Evaluasi Rekayasa Nilai (Value Engineering) Pada Pembangunan Proyek Ketenagalistrikan Pasca Reformasi Di Indonesia (Studi Kasus, Pltu Pangkalan Susu)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah Sumatera Utara termasuk 8 dari 12 sistem kelistrikan di Indonesia yang
mengalami defisit pasokan listrik. Untuk sistem listrik Aceh-Sumut dengan daya maksimal
1.788 MW dengan defisit 9%.
Besar daya yang dihasilkan oleh pembangkit yang dibangun sebelum masa reformasi
di Indonesia adalah sebesar 20.580 MW. Laju permintaan listrik yang terus bertambah tidak
diikuti dengan laju bertambahnya pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia karena
Indonesia terkena krisis moneter pada tahun 1997, dimana infrastruktur listrik mengalami masa
sulit sejak krisis ekonomi tahun 1997. Kemudian pada tahun 1998 PLN mengalami
kebangkrutan, sehingga hampir tidak ada pembangunan proyek ketenagalistrikan selama masa
reformasi.
Setelah masa reformasi, baru dimulai pembangunan proyek ketenagalistrikan dimulai
dengan pembangunan proyek 10.000 MW Tahap 1, tetapi banyak pembangunan proyek
ketenagalistrikan 10.000 MW Tahap 1 mengalami kendala, seperti di PLTU Pangkalan Susu
yang terkendala pembebasan lahan dalam pemasangan jaringan listrik, PLTU Nagan Raya
Aceh yang terlambat akibat kendala izin, begitu juga dengan PLTA Asahan III, serta
pembangkit kapasitas kecil mikrohidro yang tersebar di Sumut.
Pada penelitian ini penulis ingin memfokuskan pada keterlambatan proses
pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 1 & 2 karena proyek ketenagalistrikan ini memiliki

banyak kontroversi selama masa pembangunannya, dan diharapkan dari pengalaman yang
dialami selama masa pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 1 & 2 bisa menjadi
pembelajaran sehingga tidak terjadi lagi pada pembangunan proyek ketenagalistrikan lainnya
dalam hal ini penulis mengambil proyek PLTU Pangkalan Susu Unit 3 & 4.

1
Universitas Sumatera Utara

Salah satu metode yang bisa dilakukan supaya proyek bisa selesai tepat waktu sesuai
dengan rencana adalah value engineering (VE). VE adalah sebuah teknik dalam manajemen
konstruksi menggunakan pendekatan sistematis untuk mencari keseimbangan baru dari fungsi
terbaik antara biaya, kendala dan kinerja dalam suatu proyek.
VE dalam suatu pyoyek diharapkan dapat memunculkan alternatif-alternatif untuk
memberikan keuntungan berupa cepatnya suatu proyek selesai terhadap besarnya biaya yang
bisa dihemat. Pada penelitian ini mengambil studi kasus proyek PLTU Pangkalan Susu dengan
tujuan dapat diketahui permasalahan dalam masa konstruksi hingga beroperasi dari perspektif
biaya, waktu dan teknikal sehingga realisasi pelaksanaan proyek tersebut terukur dan
teridentifikasi secara transparansi dan akuntanbilitas.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini :
1. Apa saja yang menjadi hambatan pembangunan proyek tersebut?
2. Berapa besar biaya investasi yang bisa dihemat apabila proyek PLTU Pangkalan Susu
Unit 1 & 2 bisa selesai tepat waktu?
3. Berapa besar kerugian yang dialami PLTU Pangkalan Susu Unit 1 & 2 akibat
keterlambatannya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada penelitian ini :
1. Untuk mendapatkan solusi dari hambatan-hambatan (barrier ) yang terjadi, sehingga
proyek pembangunan ketenagalistrikan tidak terlambat lagi.
2. Untuk mengetahui berapa besar biaya investasi apabila bisa selesai tepat waktu.

2
Universitas Sumatera Utara

1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini :
1. Hanya membahas masalah teknis faktor keterlambatan (lagging) pelaksanaan
pembangunan proyek.


1.5 Manfaat
Karena keterlambatan pembangunan PLTU Pangkalan Susu unit 1 & 2, sehingga
dilakukan penelitian ini agar pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 & 4 dan
pembangunan proyek ketenagalistrikan lain kedepannya bisa selesai tepat waktu.

3
Universitas Sumatera Utara