PELAKSANAAN DAN KONTRIBUSI JASA PELAYANAN PENGUJIAN LABORATORIUM TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Penelitian pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung)

(1)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION AND TESTING LABORATORY SERVICES CONTRIBUTION OF LOCAL REVENUE (PAD)

(Research on UPTD Testing Center / Laboratory Highways Agency Lampung Province)

By

Boy Aristha Febriyantara

Law No. 12 of 2008 in lieu of Law No. 32 of 2004 on Local Government Explained that the development of Autonomous District / City held with regard to the potential and regional diversity. Local Government is expected to perform well the financial presentation. Which is still a problem is still lack the ability to maximize the potential of the region in The terrain, so the revenue (PAD) was not optimal. But as time goes by Local Government continues to explore and develop the potential of dimilkinya, Local Government also continues to improve service to the community so that the regional government can maximize the use of revenue from Levy kind of wealth in particular regions levy Laboratory Testing Services in UPTD Testing Center / Laboratory of the Department of Highways Lampung Province to Stake holder. Where Local Government, allocate some kind of public service in order to maximize the collection of levies on the laboratory testing services. problems experienced UPTD Testing Center / Laboratory Department of Highways Lampung, in this study, namely in terms of the implementation of the Testing Laboratory that is not in accordance with the principles of the existing pelayanaan and levy contributions from laboratory testing services are still very low.

This study aims to look Implementation and Testing Laboratory Services Contributions to revenue (PAD) with the intention that the regional government can maximize the revenue sources of revenue as well as the implementation of


(2)

laboratory testing services and the implementation of the fee collection process. While research method using descriptive method is a method in researching the status of human groups, an object, a set of conditions, a system of thought or a class of events in the present

The results showed that the flow of execution of laboratory testing services that exist are in accordance with the recommendations given PUSLITBANG and Research and the Ministry of Works, but in reality testing service implementation does not run in accordance with existing regulations. While the process of implementation, collection and remittance of fees from services Laboratory Testing Services in accordance with the Lampung Governor Regulation No. 35 Year 2011 on the Implementation Guidelines Lampung Provincial Regulation No. 3 of 2011 on regional levies


(3)

ABSTRAK

PELAKSANAAN DAN KONTRIBUSI JASA PELAYANAN PENGUJIAN LABORATORIUM TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Penelitian pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung)

Oleh

Boy Aristha Febriyantara

Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa pengembangan Otonomi Daerah Kabupaten / Kota diselenggarakan dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman Daerah. Pemerintah Daerah diharapkan dapat melakukan penyajian keuangan dengan baik. Yang masih menjadi permasalahan adalah masih kurangnya kemampuan Daerah dalam memaksimalkan potensi Daerahnya, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak maksimal. Akan tetapi seiring berjalannya waktu Pemerintah Daerah terus menggali dan mengembangkan potensi yang dimilkinya, Pemerintah Daerah juga terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakatnya sehingga Pemerintah Daerah dapat memaksimalkan pendapatan khususnya dari jenis Retribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium kepada masyarakat. Dimana Pemerintah Daerah mengalokasikan beberapa jenis pelayanan publiknya untuk dapat melakukan pemungutan retribusi atas jasa pelayanan tersebut.


(4)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pelaksanaan dan Kontribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan maksud agar Pemerintah Daerah dapat memaksimalkan sumber penerimaan PAD serta pelaksanaan jasa pelayanan pengujian laboratorium dan pelaksanaan dalam proses pemungutan retribusi tersebut. Sedangkan metode penelitian menggunakan metode Deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa alur pelaksanaan jasa pelayanan pengujian laboratorium yang ada sudah sesuai dengan rekomendasi yang diberikan PUSLITBANG dan BALITBANG Kementerian Pekerjaan, namun dalam realitasnya pelaksanaan pelayanan pengujian tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada. Sedangkan proses pelaksanaan, pemungutan dan penyetoran retribusi dari jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium sesuai dengan Peraturan Gubernur Lampung Nomor : 35 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah.


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Kegunaan Penelitian ...6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kontribusi ...7

1. Konsep Kontribusi ...7

2. Jenis Kontribusi ...8

B. Tinjauan Jasa Pelayanan ...9

1. Pengertian Jasa Pelayanan ...9

2. Standar Pelayanan ...10

3. Proses Pelayanan ...10

4. Prinsip Pelayanan ...11

5. Jenis Pengujian Laboratorium ...12

6. Parameter Pengujian Laboratorium ...13

C. Sumber-sumber Pendapatan Daerah ...16

D. Tinjauan Retribusi Daerah ...17

1. Pengertian Retribusi Daerah ...17

2. Jenis Retribusi Daerah ...18

3. Ciri-ciri Retribusi Daerah ...20

4. Subyek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ...20

5. Obyek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ...20


(14)

E. Kerangka Pikir ...22

III. METODELOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian ...25

B. Fokus Penelitian ...26

C. Lokasi Penelitian ...27

D. Jenis dan Sumber Data ...28

1. Jenis Data ...28

2. Sumber Data...28

E. Tehnik Pengumpulan Data ...29

1. Observasi ...29

2. Interview ...31

3. Dokumentasi ...32

F. Tehnik Pengolahan Data ...33

1. Editing ...33

2. Klasifikasi ...33

3. Interpretasi ...34

E. Analisis Data ...34

IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat UPTD Balai Pengujian / Laboratorium ...38

1. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) UPTD ...39

2. Struktur Organisasi UPTD ...39

3. Perkembangan Kepala UPTD ...44

4. Tenaga Personil UPTD ...44

5. Kegiatan-Kegiatan UPTD ...45

6. Peralatan dan Perlengkapan UPTD ...46

7. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) UPTD ...47

8. Persaingan Jasa Pelayanan Diantara Instansi Pelayanan Sejenis ...48


(15)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Proses Jasa Pelayanan Pengujian Belum Berjalan Sesuai

Dengan Rekomendasi Puslitbang dan Balitbang Kementerian PU ...52

B. Pelaksanaan Proses Pemungutan Retribusi Jasa Pelayanan Pengujian Sudah Sesuai Dengan Peraturan Gubernur Lampung ...54

C. Besaran Kontribusi Retribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium ....57

D. Besaran Pertumbuhan dari Realisasi Retribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung ...60

E. Potensi Yang Ada ...65

1. Keadaan Sekarang ...65

2. Keadaan Mendatang ...73

F. Upaya Yang Dilakukan ...75

G. Unsur-unsur Pengelolaan ...84

1. Perencanaan ...85

2. Pelaksanaan ...87

3. Pengawasan ...88

VI. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ...89

B. Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Target dan Realisasi Retribusi Pengujian Laboratorium ...4 2. Kontribusi Retribusi Pengujian Laboratorium terhadap PAD ...54 3. Realisasi Pertumbuhan Retribusi Pengujian Laboratorium dan Realisasi


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Bagan Kerangka Pikir ...24 2. Struktur Organisasi dan Personalia Inti UPTD ...43 3. Bagan Alir Proses Pelaksanaan Pengujian ...50


(18)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Disamping itu, perlu diperhatikan pula peluang dan tantangan dalam persaingan global dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu menjalankan perannya tersebut, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan


(19)

2

otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Konsep dasar otonomi daerah adalah memberikan wewenang pada daerah untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerahnya masing-masing sesuai dengan apa yang mereka kehendaki dan pemerintah pusat akan membantu dan memelihara kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin dilaksanakan di daerah (Suparmoko, 2002:9).

Hak otonomi daerah diwujudkan dalam Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2004 yang telah direvisi menjadi Undang-undang Nomor : 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa otonomi daerah merupakan kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan sehingga pemerintah daerah dapat mengatur rumah tangga daerahnya sendiri dengan sebaik-baiknya. Pemerintah daerah juga diwajibkan untuk menggali berbagai sumber-sumber keuangan sendiri berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku.

Salah satu unsur pokok dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah kemandirian daerah melalui dukungan kemampuan keuangan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keuangan daerah sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri (Ibnu Syamsi, 1994:221).


(20)

3

Menurut Undang-undang Nomor : 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, mengapa pajak daerah dan retribusi daerah diperlukan pengelolaan yang baik karena merupakan salah satu sumber pendapatan daerah dan menjadi sumber pendanaan yang penting bagi daerah dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan. Dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah, harus dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah dan disesuaikan dengan kebijakan otonomi daerah.

Dari sumber keuangan daerah tersebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sumber keuangan yang dianggap paling potensial bagi daerah dalam melaksanakan otonomi dan sumber penerimaan PAD dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sektor yang paling potensial untuk ditingkatkan. Berdasarkan hal tersebut diatas, sangat menarik untuk dapat kita kaji lebih dalam mengenai pajak daerah dan retribusi daerah tersebut.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan serta mengelola sumber-sumber keuangan daerahnya sendiri. Besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat menentukan tingkat perkembangan otonomi suatu daerah. Semakin besar jumlah penerimaan PAD berarti semakin besar pula kesempatan daerah tersebut untuk mengadakan perkembangan dan pembangunan daerah menuju penyelenggaraan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab.


(21)

4

Hal ini dapat kita lihat pada tabel dibawah ini yang mana target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

Tabel I : Target dan Realisasi PAD Provinsi Lampung Tahun 2009 – 2013.

No Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Pencapaian (%) 1 2009 812.086.712.989,00 887.877.189.449,12 109,33

2 2010 1.020.250.461.479,00 1.140.983.979.125,43 111,83

3 2011 1.271.960.066.926,50 1.403.505.997.340,66 110,34

4 2012 1.874.304.393.900,78 1.706.131.403.523,60 91,03

5 2013 2.183.413.478.756,32 1.782.079.943.202,59 81,62

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2014.

Dari Tabel I terlihat bahwa Pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami naik

turun. Pada tahun 2009 target PAD yang dibebankan sebesar Rp. 812.086.712.989,00 terealisasi sebesar Rp. 887.877.189.449,12 atau

mencapai 109,33%. Kemudian pada tahun 2010 target PAD mengalami peningkatan menjadi Rp. 1.020.250.461.479,00 realisasi Rp. 1.140.983.979.125,43 dengan pencapaian 111,83%. Sedangkan di tahun 2011

target sebesar Rp. 1.271.960.066.926,50 realisasi sejumlah Rp. 1.403.505.997.340,66 setara dengan 110,34%. Di tahun 2012 target PAD


(22)

5

teralisasi penuh hanya menembus angka Rp. 1.706.131.403.523,60 dengan

persentase 91,03%. Tahun 2013 kembali target dinaikan mencapai Rp. 2.183,413.478.756,32 realisasi PAD kembali tidak terpenuhi yaitu

sebesar Rp. 1.782.079.943.202,59 dengan pencapaian 81,62%.

Ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu penerimaan dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain PAD Yang Sah. Namun dari keempat jenis penerimaan tersebut yang sangat berpotensi untuk dapat dikembangkan oleh Daerah yaitu penerimaan dari sektor Retribusi Daerah. Berikut ini dapat kita lihat Target dan Realisasi PAD dari penerimaan Retribusi Daerah.

Tabel II : Target dan Realisasi dari Penerimaan Retribusi Daerah di Provinsi Lampung Tahun 2009 – 2013.

No Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Pencapaian (%) 1 2009 76.393.766.500,00 83.992.026.667,85 109,95

2 2010 6.131.012.500,00 7.012.559.502,00 114,38

3 2011 7.699.962.500,00 8.731.829.812,00 113,40

4 2012 7.535.420.164,00 8.190.683.392,00 108,70

5 2013 8.339.099.000,00 10.070.270.933,05 120,76

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2014.

Dari Tabel II ini dapat kita lihat bahwa Pencapaian PAD dari sektor penerimaan Retribusi Daerah di Provinsi Lampung dalam kurun waktu sejak


(23)

6

tahun 2009 sampai tahun 2013 selalu mencapai target yang telah ditentukan. Di tahun 2009 target PAD sebesar Rp. 76.393.766.500,00 terealisasi sebesar Rp. 83.992.026.667,85 atau mencapai 109,95%. Pada tahun 2010 target PAD

mengalami penurunan menjadi Rp. 6.131.012.500,00 realisasi Rp. 7.012.559.502,00 dengan pencapaian 114,38%. Sedangkan di tahun 2011

target naik menjadi Rp. 7.699.962.500,00 realisasi sejumlah Rp. 8.731.829.812,00 setara dengan 113,40%. Tahun 2012 target PAD

diturunkan menjadi Rp. 7.535.420.164,00 teralisasi sebesar Rp. 8.190.683.392,00 dengan persentase 108,70%. Tahun 2013 kembali target

dinaikan mencapai Rp. 8,339.099.000,00 terealisasi sejumlah Rp. 10.070.270.933,05 dengan pencapaian 120,76%.

Jenis Retribusi Daerah tergolong menjadi 3 (tiga) macam, diantaranya Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. Diantara ketiga macam jenis Retribusi Daerah tersebut yang berpotensi untuk mendapatkan keuntungan bagi Daerah karena menganut prinsip-prinsip komersial adalah Retribusi Jasa Usaha. Dapat kita lihat target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Retribusi Jasa Usaha sebagai berikut :

Tabel III : Target dan Realisasi dari Penerimaan Retribusi Jasa Usaha di Provinsi Lampung Tahun 2009 – 2013.

No Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Pencapaian (%) 1 2009 5.436.000.000,00 7.202.300.656,00 132,49


(24)

7

3 2011 6.389.252.000,00 7.195.997.512,00 112,63

4 2012 6.012.614.814,00 6.316.906.492,00 105,06

5 2013 6.692.599.000,00 7.665.727.284,05 114,54

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2014.

Berdasarkan Tabel III diatas dapat kita lihat bahwa Pencapaian PAD dari sektor penerimaan Retribusi Jasa Usaha di Provinsi Lampung dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 selalu memenuhi target yang telah dibebankan. Tahun 2009 dari target sebesar Rp. 5.436.000.000,00 terealisasi sebesar Rp. 7.202.300.656,00 atau mencapai 132,49%. Pada tahun 2010 target PAD mengalami penurunan sekitar Rp. 4.756.702.000,00 realisasi PAD sebesar Rp. 5.249.642.952,00 dengan pencapaian 110,36%. Sedangkan di tahun 2011

target naik menjadi Rp. 6.389.252.000,00 terealisasi sejumlah Rp. 7.195.997.512,00 pencapaian sekitar 112,63%. Di tahun 2012 target PAD

diturunkan kembali ke angka Rp. 6.012.614.814,00 teralisasi sebesar Rp. 6.316.906.492,00 dengan persentase 105,06%. Dan tahun 2013 kembali

target dinaikan menjadi Rp. 6,692.599.000,00 terealisasi sejumlah Rp. 7.665.727.284,05 dengan pencapaian 114,54%.

Salah satu upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang paling potensial dapat ditingkatkan yaitu Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang mana retribusi ini dipungut atas pelayanan dan penggunaan serta pemanfaatan barang-barang atau fasilitas- fasilitas yang dimiliki Pemerintah Daerah guna pembangunan daerah tersebut. Retribusi Pemakaian Kekayaan


(25)

8

Daerah ini meliputi sewa tanah dan bangunan, sewa alat-alat berat, sewa rumah dinas, sewa laboratorium, tempat olah raga, dan sebagainya. Dalam 5 (lima) tahun terakhir target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dapat kita lihat pada tabel berikut :

Tabel IV : Target dan Realisasi PAD dari Penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah di Provinsi Lampung Tahun 2009 – 2013.

No Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Pencapaian (%) 1 2009 4.794.664.000,- 6.343.816.480,- 132,31

2 2010 4.112.726.000,- 3.781.721.112,- 91,95

3 2011 5.474.564.500,- 6.190.268.362,- 113,07

4 2012 4.474.416.814,- 5.045.151.517,- 112,76

5 2013 4.629.226.000,- 6.069.889.399,- 131,12

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2014.

Dari Tabel IV dapat kita lihat bahwa target PAD dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada tahun 2009 sebesar Rp. 4.794.664.000,- realisasi sebesar Rp. 6.343.816.480,- dengan pencapaian 132,31%. Di tahun 2010 target PAD mengalami penurunan menjadi Rp. 4.112.726.000,- yang mengakibatkan realisasi pun tidak tercapai yaitu hanya Rp. 3.781.721.112,- sekitar 91,95%. Tahun 2011 target PAD menembus angka Rp. 5.474.564.500,- dengan realisasi Rp. 6.190.268.362,- mencapai 113,07%. Kemudian di tahun 2012 target diturunkan kembali Rp. 4.474.416.814,- terealisasi sebesar


(26)

9

Rp. 5.045.151.517,- dengan pencapaian 112,76%. Sedangkan di tahun 2013 di

targetkan sebesar Rp. 4.629.226.000,- terealisasi mencapai angka Rp. 6.069.889.399,- mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar

131,12%.

UPTD Balai Pengujian / Laboratorium sebagai salah satu sub unit satuan kerja dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai kontribusi dalam memenuhi target yang dibebankan oleh Pemerintah Daerah kepada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, dan khususnya UPTD Balai Pengujian / Laboratorium yang salah satunya melalui sektor sewa laboratorium atau jasa pelayanan pengujian laboratorium. Dalam 5 (lima) tahun terakhir target yang dibebankan kepada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dari sewa laboratorium atau jasa pelayanan pengujian laboratorium terus meningkat sehingga realisasinya pun diwajibkan harus melampaui target yang telah ditentukan. Kondisi ini dapat kita lihat pada tabel berikut dibawah ini :

Tabel V : Target dan Realisasi PAD dari Penerimaan Retribusi Pengujian Laboratorium pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Tahun 2009 – 2013.

No Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Pencapaian (%) 1 2009 23.000.000,- 23.723.600,- 103,15

2 2010 23.000.000,- 44.827.100,- 194,90


(27)

10

4 2012 43.856.200,- 207.370.300,- 472,84

5 2013 125.000.000,- 199.347.800,- 159,48

Sumber : UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, 2014.

Dari Tabel V terlihat bahwa pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013 setiap tahunnya selalu melampaui target yang telah ditentukan. Pada tahun 2009, 2010 dan 2011 target yang dibebankan sebesar Rp. 23.000.000,- realisasi PAD tahun 2009 sebesar Rp. 23.723.600,- atau sebesar 103,15%. Kemudian pada tahun 2010 realisasi PAD mengalami peningkatan sebesar Rp. 44.827.100,- dengan pencapaian 194,90%. Sedangkan di tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup tajam yaitu realisasi sebesar Rp. 118.723.100,- setara dengan 516,19%. Di tahun 2012 target PAD ditingkatkan menjadi Rp. 43.856.200,- realisasi mencapai Rp. 207.370.300,- dengan persentase 472,84. Tahun 2013 kembali target dinaikan menjadi Rp. 125.000.000,- realisasi sebesar Rp. 199.347.800,- dengan pencapaian 159,48%.

Dari uraian diatas, bahwa retribusi dari jasa pelayanan Pengujian Laboratorium yang merupakan salah satu item yang menunjang dari sektor penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sangat erat kaitannya dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), oleh karena itu penulis mengambil judul “Kontribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium terhadap Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada UPTD


(28)

11

Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung” dengan mencoba melakukan fokus penelitian dan pengkajian yaitu Seberapa Besar Kontribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium Terhadap Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dengan data-data dan informasi yang penulis dapatkan dari nara sumber di Dinas / Instansi terkait.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa Seberapa Besar Kontribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium terhadap Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada UPTD Balai Pengujian Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Seberapa Besar Kontribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium Terhadap Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan, sumber informasi dan bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang tertarik dengan kontribusi jasa pelayanan pengujian laboratorium terhadap retribusi pemakaian kekayaan daerah.


(29)

12

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan dapat memberikan keterangan bagi dinas / instansi maupun pihak lain yang terkait guna bahan evaluasi untuk pengembangan dan penyempurnaan penelitian ini di masa yang akan datang.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kontribusi 1. Konsep Kontribusi

Kontribusi berdasarkan sifatnya adalah kata benda yang mewakili sesuatu hal, bisa berupa sumbangan atau sumbangsih akan suatu hal yang lain. Jika dalam sebuah kegiatan berorganisasi atau perkumpulan, Kontribusi bisa di artikan sebagai uang iuran atau uang sumbangan para anggota kepada organisasi tersebut. Tapi jika kata kontribusi di definisikan di dalam lingkungan kerja bisa bermakna sebagai bentuk sumbangan atau karya nyata yang berdampak langsung terhadap alur atau deskripsi pekerjaan tersebut.

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga


(31)

14

berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya (Anne Ahira, 2012).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kontribusi adalah sumbangan. Sedangkan menurut Kamus Ekonomi (T. Guritno, 1992:76), Kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya / kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi yang dimaksud dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh penerimaan dari jasa pengujian laboratorium terhadap besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Jika potensi penerimaan jasa pelayanan pengujian laboratorium semakin besar dan Pemerintah Daerah dapat mengoptimalkan sumber penerimaannya dengan meningkatkan target dan realisasi dari jasa pelayanan pengujian laboratorium yang berlandaskan potensi, sesungguhnya hal ini dapat meningkatkan total hasil dana perimbangan. Sehingga akan mengurangi ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar kontribusi dari jasa pengujian laboratorium.

2. Jenis Kontribusi

Ada tiga macam kontribusi, yaitu kontribusi teoritis, kontribusi empiris, dan kontribusi metodologis. Kontribusi Teoritis dimaksudkan sumbangsih penelitian terhadap kemajuan atau pengembangan pemahaman tentang suatu


(32)

15

fenomena. Kontribusi Empiris dimaksudkan sumbangsih penelitian dalam upaya mengatasi persoalan secara langsung di lapangan. Sedangkan Kontribusi Metodologis dimaksudkan sumbangsih penelitian berkenaan dengan cara untuk mendapatkan jawaban atau solusi yang tepat bagi persoalan yang tengah dihadapi.

B. Tinjauan Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium 1. Pengertian Jasa Pelayanan

Jasa adalah Kegiatan berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Sedangkan jasa pelayanan merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksanaan pelayanan jasa yang diberikan. (Perda Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah).

Jasa Pelayanan merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksanaan jasa yang diberikan.

2. Jenis Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium

Adapun jenis dari jasa pelayanan pengujian laboratorium, antara lain :

2.1Pengujian Campuran Agregat Base, meliputi : Class A, Class B, dan Class S. 2.2Pengujian Campuran Aspal Panas (Hotmix), antara lain : AC-WC, AC-BC,


(33)

16

2.3Pengujian Campuran Mutu Beton, diantaranya : K.125, K.175, K.200, K.250, K.300 dan K.350.

2.4Pengujian Beton Kubus dan Silinder.

2.5Pengujian Bahan Tanah Timbunan, terdiri dari : Tanah Timbunan Biasa dan Tanah Timbunan Pilihan.

2.6Pengujian Bahan Lapen. 2.7Pengujian Bahan Onderlaag. 2.8Test Karakteristik Material.

3. Parameter Pengujian Laboratorium

Setiap jenis pengujian tersebut mempunyai beberapa parameter pengujian dan pada umumnya setiap jenis terdapat parameter yang sama. Namun dalam pelaksanaan dan hasilnya tergantung kebutuhan persyaratan yang diperlukan spesifikasi dan atau konsumen pengujian. Untuk pengujian di UPTD Balai Pengujian / Laboratorium, parameter yang digunakan dalam pengujian yaitu :

3.1Campuran Agregat Base Class A Parameter Utama, antara lain :  Analisis Saringan.

 Abrasi Base Class A.

 Berat Jenis (Kasar dan Halus).  Compaction Modified.


(34)

17

3.2Campuran Agregat Base Class B dan Class S Parameter Utama, antara lain :

 Analisis Saringan.

 Abrasi Base Class B dan Class S.  Atterberg Limit.

 Berat Jenis (Kasar dan Halus).  Compaction Modified.

 CBR Laboratorium.

3.3Campuran Aspal Panas (Hotmix) AC-WC, AC-BC, AC-Base, ATB, AC, HRS Parameter Utama, antara lain :

 Analisis Saringan.

 Berat Jenis Campuran (Kasar dan Halus).

 Berat Jenis Maksimum Campuran (Kasar dan Halus).  Abrasi (Los Angeles).

 Perencanaan Campuran (Marshall).

Paramater Lain : Test Ekstraksi Laboratorium.

3.4Campuran Latasir

Paramater Utama, antara lain :  Analisis Saringan.

 Berat Jenis Campuran (Kasar dan Halus).

 Berat Jenis Maksimum Campuran (Kasar dan Halus).  Perencanaan Campuran (Marshall).


(35)

18

3.5Campuran Mutu Beton K.125, K.175, K.200, K.250, K.300 dan K.350 Paramater Utama, antara lain :

 Analisis Saringan.  Abrasi (Los Angeles).

 Berat Jenis (Kasar dan Halus).  Berat Isi.

 Kadar Lumpur.  Mix Design.

Pramater lain : Test Kuat Tekan Beton (Kubus dan Silinder).

3.6Bahan Tanah Timbunan Paramater Utama, antara lain :  Analisis Saringan.

Atterberg Limit.  Berat Jenis.  Kadar Air.

Compaction Standard.  CBR Laboratorium.

3.7Bahan Lapen

Parameter Utama, antara lain :

 Analisis Saringan (Split dan Abu batu).  Abrasi (Los Angeles).


(36)

19

 Berat Isi.

 Kelekatan Aspal.  Impact Test.

3.8Bahan Onderlaag

Parameter Utama, antara lain :  Abrasi (Los Angeles).  Impact Test.

3.9Test Karakteristik Material Parameter Utama, antara lain :  Kelekatan Aspal.

 Impact Test.  Angularitas.

 Berat Jenis (Kasar dan Halus).  Sand Equivalent.

C. Tinjauan Retribusi Daerah 1. Pengertian Retribusi Daerah

Menurut Undang-undang Nomor : 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bahwa Retribusi merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/


(37)

20

atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Retribusi Daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negarabagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya yang membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara. (Marihot P. Siahaan, 2005:5)

Pengertian Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapat jasa atau pekerjaan, usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah. (Josep Riwu Kaho, 2002:154)

2. Jenis Retribusi Daerah

Berdasarkan Undang-undang Nomor : 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Perda Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, ada 3 (tiga) jenis Retribusi Daerah antara lain :

2.1Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Jenis Retribusi Jasa Usaha, diantaranya : 2.1.1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.


(38)

21

2.1.2 Retribusi Tempat Pelelangan Ikan. 2.1.3 Retribusi Tempat Khusus Parkir. 2.1.4 Retribusi Penjualan Produksi Daerah.

2.2Retribusi Jasa Umum

Retribusi Jasa Umum yaitu jasa yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Jenis Retribusi Jasa Umum, antara lain :

2.2.1 Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSJ Daerah Provinsi Lampung. 2.2.2 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor di Air.

2.2.3 Retribusi Pelayanan Tera / Tera Ulang.

2.3Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi Perizinan Tertentu merupakan pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertenntu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu : 2.3.1 Retribusi Izin Trayek.


(39)

22

3. Ciri-ciri Retribusi Daerah

Ciri-ciri dari dari retribusi daerah, antara lain :  Retribusi dipungut oleh daerah.

 Dalam pemungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah yang dapat ditunjuk

 Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan jasa yang disediakan daerah (Josep Riwu Kaho, 2002:155)

4. Subjek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Subjek retribusi pemakaian kekayaan daerah merupakan wajib retribusi adalah setiap orang atau badan yang memperoleh dan menikmati pelayanan jasa dan menggunakan / memakai dan memanfaatkan kekayaan yang menjadi milik daerah. Tingkat penggunaan jasa pemakaian kekayaan daerah diukur berdasarkan jenis, luas, harga satuan dan jangka waktu pemakaian kekayaan daerah.

5. Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah pembayaran atas pelayanan penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan kekayaan barang-barang bergerak dan/ atau tidak bergerak serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial (Perda Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah)


(40)

23

Objek retribusi pemakaian kekayaan daerah, meliputi :

 Penyewaan tanah dan bangunan, laboratorium, ruangan dan kendaraan bermotor, penyediaan tempat tambat / dermaga, penyediaan tempat berlabuh dan tempat penyimpanan data aplikasi website.

 Pemanfaatan barang yang menjadi milik daerah di bidang :  Bina Marga

 Pengairan dan Pemukiman

 Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura  Kehutanan

 Perkebunan

 Perikanan dan Kelautan  Kesehatan

 Perhubungan

 Komunikasi dan Informatika  Kebudayaan dan Pariwisata  Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan  Perlengkapan dan Aset Daerah

 Lahan Parkir dan  Bidang-bidang lainnya.


(41)

24

6. Prinsip dan Sasaran Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah memperhatikan biaya investasi, biaya perawatan / pemeliharaan, biaya penyusutan bangunan, biaya rutin yang berkaitan langsung dengan penyediaan jasa, biaya administrasi umum yang mendukung penyediaan jasa dan bunga pinjaman untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis, serta beroperasi secara efisien dengan orientasi pada harga pasar.

D. Tinjauan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

1. Gambaran Umum UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Gedung kantor UPTD Balai Pengujian / Laboratorium merupakan ex gedung Balai Pengujian dan Peralatan Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Lampung yang berlokasi di Jalan Hi. Zainal Abidin Pagar Alam Km. 11 Rajabasa, Bandar Lampung. Luas bangunan sebesar 624 m², diatas lahan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

UPTD Balai Pengujian / Laboratorium adalah merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah dari sub unit satuan kerja dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Sesuai dengan Pergub Lampung Nomor : 27 Tahun 2010 tentang Pembentukan


(42)

25

Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung bahwa UPTD merupakan unit pelaksana perpanjangan Satker / Dinas dalam menunjang kegiatan teknis serta kebijaksanaan Dinas dalam ruang lingkup yang menjadi wilayah tugasnya. Oleh karena itu, kegiatan UPTD khususnya UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung lebih bersifat teknis pengujian mutu dan pengujian di lapangan.

2. Tugas Pokok & Fungsi (TUPOKSI) UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Sesuai dengan Pergub Lampung Nomor : 27 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung, bahwa Tugas Pokok UPTD Balai Pengujian / Laboratorium adalah menyelenggarakan pengujian kualitas material dan bangunan konstruksi di bidang Bina Marga.

Sedangkan fungsi dari UPTD, antara lain :

 Menyelenggarakan pengujian kualitas material dan bangunan konstruksi sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku.

 Memberikan rekomendasi dan saran terhadap hasil pengujian .  Melaksanakan pengelolaan urusan ketatausahaan.

3. Struktur Organisasi UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Struktur organisasi UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, terdiri dari 1 (satu) orang Eselon IV yaitu Kepala UPTD dan 3 (tiga) orang Eselon III dengan rincian satu orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan dua orang Kepala Seksi.


(43)

26

 Kepala

Bertugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas UPTD Balai Pengujian / Laboratorium sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala dinas Bina Marga Provinsi Lampung serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

 Sub Bagian Tata Usaha

Bertugas melaksanakan urusan ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perencanaan dan rumah tangga UPTD Balai Pengujian / Laboratorium.

 Seksi Pengujian Material / Bahan, mempunyai tugas sebagai berikut :

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengujian kualitas material / bahan konstuksi (batu, pasir, tanah, aspal, dan sebagainya).

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan rekomendasi dan saran terhadap hasil pengujian.

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan laporan kegiatan Seksi Pengujian Material / Bahan.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

 Seksi Pengujian dan Analisis Campuran, mempunyai tugas sebagai berikut :  Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengujian kualitas material dan

analisis campuran bahan konstuksi (beton, aspal, hotmix dan sebagainya).  Melaksanakan dan menyiapkan bahan rekomendasi dan saran terhadap


(44)

27

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan laporan kegiatan Seksi Pengujian dan Analisis Campuran.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Gambar 1 :

Struktur Organisasi dan Personalia Inti

UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Lampung

Nomor : 27 Tahun 2010 Tanggal 06 Agustus 2010

Tentang : Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA UPTD

SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI PENGUJIAN DAN ANALISIS

CAMPURAN SEKSI PENGUJIAN


(45)

28

4. Tenaga Peronil UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Tenaga personil Laboratorium saat ini sebagian besar dari personil ex Balai Pengujian dan Peralatan Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Lampung ditambah dari pegawai provinsi dan tenaga PTHL Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Sedangkan status dan keahlian kepegawaian, untuk tenaga Laboratoris secara terinci sebagai berikut :

Status Kepegawaian

 Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 12 orang  Pegawai Honorer (PTHL) : 10 orang Tenaga Kepegawaian

 Tenaga Teknis : 8 orang  Tenaga Non Teknis : 14 orang Struktur Kepegawaian

 Eselon III : 1 orang  Eselon IV : 3 orang  Non Eselon : 18 orang

Tenaga teknis Laboratorium UPTD Balai Pengujian / Laboratorium pada umumnya telah mendapat kursus maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh Laboratorium ke Binamargaan, baik yang dilaksanakan di Palembang maupun Bandung. Walau demikian, untuk mengantisipasi perkembangan jaman perlu ditingkatkan melalui pelatihan yang lainnya baik yang dilaksanakan Puslitbang


(46)

29

Jalan, Bagian Standar Balitbang Kementerian PU dan pelatihan oleh badan / instansi teknis Laboratorium lainnya.

5. Kegiatan-kegiatan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Kegiatan yang dilakukan di UPTD Balai Pengujian / Laboratorium antara lain :  Melaksanakan tugas urusan perencanaan, surat-menyurat, keuangan,

kepegawaian, penyediaan data dan menyusun laporan serta rumah tangga.  Melakukan pengujian material / bahan, diantaranya pengujian bahan tanah

timbunan, bahan lapen, bahan onderlaag dan test karakteristik material.  Melakukan pengujian dan analisis campuran, antara lain pengujian

campuran agregat, campuran aspal panas (Hotmix), campuran latasir dan campuran mutu beton.

 Membuat laporan hasil pengujian berupa surat atau sertifikat hasil pengujian.

 Mengkoordinir semua hasil kegiatan dalam pelaksanaan tugas pokok UPTD Balai Pengujian / Laboratorium.

6. Peralatan dan Perlengkapan UPTD Balai Pengujan / Laboratorium

Peralatan dan perlengkapan yang ada berasal dari ex Balai Pengujian dan Perlengkapan Kanwil Departemen PU, dan sebagian berasal dari pengadaan melalui dana APBD Provinsi Lampung. Untuk peralatan pengujian laboratorium sampai saat ini memiliki 37 (tiga puluh) jenis alat pengujian dengan objek 20 (dua puluh) parameter pengujian. Dengan jumlah jenis peralatan tersebut belum


(47)

30

cukup memadai, diperlukan penambahan peralatan baru. Selain itu, peralatan ex Balai Pengujian dan Perlengkapan terdapat beberapa komponen yang harus diperbaharui dan beberapa bagian harus secara rutin dipelihara serta di kalibrasi.

Sedangkan perlengkapan yang ada antara lain, PC Komputer, Mesin Tik, Kursi Lipat, Filing Cabinet, Meja Kursi 1 Biro dan ½ Biro masih jauh memadai. Oleh karena itu, kebutuhan perlengkapan masih harus ditambah guna menunjang pekerjaan para pegawai UPTD Balai Pengujian / Laboratorium.

7. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Penerimaan dari jasa pelayanan pengujian laboratorium merupakan salah satu kontribusi terhadap sumbangan dari sektor retribusi pemakaian kekayaan daerah untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung dengan berpedoman pada Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah.

Adapun target atau rencana kontribusi penerimaan PAD dari jasa pengujian laboratorium pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium dari tahun ke tahun mengalami kenaikan (dapat kita lihat pada Tabel V), hal ini dimungkinkan karena kinerja dari sub satker Laboratorium secara bertahap mengalami peningkatan. Selain itu peningkatan juga disebabkan jumlah paket-paket pekerjaan di Dinas Bina Marga Provinsi Lampung bertambah sesuai kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan jalan maupun jembatan pada umumnya.


(48)

31

Sedangkan untuk target tahun 2014 direncanakan masih sama seperti tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 125.000.000,- diharapkan dapat tercapai seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan rencana tersebut harus intensif menjaring konsumen serta menggalakan frekuensi pengujian agar target tersebut dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam menentukan target harus diperhitungkan estimasi yang akan dicapai dan segmentasi konsumen yang akan diraih untuk melaksanakan pengujian laboratorium.

Untuk itu pangsa pasar di Provinsi Lampung harus diberikan informasi serta promosi mengenai keunggulan maupun kehandalan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium dibandingkan laboratorium sejenis lainnya. Untuk itu diupayakan melakukan sosialisasi melalui menerbitkan leaflet dan promosi dengan pemberitahun pengujian kepada beberapa Dinas / Instansi yang berkaitan, terutama Satker ke Binamargaan di Kabupaten / Kota di wilayah Provinsi Lampung. Selain itu Satker vertikal / APBN yang mempunyai kegiatan di wilayah Lampung, baik Bidang Bina Marga maupun Bidang Pengairan / Pemukiman.

E. Kerangka Pikir

Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Daerah Provinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan


(49)

32

kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, daerah berhak mengenakan pungutan kepada masyarakat.

Pengaturan kewenangan pungutan retribusi yang ada saat ini kurang mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah. Pemberian kewenangan yang semakin besar kepada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat seharusnya diikuti dengan pemberian kewenangan yang besar pula dalam penetapan tarif retribusi.

Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah seharusnya diberi kewenangan yang lebih besar dalam pungutuan retribusi. Berkaitan dengan pemberian kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, perluasan kewenangan pungutan retribusi tersebut dilakukan dengan memperluas basis Retribusi Daerah dan memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif.

Dengan Peraturan Pemerintah masih dibuka peluang untuk dapat menambah jenis Retribusi selain yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang ini sepanjang memenuhi kriteria yang juga ditetapkan dalam Undang-Undang. Adanya peluang untuk menambah jenis Retribusi dengan Peraturan Pemerintah juga dimaksudkan untuk mengantisipasi penyerahan fungsi pelayanan dan perizinan dari Pemerintah kepada Daerah yang juga diatur dengan Peraturan Pemerintah.


(50)

33

Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah

Peraturan Gubernur Lampung No : 35 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Provinsi Lampung No : 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

Kontribusi Jasa Pengujian Laboratorium Terhadap Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Seberapa Besar Kontribusi Jasa Pengujian Laboratorium Terhadap Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Selanjutnya, untuk meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan daerah, mekanisme pengawasan diubah dari represif menjadi preventif. Setiap Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemerintah. Selain itu, terhadap daerah yang menetapkan kebijakan di bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi akan dikenakan sanksi berupa penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan dana bagi hasil atau restitusi. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat dari gambar berikut ini :

Gambar 2 :

Bagan Kerangka Pikir Kontribusi Jasa Pelayanan Pengujian Laboratorium terhadap Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah pada UPTD Balai


(51)

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independent ) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. (Sugiyono, 2002:11)

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dan sistematis (Whitney dalam Kalean, 2005:58).

Menurut Miles dan Huberman (2007:15-20) menyatakan bahwa analisis interaktif terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

1. Pengumpulan data 2. Reduksi data 3. Penyajian data


(52)

35

B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Dalam penelitian ini diperlukan data sebagai bahan informasi untuk dijadikan alat analisis, diantaranya sebagai berikut :

a. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau dinyatakan dengan bentuk angka, baik yang berasal dari transformasi data kuantitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif sebagai data yang banyak dipergunakan dalam penelitian. Data ini dapat diperoleh dari laporan-laporan dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

b. Data Kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari berbagai sumber, antara lain :

a. Person, yaitu data diperoleh dari individu yang ada di dalam dinas / instansi terkait, baik itu dari pimpinan maupun staf dari dinas / instansi tersebut.

b. Paper, yaitu sumber data yang berupa dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang dimiliki oleh dinas / instansi tersebut.

c. Place, yaitu sumber data yang diperoleh dari tempat penelitian dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, dan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.


(53)

36

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Observasi, dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengelolaan tehadap objek retribusi yang menggunakan jasa pelayanan pengujian laboratorium.

2. Interview, dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan Kepala UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dan sejumlah personil yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

mengumpulkan data sekunder yaitu dari laporan-laporan realisasi penerimaan retribusi pengujian laboratorium dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan pemungutan retribusi tersebut.

D. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan penulis dengan beberapa tahapan diantaranya, yaitu :

1. Editing

Menurut Musa dan Nurfitri (1998:95) menyatakan bahwa ”Editing adalah penelitian kembali catatan yang telah diambil dari lapangan”. Dengan cara ini penulis meneliti kembali data yang diperoleh sehingga akan terkumpul data yang benar-benar akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.


(54)

37

2. Klasifikasi

Menurut Asyari (1983:100), menyatakan bahwa ” Klasifikasi adalah penggolongan data dalam bentuk pola, kedudukan dan kualitas ”. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dipisahkan dan diklasifikasikan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

3. Interpretasi

Tahap akhir dalam menganalisis data adalah kegiatan interpretasi yakni untuk mencari arti lebih luas dari jawaban yang diperoleh dengan hasil penemuan yang sudah ada, sesuai dengan pendapat Nasution yang

menyatakan bahwa ” Interprestasi adalah tafsiran atau memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola dan kategori, mencari hubungan antara

berbagai konsep”.

E. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penulisan ini yaitu dengan analisis tabel (metode deskriptif dan kuantitatif). Metode deskriptif yaitu, mendeskripsikan dengan meneliti suatu objek atau peristiwa pada masa itu. Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis faktual dan akuat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Dalam analisis deskriptif kuantitatif ini, untuk menganalisis data di lapangan melalui analisis dan beberapa penjelasan atau uraian pembahasan berdasarkan


(55)

38

data hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi, interview dan dokumentasi yang berperan selaku pendukung data yang lain, seperti : sejarah singkat UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, struktur organisasi serta data lain yang berhubungan dengan penelitian. Untuk menghitung besarnya frekuensi dan persentase dari masing-masing indikator yang di teliti.


(56)

IV. GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Gedung kantor UPTD Balai Pengujian / Laboratorium merupakan ex gedung Balai Pengujian dan Peralatan Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Lampung yang berlokasi di Jalan Hi. Zainal Abidin Pagar Alam Km. 11 Rajabasa, Bandar Lampung. Luas bangunan sebesar 624 m², diatas lahan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

UPTD Balai Pengujian / Laboratorium adalah merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah dari sub unit satuan kerja dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Sesuai dengan Pergub Lampung Nomor : 27 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung bahwa UPTD merupakan unit pelaksana perpanjangan Satker / Dinas dalam menunjang kegiatan teknis serta kebijaksanaan Dinas dalam ruang lingkup yang menjadi wilayah tugasnya. Oleh karena itu, kegiatan UPTD khususnya UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung lebih bersifat teknis pengujian mutu dan pengujian di lapangan.


(57)

40

1. Tugas Pokok & Fungsi (TUPOKSI) UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Sesuai dengan Pergub Lampung Nomor : 27 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung, bahwa Tugas Pokok UPTD Balai Pengujian / Laboratorium adalah menyelenggarakan pengujian kualitas material dan bangunan konstruksi di bidang Bina Marga.

Sedangkan fungsi dari UPTD, antara lain :

a. Menyelenggarakan pengujian kualitas material dan bangunan konstruksi sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang berlaku. b. Memberikan rekomendasi dan saran terhadap hasil pengujian . c. Melaksanakan pengelolaan urusan ketatausahaan.

2. Struktur Organisasi UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Struktur organisasi UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, terdiri dari :

 Kepala

Bertugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas UPTD Balai Pengujian / Laboratorium sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala dinas Bina Marga Provinsi Lampung serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.


(58)

41

 Sub Bagian Tata Usaha

Bertugas melaksanakan urusan ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perencanaan dan rumah tangga UPTD Balai Pengujian / Laboratorium.

 Seksi Pengujian Material / Bahan, mempunyai tugas sebagai berikut :  Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengujian kualitas material /

bahan konstuksi (batu, pasir, tanah, aspal, dan sebagainya).

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan rekomendasi dan saran terhadap hasil pengujian.

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan laporan kegiatan Seksi Pengujian Material / Bahan.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

 Seksi Pengujian dan Analisis Campuran, mempunyai tugas sebagai berikut :

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan pengujian kualitas material dan analisis campuran bahan konstuksi (beton, aspal, hotmix dan sebagainya).

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan rekomendasi dan saran terhadap hasil pengujian.

 Melaksanakan dan menyiapkan bahan laporan kegiatan Seksi Pengujian dan Analisis Campuran.


(59)

42

3. Perkembangan Kepala UPTD

Sejak berdiri pada tahun 1991, UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah beberapa kali berganti Kepala UPTD. Tercatat sudah 6 (enam) kali pergantian Kepala, yaitu:

- Ir. Damiri Umpusinga : Tahun 1991 – 2006 - Ir. Soepangkat : Tahun 2007 – 2008 - Ir. A. Lianurzen, MT : Tahun 2008 – 2009 - Ir. Edy Haryanto, MT : Tahun 2009 – 2011 - Ir. Sonnie E. Padmadisastra, MT : Tahun 2012 – 2013 - Zainal Abidin, ST : Tahun 2013 – sekarang

Surat Keputusan Kepala UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung terakhir Nomor : ... tahun ... tanggal ...

4. Tenaga Peronil UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Tenaga personil Laboratorium saat ini sebagian besar dari personil ex Balai Pengujian dan Peralatan Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Lampung ditambah dari pegawai provinsi dan tenaga PTHL Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Sedangkan status dan keahlian kepegawaian, untuk tenaga Laboratoris secara terinci sebagai berikut :

Status Kepegawaian

 Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 12 orang  Pegawai Honorer (PTHL) : 10 orang


(60)

43

Tenaga Kepegawaian

 Tenaga Teknis : 8 orang  Tenaga Non Teknis : 14 orang Struktur Kepegawaian

 Eselon III : 1 orang  Eselon IV : 3 orang  Non Eselon : 18 orang

Tenaga teknis Laboratorium UPTD Balai Pengujian / Laboratorium pada umumnya telah mendapat kursus maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh Laboratorium ke Binamargaan, baik yang dilaksanakan di Palembang maupun Bandung. Walau demikian, untuk mengantisipasi perkembangan jaman perlu ditingkatkan melalui pelatihan yang lainnya baik yang dilaksanakan Puslitbang Jalan, Bagian Standar Balitbang Kementerian PU dan pelatihan oleh badan / instansi teknis Laboratorium lainnya.

5. Kegiatan-kegiatan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Kegiatan yang dilakukan di UPTD Balai Pengujian / Laboratorium antara lain :

a. Melaksanakan tugas urusan perencanaan, surat-menyurat, keuangan, kepegawaian, penyediaan data dan menyusun laporan serta rumah tangga.


(61)

44

b. Melakukan pengujian material / bahan, diantaranya pengujian bahan tanah timbunan, bahan lapen, bahan onderlaag dan test karakteristik material.

c. Melakukan pengujian dan analisis campuran, antara lain pengujian campuran agregat, campuran aspal panas (Hotmix), campuran latasir dan campuran mutu beton.

d. Membuat laporan hasil pengujian berupa surat atau sertifikat hasil pengujian.

e. Mengkoordinir semua hasil kegiatan dalam pelaksanaan tugas pokok UPTD Balai Pengujian / Laboratorium.

6. Peralatan dan Perlengkapan UPTD Balai Pengujan / Laboratorium Peralatan dan perlengkapan yang ada berasal dari ex Balai Pengujian dan Perlengkapan Kanwil Departemen PU, dan sebagian berasal dari pengadaan melalui dana APBD Provinsi Lampung. Untuk peralatan pengujian laboratorium sampai saat ini memiliki 37 (tiga puluh) jenis alat pengujian dengan objek 20 (dua puluh) parameter pengujian. Dengan jumlah jenis peralatan tersebut belum cukup memadai, diperlukan penambahan peralatan baru. Selain itu, peralatan ex Balai Pengujian dan Perlengkapan terdapat beberapa komponen yang harus diperbaharui dan beberapa bagian harus secara rutin dipelihara serta di kalibrasi.

Sedangkan perlengkapan yang ada antara lain, PC Komputer, Mesin Tik, Kursi Lipat, Filing Cabinet, Meja Kursi 1 Biro dan ½ Biro masih jauh


(62)

45

memadai. Oleh karena itu, kebutuhan perlengkapan masih harus ditambah guna menunjang pekerjaan para pegawai UPTD Balai Pengujian / Laboratorium.

7. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium

Penerimaan dari jasa pelayanan pengujian laboratorium merupakan salah satu kontribusi terhadap sumbangan dari sektor retribusi pemakaian kekayaan daerah untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung dengan berpedoman pada Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah.

Adapun target atau rencana kontribusi penerimaan PAD dari jasa pengujian laboratorium pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium dari tahun ke tahun mengalami kenaikan (dapat kita lihat pada Tabel V), hal ini dimungkinkan karena kinerja dari sub satker Laboratorium secara bertahap mengalami peningkatan. Selain itu peningkatan juga disebabkan jumlah paket-paket pekerjaan di Dinas Bina Marga Provinsi Lampung bertambah sesuai kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan jalan maupun jembatan pada umumnya.

Sedangkan untuk target tahun 2014 direncanakan masih sama seperti tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 125.000.000,- diharapkan dapat tercapai seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan rencana tersebut harus intensif menjaring konsumen serta menggalakan frekuensi pengujian agar target


(63)

46

tersebut dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam menentukan target harus diperhitungkan estimasi yang akan dicapai dan segmentasi konsumen yang akan diraih untuk melaksanakan pengujian laboratorium.

Untuk itu pangsa pasar di Provinsi Lampung harus diberikan informasi serta promosi mengenai keunggulan maupun kehandalan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium dibandingkan laboratorium sejenis lainnya. Untuk itu diupayakan melakukan sosialisasi melalui menerbitkan leaflet dan promosi dengan pemberitahun pengujian kepada beberapa Dinas / Instansi yang berkaitan, terutama Satker ke Binamargaan di Kabupaten / Kota di wilayah Provinsi Lampung. Selain itu Satker vertikal / APBN yang mempunyai kegiatan di wilayah Lampung, baik Bidang Bina Marga maupun Bidang Pengairan / Pemukiman.


(64)

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebabagi berikut:

1. Alur pelaksanaan jasa pelayanan pengujian laboratorium yang dibuat sudah sesuai dengan prosedur dan standar operasional yang berlaku, namun dalam prakteknya pelaksanaan pelayanan pengujian tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada maupun rekomendasi yang diberikan Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) serta Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Kementerian Pekerjaan Umum.

Hal ini dapat dibuktikan dari data yang penulis dapatkan berupa bagan alir proses pelaksanaan pengujian yang ada di UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, terdapat ketidaksesuaian antara bagan alir proses pelaksanaan pengujian yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan dalam kegiatan kesehariannya. Sebagai contoh, dalam bagan alir proses pelaksanaan pengujian surat permohonan pengujian yang ditujukan kepada Kepala UPTD yang seharusnya diterima oleh Tata Usaha tetapi kenyataannya tidak demikian melainkan diterima langsung oleh Seksi. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang ada


(65)

90

sehingga memungkinkan adanya penyimpangan-penyimpangan atau permasalahan yang akan terjadi dikemudian hari apabila tidak segera dilakukan perbaikan sesuai dengan prosedur yang ada. Permasalahan ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan dan ketegasan dari pimpinan, disamping itu personil-personil UPTD yang terlibat didalamnya tidak memahami atau belum menyadari akan timbulnya penyimpangan bahkan perselisihan antar sesama personil bila hal ini terus terjadi. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi, pimpinan terus melakukan upaya perbaikan-perbaikan sistem yang ada dan tertib administrasi pengujian sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Pelaksanaan proses pemungutan dan penyetoran retribusi dari jasa pelayanan pengujian laboratorium sesuai dengan Peraturan Gubernur Lampung Nomor : 35 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor : 3 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah. Dimana dalam Peraturan Gubernur tersebut dijelaskan secara rinci dan tegas yaitu objek, subjek dan wajib retribusi serta bagaimana pelaksanaan pemungutan, tata cara pemungutan dan penyetoran harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada. Dari hasil pengamatan dan wawancara penulis, dalam hal ini UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah menjalankan proses pelaksanaan pemungutan dan penyetoran retribusi dari jasa pelayanan pengujian laboratorium sesuai dengan ketentuan yang ada dan peraturan yang berlaku.


(66)

91

3. Besaran kontribusi dari jasa pelayanan pengujian laboratorium terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, menurut data yang penulis dapatkan dilapangan serta hasil wawancara penulis terhadap narasumber, maka didapat besaran kontribusi dari jenis retribusi jasa pelayanan pengujian laboratorium berada dikisaran rata-rata 0,01% selama 5 (lima) tahun terakhir. Hal ini dinilai masih sangat kurang dan jauh dari harapan atas kontribusi / sumbangsih UPTD Balai Pengujian / Laboratorium terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan realisasi retribusi pengujian laboratorium dari tahun 2009 sampai tahun 2013 yang cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya namun pertumbuhannya bersifat fluktuatif. Berdasarkan data yang diperoleh pertumbuhan selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai rata-rata 64,92%.

4. Potensi yang ada saat ini dari segi prasarana gedung, personil laboratorium, peralatan dan perlengkapan dinilai masih terbatas dan belum memadai. Untuk gedung Laboratorium perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala maupun periodik, personil yang ada harus ditambah dan diberikan pelatihan / kursus-kursus sesuai dengan kebutuhan, peralatan dan perlengkapan laboratorium perlu di anggarkan untuk pengadaan alat-alat baru serta kalibrasi alat-alat secara kontinyu, jenis layanan pengujian yang ada terus dikembangkan dan perlu digali potensi yang baru dari jenis retribusi jasa pelayanan pengujian baik di laboratorium maupun di lapangan untuk memenuhi target dan realisasi yang lebih besar lagi guna meningkatkan sumber penerimaan PAD.


(67)

92

5. Dalam mencapai target dan sasaran yang ingin dicapai, UPTD Balai Pengujian / Laboratorium sudah melakukan berbagai upaya perubahan diantaranya dengan terus melakukan perbaikan-perbaikan sistem maupun administrasi pengujian, meningkatkan profesionalitas personil dalam memberikan pelayanan prima kepada konsumen untuk meningkatkan kualitas pengujian yang akurat, cepat, aman dan nyaman serta tertib administrasi beserta kelengkapannya.

6. Unsur-unsur pengelolaan sumber kekayaan daerah maupun sumber daya manusia yang ada, mulai dilakukan dari perencanaan penetapan target, pelaksanaan dan pengawasan sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Dalam hal segi pengawasan sudah berjalan sistem pengawasan melekat (WASKAT) dengan dilakukan 2 (dua) pendekatan, yaitu sistem pengawasan struktural dan pengawasan fungsional.

7. Dari segi teknis maupun non teknis masih terdapat banyak hambatan dan kendala dalam pelaksanaan dan kontribusi jasa pelayanan pengujian laboratorium dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun demikian usaha dan upaya yang dilakukan oleh para pimpinan dalam hal ini Kepala UPTD Balai Pengujian / Laboratorium dari sejak terbentuknya UPTD sebagai sub satker dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah banyak perubahan kearah yang lebih baik untuk mencapai Akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).


(68)

93

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang bisa menjadi acuan maupun perhatian untuk dapat dilakukan, antara lain :

1. Perlu diadakan atau dibuatkan suatu Sistem Informasi Pengujian Laboratorium untuk surat-surat pengujian yang masuk. Atau dapat diberlakukan sistem loket karena hali ini berhubungan dengan pelayanan maka sangat dimungkinkan untuk membuat loket khusus untuk melakukan penerimaan surat-surat masuk dalam melakukan pengujian. Hal ini perlu dilakukan karena semakin banyaknya pengujian-pengujian yang masuk sedangkan personil yang ada masih terbatas. Disamping itu sistem informasi ini sangat diperlukan guna tertib administrasi, proses yang cepat, mudah dan aman.

2. Untuk pengadaan alat-alat Laboratorium dan rekrutmen Pegawai perlu dilakukan sesegera mungkin dikarenakan alat-alat yang ada sudah banyak yang tidak layak pakai dan tidak dapat beroperasi secara baik. Untuk personil yang ada saat ini dinilai masih sangat terbatas, ditambah lagi banyak Pegawai yang mendekatai masa pensiun (Purna Bhakti) untuk itu perlu dilakukan kaderisasi dan merekrut personil baru untuk meningkatakan pelayanan kepada konsumen secara prima.

3. Untuk menggali dan mengembangkan potensi kekayaan daerah menjadi sumber penerimaan harus dilakukan upaya-upaya terobosan baru yaitu dengan memberikan informasi serta promosi, melakukan sosialisasi pemberitahuan pengujian-pengujian baru kepada beberapa Dinas / Instansi


(69)

94

yang berkaitan, terutama Satker ke Binamargaan di Kabupaten / Kota di wilayah Provinsi Lampung. Selain itu Satker vertikal / APBN yang mempunyai kegiatan di wilayah Lampung, baik Bidang Bina Marga maupun Bidang Pengairan / Pemukiman. Untuk itu perlu dilakukan konfirmasi serta evaluasi jenis pengujian yang dibutuhkan di lingkungan Institusi / Satker di Provinsi Lampung.

4. Perlu dilakukan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang disusun dsn didesain sedemikian rupa untuk diimplementasikan sehingga antara bagian yang satu dengan bagian yang lain secara otomotis akan saling mengawasi guna mencegah, mendeteksi dan mengoreksi kesalahan serta meminimalisir kebocoran sumber penerimaan dan juga dapat mengantisipasi kenakalan oknum Pegawai dengan satu tujuan memberikan keyakinan satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama / suatu organisasi.

5. Perlu diberikan Reward atau penghargaan kepada setiap Pegawai yang memiliki prestasi kerja dan mempunyai inovasi-inovasi baru dalam usaha mengembangkan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung menjadi lebih baik dan lebih besar kedepan. Selain itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan Family Gathering khusus untuk Pegawai UPTD Balai Pengujian / Laboratorium guna meningkatkan tali silaturahmi dan kekeluargaan.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Hadi, Sutrisno(1990). Metodologi Research. Andi Offset. Yogyakarta.

Kaho, Josep Riwu. 1995. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

Koentjaraningrat. 1990. Metode Penelitian Sosial. PT Gramedia. Jakarta.

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta. Moleong, J Lexy, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya,

Bandung.

Musa, Muhammmad dan Titi Nurfitri, 1998, Metode Penelitian, CV. Fajar Agung, Jakarta.

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Siahaan, P. Marihot. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1996. Metode Penelitian. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Solihin, Dadang, 2002, Kamus Istilah Otonomi Daerah, ISMEE, Jakarta.

Suliyanto. 2005. Analisis Data. Ghalia Indonesia. Bogor.

Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Syamsi, Ibnu. 2004. Dasar-dasar Kebijakan Keuangan Negara. Rineke Cipta. Jakarta. Wiraman, I.B dkk. 2001. Perencanaan dan Strategi Pembangunan. Jember: Jember


(71)

Dokumen-dukumen

Undang-Undang No.12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Perda Provinsi Lampung No. 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

Pergub Lampung No.35 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No.3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

Pergub Lampung No. 34 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung

Pergub Lampung No.27 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung

Internet

www.google.com www.wikipedia.com


(1)

3. Besaran kontribusi dari jasa pelayanan pengujian laboratorium terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, menurut data yang penulis dapatkan dilapangan serta hasil wawancara penulis terhadap narasumber, maka didapat besaran kontribusi dari jenis retribusi jasa pelayanan pengujian laboratorium berada dikisaran rata-rata 0,01% selama 5 (lima) tahun terakhir. Hal ini dinilai masih sangat kurang dan jauh dari harapan atas kontribusi / sumbangsih UPTD Balai Pengujian / Laboratorium terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan realisasi retribusi pengujian laboratorium dari tahun 2009 sampai tahun 2013 yang cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya namun pertumbuhannya bersifat fluktuatif. Berdasarkan data yang diperoleh pertumbuhan selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai rata-rata 64,92%. 4. Potensi yang ada saat ini dari segi prasarana gedung, personil

laboratorium, peralatan dan perlengkapan dinilai masih terbatas dan belum memadai. Untuk gedung Laboratorium perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala maupun periodik, personil yang ada harus ditambah dan diberikan pelatihan / kursus-kursus sesuai dengan kebutuhan, peralatan dan perlengkapan laboratorium perlu di anggarkan untuk pengadaan alat-alat baru serta kalibrasi alat-alat secara kontinyu, jenis layanan pengujian yang ada terus dikembangkan dan perlu digali potensi yang baru dari jenis retribusi jasa pelayanan pengujian baik di laboratorium maupun di lapangan untuk memenuhi target dan realisasi yang lebih besar lagi guna meningkatkan sumber penerimaan PAD.


(2)

92

5. Dalam mencapai target dan sasaran yang ingin dicapai, UPTD Balai Pengujian / Laboratorium sudah melakukan berbagai upaya perubahan diantaranya dengan terus melakukan perbaikan-perbaikan sistem maupun administrasi pengujian, meningkatkan profesionalitas personil dalam memberikan pelayanan prima kepada konsumen untuk meningkatkan kualitas pengujian yang akurat, cepat, aman dan nyaman serta tertib administrasi beserta kelengkapannya.

6. Unsur-unsur pengelolaan sumber kekayaan daerah maupun sumber daya manusia yang ada, mulai dilakukan dari perencanaan penetapan target, pelaksanaan dan pengawasan sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Dalam hal segi pengawasan sudah berjalan sistem pengawasan melekat (WASKAT) dengan dilakukan 2 (dua) pendekatan, yaitu sistem pengawasan struktural dan pengawasan fungsional.

7. Dari segi teknis maupun non teknis masih terdapat banyak hambatan dan kendala dalam pelaksanaan dan kontribusi jasa pelayanan pengujian laboratorium dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun demikian usaha dan upaya yang dilakukan oleh para pimpinan dalam hal ini Kepala UPTD Balai Pengujian / Laboratorium dari sejak terbentuknya UPTD sebagai sub satker dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah banyak perubahan kearah yang lebih baik untuk mencapai Akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).


(3)

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang bisa menjadi acuan maupun perhatian untuk dapat dilakukan, antara lain :

1. Perlu diadakan atau dibuatkan suatu Sistem Informasi Pengujian Laboratorium untuk surat-surat pengujian yang masuk. Atau dapat diberlakukan sistem loket karena hali ini berhubungan dengan pelayanan maka sangat dimungkinkan untuk membuat loket khusus untuk melakukan penerimaan surat-surat masuk dalam melakukan pengujian. Hal ini perlu dilakukan karena semakin banyaknya pengujian-pengujian yang masuk sedangkan personil yang ada masih terbatas. Disamping itu sistem informasi ini sangat diperlukan guna tertib administrasi, proses yang cepat, mudah dan aman.

2. Untuk pengadaan alat-alat Laboratorium dan rekrutmen Pegawai perlu dilakukan sesegera mungkin dikarenakan alat-alat yang ada sudah banyak yang tidak layak pakai dan tidak dapat beroperasi secara baik. Untuk personil yang ada saat ini dinilai masih sangat terbatas, ditambah lagi banyak Pegawai yang mendekatai masa pensiun (Purna Bhakti) untuk itu perlu dilakukan kaderisasi dan merekrut personil baru untuk meningkatakan pelayanan kepada konsumen secara prima.

3. Untuk menggali dan mengembangkan potensi kekayaan daerah menjadi sumber penerimaan harus dilakukan upaya-upaya terobosan baru yaitu dengan memberikan informasi serta promosi, melakukan sosialisasi pemberitahuan pengujian-pengujian baru kepada beberapa Dinas / Instansi


(4)

94

yang berkaitan, terutama Satker ke Binamargaan di Kabupaten / Kota di wilayah Provinsi Lampung. Selain itu Satker vertikal / APBN yang mempunyai kegiatan di wilayah Lampung, baik Bidang Bina Marga maupun Bidang Pengairan / Pemukiman. Untuk itu perlu dilakukan konfirmasi serta evaluasi jenis pengujian yang dibutuhkan di lingkungan Institusi / Satker di Provinsi Lampung.

4. Perlu dilakukan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang disusun dsn didesain sedemikian rupa untuk diimplementasikan sehingga antara bagian yang satu dengan bagian yang lain secara otomotis akan saling mengawasi guna mencegah, mendeteksi dan mengoreksi kesalahan serta meminimalisir kebocoran sumber penerimaan dan juga dapat mengantisipasi kenakalan oknum Pegawai dengan satu tujuan memberikan keyakinan satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama / suatu organisasi.

5. Perlu diberikan Reward atau penghargaan kepada setiap Pegawai yang memiliki prestasi kerja dan mempunyai inovasi-inovasi baru dalam usaha mengembangkan UPTD Balai Pengujian / Laboratorium Dinas Bina Marga Provinsi Lampung menjadi lebih baik dan lebih besar kedepan. Selain itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan Family Gathering khusus untuk Pegawai UPTD Balai Pengujian / Laboratorium guna meningkatkan tali silaturahmi dan kekeluargaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Hadi, Sutrisno(1990). Metodologi Research. Andi Offset. Yogyakarta.

Kaho, Josep Riwu. 1995. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

Koentjaraningrat. 1990. Metode Penelitian Sosial. PT Gramedia. Jakarta.

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta. Moleong, J Lexy, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya,

Bandung.

Musa, Muhammmad dan Titi Nurfitri, 1998, Metode Penelitian, CV. Fajar Agung, Jakarta.

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Siahaan, P. Marihot. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1996. Metode Penelitian. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Solihin, Dadang, 2002, Kamus Istilah Otonomi Daerah, ISMEE, Jakarta.

Suliyanto. 2005. Analisis Data. Ghalia Indonesia. Bogor.

Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Syamsi, Ibnu. 2004. Dasar-dasar Kebijakan Keuangan Negara. Rineke Cipta. Jakarta. Wiraman, I.B dkk. 2001. Perencanaan dan Strategi Pembangunan. Jember: Jember


(6)

Dokumen-dukumen

Undang-Undang No.12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Perda Provinsi Lampung No. 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

Pergub Lampung No.35 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No.3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

Pergub Lampung No. 34 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung

Pergub Lampung No.27 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung

Internet

www.google.com www.wikipedia.com