Pengembangan museum tani indonesia sebagai wisata edukasi di kabupaten Klaten lusiana

(1)

commit to user

i

PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA SEBAGAI

WISATA EDUKASI DI KABUPATEN KLATEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Oleh :

LUSIANA NINDI ARIESTA C9409018

PROGRAM DIII USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

MOTTO

1. Tuhan tidak akan lalai membalas setiap pebuatan baik sekecil apapun itu.


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Dengan setulus hati penulis persembahkan Tugas Akhir ini untuk :

1. Mamaku Arum Margini dan Bapak Joko

Sutrisno yang selalu memberikan

dukungan, selalu memberikan kasih sayang yang tiada akhir dan doa yang luar biasa.

2. Adikku Dimas Riki yang selalu

memberikan dukungan, memberikan


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia, rahmat, berkat, serta tuntunan-Nya sehigga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi bagi mahasiswa program Dipoma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari tanpa bantuan dari beberapa pihak Tugas Akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik.

Selama proses penelitian hingga pengolahan data, penuis telah melibatkan banyak pihak yang sangat membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terimaksih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, PhD. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

yang telah mengijinkan dan mengesahkan Tugas Akhir ini.

2. Dra. Isnaini Wijaya Wardani. Mpd selaku ketua program DIII Usaha

Perjalanan Wisata yang telah memberikan saran serta pengarahan yang sangat berharga sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

3. Drs. Suharyana, M.Pd. selaku Sekretaris program DIII Usaha Perjalanan Wisata yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini.

4. Umi Yuliati, S.S M.Hum, selaku pembimbing proposal Tugas Akhir,

Terimakasih waktu dan saran untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum selaku pembimbing utama, terima kasih

atas kesediaan waktu, ketelitian, semangat, bimbingan dan dukungan bagi penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh Dosen DIII Usaha Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan

ilmu, motivasi serta pengalaman yang berarti selama kuliah.

7. Mbak Ifa selaku bagian tata Usaha DIII Usaha Perjalanan Wisata yang telah membantu penuis dalam pembuatan surat ijin yang berhubungan dengan penyelesaiaan Tugas Akhir.

8. Sri Mulyani yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan

informasi selama proses observasi di dalam obyek.

9. Kedua orang tua penulis yang memberikan dukungan kepada penulis sehingga


(7)

commit to user

vii

10.Dimas Riki yang selalu menghibur disaat penulis berputus asa.

11.Agus setiawan yang selalu memberikan dukungan, bantuan serta semangat kepada penulis.

12.Sahabat–sahabatku Aurora, Arifa, Fatma, Herdilia, Yaya, Sasti, Febriana, Maysaroh, Desi yang selalu memberikan dukungan dan kenangan manis.

13.Teman-teman DIII Usaha Perjalanan Wisata 2009 yang telah banyak memberi

kenangan manis, tawa, motivasi dalam proses studi.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membatu penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhr ini dapat bermanfat bagi pembaca.

Surakarta, 27 Juni 2012


(8)

commit to user

viii ABSTRAK

Lusiana Nindi Ariesta. C9409018. 2012. Pengembangan Museum Tani

Indonesia sebagai Wisata Edukasi di Kabupaten Klaten. Program studi Diploma

III Usaha Perjalanan Wisata. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis potensi dan menentukan strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di kabupaten Klaten agar dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya dan agar lebih diminati oleh wisatawan yang akan berkunjung.

Metode penelitian dalam laporan ini adalah dengan menggunakan sistem pengumpulan data secara langsung melalui observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumen, serta menggunakan teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk diskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu aset wisata di kabupaten Klaten. Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat masih sangat kental dengan suasana alam pedesaan, Museum Tani Indonesia memiliki berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah informasi bagi wisatawan yang berkunjung, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lannya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengembangan museum Tani Indonesia adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap obyek tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang sadar wisata, pengelolaan yang kurang maksimal menjadikan museum Tani Indonesia terkesan tidak terurus.

Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata edukasi, dan untuk mejadi sebuah wisata edukasi yang lebih menarik untuk dikunjungi, perlu adanya penambahan ataksi wisata di Museum Tani Indonesia.


(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Landasan Teori ... 4

F. Metode Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KLATEN DAN MUSEUM TANI INDONESIA A. Gambaran Umum Kabupaten Klaten ... 11

1. Letak Kabupaten Klaten ... 11

2. Pariwisata Di Kabupaten Klaten ... 13

B. Gambaran Umum Museum Tani Indonesia ... 27

1. Sejarah Museum Tani Indonesia ... 27

2. Koleksi yang Terdapat di Museum Tani Indonesia ... 28

BAB III PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA SEBAGAI WISATA EDUKASI DI KABUPATEN KLATEN A. Perkembangan Museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi di Kabupaten Klaten ... 32


(10)

commit to user

x

B. Analisis 4A Museum Tani Indonesia ... 33 C. Strategi Pengembangan Museum Tani Indonesia untuk menjadi wisata

edukasi di kabupaten Klaten (Analisis SWOT) ... 35 E.

Upaya yang bisa dilakukan pengelola bagi pengembangan Museum Tani

Indonesia sebagai wisata edukasi ... 46 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA ... 50


(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Nama Informan ... 51

LAMPIRAN 2 Peta Pariwisata Kabupaten Klaten ... 52

Gambar 1. Peta Pariwisata Kabupaten Klaten ... 52

LAMPIRAN 3 Foto Koleksi Museum Tani Indonesia ... 53

Gambar 2. Papan Nama Museum Tani Indonesia ... 53

Gambar 3. Potret pertani Jawa ... 53

Gambar 4. Potret petani Afrika ... 54

Gambar 5. Potret Petani Afrika ... 54

Gambar 6. Potret Petani Wanita di Afrika Tengah ... 55

Gambar 7. Hasil Budaya Tani Papua ... 55

Gambar 8. Rumah adat danau Toba,alat pencetak makanan suku Papua, penyimpanan uang masyarakat Danau Toba ... 56

Gambar 9. Sample tanah dari berbagai daerah di Indonesia ... 56

Gambar 10. Berbagai macam jenis Serangga persawahan... 57

Gambar 11. Sampel Hama yang menyerang Persawahan ... 57

Gambar 12. Peralatan pengukur kesuburan tanah ... 58

Gambar 13. Caping tani dari Kupang NTT ... 58

Gambar 14. Caping tani daerah Poso ... 59

Gambar 15. Caping Tani daerah Cilacap ... 59

Gambar 16. Arca budaya tani korban gempa DIY Jateng 2006 ... 60

Gambar 17. Potret pertanian di zaman Belanda ... 60

Gambar 18. Potret pertanian Australia ... 61

Gambar 19. Poteret hama Ulat ... 61

Gambar 20. Potret hama serangga ... 62

Gambar 21. Potret disaat masa panen ... 62

Gambar 22. Kumpulan parang dari Ambon, Maluku ... 63


(12)

commit to user

xii

Gambar 24. Kumpulan Arit dari Maluku ... 64

Gambar 25. Bubu danau Poso, Ani-ani daerah Jawa ... 64

Gambar 26. Kumpuln parang dan arit ... 65

Gambar 27. lapisan litosol tanah di Spanyol ... 65

Gambar 28. Profil tanah daerah Semiarid ... 66

Gambar 29. Kerajian tangan yang berasal dari Bambu ... 66

Gambar 30. Jenis- jenis cangkul ... 67

Gambar 31. Kumpulan permaian tradisional Jawa ... 67

Gambar 32. Jenis-jenis kendi ... 68

Gambar 33. Irus dari Sulawesi ... 68

Gambar 34. Profil lapisan-lapisan Tanah ... 69

Gambar 35. Mineral, tanah dan organic ... 69

Gambar 36. Berbagai macam jenis bakul ... 70

Gambar 37. Delman untuk berkeliling Desa Selorejo ... 70

Gambar 38. Potret peternak sapi perah Mongolia Asia ... 71

Gambar 39. Petani Sudan Afrika ... 71

Gambar 40. Peta citra satelit museum Tani Indonesia dan Rowo Jombor... 72


(13)

PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA SEBAGAI WISATA EDUKASI

DI KABUPATEN KLATEN

Lusiana Nindi Ariesta1 Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum2

ABSTRAK

2012. Program studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis potensi dan menentukan strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di kabupaten Klaten agar dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya dan agar lebih diminati oleh wisatawan yang akan berkunjung.

Metode penelitian dalam laporan ini adalah dengan menggunakan sistem pengumpulan data secara langsung melalui observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumen, serta menggunakan teknik analisis data yang disajikan dalam bentuk diskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu aset wisata di kabupaten Klaten. Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat masih sangat kental dengan suasana alam pedesaan, Museum Tani Indonesia memiliki berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah informasi bagi wisatawan yang berkunjung, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lannya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengembangan museum Tani Indonesia adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap obyek tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409018

2 Dosen Pembimbing

sadar wisata, pengelolaan yang kurang maksimal menjadikan museum Tani Indonesia terkesan tidak terurus.

Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa Museum Tani Indonesia berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata edukasi, dan untuk mejadi sebuah wisata edukasi yang lebih menarik untuk dikunjungi, perlu adanya penambahan ataksi wisata di Museum Tani Indonesia.


(14)

DEVELOPMENT OF MUSEUM TANI INDONESIA AS THE TOURISM EDUCATION IN KLATEN

Lusiana Nindi Ariesta1

Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum2

ABSTRACT

2012. Diploma III study program Usaha Perjalanan Wisata.

Faculty of Literature and Fine Arts. Sebelas Maret Universities. The purpose of this paper is to analyze and determine the potential of development strategy Museum Tani Indonesia is located in Klaten district in order to compete with other tourist destinations and make it more attractive to tourists who will visit.

Methods of research in this report is to use data collection system directly through observation, interview, book study, study documents, and using data analysis techniques are presented in descriptive form.

The results showed that the Museum Tani Indonesia has huge potential as a tourism asset in Klaten district. Mueum Tani Indonesia, located in the village Selorejo, Krakitan, Bayat is still very thick with the atmosphere of the countryside, Museum Tani Indonesia has a wide collection of world agriculture which can add information for tourists who visit, to be able to compete with the popular tourist destination located in the district eat it Klaten, museum Tani Indonesia is still in great need of an optimal development. While the obstacles encountered in the development of museum Tani Indonesia is the lack of government attention to the object, the lack of public awareness about tourism awareness, management of the museum are less than the maximum museum Tani Indonesia impressed not neglected.

Conclusions from the study showed that the Museum Tani Indonesia has the potential to be developed as an educational

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409018

2 Dosen Pembimbing

tourism, and tourism education in becoming a more attractive place to visit, the need for additionaltourist attractions in Museum Tani Indonesia.


(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang terletak digaris khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama yang berbeda, selain memiliki populasi besar dan wilayah yang padat, Indonesia memiliki wilayah alam yang sangat menarik untuk dijadikan daerah tujuan wisata. Potensi pariwisata indonesia sangatlah menarik untuk dijadikan daerah tujuan wisata. Membentang dari propinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Propinsi Papua dengan segala keanekaragaman obyek pariwisata, berbagai seni budaya yang menawan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pariwisata yang kesemuanya itu diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara, baik dari wisatawan mancanegara maupun domestik. (www.indonesia.go.id, diakses tanggal 19 April 2012)

Ada banyak jenis wisata yang ada di Indonesia salah satunya adalah wisata edukasi yang memberikan unsur kesenangan serta pembelajaran sehingga orang berwisata selain mendapat hiburan tetapi juga mendapat ilmu pengetahuan yang baru. Di Indonesia Banyak terdapat wisata edukasi, Beberapa contoh wisata edukasi yang ada di Indonesia antara lain di Bandung terdapat observatorium Boscha yang merupakan lembaga penelitian astronomi yang pertama di Indonesia dengan program-program spesifik dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Di Jakarta terdapat Taman Mini Indonesia Indah yang mempunyai


(16)

konsep wisata yang rekreatif, informative, edukatif, komunikatif dan atraktif. Di Mojokerto terdapat obyek wisata edukasi Rumah Sawah, wisatawan yang berkunjung dapat belajar proses pembuatan nasi dari padi hingga menjadi beras, belajar mengolah sawah seperti membajak sawah, menanam padi. Di Yogykarta terdapat wisata edukasi Taman Pintar, Taman Pintar merupakan obyek wisata yang bernuansa modern sekaligus tradisional.

Kabupaten Klaten yang terletak diantara kota Solo dan Kota Yogyakarta juga mempunyai obyek wisata yang menawarkan wisata edukasi, obyek wisata tersebut adalah Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo Krakitan Bayat, jaraknya kurang lebih 6 km dari pusat kota Klaten.

Museum Tani Indonesia sangat menarik untuk dikunjungi, letaknya yang berada di desa Selorejo menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan karena desa Selorejo menawaran pemandangan alam berupa perbukitan dan areal persawahan yang membentang luas yang masih alami. Museum Tani Indonesia memiliki berbagai koleksi mengenai dunia pertanian yang dapat menambah ilmu pengetahuan. Fasilitas dan daya tarik wisata yang ada di museum Tani Indonesia masih terasa kurang maka dari itu perlu adanya sebuah perencanaan pengembangan agar dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara dan memberikan unsur kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.

Berdasarkan latar belakang maka untuk memperdalam dan

mengembangkan museum Tani Indonesia agar menjadi sebuah daerah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi maka hal ini diangkat sebagai bahan tugas

akhir dengan judul “ Pengembangan Museum Tani Indonsia sebagai Wisata


(17)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi museum Tani Indonesia yang terletak di Kabupaten

Klaten untuk menjadi sebuah wisata edukasi?

2. Bagaimana strategi pengembangan museum Tani Indonesia yang terletak di Kabupaten Klaten untuk menjadi sebuah wisata edukasi?

3. Kendala apa saja yang dihadapi museum Tani Indonesia yang terletak di Kabupaten Klaten di dalam pengembangannya untuk menjadi sebuah wisata edukasi ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui potensi wisata yang dimiliki museum Tani Indonesia untuk menjadi sebuah obyek yang menawarkan wisata edukasi.

2. Menyusun pengembangan museum Tani Indonesia untuk menjadi sebuah

wisata edukasi dan agar dapat meningkatkan kunjungan wisata.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi museum Tani Indonesia di

dalam pengembangannya dan agar dapat mendapatkan solusi untuk rencana pengembangan museum museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah:


(18)

2. Memberikan manfaat bagi yang ingin mempelajari mengenai pengembangan sebuah museum agar lebih menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan.

E. Landasan Teori

1. Pengembangan

Pengembangan pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki obyek wisata yang sedang di pasarkan ataupun yang akan dipasarkan. Pengembangan tersebut meliputi perbaikan obyek dan pelayanan kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula.(Oka A yoeti, 1983:56 )

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2011 tentang rencana induk pembangunan Kepariwisataan Nasional

tahun 2010 – 2025 menjelaskan bahwa misi pembangunan Kepariwisataan

Nasional meliputi pengembangan :

1. Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat.

2. Pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara

3. Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakan

kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya


(19)

commit to user

4. Organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dala rangka medorong terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

2. Pengertian Museum

Moh. Amir Sutarga (1983:19) mengatakan dalam bukunya pedoman

penyelenggaraan dan pengelolaan museum bahwa museum adalah sebuah

lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang–barang pembuktian manusia dan lingkungannya.

3. Wisata edukasi

Menurut Gamal Suwantoro, didalam bukunya yang berjudul

dasar-dasar priwisata ada berbagai macam perjalanan wisata bila ditinjau dari berbagai macam segi

1. Dari segi jumlahnya wisata dibedakan atas : a. Individual Tour (Wisatawan perorangan )

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami - isteri

b. Family Group Tour (wisata keluarga)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain.


(20)

c. Group Tour (wisata Rombongan)

Yaitu suatu pejalanan wisata yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi orang yang bersebelas. Potongan ini berkisar antara 25 hingga 50% dari ongkos penerbangan atau penginapan.

2. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas : a. Holiday Tour ( wisata Liburan)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotannya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri.

b. Familiarization Tour ( wisata pengenalan)

Yaitu suatu perjalanan yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya, misalnya sebuah biro perjalanan luar negeri menyelenggarakan perjalanan wisata bagi karyawan-karyawannya ke Indonesia guna mengenal lebih lanjut obyek-obyek wisata yang ada di Indonesia agar nantinya mereka dapat memberikan informasi yang lebih baik mengenai Indonesia.

c. Educational Tour (wisata pendidikan)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang tujuannya untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai


(21)

commit to user

bidang kerja yang dikunjunginya wisata jenis ini juga disebut sebagai study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan.

d. Scientific Tour (wisata pengetahuan)

Yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan. Misalnya kunjungan wisata melihat bunga bangkai berbunga(Raflesia arnoldi), melihat gerhana matahari total di Jawa Tengah pada tanggal 11 juni 1983, menyelediki kehidupan komodo, melihat orang hutan di hutan Kalimantan, dan lain sebagainya.

e. Pileimage Tour ( wisata keagamaan )

Yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan, misalnya ibadah umroh.

f. Special Mission Tour ( wisata kunjungan khusus)

Yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan dengan suatu maksud khusus, misalnya misi dagang, misi kesenian, dan lain-lain

g. Special Programe Tour ( wisata program khusus )

Suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk mengisi kekosongan khusus, misalnya Ladies Programme, suatu kunjungan kesuatu objek wisata oleh para isteri atau pasangan yang karena suaminya mengikuti rapat, konvensi ataupun pertemuan khusus.

h. Hunting Tour (wisata perbutuan)

Yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk menyelanggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh


(22)

penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata. Contohnya, berburu babi hutan di Sumatera, berburu kanguru di Australia, dan lain-lain.

F. Metode penelitian

Penelitian dilakukan di obyek wisata Museum Tani Indonesia yang berada di dusun Selorejo, Krakitan, Bayat Klaten. Teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh adalah factual dan actual dalam artian data yang dikumpulkan

diperoleh pada saat kejadian langsung.(Kusmayadi dan Endar

Sugiarto.2000:84)

Dalam Pencarian data dan informasi dilakukan sejak tanggal bulan April hingga bulan Mei 2012, dengan mengamati secara langsung ruang pameran museum Tani Indonesia, koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani Indonesia, lingkungan sekitar obyek.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi dengan responden Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya kepada responden, dan jawaban – jawaban dicatat atau direkam


(23)

commit to user

Pencarian data mengenai museum Tani Indonesia dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pihak pengelola museum Tani Indonesia, dengan pengunjung yang datang dan wawancara dengan bagian pemasaran Dinas Kabupaten Klaten.

3. Studi Dokumentasi

Untuk memperjelas kondisi obyek museum Tani Indonesia maka diambil sebuah dokumentasi yang berupa foto-foto koleksi yang ada di museum Tani Indonesia, keadaan lingkungan serta dokumentasi berupa video.

4. Studi pustaka

Untuk memperoleh data dan informasi maka juga diperoleh dari sebuah buku ataupun penelitian terdahulu yang diperoleh dari Labtour Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata FSSR, perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data di dapat dari metode observasi, metode wawancara, studi dokumen dan studi pustaka yang disusun secara teratur guna pengolahan data dari perolehan data yang telah di dapat di lapangan. Secara sistematik semua data yang telah terkumpul dikembangkan dan diolah secara kualitatif agar dapat diketahui potensi, kondisi obyek dan proses pengembangan Museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi di Kabupaten Klaten.

G. Sistematika Penulisan

Bab I berisi tentang pendahuluan berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitan, sistematika penulisan.


(24)

Bab II menjelaskan gambaran umum kota Klaten, pariwisata kota Klaten dan Museum Tani Indonesia.

Bab III berisi tentang pengembangan dan kendala-kendala yang dihadapi Museum Tani Indonesia dalam pengembangannya sebagai wisata edukasi yang berada di Kabupaten Klaten.


(25)

commit to user

BAB II

GAMBARAN MENGENAI KABUPATEN KLATEN DAN

MUSEUM TANI INDONESIA DI KABUPATEN KLATEN

A.

Gambaran Umum Kota Klaten

1. Letak Kabupaten Klaten

Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :

Timur : Kabupaten Sukoharjo

Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta Utara : Kabupaten Boyolali

Selatan : Daerah Istimewa Yogyakarta

Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30'-110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 665,56 km2. Menurut topografi kabupaten Klaten terletak diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu antara ketinggian 75-160 meter di atas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan. Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi yaitu 9.72% terletak di ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut. 77,52% terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut dan 12,76% terletak di ketinggian 100-500-1000 meter dari permukaan air laut.(Wikipedia.com, diakses tanggal 13 April 2012)


(26)

commit to user

Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan yang dibagi atas 53 desa dan 103 kelurahan. Berikut kecamatan yang berada di kabupaten Klaten:

1. Bayat 2. Cawas 3. Ceper 4. Delanggu 5. Gantiwarno 6. Jatinom 7. Jogonlan 8. Juwiring 9. Kalikotes 10. Karanganom 11. Karangdowo 12. Karangnongko 13. Kebonarum

14. Kemalang 15. Klaten Utara 16. Klaten Tengah 17. Klaten Selatan 18. Manisrenggo 19. Ngawen 20. Pedan 21. Polanharjo 22. Prambanan 23. Trucuk 24. Tulung 25. Wedi 26.Wonosari


(27)

commit to user

2. Pariwisata di Kabupaten Klaten

Letak kabupaten Klaten yang berada diantara dua destinasi pariwisata yang menarik yaitu diantara Yogyakarta dan Surakarta sehingga membuat Klaten mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan potensi pariwisata dan budaya. Berikut daerah tujuan wisata yang berada di kabupaten Klaten berdasarkan data yang diperoleh dari brosur yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Klaten dan berdasarkan data yang diperoleh dari www.pariwisataklaten.com :

a) Wisata Alam

1) Deles Indah

Deles Indah merupakan obyek wisata yang terletak di lereng kaki gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles Indah berada di Wilayah Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang.

2) Rowo jombor

Rowo jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dilatar belakangi oleh pegunungan kapur.

3) Panjat Tebing Jombor

Climbing di pegunungan kapur obyek wisata Jombor Permai merupakan olahraga yang penuh tantangan.

4) Sendang Sinongko

Terletak di desa Pokak kecamatan Ceper, 7 km dari kota Klaten. Pada jaman dahulu kerabat keraton Surakarta Sinuwun PB VII sedang melakukan perjalanan ke Yogyakarta, rombongan tersebut beristirahat di Sendang Sinongko.


(28)

commit to user

5) Goa Suran dan Goa Belan

Terletak di kecamatan Jatinom. Goa suran dan Goa Belan merupakan petilasan Kyai Ageng Gribig.

6) Obyek wisata mata air cokro (OMAC)

Obyek wisata dengan kawasan kurang lebih 10 Ha yang terbentang luas di sepanjang pinggiran Kali pusur dengan suasana panorama alamnya yang sejuk dan indah serta rindangnya pepohonan yang besar cocok untuk kegiatan olahraga out bond, berenang dengan berbagai permainan air.

7) Pemandian Jolotundo

Terletak di Desa Jambeyan kecamatan Karanganom kurang lebih 8 km arah utara kota Klaten. Konon pada dahulu seorang demang yang mempunyai seorang putri bernama Roro Amis, mempunyai penyakit kulit yang berbau amis yang suka berenang dan akhirnya jatuh ke umbul, kakinya tertusuk keong kecil kemudian sakitnya sembuh.

8) Pemandian Ponggok

Pemandian sumber mata air alami, terletak di desa Ponggok.

b) Wisata Budaya

1) Candi sewu

Terletak di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, merupakan Candi Budha yang dibangun pada abad ke IX oleh keluarga Sailendra.

2) Candi lumbung

Terletak di Desa Tlogo Kecamatan Prambanan.


(29)

commit to user

Candi Bubrah berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara candi utama Roro Jonggrang dan candi Sewu.

4) Candi Plaosan

Terletak di Plaosan desa Bugisan Kecamatan Prambanan, 5 km dari Taman Wisata Candi Prambanan. Candi Plaosan merupakan bangunan dengan arsitektur campuran Budha dan Hindu, yang dibangun oleh Rake Pikatan untuk permaisurunya Pramudyawardani

5) Candi Sojiwan

Terletak di Dukuh Banjarsari Desa Kebondalem Kidul Kecamatan Prambanan.

6) Candi Asu

Terletak di dukuh Bener Desa Bugisan Kecamatan Prambanan.

7) Candi Merak

Terletak di Dukuh Candi desa Karangnongko kecamatan

Karangnongko.

8) Makam Mlayopati

Terletak di Deles Desa Sidorejo kecamatan Kemalang.

9) Makam Kyai Ageng Gribig

Terletak di kecamatan Jatinom, 12 km utara kota Klaten. KA. Gribig adalah cucu Prabu Brawijaya dari Majapahit, putera dari R. Mas Guntur.


(30)

commit to user

Adalah seorang pujangga kraton Surakarta dan sangat terkenal diseluruh pulau Jawa pada abad ke 17,

Beliau adalah putera dari Mas Ngabehi Ronggowarsito II abdi dalem Adipati Anom keraton Surakarta.

11)Makam Kyai Ageng Pandanaran

Makam yang terletak di bukit Jabalkat desa Paseban, kecamatan Bayat kurang lebih 15 km ke arah selatan kota Klaten.

c) Wisata buatan

1) Gondang Winangoen ( green park )

Terletak di daerah Gondang. Menawarkan wisata outbond, museum Gula Jawa Tengah serta kunjungan ke pabrik gula Gondang.

2) Bumi Perkemahan Kepurun

Terletak di desa Kepurun Kecamatan Manisrenggo.

3) Taman Bukit Sidagora

Terletak di Desa Krakitan Kecamatan Bayat.

4) Pemandian Tirtomulyono

Terletak di desa Pluneng kecamatan Kebonarum.

5) Agrowisata rambutan

Terletak di desa Tulung Kecamatan Tulung.

6) Kolam Renang dan Arena Bermain Tirto Raharja

Terletak di kecamatan ponggok.

d) Wisata Kerajinan

1) Sentra Kerajinan Wayang Kayu


(31)

commit to user

2) Sentra kerajinan Blungkrah Bambu

Akar batang bambu yang dulu hanya dilihat sebelah mata kini menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi, ditangan para pengerajin akar batang bambu yang sering disebut Blungkrah bisa dibuat berbagai macam kerajinan misalnya bebek-bebekan, patung kuda, kentongan, topeng dll. Pengerajin yang sangat teliti dan hati-hati menghasilkan barang kerajinan yang sangat menarik. Kerajinan Blungkrah Bambu dapat dijumpai di sepanjang pinggir jalan penggung, Jl. Solo- Jogja Klaten.

3) Sentra Kerajinan Mebel Ukir

Terletak di Desa Serenan Kecamatan Juwiring, kurang lebih 20 km sebelah timur kota Klaten.

4) Sentra Industri Mebel

Terletak di Desa Sajen Kecamatan Trucuk. 5) Sentra Kerajinan Lurik

Terletak di Desa Pedan Kecamatan Pedan. 6) Sentra Industri Konveksi

Terletak di Desa Wedi Kecamatan Wedi.

7) Sentra Kerajinan Batik Kayu

Berbagai macam kerajinan seperti almari, kursi, patung, topeng, miniatur mobil dll. Ditangan pngerajin Ma’ruf Batik disentuh menjadi souvenir yang menarik. Untuk menyajikan agar barang tersebut menjadi menarik dilakukn pemolesan dengan cara dibatik. Kerajinan ini dapat dijumapai di desa Karang Gumuk, Jarum, Bayat.


(32)

commit to user

e) Upacara Tradisional

1) Upacara Yaqowiyu

Terletak di Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, 12 km sebelah utara kota Klaten. Puncak acara pada hari jum’at pertengahan bulan sapar setelah shalat jum’at. Puncak acara ini adalah penyebaran Kue apem yang kurang lebih 10 ton.

2) Upacara Bersih Desa Tanjungsari

Terletak di Desa Ceper Kecamatan Ceper yang diadakan rutin 1 tahun sekali pada hari jum’at wage atau jum’at kliwon tanggal 10 syuro di gedung serba guna desa Dlimas. Upacara ini berupa upacara sesaji berupa makanan, buah-buahan dengan diiringi doa bersama mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Upacara Syawalan

Terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Berlangsung seminggu setelah hari raya Idul Fitri, upacara ini disebut juga kupatan karena hidangan khusus untuk upacara ini berupa ketupat.

4) Upacara bersih desa sendang Sinongko

Didakan di Sendang Tirto Sinongko Desa pokak kecamatan Ceper diadakan setiap jum’at wage di bulan agustus atau September, bentuk upacara ini adalah penyembelihan domba sebanyak 10 ekor.

f) Desa wisata


(33)

commit to user

Terletak di desa Janti, kurang lebih 7 km dari kota Klaten. Desa wisata Janti menawarkan berbagai masakan yang berasal dari ikan tawar dan menawarkan wisata air.

2) Wisata Paseban

Terletak di Bayat, kurang lebih 10 km dari kota Klaten. Mempunyai obyek wisata makam Kyai Pandanaran yang merupakan salah satu wali songo pengganti Siti Jenar.

3) Desa Wisata Krakitan

Terletak di kecamatan Krakitan, kurang lebih 6 km dari kota Klaten. Di desa Wisata Krakitan ada obyek wisata Rowo Jombor yang terkenal dengan Warung apungnya.

4) Desa Wisata Jimbung

Terletak di kecamatan Kalikotes, kurang lebih 5 km dari kota Klaten. Di desa ini banyak pengerajin batu bata dan budi daya burung Jalak uren, Kepondang, Jalak putih dan Cucak Rowo.

5) Desa Wisata Melikan

Terletak di desa Melikan kecamatan Wedi, jarak dari kota Klaten kurang lebih 15 km. Pembuatan keramik dengan teknik putaran miring yang konon sudah dikerjakan oleh penduduk dukuh Pagerjurang desa Melikan sejak 300 tahun yang lalu.

6) Desa Wisata Soran

Terletak di desa Duwet Kecamatan Ngawen, kurang lebih 6 km dari kota Klaten. Kehidupan Masyarakatnya sangat tradisional banyak


(34)

commit to user

pembuat batu bata, genteng dan terdapat juga kesenian tari Gambyong,Wayang kulit, Karawitan dll.

7) Desa Wisata Juwiring

Terletak di kecamatan Juwiring yang kurang lebih 25 km dari kota Klaten. Di desa wisata Juwiring terdapat para pengrajin payung tradisional dari kayu dan kertas yang berguna untuk hiasan dan dekorasi.

8) Desa Wisata Bugisan

Terletak di kecamatan Prambanan, kurang lebih 15 km dari kota Klaten. Desa ini mempunyai kesenian tradisional jatilan yaitu kesenian tari-tarian yang menggambarkan tentang keprajuritan dengan menggunakan kuda lumping yang dikendalikan seorang pawang.

9) Desa wisata Pokak

Terletak di Desa Ceper kurang lebih 7 km dari kota Klaten. Masyarakatnya masih sangat tradisonal dan masih sangat menjunjung adat budaya. Di desa wisata Pokak terdapat pengrajin replika sepeda motor, mobil dan lainnya yang berasal dari bahan kayu. Jumlah pengrajin kurang lebih 60 orang.

10)Desa wisata kebondalem kidul

Berjarak kurang lebih 20 km dari kota Klaten. Desa yang mempunyai daya tarik wisata sumber daya budaya, sumber daya ekonomi. Kerajinan seni batik, seni lukis, tenun sutera emas, kerajinan akik.


(35)

commit to user

g) Kesenian Tradisional

1) Kesenian Paguyuban Musik Bambu Pring Sedapur

Kesenian ini lahir di Dukuh Purwodadi, Desa Bugisan Kecamatan Prambanan, kesenian ini diciptakan oleh seorang tokoh seni bernama Suparman Hadi, seni ini berawal dari kebiasaan ronda malam yang menggunakan peralatan dari bambu. Mengambil nama pring sedapur dengan maksud bahwa perkumpulan ini sangat erat seperti serumpun bambu yang sulit untuk dipisahkan satu persatu. Dari musik ini telah berkembang menjadi campur sari namun tetap tidak menghilangkan peralatan yang dari bambu. Adapun hasil prestasi yang pernah diperoleh antara lain pernah dikirim ke Jepang, Taman Ismail Marjuki pada tahun 1973, Pernah juga mengisi kegiatan acara di TVRI Yogyakarta sebanyak 3 kali.

2) Sendratari Roro Jonggrang

Mengangkat sebuah legenda terjadinya Candi Prambanan. Sendra Tari Roro Jonggrang mengisahkan jalinan asmara Bandung Bondowoso dengan Dewi Roro Jonggrang yang berakhir secara tragis. Menyadari bahwa calon suaminya adalah pembunuh Prabu Boko, ayah yang dicintainya. Gejolak hati untuk membalas dendam, maka syarat pinangan Bandung harus sanggup mewujudkan candi yang berjumlah 1.000 buah. Adalah suatu permintaan yang sulit untuk diwujudkan dalam waktu satu malam. Dengan bala bantuan raja tentara jin, Bondowoso diharapkan dapat mewujudkan jumlah 1000 candi sebelum fajar tiba, namun alunan gejog lesung yang


(36)

commit to user

mengisyaratkan aktifitas manusia menumbuk padi pada pagi hari sebagai tanda fajar tiba dilakukan oleh masyarakat Prambanan atas perintah Dewi Roro Jonggrang, yang berarti Bandung gagal mewujudkan impiannya. Kekesalan dan kemarahan Bandung atas kelicikan Dewi Roro Jonggrang, maka disumpahlah Dewi Roro Jonggrang menjadi arca untuk melengkapi jumlah 1000 candi.

3) Jatilan

Jatilan merupakan kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian, kemudian para penari bagaikan kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Di saat para penari bergerak mengikuti irama musik dari jenis alat musik jenis alat gamelan seperti saron, kendang, dan gong ini, terdapat pemain lain yang mengawasi dengan memegang pecut atau cemeti. Pemain yang bertugas mengawasi itu adalah yang terpenting dalam jatilan ini, bertugas "mengendalikan" roh halus yang merasuki para penari. Para penari yang umumnya menggunakan kuda kepang bambu yang dianyam menyerupai kuda. Para penari ini juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tak dapat dinalar oleh akal sehat, diantaranya adalah mereka dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam sperti silet, pecahan kaca, atau bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit dan ketika mereka di lecuti dengan cambuk atau cemeti tubuh mereka tidak memar atau tergores.Tari jatilan di Kabupaten Klaten yang terkenal tari Jatilan dari desa Bugisan Kecamatan Prambanan. Tari


(37)

commit to user

Jatilan ini dipentaskan tiap hari Jumat di panggung terbuka di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan untuk para turis asing maupun domestik.

4) Ketoprak

Ketoprak adalah kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama, ketoprak ini timbulnya pada tahun ± 1922 pada masa Mangkunegaran, sebagai ilustrasi diiringi gamelan yang berupa lesung, alu, kendang dan seruling karena cerita atau pantun pantunnya merupakan sindiran kepada Pemerintah atau Kerajaan maka kesenian ketoprak ini lalu dilarang, namun karena kesenian rakyat akhirnya tetap berkembang di pedesaan. Setelah sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa lengkap dengan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan ceritanya. Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog bahasa jawa.

5) Srandul

Srandul adalah kesenian tradisional rakyat yang menggambarkan tentang kehidupan Demang pada jaman kerajaan. Srandul biasanya dilakukan ± 15 orang lengkap dengan iringannya yang berupa : Kendang, Angklung dan Terbang Besar. Kesenian Srandul ini dilakukan dengan dialog yang berupa parikan atau temang dan percakapan. Kesenian Srandul ini semula timbul di Dukuh


(38)

commit to user

Jogodayoh, Desa Gumulan Kecamatan Kota Klaten, adapun Srandul ini masih berkembang dengan baik di Prambanan dan Kemalang.

6) Sendratari Gejog Lesung

Kesenian Gejog Lesung lahir di Dukuh Soran Desa Duwet Kecamatan Ngawen Klaten, jarak dari kota Klaten ± 4 km arah utara Klaten. Kesenian ini musik tradisional kuno yang saat ini hampir punah, dan mempunyai nilai seni yang tinggi khususnya bagi para petani yang sedang mengungkapkan rasa kegembiraannya setelah musim panen padi tiba, masyarakat berkumpul bersama, bersuka ria sambil menumbuk padi dilesung dengan antan dan mengalunkan lagu lagu untuk pelepas lelah dan dahaga. Kesenian ini mengandung unsur penyampaian informasi kepada masyarakat sekitar bahwa pada saat tersebut ada orang yang punya hajad atau supitan dll.

7) Wayang Sadat

Wayang Sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa wayang kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita cerita sejarah Islam dan ceritanya diambil dari cerita akhir kerajaan Majapahit sampai awal kerajaan Mataram. Wayang Sadat ini dapat dipentaskan siang hari maupun malam hari, kesenian ini dimainkan oleh seorang Dalang dengan diiringi gamelan lengkap Slendro dan Pelog, Keistimewaan Wayang Sadat antara lain teknik pakeliran bersifat kontemporer menurut jalan ceritanya, jejer pertama tidak harus kraton, untuk kayon (gunungan) sebelah kanan gunungan didampingi pohon beringin dan gunungan sebelah kirinya didampingi


(39)

commit to user

pohon kelapa, warna kelir kuning, bingkai hijau dengan ukuran ± 3,5 m lebar ± 2 m. Lama pementasan menurut kebutuhan, dialog percakapan dengan bahasa Jawa. Timbulnya kesenian ini sejak tahun 1970 sampai sekarang kesenian ini terpelihara dengan baik di Desa Mireng, Kecamatan Trucuk.

8) Wayang Klitik

Wayang Klitik adalah bentuk kesenian wayang yang dibuat dari kayu. Ceritanya bertemakan cerita Panji atau cerita Majapahit, dilaksanakan oleh seorang Dalang yang diiringi gamelan jawa yang berupa: Kendang, Saron, Wilahan, Ketuk, Kenong, Kempul, Gong dan Suwukan. Ciri khas Wayang Klitik adalah dalang kalau memerankan adegan perang dengan parikan, sulukannya dengan tembang mocopat, adapun dialog percakapan seperti wayang purwa. Timbulnya kesenian ini sejak kerajaan Singosari, dan sampai sekarang masih terpelihara dengan baik di Kecamatan Gantiwarno.

9) Sruntul

Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk mementaskan kesenian Srandul terlalu jemu sedang untuk mementaskan kesenian Ketoprak terlalu banyak peralatannya, sehingga timbullah perpaduan antara Srandul dan Ketoprak. Disebut dengan Sruntul karena datangnya tanpa diundang dan bersikap sruntul sruntul. Pada saat itu berkembang dengan pesat karena kesenian ini dianggap lebih modern. Ciri khususnya Pemain bisa merangkap sebagai penabuh, dengan memakai lampu penerangan oncor, tema


(40)

commit to user

cerita terdiri 3 babak dan setiap babak bisa terjadi beberapa adegan, bentuk pakaian sangat sederhana dan pengiring gamelannya berupa : Demung, Saron, Gong, Kempul, Kenong, Angklung, Terbang, Jedor.

10)Wayang Babad

Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang kulit yang ceritanya diambil dari cerita Babad atau Ketoprak. Wayang Babad ini bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan diiringi gamelan lengkap Slendro dan Pelog. Kesenian ini dimainkan oleh seorang Dalang, adapun carita wayang babad ini bertemakan cerita cerita yang mirip dengan Ketoprak. Keistimewaannya adalah bentuk dari wayang tidak seperti wayang purwa, melainkan seperti bentuk ketoprak. Lama pementasan menurut kebutuhannya, adapun timbulnya wayang babad ini setelah kemerdekaan dalam rangka penerangan kepada masyarakat, sampai sekarang kesenian ini masih terpelihara dengan baik di Desa Ceporan Kecamatan Gantiwarno. 11)Tari Topeng

Tari topeng adalah kesenian tradisional yang para pemainnya mengenakan topeng sesuai dengan peran. Timbulnya kesenian ini dari Kediri Jawa Timur, tari topeng dilaksanakan dengan dialog dan diiringi gamelan Jawa Slendro lengkap, adapun tema ceritanya adalah Cerita Panji. Di Kabupaten Klaten untuk pertama kali dilaksanakan oleh para Dalang wayang kulit dan perkumpulan Tari Topeng yang terkenal bernama Magodo di Desa Jogosetran Kecamatan Kota Klaten. Keistimewaan Tari Topeng pada saat itu adalah tidak setiap


(41)

commit to user

orang bisa melakukannya kecuali para Dalang, kesenian Topeng ini dalam dialog dengan melepaskan topeng topeng dari gigitan, akan tetapi tetap dipegang untuk menutup mukanya, tarian ini khusus dipentaskan pada waktu siang hari dan tidak dilaksanakan pada malam hari namun demikian pada saat sekarang tari topeng tersebut sudah dapat dilaksanakan oleh para remaja.

B. Gambaran Umum Museum Tani Indonesia

1. Sejarah museum Tani Indonesia

Museum Tani Indonesia yang berada di Kabupaten Klaten diresmikan pada hari Kamis 16 September 2010 (wawancara dengan Ibu Sri Mulyani pada tanggal 27 April 2012). Fakultas Geografi UGM bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Klaten dan KKN PPM UGM meresmikan berdirinya Museum Tani Indonesia Peresmian ditandai dengan pemukulan Gong dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Klaten Sunarno, S.E didampingi Ketua Pengelola Museum Prof. Dr. Suratman, M.Sc.

Museum Tani Indonesia terletak di Dukuh Selorejo, sebuah dukuh kecil di pinggir sawah di sudut Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Pendirian museum ini diprakarsai oleh seorang petinggi Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada yang juga penduduk asli Dukuh Selorejo yaitu Prof. Dr. Suratman, M.Sc. Sementara ini museum juga bertempat di rumah keluarga Prof. Dr. Suratman, M.sc yang cukup luas. Pendirian museum tani tersebut telah digagas sejak 2002 lalu bersama orangtuanya, almarhum Tono Sumarto, dan beberapa tetangga di dukuh tempat tinggalnya. Berangkat dari kekhawatiran akan punahnya budaya tani tradisional diperdesaan,


(42)

commit to user

sehingga bisa jadi kalau satu generasi ke depan tidak lagi tahu seperti apa bentuk cangkul, bajak, garu dan bagaimana cara bertani. Awal berdirinya museum, koleksi yang dimiliki berupa foto, alat, dan contoh tanah pertanian dari dalam dan luar negeri, memang belum seberapa banyak namun pengelola optimis, bahwa dengan berjalannya waktu koleksi tersebut akan terus bertambah, dan pada saatnya akan menjadi museum yang bertaraf internasional. Didirikannya museum tani di dukuh Selorejo ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan pertanian perdesaan, sebagai obyek pendidikan dan wisata desa serta pusat informasi pertanian dan budaya tani.

2. Koleksi yang terdapat di Museum Tani Indonesia

Hasil observasi yang dilakukan di Museum Tani Indonesia, diperoleh data mengenai koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani Indonesia, Koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Tani Indonesia adalah sebagai berikut :

1) Hasil budaya tani Papua

2) Rumah adat masyarakat Danau Toba

3) Adat pencetak makanan suku Papua

4) Penyimpanan uang tradisional danau Toba

5) Topi petani Flores Kupang

6) Contoh tanah dan air dari berbagai daerah di Indonesia :

a) Contoh tanah dari Ambon Maluku

b) Contoh tanah dari Nusa Tenggara Timur

c) Contoh tanah dari Nangro Aceh Darusalam

d) Contoh tanah dari Merbau Sumatera Selatan


(43)

commit to user

f) Contoh tanah dari Poso Sulawesi Selatan

g) Contoh tanah dari Pasir Utara Penajam Kalimantan Timur

h) Contoh air dari desa Buk Kalimantan Timur

i) Contoh air dari Kayili Pulau Buru j) Contoh air dari Pantai Serang Banten

7) Hewan – hewan ekosistem pedesaan :

a) Hymoneptera

b) Neuroptera

c) Coleopteran

d) Diptera

e) Odonata

f) Vepidae

g) Coreidae

h) Spechidae

i) chrysopidae

j) Ular

k) Tikus

8) Peralatan uji kesuburan Tanah

9) Kerajinan tangan yang terbuat dari bambu 10)Berbagai caping yang berasal dari :

a) Kupang Nusa Tenggara Timur

b) Poso

c) Cilacap


(44)

commit to user

12)Berbagai gambar tentang pertanian : a) pertanian Australia

b) pertanian zaman Belanda

c) pertanian Afrika Tengah

d) hama Ulat

e) pengukuran profil tanah daerah Semiaeid

f) lapisan tanah litosol di Spanyol

g) profil lapisan – lapisan tanah, mineral, organik 13)Parang yang berasal dari Jawa

14)Parang yang berasal dari Ambon Maluku

15)Arit yang berasal dari :

a) kupang Nusa Tenggara Timur

b) Sulawesi

c) Ambon

d) Pacitan Jawa Timur

16)Bubu danau Poso

17)Ani – ani daerah Jawa

18)Berbagai kumpulan permaian tradisional anak di Jawa Tengah

19)Jenis kendi 20)Pecut Madura 21)Irus dari Sulawesi 22)Irus dari Danau Toba

23)Alat-alat tampung hasil petikan yang berasal dari Suku Haruku Maluku 24)Alat-alat tampung hasil petikan yang berasal dari Suku Dayak


(45)

commit to user

25)Alat-alat tampung hasil petikan yang berasal dari poso

26)Cupai suku Dayak

27)Bangku suku bare daerah Tojo Una –una Sulawesi Tenggara 28)Peralatan mengolah tanah


(46)

commit to user

BAB III

PENGEMBANGAN MUSEUM TANI INDONESIA

SEBAGAI WISATA EDUKASI DI KABUPATEN

KLATEN

A.

Perkembangan Museum Tani Indonesia Sebagai Wisata

Edukasi di Kabupaten Klaten

Gagasan pendirian museum Tani Indonesia muncul dari ketua Museum Tani Indonesia yaitu Prof. Dr. Suratman, M.Sc, gagasan tersebut sudah ada sejak tahun 2002. Sejak tahun 2002, Prof. Dr. Suratman, M.Sc mulai mengumpulkan koleksi-koleksi tentang pertanian yang berasal dari seluruh Indonesia. Tahun 2009 ditentukan gedung untuk penempatan koleksi-koleksi Museum Tani Indonesia yaitu berada di rumah keluaga Prof. Dr. Suratman, M.Sc yang cukup luas. Tahun 2010 Museum Tani Indonesia diresmikan oleh Bupati Kabupaten Klaten yaitu Sunarno, S.E. Tahun 2011 penambahan atraksi wisata berupa mengelilingi desa Selorejo yang mempunyai pemandangan alam yang indah menggunakan bendi kemudian penambahan atraksi wisata berupa kesenian tradisional Keroncong dan Gejog Lesung dan pemutaran film bercocok tanam. Tahun 2012 belum ada penambahan atraksi maupun fasilitas di Museum Tani Indoesia.

Sejak diresmikan pada September tahun 2010, Museum Tani Indonesia sudah dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelola Museum Tani Indonesia, berikut wisatawan yang tercatat yang telah mengunjungi Museum Tani Indonesia :


(47)

commit to user

1. Rombongan PLPBK kabupaten Karanganyar

2. Keluarga besar UPT Dikdes LS kecamatan Simo, Boyolali

3. Kelompok KKN UGM tahun 2011 Yogyakarta

4. Tv Borobudur Semarang

5. UPTD Pertanian kecamatan Simo Sukoharjo

Wisatawan manca yang sudah mengunjungi Museum Tani Indonesia adalah wisatawan dari Cina dan Australia. Pengelola tidak mempunyai data mengenai wisatawan yang berkunjung secara Individu dan bukan dalam bentuk rombongan karena untuk mengunjungi Museum Tani Indonesia belum dikenakan retribusi atau karcis masuk.

B. Analisis 4A Museum Tani Indonesia

Menurut Ariyanto dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Pariwisata ada

empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Attraction (daya tarik)

Daerah tujuan wisata untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya

tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan

budayanya.Wisatawan yang berkunjung ke Museum Tani Indonesia dapat menikmati berbagai koleksi mengenai pertanian, mulai dari alat- alat pertanian, jenis -jenis tanah dari berbagai daerah di Indonesia, gambar-gambar mengenai pertanian, berbagai macam jenis seranga, selain itu wisatawan yang berkunjung juga dapat menyaksikan pemutaran film mengenai bercocok tanam, mulai dari awal pengolahan tanah, penanaman hingga saat memanen. Kesenian tradisioanal keroncong dan musik Lesung


(48)

juga terdapat di Museum Tani Indonesia, namun kesenian tersebut tidak setiap hari ada. Kesenian tersebut baru dimainkan jika ada permintaan dari para wisatawan.

Wisatawan juga dapat berkeliling desa Selorejo, Krakitan Bayat menggunakan bendi atau delman sambil menikmati pemandangan alam berupa persawahan dan bukit yang masih alami.

2. Accesable (transportasi)

accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara

dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.

Untuk menuju Museum Tani Indonesia yang terletak di dusun Selorejo, Krakitan, Bayat dapat ditempuh :

a) Dari Solo lalu melewati jalan by pass Klaten-pasar Srago kemudian menuju museum Tani Indonesia. Transportasi yang bisa digunakan : Bus pariwisata, kendaraan pribadi, taxi, jika menggunakan bus umum dapat menaiki bus jurusan Solo-Jogja lalu turun dipasar Sargo Kemudian naik ojek menuju Museum Tani Indonesia.

b) Dari Jogja lalu melewati jalan by pass Klaten – pasar Srago kemudian menuju Museum Tani Indonesia. Transportasi yang bisa digunakan : Bus pariwisata, kendaraan pribadi, taxi, jika menggunakan bus umum dapat menaiki bus Jogja- Solo lalu turun di pasar Sargo Kemudian naik ojek menuju Museum Tani Indonesia.

Papan petunjuk menuju Museum Tani Indonesia masih sangat kurang namun kondisi jalan menuju obyek sudah bagus.


(49)

commit to user

amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata. Fasilitas yang ada di Museum Tani Indonesia :

1) Terdapat area parkir

2) Penerangan / listrik sudah ada 3) Toilet

4) Tempat Ibadah

5) Air bersih tersedia

6) Puskesmas yang letaknya 1km dari obyek wisata ini

7) Angkutan umum yang terdapat di sekitar obyek ini hanya Ojek.

4. Ancillary (kelembagaan)

lembaga pariwisata suatu daerah tujuan wisata membuat wisatawan dapat merasakan keamanan (protection of tourism) dan terlindungi.

Museum Tani Indonesia dikelola secara swasta, pembangunannya dibiayai dengan dana pribadi, berikut Struktur organisasi Museum Tani Indonesia

Ketua : Prof. Dr. Suratman, Msc

Sekretaris : Suharto

Bendahara : Srimulyani

C. Strategi Pengembangan Museum Tani Indonesia untuk

Menjadi Wisata Edukasi di Kabupaten Klaten

Pembangunan Museum Tani Indonesia sebagai salah satu wujud program “Klaten Menuju Kabupaten Agropolitan” (Wawancara dengan Suharno, pada


(50)

tanggal 27 April 2012), yang menjadi latar belakang program Klaten Menuju Kabupaten Agropolitan adalah Kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan kabupaten Klaten pada umumnya masih tertinggal dibandingkan masyarakat perkotaan. Hal ini sebagai konsekuensi adanya perubahan ekonomi dan proses Industrialisasi. Interaksi desa-kota selama ini dalam posisi saling memperlemah. Wilayah pedesaan dengan kegiatan utama sektor pertanian mengalami produktifitas yang menurun, sebagai akibat negatif dari adopsi teknologi modern di bidang pertanian, yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan dan penurunan kualitas produk pangan (mengandung residu pestisida ditambah harga produk pertanian turun waktu panen, sedang harga pupuk mahal) sehingga petani semakin lemah kondisi ekonominya. Disisi lain wilayah perkotaan sebagai tujuan pasar dan

pusat pertumbuhan menerima beban lebih, sehingga menimbulkan

ketidaknyamanan akibat masalah sosial dan lingkungan (pencemaran dan buruknya sanitasi). Berkembangnya kota sebagai pusat pertumbuhan ternyata tidak mampu memberikan efek penetasan ke bawah (pedesaan), tetapi justru menimbulkan efek pengawasan sumberdaya dari sekitarnya.

Program pengembangan kota sebagai pusat pertumbuhan tidak menguntungkan tetapi merugikan pertumbuhan kawasan pedesaan, oleh karenanya perlu diciptakan suatu konsep pengembangan desa-kota yang lebih terintegrasi. Desa-kota sebagai sebuah fenomena yang bertautan dan masyarakat di dalamnya secara bersama memecahkan masalah kemiskinan. Perkembangan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan, yang dikenal dengan istilah Kawasan Agropolitan. Perkembangan kawasan agropolitan merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhan kawasan pedesaan, sehingga masyarakat


(51)

commit to user

pedesaan khususnya petani, lebih mudah dan dekat untuk mendapatkan pelayanan, baik pelayanan yang berhubungan dengan produksi, maupun kebutuhan sosial budaya dan kehidupan sehari-hari.

Visi :

terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kelestarian fungsi lingkungan serta sumber daya alam yang berkelanjutan berbasis pembangunan Agropolitan.

Misi :

1. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk mencapai

optimalisasi produktifitas lahan.

2. Mengembangkan kegiatan agroproduksi, agroindutri, agrobisnis,

agroteknologi, dan agrowisata secara terpadu.

3. Menguatkan kapasitas sumber daya manusia, kelambagaan, jejaring dan

infrastruktur sumber, untuk meningkatkan kualitas sosial ekonomi masyarakat.

4. Mengembangkan potensi ekonomi makro & mikro berbasis agropolitan

Tujuan :

Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan usaha agrobisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, secara bersama untuk memecahkan kemiskinan dan pengangguran. Melalui pengembangan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan di kawasan agropolitan

Sasaran :

Mengembangkan kawasan pertanian yang berpotensi menjadi kawasan agropolitan, melalui :


(52)

1) Pemberdayaan masyarakat.

2) Penguatan kelembagaan ekonomi.

3) Pengembangan kelembagaan agroproduksi, agroindustri, agrobisnis,

agroteknologi dan agrowisata.

4) Peningkatan sarana dan prasarana.

5) Pengembangan iklim yang kondusif bagi investor.

6) Peningkatan kesejahteraan sosial.

Sesuai dengan program “Klaten Menuju Kabupaten Agropolitan”, maka untuk menunjang keberadaan museum Tani Indonesia agar menjadi sebuah wisata edukasi yang menarik untuk dikunjungi maka pengelola museum Tani Indonesia berencana mengembangkan kawasan desa Selorejo tersebut menjadi sebuah kawasan wisata edukasi yang diberi nama “Kampung Wisata Tani”, dalam kampung wisata tani ada berbagai macam aktifitas wisata yang dapat dilakukan wisatawan di dalam obyek tersebut, antara lain:

a) Koleksi tani daerah/adat dan luar negeri b) Pertunjukan film dan theatre tani

c) Pameran/gallery tani

d) Praktek bertani

e) Praktek memasak

f) Outbond alam desa

g) Workshop kerajinan

h) Village tour (bendi, sepeda ontel)

i) Pemancingan


(53)

commit to user

k) Kesenian tradisonal dan tari-tari l) Perpustakaan tani

m) Pusat informasi pertanian

n) Kebun buah/petik buah

o) Souvenir budaya tani

p) Resto alam tani/nature dan tradisional food

q) Homesay ala desa

r) Photo action ala tani s) Mini laboratorium tani t) Pelatihan/sekolah alam u) Festival tani

v) Kebun bibit

w) Kongres burung

x) Upacara tradisi tani

Wisatawan yang mengunjungi Museum Tani Indonesia sudah memenuhi 3 kategori, pengunjung yang mendatangi museum memiliki 3 kategori (wawancara dengan Sri Mulyani, pada tanggal 28 April 2012) :

a) Pendidikan

Kunjungan ke museum dengan tujuan pendidikan atau edukasi yang diharapkan dengan adanya kunjungan ke Museum Tani Indonesia dapat menambah ilmu pengetahuan bagi wisatawan namun juga tidak meninggalkan unsur kesenangan atau rekreasi.

Museum Tani Indonesia menghadirkan koleksi-koleksi tentang pertanian yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pertanian


(54)

Indonesia yang menghasilkan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia sehingga pengunjung yang datang mengetahui berbagai hal tentang pertanian, pemutaran film pertanian juga menjadi suatu sumber ilmu pengetahuan tentang pertanian.

b) Rekreasi

Museum Tani Indonesia merupakan obyek wisata edukasi yang juga memberikan unsur rekreasi antara lain penampilan musik tradisional keroncong serta musik lesung selain itu juga terdapat wisata Delman yang membawa wisatawan mengelilingi desa Selorejo yang masih alami menggunakan delman.

c) Penelitian

Museum Tani Indonesia dapat dijadikan sarana penelitian khususnya dalam bidang pertanian. Susunan tanah desa Selorejo Krakitan Bayat yang sangat cocok untuk area persawahan dapat menjadi sebuah obyek penelitian tentang ilmu geografi.

Untuk memenuhi kebutuhan 3 kategori pengunjung tersebut, maka pengelola museum Tani Indonesia mengupayakan penyajian pameran di museum menggunakan 5 pendekatan:

a) Pendekatan Evokatif

Pendekatan evokatif ialah penyajian pameran yang memberikan gambaran tentang fungsi benda dalam konteksnya dengan masa lalu.

Penyajian koleksi-koleksi di Museum Tani Indonesia sudah terdapat penjelasan tentang nama-nama benda yang dipamerkan, agar pengunjung lebih jelas dalam menikmati benda-benda yang ada di museum maka penataan


(55)

commit to user

koleksi di museum Tani kedepannya dibuat lebih rapi dan lebih terperinci mengenai fungsi benda-benda yang dipamerkan agar wisatawan yang datang dapat mengerti mengenai fungsi benda-benda yang dipamerkan di dalam Museum.

b) Pendekatan Estetika

Pendekatan estetika ialah penyajian pameran yang memperlihatkan unsur keindahan. Penataan display di dalam museum Tani Indonesia masih kurang menarik dan kurang rapi, pihak pengelola akan menata ulang benda-benda koleksi di museum dengan rapi dan berurutan dari benda-benda-benda-benda pertanian yang berasal dari sabang hingga merauke, sehingga wisatawan yang berkunjung akan lebih mudah dalam mengingat dan mempelajarinya kemudian pihak pengelola juga akan membuat penataan cahaya dan penambahan ornament pertanian yang akan menambah unsur keindahan di dalam Museum Tani Indoesia.

c) Pendekatan Afektif

Pendekatan afektif ialah penyajian pameran yang dapat membangun minat khusus pengunjung.

Museum Tani Indonesia memamerkan berbagai alat pertanian yang berasal dari berbagai daerah di Indonesa hal tersebut mendorong rasa keingintahuan wisatawan yang berkunjung untuk menggunakan alat-alat pertanian tersebut secara langsung.

d) Pendekatan Intelektual

Pendekatan Intelektual dalah penyajian materi hasil kajian intelektual. Museum Tani Indonesia selain memamerkam segala peralatan pertanian juga


(56)

memamerkan jenis-jenis lapisan tanah yang ditampilkan dalam bentuk gambar yang merupakan hasil penelitian Serta hasil pengukuran tingkat kesuburan tanah yang telah dilakukan.

e) Pendekatan Simbolik

Pendekatan Simbolik adalah penyajian pameran untuk mencapai tingkat emosi tertentu dari pengunjung.

Letak museum Tani Indonesia yang didepannya terdapat areal persawahan membuat pengunjung merasa benar-benar merasakan nuansa pertanian dan pedesaan

Perancangan ruangan museum Tani Indonesia akan dibuat dengan nuansa hijiau yang melambangkan kealamian kemudian di dalam museum juga akan ada sound tentang tembang jawa maupun lagu daerah dari provinsi lain agar pengunjung yang datang seakan-akan merasakan suasana pedesaan yang sebenarnya.

Pengelola museum Tani Indonesia memasarkan museum Tani

Indonesia melalui strategi marketing mix yang melibatkan beberapa

komponen :

a) Product

Meliputi pengemasan, pelayanan, branding, image dan reputasi. Museum Tani Indonesia menawarkan wisata edukasi didalam museum dan wisata rekreasi berupa berkeliling desa Selorejo menggunakan Bendi, menyaksikan kesenian tradisional Keroncong dan Gejog Lengsung.


(57)

commit to user

Mengunjungi museum Tani Indonesia sejak diresmikan hingga sekarang belum dikenai retribusi, hanya bagi wisatawan yang ingin menyaksikan kesenian tradisional Keroncong, Gejog Lesung dan berkeliling menggunakan bendi dikenakan retribusi yang besarnya tergantung dari banyaknya wisatawan yang ingin menyaksikan, rata-rata besarnya retribusi untuk setiap wisatawan adalah Rp. 15.000,- untuk setiap atraksi wisata yang dipilih( kesenian tradisional Keroncong/gejog Lesung / berkeliling menggunakan Bendi).

c) Promotion

Pengelola museum Tani Indonesia sejak diresmikan menggunakan sarana promosi melalui Koran dan internet namun museum Tani Indonesia belum mempunyai web sendiri, yang lebih memudahkan para wisatwan untuk mengetahui keberadaan museum Tani Indonesia. Untuk memasarkan museum Tani Indonesia agar lebih dikenal oleh masyarakat luas maka pengelola Museum Tani Indonesia berencana menambah sarana promosi agar Museum Tani Indonesia lebih dikenal oleh wisatawan, sarana promosi tersebut melalui:

1. Pembuatan Website museum Tani Indonesia

2. Publikasi melalui leaflet, brochure

3. Mengundang wakil-wakil perusahaan biro perjalanan wisata untuk

mengunjungi museum Tani Indonesia. 4. Publikasi melalui media cetak.

d) Place

Meliputi jaringan distribusi dan lokasi yang strategis dan terjangkau. Lokasi museum Tani Indonesa dan Kampung Wisata Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat masih sangat alami. Pemandangan


(58)

alam dan struktur tanah yang sangat cocok untuk lahan pertanian menjadi daya dukung yang besar bagi keberadaan museum Tani Indonesia dan kampung wisata Tani. Wistawan akan lebih tertaik dengan suasana alam pedesaan yang masih alami.

Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi museum Tani Indonesia dalam pengembangannya sebagai wisata edukasi dapat di analisis melalui Analisis SWOT :

1) Strength (kekuatan)

Museum Tani Indonesia terletak di desa Seloejo, Krakitan, Bayat yang bernuansakan alam pedesaan, jadi sesuai dengan tema yang dipakai museum tersebut yaitu museum Tani Indonesia, di depan museum tersebut adalah areal persawahan yang membentang luas, jadi pengunjung yang datang ke museum tersebut dapat merasakan nuansa persawahan dan mendapat pengetahuan mengenai segala hal tentang pertanian. Selain itu letak museum Tani Indonesia cukup strategis karena terletak dekat dengan obyek wisata yang sebelumnya sudah berdiri yaitu rowo Jombor, hal ini dapat bermanfaat bagi perkembangan museum Tani Indonesia karena dapat dibuat suatu jalur paket wisata yang searah dengan rowo Jombor. Museum Tani Indonesia merupakan salah satu museum yang yang ada di Kabupaten Klaten yang bertemakan Pertanian.

2) Weaknesses (kelemahan)

Museum Tani Indonesia terletak di desa Selorejo Krakitan Bayat yang akses menuju obyek tersebut belum terjangkau oleh kendaraan umum seperti bus ataupun angkutan desa. Penataan display yang masih kurang rapi serta kurangnya perawatan dikarenakan kurangnya petugas yang mengelola. Kurang tersedianya


(59)

commit to user

dana dan perhatian pemerintah menjadikan perkembangan museum Tani Indonesia terhambat, Kurangnya kegiatan promosi untuk memperkenalkan Museum Tani Indonesia kepada wisatawan. Kesadaran masyarakat sekitar mengenai sadar wisata masih kurang sehingga perlu dilakukan penyuluhan agar masyarakat sekitar dapat mengerti dan dapat mendukung aktivitas wisatwan di dalam museum Tani Indonesia dan Kampung Wista Tani.

3) Opportunities (Peluang)

Museum Tani Indonesia merupakan salah satu museum yang terletak di kabupaten Klaten dengan tema pertanian. Hal ini menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan yang akan berkunjung. Letak museum Tani Indonesia yang berada di tengah pemukiman penduduk serta di depan areal persawahan menjadi daya tarik tersendiri karena menambah suasana alam yang sangat identik dengan pertanian. Keberadaan Museum yang bertemakan pertanian belum terlalu banyak khususnya di Jawa Tengah

4) Threats (Ancaman)

Ancaman untuk museum Tani Indonesia antara lain adalah banyaknya obyek wisata lain yang mempunyai daya tarik yang lebih sehingga membuat Museum Tani Indonesia kurang diminati oleh para wisatawan.

Adanya kemajuan zaman serta moderenisasi menjadikan lahan pertanian semakin sempit serta teknologi yang semakin maju menjadikan tradisi pertanian yang menjadi ciri khas pedesaan mulai ditinggalkan


(60)

commit to user

E. Upaya yang Bisa Dilakukan Pengelola Bagi Pengembangan

Museum Tani Indonesia Sebagai Wisata Edukasi

Museum Tani Indonesia untuk menjadi wisata edukasi yang menarik wisatawan yang berkunjung, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan pengelola bagi pengembangan museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi:

1. Atraksi

Pengelola Museum Tani Indonesia agar dapat menjadi sebuah wisata edukasi yang diminati oleh wisatawan maka perlu adanya penambahan atraksi wisata seperti:

a. Praktek bertani, hal ini dapat menambah minat wisatawan yang

berkunjung karena dapat mempraktekan secara langsung alat-alat pertanian yang dipamerkan dalam museum Tani Indonesia

b. Penambahan arena outbond

c. Pelatihan pembutan souvenir, seperti :batik

d. Pelatihan kesenian daerah, seperti : tari tradisional, seni Karawitan

e. Pelatihan membuat makanan tradisional.

2. Fasilitas

a. Penambahan warung makan agar wisatawan akan merasa nyaman selama

berada di dalam obyek. b. Disediakan jasa Guide

c. Disediakan pos keamanan dan pusat informasi bagi wisatawan

d. Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam wilayah desa


(61)

commit to user

3. Transportasi

a. Penambahan papan petunjuk jalan menuju obyek, agar wisatawan dapat mudah menemukam letak Museum Tni Indonesia.

b. Akses menuju obyek disediakan shutle agar wisatawan lebih mudah untuk

menuju obyek.

4. Kelembagaan

a. Mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan museum Tani

Indonesia, masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan selorejo menjadi salah satu pemain kunci dalam pengembangan sebuah obyek, karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menetukan kualitas produk wisata. Peran msayarakat lokal tampak dalam bentuk penyediaan akomodasi, warung makanan, souvenir dan jasa guiding dan penyediaan tenaga kerja, selain itu masyarakat lokal biasanya juga mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumber daya pariwisata.

b. Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk

menampung perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata.


(62)

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat menawarkan berbagai koleksi tentang pertanian yang berasal dari seluruh Indonesia yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi wisatawan yang berkunjung, selain dapat menikmati koleksi pertanian yang berada di museum Tani Indonesia, wisatawan juga dapat menikmati kesenian tradisional Keroncong, Gejog Lesung dan berkeliling desa Selorejo menggunakan Bendi.

Museum Tani Indonesia sudah mengalami perkembangan namun untuk

menjadi sebuah museum yang bertaraf Internasional masih sangat diperlukan penambahan fasilitas, penambahan atraksi wisata serta penambahan koleksi yang dimiliki. Wisata edukasi yang ditawarkan museum Tani Indonesia adalah koleks-koleksi yang ada di museum dan pemutaran film pertanian.

Kendala yang dihadapi museum Tani Indonesia dalam pengembangannya sebagai wisata edukasi antara lain Kendala mengenai pendanaan, serta promosi yang dilakukan pengelola Museum Tani Indonesia saat ini hanya melalui koran dan internet, untuk menuju ke obyek hanya bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi sedangkan bagi yang ingin menggunakan kendaraan umum hanya tersedia jasa ojek, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal.


(63)

commit to user

B. Saran

Menjadikan museum Tani Indonesia menjadi suatu daerah tujuan wisata yang menarik maka pengelolaan obyek harus lebih optimal, perlu adanya penataan ulang display pameran dan penambahan koleksi benda-benda yang dipamerkan.

Penambahan fasilitas-fasilitas yang menunjang demi kenyamanan wisatawan saat mengunjungi museum Tani Indonesia. Rencana pengembangan museum Tani Indonesia hendaknya segera dibangun agar dapat menarik wisatawan dan membangun perekonomian masyarakat desa Selorejo, Krakian, Bayat.


(1)

alam dan struktur tanah yang sangat cocok untuk lahan pertanian menjadi daya dukung yang besar bagi keberadaan museum Tani Indonesia dan kampung wisata Tani. Wistawan akan lebih tertaik dengan suasana alam pedesaan yang masih alami.

Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi museum Tani Indonesia dalam pengembangannya sebagai wisata edukasi dapat di analisis melalui Analisis SWOT :

1) Strength (kekuatan)

Museum Tani Indonesia terletak di desa Seloejo, Krakitan, Bayat yang bernuansakan alam pedesaan, jadi sesuai dengan tema yang dipakai museum tersebut yaitu museum Tani Indonesia, di depan museum tersebut adalah areal persawahan yang membentang luas, jadi pengunjung yang datang ke museum tersebut dapat merasakan nuansa persawahan dan mendapat pengetahuan mengenai segala hal tentang pertanian. Selain itu letak museum Tani Indonesia cukup strategis karena terletak dekat dengan obyek wisata yang sebelumnya sudah berdiri yaitu rowo Jombor, hal ini dapat bermanfaat bagi perkembangan museum Tani Indonesia karena dapat dibuat suatu jalur paket wisata yang searah dengan rowo Jombor. Museum Tani Indonesia merupakan salah satu museum yang yang ada di Kabupaten Klaten yang bertemakan Pertanian.

2) Weaknesses (kelemahan)


(2)

commit to user

dana dan perhatian pemerintah menjadikan perkembangan museum Tani Indonesia terhambat, Kurangnya kegiatan promosi untuk memperkenalkan Museum Tani Indonesia kepada wisatawan. Kesadaran masyarakat sekitar mengenai sadar wisata masih kurang sehingga perlu dilakukan penyuluhan agar masyarakat sekitar dapat mengerti dan dapat mendukung aktivitas wisatwan di dalam museum Tani Indonesia dan Kampung Wista Tani.

3) Opportunities (Peluang)

Museum Tani Indonesia merupakan salah satu museum yang terletak di kabupaten Klaten dengan tema pertanian. Hal ini menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan yang akan berkunjung. Letak museum Tani Indonesia yang berada di tengah pemukiman penduduk serta di depan areal persawahan menjadi daya tarik tersendiri karena menambah suasana alam yang sangat identik dengan pertanian. Keberadaan Museum yang bertemakan pertanian belum terlalu banyak khususnya di Jawa Tengah

4) Threats (Ancaman)

Ancaman untuk museum Tani Indonesia antara lain adalah banyaknya obyek wisata lain yang mempunyai daya tarik yang lebih sehingga membuat Museum Tani Indonesia kurang diminati oleh para wisatawan.

Adanya kemajuan zaman serta moderenisasi menjadikan lahan pertanian semakin sempit serta teknologi yang semakin maju menjadikan tradisi pertanian yang menjadi ciri khas pedesaan mulai ditinggalkan


(3)

E. Upaya yang Bisa Dilakukan Pengelola Bagi Pengembangan

Museum Tani Indonesia Sebagai Wisata Edukasi

Museum Tani Indonesia untuk menjadi wisata edukasi yang menarik wisatawan yang berkunjung, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan pengelola bagi pengembangan museum Tani Indonesia sebagai wisata edukasi:

1. Atraksi

Pengelola Museum Tani Indonesia agar dapat menjadi sebuah wisata edukasi yang diminati oleh wisatawan maka perlu adanya penambahan atraksi wisata seperti:

a. Praktek bertani, hal ini dapat menambah minat wisatawan yang

berkunjung karena dapat mempraktekan secara langsung alat-alat pertanian yang dipamerkan dalam museum Tani Indonesia

b. Penambahan arena outbond

c. Pelatihan pembutan souvenir, seperti :batik

d. Pelatihan kesenian daerah, seperti : tari tradisional, seni Karawitan

e. Pelatihan membuat makanan tradisional.

2. Fasilitas

a. Penambahan warung makan agar wisatawan akan merasa nyaman selama

berada di dalam obyek. b. Disediakan jasa Guide


(4)

commit to user 3. Transportasi

a. Penambahan papan petunjuk jalan menuju obyek, agar wisatawan dapat mudah menemukam letak Museum Tni Indonesia.

b. Akses menuju obyek disediakan shutle agar wisatawan lebih mudah untuk

menuju obyek.

4. Kelembagaan

a. Mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan museum Tani

Indonesia, masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan selorejo menjadi salah satu pemain kunci dalam pengembangan sebuah obyek, karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menetukan kualitas produk wisata. Peran msayarakat lokal tampak dalam bentuk penyediaan akomodasi, warung makanan, souvenir dan jasa guiding dan penyediaan tenaga kerja, selain itu masyarakat lokal biasanya juga mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumber daya pariwisata.

b. Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk

menampung perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata.


(5)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Museum Tani Indonesia yang terletak di desa Selorejo, Krakitan, Bayat menawarkan berbagai koleksi tentang pertanian yang berasal dari seluruh Indonesia yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi wisatawan yang berkunjung, selain dapat menikmati koleksi pertanian yang berada di museum Tani Indonesia, wisatawan juga dapat menikmati kesenian tradisional Keroncong, Gejog Lesung dan berkeliling desa Selorejo menggunakan Bendi.

Museum Tani Indonesia sudah mengalami perkembangan namun untuk

menjadi sebuah museum yang bertaraf Internasional masih sangat diperlukan penambahan fasilitas, penambahan atraksi wisata serta penambahan koleksi yang dimiliki. Wisata edukasi yang ditawarkan museum Tani Indonesia adalah koleks-koleksi yang ada di museum dan pemutaran film pertanian.

Kendala yang dihadapi museum Tani Indonesia dalam pengembangannya sebagai wisata edukasi antara lain Kendala mengenai pendanaan, serta promosi yang dilakukan pengelola Museum Tani Indonesia saat ini hanya melalui koran dan internet, untuk menuju ke obyek hanya bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi sedangkan bagi yang ingin menggunakan kendaraan umum hanya tersedia jasa ojek, untuk dapat bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya yang berada di kabupaten Klaten, museum Tani Indonesia masih sangat memerlukan pengembangan yang optimal.


(6)

commit to user

B. Saran

Menjadikan museum Tani Indonesia menjadi suatu daerah tujuan wisata yang menarik maka pengelolaan obyek harus lebih optimal, perlu adanya penataan ulang display pameran dan penambahan koleksi benda-benda yang dipamerkan.

Penambahan fasilitas-fasilitas yang menunjang demi kenyamanan wisatawan saat mengunjungi museum Tani Indonesia. Rencana pengembangan museum Tani Indonesia hendaknya segera dibangun agar dapat menarik wisatawan dan membangun perekonomian masyarakat desa Selorejo, Krakian, Bayat.