predikat.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbandingan. Peran
perbandingan ditandai dengan penggunakan kata seperti, sebagai, antara, dll.
Perbandingan juga menunjukkan kesamaan atau kemiripan. Data teks yang
mengisi peran perbandingan.
(13) Ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong
(14) Ke-52 (IV:85) (4) Apabila salah seorang di antara kamu bersin
Berdasarkan data teks terbut ditemukan kata diantara kamu yang mengisi
peran perbandingan. Pada data teks ke-20 kata diantara kamu membandingan
antara orang satu dengan satunya ada yang bohong, teks ke-51 membandingkan
seseorang yang berkata ‘khabisa nafsi’, dan teks ke-52 menyatakan peran
perbandingan antara orang yang satu dengan satunya ada yang bersin.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran kesertaan. Peran kesertaann
adalah peran atau makna yang terdapat pada unsur klausa yang menyatakan
seseorang ikut serta dalam suatu aktivitas perbuatan yang dilakukan oleh predikat.
Di bawah ini data PP2 yang mengisi peran kesertaan.
(15) Ke-42 (IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau
(16) Ke-47 (IV:74) (4) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu
Dari contoh di atas, ditemukan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran
kesertaan, yakni bersama beliau dan bersamamu. Contohnya pada teks ke-42
(IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau. Satuan lingualnya adalah
13
bersama beliau. Satuan lingual tersebut memiliki peran kesertaan karena
menyatakan seseorang yang ikut serta dalam aktifitas yang dilakukan oleh
predikat, yakni duduk. Satuan lingual bersama beliau dan bersamamu dapat
digantikan dengan beserta, sehingga berbunyi beserta beliau dan bersertamu.
Oleh sebab itu keduanya dikatakan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran
kesertaan.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran cara. Makna ‘cara’ biasanya
menyatakan fungsi keterangan cara. Dikatakan keterangan cara karena dapat
disisipi kata dengan yang merupakan makna cara. Seperti pada teks di bawah.
(17) Teks ke-7 (5) wahai Rasulullah, Siapakah orang yang paling bahagia
dengan pertolonganmu di hari kiamat
Dari teks di atas, terdapat satuan lingual yang mengisi makna ‘cara’ dan
menduduki fungsi keterangan cara, yakni dengan pertolonganmu. Makna cara ini
biasanya merupakan makna perkecualian. Seperti pada teks ke-7 (5) menyatakan
unsur klausa perkecualian, yakni orang-orang yang akan bahagia hanya orangorang yang mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat. Kecuali, bagi orangorang yang tidak mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat, ia tidak akan
bahagia. Keterangan cara ini di belakang kata dengan merupakan Adjektifa dan
enklitik –mu yang merupakan kata ganti orang kamu bentuk tunggal sehingga
menjadi frasa dengan pertolonganmu yang mengisi peran cara atau perkecualian.
Satuan lingual yang mengisi peran waktu. Peran waktu biasanya menjadi
jawaban atas pertanyaan kapan atau bilamana. Peran waktu ini juga biasanya
mengisi fungsi keterangan waktu.
(18) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku
sebelummu yang sangat ingin tahu
Berdasarkan contoh di atas, makna tempat pada klausa teks ke-7 (7)
ditunjukkan penggunaan frasa sebelummu yang terdiri dari sebelum dan enklitik –
mu.
Frasa
sebelummu
dikatakan
mengisi
peran
waktu
karena
dapat
mempertanyakan kapan. Makna waktu pada kata sebelum juga dapat digantikan
dengan, misalnya sekarang, pada saat itu, dll. Oleh sebab itu, frasa sebelummu
mengisi peran waktu.
14
Hasil analisis satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH dalam
penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan yang
mengandung PP2 adalah berupa kata dan frasa. Kategori kata yang berupa kata
nomina dan kata verba, begitu pula dengan kategori frasa yang berupa frasa
preposisi, frasa verba, frasa adjektiva, frasa nomina, frasa atributif dan frasa
modifikatif. Kedua, Fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual PP2 pada TTH
meliputi fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Ketiga, Peran yang diisi
oleh satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH meliputi peran pelaku, peran
pengalam, peran tujuan/arah, peran cara/sifat, peran penjelas, peran keterangan
waktu, peran kesertaan dan peran perbandingan.
Hasil temuan terkait dengan wujud kategori, fungsi, dan peran pada
satuan lingual ber-PP2 dalam penelitian ini sebagai berikut.
-
WUJUD
Nomina
KATEGOR
I
KATA
Kamu
Engkau
Kamu sekalian
FUNGSI
PERAN
15
-
Subjek
Objek
Atribut subjek
Keterangan
-
Pelaku
Pengalam
Perbuatan
Perbandingan
Kesertaan
Cara
waktu
-
WUJUD
Bersamamu
Langkahmu
Membuatmu
Merahmatimu
Pertolonganmu
- FN (frasa nomina)
KATEGORI
- FPrep (frasa preposisi)
- FV (frasa verba)
FUNGSI
-
Subjek
Objek
Atribut subjek
Keterangan
PERAN
-
Pelaku
Pengalam
Perbuatan
Perbandingan
Kesertaan
Cara
Atribut
FRASA
Dari hasil analisis dan temuan diatas terdapat perbedaan dan persamaan
penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dimaksud
adalah Penelitian Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang
“Klitik
Pronomina Dalam Bahasa Indonesia”. Adapun persamaan dan perbedaan dari
penelitian Prayogi (2012) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya
meneliti pronominal persona. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya
meneliti klitik, namun lebih lengkap dan rinci.
16
Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di
Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina
persona bahasa Jawa dengan menggunakan tataran fungsi , bentuk, dan makna
semantik. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008)
dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina
persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin selain menganalisisnya
menggunakan tataran sintaksis juga menggunakan tataran semantik (makna).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dihasilkan tiga simpulan.
Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah
kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif).
Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber- PP2 meliputi fungsi
(subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi
oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan,
perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu).
DAFTAR PUSTAKA
Alauddin. 2008. Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa
Timur (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Tesis. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT
Rineka Cipta
Prayogi, Icuk. 2012. “Klitik Pronomina dalam Bahasa Indonesia”. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada. xvi, 121 p., bibl., ills., 29 cm.
Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia (Suatu
Tinjauan Sintaksis dan Semantik. Yogyakarta: Kanisus (anggota IKAPI).
Markhamah. 2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori dan Peran dalam
Klausa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press.
_________. 2011. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Sukini. 2010. Sintaksis (Sebuah Panduan Praktis). Surakarta: Yuma Pustaka
Zaidan, Dwi Rohman. 2011. Linguistik. http:bahasaIndonesia.com. Diakses pada
selasa, 09 Mei 2015 pukul 20.34.
17
PERSONA KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS
PADA BUKU SAHIH BUCHORI MUSLIM
Artikel Publikasi
Diajukan Kepada Progam Studi Magister Pengkajian Bahasa
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan
Oleh:
OKTAVIA ILHAM PRASTIKA
S 200130050
MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA INDONESIA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA
Jl. A Yani Tromol Pos
I
- Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI
Yang bertanda tangan pembimbing tesis,
Nama
Prof. Dr. Markhamah, M.Hum.
NIPA{IK
195804141 987032001
Nama
Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum.
NIPA{IK
Telah membaca dan mencermati naskah publikasi, yang merupakan ringkasan
tesis dari mahasiswa,
Nama
Oktavia Ilham Prastika
NIM
s200130050
Program Studi
Magister Pengkaj ian Bahasa
Konsentrasi
Pengkajian Bahasa Indonesia
Judul
SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA
PERSONA KEDUA PADA TEKS TERIEMAHAN HADIS
PADA BUKU SAHIH BUCHOKT MUSLIM
Naskah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian
persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Juni 2015
Pembimbing II,
Prof. Dr. Abdul Ngalim, MM, M. Hum.
Dr. Markhamah, M.Hum.
SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA
KEDUA PADA TEKS TERJEMAHAN HADIS PADA BUKU SAHIH
BUCHORI MUSLIM
Oktavia Ilham Prastika, S200130050, Magister Pengkajian Bahasa Indonesia,
Pascasarjana,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta, (57127)
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
This research has three objectives. First, describing the form category and
define the linguistics hierarchy in a lingual unit which is contain and second
persona pronoun on the hadith text translation. Second, describing the function
which is residing a lingual unit contains the second persona pronoun in the hadith
translation text. Third, determine the role which is reside in a lingual unit contain
the second persona pronoun in the hadith text translation. The sort of this
research is qualitative descriptive. The sources of the data are documents or
archives about information which is written in the hadith text translation. The
method of collecting data in this research is using the method of scrutinize and
record. At first the researcher scrutinize the hadith text translation, then identify
the data which is contain the first and the second persona pronoun, and then
classify and record by identifying the hadith text translation which is contain the
first and the second persona pronoun, and the last is analyzing it. The data
analysis method is using parable and apportion method. Apportion method is used
to describe lingual hierarchy which is contain PP2 in hadith text translation, and
the parable method is used to analyze the function, category, and the role in
hadith text translation. There are three results in this thesis, first is linguistics
hierarchy and category form in a lingual unit of PP2 in the hadith text translation
that is word and phrase. Lingual unit which contain word cover the word of noun.
Lingual unit which contain phrase cover Noun Phrase, Prepotional Phrase,
Enclitic, Verb Phrase, Attributive Phrase, and Adjective Phrase. Second, the
function that fulfilled by a unit of lingual which is contains of PP2 are Subject,
Predicate, Object, and Complement. Third, the function that fulfilled by a unit of
lingual which is contains PP2 in the hadith translation text are a role of subject, a
role of experience, a role of direction/destination, a role of accusative, a role of
deed, a role of the way, a role of time, a role of participation, and a role
comparison.
Keyword: second persona pronoun, hadith translation text, category, function,
dan a role
iv
ABSTRAK
Penelitian ini memilki tiga tujuan. Pertama, mendeskripsikan wujud
kategori dan menentukan hierarki linguistik pada satuan lingual yang mengandung
pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis. Kedua, mendeskripsikan
fungsi yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina kedua pada
teks terjamahan hadis. Ketiga, menentukan peran yang menduduki pada satuan
lingual yang mengandung pronomina persona kedua pada teks terjemahan hadis.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah
dokumen atau arsip-arsip tentang informasi yang tertulis dalam teks terjemahan
hadis. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak dan
teksik catat. Mula-mula peneliti menyimak teks terjemahan hadis, lalu
mengidentifikasi data yang mengandung pronomina persona kedua, lalu
mengklasifikasikan dan mencatat dengan mengidentifikasi teks terjemahan hadis
yang mengandung pronominal persona kedua, terakhir menganalisisnya. Metode
analisis data menggunakan metode padan referensial dan metode agih baca
markah. Metode agih untuk mendeskripsikan hierarki lingual yang mengandung
PP2 pada TTH, dan metode padan digunakan untuk menganalisis fungsi, kategori,
peran pada TTH. Hasil penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang
ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah kata (nomina) dan frasa (preposisi,
nomina, verba, atribut, dan modifikatif). Kedua, fungsi yang ditemukan oleh
satuan lingual ber-PP2 meliputi fungsi (subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan
keterangan. Ketiga, peran yang diisi oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran
(pelaku, pengalam, perbuatan, perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu).
Kata kunci : pronomina persona pertama dan kedua, teks terjemahan hadis,
kategori, fungsi, dan peran
v
PENDAHULUAN
Satuan bahasa merupakan bentuk lingual yang merupakan komponen
pembentuk bahasa. Analisis dalam sintaksis membicarakan kategori, fungsi, dan
peran. Menurut Markhamah (2011) sintaksis adalah bagian ilmu bahasa yang
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frasa, klausa, dan kalimat.
Kalimat adalah rangkaian kata yang berstruktur, dengan menggunakan
kerangka acuan yang berupa teori ilmu bahasa. Sebagai alat komunikasi
bersistem, kalimat tidak hanya berupa kumpulan kata pendukung makna tertentu,
melainkan kata-kata tersebut harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan sistem
yang ada (Kusno dalam Markhamah, 2010: 9).
Pronomina persona kedua pada TTH merupakan pronomina persona
kedua yang mengandung hierarki kebahasan yang berupa kategori, fungsi, peran
pada TTH. Misalnya pada contoh TTH teks ke-1 (I:11) klausa ketiga ditemukan
unsur klausa yang berstruktur S-P-K, dengan kategori N/FN, V/FV, K/FD dan
peran pelaku-perbuatan-tujuan. Artinya, fungsi S diisi oleh kategori nomina atau
frasa nomina dan peran pelaku, fungsi P diisi oleh kategori verba atau frasa verba
dengan peran perbuatan, dan fungsi K sebagai keterangan dengan peran tujuan.
KBBI (2005: 351) hadis adalah riwayat yang berhubungan dengan
kehidupan dan perbuatan Nabi Muhammad Saw. KBBI (offline) hadis adalah
sabda atau perbuatan, takrir (ketepatan) Nabi Muhammad saw.
Yang
diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan
hukum Islam. Hadis juga merupakan sumber ajaran agama Islam setelah Alquran.
Penelitian ini difokuskan pada pronomina persona
kedua pada teks
terjemahan hadis dengan tujuan mendeskripsikan wujud kategori, fungsi, dan
peran yang menduduki satuan lingual yang mengandung pronomina persona
kedua.
Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di
Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina
persona bahasa Jawa yang dikaji berdasarkan tataran fungsi , bentuk, dan makna
semantik. Berdasarkan penelitian, ini ada tiga kajian yang disimpulkan, yakni (1)
1
bentuk pronomina persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa Timur
berupa pronomina persona pertama (PP01), pronomina persona kedua (PP02), dan
pronomina persona ketiga (PP03), baik bentuk bebas maupun terikat. Pronomina
Persona bentuk bebas ditemukan dalam ragam krama dan ngoko, sedangkan
pronomina persona bentuk terikat ditemukan dalam ragam ngoko, (2) pronomina
persona bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan memiliki dua tataran fungsi, yakni
fungsi sintaksis dengan SPOK, dan tataran fungsi semantis yang berupa bentuk
dan makna, dan (3) makna yang terdapat pada pronomina persona bahasa Jawa di
Kabupaten Lamongan berupa makna tunggal dan makna jamak.
Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008)
dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina
persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008) dengan penelitian
ini, yakni penelitian ini hanya meneliti pronomina persona kedua, sedangkan
Alauddin (2008) meneliti pronomina pertama, kedua, dan ketiga.
Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang “Klitik Pronomina dalam
Bahasa Indonesia“. Menunjukkan bahwa ada tiga buah suku kata yang menjadi
klitik pronomina, yakni -ku, -mu, dan -nya dengan ku- sebagai proklitik, dan -ku, mu, serta -nya sebagai enklitik. Mengenai distribusinya, diketahui proklitik hanya
melekat ke verba atau kategori lain yang telah diderivasikan menjadi verba
dengan beberapa proses derivasi. Sementara itu, enklitik melekat pada verba
transitif serta pada nomina. Kemungkinan karena intensitas pemakaiannya yang
tinggi, klitik pronomina mempunyai bermacam-macam fungsi dan makna.
Adapun perubahan dari pronomina menjadi afiks dapat diketahui dengan melihat
bukti bahwa -nya yang mempunyai banyak variasi pemakaian, baik sebagai klitik,
afiks, maupun partikel pentopik, serta di- yang kemudian sepenuhnya dijadikan
prefiks pasif.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian Icuk dengan penelitian
ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronominal persona. Perbedaannya
adalah penelitian ini tidak hanya meneliti klitik, namun lebih lengkap secara
sintaksis dan semantis.
2
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pronomina
sintaksis dan morfologi, khususnya mengenai fungsi, kategori, peran, dan kata.
Menurut Sukini (2010:3) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan
seluk-beluk frasa, klausa, dan kalimat dengan satuan terkecilnya berupa bentuk
bebas, yaitu kata.
Menurut Chaer (2009:41) klausa merupakan satuan sintaksis yang berada
di atas dan di bawah satuan kalimat yang berupa runtutan kata yang berpredikat.
Runtutan kata yang berpredikat artinya, mempunyai komponen yang berupa kata
dan frasa yang berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan sebagainya.
Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari S, P, O, PEL, dan
KET ataupun tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu: (1)
berdasarkan fungsi dan unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frasa
yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna dan unsurnya. Kelima unsur itu
selalu ada dalam klausa. Unsur fungsional yang selalu ada dalam klausa adalah P,
sedangkan unsur-unsur yang lain mungkin ada mungkin juga tidak (Markhamah,
2010: 88).
Lapoliwa (1990:289) menjelaskan bentuk-bentuk pronomina dalam bahasa
Indonesia dengan penjelasan mengenai distribusi dan pengelompokan bentukbentuk itu berdasarkan orang (pertama, kedua, ketiga) atau bukan orang dan
berdasarkan jumlah (tunggal atau jamak). Usaha untuk menelaah pronomina,
khususnya dalam hubungannya dengan nomina di dalam kalimat, hampir tidak
ada. Pronominalisasi di sini digunakan dalam arti penggantian salah satu dari dua
FN yang berkoreferensi dalam satu kalimat dengan bentuk pronomina. Istilah itu
bermula timbul dari anggapan tata bahasa transformasi klasik bahwa FN yang
berkoreferensi dengan FN lain dalam suatu kalimat harus direpresentasikan
sebagai FN pada struktur batin, kemudian salah satu FN-sama itu diganti dengan
pronomina atau dilesapkan pada struktur lahir dengan kaidah transformasi
pronominalisasi atau pelesapan FN-sama.
Dalam menganalisis satuan lingual yang mengandung PP2, pronomina
dalam hadis yang menjadi objek kajian yang dimaksud berdasarkan fungsi
sintaksis dengan kerangka sebagai berikut.
3
Satuan lingual yang Mengandung Pronomina Persona 2 pada Teks
Terjemahan Hadis
Pronomina Persona 2
FUNGSI
KATEGORI
SIMPULAN
PERAN
Analisis
berdasarkan
Fungsi
Sintaksis
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah teks terjemahan hadis. Adapun objek penelitian ini adalah pronomina
persona pertama dan kedua pada teks terjemahan hadis yang mengandung etika
berbahasa dengan menerapkan analisis fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Data
penelitian diperoleh dari dokumen teks teks terjemahan hadis yang diperoleh dari
penelitian Sabardila (2003). Pengumpulan data menggunakan teknik simak dan
teknik catat. Teknik simak dilakukan untuk menyimak teks terjemahan hadis
(TTH), dengan mengidentifikasi data-data satuan lingual yang mengandung
pronomina persona kedua. Setelah data terkumpul, tahapan berikutnya
mengklasifikasikan data yang terdapat satuan lingual ber-PP2. Teknik berikutnya
yaitu teknik catat. Teknik ini dilakukan dengan cara penulis membaca terlebih
dahulu dan mencatat dengan mengidentifikasikan TTH, kemudian menyeleksi
data yang mengandung PP2, dan terakhir menganalisis data Keabsahan datanya
menggunakan teknik trianggulasi data. Selanjutnya dianalisis dengan metode
padan dan agih.
Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap dengan menggarisbawahi
kata yang mengandung pronomina persona kedua, kemudian mengindentifikasi
berdasarkan wujud kategori, fungsi, dan peran. Sistematika laporan terdiri dari
lima bab. Bagian pertama pendahuluan yang mencakup latar belakang, ruang
lingkup, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan istilah.
Bagian kedua landasan teori yang mencakup kajian penelitian yang releven, kajian
teori, dan kerangka konseptual. Bagian ketiga metode penelitian yang mencakup
4
jenis penelitian, subjek dan objek peneltian, data dan sumber data, pengumpulan
data, keabsahan data, prosedur penelitian dan sistematika penelitian. Bagian
keempat hasil penelitian dan pembahan. Terakhir, bagian kelima mencakup
simpulan hasil penelitian dan saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hierarki Linguistik dan Wujud Kategori Satuan Lingual Ber-PP2
Analisis klausa pertama kali didasarkan pada hierarki linguistik dan wujud
kategori satuan lingual ber-PP2. Dikatakan pertama kali, karena analisis
berikutnya, yaitu berdasarkan fungsi dan peran unsur-unsurnya dalam unsur-unsur
klausa. Identifikasi kategori berdasarkan unsur yang menduduki fungsi tertentu di
dalam kalusa, selanjutnya didapatkan struktur kategori yang bervariasi.
Pertama, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa kata. Kata adalah satuan
terkecil di dalam tataran sintaksis. Kata yang ditemukan dalam teks terjemahan
hadis berupa kata nomina. Nomina adalah kelas kata yang menyatakan nama,
tempat atau benda, seperti contoh di bawah ini.
(1) Ke-13 (II:106) (8) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu
(2) Ke-14 (II:106) (7) Engkau telah menghancurkan atau memotong
punggung orang
(3) Ke-50 (IV:77) (9) pergi kamu
Berdasarkan contoh di atas, analisis teks terjemahan hadis yang merupakan
kata nomina pada teks ke- 13 (II:106) (8) Celaka kamu. Satuan lingualnya adalah
kamu. Hierarki lingualnya adalah kata. Dikatakan kata karena merupakan kata
nomina yang dapat melakukan sesuatu tindakan. Begitu pula pada teks ke-14 dan
ke-50, kata engkau dan kamu merupakan kata nomina karena terbentuk dari kata
benda satuan. Posisi kata nomina ini berada dimanapun letaknya didalam klausa.
Kedua, hierarki satuan lingual ber-PP2 berupa frasa. Frasa adalah unsur
yang terbentuk dari dua buah kata atau lebih dan mengisi salah satu fungsi
sintaksis. Satuan lingual berupa frasa berkategori frasa preposisional, frasa verba,
frasa nomina, dan frasa atribut dan ada pula yang disertai dengan enklitik. Di
bawah ini dipaparkan satuan lingual yang berupa frasa serta contohnya.
5
Frasa preposisi adalah frasa yang terbentuk dari unsur kata depan
(preposisi). Berikut contoh satuan lingual yang mengadung frasa preposisi.
(4) Teks ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong
(5) Ke-49 (IV:75) (7) Hati-hatilah dengan tali kekangmu
(6) Ke-57 (IV:89) (6) Wahai Aisyah, Jibril mengucapkan salam kepadamu
(7) Ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika kami duduk bersama beliau
Dari contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi frasa
preposisi. Contoh analisis frasa preposisi satuan lingual pada teks ke-20 (III:280)
(13) bahwa diantara kamu berdua ada yang bohong. Satuan lingualnya adalah
diantara kamu. hierarki lingualnya adalah frasa preposisi. Dikatakan frasa
preposisi karena salah satu unsurnya mengandung preposisi atau kata depan, yakni
antara dengan ditambahi PP2 kamu, sehingga bentuk frasanya (Prep+PP2). Sama
halnya dengan teks ke-49 dengan tali kekangmu yang terbentuk dari kata depan
dengan, teks ke57 kepadamu terbentuk dari kata depan kepada yang merupakan
penanda tujuan, dan teks ke-42 bersama beliau yang terbentuk dari kata depan
bersama yang dapat digantikan kata depan dengan¸sehingga merupakan bentuk
dari frasa preposisi.
Frasa nomina adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih dengan
distribusi nomina. Berikut contoh hierarki lingual ber-PP2 yang mengandung
frasa nomina.
(8)
Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan
mengatakan itu berkali-kali
(9)
Ke-31 (IV:59) (4) engkau telah memotong leher saudaramu
(10) Ke-33 (IV:62) (14) Ya aku hanya tidak mau menyebut namamu
(11) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allah membrimu petunjuk dan memperbaiki
keluargamu
Berdasarkan contoh di atas, mewakili satuan lingual ber-PP2 yang
berkategori sebagai frasa nomina. Contoh analisis pada teks ke-13 (II:106) (8)
kamu telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Hierarki
lingualnya adalah frasa nomina karena salah satu unsurnya mengandung kata
nomina, yakni teman dengan penambahan klitik –mu yang merupakan kata ganti
6
orang kamu yang merupakan satuan PP2 bentuk tunggal lekat kanan. Jadi struktur
frasanya (N+PP2). Dari data teks di atas, teks ke-31 saudaramu, ke-33 namamu,
ke-52 keluargamu merupakan satuan lingual ber-PP2 yang berkategori sebagai
frasa nomina karena terbentuk dari kata nomina.
Frasa verba adalah frasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang salah
satu unsurnya merupakan unsur verba. Berikut contoh teks ber-PP2 yang
mengandung frasa verba.
(12) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku
sebelummu yang sangat ingin tahu akan hal ini
(13) Ke-34 (IV:62-63) (8) semoga Allah selalu membuatmu tertawa, (19)
setan tidak berani menemuimu dengan langkah yang panjang melebihi
langkahmu
(14) Ke-52 (IV:85) (6) semoga Allah merahmatimu,
Berdasarkan contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang
merupakan bentuk frasa verba, yakni sebelummu, membuatmu, menemuimu,
langkahmu, merahmatimu. Contohnya pada teks ke-34 (IV:62-63) (8) semoga
Allah selalu membuatmu tertawa. Terdapat satuan lingual membuatmu yang
merupakan frasa verba. Dikatakan frasa verba karena salah satu unsurnya
mengandung verba, yakni membuat. Diidentifikasi sebagai frasa verba karena
membuat merupakan peran perbuatan yang telah melakukan suatu perbuatan atau
tindakan. Dari semua frasa tersebut tergolong satuan lingual PP2 bentuk terikat
lekat kanan karena semua frasa diimbuhi –mu yang merupakan persona pertama
tunggal lekat kanan.
Frasa atributif adalah frasa yang salah satu unsurnya mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Di bawah ini contoh satuan lingual
ber-PP2 yang mengandung frasa atribut.
(15) Teks ke-2 (I:11) (7) bila engkau bersedekah makanan dan mengucapkan
salam kepada orang yang kau kenal dan yang belum kau kenal.
(16) Ke-31 (IV:59) (7) bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak pasti
Berdasarkan contoh di atas, ditemukan tiga satuan lingual ber-PP2 yang
berkategori frasa atributif dari dua teks. Contohnya pada teks ke-2 (I:11) (7) bila
7
engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu
kenal dan yang belum kau kenal. Hierarki lingualnya adalah frasa atributif.
Dikatakan frasa atributif karena terdapat kata yang sebelum nomina yang
merupakan PP2. Jadi, struktur frasanya (Fatribut+PP2). Pada teks ke-31 terdapat
satuan lingual seseorang dari kamu dikatakan sebagai frasa atributif karena
keberadaan nomina sebelum nomina. Kata seseorang yang merupakan nomina
dan kamu yang merupakan nomina pula, sehingga dikatakan frasa atributif.
Frasa pronominal modifikatif adalah frasa yang unsurnya merupakan
pronominal yang sifatnya modifikatif mewatasi (Zaidan, 2011). Berikut contoh
satuan lingual ber-PP2 yang mengandung frasa modifikatif.
(17) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan
(18) Ke-18 (II:168) (9) karena kamu sekalian tidak berdoa kepada yang tuli
dan tidak gaib
Contoh analisis data PP2 pada teks ke-15 (II:127) (2) hati-hatilah kamu
sekalian terhadap sangkaan. Hierarki lingualnya adalah frasa pronominal
modifikatif karena terbentuk dari unsur pronominal kedua kamu yang di
modifikatif diimbuhi sekalian, yang apabila keduanya digabungkan menjadi kamu
sekalian akan berbeda artinya dengan posisi PP2 saja atau kamu saja. Jadi struktur
frasanya (PP2+Modifikasi).
2. Tataran Fungsi yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2
Fungsi merupakan satuan gramatikal di dalam kalimat yang dapat diisi
oleh bentuk atau makna tertentu. Fungsi kalimat tersebut meliputi subjek,
predikat, pelengkap objek, atribut subjek, dan keterangan.
Satuan lingual PP2 pengisi fungsi subjek. Subjek adalah fungsi sintaksis
yang dapat berdiri sendiri berupa kata benda yang dibendakan. Di bawah ini
contoh satuan lingual yang mengisi fungsi subjek.
(1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam
kepadaku
(2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu,
(3) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri
8
(4) Ke-19 (III:251) (5) Takutlah kamu sekalian akan prasangka, (6) jadilah
kamu sekalian bersaudara
Contoh analisis data PP2 yang mengisi fungsi subjek pada teks ke-13
(II:106) (1) Celaka kamu. Kata kamu menduduki fungsi subjek yang berposisi di
sebelah kanan predikat atau setelah predikat. Salah satu ciri subjek adalah dapat
menjawab kata tanya “siapa?”, dan jawabannya adalah kamu. Pada klausa
tersebut berstruktur PS. Struktur PS dapat diubah atau dibalik menjadi SP
sehingga berbunyi kamu celaka. Fungsi subjek pada contoh di atas tidak selalu
berada diawal klausa, namun dapat berposisi ditengah ataupun diakhir klausa.
Dari contoh di atas ditemukan kata engkau, kamu,dirimu, dan kamu sekalian yang
merupakan satuan lingual ber-PP2 dengan bentuk tunggal.
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi predikat. Predikat adalah bagian
klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicaraan mengenai subjek.
Berikut contoh satuan lingual pengisi predikat.
(5) Teks ke-34 (IV:62-63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa
(6) Ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan langkah
yang panjang melebihi langkahmu
(7) Ke-52 (IV:85) (6) Semoga Allah merahmatimu
(8) Ke-52 (IV:85) (9) Semoga Allaah memberimu petunjuk dan memperbaiki
keluargamu
Contoh analisis data PP2 pengisis fungsi P pada teks ke-34 (IV:62-63)
(19) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa. Teks tersebut menduduki fungsi
predikat yang berada di akhir klausa sebelum objek. Teks tersebut diidentifikasi
sebagai predikat karena dapat memungkinkannya disertai kata-kata aspek seperti
akan, sehingga berbunyi Semoga Allah akan membuatmu tertawa. Dari contoh di
atas ditemukan lima teks yang mengandung satuan lingual ber-PP2 yang
menduduki fungsi predikat, yakni kata membuatmu, menemuimu, memberimu,
dan merahmatimu. Dari frasa-frasa tersebut distribusi predikat tidak selalu berada
ditengah, namun ada yang dibelakang. Posisi predikat ini biasanya selalu
berdampingan dengan subjek.
9
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi objek. Objek adalah bagian dari
verba yang menjadi predikat di dalam suatu klausa. Berikut data yang menduduki
fungsi objek.
(9) Teks ke-13 (II:106) (8) kamu telah memotong leher temanmu dan
mengatakan itu berkali-kali.
(10) Teks ke-34 (IV:62-63) (19) setan tidak berani menemuimu dengan
langkah yang panjang melebihi langkahmu
Berdasarkan contoh di atas, ditemukan dua satuan lingual ber-PP2 yang
menduduki fungsi objek, yakni leher temanmu dan langkahmu. Analisis satuan
lingual ber-PP2 pengisi fungsi pelengkap objek pada teks ke-13 (II:106) (8) kamu
telah memotong leher temanmu dan mengatakan itu berkali-kali. Pada teks
tersebut terdapat satuan lingual ber-PP2 yang menduduki fungsi objek, yakni
leher temanmu. Frasa leher temanmu diidentifikasi sebagai objek karena
merupakan penyerta pada objek. Selain itu juga merupakan wujud objek yang
berupa nomina atau frasa nomina. Distribusi objek tersebut berada ditengah
klausa. Keduanya sama-sama mengisi peran penderita. Kata leher temanmu dan
langkahmu terbentuk dari kata nomina dan penambahan enklitik –mu yang
merupakan kata ganti kamu yang tergolong pronominal persona kedua tunggal.
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi atribut subjek. Atribut subjek adalah
atribut yang berada sesudah atau sebelum subjek. Artinya posisi atribut
kalimatnya tergolong kalimat nomina. Seperti contoh di bawah ini.
(11) Teks ke-31 (IV:59) (7) Bila seseorang dari kamu memuji hal yang tidak
pasti.
Pada contoh di atas fungsi atribut subjek berada pada dari kamu.
Diidentifikasi sebagai atribut subjek karena frasa dari kamu berada setelah
kalimat nomina seseorang, jadi frasa tersebut bersifat nomina yang bersifat
atributif dan memiliki unsur inti yang berupa nomina atau frasa nomina.
Satuan lingual ber-PP2 pengisi fungsi keterangan. Keterangan merupakan
unsur yang dimungkinkan dalam kalimat. Sebagai bagian kalimat, keterangan
merupakan unsur inti, atau bukan bagian inti kalimat. Karena bukan bagian inti,
keterangan boleh ada, boleh tidak ada. Keterangan ada yang berupa kata, berupa
10
frasa atau berupa klausa. Berikut contoh satuan lingual yang mengisi fungsi
keterangan.
(12) Teks ke-42 (IV:67-68) (5) dan ketika itu kami duduk bersama beliau.
(13) Ke-47 (IV:74) (3) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu
Dari contoh di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi fungsi
keterangan, yakni bersama beliau. Diidentifikasi sebagai keterangan karena kata
bersama dapat digantikan kata dengan yang merupakan preposisi, sehingga
berbunyi dengan beliau. Preposisi selalu menduduki fungsi keterangan sehingga
kata bersama dan dengan bisa saling digantikan. Pada teks ke-47 terdapat kata
bersamamu yang terdiri dari kata bersama dan enklitik –mu yang merupakan
bentuk satuan lingual PP2 kamu yang diklasifikasikan sebagai pronomina persona
kedua tunggal lekat kanan.
3. Tataran Peran yang Mengisi Satuan Lingual Ber-PP2
Peran atau makna adalah unsur yang bersangkutan dalam kalimat atau
makna unsur pengisi fungsi sebuah kalimat. Dalam menganalisis makna unsurunsur kalimat juga berpijak dalam fungsi unsur kalimat. Analisis makna tidak
selalu dilakukan terhadap kata secara terpisah, tetapi dilakukan terhadap kata-kata
yang telah menduduki fungsi tertentu dalam sebuah kalimat. Jadi maknaa tidak
terlepas dari fungsi sebuah kalimat. Berikut ada beberapa teks yang dianalisis
yang mengisi peran tertentu yang disebutkan di bawah ini.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pelaku. Peran pelaku adalah
subjek kalimat yang mengisi peran pelaku, artinya unsur yang melakukan
perbuatan yang disebutkan pada predikat. Di bawah ini satuan lingual ber-PP2
yang mengisi peran pelaku.
(1) Teks ke- Ke-2 (I:11) Bila engkau bersedekah dan mengucapkan salam
kepadaku
(2) Ke-13 (II:106) (7) Celaka kamu, (8) kamu telah memotong leher temanmu,
(3) Ke-14 (II:106) (8) Engkau telah menghancurkan atau memotong
punggung orang itu
(4) Ke-18 (II:106) (7) kasihanilah dirimu sendiri
11
Contoh analisis satuan lingual ber-PP2 di atas mewakili klausa yang
mengisi peran pelaku pada teks ke-58 (IV:89) (4) saya mendatangi Nabi SAW.
Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pelaku, yakni saya. Kedudukan saya
sebagai subjek, artinya subjek yang menjadi peran pelaku yang dijelaskan pada
predikat mendatangi. Maksudnya pelaku melakukan suatu tindakan atau
perbuatan yakni mendatangi Nabi SAW. Peran pelaku ini menduduki fungsi
subjek karena merupakan unsur yang melakukan sesuatu yang dijelaskan predikat.
Distribusi peran pelaku sebagai subjek tidak selalu berada diawal klausa, namun
terkadang berposisi ditengah maupun diakhir klausa. Jadi peran pelaku selalu
menduduki subjek dan berkaitan dengan predikat.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran pengalam. Peran pengalam
adalah peran yang dinyatakan oleh kata atau frasa yang mengalami keadaan yang
dinyatakan oleh predikatperan ini berdampingan dengan peran keadaan. Di bawah
ini data teks ber-PP2 yang mengisi peran pengalam.
(5) Teks ke-18 (II:168) (3) kami bersama Rasulullah SAW, (5) suara kami
meninggi
(6) Ke-18 (IV:62-63) (18) demi jiwaku yang ada ditangannya
(7) Ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna
(8) Ke-13 (II:106) (7) celaka kamu
(9) Ke-15 (II:127) (2) Hati-hatilah kamu sekalian terhadap sangkaan
Berdasarkan contoh di atas, terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi
peran pengalam, yakni kami, suara kami, jiwaku, diriku, kamu, dan kamu
sekalian. Misalnya pada contoh teks ke-51 (IV:78) (4) diriku jelek tak berguna.
Terdapat satuan lingual yang mengisi peran pengalam, yakni diriku. Dikatakan
peran pengalam karena kata diriku mengalami keadaan yang dinyatakan pada
predikat, yakni jelek tak berguna. Dari data tersebut peran pengalam mengisi
fungsi subjek, peran pengalam ini biasanya berdampingan dengan peran keadan,
dan peran keadaan ini biasanya mengisi fungsi predikat. Jadi peran pengalam dan
keadaan selalu berdampingan, seperti halnya subjek dan predikat, subjek sebagai
pengalam, dan predikat sebagai keadaan yang dilakukan oleh pengalam.
12
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan. Peran perbuatan
dapat diidentifikasikan dengan mempertanyakan dengan kata sedang mengapa?
Atau diapakan. Contoh klausa ber-PP2 yang mengisi peran perbuatan.
(10) Teks ke-34 (IV:62:63) (8) Semoga Allah selalu membuatmu tertawa
(11) Ke-34 (IV:62-63) (19) Setan tidak berani menemuimu dengan langkah
yang panjang melebihi langkahmu
(12) Ke-50 (IV:77) (6) Aku memberimu teka-teki tentang hal yang jelek
Berdasarkan teks di atas terdapat satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran
perbuatan, yakni membuatmu, menemuimu, dan memberimu. Unsur predikat
klausa (teks ke-34) membuatmu, menemuimu yang mengisi peran perbuatan
dengan fungsi predikat, teks ke-50 memberimu yang mengisi fungsi predikat.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran perbandingan. Peran
perbandingan ditandai dengan penggunakan kata seperti, sebagai, antara, dll.
Perbandingan juga menunjukkan kesamaan atau kemiripan. Data teks yang
mengisi peran perbandingan.
(13) Ke-20 (III:280) (13) bahwa di antara kamu berdua ada yang bohong
(14) Ke-52 (IV:85) (4) Apabila salah seorang di antara kamu bersin
Berdasarkan data teks terbut ditemukan kata diantara kamu yang mengisi
peran perbandingan. Pada data teks ke-20 kata diantara kamu membandingan
antara orang satu dengan satunya ada yang bohong, teks ke-51 membandingkan
seseorang yang berkata ‘khabisa nafsi’, dan teks ke-52 menyatakan peran
perbandingan antara orang yang satu dengan satunya ada yang bersin.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran kesertaan. Peran kesertaann
adalah peran atau makna yang terdapat pada unsur klausa yang menyatakan
seseorang ikut serta dalam suatu aktivitas perbuatan yang dilakukan oleh predikat.
Di bawah ini data PP2 yang mengisi peran kesertaan.
(15) Ke-42 (IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau
(16) Ke-47 (IV:74) (4) ejeklah mereka dan semoga Jibril bersamamu
Dari contoh di atas, ditemukan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran
kesertaan, yakni bersama beliau dan bersamamu. Contohnya pada teks ke-42
(IV:67-68) dan ketika itu kami duduk bersama beliau. Satuan lingualnya adalah
13
bersama beliau. Satuan lingual tersebut memiliki peran kesertaan karena
menyatakan seseorang yang ikut serta dalam aktifitas yang dilakukan oleh
predikat, yakni duduk. Satuan lingual bersama beliau dan bersamamu dapat
digantikan dengan beserta, sehingga berbunyi beserta beliau dan bersertamu.
Oleh sebab itu keduanya dikatakan satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran
kesertaan.
Satuan lingual ber-PP2 yang mengisi peran cara. Makna ‘cara’ biasanya
menyatakan fungsi keterangan cara. Dikatakan keterangan cara karena dapat
disisipi kata dengan yang merupakan makna cara. Seperti pada teks di bawah.
(17) Teks ke-7 (5) wahai Rasulullah, Siapakah orang yang paling bahagia
dengan pertolonganmu di hari kiamat
Dari teks di atas, terdapat satuan lingual yang mengisi makna ‘cara’ dan
menduduki fungsi keterangan cara, yakni dengan pertolonganmu. Makna cara ini
biasanya merupakan makna perkecualian. Seperti pada teks ke-7 (5) menyatakan
unsur klausa perkecualian, yakni orang-orang yang akan bahagia hanya orangorang yang mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat. Kecuali, bagi orangorang yang tidak mengucapkan La illaha illallah di hari kiamat, ia tidak akan
bahagia. Keterangan cara ini di belakang kata dengan merupakan Adjektifa dan
enklitik –mu yang merupakan kata ganti orang kamu bentuk tunggal sehingga
menjadi frasa dengan pertolonganmu yang mengisi peran cara atau perkecualian.
Satuan lingual yang mengisi peran waktu. Peran waktu biasanya menjadi
jawaban atas pertanyaan kapan atau bilamana. Peran waktu ini juga biasanya
mengisi fungsi keterangan waktu.
(18) Teks ke-7 (7) saya yakin tak seorangpun bertanya hal ini kepadaku
sebelummu yang sangat ingin tahu
Berdasarkan contoh di atas, makna tempat pada klausa teks ke-7 (7)
ditunjukkan penggunaan frasa sebelummu yang terdiri dari sebelum dan enklitik –
mu.
Frasa
sebelummu
dikatakan
mengisi
peran
waktu
karena
dapat
mempertanyakan kapan. Makna waktu pada kata sebelum juga dapat digantikan
dengan, misalnya sekarang, pada saat itu, dll. Oleh sebab itu, frasa sebelummu
mengisi peran waktu.
14
Hasil analisis satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH dalam
penelitian ini ada tiga. Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan yang
mengandung PP2 adalah berupa kata dan frasa. Kategori kata yang berupa kata
nomina dan kata verba, begitu pula dengan kategori frasa yang berupa frasa
preposisi, frasa verba, frasa adjektiva, frasa nomina, frasa atributif dan frasa
modifikatif. Kedua, Fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual PP2 pada TTH
meliputi fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Ketiga, Peran yang diisi
oleh satuan lingual yang mengandung PP2 pada TTH meliputi peran pelaku, peran
pengalam, peran tujuan/arah, peran cara/sifat, peran penjelas, peran keterangan
waktu, peran kesertaan dan peran perbandingan.
Hasil temuan terkait dengan wujud kategori, fungsi, dan peran pada
satuan lingual ber-PP2 dalam penelitian ini sebagai berikut.
-
WUJUD
Nomina
KATEGOR
I
KATA
Kamu
Engkau
Kamu sekalian
FUNGSI
PERAN
15
-
Subjek
Objek
Atribut subjek
Keterangan
-
Pelaku
Pengalam
Perbuatan
Perbandingan
Kesertaan
Cara
waktu
-
WUJUD
Bersamamu
Langkahmu
Membuatmu
Merahmatimu
Pertolonganmu
- FN (frasa nomina)
KATEGORI
- FPrep (frasa preposisi)
- FV (frasa verba)
FUNGSI
-
Subjek
Objek
Atribut subjek
Keterangan
PERAN
-
Pelaku
Pengalam
Perbuatan
Perbandingan
Kesertaan
Cara
Atribut
FRASA
Dari hasil analisis dan temuan diatas terdapat perbedaan dan persamaan
penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dimaksud
adalah Penelitian Icuk Prayogi (2012) dalam artikelnya tentang
“Klitik
Pronomina Dalam Bahasa Indonesia”. Adapun persamaan dan perbedaan dari
penelitian Prayogi (2012) dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya
meneliti pronominal persona. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya
meneliti klitik, namun lebih lengkap dan rinci.
16
Penelitian Alauddin (2008) berjudul “Pronomina Persona Bahasa Jawa di
Kabupaten Lamongan Jawa Timur”. Penelitian ini mengkaji bentuk pronomina
persona bahasa Jawa dengan menggunakan tataran fungsi , bentuk, dan makna
semantik. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian Alauddin (2008)
dengan penelitian ini. Persamaannya adalah keduanya meneliti pronomina
persona. Adapun perbedaan dalam penelitian Alauddin selain menganalisisnya
menggunakan tataran sintaksis juga menggunakan tataran semantik (makna).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dihasilkan tiga simpulan.
Pertama, hierarki linguistik yang ditemukan pada satuan lingual ber-PP2 adalah
kata (nomina) dan frasa (preposisi, nomina, verba, atribut, dan modifikatif).
Kedua, fungsi yang ditemukan oleh satuan lingual ber- PP2 meliputi fungsi
(subjek, predikat, objek, atribut subjek, dan keterangan. Ketiga, peran yang diisi
oleh satuan lingual ber-PP2 mengisi peran (pelaku, pengalam, perbuatan,
perbandingan, kesertaan, cara, dan waktu).
DAFTAR PUSTAKA
Alauddin. 2008. Pronomina Persona Bahasa Jawa di Kabupaten Lamongan Jawa
Timur (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Tesis. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT
Rineka Cipta
Prayogi, Icuk. 2012. “Klitik Pronomina dalam Bahasa Indonesia”. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada. xvi, 121 p., bibl., ills., 29 cm.
Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia (Suatu
Tinjauan Sintaksis dan Semantik. Yogyakarta: Kanisus (anggota IKAPI).
Markhamah. 2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori dan Peran dalam
Klausa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press.
_________. 2011. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Sukini. 2010. Sintaksis (Sebuah Panduan Praktis). Surakarta: Yuma Pustaka
Zaidan, Dwi Rohman. 2011. Linguistik. http:bahasaIndonesia.com. Diakses pada
selasa, 09 Mei 2015 pukul 20.34.
17