ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI Analisis Reduplikasi Pada Cerita Fabel Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA
KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh:
FRISKA SUKMANINGTIYAS
A310110066

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

,A(W'

UIITvERSITAS MUHAMMADTYAII SURAKARTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PE,}IDIDIKAN

\ggJ

JL

A

Yani Tromol Pos I

*

Pabelan, Kartasura Telp.

(0211)il74l7 Fzx 7151448 Surakara 57f02

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI
Ymgbertandatangan ini pembimbing skripsl tugas akhir:
Nama


: Drs. H. Yakub Nasucha, M. Hum"

NIP/NIK

:

MP.

1957051319184031001

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan slaipsi (tugas

akhi, dari

matrasiswa:

Nama : Friska Sukmaningtiyas

NIM


:

A 310110066

Program Studi: Pendidikan Balrasa dan Sastra lndonesia
Judul Skripsi : "AI.{ALISIS REDLJPLIKASI CERITA FABEL SISWA KELAS

VIII

C SMP NEGERI2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2AVI2OI5"
Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan

Demikian persetujuan tersebut dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya"

SurakartU 25 Februari 2015
Pembimbing,

Drs. H. Yakub Nasuch4 M. Hum.


NIP" L9s7 051319184A31 001

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA
KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Friska Sukmaningtiyas
A310110066
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
friskasukma42@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah jenis-jenis dan nosi reduplikasi cerita
fabel siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Boyolali. Penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah penggunaan reduplikasi
pada cerita fabel siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Boyolali. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu teknik simak dan catat. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode agih. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdpat tiga jenis penelitian. Jenis pengulangan yang pertama yaitu
pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa penambahan afiks yang berjumlah 10
kata ulang. Jenis pengulangan yang kedua yaitu penguangan sebagian yang

berjumlah 19 kata ulang. Jenis pengulangan yang ketiga yaitu pengulangan yang
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks yang berjumlah 10 kata ulang.
Penelitian ini juga menghasilkan nosi atau arti reduplikasi. Jika bentuk dasarnya
kata benda, terdapat nosi atau arti reduplikasi meskipun yang berjumlah 1 kata
ulang. Jika bentuk dasarnya kata kerja, terdapat nosi atau arti reduplikasi
pekerjaan dilakukan berulang-ulang berjumlah 10 kata ulang, menyatakan
ketidak pastian/ pekerjaan dilakukan seenaknya berjumlah 7 kata ulang, dan
pekerjaan berbalas (sifat resiprok) berjumlah 2 kata ulang. Jika bentuk dasarnya
kata sifat, terdapat nosi atau arti reduplikasi menyatakan bermacam-macam atau
banyak berjumlah 17 kata ulang, menyatakan sifat/ keadaan berjumlah 1 kata
ulang, dan menyatakan superlative berjumlah 1 kata ulang.
Kata Kunci: Reduplikasi dan cerita fabel

A. PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan bahasa dalam
bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di
lingkungan formal. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah (lingkungan
formal) memiliki empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Pada keterampilan menulis biasanya keterampilan yang dianggap

cukup sulit dibandingkan dengan keterampilan- keterampilan yang lain.
Setiap siswa memiliki keterampilan untuk mengekspresikan pikiran
serta perasaannya. Pengekspresian itu bisa dalam bentuk wacana. Wacana ini
bisa berupa lisan maupun tulisan. Chaer (2006:267) mengungkapkan bahwa
wacana merupakan satuan yang lengkap, sehingga merupakan satuan yang
tertinggi dan besar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka di dalam
wacana itu terdapat gagasan atau ide yang utuh dan dapat dipahami oleh
pembaca atau pendengar dengan mudah dan tidak menimbulkan banyak
penafsiran.
Bahasa Indonesia mempunyai konsep sendiri tentang reduplikasi.
Reduplikasi juga bisa disebut kata ulang. Istilah itu digunakan dalam tata
bahasa pertama berdasarkan bentuk perulangan dalam bahasa. Beberapa ahli
bahasa Indoneia sendiri memaparkan pengertian reduplikasi atau kata ulang
itu berbeda-beda. Salah satunya Ramlan (1987:63) mengungkapkan bahwa
proses pengulangan atau reduplikasi yaitu pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi vonem maupun tidak.
Hasil pengulangan itu disebut kata ulang (tindihan). Sedangkan suatu yang
diulang merupakan bentuk dasar. Suatu kata ulang dapat dibentuk dengan
jalan pengulangan atas seluruh bentuk dasar, pengulangan sebagian bentuk
dasar, pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks,

atau pengulangan dengan perubhan fonem.

Salah satu bahan kajian yang menarik diteliti yaitu cerita fabel siswa
kelas VIII C SMP Negeri 2 Boyolali. Alasan pemilihan karangan siswa
sebagai bahan kajian, karena siswa memiliki gaya penulisan yang khas yang
di dalamnya ditemui penggunaan reduplikasi dalam kalimat. Hal ini menjadi
menarik karena pada siswa tingkat menengah pertama cenderung memiliki
dan mengetahui kosakata yang terbatas.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan membahas mengenai
“Analisis Reduplikasi pada Cerita Fabel Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2
Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015”. Masalah yang dapat dirumuskan
bagaimana jenis-jenis dan nosi reduplikasi pada cerita fabel siswa kelas VIII
C SMP Negeri 2 Boyolali. Rumusan masalah bertujuan untuk menelaah serta
memaparkan jenis-jenis dan nosi reduplikasi cerita fabel siswa kelas VIII C
SMP Negeri 2 Boyolali. Hasil temuan dapat dimanfaatkan sebagai
pemanbahan wawasan untuk mengembangkan teori Morfologi khususnya
reduplikasi.
Pada penelitian ini, rumusan masalah dapat dipecahkan dengan teoriteori penting, yaitu morfologi, jenis reduplikai, nosi reduplikasi, dan cerita
fabel. Kridalaksana (dalam Rohmadi, dkk., 2010:3) mengungkapkan bahwa
morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasikombinasinya. Cerita fabel adalah salah satu bentuk cerita (tradisioal) yang

menampilkan binatang sebagai tokoh cerita (Nurgiantoro, 2010:190).
Ramlan (1987:69-75) memaparkan cara mengulang bentuk dasar,
pengulangan dapat digolongkan menjadi empat golongan: (1) Pengulangan
Seluruh, (2) Pengulangan Sebagian, (3) Pengulangan yang Berkombinasi
dengan Proses Pembubuhan Afiks, dan (4) Pengulagan dengan Perubahan
Fonem.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Boyolali. Secara khusus
ditujukan pada siswa kelas VIII C. Waktu penelitian dilakukan selama lima
bulan, yaitu dari bulan

November 2014 sampai dengan Maret 2015. Jenis

penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Bentuk penelitian
kualitatif menurut Rubianto (2013:5) suatu metode penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang yang diamati. Objek penelitian dapat juga disebut sebagai pokok
penelitian (Al-Ma’ruf, 2011:11). Objek yang diteliti dalam penelitian ini
adalah penggunan reduplikasi atau kata ulang pada Cerita Fabel Siswa Kelas
VIII C SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

Data dalam penelitian ini yaitu kata yang berupa keseluruhan
reduplikasi atau kata ulang pada Cerita Fabel Siswa Kelas VIII C SMP
Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah karangan siswa yang berupa cerita fabel siswa kelas VIII
C SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan teknik simak dan catat. Mahsun (2013:92) mengungkapkan
bahwa metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara
yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak
penggunaan bahasa. Teknik catat digunakan untuk mengetahui realisasi
fonem tertentu tidak hanya cukup dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh informan, tetapi juga harus melihat bagaimana bunyi itu
dihasilkan (Mahsun, 2013:131). Penelitian ini menggunakan metode agih.
Metode agih merupakan metode yang alat penentunya justru bagian dari
bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan cerita fabel karya
siswa, selanjutnya disimak dan dicatat untuk mendeskripsikan dan
mengklasifikasikan jenis serta nosi kata ulang yang terdapat dalam cerita
fabel.


C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada penelitian ini penulis memaparkan jenis-jenis dan nosi atau
makna reduplikasi pada cerita fabel siswa kelas VIII C SMP Negeri 2
Boyolali tahun pelajaran 2014/2015.
1. Kr1/ P3/ K1
“Keesokan harinya saat burung merak berjalan-jalan di hutan
tanpa sadar ada pemburu yang ingin menangkapnya.”
Berjalan

Berjalan-berjalan

Berjalan-jalan

Kata berjalan memiliki dua morfem yaitu morfem terikat dan
morfem bebas. Morfem terikat pada kata berjalan yaitu ber-. Sedangkan
morfem bebas pada kata berjalan yaitu jalan. Sebuah kata yang diikuti
prefiks, maka jenis pengulangannya merupakan pengulangan sebagian dari
bentuk dasar. Penulisan pengulangan yang diikuti prefiks yaitu dengan
menghilangkan prefiks pada tindasan.


Jenis: Pengulangan sebagian
Berdasarkan data di atas terlihat adanya penggunaan reduplikasi
pengulangan sebagian dari bentuk dasar. Kata berjalan-jalan merupakan
pengulangan sebagian bentuk Ber-. Kata berjalan-jalan memiliki bentuk
dasar berjalan yang hanya diulang sebagian dari bentuk dasar. Jika kata
berjalan diulang menjadi berjalan-berjalan, maka perulangan itu menjadi
salah.

Makna: Pekerjaan dilakukan seenaknya
Bentuk reduplikasi kata berjalan-jalan yang terdapat dalam
kalimat di atas memiliki makana pekerjaan dilakukan berulang-ulang yang
berarti pekerjaan dilakukan berulang-ulang untuk berjalan di hutan tanpa
sadar ada pemburu yang ingin menangkapnya.

2. Kr1/ P3/K3
“Ia menusukkan duri-duri yang ada di tubuhnya ke pemburu
itu.”
Duri

Duri—duri

Kata duri memiliki satu morfem yaitu morfem bebas. Morfem
bebas pada kata duri yaitu duri. Pada pengulangan duri-duri di atas, kata
duri yang pertama sebagai bentuk dasar, kata duri yang kedua sebagai
tindihan. Kata duri sebagai bentuk dasar memiliki julmah satu. Sedangkan
kata duri sebagai tindihan memiliki jumlah lebih dari satu.

Jenis: Pengulangan seluruh
Berdasarkan data di atas terlihat adanya penggunaan reduplikasi
pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak
berkombinasi dengan proses penambahan afiks. Kata duri-duri memiliki
bentuk dasar duri yang diulang seluruhnya tanpa pembubuhan afiks.

Makna: Banyak
Bentuk reduplikasi kata duri-duri yang terdapat dalam kalimat di
atas memiliki makna banyak yang berarti banyak duri yang ada ditubuhnya
ditusukkan ke pemburu.

3. Kr5/ P2/ K6
“Harimau pun bergegas mengejar si rusa, dan terjadilah kejarkejaran yang sangat hebat.”

Kejar

Kejar-kejaran

Kejar-kejaran memiliki tiga morfem yaitu dua morfem bebas dan
satu morfem terikat. Morfem bebas yang pertama terdapat pada kata kejar
yang pertama sebagai bentuk dasar. Morfem bebas yang kedua terdapat
pada kata kejar yang kedua atau yang diikuti dengan afiks sebagai
tindihan. Morfem terikat yang terdapat pada kejar-kejaran yaitu –an.

Jenis: Pengulangan yang berkombinasi dengan proses penambahan afiks
Berdasarkan data di atas terlihat adanya penggunaan reduplikasi
pengulangan yang berkombinasi dengan proses penambahan afiks. Kata
kejar-kejaran memiliki bentuk dasar kejar yang diulang seluruhnya yang
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks -an. Pengulangan dan
imbuhan –an terbentuk bersama-sama. Proses terbentuknya adalah dari
kejar langsung menjadi kejar-kejar kemudian ditambah –an. Sehingga
pengulangannya menjadi kejar-kejaran.

Makna: Pekerjaan berbalas
Bentuk reduplikasi kata kejar-kejaran yang terdapat dalam kalimat
di atas memiliki makna pekerjaan berbalasan yang berarti Harimau pun
bergegas mengejar si rusa, dan terjadilah pekerjan berbalas kejar yang
sangat hebat.

4. Kr2/ P3/ K1
“Ditengah-tengah perdebatan mereka, belpun berbunyi.”
Ditengah

Ditengah-ditengah

Ditengah-tengah

Kata ditengah memiliki dua morfem yaitu morfem terikat dan
morfem bebas. Morfem terikat yang terdapat pada kata ditengah yaitu di-.
Sedangkan morfem bebas yang terdapat pada kata ditengah yaitu tengah.
Sebuah kata yang diikuti prefiks, maka jenis pengulangannya merupakan

pengulangan sebagian dari bentuk dasar. Penulisan pengulangan yang
diikuti prefiks yaitu dengan menghilangkan prefiks pada tindasan.

Jenis: Pengulangan sebagian
Berdasarkan data di atas terlihat adanya penggunaan reduplikasi
pengulangan sebagian dari bentuk dasar. Kata ditengah-tengah merupakan
pengulangan sebagian bentuk Di-. Kata ditengah-tengah memiliki bentuk
dasar ditengah yang hanya diulang sebagian dari bentuk dasar. Jika kata
ditengah diulang menjadi ditengah-ditengah, maka perulangan itu menjadi
salah.

Makna: Meskipun
Bentuk reduplikasi kata ditengah-tengah yang terdapat dalam
kalimat di atas memiliki makna meskipun yang berarti meskipun ditengah
perdebatan mereka, belpun berbunyi.

5. Kr2/ P2/ K10
“Setidaknya sesama teman kita tidak boleh membeda-bedakan
seperti itu!”
Membedakan

Membedakan-membedaka

Membeda-bedakan

Kata membedakan memiliki dua morfem yaitu morfem terikat dan
morfem bebas. Morfem terikat pada kata membedakan yaitu me-kan.
Sedangkan morfem bebas pada kata membedakan yaitu beda. Sebuah kata
yang diikuti prefiks, maka jenis pengulangannya merupakan pengulangan
sebagian dari bentuk dasar. Penulisan pengulangan yang diikuti prefiks
yaitu dengan menghilangkan prefiks pada tindasan.

Jenis: Pengulangan sebagian

Berdasarkan data di atas terlihat adanya penggunaan reduplikasi
pengulangan sebagian dari bentuk dasar. Kata menbeda-bedakan
merupakan pengulangan sebagian bentuk Me-. Kata membeda-bedakan
memiliki bentuk dasar membedakan yang hanya diulang sebagian dari
bentuk dasar. Jika kata membedakan diulang menjadi membedakanmembedakan, maka perulangan itu menjadi salah.

Makna: Pekerjaan dilakukan berulang-ulang
Bentuk reduplikasi kata membeda-bedakan yang terdapat dalam
kalimat di atas memiliki makna pekerjaan dilakukan berulang-ulang yang
berarti pekerjaan dilakukan berulang-ulang untuk tidak membedakan
sesama teman.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, peneliti menggambarkan
simpulan umum sebagai berikut.
1. Terdapat tiga jenis-jenis reduplikasi yang ada di dalam cerita fabel siswa
kelas VIII C SMP Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. Jenis
pengulangan yang pertama yaitu pengulangan seluruh bentuk dasar
tampa penambahan afiks yang berjumlah 10 korpus data. Jenis
pengulanan yang kedua yaitu penguangan sebagian yang berjumlah 19
korpus data. Dan jenis penelitian yang ketiga yaitu pengulangan yang
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks yang berjumlah 10
korpus data.
2. Juga menghasilkan nosi atau arti reduplikasi di dalam cerita fabel siswa
kelas VIII C SMP Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. Jika
bentuk dasarnya kata benda, terdapat nosi atau arti redulikasi meskipun
ynag berjumlah 1 korpus data. Jika bentuk dasarnya kata kerja, terdapat
nosi atau arti reduplikasi pekerjaan dilakukan berulang-ulang berjumlah

10 krpus data, menyatakan ketidak pastian/ pekerjaan dilakukan
seenaknya berjumlah 7 korpus data, dan pekerjaan berbalas (sifat
resiprok) berjumlah 2 korpus data. Sedangkan jika bentuk dasarnya kata
sifat, terdapat nosi atau arti reduplikasi menyatakan bermacam-macam
atau banyak berjumlah 17 korpus data, menyatakan sifat/ keadaan
berjumlah 1 korpus data, danam menyatakan superlative berjumlah 1
korpus data.

E. Daftar Pustaka
Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2011. Handout Metode Penelitian Sastra: Sebuah
Pengantar. Surakarta: FKIP UMS.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ramlan. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V.
Karyono.
Rohmadi, dkk.. 2010. Morfologi Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Rubiyanto, Rubino. 2013. Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:
Duta Wacana University Press.