Kajian terhadap Model Pembinaan Narapidana dengan Sistem Pemasyarakatan Berbasis Asas Rehabilitasi dan Reintegrasi dalam Kerangka Sistem Peradilan Pidana Terpadu.

(B. Hukum)
Kajian terhadap Model Pembinaan Narapidana dengan Sistem Pemasyarakatan Berbasis Asas
Rehabilitasi dan Reintegrasi dalam Kerangka Sistem Peradilan Pidana Terpadu
Kata kunci : pembinaan, narapidana, pemasyarakatan, sistem peradilan pidana terpadu
Kristiyadi; Subekti; Santoso, Bambang
Fakultas Hukum UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Dalam jangka panjang penelitian ini menghendaki terciptanya suatu model pembinaan narapidana yang
bersifat holistik, integral dan komprehensif sehingga bisa mengurangi dampak negatif dari sistem pidana
penjara. Penelitian ini secara akademik konsepsual berusaha melakukan dekonstruksi ataupun
rekonseptualiasasi terhadap sistem pemasyarakatan sebagai acuan pembinaan narapidana agar dapat
menghilangkan dampak buruk dari sistem pidana penjara.
Sebagai penelitian hukum, maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian hukum non doktrinal
atau empiris. Penelitian akan menjadikan sumber data primer sebagai sandaran utama pencarian data.
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu berusaha memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas tentang
model pembinaan narapidana dengan sistem pemasyarakatan yang berbasis asas rehabilitasi dan
reintegrasi sosial. Sumber datanya berupa sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data
untuk data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan informan yaitu para petugas
lembaga pemasyarakatan, khususnya yang bertugas di bidang pembinaan narapidana dan observasi
terhadap jalannya pembinaan narapidana. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari studi pustaka
dan bahan-bahan tertulis dari lokasi penelitian. Data primer akan dianalisis dengan metode kualitatif
deskriptif, sedangkan data sekunder akan dianalisis dengan content analysis.

Berdasarkan studi yang dilakukan diketahui bahwa model pembinaan narapidana sudah cukup memadai
sebagai sarana untuk berintegrasi kembali dengan masyarakat selepas menjalani pemidanaan di lembaga
pemasyarakatan. Salah satu kendala dalam mengimplementasikan model pembinaan tersebut adalah
banyak lembaga pemasyarakatan yang mengalami kelebihan kapasitas (over capasity). Keadaan demikian
ini menyebabkan pelaksanaan pembinaan terhadap warga binaan menjadi tidak bisa optimal dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain itu rasio petugas dengan warga binaan juga tidak seimbang
menyebabkan terjadinya penumpukan beban tugas bagi petugas. Hal tersebut diperberat dengan
minimnya anggaran, sarana dan prasarana serta kualitas dan kuantitas SDM. Untuk menyelesaikan
persoalan yang terkait dengan Lembaga Pemasyarakatan harus diidentifikasi apa yang menjadi akar
permasalahan, yaitu makin meningkatnya tingkat kriminalitas dalam masyarakat. Jika tingkat kriminalitas
bisa ditekan serendah mungkin, maka lembaga pemasyarakatan tidak akan mengalami situasi kelebihan
kapasitas. Tindakan menekan angka kriminalitas tentunya tidak hanya secara represif oleh aparat
penegak hukum, tetapi juga secara preventif yang melibatkan semua komponen masyarakat.