PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SELOGIRI WONOGIRI : STUDI KASUS

SELOGIRI WONOGIRI : STUDI KASUS SKRIPSI

Oleh :

Indradi Dhany Sutopo

K3105007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Wiyanti, M.Si Drs. Edy Legowo, M.Pd

NIP. 195208141984032001 NIP. 195703241983031002

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan di terima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari

Tanggal

Tim Penguji Skripsi Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Drs. R. Indianto, M.Pd.

. Sekretaris

: Dra. Siti Mardiyati, M.Si.

Anggota I

: Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

Anggota II

: Drs. Edy Legowo, M.Pd.

Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

Indradi Dhany Sutopo, Perilaku Merokok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri : Studi Kasus. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Desember 2011.

Fokus Penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk perilaku merokok di sekolah pada dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri, 2) Apakah yang menjadi faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri melakukan merokok di sekolah, 3) Bagaimana akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri.

Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah 1) Mendeskripsikan perilaku merokok kepada dua siswa kelas VIII di sekolah, 2) Mendeskripsikan faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri merokok di sekolah, 3) Menjelaskan akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif fenomenologis yaitu memberi gambaran tentang pelanggaran tata tertib disekolah yaitu kebiasaan merokok berdasarkan temuan-temuan dilapangan.

Melalui analisis data dapat disimpulkan bentuk perilaku merokok di sekolah yaitu merokok dilakukan pada saat jam istirahat, jam kosong, membolos dan pada saat pulang sekolah atau diluar sekolah bersama teman-temannya. Rokok didapatkan dengan cara membeli di warung atau toko dekat sekolah dengan uang jajannya. Tempat biasa merokok yaitu di kantin, aula sekolah, warnet dan rumah teman yang sepi yang dilakukan bersama teman-temannya. Faktor-faktor yang menyebabkan merokok adalah perilaku merokok dipengaruhi dari teman-temannya yang suka merokok, kurangnya memahami pendidikan dan kesehatan serta bahaya merokok dan kurangnya perhatian serta pengawasan orang tua. Akibat yang ditimbulkan dari perilaku merokok yaitu rasa malas untuk belajar sehingga tidak memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, mendapatkan sanksi berupa skor sesuai dengan pelanggaran, mendapatkan teguran dari guru BK dan guru kelas, malas mengerjakan tugas- tugas yang diberikan oleh guru dan orang tua mendapat panggilan ke sekolah.

tetapi membuat dirinya berkualitas,sehingga Allah akan memilihnya daripada

Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

Belajarlah dari pengalaman masa lalu, karena pengalaman mengajarkan arti keburukan, kebaikan dan keberhasilan ( Indradi D.S )

Kupersembahkan Kepada:

1. Orang tuaku tercinta.

2. Adikku yang tersayang.

3. Seseorang

yang selalu memberiku semangat

4. Teman-teman prodi BK yang selalu mendukungku.

5. Orang-orang yang menyayangiku dan selalu mendukungku.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hanya kepada-Nya manusia memohon pertolongan atas segala urusan dunia, akherat dan agama. Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu di limpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarganya, dan para pengikut semua.

Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari Bapak dan Ibu pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan akan menjadikan bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pengajaran di sekolah.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak- pihak yang memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga pada kesempatan ini diucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui dan mengesahkan judul skripsi yang telah diajukan.

Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan arahan dalam penulisan skripsi.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si dan Bapak Drs. Edy Legowo, M.Pd selaku Dosen pembimbing I dan II yang dengan kesungguhan dan penuh keikhlasan membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Drs. Suroso Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri.

6. Seluruh warga SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri yang telah memberikan bantuan dan menjadi tempat penelitian dilaksanakan.

7. Bapak, Ibu dan Adikku tersayang yang telah memberikan dorongan dan doanya.

8. Teman-temanku yang telah memberi motivasi. semoga amal dan kebaikan Bapak, Ibu dan

teman-teman semua mendapat imbalan yang berlimpah dari Allah SWT.

BK disekolah dan sebagai pembelajaran bagi siswa-siswa SMP untuk berperilaku sesuai tata tertib sekolah.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

Halaman HALAMAN JUDUL

i HALAMAN PERSETUJUAN

ii HALAMAN PENGESAHAN

iii ABSTRAK

iv HALAMAN MOTTO

v HALAMAN PERSEMBAHAN

vi KATA PENGANTAR

vii DAFTAR ISI

ix DAFTAR LAMPIRAN

xii BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II. LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian

Tata Tertib

C.

D. Faktor-Fakt

1. Faktor alasan remaja merokok

2. Lingkungan yang mempengaruhi remaja merokok

18 BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Validitas Data

F. Analisis Data

23 BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian

1. Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri

3. Analisis Data Perilaku Merokok

a. Bentuk Perilaku Merokok Di Sekolah

b. Faktor Penyebab Merokok Di Sekolah

c. Akibat Perilaku Merokok Di Sekolah

Sebagai Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Di Sekolah Oleh Subjek Penelitian Yaitu Dona dan Arif di SMP

37 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

42

B. Saran

43 DAFTAR PUSTAKA

44 LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Bagi Subjek Lampiran 2. Pedoman Wawancara Bagi Guru BK Lampiran 3. Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Lampiran 4. Pedoman Wawancara Bagi Ketua Kelas Lampiran 5 Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua Lampiran 6 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subjek 1 Lampiran 7 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Subjek 2 Lampiran 8 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Guru BK Lampiran 9 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Subjek 1 Lampiran 10 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Wali Kelas Subjek2 Lampiran 11 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Ketua KelasSubjek1 Lampiran 12 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Ketua KelasSubjek2 Lampiran 13 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua Subjek 1 Lampiran 14 Jawaban Pertanyaan Pedoman Wawancara Bagi Orang Tua Subjek 2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi di bidang informasi yang sangat pesat menimbulkan berbagai pengaruh, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Pengaruh yang bersifat positif antara lain terbukanya jendela informasi di berbagai ilmu pengetahuan dari dalam maupun luar negeri, munculnya bermacam-macam media masa dan film yang sifatnya menambah pengetahuan. Pengaruh yang bersifat negatif antara lain munculnya tayangan di media cetak maupun elektronika yang tidak sesuai dengan perkembangan anak dan budaya bangsa Indonesia contohnya segi negatif di internet anak dapat dengan mudah bisa melihat gambar dan film porno, di jejaring sosial anak dengan mudah berkenalan dengan orang lain dan tayangan televisi yang sebagian tidak tidak mendidik dan tidak sesuai perkembangan anak.

Anak-anak remaja sangat rentan terhadap pengaruh dari luar misalnya lingkungan bermain, lingkungan masyarakat yang terkadang membawa pengaruh buruk bagi perkembangan anak yakni lingkungan dengan adanya

dewasa yang suka merokok, berjudi bahkan minum-minuman keras, selain itu juga pengaruh dari berbagai macam media cetak maupun elektronika,

guru serta lingkungan yang dibanggakan, karena anak masih bersikap mencari-cari atau seringkali ragu-ragu dan kurang pengalaman. Penilaian anak tentang masalah kebaikan, kesucian, keindahan, dan kebenaran masih belum lengkap dan mantap. Penilaian itu sangat dipengaruhi oleh sikap yang belum dewasa yang ditandai sifatnya yang berpusat pada kepentingan diri sendiri. Di samping itu adanya kecenderungan untuk menentang atau trotzalter ke dua (Atkinson, 1999: 55). Pada masa ini bercirikan ekspresi-ekspresi khas seperti: suka mogok, tidak patuh, keras kepala, suka memprotes, melancarkan banyak kritik, sombong, merasa sudah dewasa, acuh tak acuh, suka berlagak, agresif, cepat marah dan suka besar mulut. Pada umumnya anak remaja memiliki kecenderungan suka melanggar tata aturan di rumah dan suka menentang peraturan-peraturan, meremehkan arti pendidikan, melanggar disiplin dan ketertiban di rumah maupun di sekolah serta meremehkan lingkungan (Kartini Kartono, 1999:162).

Peraturan sekolah oleh anak dianggap tidak sesuai dengan keinginannya, sehingga muncul niat untuk melanggar peraturan tersebut seperti tidak ikut pelajaran sekolah malah nongkrong di kantin sekolah dan sering bolos sekolah karena tidak suka dengan guru dan mata pelajarannya. Hal ini didukung adanya tindakan guru yang kurang tegas menghadapi anak yang berperilaku nakal sehingga guru dituntut memberikan prioritas lebih agar siswa mengikuti tata tertib di sekolah maupun tata tertib lingkungan pergaulan Peraturan sekolah oleh anak dianggap tidak sesuai dengan keinginannya, sehingga muncul niat untuk melanggar peraturan tersebut seperti tidak ikut pelajaran sekolah malah nongkrong di kantin sekolah dan sering bolos sekolah karena tidak suka dengan guru dan mata pelajarannya. Hal ini didukung adanya tindakan guru yang kurang tegas menghadapi anak yang berperilaku nakal sehingga guru dituntut memberikan prioritas lebih agar siswa mengikuti tata tertib di sekolah maupun tata tertib lingkungan pergaulan

Hasil penelitian Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Gajah Mada Yogyakarta ( Sastriyani, dalam Suaramedia.com: 2008) menyatakan bahwa sebanyak 29,1% remaja usia sekolah merupakan perokok aktif. Di antara sejumlah perokok, 93% pada umumnya adalah pria dan 7% lainnya perempuan. Perilaku merokok telah menjadi suatu hal yang biasa dilakukan diberbagai tempat bahkan tempat umum. Perilaku merokok di kalangan remaja hingga kini masih menjadi masalah yang cukup serius, dimulai dari usia yang sangat relatif muda yaitu tingkat SMP.

Pengamatan di lapangan terdapat dua siswa SMP yang sering melanggar tata tertib yaitu khususnya kebiasaan merokok bagi siswa SMP disekolah. Menurut warga sekitar sekolah dan pemilik warung kebiasaan merokok dilakukan pada saat jam istirahat dan pulang sekolah, kebiasaan merokok dilakukan pada saat berkumpul dengan teman-temannya di warung. Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh siswa SMP adalah kebiasaan berperilaku yang tidak sehat yaitu bahaya merokok dapat menimbulkan berbagai berbagai macam jenis penyakit, merugikan siswa karena merokok adalah salah satu larangan disekolah dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi siswa yang lain untuk merokok.

Menurut Terry dan Horn (dalam Nainggolan, 2006: 27) bahwa di Menurut Terry dan Horn (dalam Nainggolan, 2006: 27) bahwa di

Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu yang di derita seseorang. Nainggolan (2006: 43) menerangkan bahwa jenis- jenis penyakit yang sering membawa maut akibat merokok adalah : penyakit kanker, penyakit jantung, bronchitis yang kronis, emphysema, penyakit pencernaan, radang lambung, serta kelumpuhan otak. Kematian karena penyakit tersebut dua kali lebih banyak pada seorang perokok di bandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Karbon monoksida pada rokok menghambat masuknya oksigen pada jantung sedangkan nikotin dari rokok dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur sehingga dalam keadaan kesehatan menurun bisa menyebabkan serangan jantung dengan tiba-tiba yang bisa menyebabkan kematian.

Bahaya merokok dalam bidang kesehatan dan pendidikan sangat merugikan dan merokok tidak ada manfaatnya. Apabila sejak usia dini atau usia sekolah anak tidak diberikan pengarahan dan pendidikan dikhawatirkan akan berdampak yang buruk lagi seperti pergaulan yang menyesatkan, anak terjerumus narkoba dan perbuatan kriminal. Pendidikan selain mengemban Bahaya merokok dalam bidang kesehatan dan pendidikan sangat merugikan dan merokok tidak ada manfaatnya. Apabila sejak usia dini atau usia sekolah anak tidak diberikan pengarahan dan pendidikan dikhawatirkan akan berdampak yang buruk lagi seperti pergaulan yang menyesatkan, anak terjerumus narkoba dan perbuatan kriminal. Pendidikan selain mengemban

Guru sebagai pendidik yang menyelenggarakan pendidikan formal, bertugas untuk menyelenggarakan pendidikan kepada anak peserta didik. Semua mata pelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan itu sudah ditetapkan dalam kurikulum pembelajaran. Materi pembelajaran secara keseluruhan termuat di dalam kurikulum, sedangkan tata tertib sekolah termuat didalam peraturan sekolah. Berbagai bentuk pelanggaran tata tertib dapat terjadi dan berbagai sangsipun telah direncanakan.

Salah satu bentuk pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah yang dilakukan oleh anak sekolah tingkat SMP adalah merokok di sekolah. Meskipun pihak sekolah sudah melakukan tindakan preventif, berupa informasi dan pemberian pengarahan yang mendidik, namun kenyatannya merokok yang dilakukan anak sekolah tetap berlangsung dan dengan cara sembunyi-sembunyi. Pihak sekolah nampaknya tidak henti-hentinya melakukan pembinaan, meskipun disadari bahwa di luar sekolah faktor pengaruh merokok sudah menjadi kebiasaan bagi anak yang merokok. Jika tidak ada pendekatan yang tepat, maka diduga kebiasaan merokok di kalangan Salah satu bentuk pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah yang dilakukan oleh anak sekolah tingkat SMP adalah merokok di sekolah. Meskipun pihak sekolah sudah melakukan tindakan preventif, berupa informasi dan pemberian pengarahan yang mendidik, namun kenyatannya merokok yang dilakukan anak sekolah tetap berlangsung dan dengan cara sembunyi-sembunyi. Pihak sekolah nampaknya tidak henti-hentinya melakukan pembinaan, meskipun disadari bahwa di luar sekolah faktor pengaruh merokok sudah menjadi kebiasaan bagi anak yang merokok. Jika tidak ada pendekatan yang tepat, maka diduga kebiasaan merokok di kalangan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan siswa pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) perlu ditingkatkan melalui kewajiban siswa mengikuti seluruh kegiatan di sekolah meliputi proses belajar mengajar, kegiatan sekolah non kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Jika siswa SMP lepas dari pengawasan guru dalam mengikuti kegiatan sekolah, maka pelanggaran tata tertib akan terjadi di setiap kegiatan dan pergaulan. Dapat dipahami bahwa merupakan salah satu tata tertib di sekolah adalah larangan merokok bagi siswanya, apalagi dilakukan dilingkungan sekolah. Melihat hal yang demikian berarti perlu adanya upaya menegakkan tata tertib sekolah mengingat siswa SMP merupakan masa praremaja yang mudah terpengaruh oleh perilaku dan situasi yang negatif .

Merokok pada siswa SMP memang perlu mendapat perhatian khusus baik dari guru maupun orang tua, karena dapat menjadikan kebiasaan merokok yang berdampak negatif pada kebiasaan pelanggaran tata tertib yang lain yang akan menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Untuk itu perlu diadakan tindakan penelitian yang akan mempelajari secara mendalam tentang gejala-gejala merokok, sebab-sebab siswa melakukan pelanggaran tata tertib dengan merokok, bahaya merokok dan akibat dari merokok terhadap prestasi belajar siswa. Kebiasaan merokok pada saat berkumpul dengan teman-

Penelitian tersebut adalah studi kasus yang mempelajari kasus merokok sebagai pelanggaran tata tertib di sekolah yang difokuskan kepada dua siswa kelas VIII yang sudah mendapatkan sanksi skor 50, karena apabila sudah mendapat sanksi skor 100 siswa akan dikembalikan ke orang tua. Penelitian

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diajukan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku merokok di sekolah pada dua siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Selogiri.

2. Apakah yang menjadi faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri melakukan merokok di sekolah.

3. Bagaimana akibat perilaku merokok di sekolah bagi dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang :

1. Mendeskripsikan perilaku merokok kepada dua siswa kelas VIII di sekolah

2. Mendeskripsikan faktor penyebab dua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri

SMP Negeri 2 Selogiri.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Kajian studi ini diharapkan memberi kontribusi akademik pada pengembangan ilmu pengetahuan dibidang penanganan kasus tentang kebiasaan merokok disekolah.

b. Sebagai kajian perkembangan teori-teori tentang perilaku merokok di sekolah.

c. Menjadi reflektor terhadap penemuan/kajian terdahulu terhadap masalah sejenis sekaligus memperkaya khasanah keilmuan Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan kepada sekolah tentang cara-cara menjelaskan bahaya merokok bagi siswa SMP

b. Dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi para guru SMP dalam pembinaan perilaku siswa SMP.

c. Sebagai referensi bagi guru dan guru BK upaya pembimbingan dan pengawasan terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah khususnya merokok di sekolah.

LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Merokok

Perilaku lebih dikenal oleh kalangan awam sebagai suatu kecenderungan memberikan respon terhadap objek tertentu. Sebenarnya perilaku lebih tepat diartikan sebagai realisasi dari sikap seseorang untuk melakukan tindakan sebagai bentuk respon terhadap objek tertentu. Memperjelas mengenai pengertian perilaku dapat di paparkan beberapa pengertian mengenai perilaku. Saifuddin azwar (1995 : 11) menjelaskan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dampaknya terbatas pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. Pengertian diatas menunjukkan bahwa perilaku memiliki unsur penilaian terhadap objek tertentu. Misalnya perilaku merokok, dalam hal ini individu menilai merokok baik atau tidak sehingga dapat memunculkan perilaku yang menunjukkan setuju atau tidak setuju.

Sugeng Hariyadi (1997:77) menambahkan bahwa perilaku merupakan kesiapan (predisposisi) individu untuk merespon/bertindak terhadap objek sebagai

bergantung pada pengaruh dari luar atau sistem norma yang dapat membentuk moral yang dimiliki. Perilaku dapat juga diartikan sebagai landasan untuk bersikap terhadap objek atau kesiapan merespon terhadap objek yang disebabkan dari adanya sistem nilai tersebut. Beberapa definisi tersebut dapat terlihat bahwa terdapat beberapa hal yang sama dari beberapa pengertian mengenai perilaku. Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa perilaku itu tidak terlepas dari adanya penilaian, perasaan, dan predisposisi. Berdasarkan pengertian-pengertaian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku merupakan kesiapan (predisposisi) untuk merespon terhadap objek baik dalam bentuk respon positif maupun negatif.

Perilaku merupakan suatu bentuk kepercayaan, keyakinan, perasaan, dan kecenderungan bertindak yang ditunjukan pada objek tertentu yang sedang dihadapi. Selanjutnya perilaku juga bergantung pada penilaian, yaitu diterima atau ditolaknya oleh objek tertentu. Jika seseorang menilai baik terhadap suatu objek, maka akan berperilaku menyetujuinya terhadap objek tersebut, sedangkan bila suatu objek tersebut dinilai negatif menurut dirinya, maka seseorang berperilaku tidak menyetujuinya. Jika individu menerima suatu objek yang positif berarti memiliki suatu perilaku yang positif dan jika individu tidak menerima suatu hal yang negatif berarti seseorang akan berperilaku positif. Begitu pula sebaliknya, jika individu berperilaku menerima terhadap suatu hal yang negatif maka seseorang akan dikatakan memiliki perilaku yang negatif.

Kebiasaaan merokok dapat dijumpai di mana-mana, peringatan bahaya merokok serta akibat-akibatnya telah disosialisasikan oleh pemerintah maupun tokoh-tokoh agama di Indonesia. Meskipun demikian selalu saja ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku kebiasaan merokok. Menurut penyelidikan Charles Gilbert Wernn dan Shirley Schwarzrock (dalam Nainggolan, 2006 : 17) menjelaskan bahwa di kalangan remaja mulai merokok karena ikut-ikutan dengan teman, untuk iseng, agar lebih tenang pada waktu berpacaran, berani ambil resiko, karena bosan tidak ada yang dilakukan, dan supaya kelihatan seperti orang dewasa. Kebanyakan perokok mulai mengisap rokok waktu umur belasan tahun dan seseorang jarang dapat menikmati rokoknya yang pertama, pada umumnya rokok pertama membuat seseorang merasa mual dan pening. Perilaku yang dimiliki oleh para remaja disebabkan oleh hasil evaluasinya terhadap orang yang merokok akibat selanjutnya diduga membentuk sebuah pengalaman baru yang mewarnai perasaan yang menyebabkan ikut menentukan kecenderungan berperilaku bahwa remaja akan ikut merokok atau menghindarinya. Fenomena perilaku itulah yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi, melainkan juga oleh kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan harapan untuk masa yang akan datang.

Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku

jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang sedang merokok. Sitepoe (2000:20) mengemukakan bahwa merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi terlihat dan terdengar asing. Disetiap tempat banyak sekali ditemui orang-orang yang melakukan akitivitas merokok yang disebut sebagai perokok. Seseorang dikatakan sebagai perokok sangat berat atau biasa saja dapat diketahui dari banyaknya batang rokok yang dihabiskan setiap harinya. Dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara

6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

Conrad dan Miller (dalam Sitepoe, 2000: 17) menyatakan bahwa seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis biasanya pada anak remaja adalah untuk menunjukkan kejantanan (bangga diri), mengalihkan kecemasan dan menunjukkan kedewasaan. Dorongan fisiologis adalah nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan sehingga seseorang ingin terus merokok. Di Indonesia anak-anak remaja mulai merokok kebanyakan karena kemauan sendiri, melihat Conrad dan Miller (dalam Sitepoe, 2000: 17) menyatakan bahwa seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis biasanya pada anak remaja adalah untuk menunjukkan kejantanan (bangga diri), mengalihkan kecemasan dan menunjukkan kedewasaan. Dorongan fisiologis adalah nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan sehingga seseorang ingin terus merokok. Di Indonesia anak-anak remaja mulai merokok kebanyakan karena kemauan sendiri, melihat

Merokok pada remaja karena kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan agar menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Pada umumnya mereka bermulai dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) selanjutnya menjadi perokok aktif. Pada awalnya hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Hampir disetiap tempat berkumpul remaja atau usia anak sekolah menengah sedang menikmati rokok.

Sitepoe (2000: 20), menduga bahwa rokok tetap menjadi pilihan bebas dari setiap individu dalam menentukan perilaku menjadi perokok atau tidak. Apabila dilihat dari semua unsur yang dihasilkan oleh rokok dari segi kesehatan tidak ada yang bermanfaat tetapi sampai saat ini jumlah perokok tidak semakin berkurang melainkan selalu bertambah. Asap adalah hasil yang diperoleh dari membakar rokok, ada dua jenis asap rokok yaitu : Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut main stream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan keudara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Berdasarkan uraian diatas perilaku merokok yaitu kebiasaan merokok yang dilakukan oleh suatu individu karena merokok menjadi suatu kebutuhan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdiri dari berbagai unsur yaitu siswa, guru, kepala sekolah dan staf tata usaha sarana prasarana sekolah. Suharsimi Arikunto (1990:122) menjelaskan bahwa peraturan dan tata tertib adalah sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa dan tata tertib menunjuk pada patokan atau standar yang harus dipenuhi oleh siswa. Perilaku merokok merupakan tingkah laku yang melanggar tata tertib sekolah, karena semua sekolah menengah menjadikan larangan merokok di lingkungan sekolah. Merokok sebagai tindakan pelanggaran tata tertib sepantasnya mendapat sanksi bagi siswa yang melakukannya. Banyak para ahli berpendapat bahwa anak sekolah yang merokok memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang bersifat tidak baik seperti, kurang menghargai guru, teman dan orang-orang yang lebih tua (pantas dihormati), bahkan ada kecenderungan terlibat dalam penggunaan narkoba, dan minum-minuman keras. Tindakan-tindakan itu umumnya mengandung risiko yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, atau bahkan dapat menghilangkan nyawa baik diri sendiri maupun orang lain.

Anak remaja sebagai tunas harapan bangsa dan negara pada masa akhir- akhir ini menarik perhatian sebagai orang tua atau pendidik. Di media cetak dan informasi seperti televisi sering membaca, mendengar, dan melihat tentang perkelahian pelajar antar sekolah, pelecehan seksual, dan masalah remaja morfinis yang berakibat negatif bagi masa depan. Masalah anak remaja yang cukup serius Anak remaja sebagai tunas harapan bangsa dan negara pada masa akhir- akhir ini menarik perhatian sebagai orang tua atau pendidik. Di media cetak dan informasi seperti televisi sering membaca, mendengar, dan melihat tentang perkelahian pelajar antar sekolah, pelecehan seksual, dan masalah remaja morfinis yang berakibat negatif bagi masa depan. Masalah anak remaja yang cukup serius

yang berperilaku melanggar norma atau hukum diluar sekolah maupun berbuat asusila di lingkungan masyarakat, maka perlu diadakan tindakan untuk menanganinya. Tindakan penanganannya perlu dilakukan dengan banyak tindakan edukatif, yakni memfungsikan bimbingan konseling di sekolah, mengaktifkan kegiatan ekstra kurikuler, seperti pramuka, UKS, pecinta alam dan kegiatan lain yang mendidik rasa tanggung jawab anak. Peraturan tata tertib di SMP Negeri 2 Selogiri antara lain :

1. Setiap pelanggaran yang dilakukan siswa yang bersangkutan mendapatkan angka hukuman.

2. Bila siswa melakukan pelanggaran akan ditangani sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jenis pelanggaran dan angka hukuman diatur sebagai berikut : a. Jenis pelanggaran ringan. Datang terlambat, membuang sampah disembarang tempat, berkuku panjang, makan didalam kelas, merusak tanaman dan meninggalkan pelajaran.

b. Jenis pelanggaran sedang. Meninggalkan sekolah tanpa ijin, mengenakan pakaian diluar ketentuan sekolah, merusak sarana dan prasarana disekolah, berambut gondrong, mewarnai rambut dan membuat gaduh dikelas.

c. Jenis pelanggaran berat.

berkelahi di sekolah, bertingkah laku tidak sopan, mengompas disekolah, membawa senjata tajam, berjudi, membawa buku atau kaset porno dan membawa, mengedarkan atau mengkonsumsi rokok, miras dan narkoba.

C. Bahaya Merokok

Menurut Terry dan Horn (dalam Nainggolan, 2006: 27) bahwa di dalam sebatang rokok yang di hisap terdapat kurang lebih sebanyak 3000 macam bahan kimia. Sebanyak 3000 macam bahan kimia, baru 700 macam yang di kenal diantaranya hanya 20 macam bahan kimia yaitu acrolein, carbon monoxide, nicotine, amonia, formic acid, hydrogen cyanide,nitrous oxide, formaldehyde, phenal, acetaldehyde,hydrogen disulfide, pyridine, methyl chloride, acetronitrile,propionaldethyde, methanoi, tar, polonium, arsenic trioxide, nickel carbonyl.

Merokok sangat erat hubungannya dengan jenis-jenis penyakit tertentu yang di derita seseorang. Nainggolan (2006: 43) menerangkan bahwa jenis-jenis penyakit yang sering membawa maut akibat merokok adalah : penyakit kanker, penyakit jantung, bronchitis yang kronis, emphysema, penyakit pencernaan, radang lambung, serta kelumpuhan otak. Kematian karena penyakit tersebut dua kali lebih banyak pada seorang perokok di bandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Karbon monoksida pada rokok menghambat masuknya oksigen pada jantung sedangkan nikotin dari rokok dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur sehingga dalam keadaan kesehatan menurun bisa menyebabkan serangan jantung dengan tiba-tiba yang bisa menyebabkan kematian

Perokok tidak terlalu banyak mengetahui bahwa rokok juga sangat membahayakan

penyempitan pada pembuluh darah atau urat nadi maka dapat menyebabkan kelumpuhan. Merokok juga mempengaruhi otak seseorang yang menyebabkan kurang efisiensinya mental seseorang. Menurut perhitungan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Royal College di Inggris menyatakan bahwa rata-rata perokok kehilangan 5,5 menit umurnya dengan setiap kali menghisap sebatang rokok dan sebenarnya merokok itu memendekkan umur seseorang. Seorang ibu yang merokok pada waktu hamil akan melahirkan bayi 8 ons (200 gr) lebih ringan dari bayi ibu-ibu yang bukan perokok, yang disebabkan terputusnya perbekalan kebutuhan darah bagi bayi sewaktu di dalam kandungan (Nainggolan, 2006:41). Sitepoe (2000:17) menambahkan bahwa di Indonesia anak-anak berusia muda mulai merokok disebabkan beberapa faktor di antaranya yaitu karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya, dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman- temannya. Merokok juga merupakan salah satu yang dilakukan oleh para remaja untuk menyatakan bahwa dirinya diterima dan teridentifikasi menjadi suatu kelompok tertentu. Bahaya merokok bagi siswa SMP yaitu dapat menjadikan suatu kebiasaan berperilaku yang tidak sehat sehingga menjadikan ketergantungan terhadap rokok, dapat mempengaruhi siswa-siswa yang lain untuk merokok dan mendapatkan sanksi angka skor dari guru karena merokok merupakan salah satu pelanggaran tata tertib sekolah.

D. Faktor-Faktor Penyebab Merokok

Abu Al-Ghifari (2003: 113) menanggapi perilaku merokok pada remaja, yaitu bagi remaja modern merokok merupakan satu jenis pilihan aktifitas yang populer dilakukan untuk memanfaatkan waktu senggang. Merokok bukanlah suatu hal yang tabu tetapi Abu Al-Ghifari (2003: 113) menanggapi perilaku merokok pada remaja, yaitu bagi remaja modern merokok merupakan satu jenis pilihan aktifitas yang populer dilakukan untuk memanfaatkan waktu senggang. Merokok bukanlah suatu hal yang tabu tetapi

1) Faktor alasan remaja merokok. Begitu banyak sebab atau alasan yang disampaikan para remaja mengapa melakukan aktivitas merokok. Sebagian besar remaja melakukan aktivitas merokok dikarenakan ingin terkesan dewasa, atau gagah. Faktor pendorong menurut PMI (1996: 41) bahwa remaja mulai melakukan aktivitas merokok antara lain : rasa ingin tahu sampai menjadi ketergantungan, untuk meningkatkan kesan kejagoan, hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya, adanya stress atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan, dorongan sosial dari lingkungan yang mendesak remaja untuk merokok kalau tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya, ketidak tahuan akibat bahaya merokok

Menurut Sitepoe (2000: 17) bahwa merokok pada anak-anak karena kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa dirinya dewasa. Alasan- alasan yang menyebabkan seseorang merokok dan membuat merokok menjadi sesuatu yang menggairahkan bisa bermacam-macam dan bersifat pribadi. Alasan remaja laki-laki merokok adalah membayangkan bahwa dengan merokok maka dianggap sudah dewasa, tidak lagi anak kecil, dan bisa memasuki kelompok teman sebaya sekaligus kelompok yang mempunyai ciri gaya tertentu yaitu merokok. Alasan utama lainnya remaja merokok adalah karena ajakan atau paksaan teman atau pengaruh lingkungan yang sulit ditolak. Bergabung dengan suatu kelompok tertentu bagi remaja masa kini merupakan hal yang penting.

2) Lingkungan yang mempengaruhi remaja merokok.

sendiri, selain itu juga disebabkan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi. Hal ini, ada dua lingkungan yang dapat mempengaruhi remaja merokok adalah :

a). Lingkungan keluarga.

Tidak sedikit remaja yang merokok dikarenakan di dalam lingkungan keluarganya ada yang merokok. Misalnya saja seorang remaja laki-laki merokok dikarenakan melihat ayahnya suka merokok. Remaja laki-laki mengidolakan ayahnya sehingga ingin seperti ayahnya dan remaja tersebut suka memperhatikan tingkah ayahnya sampai pada kebiasaan buruk ayahnya yaitu merokok. Selain hal tersebut, ada juga orang tua yang tidak keberatan anak remaja laki-lakinya merokok.

b). Lingkungan pergaulan remaja.

Lingkungan pergaulan remaja ini adalah lingkungan yang sangat menentukan pada remaja. Remaja cenderung mendengarkan atau melakukan yang dibenarkan dalam kelompoknya dan remaja cenderung melawan pada orang dewasa dan orang tua. Meskipun orang tua melarang remaja tersebut merokok, tetapi bila dirinya bergaul dengan sekelompok remaja yang merokok, maka kemungkinan besar remaja itu akan merokok.

METODE PENELITIAN

Hal-hal yang berhubungan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tempat penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) teknik pengumpulan data, (5) validitas data, (6) teknik analisis data.

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan: (1) di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri banyak siswa yang memiliki kebiasaan merokok disekolah, (2) Warga sekitar sekolah menilai banyak siswa berperilaku merokok yang dilakukan di sekitar sekolah.

B. Metode Penelitian

Masalah yang diajukan dalam penelitian ini menekankan pada usaha pengumpulan informasi secara kualitatif tentang siswa yang mempunyai kebiasaan merokok pada kelas VIII di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul berupa bukti-bukti atau penjelasan-penjelasan.

Pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari fakta yang nyata di Pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari fakta yang nyata di

C. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah subjek penelitian kedua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Selogiri yang dapat memberikan informasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu Deri dan Anton yang melakukan pelanggaran tata tertib yaitu perilaku merokok di sekolah.

Sumber data sekunder adalah teman-teman dekat subjek penelitian, wali kelas, guru BK dan orang tua subjek. Sumber data sekunder di gunakan karena guru merupakan orang yang mengetahui segala perilaku subjek selama mengikuti pelajaran dalam kelas, teman dekat subjek merupakan sumber data untuk mengetahui keadaan subjek saat berada di luar kelas dan orang tua adalah sumber data yang dapat memberikan informasi tentang perilaku subjek di rumah.

1. Observasi

Maman Rahman (1993: 71) observasi adalah mengamati klien secara sistematik terhadap gejala yang tampak disaat berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diteliti. Observasi dilakukan dengan pencatatan data yang di temukan di lapangan. Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini di maksudkan untuk mengetahui perilaku merokok di sekolah dengan cara di buat pedoman observasi. Observasi di lakukan untuk mengamati perilaku subjek di tempat yang biasa merokok. Penelitian ini untuk mengetahui secara langsung mengenai perilaku siswa yang melanggar tata tertib merokok di lingkungan sekolah. Observasi dibantu oleh guru dan guru BK.

2. Wawancara/Interview

Marjuki (1982: 163) interview adalah cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematika dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung karena peneliti ingin mendapatkan data yang akurat dan objektif, Tujuan penggunaan teknik wawancara adalah untuk memperoleh data tentang perilaku dua siswa merokok di sekolah berdasarkan pedoman wawancara yang di gunakan. Teknik wawancara dilakukan di luar jam pelajaran, yaitu pada saat istirahat atau setelah usai sekolah. Wawancara dilakukan pada subjek penelitian, ketua kelas, wali kelas, guru BK dan orang tua.

Validitas data berguna untuk menetapkan keabsahan data yang diperlukan dalam teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Validitas data diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan sumber atau teknik untuk mengecek keakuratan data yang diperoleh.

Penelitian ini menggunakan teknik Trianggulasi Sumber dan Trianggulasi Metode. Trianggulasi Sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda yaitu ketua kelas, guru BK, wali kelas dan orang tua subjek penelitian. Trianggulasi Metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan metode yang berbeda guna memperoleh data yang sama dari satu subjek, apabila data yang diperoleh antara hasil wawancara dengan hasil observasi, maka data yang diperoleh dinyatakan valid.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif fenomenologis yaitu memberi gambaran tentang pelanggaran tata tertib disekolah yaitu kebiasaan merokok berdasarkan temuan-temuan dilapangan. Penelitian dengan pendekatan fenomenologis dilakukan dengan cara mendapatkan informasi perilaku merokok yang diperoleh dari observasi, wawancara dan sumber data dari ketua kelas, wali kelas, guru BK dan orang tua Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif fenomenologis yaitu memberi gambaran tentang pelanggaran tata tertib disekolah yaitu kebiasaan merokok berdasarkan temuan-temuan dilapangan. Penelitian dengan pendekatan fenomenologis dilakukan dengan cara mendapatkan informasi perilaku merokok yang diperoleh dari observasi, wawancara dan sumber data dari ketua kelas, wali kelas, guru BK dan orang tua

1. Reduksi Data

Reduksi data sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data dasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikannya, sehingga data siap disajikan sehingga dapat ditarik kesimpulan finalnya dan selanjutnya diverifikasi.

2. Penyajian data

Setelah data yang terkumpul direduksi yakni dipilih yang dipentingkan, dibuang yang tidak diperlukan dan digolongkan sesuai dengan kebutuhan selanjutnya data disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode. Data yang tersusun dimungkinkan untuk di analisis dan ditarik kesimpulan sebagai langkah verifikasi.

3.Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Di dalam menarik kesimpulan harus juga diverifikasi makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya agar

HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian

1. Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri

Lokasi SMP Negeri 2 Selogiri berada di desa Pule, Selogiri, Wonogiri. SMP Negeri 2 Selogiri terletak di posisi yang cukup strategis, yaitu dekat dengan kantor balai desa Pule kecamatan Selogiri dan di kelilingi oleh sarana umum lainnya, seperti pasar Pule, pertokoan, mini market dan warnet. Selain itu SMP Negeri 2 Selogiri juga berdekatan dengan sekolah-sekolah lainnya yaitu SD Negeri 1 Pule dan TK Pertiwi 1 Pule. SMP Negeri 2 Selogiri berada dipinggir jalan utama yang di lalui angkutan umum sehingga memudahkan akses untuk menuju ke tempat sekolah.

2. Subjek Penelitian

Guru selalu dihadapkan pada siswa-siswa yang masing-masing memiliki karakter, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku siswa tersebut tidak jarang yang menyimpang dari aturan dan tata tertib sekolah. Sekolah merupakan tempat bagi siswa-siswa menuntut ilmu dan tempat pembentukan pribadi siswa. Munculnya perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah. Perilaku Guru selalu dihadapkan pada siswa-siswa yang masing-masing memiliki karakter, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku siswa tersebut tidak jarang yang menyimpang dari aturan dan tata tertib sekolah. Sekolah merupakan tempat bagi siswa-siswa menuntut ilmu dan tempat pembentukan pribadi siswa. Munculnya perilaku siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah. Perilaku

Sesuai dengan fokus penelitian, maka subjek penelitian ini yang dipilih adalah perilaku siswa yang melanggar tata tertib larangan merokok di SMP Negeri

2 Selogiri . Siswa yang menjadi subjek penelitian berdasarkan laporan wali kelas. guru BK dan teman subjek. Laporan tersebut peneliti ingin mengungkap sebab perilaku siswa melakukan pelanggaran terhadap tata tertib larangan merokok dalam lingkungan sekolah dan akibat dari perilaku tersebut. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan home visit dapat memberikan gambaran yang jelas dan rinci mengungkap faktor penyebab perilaku siswa melakukan pelanggaran terhadap tata tertib larangan merokok di SMP Negeri 2 Selogiri.

Adapun subjek penelitian sebagai berikut :

a. Subjek 1

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui data pribadi subjek 1 sebagai berikut :

Nama

: Deri

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir

: Wonogiri, 31 Januari 1998

Kelas

: VIII F

Bahasa Sehari-hari

: Bahasa Jawa

Jarak Sekolah

: 1 km

Alamat : Kargan, Nglaroh RT 01 RW 02 Pule, Selogiri, Wonogiri

Data Orang Tua

Nama Ayah

Nama Ibu

Deri adalah anak ke dua dari dua bersaudara, yang berada dikelas VIIIF, Deri memiliki perilaku merokok didalam dan diluar sekolah. Deri mempunyai hobi olah raga sepak bola, berenang, bermain musik, berkumpul dengan teman- temannya dan menonton TV. Keluarga Deri tinggal dalam rumah yang sederhana berdinding tembok kondisinya tidak terlalu bagus. Pengaturan ruangan tidak Deri adalah anak ke dua dari dua bersaudara, yang berada dikelas VIIIF, Deri memiliki perilaku merokok didalam dan diluar sekolah. Deri mempunyai hobi olah raga sepak bola, berenang, bermain musik, berkumpul dengan teman- temannya dan menonton TV. Keluarga Deri tinggal dalam rumah yang sederhana berdinding tembok kondisinya tidak terlalu bagus. Pengaturan ruangan tidak

b. Subjek 2

1) Berdasarkan data dokumentasi yaitu buku pribadi siswa dapat diketahui data pribadi subjek 2 sebagai berikut:

Nama

: Anton

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir

: 13 Maret 1998

Anak ke

: 3 dari 3 bersaudara

: Nglaroh, Selogiri, Wonogiri.

Jarak Sekolah

: 800 Meter

Orang Tua

Nama Ayah

Nama Ibu