Relativitas antara makanan dan Islam

RELATIVITAS ANTARA MAKANAN SEHAT DAN
ISLAM
Kesehatan seorang sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh.
Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena
gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Gizi bukan hanya
mempengaruhi kesehatan tubuh saja, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila
gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mendapat pengaruhnya sehingga
tidak dapat berkembang secara optimal.
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali masalah makanan.
Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan ibadah juga dengan identitas diri,
bahkan dengan perilaku.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan......” (QS Al Baqarah : 168)
Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa Allah memerintahkan manusia memakan
apa saja di dunia ini yang diciptakanNya, sepanjang batas-batas yang halal dan baik
(thayibah). Menurut al-Quran dan Hadits juga, jiwa manusia sebagaimana tubuh
membutuhkan makanan sehat dan yang baik. Untuk itu, Allah Swt dalam al-Quran
menegaskan urgensi gizi yang bersih dan sehat bagi jiwa manusia.
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS ‘Abasaa : 24)
Al-Quran menyebutkan sekitar 49 kali jenis makanan yang menjadi sumber tumbuhan

dan 16 kali menyinggung olahan hewan dan daging sebagai sumber gizi bagi manusia, selain
itu, Al-Quran juga menyebutkan bahwa bahan makanan olahan nabati 3 kali lebih banyak
manfaatnya daripada bahan makanan olahan hewani, bahkan pihak medis menyebutkan
bahwa sumber penyakit berbahaya disebabkan oleh konsumsi berlebihan atas daging dan
lemak.
"Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan
pohon kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (QS ‘Abasaa : 27-32)
Ayat ini menjelaskan jenis makanan yang baik bagi tubuh manusia. Selain itu, ayat
tersebut juga menyinggung tempat yang baik untuk membudidayakan hewan seperti kambing
dan sapi. Sejak 14 abad lalu, Islam telah memperhatikan masalah gizi. Kini, seluruh jenis
makanan ini telah diakui memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Kurma memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, diantaranya bermanfaat untuk
liver, menguatkan tenggorokan, membunuh cacing apabila dimakan sebelum sarapan. Kurma
juga berfungsi sebagai buah-buahan, obat, minuman, makanan pokok, dan juga manisan.

Zaitun juga memiliki banyak manfaat diantara lain ; untuk mengobati keracunan,
kanker, menahan munculnya uban, mengobati luka infeksi, meminyaki bibir yang pecahpecah dan mengobati encok.
Sementara itu, anggur memiliki beberapa manfaat, diantara lain menambah berat
badan, mengandung gizi yang tinggi dan bagus. Anggur merupakan salah satu dari tiga raja

buah, yaitu kurma, anggur, dan tiin.
Pada akhir-akhir ini semakin merebaknya khasiat dari Habbatussauda’ atau dalam
bahasa Indonesia yang dikenal dengan jinten hitam. Ternyata Habbatussauda’ ini
mengandung berbagai macam kandungan yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
Dalam penelitian, diketahui bahwa Habbatussauda’ adalah biji-bijian yang kaya akan lemak
tak jenuh, antioksidan, dan juga berbagai bioflavonoid. Habbatussauda’ bisa membantu
meningkatkan kekebalan tubuh, menyembuhkan alergi, dan karena sifatnya yang panas dan
kering, ia cocok untuk membakar lemak.
Agama islam menekankan agar setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi halal
karena makanan halal menjadi sumber energi yang bersih bagi tubuh untuk melakukan
aktifitas dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, namun sebaliknya makanan yang haram
dan tidak bersih akan menjadi sumber dari kehancuran dan kerusakan yang memicu
kerusakan moral, mental dan sosial.
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kamu bangkai, darah, daging babi
dan (hewan) yang disembelih dengan menyebut selain nama Allah.” (QS Al-Baqarah : 173)
“Diharamkan atas kamu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan sesuatu yang
disembelih bukan atas nama Allah.” (QS Al-Maidah : 3)
Ayat di atas menjelaskan akan haramnya bagi muslim untuk memakan bangkai, darah,
daging babi, dan semua hewan yang disembelih bukan atas nama Allah. Karena, semua
makanan tersebut selain tidak menyehatkan tubuh pemakannya, juga dapat mengandung

penyakit-penyakit yang bisa membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Dalam ayat di atas, yang dimaksud bangkai adalah semua hewan yang mati sendiri,
sakit, kecelakaan, berkelahi dengan hewan lain ataupun karena kekurangan makan dan
minum. Pada bangkai terdapat kuman patogen yang bisa berbahaya bagi manusia dan
menimbulkan penyakit.
Pada daging babi, telah dibuktikan dalam penelitian bahwa babi memiliki cacing pita
jenis Taenia yang dapat berkembang dari inang sampai ke tubuh manusia yang memakannya.
Taenia solium adalah sejens cacing pita (Parasit) yang hidup dalam usus babi. Babi juga dapat
menjadi inang perantara dari beberapa jenis penyakit parasit dan virus seperti virus penyebar
virus flu burung (H5N1) yang dapat ditularkan ke manusia. Ada juga jenis cacing lain yang
hidup di usus babi, namanya Trichinella spiralis, daur hidupnya hampir sama dengan cacing
pita. Cacing ini dapat menyebabkan penyakit “trichinosis” yang memiliki gejala, penderita
akan mengalami nyeri otot yang berkepanjangan serta lemah otot, dan akhirnya bisa
menyebabkan kekurangan gizi.
Darah yang mengalir juga merupakan sumber aktif dari penyebaran kuman. Bahkan
ada beberapa penyakit berbahaya yang bisa menular dari aliran darah, seperti hepatitis,
HIV/AIDS, malaria, dan lainnya.

RELATIVITAS ANTARA MAKANAN SEHAT DAN
ISLAM

Bahasa Indonesia

Pengampu :
Miss Elisa Sulistyaningrum, S.Gz, M,Ph, Dietisien

Oleh :
Afita Maudine Nabilla
35.2014.7.2.0978

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGAM STUDI ILMU GIZI
UNIVERSITAS DARUSSALAM
DIVISI MANTINGAN

2014