Humor Style Penonton Stand Up Comedy di Kafe Bobber Kota Bandung.

(1)

Abstrak

Setiap individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebetuhuan individu salah satunya ialah kebutuhan bermain. Kebutuhan ini dapat terpenuhi melalui humor. Masing-masing individu memiliki humor style yang berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh faktor kepribadian juga suku bangsa. Penelitian ini menggunakan teori humor style (Martin, 2007) untuk mengetahui humor style apa yang dimiliki oleh individu khususnya pada penelitian ini ialah penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung.

Responden pada penelitian ini berjumlah 50 responden. Kriteria responden yang diambil yaitu individu yang menonton acara stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif menggunakan accidental sampling. Penjaringan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner humor style questionnair (HSQ) yang dibuat oleh Rod Martin dan Patricia Doris (2003) yang terdiri dari 32 item, kemudian diterjemahkan oleh Nataatmadja (2011) dalam skripsinya. Alat ukur di modifikasi dan divalidasi oleh peneliti sehingga item yang valid berjumlah 22 item dengan menggunakan teknik korelasi spearman, diperoleh hasil koefisien validitas 0,3-0,5 menggunakan SPSS versi 16.0. Reliabilitas hasil r=0,704. Alat ukur ini menjaring 4 macam humor style yaitu affiliative humor, enhancing humor, aggressive humor dan self-defeating humor. Dihasilkan aggressive humor style yang dominan pada penonton stand up comedy di Kafe Bobber Bandung. Score hasil aggressive humor style yang dominan juga ditabulasi silang dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor kebudayaan dan kepribadian.

Kesimpulan yang diperoleh adalah penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung memiliki humor style dominan yaitu aggressive. Terdapat 4 humor style gabungan yang muncul yaitu aggressive-affiliative, aggresive-self enhancing, affiliative-self enhancing, dan aggressive-self enhancing- affiliative humor. Kafe Bobber di anjurkan untuk menyajikan materi humor yang bertemakan aggressive humor agar lebih sesuai dengan humor style penonton yang hadir.


(2)

Abstract

Each individual shave needs which have to be fulfilled. Among such needs is a need to play. This need can be fulfilled by humor. Each individual has a differing humor style and can be influences by several factors such as personality along with their ethnicity. This research was conducted based on humor style theory (Martin, 2007) in order to depict the dominant humor style within Café Bobbers Bandung’s stand-up comedy audience.

Respondents in this research was amounted to 50 respondents. The criteria to be qualified as a respondent was individual who attended stand-up comedy at Café Bobber Bandung.

The research was designed according to descriptive study utilizing accidental sampling. Data intake in the research was obtained by administering humor style questionnaire (HSQ) which was constructed by Rod Martin and Patricia Doris (2003), consisting 32 items. The instrument was translated by Nataatmadja (2011) for his paper. Afterwards the instrument was modified and validated by researcher. It was found according to Spearman Correlation that there were 22 valid items ranging from 0.3-0.5. The reliability was 0.704. The instrument can obtain 4 types of humor style which are affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, and self-defeating humor. The instrument yielded dominant humor style within the respondents. The dominant humor style would be cross tabulated with the influencing factors which were cultural and personality factor.

The research’s result showed that the audience have a dominant humor style which was aggressive humor style. There were also four combined dominant humor style which were aggressive-affiliative, aggressive-self enhancing, affiliative-self enhancing and aggressive-self enhancing- affiliative humor style. Cafe Bobber was suggested to deliver aggressive humor content to suit its audience.


(3)

DAFTAR ISI I II LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN... ... ABSTRAK ...

ABSTRACT...

KATA PENGANTAR... ... DAFTAR ISI... ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR BAGAN ... DAFTAR LAMPIRAN ...

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1.2. Identifikasi Masalah ... 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...

1.3.1 Maksud Penelitian………... 1.3.2 Tujuan Penelitian…..………... 1.4. Kegunaan penelitian ...

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 1.4.2 Kegunaan Praktis... 1.5. Kerangka Pemikiran ... 1.6. Asumsi Penelitian...

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Humor Style ... 2.1.1 Definisi Humor Style ... 2.1.2 Proses Humor Style... 2.1.3 Humor dan Psikologi ... 2.1.4 Humor dan Psikologi Kognitif ...

2.1.5 Humor dan Kesehatan Mental………...

Halaman i ii iii iv vi ix x xi 1 6 6 6 6 7 7 7 7 15 16 16 17 20 22 24


(4)

III

2.1.6 Humor dan Psikologi Sosial ……… 2.2 Humor Style ... 2.2.1. Humor Style dan Psychological Well Being ... 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Humor Style ... 2.3.1 Faktor Budaya ... 2.3.1.1 The Humor Style Questionnaire... 2.3.2 Faktor Kepribadian………...

2.3.2.1 The Humor Style Questionnaire... 2.3.2.2 Big Five Personality ... 2.4. Stand Up Comedy... 2.5 Masa Perkembangan …………... 2.5.1 Perkembangan Remaja Akhir ...

2.5.1.1 Perkembangan Kognitif ... 2.5.1.2 Perkembangan Sosio- Emosional ... 2.5.2 Perkembangan Dewasa Awal ... 2.5.2.1 Perkembangan Kognitif ………... 2.5.2.2 Perkembangan Sosio – Emosional ... 2.5.2.3 Transisi Intelektual ...

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 3.2. Bagan Prosedur Penelitian... 3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 3.3.1 Variabel Penelitian... 3.3.2 Definisi Operasional... 3.4. Alat Ukur ... 3.4.1. Deskripsi Alat Ukur Humor Style …...... 3.4.2. Sistem Penilaian... 3.4.3. Data Pribadi dan Data Penunjang………... 3.4.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ………... 3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ... 3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 3.5 Populasi dan Karakteristik Sampel……...

24 27 28 30 30 30 30 30 31 35 35 36 36 37 37 37 38 38 40 40 41 41 41 43 43 44 44 45 45 46 47


(5)

IV

V

3.5.1 Populasi Sasaran ... 3.5.2 Karakteristik Sampel ... 3.5.3 Teknik Penarikan Sampel... 3.6 Teknik Analisi Data ………... HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Sampel Penelitian ... 4.1.1 Responden Berdasarkan Usia ………... 4.1.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 4.1.3 Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 4.2. Hasil Penelitian... 4.2.1. Humor Style Dominan ... 4.2.2. Kepribadian Responden Keseluruhan ... 4.2.3. Suku Bangsa ... 4.3. Pembahasan ………...

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan... 5.2. Saran... DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR RUJUKAN... LAMPIRAN... 47 47 48 48 50 50 50 51 52 52 53 55 56 64 65 xii xiv


(6)

DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

3.2 Kisi-kisi Alat Ukur Humor Style ... 3.3 Sistem Penilaian Humor Style ... 3.4 Sistem Penilain Faktor Kepribadian ... 4.1 Responden berdasarkan Usia...

4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 4.3 Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan... 4.4 Humor Style Dominan ………... 4.5 Kepribadian Responden Keseluruhan... 4.6 Suku Bangsa ... 3.1 Data Mentah ……….. 4.1 Validitas Alat Ukur Humor Style ………..

4.2 Reliabilitas Alat Ukur Humor Style... 5.1 Tabulasi Silang Kepribadian dan Humor Style………... 5.2 Tabulasi Silang Suku Bangsa dan Humor Style……… 5.3 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Humor Style ………..

Halaman 43 44 45 50 50 51 52 53 55 L-3 L-3 L-4 L-5 L-5 L-5


(7)

DAFTAR BAGAN

Bagan Bagan

1.1 Kerangka Pemikiran ... 3.1 Prosedur Penelitian... ...

Halaman 14 40


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Humor Style

Lampiran 2 Hasil Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Data Mentah

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Lampiran 5 Tabulasi Silang Humor Style dengan Kepribadian, Suku Bangsa dan Jenis Kelamin.


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Murray (1983), manusia memiliki berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan tersebut adalah kebutuhan bermain, yaitu meliputi rileks, kesenangan, melawak dan menghindari hal-hal yang menegangkan. Pada dasarnya manusia memiliki naluri untuk mencari kesenangan, kegembiraan dan hiburan. Terdapat beberapa alternatif tempat yang menawarkan hiburan seperti bioskop yang menyediakan tontonan film baik dalam maupun luar negeri, tempat karaoke keluarga, hiburan lain seperti pertunjukan yang juga menyuguhkan sesuatu yang bersinggungan dengan humor yang mengundang tawa.

Tawa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya meningkatkan aliran darah. Ini membantu tubuh kita rileks dan membantu kita terbebas dari stress, adapun dalam penelitian terapi tawa menunjukan dampak psokologis dan fisiologis, terkait stress, efikasi diri dan tekanan darah (Bechman, Regier and Young, 2007 ; Chaya et al., 2008 ; Christina, 2006). Salah satu bentuk hiburan yang mengundang tawa adalah acara komedi. Acara komedi bisa didapat dari tontonan di televisi maupun di saksikan secara langsung. Tontonan komedi yang tersedia saat ini beragam, mulai dari acara talk show, acara musik yang menyisipkan unsur-unsur komedi di dalamnya. Banyak acara yang diminati oleh masyarakat mulai dari opera van java (OVJ), sentilan sentilun, the comment dan stand up comedy.

Stand up comedy adalah salah satu bentuk komedi yang disuguhkan oleh seseorang yang berdiri sendiri di atas panggung kurang lebih 10-45 menit, mengutarakan pendapat mengenai suatu hal yang hampir menyerupai orasi namun dalam bentuk yang lucu, menurut hasil wawancara peneliti dengan pengurus acara stand up comedy di Kafe Bobber yaitu Sanni


(10)

2

.Stand up comedy saat ini sedang digemari oleh masyarakat Indonesia, cara penyajian yang berbeda dengan acara lain membuat daya tarik sendiri. Di Indonesia, stand up comedy sebenarnya sudah dimulai oleh sosok seorang almarhum Taufik Savalas melalui acara comedy cafe dan juga acara Ramon Papana sebagai pemilik comedy cafe, namun pada saat itu stand up comedy kurang mendapat respon dari masyarakat. Acara stand up comedy mulai digemari kini di berbagai kalangan, baik anak muda maupun orang dewasa.

Menurut Santrock (2003). pada tahap perkembangan kognitif, remaja akhir dan dewasa awal sama-sama mampu berfikir secara abstrak dan individu mulai menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang dipegang orang lain, yang mengguncang pandangan dualistik mereka. Dapat dikatakan bahwa individu dapat menggambarkan dan menyerap segala bentuk informasi yang diterima salah satunya adalah penonton pada saat menyaksikan sajian dari acara stand up comedy. Dimulai dari satu station televisi yang menayangkan acara stand up comedy kemudian diikuti oleh beberapa channel televisi lainnya. Hal tersebut dapat dilihat adanya ketertarikan masyarakan terhadap stand up comedy juga masyarakat mulai menyadari adanya keberadaan acara stand up comedy itu sendiri. Di Kota Bandung sendiri terdapat beberapa tempat yang menyediakan sajian acara stand up comedy, salah satunya adalah Kafe Bobber. Kafe ini merupakan Kafe pertama yang mengadakan acara stand up comedy setiap satu minggu sekali. Acara ini diadakan pada hari minggu pukul 19.00 WIB. Acara ini mengundang banyaknya penonton stand up comedy.

Dari survey awal yang telah dilakukan kepada 10 (100%) orang penonton yang hadir dalam acara stand up comedy, 7 orang penonton yang hadir (70%) mengatakan sengaja datang dan berkunjung pada Kafe tersebut karena ingin menyaksikan pertunjukan stand up comedy yang disukainya, sedangkan 3 orang (30%) diantaranya tidak dengan sengaja datang pada Kafe bobber untuk menikmati acara tersebut. Hasil survei dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 4 (40%) dari 6 (60%) orang pelayan yang berada di Kafe Bobber bahwa


(11)

3

terjadi peningkatan pengunjung ketika acara stand up comedy berlangsung. Pengunjung yang datang lebih menyukai untuk menonton acara stand up comedy secara live karena pengunjung dapat lebih banyak menyerap informasi dan hiburan ketika menonton acara stand up comedy secara langsung. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan pada saat survey awal penelitian berbedanya isi materi yang di suguhkan juga menjadi daya tarik lain dalam menonton acara stand up comedy, banyaknya sensor isi materi dalam acara stand up comedy yang diadakan di televisi membuat para penonton sering kali tidak puas dalam menyaksikan acara tersebut.

Pelawak pada acara stand-up comedy biasa disebut dengan ‘comic’. Pada pelaksanaan acara biasanya diadakan acara pertunjukan secara one man show. One man show adalah penampilan yang dilakukan oleh satu orang disaat perform. Pada acara stand up comedy terdapat berbagai macam materi yang disuguhkan, seperti materi humor dengan konsep politik, issue –issue ras, daily life, candaan spontan dengan topik ringan ataupun materi yang tabu untuk dibicarakan juga tatkala menjadi suatu topik yang menyenangkan untuk dibicarakan. Menceritakan suatu topik tentang kemalangan diri sendiri ataupun orang lain, berita dan informasi baik dalam ataupun luar negri yang sedang marak dibicarakan juga sering kali menjadi topik pembicaraan yang membuat penonton tertawa. Bermacam – macam cara dalam menyampaikan materi humor itu disebut dengan humor style (Martin, 2003).

. Humor style merupakan tipe gaya individu dalam menggunakan humor dalam kehidupan sehari-hari. Masing – masing individu memiliki humor style yang berbeda-beda (Martin, 2003). Humor style memiliki beberapa tipe yaitu affiliative humor, self-enhancing humor, aggresive humor, dan self-defeating humor. Menurut (Martin,2003) affiliative humor adalah tipe humor yang berisikan tipe humor keseharian seperti bercerita lucu, bercanda, dan mudah terlibat obrolan senda gurau yang spontan, dengan tujuan menyenangkan orang lain, memfasilitasi hubungan, dan meredakan tensi interpersonal. Self-enhancing humor adalah


(12)

4

humor yang berisikan individu yang mampu menertawakan kejadian-kejadian malang dalam hidupnya dan bertahan dalam menghadapi situasi sulit dari hidup individu itu sendiri. Aggresive humor adalah humor yang berisikan sarkasme, sindiran, ejekan, cemoohan atau humor yang bersifat meremehkan dan menghina orang lain. Tipe terakhir yaitu self-defeating humor, yaitu menghina, mengejek dan melakukan sesuatu yang lucu tentang kelemahan diri, dan tertawa ber sama ketika dirinya dilecehkan atau diremehkan untuk menghibur orang lain. Martin (2007) menilai bahwa affiliative humor dan self-enhancing humor merupakan tipe humor yang sehat mental. Sebaliknya, aggresive humor dan self-defeating humor dinilai sebagai tipe humor yang kurang sehat mental.

Dalam perspektif psikologis, humor mempunyai beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi kognitif dan sosial. Menurut Michael Shiota (2004) manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dekat untuk bertahan hidup. Humor dapat memunculkan emosi positif melalui tawa dan kegembiraan. Emosi positif memainkan peran yang penting dalam meregulasi hubungan interpersonal. Salah satu hubungan interpersonal yang terjadi adalah antara individu dengan individu lainya, begitu juga pada penelitian ini yaitu penonton stand up comedy dengan orang lain di lingkungannya sehari-hari. Tiap penonton yang hadir pada acara stand up comedy memiliki ketertarikan yang berbeda dari setiap humor yang dibawakan pada acara tersebut. Menurut penonton, mereka akan memilih materi yang sesuai dengan selera yang dimiliki oleh mereka.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 penonton stand-up comedy, 4 orang (40%) menyukai materi stand up comedy yang berisikan tentang keseharian dan tebak-tebakan karena sering kali jawabannya di luar nalar dan akal sehat dan hal tersebut ternyata membuat cerita lebih lucu. Hal tersebut mengindikasikan humor style affiliative. Sebanyak 2 orang (20%) lebih menyukai materi stand-up comedy yang berisikan mengenai kemalangan atau kekonyolan suatu kejadian yang kemudian diceritakan dan dijadikan bahan humor dengan


(13)

5

tetap memandang kejadian tersebut sebagai suatu hal yang positif, hal tersebut mengindikasikan humor style self-enhancing. Sebanyak 3 orang (30%) menyukai materi yang menyuguhkan hinaan terhadap diri sendiri dan hal tersebut mengindikasi humor style self-defeating Sebanyak 1 orang (10%) menyukai materi yang berisikan tentang hinaan, ejekan yang ditujukan terhadap orang lain yang merupakan indikasi dari humor style aggressive.

Martin (2003) mengungkapkan bahwa humor yang terjadi dalam interaksi sosial akan dibawa dalam kegiatan sehari-hari orang yang terlibat di dalamnya. Hal ini terjadi juga pada penonton stand up comedy. Dari hasil survey awal yang telah dilakukan, 2 dari 10 orang (20%) penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung menyatakan bahwa dengan seringnya menonton acara stand up comedy, mereka jadi memiliki banyak referensi mengenai humor dan membuat mereka lebih sering menggunakan humor di dalam kehidupan sehari-harinya.

Selain itu humor yang disampaikan pada acara stand up comedy juga dapat memberikan dampak bagi penonton yang menyaksikan. Materi humor yang disampaikan terkadang mengandung unsur kekerasan verbal, menyindir atau mengkritik orang lain sebagai bahan candaan. Para penonton yang hadir diajak untuk menertawakan kelemahan atau kekurangan yang ada pada diri sendiri maupun orang lain. Materi-materi negatif yang biasa dibawakan pada acara tersebut membuat penonton tertawa dapat menjadi sesuatu yang dianggap biasa untuk membuat orang lain tertawa padahal hal tersebut dapat merusak hubungan baik dengan orang lain dan juga dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi psikologis penonton.

Pada peneliti sebelumnya yaitu Ginna Hendraningrat (2015) membahas mengenai humor style pada comic stand up comedy, maka peneliti kali ini mencoba untuk membahas mengenai humor style pada penonton stand up comedy di Kafe Bobber Bandung. Maslow (1954) dan Allport (1961) dalam buku Martin (2003) bependapat bahwa peran humor dalam


(14)

6

kesehatan mental berhubungan erat dengan jenis humor yang tidak ditampilkan dan jenis humor yang diekspresikan oleh seseorang. Dengan mengetahui adanya ketertarikan pada acara stand up comedy yang ada di Kafe Bobber menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian, humor seperti apakah yang dimiliki oleh penonton stand up comedy sehingga membuat acara comedy tersebut saat ini diminati oleh masyarakat. Dengan mengetahi humor style pada penonton stand up comedy di Kafe bobber kota Bandung juga dapat mengindikasikan psychological health and well-being. Penonton yang memiliki humor style seperti affiliative humor dan self-enhancing humor cenderung memiliki psychological health and well-being. Sedangkan dua tipe humor lainnya yaitu self defeating dan aggressive humor cenderung mengarah pada hostilitas dan agresi pada setiap penonton. Seluruh pemaparan sebelumnya mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian berjudul Humor Style penonton Stand Up Comedy di Kafe Bobber Kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui humor style pada penonton stand-up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran mengenai humor style pada penonton stand-up comedy di Kafe Bober Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe humor penonton stand up comedy di Kafe Bobber kota Bandung berdasarkan tipe humor yang ada yaitu affiliative, self enhancing,


(15)

7

aggressive dan self defeating humor serta keterkaitannya dengan faktor terkait yaitu kepribadian.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Memberikan informasi tambahan mengenai humor style kedalam ilmu Psikologi khususnya Psikologi Sosial agar dapat memperkaya data dan informasi yang sudah ada hingga saat ini. Memberikan informasi mengenai humor style yang dimiliki oleh penonton stand up comedy di Kafe bobber Kota Bandung, khususnya pada bidang psikologi sosial sebagai kajian cara berkomunikasi interpersonal dengan tipe humor style tertentu yang dimiliki responden. Menjadi bahan rujukan para peneliti lain yang meneliti mengenai variabel-variabel yang berhubungan dengan humor serta humor style.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi pada penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung mengenai tipe humor yang dimiliki guna meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi dari humor style yang dimiliki.

2. Memberikan informasi humor style yang dimiliki oleh penonton stand-up comedy bagi pihak pelaksana stand-up comedy di Kafe Bober Kota Bandung, guna menyusun materi stand-up comedy yang akan diberikan sebagai penyelenggara acara agar materi yang disuguhkan lebih sesuai dengan selera humor style para penonton.

1.5 Kerangka Pemikiran

Penonton stand up comedy adalah individu yang menyaksikan dan menikmati acara stand up comedy. Kebanyakan penonton berusia antara 16 sampai 35 tahun atau dapat


(16)

8

digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal. Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002), tahap dewasa memiliki pola pikir yang sudah mencapai tahap formal operasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa penonton telah mampu berpikir secara abstrak, idealis, menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Dengan kemampuan kognitif tersebut, kemampuan berpikir penonton stand up comedy lebih ditentukan oleh prinsip logika dibandingkan persepsi pengalaman mereka. Penonton mampu memanipulasi lebih dari dua ketegori variabel dalam waktu yang bersamaan, untuk menemukan inkonsistensi secara logis dalam sebuah pernyataan, membuat urutan hipotesis yang logis dalam sebuah pernyataan, dan membuat urutan hipotesis yang logis dari tindakan. Seluruh kapasitas kognitif ini dapat membuat penonton menerima konsep dan ide yang disuguhkan oleh comic pada acara stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung. Terdapat efek humor dalam kognisi yaitu kreatifitas dan daya ingat, unsur penting dari humor seperti inkongruenitas, kejutan dan ide baru juga merupakan unsure penting yang membangun kreatifitas. Proses berfikir yang fleksibel dan banyak skema yang aktif dari penonton yang memiliki kreatifitas dapat mencerna inkongruenitas dalam humor dan memudahkan berfikir fleksibel dalam berfikir membuat humor tersebut menjadi lucu dan beragam sehingga memunculkan tawa. Dengan humor yang memiliki emosi positif ( riang, gembira) dapat meredakan kecemasan sehingga dapat menghilangkan ketakutan dalam berfikir dan meningkatkan kemampuan penonton dalam menggabungkan hal-hal yang berbeda-beda dalam humor.

Humor ialah istilah yang mencakup semua fenomena yang lucu, termasuk kemampuan untuk melihat, menginterpretasi, menikmati, menciptakan, serta menyampaikan hal yang tidak biasa. Menurut Martin (2007), dalam perspektif Psikologi, proses humor meliputi empat komponen penting: (1) konteks sosial, (2) proses perseptual kognitif dalam humor, (3) aspek emosi dan (4) tawa sebagai ekspresi riang. Dalam konteks sosial, humor merupakan fenomena


(17)

9

sosial. Seseorang sering tertawa dan bercanda ketika bersama dengan orang lain dibandingkan ketika sendirian (Martin, 2007). Martin (2003) juga mengungkapkan bahwa humor yang terjadi dalam interaksi sosial akan dibawa dalam kegiatan sehari-hari orang yang terlibat di dalamnya. Begitupun dengan yang terjadi pada penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung. Penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung menyukai humor yang disuguhkan oleh comic. Kesenangan menonton stand up comedy menjadikan penonton stand up comedy di Kafe Bobber membawa humor dalam kehidupan sehari-hari. Penonton mengalami proses berikutnya yaitu perseptual kognitif.

Perseptual-kognitif merupakan proses mental dalam mengolah informasi yang masuk dari lingkungan atau dari memori, bermain dengan item kata atau bereaksi dengan cara kreatif dan dengan demikian penonton menghasilkan perkataan yang lucu atau tingkah laku yang dipersepsi orang lain sebagai sesuatu yang lucu. Contohnya pada penonton stand up comedy yang membawakan candaan dalam kehidupanya sehari-hari yang diinterpretasikan oleh orang lain sebagai sesuatu hal yang lucu juga.

Pada proses aspek emosi, respon dari humor itu sendiri tidak sekadar intelektual. Persepsi terhadap humor juga membangkitkan respon emosi yang menyenangkan. Humor dapat meningkatkan emosi positif karena humor mengaktifkan area system limbik di dalam otak sehingga dapat menghasilkan emosi yang menyenangkan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa humor adalah emosi yang diperoleh dari proses kognitif, pada penonton menerima candaan dari materi stand up comedy dan kemudia tertawa. Begitu juga dengan penonton stand up comedy yang memberikan candaan lucu kepada orang lain dikehidupanya sehari-hari.

Sebagaimana bentuk emosi yang lain, kesenangan juga ditandai oleh komponen ekspresi, yaitu tawa dan senyuman. Tawa secara fundamental merupakan perilaku sosial. Fungsi utama tawa adalah untuk memberi tanda pada orang lain yang terlibat dalam interaksi.


(18)

10

Tawa inilah yang diharapkan oleh penonton stand up comedy sebagai sebuah respon dari materi yang dibawakan pada acara stand up comedy tersebut. . Begitu juga pada saat penonton stand up comedy memberikan humor dengan materi yang beragam kepada lingkungan sehari-harinya. Tawa menyertai gurauan ramah, contohnya tanda yang tampaknya merupakan pesan yang menghina tetapi tidak ditanggapi secara serius. Inilah yang terjadi pada beberapa materi yang disukai penonton stand up comedy. Terkadang materi yang disukai oleh penonton adalah materi yang berbau politik atau SARA, namun disajikan dalam bentuk yang tidak serius sehingga menghasilkan tawa.

Keempat proses humor tersebut mengarah pada penggunaan humor yang digunakan oleh penonton dalam merespon humor dan berinteraksi dengan lingkungannya, karena pada dasarnya humor merupakan respon emosional dari rasa riang gembira dalam konteks sosial yang ditimbulkan oleh persepsi inkongruenitas yang menyenangkan dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa. Terdapat berbagai bentuk humor yang dikomunikasikan dengan cara yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda sehingga humor yang dibawakan pada lingkungannya juga berbeda. Dengan kata lain, humor yang disukai belum tentu sama dengan humor style apa yang dimiliki oleh setiap individu.

Humor style adalah perbedaan tipe humor individu dalam menggunakan humor dikehidupan sehari-hari. Martin (2007), membedakan humor style menjadi empat yaitu affiliative humor, self-enhancing humor, aggresive humor, dan self-defeating humor. Keempat humor style diperoleh berdasarkan dimensi isi dan tujuannya. Isi merujuk pada benevolent dan detrimental. Benevolent merupakan isi humor yang digunakan sebagai sesuatu yang relatif toleran dan dapat diterima. Detrimental merupakan isi humor yang digunakan untuk menyerang, menyakiti atau mengganggu diri sendiri atau hubungan dengan orang lain. Sasaran merujuk pada self dan others. Self merupakan sasaran humor terhadap diri sendiri, sedangkan others merupakan sasaran humor terhadap orang lain.


(19)

11

Jika penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung menggunakan isi humor benevolent dan ditujukan pada others, maka termasuk dalam affiliative humor style. Affiliative humor adalah tipe humor yang digunakan untuk menjalin relasi dengan lingkungannya melalui cerita-cerita yang lucu, bercanda, dan mudah terlibat obrolan senda gurau yang spontan. Tujuan tipe humor ini digunakan agar para penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung bisa menyenangkan orang lain, memfasilitasi hubungan dengan lingkungan, dan meredakan ketegangan interpersonal.

Jika seorang penonton stand up comedy menggunakan isi humor benevolent dan ditujukan pada self maka termasuk dalam self-enhancing humor style. Self-enhancing humor adalah tipe humor yang melibatkan pandangan yang humoris terhadap hidup meski sendirian dan selalu berpandangan humoris meski saat menghadapi stres atau kesulitan. Humor tipe ini bisa juga digunakan oleh penonton untuk coping dan juga konsisten dengan definisi humor yang diungkapkan oleh Freud, yaitu sebagai mekanisme pertahanan diri yang sehat, yang memungkinkan individu khususnya penonton stand up comedy menghindari emosi negatif sambil tetap mempertahankan perspektif yang realistis terhadap situasi yang mengancam kesejahteraan diri.

Selanjutnya jika penonton stand up comedy menggunakan isi humor detrimental yang ditujukan pada others, maka termasuk dalam aggresive humor style. Aggresive humor adalah tipe humor yang digunakan oleh penonton stand up comedy untuk mengkritik atau memanipulasi oranglain, seperti dalam sarkasme, meledek, melecehkan, menghina, atau menyerang oranglain.

Bentuk terakhir adalah self-defeating humor style yang berisikan humor negative yang ditujukan pada self. Self-defeating humor adalah tipe humor yang digunakan oleh penonton stand up comedy dengan meremehkan diri sendiri, berusaha menyenangkan orang lain dengan mengatakan atau melakukan sesuatu yang lucu tentang kelemahan diri, dan tertawa bersama


(20)

12

ketika dirinya dilecehkan atau diremehkan. Humor tipe ini termasuk juga di dalamnya penggunaan humor sebagai bentuk defense yang bersifat denial, menyembunyikan perasaan negatif atau menghindari masalah. Gaya humor ini berusaha untuk menarik perhatian dan pengakuan dari orang lain. Jadi, penonton stand up comedy yang menggunakan self-defeating humor dapat dipandang sebagai orang yang percaya diri oleh teman-temannya, tetapi sesungguhnya ia memiliki self-esteem yang rendah.

Faktor kepribadian mempengaruhi humor style penonton stand up comedy . Kepribadian yang extraversion cenderung menghasilkan tipe affiliative humor, aggressive humor dan self-enhancing humor. Hal ini dikarenakan penonton yang kepribadiannya extraversion mampu untuk memegang kendali atau kontrol dalam interaksinya secara langsung baik yang berdampak positif ataupun negatif kepada penonton itu sendiri.

Kepribadian neuroticsm, cenderung menghasilkan tipe humor aggressive dan self-defeating humor karena penonton stand up comedy yang memiliki kepribadian tersebut mempunyai masalah emosi yang negative seperti rasa khawatir dan tidak aman serta memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan sehingga mereka mengalihkan atau menyembunyikan emosi negatifnya tersebut melalui humor yang tidak sehat yaitu aggressive humor dan self-defeating humor. Kepribadian openness to experience cenderung akan menghasilkan tipe humor affiliative dan self-enhancing humor. Kepribadian openness to experience mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru dan mudah bertoleransi, fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Dengan kepribadian yang openness, penonton stand up comedy akan lebih mudah untuk memfasilitasi hubungan dengan orang lain karena setiap melakukan humor, penonton stand up comedy akan berhadapan dengan latar belakang orang yang berbeda-beda sehingga mengharuskan penonton stand up comedy untuk melakukan penyesuaian dengan situasi yang baru. Selain itu juga membuat penonton lebih terbuka dan


(21)

13

berpikir positif ketika menghadapi stress atau kesulitan dan mengailhkan stressnya tersebut melalui humor.

Pada kepribadian yang agreeableness dan conscientiousness cenderung menghasilkan affiliative dan self-enhancing humor. Penonton stand up comedy yang memiliki kepribadian agreeableness merupakan sosok yang ramah dan cenderung menghindari konflik dengan orang lain. Sehingga penonton stand up comedy yang kepribadiannya agreeableness tidak menyampaikan humor yang bersifat mengkritik atau memanipulasi diri ataupun orang lain. Begitupun dengan penonton yang memiliki kepribadian conscientiousness, mereka selalu berpikir sebelum bertindak dan mengikuti peraturan atau norma sehingga humor yang disampaikannya merupakan humor yang dapat diterima oleh orang lain dan diri sendiri. Pemaparan diatas dapat dilihat dari bagan yang berada dibawah ini :


(22)

14

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Affiliative Humor

Self-enhancing Humor

Aggressive Humor Self-defeating Humor Faktor yang

memengaruhi : 1. Kepribadian

Penonton Stand up comedy

HUMOR 1. Isi

2. Tujuan Benevolent Detrimental

Self Others Penonton Stand

Up Comedy di Kafe Bobber Kota

Bandung

PROSES

1. Konteks Sosial 2. Perseptual

Kognitif 3. Aspek Emosi 4. Tawa Sebagai


(23)

15 1.6 Asumsi Penelitian

 Penonton stand up comedy memiliki humor style yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, yaitu affiliative humor, self-enhancing humor, aggresive humor, dan self defeating humor.

Humor style yang dimiliki oleh penonton stand up comedy dipengaruhi oleh faktor kepribadian.


(24)

70

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil interpretasi dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, beserta saran yang sesuai dengan hasil penelitian.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai humor style pada penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung didalam kehidupan sehari-hari memiliki humor style aggressive.

2. Pada penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung di dalam kehidupan sehari-hari muncul empat tipe humor gabungan yaitu humor style aggressive-affiliative, aggresive-self enhancing, affiliative-self enhancing, dan aggressive-self enhancing- affiliative humor

3. Sebagian besar penonton humor style aggressive memiliki kepribadian extravertion.

5.2 Saran

Saran Teoretis

1. Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian lanjutan mengenai humor style, disarankan untuk memperbanyak jumlah responden dari berbagai macam suku bangsa agar lebih mengenal budaya dan kaitannya terhadap humor style.


(25)

71 2. Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian lanjutan mengenai humor style, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai korelasi antara humor style dengan tipe kepribadian.

3. Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian lanjutan mengenai humor style, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai korelasi antara humor style dengan mental health.

Saran praktis

1. Bagi comic stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung disarankan untuk lebih memilih materi yang menyuguhkan humor style aggressive.

2. Bagi tempat penyelenggara acara stand up comedy disarankan untuk menampilkan beragam materi yang dapat menyuguhkan materi dengan humor style aggressive


(26)

HUMOR STYLE PADA PENONTON STAND UP COMEDY DI

KAFE BOBBER KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Oleh :

RISSA RAHMAWATI WAHYU APRILIANI NRP: 0730110

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(27)

(28)

(29)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat illahi Robbi atas berkat dan rahmat yang Allah SWT berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Skripsi ini.

Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan judul “Humor Style Penonton Stand Up Comedy di Kafe Bobber Kota Bandung”.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, karena mengingat keterbatasan dari kemampuan peneliti. Oleh karena itu peneliti bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat membantu penyempurnaan tugas Skripsi ini. Dengan demikian peneliti berharap agar dalam segala kekurangannya penelitian ini masih dapat memberikan manfaat bagi Fakultas Psikologi khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Dalam melakukan penyusunan laporan penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula perkenankan peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Yuspendi M.Psi., M.Pd, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

2. Dr. Carolina Nitimihardjo, selaku dosen pembimbing pertama yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan penjelasan, bimbingan, serta pengarahan untuk penelitian ini agar lebih baik lagi.

3. Windu Wulansari S.Psi.,Psikolohg selaku dosen pembimbing kedua yang telah menyediakan waktu untuk memberikan banyak masukan pengarahan dan dorongan untuk penelitian ini.


(30)

4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan dorongan serta segala kasih sayang dan segala fasilitas yang dibutuhkan.

5. Sri Andayani, dan Aris Budi Utomo selaku keluarga yang selalu memberikan dorongan moril dalam pengerjaan penelitian ini.

6. Anggara Destariksawan, Rani Dwi, Anissa Yanuar, Nadya Vegi, Rizkha hayu selaku teman dekat peneliti yang selalu memberikan dukungannya yang tiada henti-hentinya dalam mengerjakan penelitian ini

7. Para penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan informasi dalam penelitian yang peneliti lakukan.

8. Ginna, Ferry Nataatmaja dan Ayu sebagai peneliti sebelumnya yang telah memberikan banyak informasi dan masukan mengenai penelitian ini.

9. Teman-teman terdekat peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu memberikan dukungan dan membantu menghilangkan kepenatan dengan menciptakan tawa canda untuk peneliti

10. Seluruh staff pengurus perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Maranatha yang telah membantu menyediakan bahan-bahan referensi yang dibutuhkan dalam menyusun tugas ini.

Semoga Allah SWT berkenan membalas segala bantuan, Ibu, Bapak, dan rekan rekan sekalian.

Akhir kata, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bandung, Agustus 2016


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abel, M. H. (2002). Humor, Stress and Coping Strategy. Journal of Western Carolina University, 15, 365-381.

Bechman, H., Regler. N., & Young. J. (2007). Effeck of Workplace Laughter Groupson Personal Eficacy Belief. The Journal of Primary Prevention, 28, 167-182.

Bilge, F., Saltuk, S. (2007). Humor Styles, Subjective Well-Being, Trait Anger and Anxiety among University Students in Turkey. World Applied Sciences Journal 2, 464-469. Cann, A., Stilwell, K., Taku, K. (2010). Humor Styles, Positive Personality and Health.

Europe’s Journal of Psychology, 3, 213-235.

Chaya, M., Katarina, M, Nagendra, H.R. (2008). The Effect of Hearty Extended Unconditional (heu) Laughter Laughter Yoga Technique in Physiological, Psychological, and Immunological Parameters in The Workplace : a Randomize Control trial. Proceding of The 23th Chientific Meeting of The American Society or Hypertension. New Orlan, USA

McCrae, R.R & Costa Jr., P.T. 1997.Personality Trait Structure as a Human Universality. Americant Psychologist. Vol52. No 5. 509-516

Johnson, A., David, M. (2010). Relating Sense of Humor to the Five Factor Theory Personality Domains and Facets. American Journal of Psychological Research: Western Carolina University, volume 6, 32-40.

Kumar, R. 1999. Research Methodology :A Step-by-Step Guided for Beginners. New Delhi : SAGF Publications.

Liu, K. (2012). Humor Style, Self-Esteem and Subjective Happiness. SS Student E-Journal 1, 21-41.

Martin, R.A. (2007). The Psychology of Humor: An Integrative Approach. Burlington, MA : Elsevier Academic Press.

Martin, R.A., Edward, K.R. (2010). Humor Creation Ability and Mental Health: Are Funny People more Psychologically Healthy?. Europe’s Journal of Psychology, 3, 196-212. Martin, R.A., Puhlik-Doris, P., Larsen, G., Gray, J., & Weir, K., Maslow., Allport (2003).

Individual differences in uses of humor and their relation to psychological well being: Development of the humor styles questionnaire. Journal of Research in Personality, 48-75.

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta : Ghalia Indonesia.


(32)

xiii

Saroglou, V., Scariot, C. (2002). Humor Style Questionnaire: Personality and Educationnal Corellates in Belgian High School and College Students. European Journal of Personality, 16, 43-54.


(33)

xiv

DAFTAR RUJUKAN

Nataatmaja, Ferry. 2011. Hubungan Antara Humor Style dan Stress Pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas “Y” Universitas “X” Bandung. (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha:Bandung.

Hendraningrat, Ginna.2014. Studi Deskriptif pada Comic Stand Up Comedy di café “X” di Bandung. (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha; Bandung. Christina, S 2006. Pengaruh Terapi Tawa Terhadap Stress pada Usia Lanjut. Fakultas


(1)

(2)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat illahi Robbi atas berkat dan rahmat yang Allah SWT berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Skripsi ini.

Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan judul “Humor Style Penonton Stand Up Comedy di Kafe Bobber Kota Bandung”.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, karena mengingat keterbatasan dari kemampuan peneliti. Oleh karena itu peneliti bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat membantu penyempurnaan tugas Skripsi ini. Dengan demikian peneliti berharap agar dalam segala kekurangannya penelitian ini masih dapat memberikan manfaat bagi Fakultas Psikologi khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Dalam melakukan penyusunan laporan penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula perkenankan peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Yuspendi M.Psi., M.Pd, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

2. Dr. Carolina Nitimihardjo, selaku dosen pembimbing pertama yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan penjelasan, bimbingan, serta pengarahan untuk penelitian ini agar lebih baik lagi.

3. Windu Wulansari S.Psi.,Psikolohg selaku dosen pembimbing kedua yang telah menyediakan waktu untuk memberikan banyak masukan pengarahan dan dorongan untuk penelitian ini.


(3)

vi

4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan dorongan serta segala kasih sayang dan segala fasilitas yang dibutuhkan.

5. Sri Andayani, dan Aris Budi Utomo selaku keluarga yang selalu memberikan dorongan moril dalam pengerjaan penelitian ini.

6. Anggara Destariksawan, Rani Dwi, Anissa Yanuar, Nadya Vegi, Rizkha hayu selaku teman dekat peneliti yang selalu memberikan dukungannya yang tiada henti-hentinya dalam mengerjakan penelitian ini

7. Para penonton stand up comedy di Kafe Bobber Kota Bandung yang telah menyediakan waktunya untuk memberikan informasi dalam penelitian yang peneliti lakukan.

8. Ginna, Ferry Nataatmaja dan Ayu sebagai peneliti sebelumnya yang telah memberikan banyak informasi dan masukan mengenai penelitian ini.

9. Teman-teman terdekat peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu memberikan dukungan dan membantu menghilangkan kepenatan dengan menciptakan tawa canda untuk peneliti

10. Seluruh staff pengurus perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Maranatha yang telah membantu menyediakan bahan-bahan referensi yang dibutuhkan dalam menyusun tugas ini.

Semoga Allah SWT berkenan membalas segala bantuan, Ibu, Bapak, dan rekan rekan sekalian.

Akhir kata, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bandung, Agustus 2016


(4)

Xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Abel, M. H. (2002). Humor, Stress and Coping Strategy. Journal of Western Carolina University, 15, 365-381.

Bechman, H., Regler. N., & Young. J. (2007). Effeck of Workplace Laughter Groupson Personal Eficacy Belief. The Journal of Primary Prevention, 28, 167-182.

Bilge, F., Saltuk, S. (2007). Humor Styles, Subjective Well-Being, Trait Anger and Anxiety among University Students in Turkey. World Applied Sciences Journal 2, 464-469. Cann, A., Stilwell, K., Taku, K. (2010). Humor Styles, Positive Personality and Health.

Europe’s Journal of Psychology, 3, 213-235.

Chaya, M., Katarina, M, Nagendra, H.R. (2008). The Effect of Hearty Extended Unconditional (heu) Laughter Laughter Yoga Technique in Physiological, Psychological, and Immunological Parameters in The Workplace : a Randomize Control trial. Proceding of The 23th Chientific Meeting of The American Society or Hypertension. New Orlan, USA

McCrae, R.R & Costa Jr., P.T. 1997.Personality Trait Structure as a Human Universality. Americant Psychologist. Vol52. No 5. 509-516

Johnson, A., David, M. (2010). Relating Sense of Humor to the Five Factor Theory Personality Domains and Facets. American Journal of Psychological Research: Western Carolina University, volume 6, 32-40.

Kumar, R. 1999. Research Methodology :A Step-by-Step Guided for Beginners. New Delhi : SAGF Publications.

Liu, K. (2012). Humor Style, Self-Esteem and Subjective Happiness. SS Student E-Journal 1, 21-41.

Martin, R.A. (2007). The Psychology of Humor: An Integrative Approach. Burlington, MA : Elsevier Academic Press.

Martin, R.A., Edward, K.R. (2010). Humor Creation Ability and Mental Health: Are Funny People more Psychologically Healthy?. Europe’s Journal of Psychology, 3, 196-212. Martin, R.A., Puhlik-Doris, P., Larsen, G., Gray, J., & Weir, K., Maslow., Allport (2003).

Individual differences in uses of humor and their relation to psychological well being: Development of the humor styles questionnaire. Journal of Research in Personality, 48-75.

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta : Ghalia Indonesia.


(5)

xiii

Universitas Kristen Maranatha Saroglou, V., Scariot, C. (2002). Humor Style Questionnaire: Personality and Educationnal Corellates in Belgian High School and College Students. European Journal of Personality, 16, 43-54.


(6)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Nataatmaja, Ferry. 2011. Hubungan Antara Humor Style dan Stress Pada Mahasiswa Tahun

Pertama Fakultas “Y” Universitas “X” Bandung. (Skripsi). Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha:Bandung.

Hendraningrat, Ginna.2014. Studi Deskriptif pada Comic Stand Up Comedy di café “X” di Bandung. (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha; Bandung. Christina, S 2006. Pengaruh Terapi Tawa Terhadap Stress pada Usia Lanjut. Fakultas