FARMASI dasar dasar ilmu farmasi

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

FARMASI
All about FARMASI

Selasa, 08 Oktober 2013

top blog sites

top blog sites

dasar dasar ilmu farmasi
Follow @m axtandian

132 follow ers

Farmasi berasal dari kata “PHARMACON”

1


yang berarti obat atau racun.

Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi
kegiatan-kegiatan di bidang penemuan , pengembangan, produksi, pengolahan,

Cari Blog Ini

peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Tem ukan kam i di Facebook

Farmasis Indonesia
Suka
91 orang menyukai Farmasis Indonesia.

Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur- Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya.
Mulanya ilmu “ilmu pengobatan” di miliki oleh orang tertentu secar turun temurun dari
keluarganya. Di Yunani sendiri yang sering di anggap sebagai Tabib adalah pendeta.
Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa pengobatan menugaskan Hygieia untuk

meracik campuran obat yang ia buat. Oleh masyarakat Inggris Hygieia disebut sebagi
Apoteker (Inggris : Apothecary). Sedangkan di Mesir di mesir di bagi dalam dua

Plugin sosial Facebook

Katergori
Artikel (5)
Download (1)
Farmasi (2)
Laporan (2)
Materi (13)

pekerjaan, yaitu : yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan

obat (4)

racikan obat.

Obat tradisional (5)


Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM,
kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah

Praktikum (2)
Sejarah (2)

seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran
etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di dunia Arab pada abad
VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai
ke Eropa.

Arsip Blog
► 2014 (8)
▼ 2013 (19)
▼ Oktober (1)

A. Definisi Campuran , kocok
1. Definisi Campuran
Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih
memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas

di antara kedua cairan tersebut.

dasar dasar ilmu
farmasi
► Agustus (1)
► Mei (15)
► April (2)
► 2011 (1)
► 2010 (4)

Dari batasan mengenai pengertian campuran dapat diuraikan beberapa sifat dari
campuran, Diantaranya :
a. Terdiri dari dua jnis Zat tunggal atau lebih
b. Komposisi campuran tidak tetap tapi bervariasi
c.

Sifat Zat-Zat pembentuk campuran masih tampak pada campuran yang
dibentuknya.

d. Zat – Zat pembentuk campuran dapat dipisahkan secara fisis.

Jenis-jenis Campuran, Dapat dibedakan menjadi 2 ( Dua ) Yaitu :
a.

Campuran Homogen adalah campuran yang seluruh bagiannya mempunyai
perbandingan komponen yang sama sehingga sangat sulit untuk membeda-

http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

1/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

bedakan komponen zat penyusunnya. Contoh campuran Homogen adalah
larutan.
b. Campuran Heterogen adalah campuran yang perbandingan komponen disetiap
bagiannya tidak sama sehingga masih dapat dibedakan zat-zat penyusunnya.
Contoh campuran Heterogen adalah Suspensi
Secara khusus campuran dapat dibedakan ke dalam 3 bentuk yaitu :

a. Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut , sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lainnya dalam larutan disebut pelarut.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan sebagai konsentrasi
larutan. Contoh larutan:
·

·

·

Larutan garam adalah campuran homogen dari garam dalam air
Larutan gula adalah campuran homogen dari gula dalam air
Larutan oralit adalah campuran homogen dari gula dan garam dalam

b. Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen dari zat padat dalam zat cair dimana
terbentuk sedimentasi sehingga batas antar komponen dapat dibedakan tanpa
perlu menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang

tersuspensi

lambat

laun

terpisah

karena

gravitasi

dan

membentuk

sedimentasi.Contoh suspensi:
·

·


Campuran kapur dan air
Campuran kopi dan air

c. Koloid
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi.
Koloid merupakan bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang
bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar
(1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Namun karena koloid merupakan
campuran homogen maka partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya
gravitasi sehingga tidak terbentuk sedimentasi (endapan). Contoh Koloid:
·

·

Susu, adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air
Lem kanji adalah koloid gel dari pati dan air yang dipanaskan

2. Definisi kocok
·


·

mengguncang(-guncang)
Mencampur adukkan

3. Definisi Campuran kocok
Mixtura agitanda ( Campurn kocok ) adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut dalam cairanpembawa, sehingga cepat mengendap. Pada
umumnya untuk pemakaian luar (topikal) dan dihindaripenambahan stabilisator
PGA(Pulvis gummi arabicium), tragakant.
B. Emulsi
http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

2/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi


1. Pengertian Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam
cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Merupakan
sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok.
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna
emulsiadalah putih.Emulsi dapat dibedakan dalam 2 bentuk yaitu: Emulsi Vera
(emulsialam), dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak
jugaemulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur. Dan emulsi spuria
(emulsibuatan) yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar.
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari campurandua
cairan yang saling tidak bisa bercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah :
a) Dipergunakan sebagai obat dalam/ peroal. Umumnya emulsi tipe O/W.
b) Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung banyak faktor
misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki
2. Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal
ataupuneksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
a) Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).Adalah emulsi yang
terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.Minyak sebagai fase internal dan

air fase eksternal.
b) Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)

3. Teori Terjadinya Emulsi
a) Teori Tegangan Permukaan ( Surface Tension )
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat
cair akanterjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya
kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan tegangan
permukaan. Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang mengakibatkan
antara kedua zatcair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi
pada air akanbertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau
senyawa-senyawaelektrolit, tetapi

akan berkurang dengan penambahan

senyawa organik tetentu antaralain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa
penambahan emulgator akan menurunkandan menghilangkan tegangan permukaan
yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur
b) Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni :Kelompok hidrofilik yaitu
bagian dari emulgator yang suka pada air, dan kelompok lipofilik yaitu bagian yang
suka pada minyak.
c) Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air
danminyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel
fase dispers.Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis
untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil.
http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

3/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang
dipakai adalah :
·

·

·

Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.
Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers.
Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semuapermukaan
partikel dengan segera.

d) Teori Electric Double Layer (lapisan listrik ganda)
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung
berhubungandengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan
lapisan

berikutnyaakan

bermuatan

yang

berlawanan

dengan

lapisan

didepannya. Dengan demikianseolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh
dua benteng lapisan listrik yangsaling berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap
usaha dari partikel minyak yang akan menggandakan penggabungan menjadi satu molekul
besar. Karena susunanlistrik yang menyelubungi sesama partikel akan tolak
menolak dan stabilitas emulsiakan bertambah. Terjadinya muatan listrik
disebabkan oleh salah satu dari ketiga caradibawah ini.
·

·

·

Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel.
Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya.
Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya.

4. Bahan Pengemulsi (Emulgator)
Terbagi menjadi dua yaitu emulgator alam dan emulgator buatan.Emulgator
buatan, seperti:
a. Sabun
b. Tween 20; 40; 60; 80
c. Span 20; 40; 80
Emulgator alam adalah emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang
rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan:
1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Bahan-bahan karbohidrat: bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan,
agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila
ditambahkan kedalam air dan umumnya menghasilkan emulsi m/a.
a. Gom arab
b. Tragacanth
c. Agar-agar
d. Chondrus
e. Emulgator lain, seperti: pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2. Emulgator alam dari hewan
Zat-zat protein seperti: gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae. Bahanbahan ini menghasilkan emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat
pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih cair pada
pendiaman.
3. Emulgator alam dari tanah mineral
Zat padat yang terbagi halus, seperti: tanah liat koloid termasuk bentonit,
http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

4/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi
tipe m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih
besar dari minyak. Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam inyak dan volume
fase minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk
suatu emulsi a/m. Selain itu juga terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat

4. Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 ( tiga ) metode dalam pembuatan emulsi yaitu :
1. Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuatdengan
jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlahemulgator.
Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian airdan 1 bagian
emulgator. Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak,lalu ditambahkan
air sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus
emulsi.
2. Metode gom basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsidengan
musilago

atau

melarutkan

gum

sebagai

emulgator,

dan

menggunakanperbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini
dipilih jikaemulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh
dahulukedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian
airlalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
diaduk dengan cepat.3.
3. Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi daribahanbahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.Metode ini merrupakan
variasi dari metode gom kering atau metode gombasah. Emulsi terutama dibuat
dengan pengocokan kuat dan kemudiandiencerkan dengan fase luar.Dalam botol
kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.Ditambahkan dua
bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yangsama banyak dengan
minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terusdikocok, setelah emulsi
utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.

4. Metode Penyabunan In Situa.
a.

Sabun Kalsium
Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang dibuat
dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah yang
sama dan dikocok kuat-kuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium oleat,
dibentuk secara in situ disiapkandari minyak sayur alami yang mengandung asam
lemak bebas.

b.

Sabun Lunak
Metode ini, basis di larutkan dalam fase air dan asam lemak dalam
fase minyak. Jika perlu, maka bahan dapat dilelehkan,komponen tersebut

http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

5/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

dapat dipisahkan dalam dua gelas beker dandipanaskan hingga meleleh, jika
kedua fase telah mencapaitemperature yang sama, maka fase eksternal
ditambahkan kedalam faseinternal dengan pengadukan.
c.

Pengemulsi Sintetik
Secara umum, metode ini sama dengan metode penyabunan insitu dengan
menggunakan sabun lunak dengan perbedaan bahwa bahan pengemulsi ditambahkan
pada fase dimana ia dapat lebih melarut.Dengan perbandingan untuk
emulsifier 2-5%. Emulsifikasi tidak terjadi secepat metode penyabunan.

5. Cara Membedakan Tipe Emulsi
·

Test Pengenceran Tetesan
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa suatu emulsi akan bercampur
denganyang menjadi fase luarnya. Misalnya suatu emulsi tipe m/a, maka emulsi iniakan
mudah diencerkan dengan penabahan air. Begitu pula sebaliknya dengan tipe

·

a/m.
Test Kelarutan Pewarna
Metode ini berdasarkan prinsip keseragaman disperse pewarna dalam
emulsi , jika pewarna larut dalam fase luar dari emulsi. Misalnya amaranth,
adalahpewarna yang larut air, maka akan terdispersi seragam pada emulsi
tipe m/a.Sudan III, adalah pewarna yang larut minyak, maka akan terdispersi

·

seragam pada emulsi tipe a/m.
Test Creaming (Arah Pembentukan Krim)
Creaming adalah proses sedimentasi dari tetesan-tetesan terdispersi
berdasarkan densitas dari fase internal dan fase eksternal. Jika densitas
relativedari kedua fase diketahui, pembentukan arah krim dari fase dispers dapat
menunjukkan tipe emulsi yang ada. Pada sebagian besar system
farmasetik,densitas fase minyak atau lemak kurang dibandingkan fase air; sehingga, jika
erjadi krim pada bagian atas, maka emulsi tersebut adalah tipe m/a, jika emulsi krim terjadi

·

pada bagian bawah, maka emulsi tersebut merupakan tipea/m.
Test Konduktivitas Elektrik
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa air atau larutan berair mampu
menghantarkan listrik, dan minyak tidak dapat menghantarkan listrik.
Jikasuatu elektroda diletakkan pada suatu system emulsi, konduktivitas
elektrik tampak, maka emulsi tersebut tipe m/a, dan begitu pula sebaliknya

·

pada emulsi tipe a/m.
Test Fluorosensi
Sangat banyak minyak yang dapat berfluorosensi jika terpapar sinar
ultraviolet. Jika setetes emulsi di uji dibawah paparan sinar ultra violet dan
diamati dibawah mikroskop menunjukkan seluruh daerah berfluorosensi maka
tipe emulsi itu adalah a/m, jika emulsi tipe m/a, maka fluorosensi hanya berupanoda.

6. Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
a.

Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang

http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

6/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

satumengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain.
Creamingbersifat reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan
terdispersikembali
b.

Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film
yangmeliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu).
Sifatnyairreversibel (tidak bisa diperbaiki)

C. SUSPENSI
1. Pengertian Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halusdan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus
halus,tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan endapan harus segeraterdispersi
kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjaminb stabilitas suspensi tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dand i tuang.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
a.

Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yangterdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai danditujukkan untuk penggunaan oral.

b.

Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan padakulit

c. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel
yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan
pada mata. Suspensi obat mata harus steril dan zat yang terdisprsi harus sangat
halus, bila untuk dosis ganda harus mengandung bakterisida.
d.

Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

e.

Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
Suspensi harus steril, mudah disuntikkan dan tidak menyumbat jarum suntik.

f.

Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk
suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

2. Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
a. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut
serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran
partikelmerupakan

perbandingan

terbalik

dengan

luas

penampangnya.

Sedangkan antarluas penampang dengan daya tekan keatas merupakan
hubungan linier. Artinyasemakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas
penampangnya
b. Kekentalan / Viskositas
http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

7/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun
(kecil).Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi
benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya
endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel,
makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang
singkat.
c. Sifat/Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan
yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar
bahan tersebu t yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.
Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat
mempengruhi.Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan
mixer,homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal
dapatdinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam
cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending
agent(bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air(hidrokoloid).
3. Bahan Pensuspensi
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Bahan pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom/ hidrokoloid.
Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka
viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi.
Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, danproses fermentasi
bakteri.
·

·

Termasuk golongan gom, antara lain:Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus,
Tragacanth , Alginb.
Golongan bukan gom, antara lain: Bentonit, Hectorit dan Veegum.

b. Bahan pensuspensi sintesisa.
·

·

Derivat Selulosa, antara lain:Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC),
hidroksi metil selulosa.
Golongan organk polimer, antara lain:Carbaphol 934

4. Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi
a. Metode pembuatan suspensi :
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
·

·

Metode Dispersi
Metode Precipitasi

b. Sistem pembentukan suspensi :
·

·

Sistem flokulasi
Sistem deflokulasi

http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

8/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
a. Deflokulasi
·

Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.

·
·

Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah
dan ukuran partikel adalah minimal.
Sediaan terbentuk lambat.

·

Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.

b. .Flokulasi
·

Partikel merupakan agregat yang basa

·

Sedimentasi terjadi begitu cepat

·

Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali
seperti semula.

5. Penilaian Stabilitas Suspensi
a. Volume sedimentasi
Adalah Suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume
mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.
b. Derajat flokulasi
Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu)
terhadap volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).
c. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu
menemukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel
untuk tujuan perbandingan.
d. Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai
titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat
pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel
dan sifat kristal.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan darri pembahasan di atas adalah sebagai barikut :
1. Mixtura agitanda ( Campurn kocok ) adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut dalam cairanpembawa, sehingga cepat mengendap. Pada
umumnya untuk pemakaian luar (topikal) dan dihindaripenambahan stabilisator
PGA(Pulvis gummi arabicium), tragakant.
2. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam
cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Merupakan sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk

tetesan kecil. yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan

dengan

emulgator/surfaktan yang cocok.
3.

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halusdan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

9/10

1/29/2015

FARMASI: dasar dasar ilmu farmasi

Diposkan oleh Max Tandean di 06.02
Rekomendasikan ini di Google

Label: Materi

Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Posting Lebih Baru

Beranda

Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

TUHAN telah menganugrahi talenta yang berbeda-beda untuk semua manusia, tergantung dari manusia bagaimana mereka mengembangkan talenta tersebut

Translate

Wikipedia

Select Language
Pow ered by

Translate

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh suprun. Diberdayakan oleh Blogger.

http://farmasiuit012.blogspot.com/2013/10/dasar-dasar-ilmu-farmasi.html

10/10