PROGRAM PEMBELAJARAN MEMELIHARA KESEHATAN ALAT-ALAT REPRODUKSI PADA REMAJA TUNARUNGU DI SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BANDUNG.

(1)

PROGRAM PEMBELAJARAN MEMELIHARA KESEHATAN ALAT-ALAT REPRODUKSI PADA REMAJA TUNARUNGU

DI SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh :

TUTI SUMIATI

NIM 1005010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

DI SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed.

NIP 195904141985031005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed.


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Program Pembelajaran Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi pada Remaja Tunarungu” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,


(4)

PROGRAM PEMBELAJARAN MEMELIHARA KESEHATAN ALAT-ALAT REPRODUKSI PADA REMAJA TUNARUNGU

DI SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

TUTI SUMIATI NIM: 1005010

Penelitian ini bertujuan untuk membuat program pembelajaran memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu, sebagai upaya untuk meminimalisir hambatan yang dialami remaja tunarungu ketika mengalami haid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari dua orang guru kelas, dua orangtua siswa dan dua orang siswa tunarungu. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif yang langkah-langkahnya adalah reduksi, display dan interpretasi data. Teknik pemerikasaan dan keabsahan data menggunakan triangulasi dan member check. Prosedur penelitian melalui tiga tahap yaitu tahap pertama melihat kondisi objektif, kebutuhan-kebutuhan remaja tunarungu dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi.Tahap kedua menganalisis hasil kondisi objektif dan membuat draf program, serta tahap ketiga adalah validasi program yang selanjutnya dibuat program akhir yang bersifat hipotetik.Temuan dari penelitian ini adalah bahwa remaja tunarungu di sekolah yang menjadi lokasi penelitian belum memiliki keterampilan dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi dan peralatannya, serta tata cara mandi junub setelah haid. Pembuatan program disusun atas tiga bab, bab satu pendahuluan, bab dua isi program, dan bab tiga evaluasi program.Kesimpulan dari penelitian ini adalah pertama, bahwa remaja tunarungu di sekolah yang menjadi lokasi penelitian belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memelihara kesehatan alat-alat reporoduksi dan peralatannya serta tata cara mandi junub. Kedua, program terdiri dari tiga bab yaitu bab satu pendahuluan, bab dua isi program dan bab tiga evaluasi program. Direkomendasikan agar program yang telah disusun dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu di SLB.

Kata Kunci: Program pembelajaran, memelihara kesehatan alat reproduksi, remaja tunarungu


(5)

ABSTRACT

THE LEARNING PROGRAM OF CARING THE REPRODUCTIVE ORGANS’ HEALTH IN THE ADOLESCENTS WITH THE HEARING IMPAIRMENT IN SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

TUTI SUMIATI NIM: 1005010

This research aims to create the Learning Program of caring the reproductive organs’ health in the adolescents with the hearing impairment in order to minimize the disabilities that they have when having menstruation. The used method is the descriptive one with the qualitative research approach. The subjects of the research consisted of two class teachers, the two students with the hearing impairment and their parents as well. The technique of collecting data uses observation, interviews, and documentary study. While techniques of analyzing data uses reduction, display and interpretation of the data. The techniques of examination and validity of data using triangulation and member check. The research procedure contains of three stages, the first one is to see objective conditions & deaf teenager needs in maintaining a healthy reproductive organs.The second stage is analyzing the objective results and formulating the draft program. The third stage is validating the program made as the final which is still hypothetical one. The findings from this study is that adolescents with hearing impairment in school as research yet have the skills to maintain reproductive health tools and equipment and procedures junub bath after menstruation. The program design is based on the objective conditions of the research, composed of three chapters, The first chapter is the preliminary, the second one is about the content of the program, and the third one is the program evaluation. The result of the research is that the adolescents with the hearing impairment in the schools where research was conducted have not had the skills and knowledge about the procedures related to the menstruation and how to do “Junub bath”. The needs of the adolescents with the hearing impairment in the schools where research was conducted when having menstruation are the knowledge & skills about the equipment used during menstruation and its hygiene, and also how to do “Junub bath”. Both programs consist of three chapters, the first chapter introduction, chapter two and chapter three program consist of evaluation. It is recommended that a program that has been compiled can be used as reference for the skills of maintaining a healthy reproductive organs in adolescents with hearing impairment at SLB.

Key words: The Learning Program, of caring the reproductive organs’ health, Adolescents with the hearing impairment.


(6)

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Konsep ... 9

BAB II. PROGRAM PEMBELAJARAN MEMELIHARA KESEHATAN ALAT-ALAT REPRODUKSI PADA REMAJA TUNARUNGU 11 A. Program Pembelajaran ... 11

B. Program Pembelajaran Individual ... 14

C. Kesehatan Alat-alat Reproduksi ... 18

D. Masa Remaja ... 30

E. Ketunarunguan ... 39 F. Hubungan Remaja Tunarungu dengan Keterampilan

Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi ...


(7)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 49 A. Pendekatan Penelitian ...

49 B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50 C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen ... 51 D. Teknik Analisis Data ...

56 E. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data ... 57 F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 58

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61 A. Hasil Penelitian ...

61 B. Pembahasan ...

93

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 105 A. Kesimpulan ... 105 B. Rekomendasi ...

107 DAFTAR PUSTAKA ...

109 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 112


(8)

3.1 Gambaran Subjek Penelitian ... 51 3.2 Kisi-kisi Pengembangan Instrumen ... 54 4.1 Hasil observasi mengenal alat-alat reproduksi pria dan wanita ... 63 4.2 Hasil wawancara mengenal alat-alat reproduksi pada siswa yang

bernama ES ... 65

4.3 Hasil wawancara mengenal alat-alat reproduksi pada siswa yang bernama NHY ...

66

4.4 Hasil observasi mengenal alat yang digunakan pada saat haid ... 69 4.5 Hasil wawancara mengenal alat yang digunakan saat haid pada siswa

yang bernama ES ... 71

4.6 Hasil wawancara mengenal alat yang digunakan saat haid pada siswa yang bernama NHY ...

74

4.7 Hasil observasi masa haid pada remaja tunarungu ... 76 4.8 Hasil wawancara masa haid pada siswa yang bernama ES ... 78 4.9 Hasil wawancara masa haid pada siswa yang bernama NHY ... 81 4.10 Hasil wawancara kebutuhan pada masa haid pada siswa yang bernama

ES ...

83

4.11 Hasil wawancara kebutuhan pada masa haid siswa yang bernama NHY ...

85

4.12 Hasil wawancara kebutuhan setelah haid siswa yang bernama ES ...

87

4.13 Hasil wawancara kebutuhan setelah haid siswa yang bernama NHY ...

88

4.14 Rangkuman data hasil penelitian kondisi objektif memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu ....


(9)

DAFTAR BAGAN

3.1 Alur Penelitian ... 60 4.1 Program Pembelajaran Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi

pada Remaja Tunarungu ...


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia lahir ke dunia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi fase-fase perkembangan yang dimulai dari masa bayi, masa anak-anak, masa remaja, dan masa dewasa. Dalam menjalankan fase-fase perkembangan individu dihadapkan pada sejumlah tugas perkembangan yang harus dikuasai.

Dari semua tugas perkembangan, masa remaja merupakan masa yang paling menentukan karena masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dimana anak sudah tidak mau lagi dikatakan anak-anak tetapi ia juga belum bisa dikatakan orang dewasa. Hurlock yang diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo (1980: 207) menyatakan bahwa:

Masa remaja sebagai periode yang paling penting karena perjalanan hidup selama masa remaja secara langsung maupun jangka panjang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku, serta akibat fisik dan psikologis remaja sangat menentukan kebahagiaan saat itu dan mendatang.

Individu yang dapat menjalankan tugas perkembangannya dengan baik maka akan mudah untuk menjalankan tugas perkembangan berikutnya. Namun jika individu tidak dapat menyelesaikan tugas perkembangannya maka akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas perkembangan berikutnya.

Menurut Havigurst (Marsudi, 2010: 15-20) terdapat sepuluh tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh remaja diantaranya tugas perkembangan mencapai peranan sosial pria dan wanita, menerima keadaan


(11)

2

fisiknya dan menggunakannya secara efektif. Kedua tugas perkembangan tersebut berada pada fase remaja awal .

Hurlock (1980: 206 ) membagi masa remaja dalam dua tahapan yaitu masa remaja awal berlangsung antara rentang usia 13 hingga 16 atau 17 tahun dan masa remaja akhir berlangsung antara rentang usia 16 atau 17 hingga 18 tahun. Masa remaja awal disebut juga dengan masa puber yang ditandai dengan perubahan psikis dan fisik. Perubahan psikis pada masa puber adalah mulai adanya perasaan suka atau tertarik terhadap lawan jenis. Sedangkan perubahan fisik berkaitan dengan tumbuhnya bulu-bulu di daerah tertentu, membesarnya payudara dan pinggul pada remaja putri serta dimulainya haid. Haid merupakan permulaaan berfungsinya alat-alat reproduksi. Pada remaja laki-laki berfungsinya alat-alat reproduksi ditandai dengan mimpi basah.

Berkaitan dengan masa puber Hurlock yang diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo (1980: 184) mengungkapkan bahwa:

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk Aseksual menjadi seksual (alat reproduksi menjadi berfungsi), yang ditandai dengan perempuan mengalami menstruasi pertamakali (Menarche) dan sudah bisa hamil sedangkan laki-laki mengalami mimpi basah pertama kali (Pullutio) dan sudah mampu menghamili.

Ketika remaja putri mulai mengalami haid, maka pengetahuan dan keterampilan dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi harus dikuasai sehingga dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan yang diharapkan. Hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan alat-alat reproduksi ketika remaja putri


(12)

mengalami masa haid adalah seputar penggunaan pembalut dan kebersihannya, kebersihan vagina sampai pada mandi junub.

Peran orangtua sangat diperlukan ketika anaknya dihadapkan pada situasi haid. Orangtua hendaknya memberikan informasi praktis tentang bagaimana cara mengatasi situasi masa haid dan mimpi basah yang bisa menakutkan ketika anak belum siap. Dalam Kompasiana (2011) disebutkan bahwa orangtua mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan anak menghadapi masa haid. Ketika anak perempuan akan mengalami haid pertama, pastikan mereka tahu apa yang mereka hadapi. Tunjukan pembalut dan bagaimana cara penggunaannya.

Pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan kesehatan alat-alat reproduksi tidak hanya dikuasai oleh remaja pada umumnya, tetapi remaja tunarungu juga harus menguasainya agar dalam menjalankan kehidupannya tidak selalu tergantung kepada orang lain terutama keluarganya. Dengan demikian remaja tunarungu akan mandiri dan memiliki kepercayaan diri.

Remaja tunarungu adalah mereka yang mengalami hambatan dalam pendengarannya yang dapat mengakibatkan gangguan komunikasi secara verbal. Oleh karena itu dalam menjalankan kehidupannya, mereka lebih banyak menggunakan visual. Remaja tunarungu pada umumnya kurang mampu memahami informasi yang diperoleh melalui bahasa verbal.

Studi pendahuluan yang penulis lakukan menunjukkan bahwa di lapangan terdapat remaja tunarungu yang belum menguasai keterampilan dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi ketika mengalami haid. Hal


(13)

4

ini terlihat dari sikap dan prilaku remaja tunarungu yang menjadi pendiam, menjauhi teman-temannya, mengurung diri, atau sebaliknya menjadi mudah tersinggung dan pemarah, bahkan ada juga remaja tunarungu putri tidak mau pergi ke sekolah ketika sedang haid. Hurlock diterjemahkan Istiwidayanti dan Soedjarwo (1980: 185) menyatakan bahwa: “Perubahan pesat yang terjadi selama masa remaja menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak

aman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik”.

Menurut penelitian hasil dari partisipan dari 23 negara sepertiga responden mengatakan mereka tidak diberitahu tentang haid sebelumnya, sehingga tidak siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dari survei tersebut mereka yang tidak pernah tahu masalah haid, menyatakan bahwa hal ini merupakan pengalaman yang sangat buruk dan haid pertama membuat panik, traumatis, malu, dan takut (dwp, 2006).

Penelitian yang dilakukan Casmini (1998: 80) terhadap remaja tunagrahita yang berkaitan dengan masalah mentruasi mengemukakan

bahwa:”Kemampuan remaja tunagrahita dalam memelihara kebersihan dan

kesehatan diri terutama dalam hal menstruasi dianggap belum mampu,

dikarenakan keterbatasan intelegensi dan informasi”. Dengan demikian baik

remaja tunagrahita maupun remaja tunarungu memiliki permasalahan yang sama ketika mengalami masa haid.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam situasi masa haid bukan hanya tanggung jawab orang tua saja tetapi peran serta dari lembaga pendidikan dalam hal ini adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) juga diperlukan.


(14)

SLB bagian B hendaknya memberikan bekal kepada remaja tunarungu tentang pengetahuan dan keterampilan yang harus dimilikinya ketika ia menghadapi situasi haid untuk pertama kalinya sehingga remaja tunarungu memiliki keterampilan dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi.

Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi merupakan bagian dari pendidikan seks yang seharusnya diberikan kepada remaja baik melalui pendidikan formal maupun informal. Materi pengetahuan kesehatan alat-alat reproduksi ini ditekankan kepada upaya untuk mengusahakan dan merumuskan perawatan kesehatan alat-alat reproduksi serta menyediakan informasi yang komprehensif bagi para remaja termasuk remaja tunarungu (Dokterkecil, 2011).

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa di SLB bagian B yang menjadi lokasi penelitian belum memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada remaja tunarungu ketika mengalami haid untuk pertama kalinya, sehingga dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh remaja tunarungu masih bersifat situasional karena belum adanya program yang dapat mangakomodir kebutuhan remaja tunarungu pada masa haid. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurhastuti (2005) pada remaja tunagrahita yang menyatakan bahwa:

Program pendidikan seks di sekolah yang ditelitinya belum mengakomodasi kebutuhan remaja tunagrahita terutama pada saat remaja mengalami masa haid. Dalam mengatasi permasalahan yang dialami remaja tunagrahita masih bersifat kasuistis dan belum menjangkau setiap remaja. Tindakan diberikan pada individu tertentu yang mengalami permasalahan.


(15)

6

Sejalan dengan penelitian di atas, Sulistiawati (2010) melakukan penelitian tentang pendidikan seks pada remaja tunagrahita dengan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:

Sekolah tidak memiliki program pendidikan seksual secara khusus hanya berkaitan dengan mata pelajaran bina diri dan IPA. Selama ini pelaksanaannya hanya merupakan inisiatif dari guru saja. Tidak ada jadwal khusus hanya situasional jika ada kasus atau penyimpangan yang terjadi dan ketika materi dalam pelajaran berhubungan dengan persoalan seks, baru pendidikan seks diberikan kepada anak.

Program yang diberikan kepada remaja tunarungu saat ini adalah program khusus yang berkaitan dengan hambatan pendengaran dan komunikasi. Pembelajaran masih berpusat pada masalah akademik tanpa memperhatikan aspek keterampilan yang berkaitan dengan merawat diri terutama dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi. Hal ini terjadi karena tunarungu memiliki kecerdasan yang sama dengan anak pada umumnya sehingga pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan merawat diri tidak diberikan.

Jika dilihat dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan, keterampilan merawat diri sangat dibutuhkan oleh semua anak berkebutuhan khusus termasuk remaja tunarungu. Hal serupa diungkapkan oleh Widya bahwa:

Pembelajaran merawat diri diajarkan atau dilatihkan pada anak berkebutuhan khusus mengingat dua aspek yang melatar belakanginya. Latar belakang yang utama yaitu aspek kemandirian yang berkaitan dengan aspek kesehatan, dan latar belakang lainnya yaitu berkaitan dengan kematangan sosial budaya.

Sebagai guru yang mengajar remaja tunarungu, dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan merawat diri dibutuhkan sebuah program yang


(16)

dapat mempermudah dalam pelaksanaannya. Program yang dibuat harus berdasarkan pada kebutuhan masing-masing individu. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian yang dapat membuat program pembelajaran merawat diri dalam hal ini adalah keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu yang nantinya dapat digunakan guru dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu.

B. Fokus Penelitian

Fokus yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Program Pembelajaran Memelihara Kesehatan alat-alat Reproduksi pada Remaja Tunarungu di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung”?

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus tersebut di atas maka diperlukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kondisi objektif keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung?

2. Apa kebutuhan remaja tunarungu yang berkaitan dengan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung?


(17)

8

3. Program pembelajaran bagaimana yang dapat diterapkan dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran kondisi objektif keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung.

2. Memperoleh gambaran kebutuhan remaja tunarungu yang berkaitan dengan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung.

3. Membuat program pembelajaran memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi masukan berupa kajian konseptual yang berkaitan dengan program


(18)

keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu sehingga turut memperkaya disiplin ilmu Pendidikan Kebutuhan Khusus.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak sebagai berikut:

 Bagi orangtua, sebagai masukan untuk menindak lanjuti kegiatan yang dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu.

 Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam melaksanaan pembelajaran memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu.

 Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang bagaimana membuat program pembelajaran memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu.

F. Definisi Konsep

1. Program Pembelajaran Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi Program pembelajaran memelihara kesehatan reproduksi adalah program pembelajaran yang dibuat untuk membantu guru dalam memberikan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu.


(19)

10

Sedangkan yang dimaksud kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi (Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan, 1994).

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental serta sosial kultural. Dalam penelitian ini adalah memelihara kesehatan alat-alat reproduksi ketika remaja tunarungu putri akan mengalami haid, dan yang telah mengalami haid.

2. Remaja Tunarungu

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan remaja tunarungu adalah mereka yang digolongkan pada remaja awal berusia antara 13 sampai 16 tahun yang mengalami hambatan pendengaran sehingga berdampak pada perkembangan bahasa dan komunikasinya oleh karena itu memerlukan pengetahuan keterampilan merawat diri dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan hal penting yang tidak bisa ditinggalkan ketika melakukan penelitian. Seorang peneliti membutuhkan sistematika yang jelas untuk mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Syaodih (2008) mengungkapkan bahwa: “metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia”. Dalam penelitian ini menggambarkan kondisi objektif remaja tunarungu serta kebutuhan-kebutuhan remaja tunarungu dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada saat haid. Sedangkan dalam pembuatan program dilakukan kolaborasi antara orangtua, guru, dan kepala sekolah.

Dalam metode penelitian ini akan dibahas tentang pendekatan penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data dan pengembangan instrumen, teknik analisis data, teknik pemeriksaan dan keabsahan data serta prosedur pelaksanaan penelitian.

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting dari sifat suatu


(21)

50

berangkat dari kondisi objektif yang terjadi di lapangan tentang remaja tunarungu yang mengalami permasalahan berkaitan dengan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi.

Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan kejadian yang terjadi di lapangan sehingga memperoleh data yang akurat. Data atau informasi yang diungkap berupa kata-kata baik secara lisan ataupun tulisan, gambaran secara deskriptif berdasarkan pertanyaan penelitian yang diperoleh dari subjek penelitian serta keadaan lingkungan yang berada di sekitarnya pada saat penelitian dilakukan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini terdapat remaja tunarungu yang baru mengalami masa haid dan merasa kebingungan dengan kejadian yang dialaminya serta belum memiliki keterampilan yang cukup dalam menghadapi masa haidnya.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang guru kelas, dua orang tua dan dua orang siswa tunarungu yang berusia 13-16 tahun di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung.


(22)

Guru yang menjadi subjek penelitian adalah guru kelas yang mengajar di kelas VII dan kelas VIII. Sedangkan siswa tunarungu yang berusia 13-16 tahun terdiri dari 2 orang siswa putri.

Gambaran subjek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.1

Gambaran Subjek Penelitian

No Nama Usia Jenis

Kelamin

Jenis Subyek

Pendidikan

1 DR 38 Th P Guru S1/PLB

2 TNH 42 Th P Guru S2/Manajemen

3 ISH 40 Th P Orang tua SMA

4 SW 44 Th P Orang tua SMA

5 ES 15 Th P Siswa Kls VIII

6 NHY 13 Th P Siswa Kls VII

C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian merupakan hal yang terpenting karena dengan mengumpulkan data akan diperoleh gambaran tentang sesuatu yang akan diteliti menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberi data kepada peneliti dan sumber data tidak langsung misalnya data yang diperoleh melalui dokumen.


(23)

52

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan berlangsung (Syaodih, 2008: 220)

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat kondisi objektif keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi remaja tunarungu serta kebutuhannya. Observasi dilakukan kepada siswa tunarungu baik di sekolah ataupun di rumah.

b. Wawancara

Satori (2009: 130) menyebutkan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau wawancara.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman yang disusun sangat diperlukan dalam proses berjalannya wawancara, sehingga wawancara tetap berada dalam konteks permasalahan yang sedang diselidiki. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan secara terstruktur dan tak terstruktur.

Wawancara diberikan kepada siswa tunarungu, orang tua tunarungu serta guru yang mengajar siswa tunarungu di kelas VII dan


(24)

VIII. Melalui wawancara ini diharapkan dapat diperoleh data mengenai kondisi objektif keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu baik di sekolah maupun di rumah dan kebutuhan remaja tunarungu yang berkaitan dengan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumentasi yang ingin dilihat dalam penelitian ini berupa data-data siswa berdasarkan usia dan jenjang pendidikan, riwayat kesehatan siswa, ketersediaan alat dan media yang berhubungan dengan keterampilan memelihara kesehatan reproduksi.

2. Pengembangan Instrumen

Setelah teknik pengumpulan data ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat pengembangan instrumen. Sebagai pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian disusunlah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Penyusunan instrumen ini merupakan langkah penting untuk mengungkap berbagai data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Pengembangan instrumen dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:


(25)

54

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pengembangan Instrumen

PROGRAM PEMBELAJARAN MEMELIHARA KESEHATAN ALAT-ALAT REPRODUKSI PADA REMAJA TUNARUNGU DI SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BANDUNG N

o

Pertanyaan Penelitian

Aspek Indikator Teknik Subjek Instrumen

1 Bagaimanakah kondisi objektif keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu di SLB YKS III

Katapang Kabupaten Bandung?

1. Mengenal alat-alat reproduksi

 Alat reproduksi wanita

 Alat reproduksi pria

 Observasi

 Wawancara

 Siswa Tunarungu

 Guru

 Orang tua

Pedoman Observasi

Pedoman Wawancara 2. Mengenal

alat yang digunakan pada saat haid

 Jenis-jenis pembalut

 Bagian-bagian pembalut

 Waktu pergantian pembalut

 Observasi

 Wawancara

 Siswa Tunarungu

 Guru

 Orang tua

Pedoman Observasi

Pedoman Wawancara

3. Masa Haid

 Cara memasang pembalut

 Cara mencuci pembalut dan membuangnya

 Cara mencuci celana dalam

 Cara membersihkan vagina

 Cara mandi junub setelah haid

 Observasi

 Wawancara

 Siswa Tunarungu

 Guru

 Orang tua

Pedoman Observasi

Pedoman Wawancara

2 Apa kebutuhan-kebutuhan remaja tunarungu yang berkaitan dengan

Kebutuhan masa haid

 Pengetahuan tentang cara memasang pembalut

 Pengetahuan tentang cara mencuci

 Wawancara  Siswa tunarungu

 Guru

Pedoman


(26)

keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi di SLB YKS III Katapang Kabupaten

Bandung?

 Pengetahuan tentang cara mencuci celana dalam

 Pengetahuan tentang cara membersihkan vagina

 Pengetahuan tentang cara mandi junub setelah haid

 Orang tua

3 Program pembelajaran bagaimana yang dapat diterapkan dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu di SLB YKS III

Katapang Kabupaten Bandung? Membuat program pembelajaran merawat diri 1. Draf 2. Validasi 3. Finalisasi  Pendahuluan

 Isi Program

 Evaluasi Program

 Validasi ahli

 Validasi praktisi

 Tenaga ahli PLB

 Guru

Lembar validasi


(27)

56

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri atau orang lain (Sugiyono, 2011: 244).

Data yang telah dikumpulkan melalui berbagai alat pengumpul data kemudian diolah dan dianalisis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data ini yaitu :

1. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang sudah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya (Sugiyono, 2011: 247).

2. Display, dilakukan untuk memudahkan dalam memahami yang terjadi merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahaminya. 3. Interpretasi data, yakni menafsirkan data yang terkumpul untuk disimpulkan

dengan meilihat keterkaitan atau hubungan antara bagian/ aspek variabel yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat diambil makna penting dari penelitian yang telah dilakukan.


(28)

E. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data

Agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka setiap peneliti harus melakukan pemeriksaan keabsahan data. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi

Menurut Moleong (2005: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Satori, 2010: 170). Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen.

2. Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang dilakukan peneliti kepada informan (Satori, 2010: 172). Tujuan dari member check adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data. Setelah data terkumpul dan dianalisis, maka hasil dari analisis tersebut dikonfirmasikan kepada nara sumber.


(29)

58

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini secara garis besar ditempuh melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Studi Kondisi Objektif Keterampilan Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi pada Remaja Tunarungu

Dalam tahapan ini peneliti mengumpulkan data tentang :

a. Keterampilan remaja tunarungu dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi. Kondisi yang akan diungkap adalah mengenal alat reproduksi pria dan wanita, mengenal alat yang digunakan pada saat haid, cara memasangkan pembalut, cara mencuci pembalut dan membuangnya, cara mencuci celana dalam, cara membersihkan vagina, dan cara mandi junub setelah haid dan mimpi basah.

b. Kebutuhan-kebutuhan remaja tunarungu dalam memelihara kesehatan alat-alat reproduksi.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

2. Analisis Hasil Studi Kondisi Objektif dan Merumuskan Draf Program

Pada tahap ini peneliti menghimpun data hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang diperoleh dari kondisi objektif di atas serta dikaitkan dengan kajian teori. Kemudian data tersebut dianalisis untuk


(30)

dijadikan bahan rumusan draf program. Draf program dibuat bersama-sama dengan orang tua, guru dan kepala sekolah.

3. Tahap Validasi

Validasi dalam penelitian ini menggunakan metode Delphi yang dilakukan kepada validasi ahli dan praktisi. Validasi ahli dilakukan oleh dua orang dosen PKKh sedangkan validasi praktisi dilakukan oleh kepala sekolah dan guru yang bekerja di lokasi penelitian. Validator diminta tanggapannya tentang program yang telah dibuat untuk direvisi. Setelah rancangan program di revisi kemudian disusunlah rancangan program akhir yang masih bersifat hipotetik.

Untuk lebih jelasnya alur penelitian dapat dilihat dalam bagan di bawah ini:


(31)

60

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Kondisi objektif Analisis Hasil Validasi

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Aspek yang digali :

1. Kondisi objektif remaja tunarungu 2. Kondisi objektif

guru dan orang tua 3.

Kebutuhan-kebutuhan remaja tunarungu 4. Faktor pendukung

dan penghambat

Validasi Program

oleh ahli dan praktisi

Revisi

Draf Program Diperoleh

Data

Aspek yang digali: 1. Kondisi objektif

remaja tunarungu

2.

Kebutuhan-kebutuhan remaja tunarungu

Analisis

Data teoritik dan empirik

Program Hipotetik


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dibuat sesuai dengan pertanyaan penelitian.

1. Kondisi Objekif Remaja Tunarungu dalam Keterampilan Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi

Kedua subjek penelitian mengetahui jenis kelamin namun salah satu subjek belum mengetahui alat kelamin lawan jenisnya yakni alat kelamin pria. Sedangkan nama-nama dari alat kelamin, semua subjek belum mengetahuinya.

Salah satu dari kedua subjek dalam hal ini seorang remaja tunarungu putri hanya mengetahui jenis pembalut yang biasa digunakan pada siang hari. Kedua subjek baru mengetahui bagian atas dan bagian bawah pembalut sedangkan bagian depan dan bagian belakang belum diketahuinya.

Waktu pergantian pembalut belum diketahui oleh kedua subjek penelitian, mereka mengganti pembalut ketika dirasa pembalut yang dipergunakan sudah penuh. Sedangkan jika darah haid yang keluar sedikit, pembalut tidak mereka ganti dari pagi sampai sore bahkan sampai esok hari.

Salah satu subjek belum mahir dalam memasangkan pembalut, begitu juga pada saat mencuci pembalut dan cara membungkus pembalut sebelum


(33)

106

dibuang. Dalam hal mencuci celana dalam, salah satu subjek belum bersih mencucinya. Darah yang menempel pada celana masih terlihat. Kedua subjek menunjukkan bahwa dalam membersihkan vagina belum benar seperti yang seharusnya yaitu dari arah depan menuju arah belakang.

Kedua subjek belum mengetahui mandi junub apalagi memiliki keterampilan tentang tata cara mandi junub, istilah mandi junub pun baru diketahuinya.

2. Kebutuhan-kebutuhan Remaja Tunarungu dalam Keterampilan Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi

Kebutuhan remaja tunarungu putri pada saat haid yaitu pengetahuan dan tata cara tentang alat yang digunakan pada saat haid, pengetahuan dan tata cara mencuci pembalut serta cara membungkus pembalut sebelum membuangnya, tata cara mencuci celana dalam dan tata cara mencuci vagina yang benar. Sedangkan kebutuhan remaja tunarungu setelah mengalami haid adalah keterampilan tentang tata cara mandi junub.

3. Program Pembelajaran Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi pada Remaja Tunarungu

Program pembelajaran ini terdiri dari tiga bab yaitu bab satu berisi tentang Dasar Pemikiran, Tujuan Program, Petunjuk Pelaksanaan Program, Asesmen Peserta Dididk. Bab dua berisi tentang Pengertian, Ruang Lingkup Program, Metoda, Alat dan Media yang digunakan, Waktu Pelaksanaan


(34)

Program, Garis Besar Program Pembelajaran, Program Pembelajaran Individual dan Satuan Pembelajaran Individual. Sedangkan bab tiga berisi tentang Evaluasi Program.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan temuan dari lapangan, maka ada beberapa hal yang akan direkomendasikan yaitu:

1. Bagi Orangtua

Program ini dapat dimanfaatkan oleh orangtua di rumah untuk menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu, sehingga remaja tunarungu memiliki rasa percaya diri ketika mengalami haid.

2. Bagi Guru

Program ini dapat dimanfaatkan oleh guru di sekolah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada remaja tunarungu yang akan mengalami masa haid untuk pertama kalinya, atau pun remaja tunarungu yang baru mengalami masa haid, serta remaja tunarungu yang sudah lama mengalami haid.


(35)

108

3. Bagi Sekolah

Program ini sebagai salah satu alternatif dalam mengakomodasi kebutuhan remaja tunarungu pada saat haid oleh karena itu diharapkan dapat diterapkan di sekolah. Pihak sekolah dapat melengkapi media pembelajaran yang dibutuhkan serta menyediakan ruangan yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan seputar haid.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menghasilkan program yang belum diuji cobakan (hipoptetik) oleh karena itu direkomendasikan adanya penelitian lanjutan untuk menguji efektivitas program sehingga dapat dipergunakan dalam lingkup yang lebih luas.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2008). Kesehatan Reproduksi. (Online). Tersedia: http://www.kesrepro.info.com (2 Februari 2012).

Aprilia, I.D. (2010). Model Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Bandung. Tesis PPs UPI Bandung.Tidak diterbitkan.

Aprisa. (2009). Metode Delphie . (Online). Tersedia: http://aprisa.web.ugm.ac.id. ( 24 April 2012).

Casmini. (1995). Program Keterampilan Merawat dan Kebersihan Diri Remaja Tunagrahita di SLB C/C1 Cipaganti Bandung. Tesis PPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Creasoft. (2009). Perawatan Organ Reproduksi Eksternal Wanita (Online) Tersedia: http://creasoft.wordpress.com. ( 23 Maret 2012).

Darajat, Z. (2004). Psikologi Agama. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Depdiknas. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dokterkecil. (2011). Pendidikan Seks (Sex Education) Sejak Dini. (Online)

Tersedia: http://dokterkecil.wordpress.com. ( 23 Maret 2012).

Doni. (2012). Pembalut Wanita dan Tip Penggunaanya. (Online) Tersedia: http://news.cobadulu.com. ( 3 September 2012).

Dwp. (2006). (Online). Tersedia: www.dwp.or.id (12 Februari 2012). Hallahan, D. & Kauffman, M.J. (1991). Exceptional Children, Introduction to

Special Education. New Jersey : Prentice-Hall International Inc.

Hermansyah, I. (2012). Assesmen Kemampuan Merawat Diri. (Online). Tersedia : http://iyushermansyah.blogspot.com. (diakses 10 April 2012).

Istiwidayanti dan Soedjarwo. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Terjemahan dari Hurlock, E.B. Jakarta : Erlangga.


(37)

110

Junita. (2012). Durasi Pemakaian Pembalut. (Online). Tersedia: http://news.cobadulu.com. (3 September 2012).

Kesrepro. (2008). Tumbuh Kembang Remaja. (Online) Tersedia: http://www.kesrepro.info. ( 2 Februari 2012).

Kompas. (2011). Persiapan Anak Menghadapi Pubertas. (Online) Tersedia: http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak. (23 Maret 2012). Marsudi, S. (2010). Layanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Surakarta :Universitas Muhammadiyah Pers.

Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nurhastuti. (2005). Bimbingan Seks Bagi Remaja Tunagrahita. Tesis. Program

Pascasarjana UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Nurhidayati, E. (2008). Penyusunan Layanan Konseling Di SMP/MTS. Makalah. Tidak Diterbitkan

Panitia Sertifikasi Rayon X. (2011). Bahan Ajar Pendidikan Luar Biasa. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 110. UPI.

Pinoci, A. (....). (Online) Tersedia: http://aripinici. ustsarwat.com. (3 September 2012).

Purnama, T. (2009). Bimbingan Seks Dalam Mata Pelajaran Bina Diri pada Tunagrahita Remaja Ringan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI.Bandung. Tidak Diterbitkan.

Rochyadi dkk. (2009). Modul Pembelajaran Individual. Jurusan pendidikan Luar Biasa FIP UPI. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Ryan, (2011) Tersedia: http: //mithapradnyani.wordpress.com. (3 September 2012)

Sarlito, (2011) Psikologi Remaja. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada Satori, Dj. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Somad, P. (2009). Dampak Ketunarunguan. (Online)

Tersedia:http://permanariansomad.blogspot.com. (30 April 2012).

Somad, dan Hernawati. (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Depdikbud. Dirjen Dikti. PPTG. Jakarta


(38)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sujarwati. (2002). (Online). Tersedia http://www.psychologymania.com. (23 Agustus 2012).

Sutjihati, T. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sulistiawati, I. ( 2010). Pelaksanaan Pendidikan Seks pada Anak Tunagrahita di Sekolah. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Syaodih, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Titiana. (2011). Hak Seksualitas dan Kesehatan. (Online) Tersedia: http://titiana- adinda.blogspot.com. (23 maret 2012).

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wanitahamil. (2011) Langkah Awal Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita. (Online). Tersedia: http://wanitahamil-ku.com. ( 3 September 2012).

Widoyoko, E.P (2009). Optimalisasi Peran Guru Dalam evaluasi Program Pembelajaran. Disampaikan dalam Seminar Nasional di Purwerejo>Tidak diterbitkan.

Wikipedia. (2012). Pembalut Wanita (Online) Tersedi:http://id.wikipedia.org (12 Februari 2012).


(1)

dibuang. Dalam hal mencuci celana dalam, salah satu subjek belum bersih mencucinya. Darah yang menempel pada celana masih terlihat. Kedua subjek menunjukkan bahwa dalam membersihkan vagina belum benar seperti yang seharusnya yaitu dari arah depan menuju arah belakang.

Kedua subjek belum mengetahui mandi junub apalagi memiliki keterampilan tentang tata cara mandi junub, istilah mandi junub pun baru diketahuinya.

2. Kebutuhan-kebutuhan Remaja Tunarungu dalam Keterampilan Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi

Kebutuhan remaja tunarungu putri pada saat haid yaitu pengetahuan dan tata cara tentang alat yang digunakan pada saat haid, pengetahuan dan tata cara mencuci pembalut serta cara membungkus pembalut sebelum membuangnya, tata cara mencuci celana dalam dan tata cara mencuci vagina yang benar. Sedangkan kebutuhan remaja tunarungu setelah mengalami haid adalah keterampilan tentang tata cara mandi junub.

3. Program Pembelajaran Memelihara Kesehatan Alat-alat Reproduksi pada Remaja Tunarungu

Program pembelajaran ini terdiri dari tiga bab yaitu bab satu berisi tentang Dasar Pemikiran, Tujuan Program, Petunjuk Pelaksanaan Program, Asesmen Peserta Dididk. Bab dua berisi tentang Pengertian, Ruang Lingkup Program, Metoda, Alat dan Media yang digunakan, Waktu Pelaksanaan


(2)

Program, Garis Besar Program Pembelajaran, Program Pembelajaran Individual dan Satuan Pembelajaran Individual. Sedangkan bab tiga berisi tentang Evaluasi Program.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan temuan dari lapangan, maka ada beberapa hal yang akan direkomendasikan yaitu:

1. Bagi Orangtua

Program ini dapat dimanfaatkan oleh orangtua di rumah untuk menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan keterampilan memelihara kesehatan alat-alat reproduksi pada remaja tunarungu, sehingga remaja tunarungu memiliki rasa percaya diri ketika mengalami haid.

2. Bagi Guru

Program ini dapat dimanfaatkan oleh guru di sekolah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada remaja tunarungu yang akan mengalami masa haid untuk pertama kalinya, atau pun remaja tunarungu yang baru mengalami masa haid, serta remaja tunarungu yang sudah lama mengalami haid.


(3)

3. Bagi Sekolah

Program ini sebagai salah satu alternatif dalam mengakomodasi kebutuhan remaja tunarungu pada saat haid oleh karena itu diharapkan dapat diterapkan di sekolah. Pihak sekolah dapat melengkapi media pembelajaran yang dibutuhkan serta menyediakan ruangan yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan seputar haid.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menghasilkan program yang belum diuji cobakan (hipoptetik) oleh karena itu direkomendasikan adanya penelitian lanjutan untuk menguji efektivitas program sehingga dapat dipergunakan dalam lingkup yang lebih luas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2008). Kesehatan Reproduksi. (Online). Tersedia: http://www.kesrepro.info.com (2 Februari 2012).

Aprilia, I.D. (2010). Model Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Bandung. Tesis PPs UPI Bandung.Tidak diterbitkan.

Aprisa. (2009). Metode Delphie . (Online). Tersedia: http://aprisa.web.ugm.ac.id. ( 24 April 2012).

Casmini. (1995). Program Keterampilan Merawat dan Kebersihan Diri Remaja Tunagrahita di SLB C/C1 Cipaganti Bandung. Tesis PPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Creasoft. (2009). Perawatan Organ Reproduksi Eksternal Wanita (Online) Tersedia: http://creasoft.wordpress.com. ( 23 Maret 2012).

Darajat, Z. (2004). Psikologi Agama. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Depdiknas. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dokterkecil. (2011). Pendidikan Seks (Sex Education) Sejak Dini. (Online)

Tersedia: http://dokterkecil.wordpress.com. ( 23 Maret 2012).

Doni. (2012). Pembalut Wanita dan Tip Penggunaanya. (Online) Tersedia: http://news.cobadulu.com. ( 3 September 2012).

Dwp. (2006). (Online). Tersedia: www.dwp.or.id (12 Februari 2012). Hallahan, D. & Kauffman, M.J. (1991). Exceptional Children, Introduction to

Special Education. New Jersey : Prentice-Hall International Inc.

Hermansyah, I. (2012). Assesmen Kemampuan Merawat Diri. (Online). Tersedia : http://iyushermansyah.blogspot.com. (diakses 10 April 2012).

Istiwidayanti dan Soedjarwo. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Terjemahan dari Hurlock, E.B. Jakarta : Erlangga.


(5)

Junita. (2012). Durasi Pemakaian Pembalut. (Online). Tersedia: http://news.cobadulu.com. (3 September 2012).

Kesrepro. (2008). Tumbuh Kembang Remaja. (Online) Tersedia: http://www.kesrepro.info. ( 2 Februari 2012).

Kompas. (2011). Persiapan Anak Menghadapi Pubertas. (Online) Tersedia: http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak. (23 Maret 2012). Marsudi, S. (2010). Layanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Surakarta :Universitas Muhammadiyah Pers.

Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nurhastuti. (2005). Bimbingan Seks Bagi Remaja Tunagrahita. Tesis. Program

Pascasarjana UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Nurhidayati, E. (2008). Penyusunan Layanan Konseling Di SMP/MTS. Makalah. Tidak Diterbitkan

Panitia Sertifikasi Rayon X. (2011). Bahan Ajar Pendidikan Luar Biasa. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 110. UPI.

Pinoci, A. (....). (Online) Tersedia: http://aripinici. ustsarwat.com. (3 September 2012).

Purnama, T. (2009). Bimbingan Seks Dalam Mata Pelajaran Bina Diri pada Tunagrahita Remaja Ringan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI.Bandung. Tidak Diterbitkan.

Rochyadi dkk. (2009). Modul Pembelajaran Individual. Jurusan pendidikan Luar Biasa FIP UPI. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Ryan, (2011) Tersedia: http: //mithapradnyani.wordpress.com. (3 September 2012)

Sarlito, (2011) Psikologi Remaja. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada Satori, Dj. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Somad, P. (2009). Dampak Ketunarunguan. (Online)

Tersedia:http://permanariansomad.blogspot.com. (30 April 2012).

Somad, dan Hernawati. (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Depdikbud. Dirjen Dikti. PPTG. Jakarta


(6)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sujarwati. (2002). (Online). Tersedia http://www.psychologymania.com. (23 Agustus 2012).

Sutjihati, T. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sulistiawati, I. ( 2010). Pelaksanaan Pendidikan Seks pada Anak Tunagrahita di Sekolah. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Syaodih, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Titiana. (2011). Hak Seksualitas dan Kesehatan. (Online) Tersedia: http://titiana- adinda.blogspot.com. (23 maret 2012).

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wanitahamil. (2011) Langkah Awal Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita. (Online). Tersedia: http://wanitahamil-ku.com. ( 3 September 2012).

Widoyoko, E.P (2009). Optimalisasi Peran Guru Dalam evaluasi Program Pembelajaran. Disampaikan dalam Seminar Nasional di Purwerejo>Tidak diterbitkan.

Wikipedia. (2012). Pembalut Wanita (Online) Tersedi:http://id.wikipedia.org (12 Februari 2012).