Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram Dalam Stand Up Comedy

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

DINDA TIARA ALFIANTI NIM: 1112051000102

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H/2016M


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Dzawin Nur Ikram memang dikenal karena penampilan stand up comedy nya yang berbeda dengan comica yang lain karena Dzawin sering menyelipkan unsur dakwah di dalam penampilannya. Sejak kemunculannya di acara audisi

Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 yang disiarkan di Kompas TV, tahun 2014

lalu. Dan dakwahnya dengan melalui stand up comedy dapat diterima oleh masyarakat, khususnnya para remaja. Dan dengan retorika dakwahnya melalui

stand up comedy tersebut, Dzawin berhasil memperoleh juara 3 dan sekarang

sering dipanggil diberbagai stasiun TV terkenal. Dengan retorika dakwah melalui

stand up comedy nya banyak remaja yang mulai tertarik dengan penampilan

Dzawin yang tidak terkesan menggurui dan monoton, di zaman sekarang ini banyak remaja yang sudah malas untuk mendengarkan ceramah tetapi dengan adanya penampilan stand up comedy Dzawin, secara tidak langsung remaja dapat mendengarkan ceramah melalui stand up comedy.

Dari pemaparan di atas tersebut maka rumusan masalahnya sebagai berikut : Bagaimana retorika Dzawin Nur Ikram dalam mengemas materi dakwahnya melalui stand up comedy? Apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam materi

stand up comedy Dzawin Nur Ikram?

Dalam melakukan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang objektif, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Dengan menggunakan metodologi deskriptif analisis bahwa data yang dikumpulkan berupa kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dan yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dengan narasumber dan dokumentasi yang akan ditafsirkan oleh penulis.

Dari pengamatan penulis pada retorika dakwah dengan stand up comedy Dzawin, Dzawin memiliki kemampuan mengemas materi semenarik mungkin sehingga materi dakwah tersebut dapat mudah dipahami oleh penonton. Dalam pembawaan materinya pun Dzawin menggunakan humor yang dengan mudah membuat suasana terlihat lebih santai.


(6)

ii

memanjatkan puja serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan anugerah-Nya. Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, para

tabi‟ut tabi‟in, dan mudah-mudahan kepada kita semua.

Dengan ridho Allah SWT penulis mendapatkan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini, yang menjadi impian orang-orang terdekat, dan khususnya impian penulis. Tidak ada satupun karya manusia yang tidak ada ikut campur tangan manusia lainnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Suprapto, M.Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I. Dr. Hj Roudhonah M.Ag., selaku Wakil Dekan II. Dan Dr. Suhaimi M.Si selaku Wadek III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam beserta Ibu Fita Faturohmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Ibu Dr. Roudhonah, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini.


(7)

iii

yang telah membantu penulis dalam hal administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

7. Kepada Mama dan Ayah tercinta, Mama Evi Ruliati dan Ayah Alfian Kartim yang telah memberikan kebahagiaan dan semangat penulis sejak kecil hingga berhasil menjadi sarjana.

8. Dzawin Nur Ikram dan teman-teman komunitas Stand Up UIN Jakarta yang sudah meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancarai walau di tengah kesibukannya.

9. Kakak dan adik-adik tercinta, Virga Agesta, Ranti Dewi Asti dan Ibnu Mahardika Sakhi. Yang selalu memberikan kebahagiaan dan semangat kepada penulis.

10.Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan Nurul Latifah, Noni Wildasari, Savinatunnajah, Natasha Anissa dan Mutia Sholeha yang selalu belajar bersama penulis sejak semester awal hingga akhir.

11.Teman-teman seangkatan seperjuangan kelas KPI D 2012, yang telah ikut andil dalam memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis. 12.Keluarga besar KKN CETAR, Faqih, Arab, Dhiba, Azila, Tasha, Rinrin,

Noni, Irul, Ali, Latif, Fahmi, Tohir, Rahmat, Adila, Pandy, Fakhri, Syem. Semoga tali persaudaraan kita tidak akan pernah terputus.


(8)

iv

14.Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Begitu besar ucapan terimakasih yang penulis sampaikan untuk mereka

tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun pelukan dari do‟a do‟a

yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah

diberikan, Amin ya Rabbal‟alamin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah Khazanah perpustakaan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 6 Juni 2016 Penulis

Dinda Tiara Alfianti Nim: 1112051000102


(9)

v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

D. Metodologi Penelitian ...7

E. Tinjauan Pustaka ...9

F. Sistematika Penulisan ...10

BAB II LANDASAN TEORI A. Ruang Lingkup Retorika ...12

1. Pengertian Retorika ...12

2. Tujuan dan Fungsi Retorika ...14

3. Lima Hukum Retorika ...17

4. Pembagian Retorika ...19

B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya ...20

1. Pengertian Dakwah ...20

2. Unsur-Unsur Dakwah ...22

C. Ruang Lingkup Stand Up Comedy ...30

1. Pengertian Stand Up Comedy ...30

2. Sejarah Singkat Stand Up Comedy ...32

BAB III PROFIL DZAWIN NUR IKRAM A. Profil Dzawin Nur Ikram ...40


(10)

vi

1. Model Retorika Dzawin Nur Ikram ...50 2. Penerapan Retorika dalam Stand Up Comedy Dzawin

Nur Ikram ...52 B. Isi Pesan Dakwah Dzawin Nur Ikram ...56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...67 B. Saran – Saran...68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh umat Islam untuk menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam. Berdakwah merupakan aktifitas lisan yang mampu dilakukan oleh umat muslim untuk mengajak seseorang ke jalan Allah SWT. Semua manusia dapat berdakwah sesuai bidang pekerjaannya masing-masing, seperti seorang dokter yang berdakwah dalam mengobati pasien yang sakit, dengan cara memulai pengobatan dengan membaca basmalah terlebih dahulu, lalu seorang guru yang berdakwah melalui pendidikannya, begitu pula seorang pedagang yang berdakwah dengan cara berdagang dengan cara yang jujur kepada pembelinya.

Dengan demikian kegiatan berdakwah merupakan kewajiban semua umat muslim, seperti yang tercantum dalam Al-Qur‟an surat Ali Imran ayat 110:

هَلل ب نّْؤت ركْن ْلا ع ْ ْنت ف رْع ْل ب رّْأت س َنلل ْتجرْخأ ةَّأ رْيخ ْمتْنك

ّآ ْ ل

) قس فْلا مهرثْكأ نّْؤ ْلا م ْنّ ْم ل اًرْيخ كل تكْلا لْهأ

١١١

(

“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang


(12)

Selain itu berdakwah juga bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti bernyanyi dengan lirik dan syair lagu yang Islami, bisa juga dengan menggunakan acara hiburan Stand Up Comedy yang sekarang ini sedang marak disiarkan di berbagai televisi. Seperti, Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV, Stand Up

Comedy Akademi di Indosiar, Stand Up Comedy Show di Metro TV, dan masih

banyak lagi.

Stand Up Comedy adalah sebuah genre di dalam komedi biasanya satu

orang di atas panggung melakukan monolog yang lucu dan memberikan pengamatan, pendapat, atau pengalaman pribadinya, mengutarakan keresahan, mengangkat kenyataan, memotret kehidupan sosial masyarakat, dan menyuguhkan kembali kepada masyarakat dengan jenaka.1

Seorang komika (orang yang melakukan stand up comedy) yang baik adalah komika yang tidak hanya menyampaikan materi yang jenaka saja hanya untuk hiburan semata, melainkan juga harus memasukkan pesan moral yang baik, sehingga apa yang disampaikan di atas panggung bukan hanya untuk menghibur saja, melainkan juga dapat memberikan pelajaran dan nilai-nilai moral penting bagi pendengarnya. Sehingga setelah menyaksikan acara stand up comedy penonton bukan hanya terhibur melainkan juga dapat mendapat pelajaran penting untuk diambil manfaatnya.

Dari sekian banyak komika yang dapat menarik perhatian penikmat stand

up comedy adalah Dzawin Nur Ikram (selanjutnya disebut Dzawin), Dzawin

adalah salah seorang komika yang mempunyai karakter pembeda, ia adalah

1


(13)

satunya komika yang selalu menjadikan bahan lawakannya menjadi suatu metode dakwah karena di dalamnya terdapat pesan-pesan agamis dan berbau dunia pesantren. Berbeda dengan komika lainya yang biasanya hanya tampil agar membut penonton tertawa saja, Dzawin memiliki ciri khas yang lain sehingga ia sering dijuluki oleh juri-juri “Komika Syariah” sewaktu ia menjadi peserta dalam acara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 yang disiarkan di Kompas TV tahun 20014 lalu.2

Retorika adalah suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik.3 Dalam stand up comedy seorang komika membutuhkan seni berbicara yang baik, hal itu sangat berkaitan dengan retorika. Retorika atau kesenian dalam berbicara sangat berperan penting dalam penampilan seseorang di atas panggung. Terlebih lagi seorang komika, seorang komika yang baik pasti memiliki kesenian berbicara yang baik agar penampilannya di atas panggung dapat menarik perhatian penonton yang menyaksikannya. Jika seorang komika memiliki retorika yang baik, dapat dipastikan pesan yang disampaikannya pasti akan cepat sampai ke hati para pendengarnya. Begitu pula retorika yang dilakukan Dzawin di atas panggung, ia menyampaikan pesan dakwah di dalam penampilan stand up comedy nya dan menarik perhatian remaja untuk mendengarkan dakwah melalui acara stand up comedy.

2

http://www.lpminstitut.com/2014/05/dzawin-berpesan-dalam-guyonan.html, Dikutip pada tanggal 02 Mei 2016 pukul 17:00.

3

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramdedia Pustaka Umum, 2007), cet-17, hal. 1.


(14)

Dengan materi dan retorikanya dalam berbicara di atas panggung, Dzawin berhasil meraih juara 3 dalam acara tersebut. Dengan latar belakang pendidikannya yang merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Latansa dan sekarang kuliah di UIN Jakarta, Dzawin mempunyai keinginan bahwa selain untuk menghibur ia juga ingin memberikan pesan penting di dalam penampilannya.4

Seperti di salah satu penampilannya ia berkata “cewek-cewek jaman sekarang itu percaya sama yang namanya produk-produk kecantikan, biar keliatan cantik. Eh kata siapa mbak? Lagian mbak, kalo mau cantik jangan pake produk kecantikan. Mbak ambil wudhu, mbak pake jilbab, mbak cantik deh mbak. Emang mbak uang tidak mengalir, tapi pahalanya mengalir mbak. Jaminannya bukan

pesiar, tapi surga.”5

Dan di penampilannya yang lain ia berkata “Jujur, waktu gua pertama kali

keluar pesantren bingung pa arti fashion, karena menurut gua pakaian itu ya yang penting harus menutup aurat terserah mau bahannya jeans, spandek, lateks, baliho, poster, banner kek ya sama aja gitu. Sekarang banyak banget cewek yang pake celana hotpants, supaya keliatan gaul. Astaghfirullah sebenernya pake pakaian apa aja yaudah terserah karena yang nilai pakaian kita itu cuma Allah,

asiiik….”6

Dengan kepandaian retorikanya, Dzawin dapat tampil stand up comedy dengan cara yang berbeda dengan komika yang lain. Dzawin dapat menarik

4

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 20016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.

5

https://www.youtube.com/watcah?v=Mg1YJW12WHk&spfreload=10. Diakses pada

hari Juma‟at, 4 Maret 2016 Pukul 19:00. 6

https://www.youtube.com/watch?v=pKBA2WmhTvc. Diakses pada hari Jumat, 4 Maret 2016 pukul 19:00.


(15)

perhatian penonton dengan materinya yang tidak membosankan, dan mengandung pesan penting di dalamnya. Jadi bukan hanya untuk melucu saja di atas panggung, tetapi ada isi pesan dakwah dalam penampilan stand up comedy nya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik mengangkat judul skripsi ini dengan judul “Retorika Dakwah Dzawin Nur

Ikram dalam Stand Up Comedy”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dijabarkan oleh di atas, maka penulis membatasi penelitian pada konteks retorika dakwah yang dilakukan oleh Dzawin Nur Ikram melalui stand up comedy.

Sedangkan rumusan masalah yang diangkat pada penelitian skripsi ini adalah:

1. Bagaimana retorika Dzawin Nur Ikram dalam mengemas materi dakwahnya melalui stand up comedy?

2. Apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam materi stand up comedy Dzawin Nur Ikram?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial dengan menginterprestasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana makna tersebut memengaruhu perilaku mereka, bukan


(16)

mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas seperti yang dilakuka peneliti kuantitatif dengan positivismenya.7

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana cara penyampaian Dzawin Nur Ikram dalam materi berdakwahnya melalui stand up comedy.

b. Untuk mengetahu apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam materi

stand up comedy Dzawin Nur Ikram.

2. Manfaat penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif pada khazanah keilmuan dalam bidang dakwah, melalui media cetak, khususnya menempatkan retorika dakwah yang baik di dalam segala bidang sesuai dengan ajaran Islam.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah wawasan untuk Islam, mahasiswa dan elemen masyarakat luas serta para praktisi dakwah dan menunjukan bahwa setiap muslim dapat berperan aktif dalam mengembangkan retorika, salah satunya melalui stand up comedy yang baik.

7

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet. Ke-3, h.10.


(17)

D. Metodologi Penelitian

Agar data yang diperoleh sesuai yang diperlukan, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya berupa data-data deskriptif melalui fakta-fakta dari kondisi alami sebagai sumber langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri.8

Mengapa jenis penelitian ini yang dipilih? Karena penelitian ini bisa menunjukkan data kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada, berupa keadaan proses, kejadian atau peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk perkataan.9

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Dzawin Nur Ikram dan sebagai objeknya adalah retorika dakwah Dzawin Nur Ikram dalam penampilannya melalui stamd up comedy.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi menurut Cartwright & Cartwright mendefinisikan sebagai suatu

proses melihat, mengamati dan mencermati serta “merekam” perilaku secara

sistematis untuk suatu tujuan tertentu.10

8

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hal. 4.

9

Nyoman Kuta Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Buadaya dan Ilmu Sosial Humanioran Pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 21.

10


(18)

Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah mengamati bagaimana retorika dakwah Dzawin Nur Ikram dan apa saja pesan dakwah yang terkandung dalam materi stand up comedy Dzawin Nur Ikram. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan denagn cara observasi langsung menyaksikan penampilan

stand up comedy Dzawin.

b. Wawancara

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawanara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

c. Dokumentasi

Pengambilan foto-foto dan rekaman acara stand up comedy yang dilakukan penulis untuk menggambarkan bagaimana retorika dakwah yang dilakukan oleh Dzawin.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menulis skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan ke Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk mengetahui apakah ada kesamaan dengan judul skripsi yang serupa dengan judul yang diambil penulis yaitu: Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam Stand Up Comedy.

Setelah penulis menelusurinya ada beberapa judul skripsi yang terdahulu, ada beberapa judul skripsi yang hampir mirip diantaranya:


(19)

1. Leiza Sixmansyah, Retorka Dakwah K.H. Muchammad Syarif Hidayat, Skripsi S1, KPI, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2014. Garis besar dari isi skripsi ini adalah menjelaskan tentang aktifitas dakwah K.H.Muchammad Syarif Hidayat, beliau selalu menyampaikan dakwah sesuai dengan keadaan masyarakat setempat dan juga terkadang menyelipkan humor di dalam dakwahnya sesuai dengan materi dakwahnya.11

2. Ari Pratama Putra, Retorika Dakwah K.H. Ahmad Damanhuri di Depok, Skripsi S1, KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2011. Garis besar dari skripsi ini adalah menjelaskan aktifitas dakwah K.H. Ahmad Damanhuri, dan retorika beliau dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan intonasi yang berapi-api dengan diikuti bahasa tubuh agar terlihat berwibawa.12

3. Dina Damayanti, Strategi Dakwah Ustadz Riza di Kalangan Remaja Masjid Al-Ikhlas Bintaro Sektor Sembilan, Skripsi S1, KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2011. Garis besar dari skripsi ini adalah membahas bagaimana strategi dalwah ustadz Riza dengan menggunakan stand up comedy untuk menarik minat remaja yang zaman sekarang sedikit minatnya terhadap acara dakwah, karena dengan cara ini lebih terlihat tidak menggurui dan tidak monoton.13

11

Leiza Sixmansyah, Retorika Dakwah K.H. Muchammad Syarif Hidayat, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2014).

12

Ari Pratama Putra, Retorika Dakwah K.H. Ahmad Damanhuri di Depok, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakrta, 2011).

13

Dina Damayanti, Strategi Dakwah Ustadz Riza di Kalangan Remaja Masjid Al-Ikhlas Bintaro Sektor Sembilan, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2015).


(20)

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah dalam penyusunan penelitian, dalam skripsi ini penulis

merumuskan sistematika penulisan “Retorika Dakwah Dzawin Nur ikram dalam

Stand Up Comedy” yang terdiri atas dari lima bab dan dari setiap bab terdiri dari

sub bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasa teoritis retorika dan dakwah, terdiri dari ruang lingkup retorika, yang membahas pengertian retorika, tujuan dan fungsi retorika, lima hukum retorika. Ruang lingkup dakwah, yang membahas pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, tujuan dakwah. Ruang lingkup stand up

comedy, yang membahas pengertian stand up comedy, sejarah singkat stand

up comedy di Indonesia, teknik penyampaian stand up comedy.

BAB III : Profil Dzawin Nur Ikram dan perjalananya selama menjadi seorang komika memaparkan profil Dzawin Nur Ikram, meliputi riwayat hidup, riwayat pendidikan, karya-karya dan aktifitasnya selama menjadi komika.

BAB IV : Analisis Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram dalam Stand Up

Comedy. Hasil analisis yang akan diperoleh, meliputi bagaimana cara

penyampaian Dzawin Nur Ikram dalam metri dakwahnya melalui stand up

comedy. Dan pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam materi stand up


(21)

BAB V : Yang merupakan bagian akhir dari skripsi ini, terdiri dari kesimpulan dan saran.


(22)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ruang Lingkup Retorika 1. Pengertian Retorika

Ditinjau dari segi bahasa retorika berasal dari bahasa Yunani yaitu rhetor yang berarti seorang juru pidato, yang mempunyai sinonim orator.14 Dalam bahasa

Arab disebut fannul khitabah, sedangkan retorika menurut Encyclopedia Britania, seperti yang dikutip Datuk Tombak Alam, retorika adalah kesenian menggunakan bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap pembaca dan pendengar.15

Definisi retorika menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah, keterampilan berbahasa secara efektif dalam karang mengarang atau seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.16 Dalam arti yang sempit berarti retorika adalah bagaimana seseorang menggunakan tutur bahasa yang baik dan jelas agar dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan dan maksud tertentu.

Banyak para pakar yang mengungkapkan definisi retorika dari segi istilah, beberapa pendapat antara lain:

a. Jalaluddin Rakhmat, berpendapat bahwa retorika adalah pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran.17

14

M.H. Israr, Retorika Dakwah Islam Era Modern, (Jakarta: CV. Firdaus, 1993), Cet. Ke-1, hal.10.

15

Datuk Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan dan Dakwah, (Jakarta: PT. Rhineka Cipta), hal. 36.

16

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), Edisi ke-3, Cet. Ke-2, hal. 953.

17

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1998), hal.5.


(23)

b. Gorys Keraf, berpendapat bahwa retorika adalahsuatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis yang berdasarkan pada pengetahuan yang bersusun baik.18

c. Wahidin saputra, berpendapat bahwa retorika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana bertutur kata dihadapan orang lain dengan sistematis, logis, untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain.19

d. Dean J Champion, berpendapat bahwa retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka, oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato atau ceramah. Yang dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah

retorika.20

e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, retorika adalah keterampilan bahasa secara efektif dalam karang-mengarang atau seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.21

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, retorika menurut penulis adalah seni berbicara yang dimiliki oleh seseorang untuk berbicara di hadapan

18

M.H. Israr, Retorika dan Dakwah Islam di Era Modern, (Jakarta: CV. Firdaus, 1993), Cet ke-6, h.10.

19

Wahidin Saputra, Retorika Dakwah Lisan (Teknik Kitabah), (Buku Ajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.2.

20

Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, (Bandung: Refika Aditama, 1998)

21

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), edisi ke-2, hal. 953.


(24)

orang banyak yang bertujuan untuk memberikan informasi, hiburan, dan ajakan yang baik kepada penonton yang menyaksikannya.

2. Tujuan dan Fungsi Retorika

a. Tujuan Retorika

Retorika pada awalnya berkaitan dengan persuasi, sehingga retorika adalah seni penyusunan argumentasi dan pembuatan naskah pidato. Persuasi dapat diartikan sebagai metode komunikasi berupa ajakan, permohonan, atau bujukan yang lebih menyentuh emosi, yaitu aspek afeksi dari manusia.22

Ketika Aristoteles di sekitar abad ke-4 SM, menampilkan retorika sebagai ilmu yang berdiri sendiri, dikatakan bahwa tujuannya adalah pesuasi, yang dimaksudkan persuasi dalam hubungan ini adalah yakinnya penanggap tutur akan kebenaran gagasan topik tutur.

Kemudian yang dimaksud dari retorika yang bertujuan berbicara kepada massa dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) To inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna

memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan sebaik-baiknya.

b) To convine, yaitu meyakinkan atau menginsyafkan

c) To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem

penyampaian yang baik dan bijaksana.

d) To entertain, yaitu menggembirakan, menghibur atau menyenangkan dan

memuaskan

22

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet ke-1, hal. 261.


(25)

e) To actuate ( to put into action), yaitu menggerakan dan mengarahkan mereka untuk bertindak mereaisi dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator dihadapan massa.23

Jadi tujuan dari retorika pada dasarnya adalah untuk mengajak atau meyakinkan kepada penonton bahwa apa yang disampaikan oleh pembicara (orator) adalah hal yang penting untuk didengarkan, karena di dalamnya terdapat pesan untuk memberikan informasi, mengarahkan ke arah yang benar, dan juga untuk menghibur massa.

b. Fungsi Retorika

Menurut Plato, retorika bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam menggunakan bahasa yang sempurna, dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas.24

Sedangkan menurut Aristoteles, menampilkan retorikas sebagai ilmu yang berdiri sendiri, yang dikatakan tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang (persuasif).25

Aristotels menyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi orang lain:

a. Ethos: anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa anda

memiliki pengetahuan yang luas dan status terhormat.

b. Phatos: anda mampu menyentuh hati, khalayak (perasaan, emosi, harapan,

kebencian dan kasih sayang mereka).

23

T.A Latief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: PT. Firma Rinbow, 1939), hal. 234-235.

24

Onong Uchana Effendi, Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditia Bakti, 2003), hal.55.

25


(26)

c. Logos: anda harus meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti. Pada situasi ini anda harus mendekati khalayak melalui otak atau pola pikir mereka.26

I Gusti Ngurah Oka menjelaskan bahwa retorika adalah untuk:

a. Menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertuturnya, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong untuk bertutur ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan dan retorika bertutur ditampilkan.

b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa diangkat menjadi topik tutur, misalnya gambaran tentang hakikatnya, strukturnya, fungsi dan sebagainya.

c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalnya, dikemukakan tentang hakikatnya, strukturnya , bagian-bagian dan sebagainya.

d. Bersama-sama dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas disiapkan pula bimbingan tentang:

a) Cara memilih topik

b) Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan sasaran ulasan yang persuasif dan objektif.

c) Pemilihan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai. d) Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat yang

padu, utuh, mantap, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur dalam penampilan tuturnya.27

26


(27)

3. Lima Hukum Retorika

Ada lima tahap penyusunan pidato atau yang sering dikenal dengan (the five

connons rethoric) atau lima hukum retorika. Menurut Aristoteles dalam buku

diksi dan gaya bahasa yang ditulis oleh Gorys Keraf, berikut pejelasannya.

a. Invension atau Heuresis, yaitu penemuan atau penelitian materi-materi.

Langkah ini sebenarnya mencakup kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis dan memilih materi yang cocok untuk pidato, menurut Aristoteles argumen-argumen harus dicari melalui rasio, moral dan afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting.

b. Disposition atau Taxis atau Oikonomia, adalah penyusunan dan pengurutan

materi (argumen) dalam sebuah pidato.

c. Elocution atau Lexis, yaitu pengungkapan atau penyajian gagasan dalam

bahasa yang sesuai. Ada tiga hal yang menjadi dasar elucutio, yaitu komposisi, kejelasan, dan langgam bahasa; kemegahan, hiasan pikiran dengan upaya retorika.

d. Memoria atau Mneme yaitu menghafalkan pidato, latihan untuk mengingat

gagasan-gagasan dalam pidato yang sudah disusun.

e. Action Hypokrisis, yaitu menyajikan pidato, penyajian efektif dari sebuah

pidato akan ditentukan juga oleh suara, sikap, dan gerak-gerik tubuh.28 Ada 3 prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato yaitu:

a. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak).

27

I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, hal. 65.

28

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1984), Cet. Ke-7, hal 9-10.


(28)

b. Gunakan lambang-lambang audiktif atau usahakan agar suara anda memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda (olah vokal). c. Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan, dan

tubuh anda (olah visual).29

Dari tiga prinsip pidato di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pidato adalah suatu bakat yang dapat dipelajari oleh seseorang yang ingin memiliki retorika yang baik dengan cara menguasai trisila pidato tersebut.

4. Pembagian Retorika

Mengenai pembagian retorika P Dori Wuwur Hendrikus membagi kedalam 3 bentuk, yaitu:

1. Gaya retorika monologika atau monolog. Seni berbicara secara monolog dimana hanya ada seorang saja yang berbicara, dalam model komunikasi ini biasanya terjadi dalam proses pidato yang bersifat satu arah, sebab hanya satu orang yang berbicara (komunikator), dan yang lain hanya sebagai pendengar (komunikan).

2. Dialogika, seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih berbicara mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Gaya retorika ini biasanya memang jarang ditemui dalam acara-acara pidato atau orasi politik yang dihadiri banyak orang (massa) di sebuah lapangan terbuka.

29

A.H. Hasanuddin, Rhetorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, (Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1982), hal.5.


(29)

3. Pembinaan teknik berbicara. Efektifitas monologika dan dialogika tergantung pada teknik bicara. Bahkan teknik bicara ini menjadi syarat penting dalam retorika. Mulai dari bagaimana cara ia mengatur pernafasan, teknik membina suara dan berbicara. Semua harus diperhatikan dan diatur agar bicaranya bias menjadi efektif.30

Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat, retorika dibagi menjadi tiga bentuk yaitu:

a. Informatif

Pidato informatif, seperti namanya, bertujuan untuk menyampaikan informasi. Pidato informatif merupakan upaya untuk menanamkan pengertian. Karena itu, secara keseluruhan, pidato informatif harus jelas, logis, dan sistematis.

b. Persuasif

Pidato persuasif adalah pidato yang memiliki tujuan untuk menarik perhatian, meyakinkan dan menyentuh atau menggerakkan hati pendengarnya untuk mengikuti apa yang disampaikan oleh orator.

c. Rekreatif

Pidato rekreatif adalah pidato yang bertujuan untuk menggembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana atau sekedar memberikan selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan. Pidato rekreatif tidak selalu melucu. Orator dapat menceritakan pengalaman yang luar biasa, eksotik, atau cerita yang aneh tetapi nyata atau aneh tetapi tidak nyata. 31

30

P. Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Beragumentasi, Bernegosiasi, hal. 16-17.

31

Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1998), hal.89.


(30)

B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Dakwah

Dilihat dari segi bahasa kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk

isim masdar dari kata da’a-yad’u-da’watan yang artinya menyeru, memanggil,

mengajak dan menjamu.32 Toha Yahya Umar menegaskan, bahwa dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti, seruan, panggilan atau undangan.33 Yang dimaksud dakwah menurut Islam adalah, mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.

Sedangkan menurut istilah, dakwah mengandung beberapa makna yang berbeda namun tujuan dan arti dakwah itu sendiri sama, sedangkan dakwah secara terminology dapat kita lihat dari berbagai pendapat ulama, yaitu:

a. M. Arifin menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan, baik dengan lisan, tulisan maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk mempengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian, kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsur paksaan.34

b. Ahmad Mubarok, memahami dakwah sebagi upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, oleh karena itu dalam dakwah tidak hanya terbatas pada aktifitas lisan semata, akan tetapi mencakup seluruh aktifitas lisan maupun perbuatan yang ditujukan dalam rangka menumbuhkan

32

Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah, 1973), hal. 127.

33

Toha Umar Yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1983), Cet Ke-3, hal.1.

34

M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal. 6.


(31)

kecenderungan dan ketertarikan terhadap Islam. Artinya tujuan dakwah adalah bagaimana kita mengajak orang lain agar senantiasa mengamalkan yang diperintahkan oleh Allah SWT, yang timbul dari kemauan mereka sendiri.35

c. Quraish Shihab berpendapat, bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada jalan keinsyafan atau mengubah situasi yang kurang baik menjadi lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.36

d. Sedangkan dakwah menurut H.N.S Nasrudin Latif, dakwah artinya setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah itu menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia ke jalan Allah SWT, untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat, sesuai dengan tuntutan dan contoh Rasulullah SAW.

2. Unsur-Unsur Dakwah a. Da’i

Da‟i secara bahasa diambil dari bahasa Arab, bentuk isim fa’il dari asal kata da’a-yad’u-da’watan, artinya orang yang melakukan dakwah. Secara

35

Ahmad Mubarok, Dakwah Islam, (Bogor: Thariqul Izzah, 2002), Cet. Ke-1, hal.13.

36

Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke-XIX, hal.194.


(32)

terminology, da‟i yaitu setiap muslim yang berakal mukallaf (akil baligh) dengan kewajiban dakwah.37

Jadi da‟i adalah seorang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun

tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok, berbentuk organisasi

ataupun lembaga. Kata da‟i ini secara umum sering disebut dengan sebutan

maubaligh atau muballighih (orang yang menyempurnakan agama Islam).38

Adapun syarat atau kemampuan yang harus dimiliki seorang da‟i adalah:

a) Memiliki pemahaman agama Islam secara tepat dan benar b) Memiliki pemahaman hakekat gerakan dan tujuan dakwah c) Memiliki akhlakul karimah

d) Mengetahui perkembangan pengetahuan yang relatif luas e) Mencintai audiens atau mad‟u dengan luas

f) Mengenal kondisi dengan baik.39

Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah, khususnya da‟i seyogyanya memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan dakwah, bai kepribadian yang bersifat rohaniah (psikologis) atau kepribadian yang bersifat jasmaniah (fisik).40

37

Quraish Shihab, membumian Al-Quran Fungsi Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke, XIXI, hal. 194.

38

Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005), Cet. Ke-1. h. 101.

39

Abdul Munir Mulkham, Idiologi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta: Sipress, 1996), h. 237-239.

40

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hal. 262.


(33)

b. Objek Dakwah (Mad’u)

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.41

Objek dakwah adalah manusia yang dijadikan sasaran untuk menerima

dakwah yang sedang dilakukan oleh da‟i. keberadaan objek dakwah yang sering

dikenal dengan mad’u, yang sangat heterogen baik ideology, pendidikan, status sosial, kesehatan dan sebagainya.42

Menurut Muhammad Abduh dalam buku manajemen dakwah karangan M. Munir dan Wahyu Ilahi mad’u menjadi tiga golongan43, yaitu:

a) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan

b) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi

c) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka senang membahas sesuatu tapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahas secara mendalam

Sedangkan mad’u menurut Imam Habib Abdullah Haddad dapat dikelompokan dalam delapan rumpun, yaitu44:

41

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), edisi ke-1, Cet. Ke-2, hal. 23.

42

Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005), Cet. Ke-1, hal. 107.

43


(34)

a. Para ulama

b. Ahli zuhud dan ahli ibadah c. Penguasa dan pemerintah

d. Kelompok ahli perniagaan, industry dan sebagainya e. Fakir miskin dan orang lemah

f. Anak, istri dan kaum hamba

g. Orang awam yang taat dan berbuat maksiay

h. Orang yang tidak beriman kepada Allah dan rasulnya

c. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i pada mad‟u pada dasarnya bersumber dari al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber utama45 yang meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Hal yang perlu disadari bahwa ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata beraitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah, syariah, dn akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

Materi dakwah yang merupakan isi pesan atau isi dakwah yang dikomunikasikan secara efektif kepada penerima dakwah harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Materi yang disampaikan oleh seorang da‟i haruslah sesuai dengan kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu. Seorang

44

Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006), Cet. Ke-2, ed. Rev, hal. 106.

45

Hasan Al Bana, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, (Surakarta: Era Inter Media, 1998), cet. 6


(35)

yang intelektualnya rendah disampaikan dengan bahasa dan contoh yang dapat

dimengerti oleh para mad‟u. d. Metode Dakwah

Metode adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentng cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Efektif artinya antara biaya, tenagan dan waktu dapat seimbang. Sedangkan efisien atau sesuatu yang berkenaan degan pencapaian suatu hasil. Jadi metode dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk mencapai suatu tujuan dakwah yang efektif dan efisien.46

Sekurang-kurangnya ada tiga metode yang digambarkan dalam al-Quran yang tertera dalam surat an-Nahl:

125

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(an-Nahl:125)

Dakwah dengan hikmah, menurut pendapat M. Abduh dalam buku metode dakwah yang dikarang oleh Munzier Suparta dan Harjani Hefni47 bahwa. Hikmah

46

Asmuni Syakir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hal. 21.

47


(36)

adalah mengetahui rahasia-rahasia dan faedah di dalam arti ucapan yang sedikit lafazh akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakkan sesuatu pada tempat atau semestinya.

Dakwah dengan nasehat yang baik, menurut pakar bahasa, nasehat mengandung arti teguran atau peringatan. Menurut ashfani, dengan mengutip pendapat Imam Khalil yang ditulis oleh A. Ilyas Ismail48, menyatakan bahwa nasehat adalah memberikan peringatan (al-tadzkir) dengan kebaikan yang dapat menyentuh hati. Jadi, makna terpenting dari nasehat adalah mengingatkan

(tadzkir) dan membuat peringatan (dzikra) kepada umat manusia. Menurut Sayyid

Qutub nasehat yang baik, adalah nasehat yang dapat masuk dalam jiwa manusia serta dapat menyejukan hati, bukan nasehat yang dapat memerahkan telinga karena penuh dengan kecaman dan caci-maki yang tidak pada tempatnya.

Dakwah dengan dialog yang baik, perdebatan dengan cara yang baik dengan bertujuan mencari kebenaran bukan kemenangan.Yaitu diskusi terbatas pada iede. Dilakukan dengan menyerang daan menjatuhkan argumentasi-argumentasi yang bathil, lalu memberikan argumentasi-argumentasi-argumentasi-argumentasi yang jitu dan benar.49 Menurut Qutub, dakwah yang baik (jadal husna) adalah jadal yang tidak mengandungunsur penganiayaan karena adanya unsur pemaksaan kehendak, juga tidak mengandung unsur merendhkan dan melecehkan lawan dialog.

48

A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Qutub, (Jakarta: Pemadani, 2006), Cet. Ke-1, Hal. 249-250.

49

Anonim, Islam, Dakwah Dan Politik, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), Cet, Ke-1, hal. 33-36.


(37)

e. Media Dakwah

Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dakwah.50 Dewasa ini, jenis-jenis media atau saran dakwah sangat banyak jumlahnya antara lain, radio, video, rekaman, televisi, surat kabar, majalah, tabloid dan bahkan jaringan informasi melalui komputer internet.

Media dakwah merupakan sarana untuk menyampaikan pesan agama dengan mendayagunakan alat-alat atau temuan teknologi modern yang ada pada zaman

ini. dengan begitu banyaknya media dakwah yang tersedia. Maka seorang da‟i

memilih salah satu atau beberapa media saja sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga apa yang menjadi tujuannya dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

f. Tujuan Dakwah

Unsur lain yang tidak kalah pentingnyaa adalah tujuan dakwah, bagaimanapun dakwah merupakan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, karena tanpa tujuan dakwah yang disampaikan akan sia-sia. Menurut Asmuni Syukir dalam buku dasar-dasar strategi dakwah Islam, tujuan dakwah terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Tujuan Umum Dakwah

Tujuan umum dakwah adalah mengajak manusia meliputi orang mu‟min maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT. Agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di dunia maupun di akhirat merupakan titik tujuan hidup manusia, maka dakwah pun mengajak kita untuk mengarah kepada kebajikan.

50


(38)

2) Tujuan Khusus Dakwah

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian daripada tujuan umum. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara yang bagaimana dan sebagaimana secara terperinci. Dibawah ini disajikan beberapa tujuan khusus dakwah.

a. Mengajak ummat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT. Tujuan ini pun dibagi lagi kedalam tujuan yang lebih khusus

a) Menganjurkan dan menunjukan perintah-perintah Allah b) Menunjukan larangan-larangan Allah

c) Menunjukan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang mau bertaqwa kepada Allah

d) Menunjukan ancaman Allah bagi kaum yang ingkar kepadanya.

g. Hubungan Retorika dengan Dakwah

Hubungan retorika dengan dakwah sangatlah erat. Dalam komponen kegiatan dakwah dan retorika memiliki keterkaitan. Terutama hal ini dapat dilihat dari segi media yang digunakan.

Dalam bukunya “Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi” T.A Latief Rosydi menyebutkan hubungan retorika dengan dakwah, kemampuan dalam kemahiran menggunakan ahasa adalah masalah pokok dalam menyampaikan dakwah. Karena itu dimana ada dakwah disana ada retorika.


(39)

Kesuksesan seorang da‟i dalam berdakwah lebih banyak ditunjang dan ditentulan oleh kemampuan retorika yang dimiliki oleh da‟i tersebut. Berdasarkan

uraian di atas maka sangatlah jelas bahwa retorika dan dakwah sangat erat hubungannya. Retorika dapat dikatakan sebagai alat dan saran untuk mencapai

tujuan dakwah tersebut. Dengan kata lain keberhasilan dan kegagalan da‟i dalam

berdakwah tergantung pada retorika nya karena retorika sama dengan pidato.

C. Ruang Lingkup Stand Up Comedy 1. Pengertian Stand Up Comedy

Stand Up Comedy merupakan bentuk dari seni komedi atau melawak yang

disampaikan secara monolog kepada penonton. Biasanya ini dilakukan secara live dan komedia akan melakukan one man show. Meskipun disebut dengan Stand Up

Comedy, comedian tidaklah selalu berdiri dalam menyampaikan komedinya. Ada

beberapa comedian yang melakukanya dengan duduk di kursi persis seperti orang yang sedang bercerita.

Stand Up adalah suatu seni pertunjukan yang dimaksudkan untuklangsung

memancing tawa dari penonton. Tidak seperti theatrical comedy, dimana menciptakan comedy dari sebuah drama terstruktural dengan karakter-karakter dan situasi tertentu.51

Para penampil ini biasanya disebut sebagai comic, stand up comic, stand

up comedian, atau hanya stand up saja. Biasanya, para comedian membawakan

cerita singkat yang lucu, jokes singkat (disebut dengan “bit”), dan one-liners,

51

Ramon Papana, Kiat Tahap Awal Belajar Stand Up Comedy Indonesia Kitab Suci,


(40)

yang lazimnya tipe ini disebut dengan aksi pertunjukan monologue, atau comedy routine.

Stand Up Comedy seringnya ditampilkan di comedy clubs, bars, gedung

pertunjukan, kampus-kampus, dan gedung teater, tetapi tidak ada batasan di mana seharusnya pertunjukan comedy itu digelar. Seringkali sekarang para comic terkenal mengadakan pertunjukan di gedung besar, hall, ballroom, bahkan stadion atau outdoor. Clean stand up comedy seringnya dibawakan oleh seorang

comedian professional di luar tempat pertunjukan yang biasanya, seperti

perkumpulan tertentu, acara-acara korporat, malam pengumpulan dana, konferensi, bahkan tempat ibadah.

Dalam masalah penampilan, pertunjukan ini bisa dikatan tidaklah terlalu susah mengaturnya. Begitu sederhananya pertunjukan ini, seorang comedian bisa tampil meski dengan hanya memakai t-shirt dan celana pendek. Meski demikian, tetaplah tidak mudah untuk menjadi pelaku Stand Up Comedy. Selain factor harus bisa melucu, tekanan mental juga pasti akan hadir selama penampilan. Jika lelucon yang diberikan tidak dimengerti tau bahkan tidak dianggap lucu, para

audiens tentu tidak akan tertawa dan yang lebih parah mereka malah mencibir

comedian yang tampil.

Para comic ini biasanya memberikan beragam cerita humor, lelucon pendek atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang sifatnya cenderung umum dengan berbagai macam sajian gerakan dan gaya. Beberapa

comic bahkan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan performa mereka di


(41)

Dalam Stand Up Comedy, seorang comic seharusnya memiliki konsep atau materi sebagai bahan lelucon. Dan tak mustahil jika terdapat lelucon yang berbau cabul, rasis, dan vulgar di Stand Up Comedy. Mereka membuat script dan catatan kecil dalam rangka untuk mempermudah mereka dalam berkomedi. Seiring berjalannya waktu komunitas-komunitas dan pertunjukan Stand Up Comedy menyebar keseluruhan dunia termasuk Indonesia.52

2. Sejarah Singkat Stand Up Comedy a. Stand Up Comedy di Amerika

Stand up comedy mulai lahir sekitar tahun 1800an di Amerika yang saat itu

untuk pertama kalinya masih berwujud teater. Dahulu di Amerika ada sebuah teater yang bernama The Minstrel Show yang diselenggarakan oleh Thomas

Darmouth “Daddy” Rice.53

The Minstrel Show memulai kiprahnya tapat sebelum terjadi perang saudara

di Amerika. Meskipun lawakannya masih berbentuk lawakan yang sangat simple, akan tetapi justru mendapatkan animo yang sangat besar dari warga Amerika saat itu terutama dari warga Amerika dengan kalangan menengah ke atas.

Pada saat itu mic belum lahir, para comic melucu dengan cara slapstick atau yang lebih dikenal sekarang dengan physical joke. Meskipun begitu, acara ini mampu bertahan hingga memasuki abad ke-20.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan The Minstrel Show semakin lama justru semakin menjurus ke arah teater musikal bertema komedi pada segmen

52

Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,

(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2011), hal. 1-4.

53

http://www.serupedia.com/2012/02.sejarah-dan-asal-usul-stand-up-comedy.html?m=1. Diakses Pada Hari Minggu, 8 Mei 2016, Pukul 11.20.


(42)

pertamanya. Pada segmen kedua ada sebuah acara yang disebut The Olio yang dibawakan oleh sebuah grup yang berjumlah dua orang bernama “The Endmen” yang dalam aksinya mereka melakukan sejenis pidato yang dalam isinya bersifat menyindir para politisi atau hanya sekedar membahas kehidupan sehari-hari. Dan justru dari sinilah dimulainya awal kehidupan stand up comedy.54

Seiring berkembangnya teknologi maka ditemukanlah mic, Vaudeville kembali berjaya melalui comic Will Rogers yang mana salah satu komedian pertama yang menjadi Political Stand Up Comedy. Kemudian, seiiring berkembangnya teknologi dengan munculnya radio dan televisi.

Dan pada akhirnya ada beberapa stasiun televisi yang bersedia ,e,buat sebuah acara dengan format stand up comedy seperti, The Ed Sullivian Show, The

Tonight Show, hingga akhirnya pada tahun 1959 lahirlah sebuah acara The Steve

Allen Show yang menampilkan seorang comic bernama Lenny Bruce.

b. Stand Up Comedy di Indonesia

Seiring berjalannya waktu komunitas-komunitas dan pertunjukan Stand

Up Comedy menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Di kawasan asia

banyak comic-comic terkenal yang muncul dari seni Stand Up Comedy ini, contohnya Akmal Saleh dari Malaysia, Paul Ogata dari Singapura, Johny Lever dari India, Dany Cho dari Korea Selatan.

Ada beberapa nama, yang tidak bisa dilepas dari budaya Stand Up Comedy di Indonesia. Menurut Pandji Pragiwaksono dalam bukunya Merdeka Dalam

54

http://suc.metrotvnews.com/article/kliping/30. Diakses Pada Hari Minggu, 8 Mei 2016, Pukul 11:30.


(43)

Bercanda ada 7 nama yang tidak bisa terlepaskan dari Stand Up Comedy di Indonesia. Berikut adalah 7 nama tersebut.

1) Warkop

Memang, ini bukan Stand Up Comedy, tapi evolusi menuju Stand Up

Comedy di Indonesia berawal 3 orang (awalnya 4 tapi kemudian meninggal)

Dono, Kasino, Indro yang memperkenalkan kepadaIndonesia komedi yang mengandalkan ucapan. Bukan gesture dan slapstick. Untuk generasi muda, yang hanya tau warkop dari film dan acaranya di TV, tentu akan bingung. Sesungguhnya, format mereka yang merupakan idealism mereka bisa ditemui di

radio dan di panggung. Mas Indro pernah bilang “Panggung, adalah “sakral" bagi kami”, disitulah idealism keluar. Ketika masuk ke film dan TV, mereka

menyuguhkan kebutuhan untuk pasar yang lebih luas.

Susah untuk mengklaim warkop adalah yang pertama di Indonesia unuk mengenalkan komedi cerdas yang mengandalkan omongan, tapi pantas untuk diakusi, merekalah yang berhasil mempenetrasi kultur.55

2) Taufik Savalas

Alasannya serupa dengan mengapa warkop masuk daftar ini, walau almarhum masuknya ke Joke Telling, tapi evolusinya berawal juga dari sini. Kalau Warkop adalh yang mengenalkan konsep komedi lewat ucapan, Almarhum mengenalkan konsep komedi lewat ucapan, dan sendirian di panggung. Joke

Telling, berbeda dengan Stand Up Comedy. Joke Telling itu menceritakan

anekdot, lelucon umum, tebak-tebakan. Seperti “Ada orang Amerika, Jepang dan

55

Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Komedian Handal,


(44)

orang Indonesia masuk ke bar”, atau “Sapi, sapi apa yang bisa nempel di tembooook? Sapi- dermaaaan”.

Sementara Stand Up Comedy itu monolog lucu yang menceritakan ulang fenomena sosial yang ada di masyarakat. Mengambil sample dari kehidupan dan diceritakan kembali kepada penonton. Oleh karena itu, Indro pada saat peluncuran

Kompas TV pernah berkata “Stand Up Comedy itu komedi yang serius, seperti Skripsi. Ada analisa, ada pemikiran”.

Nah, almarhum Taufik Savalas waktu itu di TV dan di Comedy Cafe melakukan Joke Telling, dan walau itu bukan stand up, tetapi beliau pertama kali melucu sendiri di atas panggung.56

3) Ramon Papana

Bang Ramon adalah pendiri dan pemilik Comedy Cafe yang sejak 1997 sudah menyediakan cafe tersebut sebagai tempat open mic. Bisa dibayangkan konsistensi dan keteguhan beliau. Bertahan walaupun Stand Up Comedy sendiri belum membudaya. Beliau sendiri suka mengisi open mic dan juga bisa jadi merupakan salah satu orang paling tepat untuk berguru Stand Up Comedy tanpa kehadiran beliau, Sand Up Comedy tidak akan pernah punya rumah.

4) Iwel Wel

Welnadi atau lebih dikenal dengan nama Iwel Wel adalah pelawak Indonesia. Iwel Wel lebih dalam menghibur penonton menggunakan cara Stand

Up Comedy. Awal karier di dunia lawak dengan mengikuti lomba lawak

56

Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,


(45)

RRI/TVRI se-Sumatera Barat. Awal karier di Ibu kota dilakukan dengan menimba ilmu kepada S. Bagio, Eddy Sud, Serta personal radio SK.57

Menekuni sejak 98, Iwel akhirnya punya kesempatan untuk Stand Up di TV nasional tahun 2005 untuk acara Bincang Bintang di RCTI. Awalnya, 6 Maret 2004 Iwel, pentas Stand Up di GKJ. Bulan Mei dia diminta TV7 (Sekarang Trans7) untuk mengisi Stand Up di acara Jayus Plis Dong Ah, pertama tayang 21 Mei 2004. Di situ, Iwel menampilkan Stand Up Comedy sebagai opsi pilihan komedi yang ditawarkan.

Berbekal dengan rekaman untuk program tersebut, Iwel datang ke RCTI mencari Indra Yudhistira untuk menawarkan dirinya sebagai Comic. Dan setelah itu, Iwel adalah orang pertama yang benar-benar membawa Stand Up Comedy dan penetratif kepada kultur pop Indonesia.58

5) Indra Yudistira

Sewaktu di RCTI, mas Indra yang saat itu adalah kepala diisi produksi

RCTI meluncurkan program TV “Bincang Bintang” dengan produser Dicky

Setiawan, yang untuk pertama kalinya mendesain acara tersebut dengan Stand

Up Comedy dan Iwel sebagai Comic-nya.

Kini, beliau meninggalkan jabatan di RCTI sebagai Kepala Divisi Produksi dan bergabung ke kompas TV sebagai Direktur Produksi dan

programming Kompas TV. Beliau mendorong ide agar ada acara TV yang

benar-benar tentang Stand Up Comedy. Meneruskan cita-citanta ketika di

57

http://id.wikipedia.org/wiki/Welnadi, (Diakses pada hari Kamis, 31 Maret 2016. Jam 21.48)

58

Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,


(46)

Bincang Bintang dulu. Acara TV inilah yang akhirnya membuat booming Stand

Up Comedy di Indonesia.

6) Agus Mulyadi

Kontribusi Agus Mulyadi, terhadap Stand Up Comedy, akan terasa, ketika acara TV Stand Up Show tayang di Metro TV setiap Kamis Jam 22.30. kalau Kompas TV sifatnya pencarian bakat, di Metro TV bentuknya benar-benar show. Di acara ini beberapa Comic tampil selama beberapa menit, bergantian dengan yang lain. Agus Mulyadi, yang merupakan Manajer Produksi dan Kreatif Metro TV sudah sejak lama ingin membuat acara TV Stand Up Comedy, tahun 2010, dia pernah datang ke Twivate Concert sadaya dan menonton saya Stand Up. Tahun ini, akhirnya terealisasi. Karena, akhirnya para comic punya tempat untuk menunjukkan kemampuannya dan kelihatannya, Stand Up Comedy akan jelas segera menjadi sebuah profesi.

7) Raditya Dika

Dika Angkasaputra Moerwani atau yang biasa dikenal dengan nama Raditya Dika adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan – tulisan itu berasa dari blog pribadinya kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan yang masuk dalam best seller. Buku tersebut menamilkan kehidupan Raditya Dika saat kuliah di Australia.

Raditya Dika sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama. Dia tampil dengan genre baru yang segar. Yang membuat beda dari penulis lainnya


(47)

pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang, bagi Radit ini adalah selling point- nya. Menurutnya yang perlu dilakukan adalah terus berekreasi dan bertindak kreatif. Baginya adalah kompetisi yang ada adalah kunci berinovasi. Tekanan competitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan ide – ide baru dan menggali kemampuan.59

Sehingga saat ini, Raditya Dika adalah nama dengan pengaruh terbesar dalam Stand Up Comedy di Indonesia. Ada yang bilang, karena banyaknya Comic yang gayanya mirip Radit, jadi ada genre sendiri namanya Raditisme. Radit dan pengaruhnya di Internet yang dengan cepat menyebarkan Stand Up Comedy secara luas lewat bukan hanya video Youtube milik di, tapi juga video Youtube lainnya. Untuk saat ini, Radit adalah orang yang benar – benar belajar tentang

Stand Up Comedy. Waktu dia kuliah di Australia, dia pernah ikutan seperti short

course tentang Stand Up Comedy. Bahan tersebut membuat dia jadi sumber ilmu

yang tepat untuk siapapun yang ingin belajar. Sekarang, dia nama terbesar yang dimiliki Stand Up Comedy Indonesia.

Itulah, 7 nama yang tidak terlepaskan dari Stand Up Comedy di Indonesia. Dulu Stand Up Comedy kurang mendapat respon dari masyarakat, mungkin pada saat itu masyarakat cenderung lebih menyukai komedi yang berbentuk drama dua orang atau lebih daripada Stand Up Comedy. Namun sekarang Stand Up Comedy hadir untuk memberi alternatif hiburan di tengah semaraknya hiburan komedi

yang kelihatannya hanya “begitu –begitu saja”.

59

http://id.wikipedia.org/wiki/Raditya_Dika, (Diakses pada hari Jumat Tanggal 1 April 2016. Pukul 2:43).


(48)

Sejak kemunculan Stand Up Comedy di Indonesia pecinta Stand Up

Comedy mengambil bagian dengan membentuk komunitas pecinta Stand Up

Comedy. Di Indonesua kita kenal dengan Stand Up Comedy Indonesia (twitter

account: @standupindo). Stand Up Indo adalah sebuah komunitas yang didirikan

oleh beberapa orang yang sebelumnya sudah memiliki ketertarikan dengan dunia

Stand Up Comedy. Sebut saja Ernest Prakasa dan Ryan Adriandhy adalah dua

orang yang dipertemukan dalam audisi Stand Up Comedy Indonesia yang diselenggarakan oleh Kompas TV. Mereke yang kemudian menjadi finalis acara ini berpikir bahwa mereka mebutuhkan wadah untuk berlatih mempersiapkan diri untuk menghadapi ajang ini. berawal dari pertemanan di jejaring sosial akhirnya mereka melibatkan Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika dan seorang penulis humor Isman H. Suryaman untuk mendirikan komunitas ini. sebagai informasi sebelum komunitas ini terbentuk Pandji dan Raditya Dika sudah lebih dulu dikenal aksi – aksi Stand Up Comedy – nya melalui video yang mereka unggah sendiri di kenal Youtube Mereka.60

60

Pandji Nugroho, Potret Stand Up Comedy: Strategi Menjadi Comedian Handal,


(49)

40

BAB III

PROFIL DZAWIN NUR IKRAM

A. Profil Dzawin Nur Ikram

Dzawin Nur Ikram adalah sosok pribadi yang kenal dengan jiwa sosial.61 Lahir di Bogor pada tanggal 22 Agustus 1991, akrab disapa dengan Dzawin. Mulai meminati bidang dakwah sejak ia masih sekolah di Pondok Pesantren Latansa, dan sering mewakili pondok pesantrennya untuk ikut serta dalam lomba berdakwah. Yang paling membanggakan adalah pada tahun 2007, Dzawin berhasil menjadi memperoleh peringkat 2 dalam lomba dakwah se-Provinsi Banten yang diikuti oleh 35 orang peserta.62

Keluarga Dzawin dari kalangan yang biasa-biasa saja. Ayah Dzawin bernama Bapak Kosasih dan ibundanya bernama Ibu Rosmaini63, ayahnya sudah meninggal dunia, sejak Dzawin kecil, sedangkan ibunya berprofesi sebagai guru mengaji dan guru agama Islam di suatu sekolah. Menurut Bachrul, adik kelasnya sewaktu di Pondok Pesantren, Dzawin adalah sosok kaka kelas yang pantas menjadi panutan dan menginsipirasi karena sikapnya yang baik dan mempunyai rasa perduli yang tinggi dengan lingkungan sosial sekitarnya.64

Setelah lulus dari Pondok Pesantren Latansa, Dzawin melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas

61

Wawancara Pribadi dengan Bachrul, Pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan.

62

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.

63

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.

64

Wawancara Pribadi dengan Bachrul, Pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan.


(50)

Tarbiyah, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Karena cita-citanya yang ingin menjadi guru, dan suka berbicara di depan umum serta ingin mengikuti jejak sang ibu yang berprofesi sebagai guru.

Di masa kuliahnya ia menemukan hal baru tentang berbicara di depan orang banyak, dan kali ini diluar dari kebiasaanya berdakwah sewaktu ia pesantren dulu, yaitu dunia stand up comedy. Ia mulai mengawali karir sebagai

comica berawal dari coba-coba mengisi acara stand up comedy yang diadakan

oleh organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang digelutinya, dan dalam acara tersebut Dzawin berhasil membuat para penonton tertawa dengan lelucon yang dia bawakan di atas panggung.65

Setelah berhasil dalam penampilannya tersebut, Dzawin mulai menyukai pertunjukan komedi tunggal ini. kemudian, ia tertarik untuk belajar stand up

comedy lebih dalam lagi. Namun, pada awal perjalannya di dunia stand up

comedy, ia mendapat pengalaman buruk. Dzawin diundang untuk mengisi acara

ulang tahun Fakultas Adab dan Humaniora. Saat itu, tidak satupun penonton yang

tertawa dengan penampilannya. “ Diliatin orang dari lantai 1 sampai lantai 7, mereka nggak ada yang ketawa, disitu ngerasa down banget karena gagal ngelucu. Itu adalah pengalaman bomb (penampilan yang tidak lucu dalam stand up

comedy)yang pertama yang bikin malu banget,” kenangnya.66

Karena penampilan yang sempat gagal itu, Dzawin sempat vakum dari

stand up comedy. Setelah satu tahun, Dzawin akhirnya mencoba memulai

65

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.

66

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.


(51)

kegiatan stand up comedy dengan bergabung di berbagai komunitas. Dzawin bergabung dengan berbagai komunitas stand up comedy, seperti stand up comedy Depok, Serpong dan sekarang bergabung di Komunitas Stand Up Comedy Bogor

dan Stand Up Comedy UIN Jakarta.

Setelah menjajaki beberapa komunitas, Dzawin mulai berani tampil mengikuti ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 di Kompas TV pada tahun 2014 lalu. Dzawin mengikuti audisi tersebut di Bandung. Dari banyaknya kontestan yang mengikuti ajang pencarian bakat tersebut, hanya 45 finalis yang mendapat golden ticket, dan berhasi meraih juara 3.

Pada awalnya, Dzawin mencoba stand up comedy hanya mengikuti omongan orang lain, yang penting lucu. Tetapi sekarang, ia mulai berpikir ketika diberi waktu untuk berbicara harus ada pesan penting yang harus disampaikan. Dan sampai saat ini ia masih sering tampil di berbagai acara stand up comedy baik yang disiarkan di TV maupun juga yang tidak disiarkan di Televisi. Bebebapa prestasi-prestasi yang sudah Dzawin torehkan selama hidupnya diantaranya:

B. Karya-Karya dan Karir Dzawin Nur Ikram Prestasi:

1. Juara 2 lomba dakwah Tingkat Provinsi Banten pada tahun 2007

Acara lomba dakwah tersebut, ia ikuti untuk mewakilin Pondok Pesantrennya sewaktu ia masih menjadi santri, ia sangat suka untuk berbicara di depan orang banyak. Dan berkat hobi berdakwahnya tersebut, ia berhasil memenangkan juara 2 dari 35 peserta.


(52)

2. Juara 3 Lomba Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 di Kompas TV pada tahun 2014

Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4 yang disiarkan di Kompas TV,

adalah ajang kompetisi stand up comedy yang diikuti oleh pelawak tunggal berbakat melalui hasil seleksi dari seluruh wilayah di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kompas TV setiap tahun. Dan Dzawin mengikuti audisi ini, di kota Bandung pada tahun 2014, dan dari audisi tersebut hanya 45 orang yang berhasil mendapat golden ticket, dan setelah melalui berbagai tahap Dzawin berhasil meraih juara 3 SUCI 4 Kompas TV.

3. Juara 1 Kompetisi Stand Up Comedy Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta

Kompetisi stand up comedy ini diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakart, diikuti oleh 40 orang. Dan dalam kompetisi ini Dzawin berhasil memperoleh juara 1.

4. Juara 3 Kompetisi Stand Up Comedy Pesta Media pada tahun 2014

Acara kompetisi ini, diadakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang digelar setiap tahun. Ada berbagai acara dalam pesta media ini, termasuk di dalamnya kompetisi stand up comedy. Kompetisi ini diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari jurnalis, mahasiswa, comica, blogger, pemerhati media, dan umum. Dan dalam kompetisi ini Dzawin berhasil memenangkan juara 3.

5. Juara 2 Kompetisi Stand Up Comedy XL Competition pada tahun 2015 Kompetisi ini diadakan oleh perusahaan XL pada tahun 2005 dan diikutsertakan sebanyak 50 peserta dan Dzawin berhasil memperoleh juara 2 dalam kompetisi ini.


(53)

6. Harapan 2 Kompetisi Stand Up Comedy Piala BI 2013

Piala BI adalah acara kompetisi yang diadakan oleh Bank Indonesia, dan pada tahun 2013 Piala BI mengadakan kompetisi di bidang stand up comedy dan diikuti oleh 120 peserta.

Acara Televisi:

1. Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 4, Kompas TV 2014

Dalam acara ini Dzawin menjadi peserta dalam kompetisi stand comedy yang diikuti oleh peserta dari berbagai kota, dan ia berhasil menjadi juara 3 dala kompetisi ini.

2. SUPER, Kompas TV sejak Agustus 2014

SUPER adalah acara stand up comedy show yang disiarkan di Kompas TV, yang isinya penampilan dari tiga comica untuk tampil stand up dalam acara tersebut.

3. SUCI Playground, Kompas TV 2015

Acara ini adalah acara yang menampilkan para comedian yang berasal dari jebolan Stand Up Comedy Indonesia, untuk menghibur para penonton dengan materi lawakannya yang ditampilkan dengan stand up comedy.

4. Comic Story, Kompas TV 2015

Comic story adalah acara serial komedi situasi yang tayang di Kompas TV.

Serial komedi ini berbeda dari serial komedi lainnya karena menampilkan pemain yang sebagian besar merupakan pelawak tunggal atau komika terbaik jebolan kompetisi nasional di Indonesia.


(54)

Pengalaman Narasumber/ Bintang Tamu Stand Up Comedy TV:

1. Program Sebelas Dua Belas di Trans 7 pada tahun 2015

2. Program Stand Up Comedy Akademi 14 besar di Indosiar 2016 3. Program Stand Up Comedy akademi 16 besar di Indosiar 2016 4. Program Negeri ½ Demokrasi di TV One 2014

5. Program Stand Up Comedy Show di Metro TV 2015

Karya-Karya:

1. Menggelar Tour Stand Up Comedy 18 kota bertema Rule of Three

Tour stand up comedy ini diadakan di 18 kota di Indonesia dan diisi oleh

comica yang berhasil menjadi juara di kompetisi Stand Up Comedy Indonesia

di Kompas TV. Comica tersebut adalah Dzawin Nur Ikram, David, dan Abdur. Dengan tampil masing-masing di atas panggung dengan durasi 40 menit untuk menghibur masyarakat setempat.

2. Menulis Buku Stand Up Comedy

Buku ini bercerita tentang pengalaman Dzawin selama di Pondok Pesantren, dan buku ini merupakan sebuah buku nonfiksi.

3. Tour Stand Up Comedy “Di Balik Tawa” yang digelar di 10 kota

4. Membuat Youtube Chanel

Dalam konteks berdakwah melalui stand up comedy, Dzawin adalah

comica yang baik. Dan bisa dibilang jika Dzawin berdakwah melalui stand up

comedy dapat efektif untuk anak muda zaman sekarang yang lebih tertarik

menonton acara stand up comedy daripada acara dakwah di Telivisi.67 Dalam

67

Wawancara Pribadi dengan Fidi, pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.


(55)

melakukan stand up comedy, Dzawin awalnya belum berniat untuk berdakwah. Tetapi ia berpikir ketika ia bias berbicara di depan orang banyak bahkan melalui Televisi nasional, kenapa ia harus berbicara hanya untuk melucu. Akhirnya Dzawin termotivasi harus ada pesan yang disampaikan dan bermanfaat bagi orang lain.68

68

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.


(56)

47

BAB IV

RETORIKA DAKWAH DZAWIN NUR IKRAM DALAM STAND UP COMEDY

A. Retorika Dzawin Nur Ikram dalam Mengemas Materi Dakwah melalui Stand Up Comedy

Retorika pada awalnya berkaitan dengan persuasi, sehingga retorika adalah seni penyusunan argumentasi dan pembuatan naskah pidato. Persuasi dapat diartikan sebagai metode komunikasi berupa ajakan, permohonan, atau bujukan yang lebih menyentuh emosi, yaitu aspek afeksi dari manusia.

Menurut Dzawin, retorika adalah setiap ungkapan atau gaya seni berbicara, setiap mubaligh atau orator ketika dia menyampaikan pesan kepada penontonnya yang menjadi sasaranya sehingga mereka dapat mencerna dengan baik dan apa yang orator sampaikan menyebabkan pendengarnya menjadi merasa mendapat ilmu. Kemudian penonton bisa memetik hikmahnya kemudian termotivasi untuk mengamalkannya, karena daya tarik dari retorika yang disampaikan orator tersebut telah tepat pada sasarannya.

Kepandaian seseorang dalam berbicara dapat merubah jalan pikiran orang lain ke dalam perbuatan yang lebih baik sesuai yang dikehendaki merupakan

suatu kepandaian berbicara. Dalam berdakwah, seorang da‟i juga dituntut agar memahami betul apa yang diinginkan oleh mad‟u agar dakwah yang disampaikan

benar-benar sampai kepada masyarakat sehingga dapat merubah jalan pikiran orang lain kepada ajaran yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. Seni


(57)

berbicara yang baik akan memudahkan kepada pendengar untuk menerima dan mememahi apa yang disampaikan oleh seseorang.69

Menurut Aristoteles, ada tiga cara untuk mempengaruhi orang lain dalam retorika yaitu:

a. Ethos : anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa

anda memiliki pengetahuan yang luas dan status yang terhormat.

b. Phatos : anda mampu menyentuh hati, khalayak (perasaan, emosi,

harapan, kebencian dan kasih sayang mereka).

c. Logos : anda harus meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti. Pada

situasi ini anda harus mendekati khalayak melalui otak atau pola pikir mereka.

Melihat dari tiga aspek tersebut, Dzawin telah melakukan ketiganya untuk mempengaruhi orang lain dalam retorika. Dimulai dari Ethos, Dzawin bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa ia memiliki pengetahuan yang luas dan status yang terhormat di bidang stand up comedy. Dimulai dengan Dzawin yang mengawali penampilan perdananya di sebuah acara kampusnya, kemudian Dzawin berhasil menarik perhatian teman-teman kampusnya dengan penampilannya.

Setelah mengawali karir stand up comedy nya di kampus dan mengikuti banyak komunitas stand up comedy seperti Stand Up Comedy Depok, Serpong,

Stand Up Comedy Bogor dan Stand Up Comedy UIN Jakarta. Dzawin

memberanikan mengikuti ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Indonesia

69

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.


(58)

(SUCI) 4 di Kompas TV pada tahun 2014 lalu. Dzawin mengikuti audisi tersebut di kota Bandung, dan dari banyaknya kontestan yang mengikuti ajang pencarian bakat tersebut, hanya 45 finalis yang mendapat golden ticket, dan dari 45 finalis tersebut Dzawin berhasil meraih juara 3 di SUCI 4.70

Dan sejak saat itu, sampai sekarang ia masih sering tampil dan diundang di berbagai acara stand up comedy baik yang disiarkan di TV maupun juga yang tidak disiarkan di Televisi. Dan Dzawin berhasil meyakinkan masyarakat bahwa beliau mempunyai ethos dalam penampilan stand up comedy nya.

Kemudian dari segi phatos, Dzawin mampu menyentuh hati dari (perasaaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang) dari penonton yang menyaksikan stand up comedy nya. Dimulai dari para juri Stand Up Comedy Indonesia yang sangat menyukai materi stand up nya yang berbau Islam dan

Pondok Pesantren sehingga ia mempunyai julukan “Komika Syariah” yang diberikan oleh para juri.71

Selain itu, Dzawin juga berhasil membuat teman yang bernaung di dalam satu komunitas Stand Up UIN Jakarta menjadikannya panutan di dalam stand up. Karena bukan hanya untuk melucu, Dzawin selalu memasukkan pesan penting di dalam stand up nya. “Stand up nya Dzawin itu lucu dan bergizi. Bergizi karena ada pesan penting yang disampaikan di dalam stand up nya” ucap fidi salah satu teman Dzawin dalam komunitas Stand Up Comedy UIN Jakarta.72

70

Wawancara Pribadi dengan Dzawin Nur Ikram pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.

71

(STAND UP DZAWIN LAPmi)

72

Wawancara Pribadi dengan Fidi, pada tanggal 7 April 2016 pukul 15:00 di Kampus UIN Jakarta, Ciputat. Tangerang Selatan.


(1)

Nama : Bachrul Alam

Hari/Tanggal : Kamis, 7 April 2016-05-30

Tempat : Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pekerjaan : Mahasiswa, Comica

1. Bagaimana sosok Dzawin Nur Ikram di mata anda?

Jawab : saya kenal Dzawin sejak masih di pondok pesantren. menurut saya dia adalah sosok yang bisa jadi panutan. Dia adalah sosok yang memberikan banyak inspirasi terutama dalam stand up comedy.

2. Bagaimana pendapat anda tentang stand up comedy Dzawin Nur Ikram? Jawab : stand up nya Dzawin cukup bagus, enak meski diulang berkali-kali dan ada selipan materi Islam di dalam stand up nya.

3. Apakah anda menyukai cara penampilan stand up comedy yang dilakukan oleh Dzawin?

Jawab : Sangat suka, dan saya banyak belajar tentang stand up dari beliau. 4. Apakah anda suka menangkap isi dari pesan dakwah yang ada dalam

beberapa penampilan stand up comedy Dzawin Nur Ikram?

Jawab : karena isi pesannya selalu tersirat dalam materinya yang lucu, saya langsung bisa menangkap apa isi pesan tersebut dengan jelas.

5. Apakah menurut anda cara Dzawin Nur Ikram berdakwah lewat Stand Up Comedy sudah cukup efektif?


(2)

Jawab : sangat efektif untuk anak muda zaman sekarang, dan memberikan pandangan tentang ajaran Islam dari Dzawin.

6. Apakah retorika yang Dzawin gunakan bagus, apa alasanya?

Jawab : sangat bagus, karena ia bisa dengan mudah mengajak penonton larut dalam materi stand up nya dan ia juga memiliki seni berbicara yang sangat bagus.

7. Apakah Dzawin sering berdakwah dan menyampaikan pesan islam di dalam penampilan stand up nya?

Jawab : cukup sering, namun selain pesan dakwah Dzawin juga sering menyampaikan pesan tentang sosial, masyarakat, bahkan politik.


(3)

Nama : Fidi

Hari/ Tanggal : Kamis, 7 April 2016

Tempat : Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pekerjaan : Mahasiswa/ Comica

1. Bagaimana sosok Dzawin Nur Ikram di mata anda?

Jawab : Dzawin adalah sosok teman satu komunitas yang seru, asik, menyenangkan dan juga selalu mengajarkan bagaimana menjadi comica

yang baik kepada teman satu komunitas Stand Up UIN.

2. Bagaimana pendapat anda tentang stand up comedy Dzawin Nur Ikram? Jawab : stand up nya Dzawin itu lucu dan bergizi. Bergizi karena ada pesan penting yang disampaikan di dalam stand up nya.

3. Apakah anda menyukai cara penampilan stand up comedy yang dilakukan oleh Dzawin?

Jawab : sangat suka, karena Dzawin dapat stand up seakan-akan sedang mengobrol dengan penontonnya.

4. Apakah anda suka menangkap isi dari pesan dakwah yang ada dalam beberapa penampilan stand up comedy Dzawin Nur Ikram?

Jawab : iya saya selalu menangkap pesan pentingnya karena tersirat di dalam penampilannya.

5. Apakah menurut anda cara Dzawin Nur Ikram berdakwah lewat Stand Up Comedy sudah cukup efektif?


(4)

Jawab : sangat efektif, karena sekarang ini anak muda lebih tertarik untuk menyaksikan stand up daripada menyaksikan ceramah dari ustad.

6. Apakah retorika yang Dzawin gunakan bagus, apa alasanya?

Jawab : retorika yang digunakan Dzawin sangat bagus, karena dia mempunyai kemampuan beribicara di atas panggung seakan-akan sedang mengobrol dengan penonton yang menyaksikannya dan tidak terkesan menggurui.

7. Apakah Dzawin sering berdakwah dan menyampaikan pesan islam di dalam penampilan stand up nya?

Jawab : iya cukup sering di beberapa penampilannya.


(5)

Dzawin Saat Tampil Stand Up Comedy

Dzawin Bersama Teman-Teman Comica


(6)