PENGUJIAN ANOMALI PROFITABILITAS MENGGUN. pdf

PENGUJIAN ANOMALI PROFITABILITAS MENGGUNAKAN CAPM (CAPITAL
ASSET PRICING MODEL) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Taufan Adistya
NIM. 1001102010054
taufan.adistya@gmail.com

Irham Fahmi, SE, M.Si
NIP. 197212272008121001
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala
ABSTRACT
This research aim to obtain evidence exist of the profitability anomaly, in
terms of investors. Moreover in terms of company fundamentals, the
independent variables used is profitability and dependent variable is devidend.
And then in terms of market, the independent variable used is devidend and the
dependent variable is beta.
The population is manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX) in the period 2009-2013. Samples were collected using
purposive sampling method. A total of 30 companies was determined as the

sample. Methods of this study are analyzed using Ordinary Least Square (OLS).
The results showed that the profitability is significantly positive effect on the
devidend. It also showed that the devidend is negatively not significant effect on
beta, it is proved the anomaly profitability exist in the stock exchange .
Keywords: Profitability, Devidend, and Beta
1. PENDAHULUAN
Pasar modal saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan pasar modal
bahkan menjadi indikator bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar
modal memiliki peranan yang sangat penting sebagai bagian dari sistem perekonomian,
khususnya pada sektor keuangan, karena di Indonesia pasar modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Dalam menjalankan fungsi ekonominya, pasar modal sebagai penyedia fasilitas untuk
memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelabihan dana (investor) kepada pihak yang
membutuhkan dana (emiten). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki,
1

2

investor berharap akan medapatkan imbal hasil atau return dari investasi tersebut. Dalam
melakukan investasi, investor akan mempertimbangkan return total yang akan diperoleh.

Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang

tertentu (Jogiyanto, 2010: 206).
Faktor yang secara teoritis dipertimbangkan dalam investasi saham adalah risiko.
Misalkan terdapat suatu perusahaan yang tidak efisien dalam operasi produksinya maka
memungkinkan timbulnya risiko di kemudian hari. Oleh karena itu investor juga perlu melihat
seberapa besar risiko yang harus ditanggungnya dalam berinvestasi. Harga saham dan return
saham dapat juga dipengaruhi oleh kondisi mikro dan makro ekonomi.

Risiko pasar (market risk) dapat diukur dengan beta yang dihitung dari fluktuasi
return saham dan return pasar. Walaupun risiko sistematik ini tidak bisa dihindari, tetapi

besarnya

dampak

terhadap

tiap-tiap


perusahaan

berbeda-beda.

Seorang

investor

menggunakan dua analisis yaitu analisis fundamental dan teknikal dalam mendukung
keputusan investasi.
Risiko sistematik disebut dengan istilah beta, dalam pemodelan Capital Asset Pricing
Model (CAPM) beta merupakan koefisien dari fungsi positif dan linear return pasar terhadap
return saham. Dalam teori yang dikembangkan oleh Sharpe (1964:13) mengasumsikan

bahwa faktor risiko pasar tunggal beta (β), merupakan satu-satunya faktor yang mampu
mengukur risiko sistematis dari sekuritas individual.
Pengaruh positif profitabilitas terhadap kebijakan dividen juga didukung penelitian
John (1985). Menemukan bahwa perusahaan yang memiliki profit tinggi dan cenderung stabil
maka perusahaan akan membayarkan dividen yang naik dari waktu ke waktu dan cenderung
stabil juga, sehingga investor akan membeli saham tersebut dan mendorong harga tinggi.

Karena seorang investor lebih tertarik untuk membeli saham pada perusahaan yang
membayarkan dividen tinggi dan cenderung stabil.
Dengan kata lain investor menilai bahwa perusahaan yang membayarkan dividen
tinggi cenderung kurang berisiko, yang mengacu pada bukti pengaruh pembayaran dividen
dan beta. Ada beberapa studi yang telah melakukan penelitian tentang hubungan pembayaran
dividen dengan beta pasar.

Diantaranya Beaver, (1970) dalam penelitian tersebut

menemukan bahwa perusahaan dengan rasio payout yang lebih rendah akan lebih berisiko.
Gu dan Kim (2002) menemukan adanya hubungan secara negatif dan signifikan pembayaran
dividen yang tinggi dan risiko sistematis. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang
membayarkan dividen tinggi cenderung dianggap kurang berisiko oleh investor.

3

Penelitian yang dilakukan oleh Haugen (1996) menjelaskan bahwa perusahaan
dengan profit yang tinggi dan membayarkan dividen yang tinggi memiliki tingkat expected
return lebih besar, penelitian tersebut menggunakan variabel risk factors, liquidity factors,
factors indicating price level, factors indicating growth potentials, technical factors, sector

variables. Haugen menemukan bahwa perusahaan dengan sistem manajemen dan kontrol

yang baik memiliki expected return lebih besar.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Cohen (2002) menjelaskan bahwa
perusahaan dengan high profit memberikan average return yang lebih tinggi. Walaupun
Fama dan French (2008) menjelaskan bahwa profitabilitas anomali itu hanya terdapat dalam
kasus saham kecil. Artman, Finter dan Kempf (2011) menemukan average return yang
meningkat adalah sebagai salah satu indikator untuk meningkatkan portofolio profitabilitas di
masa yang akan datang.
Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut mengkaji dari
sudut pandang perusahaan dan menganggap keuntungan dan risiko memiliki hubungan yang
linier. Bahwa perusahaan menghadapi risiko yang tinggi dalam mengelola operasionalnya
dan keuntungan yang tinggi dianggap sebagai kompensasi atas resiko tersebut.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas peneliti bermaksud ingin
melaksanakan penelitian yang berjudul: “Pengujian Anomali Profitabilitas Menggunakan
CAPM (Capital Asset Pricing Model) Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia”.
2. ANOMALI PROFITABILITAS
Anomali profitabilitas terjadi ketika suatu perusahaan dengan profit yang tinggi,
diikuti dengan pembayaran dividen yang tinggi, perusahaan bertujuan memberikan sinyal
kepada pasar bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi prima atau dengan kata lain

perusahaan tersebut mapan. Akan tetapi ketika perusahaan bertujuan memberikan sinyal
tersebut, investor tidak dapat memahami atau informasi tersebut tidak sepenuhnya dapat di
apresiasi oleh investor.
Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Haugen dan Baker (1996) menemukan
bahwa perusahaan dengan profit yang tinggi dan membayarkan dividen yang tinggi memiliki
tingkat expected return lebih besar. Penelitian tersebut menggunakan variabel risk factors,
liquidity factors, factors indicating price level, factors indicating growth potentials, technical
factors, sector variables dan menemukan bahwa perusahaan dengan sistem manajemen dan

kontrol yang baik memiliki expected return lebih besar.

4

Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Logue (1972) menemukan bahwa
investor lebih tertarik memilih pembayaran dividen dari pada memilih return yang ada pada
harga saham yang tinggi, dapat dikatakan bahwa ini adalah sebagai indikator terjadinya
anomali profitabilitas, yaitu ketika investor menganggap bahwa perusahaan dengan dividen
yang tinggi akan kurang berisiko, yang ditunjukkan pada hubungan negatif dividen dan beta
saham.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Beaver (1973) menemukan bahwa

perusahaan yang termasuk pada perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar
dengan membayarkan dividen yang rendah, akan lebih berisiko. Karena investor mempunyai
persepsi bahwa dividen yang dibayarkan menunjukkan tingkat efektivitas manajemen
perusahaan dalam menghasilkan laba.
Maka dari penelitian-penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa jika suatu perusahaan
relatif lebih menguntungkan atau tingkat profitabilitasnya cenderung selalu berada di posisi
stabil (constant growth) maka investor cenderung menganggap perusahaan tersebut relatif
kurang berisiko, hal ini yang membuktikan bahwa terjadinya anomali profitabilitas.

2.1

Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividen
Bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis

profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar
akan diterima dalam bentuk dividen. Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap
kebijakan dividen karena dividen adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena
itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan
setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak.

Penelitian Siti Rezki (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kebijakan dividen karena profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dan dividen akan dibagi apabila perusahaan tersebut
memperoleh laba. Dari laba setelah pajak tersebut sebagian dibagikan sebagai dividen kepada
para pemegang saham dan sebagian lain ditahan di perusahaan (laba ditahan).

2.2

Pengaruh Dividen terhadap Beta
Brigham dan Gapenski (1999) dalam Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:125)

menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua
dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan cadangan

5

akan terabaikan. Sebaliknya apabila laba akan ditahan semua, maka kepentingan pemegang
saham akan uang kas akan terabaikan. Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh
perilaku investor yang lebih memilih dividen tinggi yang mengakibatkan retained earning
menjadi rendah.


Profitabilitas

Dividen

Dividen

Beta saham

3. METODE PENELITIAN
Untuk menguji hubungan profitabilitas terhadap dividen, menggunakan regresi OLS
(Ordinary Least Square), dimana pada persamaan pertama profitabilitas sebagai variabel

independen dan dividen sebagai variabel dependen. Adapun persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

� 1


=

+



� 1

= dividend payout



= profit saham i pada periode t

��

+ �� …………… persamaan 1

= konstanta


= error term

Langkah selanjutnya menghitung beta, yaitu merupakan hasil regresi antara return

perusahaan yang dihitung dari perubahan harga saham pada akhir bulan dengan perubahan
harga pasar yang dihitung dari perubahan IHSG akhir bulan. Beta perubahan harga pasar
yang dihitung dari perubahan IHSG akhir bulan. Beta saham sebagai variabel dependen

6

diukur menggunakan model pasar dengan persamaan (Elton, Edwin dan Gruber, et al
2003:106):
�� =

i

+

� Rm

+ ��

Dimana:
�� : return sekuritas i






: bagian sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

: ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar
: return indeks pasar

�� : kesalahan residual

Kemudian menguji eksistensi anomali profitabilitas, pada persamaan kedua yaitu
dividen sebagai variabel independen dan beta sebagai variabel dependen, pengolahan data
persamaan regresi akan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), dilakukan
dengan software statistik Eviews. Adapun persamaan regresi yang digunakan sebagai
berikut:

Dimana:

� 2=

+

� 2

: beta saham i pada periode t



: dividen saham i pada periode t

��

: konstanta

: error term



+ �� ……………

persamaan 2

7

3.1

Operasional Variabel
1. Profitabilitas diproksikan dengan ROI
Return On Assets (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa

dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sehingga
dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan. alasannya
digunakan ROI dalam penelitian ini yaitu berdasarkan kerangka dasar penyusunan
dan penyajian laporan keuangan pada Standar Akuntansi Keuangan (2004:17)
paragraf 69 yang menyatakan bahwa:
“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja
atau sebagai dasar ukuran yang lain seperti imbalan investasi (ROI). ”
Return On Investment (ROI) merupakan perbandingan laba dengan investasi

yang digunakan untuk menghasilkan laba (Mulyadi,

2000:57). Maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat pengembalian investasi (ROI) biasanya digunakan sebagai
dasar dari keputusan investasi keuangan. Investor dapat melihat investasi yang
potensial dengan membandingkan antara keuntungan dan kerugian investasi.
ROI secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
ROI =

Earning After Tax
� � �

Keterangan:
EAT

: Laba bersih setelah pajak

Total Asset

: Total aset perusahaan pada periode laporan akhir tahun

2. Dividen
Dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai
dengan proporsi mereka dan jenis modal tertentu (Brigham and Houston, 2010:172)
Dividen dirumuskan sebagai berikut:
Dividend Payout Ratio =

���


� �

ℎ�

ℎ�

8

3. Beta
Beta saham sebagai variabel dependen diukur dengan menggunakan model
pasar dengan persamaan (Elton, 2003):

Dimana:

�� =

i

+

� Rm

+ ��

�� : return sekuritas i






: bagian sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar

: ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar
: return indeks pasar (market return)

�� : error term
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Pengujian Regresi Ordinary Least Square
Regresi Ordinary Least Square bertujuan untuk melihat pengaruh dari variabel

indepenen terhadap variabel dependen dengan didasarkan kepada kriteria jumlah minimum
kuadrat terkecil dari deviasi titik-titik observasi. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah profitabilitas, sedangkan variabel dependen yaitu dividen. Regresi linear dilakukan
dengan metode Ordinary Least Square melalui bantuan software Eviews sehingga dapat
melihat pengaruh variabel independen profitabilitas terhadap variabel dependen dividen.
Regresi Ordinary Least Square (OLS) pada persamaan pertama menunjukkan hasil
sebagai berikut ini.

Tabel 4.1
Hasil Pengujian Regresi Ordinary Least Square Persamaan Pertama
Dependent Variable: DPR
Method: Least Squares
Date: 12/16/14 Time: 15:25
Sample: 1 150
Included observations: 150

9
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

ROI

0.207058

0.050618

4.090578

0.0001

C

0.163849

0.019557

8.378226

0.0000

R-squared

0.101576

Mean dependent var

0.232465

Adjusted R-squared

0.095505

S.D. dependent var

0.129478

S.E. of regression

0.123140

Akaike info criterion

-1.337752

Sum squared resid

2.244180

Schwarz criterion

-1.297610

Log likelihood

102.3314

Hannan-Quinn criter.

-1.321443

F-statistic

16.73283

Durbin-Watson stat

Prob(F-statistic)

0.000070

1.263730

Sumber: Data diolah (2014)
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, didapatkanlah persamaan regresi sebagai
berikut.
1

= 0.163849 + 0.207058

1

Dimana:
1

= Dividen perusahaan

1=

Return on Investment (ROI) perusahaan

Interpretasi model:
1. Konstanta bernilai 0.163849. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh
variabel independen yaitu profitabilitas maka nilai dividen akan tetap sebesar
0.163849.
2. Variabel profitabilitas bernilai 0.207058. Hal ini menunjukkan bahwa jika
profitabilitas meningkat 1% maka perubahan dividen akan bertambah sebesar
0.207058.
Dari hasil persamaan regresi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas memiliki
pengaruh secara positif dan signifikan terhadap dividen. Artinya bahwa perusahaan yang
memiliki profit yang tinggi akan diikuti dengan pembayaran dividen yang tinggi.
Regresi Ordinary Least Square (OLS) pada persamaan kedua menunjukkan hasil
sebagai berikut ini.

10

Tabel 4.2
Hasil Pengujian Regresi Ordinary Least Square Persamaan Kedua
Dependent Variable: BETA
Method: Least Squares
Date: 12/21/14 Time: 01:42
Sample: 1 150
Included observations: 150
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

DPR

-0.290734

0.531691

-0.546809

0.5853

C

0.698927

0.256353

2.726426

0.0072

R-squared

0.002016

Mean dependent var

0.564927

-0.004727

S.D. dependent var

0.919529

S.E. of regression

0.921700

Akaike info criterion

2.688049

Sum squared resid

125.7305

Schwarz criterion

2.728191

Hannan-Quinn criter.

2.704358

Durbin-Watson stat

2.034453

Adjusted R-squared

Log likelihood

-199.6037

F-statistic

0.299000

Prob(F-statistic)

0.585334

Sumber: Data diolah (2014)
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, didapatkanlah persamaan regresi sebagai
berikut.
1

Dimana:
1

= 0.698927 − 0.290734

1

= Beta

1=

Dividen perusahaan

1. Konstanta bernilai 0.698927. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh
variabel independen yaitu dividen maka nilai beta akan tetap sebesar − 0.290734.

2. Variabel dividen bernilai − 0.290734. Hal ini menunjukkan bahwa jika dividen
meningkat 1% maka perubahan beta akan berkurang sebesar − 0.290734.

Hasil persamaan regresi dapat disimpulkan bahwa dividen memiliki pengaruh negatif
terhadap beta tetapi tidak secara signifikan. Hal ini menunjukkan secara teoritis bahwa
semakin tinggi dividen yang dibayarkan, akan mempengaruhi risiko beta menjadi semakin
rendah. Dalam hal ini risiko beta yang tidak signifikan membuktikan bahwa beta tidak dapat
menjelaskan secara optimal risiko fundamental perusahaan.

11

4.2 Hasil Pengujian Statistik
4.2.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya untuk menguji pengaruh variabel profitabilitas terhadap dividen.
Untuk melakukan pengujian, dengan tingkat keyakinan yang dipilih adalah 95% dan error
term sebesar 5%. Sehingga apabila p-value



lebih kecil daripada 0.05 maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial.
Pada tabel 4.7 diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap dividen dengan p-value



= 0.0001 > 0.05. Dengan demikian hipotesis

null satu (��1 ) dapat diterima, yang menyatakan bahwa profitabilias berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen.
Pada tabel 4.8 diperoleh hasil bahwa variabel dividen berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap beta dengan p-value



= 0.5853 > 0.05. Dengan demikian hasil ini

mendukung hipotesis kedua (��2 ) yang menyatakan bahwa dividen berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap beta.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dividen. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajanthan (2013)
didukung oleh Rini (2009) yang menemukan bahwa profitabilitas sangat berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap dividen.
2. Dividen berpengaruh secara negatif terhadap beta. Hasil penelitian ini konsitsten
dengan penelitian Mehdi (2010) dan Yuliane (2012) yang menemukan bahwa dividen
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap beta. Selain itu penelitian ini
sejalan dengan Sehgal (2012) yang menunjukkan profitabilitas berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap dividen dari segi fundamental perusahaan, dan dividen
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap beta, membuktikan bahwa
terjadinya anomali profitabilitas.

12

DAFTAR PUSTAKA
Agyei, Samuel Kwaku dan Edward Marfo-Yiadom (2011). Dividend Policy and Bank
Performance in Ghana. International Journal of Economics and Finance. Vol. 3,
No. 4, p. 203-207
Ajija, R., Shochrul, Dyah W. Sari, Rahmat H. Setianto, Martha R. Primanti. (2011). Cara
Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat
Ajanthan, A. (2013). The Relationship Beetween Dividend Payout and Firm Profitability: A
Study of Listed Hotels and Restaurant Companies in Sri Lanka. International
Journal of Scientific and Research Publications. Vol. 3, No. 6
Anita Roosmalina Matusin, dan Amalia Pamela (2014). The Effect Of Cash Flow
Uncertainty, Contributed Capital Mix, And Investment Opportunities To Dividend
Policy On Indonesian Companies. The 2 IBEA – International Conference on
Business, Economics and Accounting
Artmann, S, Finter dan Kempf, A (2011). Determinants of expected stock returns:large
sample evidence from the German market. CFR working paper , p. 10-01
Asnawi, Kelana, Said. Chandra Wijaya. (2005). Riset Keuangan: Pengujian-pengujian
Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Bambang Riyanto (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketujuh, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Beaver, W., Kettler, P., dan Scholes, M (1970). Marketing and accounting determined risks.
The accounting review, p. 654-682
Botazzi, Giulio dan Federico Tamagni (2006). Productivity, Profitability and Financial
Fragility: Evidence from Italian Business Firms. Paper rewiew, p. 1-33
Brigham, Eugene. F dan Joel F. Houston (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
11. Jakarta: Salemba Empat

Brigham, Eugene, F. & Gapenski, Louise, C. (2000). Financial Management Theory &
Practice (edisi 6). The Dryden Press Internasional Edition
Chandra, Yuliane Ade (2012). Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Beta Saham (Studi
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universtitas Brawijaya. Malang
Charles, Yegon. (2014). Effect of Dividend Policy on Firm’s Financial Performance:
Econometric Analysis of Listed Manufacturing Firms in Kenya. Journal of
Finance and Accounting. No. 12, Vol. 5, p.136-144
Cohen, B. Randolph, Paul A. Gompers dan Tuomo Vuolteenaho (2002). Who underreacts to
cash-flow news? Evidence from trading between individuals and intitutions.
Journal of Financial Economics, Vol. 66, p. 409-462

13

Elton, Edwin J. dan Martin J. Grubber. (2003). Modern Portfolio: Theory and Investment
Analysis 5 ℎ Edition. New York : John Wiley & Sons Inc.
Fama, Eugene F. dan French, Kenneth R (2008). Dissecting Anomalies. Journal of Finance,
Vol 63, No. 4, p. 1653-1677
Fama, Eugene F. dan French, Kenneth R (2004). Capital Assets Pricing Model: Theory and
Evidence, Journal of Economics Perspective, Vol. 18, No. 3, p. 25-46
Fitzpatrick, J dan Ogden J (2009). Do asset pricing anomalies have a common link? Optimal
investment and financing policy. Journal of finance, Vol. 1, p. 1-53
Gitman, Lawrence J. (2003), Principles of Managerial Finance 10th edition , USA: Addison
Wesley.
Gu, Zheng dan Hynjoon Kim (2002). Determinants of Restauran Systematic Risks: A
Reexamination. The journal of Hospitality Financial Management. Vol. 10, No. 1,
p. 2-13
Gordon, Myron, and Lintner, J., (1963). Optimal Investment and Financing Policy, Journal of
Finance, Vol.18. No. 2. p. 264-272
Gujarati, Damodar N. (2004). Basic Econometrics, Fourth Edition. Tata Mc Graw-Hill. New
Delhi.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang :
Badan Penerbit Undip
Hanafi, Mahmud M. (2008). Manajemen Keuangan Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE
Hartono, Jogiyanto, (2010), Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam,
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Haugen, R. A dan Nardin, L. Baker (1996). Commonality in the determinants of expected
stock. Journal of Financial Economics, Vol. 41, p. 401-439
Hayashi, Fumio. (2000). e-book “Econometrics”. New Jersey: Princeton University Press
Hermuningsih, Sri. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal
terdahap Nilai Perusahaan pada Perusahaan publik di Indonesia. Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan
Hensen, E., Bruce. (2013). e-book “Econometrics”. University of Wisconsin Press
Horne, James C.Van dan Wachowicz, John M., (2009). Prinsip-prinsip Manejemen
Keuangan 2, Edisi 12 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat
John, K., dan William, J. (1985). Dividends, dilution and taxes: a signalling equilibrium. The
journal of finance, Vol. 40, No. 4, p. 1053-1070

14

Junaidi, M. Iqbal dan Syeh Zulfiqar Ali Shah (2012). Determinants of Systemtic Risk. The
journal of Commerce, Vol. 4, No.1, p. 47-56
Kasmir (2008). Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali

Lind, Marchal, Wathen. (2008). Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi:
Menggunakan Kelompok Data Global Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat
Logue D. E., dan Merville L. J. (1972). Financial polity and market expectations. Financial
Management, No. I, Vol. 3
Mansor, Isa. (2012). Dividen Changes and Future Profitability: Evidence from Malaysia.
Asian Academy Management Journal of Accounting and Finance. No. 3, Vol. 8, p.
93-110
Mehdi, Moradi. (2010). Factors Affecting Dividend Policy: Empirical Evidence of Iran.
Journal of finance and accounting. No. 4, Vol. 1
Prasetyo, Hari (2006). Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return, Abnormal
Return, dan Volatilitas Return Saham. Tesis Universitas Diponegoro. Semarang
Rini, Dwiyani Hadiwidjaja. (2009). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol.
5, No. 2
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali ,(2010), Manajemen Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana Media
Ross, Westerfield, Jordan. 2008. Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance
Fudamental), Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat
Schwert, W. G. (2003). Anomalies and market efficiency. In Contantinides, M. Harris and R.
Stultz, Handbook of the economics of finance, p. 939-947
Siti Rezki (2012). Pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
2008-2011. Tesis UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
Suliyanto, (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
Andi
Sutrisno, (2000). Manajemen Keuangan.. Yogyakarta: Ekonosia
Skousen, K. Fred Earl K. Stice, dan James D. Stice. (2004). Akuntansi Intermediate, Edisi
Lima Belas, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat
Sehgal, Sanjay (2012). An Empirical Investigation of the Profitabillity Anomaly in the Indian
Stock Market. Asian Journal of Finance & Accounting, Vol. 4 No. 2; p. 347-361
Setyawardhana, Rama (2005). Efek Bulan Perdagangan pada Varians Harga Index Saham
Utama Asia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5 No. 2; p. 197-210

15

Suad Husnan. (2005). Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Tandelilin. (2003). Portofolio dan Investasi (edisi pertama). Yogyakarta: Staf akademik
Universitas Gajah Mada
Trisnadewi, Mariana (2012). Analisis Pengaruh Risiko Pasar, Size, Book to Market, dan
Momentum terhadap Keputusan Investor di Bursa Efek Indonesia (Studi kasus
pada perusahaan non perbankan yang termasuk dalam Indeks LQ-45 periode 20072010. Tesis Universitas Diponegoro. Semarang
Warsono, (2003), Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid Satu, edisi ketiga Jakarta: Bayu
Media
William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, dan Jeffrey V. Bailey, (2005). Investasi, Edisi
Bahasa Indonesia, Jakarta: Prenhallindo