KETIDAKSESUAIAN ANTARA ANGGARAN YANG DIUSULKAN DENGAN ANGGARAN YANG DISETUJUI DALAM PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) DI JAWA BARAT: Penelitian Evaluatif dalam Perencanaan Proyek Pcningkatan SMA di Kantor Wilayah Departemen

KETIDAKSESUAIAN ANTARA ANGGARAN YANG DIUSULKAN
DENGAN ANGGARAN YANG DISETUJUI DALAM
PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA )
Dl

JAWA

BARAT

( Penefitian Evaluatifdalam Pcrcncanaan Proyck Pcning-

kafcan SMA di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kcbudayaan Propinsi JawaBarat )

TES IS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandog


Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Program Pascia Sfearjatut
Bidang Studi Administrasi Pendidikan

" !
1 /

Olch

*

NANANG FATTAH
396 / A / XVI • 8

FAKULTAS

PASCA

SAHJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

19 8 7

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBJMBING

PROF. DR. ACHMAD SANUSl, SH., MPA.
PEMBIMBI

PAMBIMBiNG

II

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1987

ABSTRAK TESIS

KETIDAKSESUAIAN ANTARA ANGGARAN YANG DIUSULKAN
DENGAN ANGGARAN YANG DISETUJUI
DALAM PROGRAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
SMA DI JAWA BARAT

( Penelitian Evaluatif dalam Perencanaan Proyek
Peningkatan SMA di Kanwil Depdikbud

Propinsi

Jawa Barat )
Oleh : Nanang Fattah

Masalah

Proses pendidikan akan berjalan lancar dan mencapai
tujuannya, apabila faktor-faktor yang diperlukan untuk

menunjang pencapaian tujuan tersebut dapat dipenuhi. Salah satu faktor penunjang yang tidak kalah penting di

samping faktor lainnya, yaitu faktor biaya pendidikan.

Kebutuhan akan pembiyaan atau anggaran pendidikan dari

tahun ke tahun semakin meningkat sejalan dengan peningkat
an laju pertumbuhan usia sekolah atau peserta didik dan
tingkat pendidikan. Sehubungan dengan itu, perlu dipertanyakan terhadap kebutuhan anggaran untuk membiayai programprogram dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya SMA di Propinsi Jawa Barat.

Untuk memenuhi kebutuhan

anggaran antara lain dapat diperoleh melalui anggaran pem-

bangunan atau Daftar Isian Proyek ( DIP ).

Namun demikian,

timbul pertanyaan, seberapa jauh anggaran yang disediakan

itu sesuai dengan anggaran yang dibutuhkan. Pertanyaan selanjutnya, apakah sejumlah anggaran yang telah disediakan


itu dapat dipergunakan seluruhnya sesuai dengan rencana.
vii

Bagaimana dampak dari ketidak sesuaian dan ketidak efektif-

an dalam penggunaan dana tersebut terhadap dalam pencapaian program dan mutu pendidikan.
Tu.juan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Memperoleh gambaran tentang. kesesuaian antara anggaran
yang dibutuhkan dengan anggaran yang tersedia.

2. Memperoleh gambaran tentang efektivitas penggunaan ang
garan dari dana yang sudah tersedia sesuai dengan DIP
yang disetujui.

3. Memperoleh gambaran tentang dampak/akibat ketidak sesuai
an dan ketidak efektifan penggunaan anggaran terhadap
pencapain program pendidikan, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.

Metoda

Penelitian

Metoda penelitian bersifat evaluatif hasil

perencanaan

proses

yang berupa usulan ( UKOP ) dan perse tujuan

( DIP ) dengan cara meneliti sumber data yang berupa dokumen-dokumen proyek, selama tiga tahun Repelita IV.
Hasil

Penelitian

Dari hasil penelitian diketahui bahwa :
1. Terdapat ketidasesuaian antara anggaran yang dibutuhkan


dengan anggaran yang disetujui, rata-rata selama tiga

tahun anggaran ( 19&V85, 1985/86, 1986/87 ) sebesar

66,8 %, 53,7 %t 25,5 % atau rata-rata W? % ,
viii

2. Masih terdapat ketidak efektifan penggunaan anggaran

dari tahun ketahun selama tiga tahun anggaran ( 198^/85,

1985/86, 1986/87 ) sebesar 90 %SIAP, 38 %SIAP, 68 %
SIAP ( Sisa Anggaran Pembangunan ) atau rata-rata di
atas 60 % ter jadi SIAP.
3. Akibat dari ketidaksesuaian, secara kuantitatif ter ja

di penurunan target/sasaran yang ingin dicapai dalam
setiap program, sehingga dengan enrollmen yang mening-

kat memerlukan usaha efisiensi penggunaan sumber-sumber.

Dan, secara kualitatif berakibat terhadap penurunan mutu pelayanan pendidikan.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bah-

wa perencanaan secara terpadu khususnya untuk pembangunan
pendidikan SMA belum dapat dilaksanakan sesuai dengan yang

diharapkan, karena masih banyak faktor penghambat, baik yang

bersumber dari dalam sistem organisasi ( intern ) maupun
bersumber dari luar sistem organisasi ( ektern ), sehingga
berpengaruh terhadap pelaksanaan program-program pembangun

an. Beberapa indikator yang diduga berpengaruh, antara la
in : 1) Aspek profesionalisme, 2) Kemampuan mengestimasi,
3) Mentalitas atau moral ( non-teknis ), 3) Kultur atau budaya masyarakat yang belum sepenuhnya menunjang.

ix


DAFTAR ISI
. • HaLswoan

PENGANTAR

Ui

ABSTRAKSI

vii

DAFTAR

ISI

*

DAFTAR TABEL

xii


DAFTAR GAMBAR
BAB

BAB

I

*iii

PENDAHULUAN

1

A. La tar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah


6

C. Tujuan Penelitian

8

D. Pentingnya Penelitian

9

II STUDI KEPUSTAKAAN

l*f

A. Landasan Teori

Ik

1. Konsep Administrasi Pendidikan

Ik

2. Konsep Perencanaan Pendidikan

19

3. Perencanaan Pendidikan berdasarkan Pendekatan Sistem

22

k. Perencanaan Strategik dan Peren

canaan Operasional

k9

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Gk

C. Rangkuman Studi Kepustakaan dan
Hasil Penelitian Terdahulu

BAB

68

III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metoda

Penelitian dan Teknik Pe.

ngumpulan Data
B. Analisis Data

70
-

70
71

C. Populasi dan Sampel

BAB

IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN DISKUSI ....

76

A. Pengolahan Data

76

B. Analisis Hasil Penelitian

97

C. Diskusi Hasil Penelitian
BAB

75

V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

109
130

A. Kesimpulan

130

B. Re komendasi

132

DAFTAR PUSTAKA

138

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran : 1. Bio Data

IZfl

Lampiran : 2. Surat Izin Riset

142

Lampiran : 3. Data dan Proyeksi Murid

143

SMA selama Repelita IV

143

Lampiran : 4. Daftar dalam Proyek
Tahun 1984/85 dan Sasaran Repelita IV

144

Lampiran : 5. Sistem dan Mekanisme Pe

rencanaan Tahunan Terpa-

du Rutin dan Pembangunan

146

Lampiran : 6. Peta Wilayah Daerah Pro

pinsi Jawa Barat

xi

147

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

: 1. Deskripsi ;'-lokasi DaEa Menurut
Uraian Kegi-.-tnn Cperasional

Proyek ( UKOP ) dan Daftar Isian
Proyeic ( DIP ) Thn. 1984/85 s ,d.

1987/88 ( Repelita IV )

Tabel

81

: 2. Deskripsi Prioritas Program Ber-

dasarkan Perubahan Persentase ,
dihitung dari tahun Perencanaan

pertama ( Repelita IV )

84

Tarpl : 3. Deskripsi Perbnndingan Anggaran

antara UKOP dan DIP (Repelita IV)
Tabel

88

: '4. Deskripsi tentang Kesinambungan
Program, berdasarkan perubahan
persentase dihitung dari tahun

pertama perencanaan (Repelita IV )

XJLl

96

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 : Pola Kegiatan Perencanaan Proyek
Peningkatan SMA

9

Gambar 2 : Hubungan Fungsi-fungsi Administrasi dengan Sumber-sumber

Gambar 3 : Model Analisis Sistem

17

24

Gambar 4 : Langkah-langkah Logis PPBS dan

Fungsi Komponen PPBS

Gambar 5 : Model Proses Perencanaan Strategik

37

53

Gambar 6 : Proporsi Anggaran Program Pening
katan Daya Tampung dalam UKOP-DIP

91

Gambar 7 : Proporsi Anggaran Program Pening
katan Mutu Sarana Pendidikan da

lam UKOP-DIP

92

Gambar 8 : Proporsi Anggaran Program Pening
katan Kemampuan Profesional Guru

dalam UKOP-DIP

93

Gambar 9 : Proporsi Anggaran Proyek Peningkat
an SMA se Jawa Barat dalam UKOP-

DIP ( secara keseluruhan )

xiii

94

BAB I

PENDAHULUAN

A. La tar Belakang Masalah

Banyak tantangan yang dihadapi di bidang pendidik
an, baik secara umum maupun khusus yang menyangkut pen

didikan menengah atas di daerah propinsi Jawa Barat.
Dari sekian banyak tantangan itu yang perlu diketengahkan antara lain, yaitu :

1. Pelaksanaan dari pasal 31 dan pasal 32 Undang-undang

Dasar 1945, bahwa : a. Tiap-tiap warga negara ber hak mendapat pengajaran, dan b. Pemerintah mengusahakan satu sistem pengajaran nasional

yang diatur

dengan undang-undang.

2.

Semakin meningkatnya aspirasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, mulai SD, SMTP, SMTA sampai
ke Perguruan Tinggi. Sebagai contoh, perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan di SMA yang
ditunjukkan oleh angka partisipasi kasar SMA

( persentase jumlah murid SMA terhadap penduduk

usia 16 - 18 tahun ) akan meningkat dari 17,2 persen pada tahun 1983/84 menjadi 27,0 persen pada

tahun 1988/89.

Jumlak murid SKA di Jawa Barat se

lama Repelita IV akan bertambah sebesar 16,4 persen
atau sebanyak 145.185 murid, yaitu dari 223.764

pada tahun 1983/84 menjadi 368.949 pada tahun 1988/89.
( lihat lampiran

3 : tentang Data dan Proyeksi Mu>

rid SMA ( Negri dan Swasta ) selama REPELITA IV .

3. Belum selesainya usaha peningkatan dan pengembangan

daya tampung, mutu sarana dan kemampuan profesional
guru sesuai dengan tuntutan yang terkandung dalam
kurikulum.

Dari hasil laporan Rapat Kerja Daerah

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayan

se Propinsi Jawa Barat, diketahui bahwa : kondisi sa
rana dan prasarana pendidikan terutama yang dibangun
dengan swadaya masyarakat kondisinya telah parah. Di

samping itu, disain dan ukurannya

tidak memenuhi per-

syaratan. Banyak sekolah yang belum memiliki laboratorium, ruang praktek, bengkel dan fasilitas belajar
yang diperlukan.

4. Kualitas pendidikan siswa SMA di Jawa Barat masih tergolong rendah.

Salah satu indikator yang dapat dijadi-

kan penunjuk,yaitu hasil BBTANAS tahun 1985/86 SMA Ne
gri dan Swasta secara sampling di Bandung, Bogor dan

Cirebon, menunjukkan tingkat serap untuk jurusan IPA
dan jurusan IPS rata-rata 45 persen. Hal ini belum

mencapai tingkat serap sebesar 75 persen sebagaimana
yang diharapkan.

Demikian pula hasil penelitian yang

layak dipercaya, yaitu

Dadang Sulaeman dalam diser-

tasinya mengungkapkan bahwa : Kualitas pendidikan SMA
di Jawa Barat masih rendah, hal ini erat kaitannya de
ngan faktor-faktor dalam diri siswa dan faktor-faktor

lainnya, seperti, suasana belajar, fasilitas belajar

dan unit cost pendidikan yang belum memadai.

3

5. Anggaran untuk pembinaan pendidikan yang teraedia masih
belum memadai, dibanding dengan perkembangan kebutuhan
yang terus meningkat.

Terutama yang menyangkut pemba

ngunan proyek-proyek fisik, biaya yang disediakan seringkali tidak sesuai dengan harga tanah setempat. Di
samping itu penyelesainya berkaitan erat dengan sistem
lain di luar Kanwil yang berjalan lamban.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, permasalah
an yang pernah muncul selama Pelita III masih merupakan

permasalahan yang perlu diatasi dalam Pelita IV.

Masalah

pokok yang masih kita hadapi yaitu, bagaimana meningkat kan mutu dan perluasan kesempatan belajar , baik untuk

pendidikan dasar maupun tingkat menengah.
itu perlu dilanjttkan

an.

Dalam kaitan

usaha penyediaan falitas pendidik

( Repelita IV, 1984/85 - 1988/89, Bab. II )
Persoalan di atas menjadi semakin komplek apabila di-

kaitkan dengan variabel biaya.

Di satu pihak kebutuhan

akan biaya semakin meningkat sejalan dengan perkembangan
pendidikan, dan di lain pihak biaya yang tersedia relatif

terbatas. Bagaimana keterhubungan antara aspek biaya deng

an masalah pendidikan, digambarkan oleh Beeby, yang dikutip oleh Tilaar, sebagai berikut : Salah satu kugjci uta-

ma dalam meningkatkan pendidikan ialah tersedianya cukup
biaya.

Pendidikan yang baik menuntut biaya yang lebih

besar dari pendidikan yang buruk.

( Tilaar,1970:51 )

4

Namun demikian bukan berarti bahwa dengan biaya yang

besar itu menjamin setiap masalah pendidikan dapat terselesaikan.

Artinya masih diperlukan adanya suatu sistem

pendidikan yang menunjang tercapainya produktivitas, efisiensi dan relevansi program pendidikan dengan kebutuhan.
Dalam hubungan ini perencanaan sebagai salah satu fungsi

utama manajemen mempunyai peranan yang sangat berarti.
Perencanaan bukan saja sebagai salah satu fungsi utama

manajemen, melainkan menjadi fungsi paling dasar di anta
ra fungsi lainnya.

Keberhasilan fungsi lainnya, seperti

pengorganisasian dan pengendalian atau pengawasan, banyak
bergantung kepada keberhasilan

aktivitas perencanaan.

Pentingnya perencanaan di bidang pendidikan, terutama dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang timbul
di bidang pendidikan.

Keterkaitan antara perencanaan

dengan usaha pemecahan masalah atau pengambilan keputus-

an, dikemukakan oleh Y. Dror ( 1963 : 51 ) sebagai-berikut: "Planning is the process of preparing a set

of deci

sion for action in the future, directed at achieving

goals by preferable means".
Pengertian di atas menjelaskan bahwa perencanaan

merupakan proses penyiapan seperangkat keputusan untuk

tindakan di masa depan

mengandung arti

itu sebagai pemecahan masalah.

bahwa keputuaan

Karena itu keputusan-ke-

putusan yang diambil dan tindakan yang akan ditempuh, hen-

daknya didasari oleh tujuan yang akan dicapai, informasi

yang tepat waktu dan dapat dipercaya,dengan memperrhatikan

5

perKiraan ke=daan

yang

akan

da tang,

Dftngan demiki

an untuk dapat menerapkan perencanaan diperlukan kemampuan intelektual yang cukup tinggi, karena perencanaan itu

pada dasarnya merupakan pendekatan yang rasional ke arah
tujuan yang dikehendaki.

Persyaratan ini semakin penting

terutama dikaitkan dengan masalah pendidikan sekarang ini

semakin kompleks.

Carapur tangan ke dalam dunia pendidik

an menyangkut policy pemerintah, sikap masyarakat, aspirasi siswa dsb. yang masing-masing mempunyai keinginan

atau harapan yang berlainan.

Itulah sebabnya untuk meme-

cahkan persoalan pendidikan yang kompleks itu , kiranya

perlu diterapkan konsep pendekatan sistem dalam perenca
naan.

Dalam hubungannya dengan

perencanaan

masalah relevansi dalam

, khususnya di Propinsi Jawa Barat, perlu

diadakan penelaahan, untuk mengetahui sampai berapa ja-

uh terdapat relevansi rencana ,
kat

antara perencana ting

daerah (. Propinsi ) dengan perencana tingkat pusat.
Apakah

dalam proses

perlu

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

. perencanaan itu.

Perlukah pendekatan sis

tem dan penataan sistem dalam rangka perencanaan dan pengimplementasian pr ogr am-program pembangunan pendidikan.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyan tersebut di atas

diperlukan sehubungan dengan tuntutan terhadap pendidikan

khususnya SMA sebagaimana digariskan dalam REPELTA IV,bahwa

6

Pembinaan Sekolah Menengat Atas (SMA) diarahkan untuk
mempersiapkan siswa mampu meneruskan ke tingkat pendidik
an yang lebih tinggi dan sekaligus mengarah pada pemenuhan kebutuhan di segala bidang.

Sejalan dengan yang di-

amanatkan, SMA mengadakan penyempurnaan Kurikulum dan

memberlakukan Kurikulum 1984 yang bertujuan ganda, yaitu:

(1) mempersipkan siswa agar mampu melanjutkan ke perguruan tinggi, dan

(2) mempersipkan siswa untuk beker ja secara langsung atau
melalui pendidikan tambahan ( Program B )
( SK Mendikbud, NO. 0486/U/1984 )
Yang menarik untuk diteliti, bahwa meskipun Kurikulum
baru itu sudah ber jalan, namum pelaksanaan Program B sam-

pai saat ini belum berjalan.

Hal ini erat kaitannya deng

an daya dukung, baik fasilitas, tenaga pengajar, dan dana
yang belum siap.

Dalam kaitan ini apakah perencanaan yang

dilakukan telah mengacu kepada kebutuhan di atas.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Usaha peningkatan pendidikan erat kaitannya dengan

keberhasilan dalam aktivitas perencanaan pendidikan, ba
ik di tingkat bawah maupun di tingkat atas.

Masalah

yang akan diteliti menyangkut relevansi dalam program pe
rencanaan terpadu , terutama dalam perencanaan tahunan

dalam rangka pembabakan Repelita, khususnya Repelita IV.

7

Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0209/U/1982 ten tang Sistem dan Mekanisme Perencanaan Tahunan Terpadu Ru -

tin dan Pembangunan, ditegaskan bahwa : Pendekatan yang di
pergunakan dalam perencanaan pendidikan adalah pendekatan
sistem dengan memperhatikan semua bahan usulan dari setiap unit utama, Kantor Wilayah, Perguruan Tinggi Negeri
dan Kopertis.

Asas keterpaduan usulan dan asas koordinasi

dalam pemantapan usulan rencana.

Dalam pada itu ditegas

kan pula agar memperhatikan kewenangan masing-masing unit

berdasarkan data, informasi dalam rangka perumusan masalah

untuk penyusunan kebijakan tahunan. ( Depdikbud, 1984 : 1 )
Sehubungan dengan hal di atas, penelitian ini akan

memfokuskan diri terhadap relevansi atau kesesuaian antara
program atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan atau diusulkan oleh Kantor Wilayah berdasarkan bahan-bahan usulan

berupa Uraian Kegiatan Operasional Proyek ( UKOP ) dengan
Daftar Isian Proyek ( DIP ) yang telah mendapat persetujuan dari pusat

IV.

untuk tiga tahun anggaran selama Repelita

Dua aspek pokok yang diteliti dalam bahan usulan ter

sebut, yaitu aspek program dan aspek biaya yang diestimasikan.

Dengan demikian masalah penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut

:

1. Sampai seberapa jauh terdapat ketidakseauaian anggaran
antara yang dibutuhkan oleh Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dengan yang dlsetu4± pusat.

8

2. Sampai seberapa jauh dari sejumlah anggaran yang telah

disediakan itu telah dipergunakan sesuai dengan renca-

na ( daya serap anggaran )
3. Sampai seberapa jauh ketidak sesuaian dan ketidak efek-

tifan dalam penggunaan anggaran tersebut, membawa danw
pak negatif terhadap pelaksanaan program dan pencapaian mutu pendidikan.
Kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan im-

plementasinya dapat digambarkan sebagai berikut : (hal. 9 )

C. Tu.luan Penelitian

Penelitian ini terutama ditujukan untuk mengevaluasi

program dan anggaran, dengan membandingkan antara kebutuh
an yang diestimasikan oleh Kanwil Depdikbud propinsi Jawa

Barat dengan DIP yang disetujui atau ditetapkan oleh pemerintah.

Kebutuhan yang diusulkan itu terkandung dalam ba

han usulan yang disusun dalam bentuk UKOP,

aedangkan per-

setujuan terkandung dalam bentuk DIP.
1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memper
oleh gambaran tentang kesesuaian program dan anggaran

yang dibutuhkan dengan biaya yang tersedia, sebagaima
na yang dijabarkan dalam UKOP dan DIP.

1.

Gambar

POLA KEGIATAN PERENCANAAN PROYEK SMA

PERBANDINGAN

UKOP dan DIP

BAPPENAS

±kL

_^Ll
PENETAPAN

PENYT&SUN*

PENYUSUNAN

AN DIP

UKOP

—7f\

IK-

•>

DIP

3k

,

IMPLE-

DJA

TF^-t--

MENTASI

MENDIKBUD
RAKERNASREN
DEPDIKBUD

DIB.DIK
DASMEN

7R"
i—

DIR.DIK
KAKANWIL

RAKERNAS
DEPDIKBUD

MENTJM

—J
7K

7\
BAGIAN
PEREHCANAAN

RAKORBANG
BAPPEDA
TK.I

5
KABID.
DIKMENUM

r

i f
i

i

PIMPINAN

RAKERDA
TINGKAT
PROPINSI

T

PROYEK

"7r^

!

RAKORBANG

I
I

BAPPEDA

TK.II

I
RAKERDA
TINGKAT

KAB/KOD

KAStDEPDIK-

£

BUD

KAD/KOD

f

KEPALA
SEKOLAH

( SMA )

\1
S—-

10

Keterangan :

Hubungan kerja pembinaan proyek dalam pencapaian program.
Bappenas

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

DJA

Direktorat Jenderal Anggaran

Rakernasren

Rapat Kerja Nasional Perencanaan

Rakernas

Rapat Kerja Nasional

Rakerda

Rapat Kerja Daerah

Rakorbang

Rapat Koordinasi Pembangunan

Mendikbud

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Dir .Dikdasmen

Dire ktur Pendidikan Dasar dan Menengah

Dir .Dikmenum

Dire ktur Pendidikan Menengah Umum

Ka. Kanwil

Kepala Kantor Wilayah

Kabid .Dikmenum : Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum
UKOP

:

Uraian Kegiatan Operasional Proyek

DIP

:

Daptar Isian Proyek

11

2.

Tu.iuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

a. Mendapatkan gambaran tentang perbandingan/rasib

program dan alokasi dana yang menjadi prioritas
dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan SMA,
berdasarkan UKOP/bahan usulan dari Kanwil Dep
dikbud Propinsi Jawa Barat

dan

persetujuan pusat atau dalam DIP

berdasarkan

selama tahun

perencanaan 1984/85 sampai dengan tahun 1987/88
REPELITA IV.

b. Mendapatkan gambaran tentang-efektivitas penggu
naan anggaran dari dana yang telah disediakan^se*
suai dengan DIP yahg disetujui. Hal ini ..dike tahui
dari daya serap anggaran, setiap tahun perencanaan.

c. Mendapatkan gambaran tentang hasil perencanaan
implikasinya terhadap inrplementasi program atau
pencapaian mutu .pendidikan.

D.

Pentingnya Penelitian

1.

Aspek Teoritik

Dipandang dari aspek teoritik, hasil peneliti
an ini dapat digunakan untuk menguji keberj^kuan da

ri teori-teori manajemen perencanaan, terutama yang

12

digunakan di bidang pendidikan.

Banyak konsep, model,

metode dan pendekatan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan permasalahan pendidikan.

Dalam hubungan ini

penting untuk diuji salah satu teori atau konsep pen
dekatan sistem dalam penerapannya untuk perencanaan

pendidikan.

Seberapa jauh terdapat kesesuaian dan ke-

gunaan model, metode, pendekatan yang dilandasi oleh
teori sistem

dengan kebutuhan lapangan.

pendekatan sistem.

Apakah perlu

Di manakah letak peranan pendekatan.

itu dalam mengatasi persoalan-persoalan pendidikan yang
dihadapi.

Makin meningkatnya peranan perencanaan

yang

didasari oleh konsep sistem dikemukakan oleh Murdick

dan Ross ( 1983 : 108 ),

yaitu :

a. munculnya pandangan baru yang melihat organisa

si adalah pelaku yang dapat (berinisiatif) mengendalikan kecenderungan-kecenderungan dan

menentukan jalannya sendiri, tidak sekedar ditentukan oleh perubahan,
b. perubahan teknologi yang sangat cepat,

c. Manajemen menjadi kompleks terutama

karena se

makin luas dan beragamnya organisasi/dunia usa
ha ,

d^ lingkungan organisasi, antara lain ; ekonomi,
sosial, dan pemerintah semakin komplek,
e. komitmen-komitmen modern dilakukan untuk jangka waktu panjang yang memerlukan kemampuan mem-

proyeksi ( forecast ) keputusan untuk kepentingan masa mendatang.

Namun demikian, penulis masih memandang perlu un
tuk mempertanyakan, apakah teori-teori itu dapat diterapkan dan masih penting untuk dikembangkan dalam rang
ka

pembinaan dan pengembangan pendidikan.

13
2.

Aspek praktis

operasional

Dipandang dari aspek praktis operasional, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai cara-cara yang tepat

, prosedur dan mekanis-

me dalam proses perencanaan terpadu.

Berbagai kelemah-

an dan implikasi penting dalam pengimplementasiannya
yang dapat ditemukan, diharapkan dapat dijadikan balikan dalam upaya peningkatan dan pengembangan
an

di daerah Jawa

pendidik

Barat.

Pentingnya penelitian ini, baik dipandang dari as

pek

teoritik maupun aspek praktis operasional, kedua-

nya memerlukan pengkajian secara ilmiah untuk mencapai

efektivitas, efisien dan relevansi antara berbagai ma-

sukan( dalam hal ini program dan biaya ) yang direncanakan dengan hasil yang diharapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, secara khu
sus penelitian ini mengandung manfaat bagi administrasi
pendidikan, yaitu untuk

menentukan cara atau strategi

d^lam rangka pencapaian kebutuhan ,t yang relevan dengan

.tujuan, urgensi/prioritas, feasibilitas, waktu dan sasaran.

yang in-gin d.icapai.:'

-. -' ,

. :

•; .

BAB

III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metoda Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif •
yang menyangkut evaluasi hasil ( performance ) dari

proses perencanaan pendidikan.

Penelitian ini tergo-

long pada salah satu tipe penelitian evaluatif yang

dikemukakan oleh Edward A. Suchman ( 1967 : 61 ),
yaitu : " 1) Effort, 2) Performance, 3) Adequasi of
Performnce , 4) Efficiency, dan 5) Process".

Oleh karena dalam penelitian ini menilai kese

suaian hasil, maka lebih tepat penelitian ini digolong
kan pada tipe yang ketiga, yaitu Adequasi of Perform

ance.

Berdasarkan pengelompokan sifat, penelitian ini

bersifat kuantitatif

dan kualitatif, sebagaimana di

katakan lebih Ianjut oleh Suchman ( 1967 : 61 ),

bah

wa : " Evaluation in this category have as their cri

terion of success the quantity and quality of activi
ty that takes place.

This represents an assessment

of input or energy regardless of output".
2. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sifat penelitian ini, data yang
dikumpulkan merupakan data formal bersumber dari do-

kumen-dokumen resmi dari Kanwil

yang diolah dengan

mempergunakah format-format pengolahan data.
70

71

Kegiatan yang dilakukan itu raenghasilkan

dokumen berupa
gitan proyek

sejumlah

bahan usulan dan laporan-laporan keyang menjadi bahan penilaian kegiatan,

Itulah sebabnya teknik pengumpulan data yang diper
gunakan studi dokumentasi dilengkapi dengan hasil
wawancara terbatas dengan pejabat yang berwenang .

Sejumlah dokumen yang akan diteliti meliputi :

a) Uraian Kegiatan Operasional Proyek (UKOP) tahun
perencanaan 1984/85, 1985/86 , 1986/87, 1987/88.

b) Daftar Isian Proyek ( DIP ), tahun perencanaan
1984/85, 1985/86, 1986/87

c) Laporan Hasil Rapat Kerja Daerah ( Rakerda )
Kanwil Depdikbud Jawa Barat

d) Laporan Pelaksanaan Evaluasi Belajar Tahap Akhir
( EBTANAS )

SD,SMTP, SMTA

tahun 1985/86

e) Laporan Kegiatan Proyek setiap tahun Repelita IV
f) Data Statistik Pendidikan propinsi Jawa Barat.

g) Pembicaraan

dengan pejabat yang berwenang.

B. Analisis Data

Untuk memudahkan penelitian dan penganalisisan da

ta lapangan, dipergunakan model /

format-format peng

olahan da-ta. Untuk menentukan program-program mana

yang diprioritaskan, dipergunakan perhitungan dengan
cara menghitung: perubahan naik turunnya persentase

72

alokasi dana dari tahun ke tahun yang dihitung dari
tahun pertama anggaran Repelita IV. Penentuan 4skala prioritas program dengan membandingkan besar kecilnya dana untuk jenis program tertentu dari tahun ke

tahun. Makin besar persentase alokasi dana dari tahun
ke tahun untuk jenis program tertentu, berarti makin

diprioritaskan jenis program tersebut. Selanjutnya unskala prioritas dikategorikan ke dalam tiiga amacam kategori, yaitu sangat diprioritaskan, cukup. diprioritas
kan dan kurang diprioritaskan, dengan ketentuan ,sbb.:

Sangat diprioritaskan, apabila menunjukan kenaikan yang
konstan setiap tahun anggaran.

Cukup diprioritas, apabila menunjukan perubahan yang
tidak konstan,atau naik turun.

Kurang diprioritaskan, apabila ada tahun-tahun terten
tu tidak diprogram, meskipun pada tahun berikutnya me
nunjukkan kenaikan yang sangat berarti

Untuk kepentingan ini dipergunakan format pengo
lahan data sebagai berikut :

73

Untuk menentukan kesesuaian antara usulan dengan

persetujuan, yaitu perbandingan

jenis program dan

alokasi dana yang terdapat pada UKOP dan DIP, diper
gunakan kriteria, sebagai berikut :

-Semakin

tercapai kondisi seimbang di antara UKOP

dan DIP, berarti semakin
an

dengan

sesuai kondisi perencana

asumsi bahwa setiap persetujuan DIP

berdasarkan pada usulan

( UKOP ).

Untuk kepentingan penentuan atau pengolahan data ini
dipergunakan format sebagai berikut :

Besarnya vb,.aya yang diproyeksikan

Tahun Pelak.
sanaan Peren
canaan

84/85

1983

UKOP

1984

DIP

R5/R6 1 86/87

UKOP
DIP

1985

87/88

UKOP
UKOP

DIP

1986

DIP

1987

i
Keterangan : UKOP, yaitu Uraian Kegitaan Operasional

Proyek sebagai pengganti DUP ( Daftar Usul
an Proyek )

DIP, yaitu Daftar Isian Proyek yang berlauntuk tiap tahun anggaran.

7k

Cara untuk menentukan kesesuaian dilakukan perhitung-

persentase. dari sejumlah dana yang diusulkan, berapa persen mendapatkan persetujuan dalam DIP.
Selanjutnya, bagaimana cara untuk menentukan
jenis program yang satu dengan lainnya menunjukan
adanya kesinambungan .

Untuk ini perlu diperhatikan

apakah program yang terdapat pada tahun perencanaan

sebelumnya, dipogramkan kembali pada tahun berikutnya.

Di samping diperhatikan ada atau tidak adanya

jenis program tertentu dari tahun ke tahun diperha
tikan pula perubahan alokasi danan^a. Sekaligus deng

an memperhatikan aspek kontinuitas ini, dapat melihat
kecenderungan perkembangan program dari tahun ke ta

hun.

Seperti halnya dengan aspek prioritas, dalam

hal inipun penulis pergunakan tiga macam kategori
untuk menilai baik, buruknya kondisi perkembangan

program.

Kategori baik jika jenis program itu tetap

ada

dan menunjukan peningkatan dana.

Kategori cu

kup,

jika jenis program itu tetap ada, tetapi tidak

menunjukkan peningkatan dana secara konstan, arti
nya turun naik.

Dan, kategori buruk, jika jenis

program tertentu menunjukkan ketidak teraturan, ar
tinya selama empat tahun anggaran, pada satu atau

dua tahun tidak direncanakan.

Untuk keperluan pengo

lahan data ini diperguanakan format sebagai berikut:

75

Tahun Perencanaan
No. Program

Kategori

Doku
men

84/85 85/86 86/87 87/88

B

C

K

1

4

UKOP
DIP

i

!
i
i

dstl

1

Keterangan : B : Baik,

C.

C:

Cukup,

K :

Kurang.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini berkenaan dengan proses
perencanaan

pendidikan di Kantor Wilayah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat.

Sedang

kan yang dijadikan sampel yaitu perencanaan pembangun
an pendidikan di tingkat menengah atas ( SMA ) selama

tahun perencanaan 1984/85, 1985/86, 1986/87 dan 1987/88,

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan

Setelah mempelajari data hasil penelitian dan pengkajian terhadap masalah yang diteliti, pada bagian ini

akan dikemukakan beberapa kesimpulan. Kesirapulan yang
akan ditarik terutama berkenaan dengan masalah yang telah dikemukakan, yaitu :

1. Pada umumnya program atau tolok ukur yang disetujui
dalam DIP untuk tiga tahun perencanaan dalam Repelita IV mempunyai relevansi terhadap UKOP sebagai usulan yang diajukan terutama yang menyangkut program

perluasan kesempatan belajar/daya tampung, sedang

kan untuk program lainnya yang menyangkut program peningkatan mutu, baik sarana maupun tenaga guru kurang
relevan ditinjau dari jenis dan jumlah kegiatan.
2. Ditinjau dari segi biaya, pada umumnya anggaran untuk
tiga tahun perencanaan dalam Repelita IV, kurang re
levan antara DIP yang disetuji terhadap usulan dalam
UKOP berdasarkan kebutuhan yang diestimasikan dan ke-

bijakan Kanwil Depdikbud Jawa Barat.

Pemenuhan dana

untuk seluruh program dari tahun anggaran 1984/85,
1985/86, dan 1986/87 berturut-turut menunjukkan penurunan, yaitu : 4.548.656.000,- , 5.584.790.000,- dan
3.841.573.000,- sedangkan kebutuhan yang diestimasi
130

131

menunjukkan peningkatan, yaitu : 6.224.863.000,11.948.361.000,- dan 12.777.854.000,-

3. Ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan anggaran yang disediakan dalam DIP untuk program-program peningkatan SMA

di samping disebabkan oleh kondisi keuangan pemerintah,
juga terdapat perbedaan yang menyangkut; kemampuan mengestimasi anggaran, psrbedaan dalam kerangka fikir, dan
perbedaan kemampuan profesional dalam perencanaan antara

perangkat perencana tingkat daerah dan pusat.

4. Dalam pengimplementasian program-program dan anggaran
yang telah ditetapkan dalam DIP, ternyata belum seluruh
anggaran dapat direalisasikan atau dicairkan. Hal itu
terlihat dari jumlah SLAP rata-rata selama tiga tahun

masih sangat besar atau lebih dari 60 persen. Dengan
SIAP yang cukup besar ini, artinya efektivitas dan efi-

siensi penggunaan dana belum tercapai sesuai dengan harapan. Sejumlah faktor penyebab antara lain kemampuan
profesional dalam manajemen proyek masih terbatas, keserasian sistem dan kultur masyarakat belum menunjang.
5. Dengan anggaran yang makin minim dari tahun ke tahun

mempunyai implikasi atau dampak terhadap pencapaian
program yang telah ditetapkan, baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif.

Secara kuantitatif terdapat

kecenderungan untuk lebih meningkatkan enroilmen

132

terutama sekolah-sekolah swasta dengan besar kelas me-

lampaui norma yang berlaku. Sedangkan dampak kualita-

tif cenderung terjadi penurunan, karena dengan anggaran
yang semakin kecil kualitas masukan seperti teAaga euxu,
sarana dan fasilitas pendidikan kurang mendapat pening
katan.

bm Dengan demikian da pat dinilai bahwa perencanaan dan implementasinya belum'sesuai dengan yang diharapkan, karena banyak faktor yang masih menghambat baik yang bersumber dari

dalam ( internal ) lembaga Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa
Barat maupun yang bersumber dari luar ( ekternal ) lemba
ga.

Beberapa indikator yang da pat dijadikan penghambat

antara lain menyangkut aspek : 1) Profesionalisasi, 2)

Kemampuan mengestimasi, 3) Mentalitas atau moral, 3) Kultur atau budaya masyarakat yang belum menunjang sepenuhnya.
B.

Rekoaendasi

Rekomendasi

yang perlu dikemukakan berkaitan dengan

hasil penelitian ini, antara lain :

1. Dengan minimnya anggaran yang tersedia, perlu adanya
penajaman prioritas, penyesuaian program dan usaha pe

ningkatan efisiensi baik secara kuantitatif maupun se
cara kualitatif.

Bersamaan dengan itu, peningkatan

kemampuan teknis dan manajerial, serta dedikasi yang
tinggi dari perencana dan pelaksana proyek.

133

2. Penerapan pendekatan sistem di lingkungan Depdikbud,
terutama di lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah
belum da pat dilakukan sebagaimana mestinya. Hal ini
erat sekali dengan sifat pekerjaan ini yang menuntut

kemampuan analisis yang didukung dengan dengan sis
tem informasi yang fungsional. Oleh karena itu per
lu dipikirkan usaha'peningkatan kemampuan/keteram pilan dan pengadaan unit sistem informasi, baik di

tingkat pusat, Kanwil propinsi dan Kandep-kandep.
Unit ini hendaknya dapat berfungsi menyediakan ber-

bagai informasi, baik informasi internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan organisasi maupun in

formasi eksternal yang mencakup keadaan sosial, ekonomi, teknologi dan politik atau kebijakan pemerintah.

Dengan demikian bagian perencanaan tidak ter-

fokus pada pengumpulan data, tetapi dapat berfungsi
leboh dari itu.

3. Rencana

dengan

proyek-proyek hendaknya berorientasi sesuai

tuntutan Kurikulum yang berlaku, baik dalam

perencanaan proyek-proyek fisik maupun nonfisik, ter

utama yang menyangkut program khusus B. Sesuai deng
an Kebijaksanaan pembangunan Jawa Barat, maka DIP

yang disediakan hendaknya berorientasi pada penyedia an tenaga kerja sesuai dengan lapangan kerja yang
tersedia dan potensi yang dapat dikembangkan.

134

4. Perlu dipikirkan upaya pengadaan Kerangka Pengembangan Pendidikan Jangka Panjang atau semacam Renstra

di lingkungan Direktorat Pendidikan Menengah Urnum.

Dengan adanya Renstra, konsep program operasional

dan rencana operasional tahunan yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai tolok ukur dijabarkan dari
Renstra. Di samping itu, kemungkinan timbulnya keke-

liruan arah pengembangan pendidikan, prioritas pro
gram

dan penganggaran dapat dikurangi.

Perlu di-

ingat bahwa salah satu prinsip dalam perencanaan,
yaitu adanya kontinyuitas dalam pengembangan pro gram dari tahun ke tahun.

Dalam hubungan ini Rens

tra memberikan kemungkinan untuk mengembangkan aspek kontinyuitas program.
5. Meskipun penelitian ini lebih memfokuskan dmri ter

hadap hasil perencanaan yaitu rencana, tetapi tidak
dapat terlepas dari proses perencanaan.

Dalam hal

ini konsep demokratisasi dalam pe ngambilan keputusan, menekankan pada proses bagaimana keputusan itu

dibuat, bukan sekedar ketepatan keputusan.

Apabila

konsep ini dilaksanakan, kasus adanya tolok ukur da

lam DIP tanpa usulan dari daerah tidak akan terjadi.

Dengan demikian keseimb-mgan rencana merupakan perpaduan antara hasil perencanaan daerah dan pusat,

135

6. Perlu adanya usaha ke arah penyempurnaan dalam penyusunan perencanaan tahunan terpadu di tingkat

Kanwil Propinsi yang menekankan perlunya perbaikan

dalam : a) Data dan informasi yang valid dan akurat,
b) Koordinasi intern dan ekstern, c) Kemampuan pro
fesional perangkat perencana terutama dalam pen^usunan program-program sesuai dengan prioritas, dan d)
Pelaksanaan monitoring implementasi

rencana. dan

program.

7. Keterlibatan para pengawas dalam menangani proyekproyek pembangunan perlu dipertimbangkan kembali.

Di samping tugas dan tanggungjawabnya selaku pembina
pendidikan atau Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) ter
hadap sekolah yang menjadi tanggungjawabnya yang su^
dah terlalu berat, ditambah kemampuan profesional
dalam hal manajemen proyek yang sangat terbatas. Se-

hubungan dengan itu, perlu kebijakan baru yang menyang
kut siapa yang tepat untuk mengelola atau menangani

proyek. Hal ini sangat penting agar jumlah SIAP yang
terlalu besar dapat ditekan sekecil mungkin.

8. Keterlibatan para Kepala Sekolah secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan pembangunan pendidikan perlu

ditingkatkan, mengingat kedudukannya yang paling banyak mengetahui kebutuhan dan masalah yang dihadapi

136

sekolah.. Keterlibatan Kepala Sekolah dalam penyusunan
rencana akan membawa dampak positif terutama dalam pengem
bangan atau pembinaan kemampuan, kreativitas dan motivasi.
Di samping itu secara psikologis Kepala Sekolah merasa

dihargai, diakui eksistensinya sebagai penanggungjawab
di sekolahnya. Peranannya selaku penanggungjawab pendi
dikan di sekolahnya, menuntut adanya kemampuan dalam pengambilan keputusan, pemberian kesempatan turut berperan
serta dalam proses pengambilan keputusan, bukan hanya ber
peran sebagai pelaksana teknis. Sampai saat ini Kepala
Sekolah peranannya hanya sebagai pelaksana teknis.

Namun

demlkian, apabila dalam kondisi seperti sekarang di mana
anggaran pembangunan tidak menggembirakan, Kepala Seko
lah dituntut untuk membantu meaanggulangi masalah kekurangan dana.

Karena itu tidak sedikit Kepala Sekolah

berperan dalam meningkatakan perolehan dana masyarakat
untuk pembinaan pendidikan melalui Badan Pembantu Pembi
naan Pendidikan ( BP3 ).

9. Upaya meningkatkan peran Kepala Sekolah dalam pelaksanaan
dan pengawasan proyek-proyek pembangunan sangat diperlukan, di samping pertimbangan teknis karena sehari-hari se-

ring ada di sekolah ( terutama pembangunan ruang kelas baru, laboratorium, bengkel kerja ), juga pertimbangan non-

teknis, yaitu menanamkan rasa memiliki dan tanggungjawab.

137

10. Sangat dituntut adanya usaha ke arah peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran dan penggu
naan sarana, fasilitas yang telah dibangun dan tersedia.

Peningkatan efisiensi dapat dilakukan baik dalam bentuk
efisiensi secara kuantitatif maupun efisiensi dalam ben

tuk kualitatif.
an

Dalam penggunaan anggaran DIP,

pencapai-

efisiensi akan banyak ditentukan oleh pengawas sela-

ku pimpro, sedangkan dalam penggunaan sarana pendidikan
akan banyak tergantung dari para Kepala Sekolah sebagai
pengguna.

Tentu'saja pencapaian tujuan tersebut sangat

ditentukan oleh kecakapan, ketrampilan baik

pun manajerial.

teknis mau

Itulah sebabnya upaya peningkatan kemam

puan ataupengembangan personil baik secara formal maupun
non-formal, hendaknya diperhatikan. Melalui kegiatan pem

binaan dan pengembangan personil diharapkan peningkatan
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas pendidikan
dapat dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Bennia, Warren, G. ai.aj,., The Planning