Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan M (31)
Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017
Tasya Frabella
Universitas Trilogi
1. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian Indonesia pada sektor perbankan mengalami
beberapa guncangan dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 1997, Indonesia
mengalami krisis moneter yang mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat
menurun terhadap perbankan nasional. Akibat dari krisis kepercayaan tersebut,
terjadilah penarikan simpanan masyarakat secara besar-besaran dari bank-bank
nasional yang mengakibatkan perbankan nasional kekurangan likuiditas. Seiring
berjalannya waktu, perbankan Indonesia mulai melakukan perbaikan. Akan Tetapi
pada tahun 2008 perbankan Indonesia kembali mengalami guncangan. Fenomena
krisis ekonomi global menimbulkan kepanikan di pasar keuangan global. Aliran
dana dan kredit terhenti di berbagai negara, transaksi dan kegiatan ekonomi
sehari-hari terganggu.
Sektor perbankan nasional juga mengalami dampak dari krisis yakni aliran
dana keluar terjadi besar-besaran. Kondisi ekonomi Indonesia setalah krisis global
tahun 2008 berangsur membaik namun masih dalam kondisi yang kurang stabil.
Hal ini tercermin dari nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan dari tahun ke
tahun dan pertumbuhan ekonomi yang selalu menurun dalam beberapa tahun
terakhir. Secara tidak langsung, hal ini juga akan mempengaruhi sektor
perbankan. Saat kondisi ekonomi seperti inilah bank harus bisa menjaga kondisi
kesehatan bank agar tetap dalam kondisi baik.
Kesehatan bank sangat penting karena bank yang sehat akan dapat
melakukan keigiatan operasionalnya dengan normal. Selain itu, kondisi kesehatan
bank yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa bank sebagai
tempat yang aman dan menguntungkan untuk menyimpan hartanya sedangkan
bank mempercayakan sejumlah dananya untuk diolah dan dikembalikan pada
waktunya.
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi
yang sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank
yang sangat sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank
yang sakit untuk segera mengobati penyakitnya. Bank Indonesia sebagai
pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk
bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu dihentikan
kegiatan operasinya.
Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh
pemerintah melalui Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat
laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh
aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari dan
dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi suatu bank. Dengan diketahui kondisi
kesehatannya akan memudahkan bank itu sendiri untuk memperbaiki
kesehatannya
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap periode. Dalam setiap penilaian
ditentukan kondisi suatu bank. Bagi bank yang sudah dinilai sebelumnya dapat
pula dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan kesehatannya. Bagi bank
yang menurut penilaian sehat atau kesehatannya terus meningkat tidak jadi
masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya tetap dipertahankan terus.
Akan tetapi bagi bank yang terus-menerus tidak sehat, maka harus mendapat
pengarahan atau bahkan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina perbankan dapat saja
menyarankan untuk melakukan berbagai perbaikan. Perbaikan-perbaikan yang
akan dilakukan meliputi perubahan manajemen, melakukan penggabungan seperti
merger, konsolidasi, akuisisi atau malah dilikuidasi (dibubarkan) keberadaannya
jika memang sudah parah kondisi bank tersebut. Pertimbangan untuk hal ini
sangat tergantung dari kondisi yang dialami bank yang bersangkutan. Jika kondisi
bank sudah sedemikian parah, namun masih memiliki beberapa potensi, maka
sebaiknya dicarikan jalan keluarnya dengan model penggabungan usaha dengan
bank lainnya. Sedangkan langkah likuidasi merupakan jalan keluar terakhir dalam
rangka menyelamatkan uang masyarakat.
Per Januari 2012 seluruh Bank Umum di Indonesia sudah harus
menggunakan pedoman penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang mewajibkan Bank Umum. Tatacara terbaru
tersebut, kita sebut saja sebagai Metode RGEC, yaitu singkatan dari Risk Profile,
Good Corporate Governance, Earning, dan Capital.
Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank
Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan
Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, yang mewajibkan Bank Umum untuk
melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan
menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara
individual maupun secara konsolidasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dengan ini akan dilakukan penelitian
mengenai “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017”
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh Risk Profil terhadap Laporan Keuangan Tahunan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017?
2.
Bagaimana pengaruh GCG (Good Corporate Governance) terhadap
Laporan Keuangan Tahunan pada Bank Konvensional Periode 2013-2017?
3.
Bagaimana pengaruh Earning terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017?
4.
Bagaimana pengaruh Capital terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Menganalisis pengaruh Risk Profil terhadap Laporan Keuangan Tahunan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
2.
Menganalisis pengaruh GCG terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017.
3.
Menganalisis pengaruh Earning terhadap Laporan Keuangan Tahunan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
4.
Menganalisis pengaruh Capital terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017.
4. Hipotesa Penelitian
1. Ada pengaruh Risk Profil terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017.
2. Ada pengaruh GCG (Good Corporate Governance) terhadap Laporan
Keuangan Tahunan pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
3. Ada pengaruh Earning terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017.
4. Ada pengaruh Capital terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta informasi yang
berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Bagi perusahaan, sebagai masukan dan pertimbangan untuk perbaikan
kinerja perusahaan kedepan.
2. Bagi masyarakat, sebagai sumber referensi dan perbandingan untuk
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi penulis, sebagai proses dalam pembelajar yang lebih luas dan sebagai
implementasi dari pembelajaran yang di dapat selama menempuh
perkuliahan.
6. Landasan Teori
Bank
Pengertian Bank Menurut UU No.10 Thn 1998 ialah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan juga
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau juga bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Secara
umum, bank berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali kepasa masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial
intermediary. Namun terdapat 3 fungsi utama bank yang lebih spesifik, yaitu.
1. Agent of trust, merupakan sebuah lembaga berlandaskan kepercayaan.
Dasar utama dalam kegiatan perbankan adalah kepercayaan (Trust) baik
dalam penghimpunan maupun dalam penyaluran dana.
2. Agent of development, merupakan lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi dengan memhimpun dana dari masyarakat untuk
berinvestasi terhadap pembangunan negara.
3. Agent of servies, merupakan lembaga yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat agar merasa nyaman dan aman dalam menyimpan dana dalam
bank tersebut.
Kesehatan Bank
Tingkat Kesehatan Bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan
sensitivitas terhadap risiko pasar.
Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian
kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang
didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta
pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian
nasional. Penilaian tingkat kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktorfaktor RGEC yang terdiri dari:
1. Risk Profil
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/ 1/ PBI/ 2011 profil risiko
merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen
risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu,
risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, stratejik, kepatuhan dan
reputasi. Penelitian ini mengukur risiko kredit menggunakan rasio Non
Performing Loan (NPL) dan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk mengukur
risiko likuiditas.
Risiko kredit dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) dihitung
dengan rumus:
NPL=(Kredit Bermasalah/Total Kredit) x 100%
Table 1 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPL)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
NPL < 2%
2
Sehat
2% ≤ NPL < 5%
3
Cukup Sehat
5% ≤ NPL < 8%
4
Kurang Sehat
8% ≤ NPL < 12%
5
Tidak Sehat
NPL ≥ 12%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
Risiko likuiditas dengan menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR)
dihitung dengan rumus:
LDR=(Jumlah Kredit Yang Diberikan)/(Dana Pihak Ketiga) x 100%
Table 2 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (LDR)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
LDR ≤ 75%
2
Sehat
75% < LDR ≤ 85%
3
Cukup Sehat
85% < LDR ≤ 100%
4
Kurang Sehat
100% < LDR ≤ 120%
5
Tidak Sehat
LDR > 120%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
2. Good Corporate Good (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang mengelola
dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added)
bagi pihak-pihak yang kerkepentingan (Sutedi,2012:2). Metode dalam penilaian
Good Corporate Governance pada awalnya dianalisis berdasarkan Surat Edaran
Bank Indonesia No.09/12/DPNP tahun 2007. Analisis dalam surat edaran tersebut
menggunakan kertas kerja self assessment Good Corporate Governance yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Bank Indonesia
kembali mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP tahu 2013
tentang Penilaian Good Corporate Governance.
Table 3 Kriteria Penetapan Peringkat GCG (self assessment)
Peringkat
Keterangan
1
Sangat Baik
2
Baik
3
Cukup Baik
4
Kurang Baik
5
Tidak Baik
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP Tahun 2013
3. Earnings (Rentabilitas)
Penilaian rentabilitas merupakan hal yang penting dalam suatu bank
karena merupakan salah satu parameter dalam penilaian tingkat kesehatan bank
terkait dengan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan. Penilaian faktor
rentabilitas dapat dihitung menggunakan 2 rumus yaitu Return On Asset (ROA)
dan Net Interest Margin (NIM).
Penilaian earning (rentabilitas) diukur dengan menggunakan rasio Return
On Asset (ROA) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA= (EBIT/Rata-Rata Total Asset) × 100%
Table 4 Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas (ROA)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
ROA > 1,5%
2
Sehat
1.25% < ROA ≤ 1,5%
3
Cukup Sehat
0,5% < ROA ≤ 1,25%
4
Kurang Sehat
0% < ROA ≤ 0,5%
5
Tidak Sehat
ROA ≤ 0%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
Penilaian earning (rentabilitas) diukur dengan menggunakan rasio Net
Interest Margin (NIM) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
NIM= (Pendapatan Bunga Bersih/Rata-Rata Total Asset Produktif) × 100%
Tabel 5 Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas (NIM)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
NIM > 3%
2
Sehat
2% < NIM ≤ 3%
3
Cukup Sehat
1,5% < NIM ≤ 2%
4
Kurang Sehat
1% < NIM ≤ 1,5%
5
Tidak Sehat
NIM ≤ 1%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
4. Capital (Permodalan)
Permodalan merupakan salah satu faktor yang penting bagi sebuah bank
karena jika sebuah bank memiliki faktor permodalan yang baik maka tentu saja
bank juga akan semakin lancar dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dalam
mencapai tujuan bank itu sendiri. Faktor permodalan dapat diukur dengan
menggunakan rumus Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang
mengukur kecukupan modal suatu bank yang dihitung berdasarkan perbandingan
total modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Penilaian capital diukur
dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
CAR=(Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) x 100%
Table 5 Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan (CAR)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
CAR > 12%
2
Sehat
9% ≤ CAR < 12%
3
Cukup Sehat
8% ≤ CAR < 9%
4
Kurang Sehat
6% < CAR < 8%
5
Tidak Sehat
CAR ≤ 6%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
7. Metode Penelitian
a. Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data
yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subjek
penelitiannya. Data sekunder tersebut diperoleh dari Laporan Keuangan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
b. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Industri Perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan metode
Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah metode yang digunakan
untuk pengambil sample secara sengaja dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Bank Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2013-2017.
2. Bank Konvensional yang menyajikan Laporan Keuangan Tahunan
selama periode pengamatan.
Dari kriteria diatas diperoleh sampel penelitian sebagai berikut:
No
Kode Bank
Nama Bank
1
BMRI
Bank Mandiri Tbk
2
AGRO
Bank Rakyat Indonesia Tbk
3
BBNI
Bank Negara Indonesia Tbk
4
BBTN
Bank Tabungan Negara Tbk
5
BDMN
Bank Danamon Tbk
6
BBKP
Bank Bukopin Tbk
7
MEGA
Bank Mega Tbk
8
BBCA
Bank Central Asia Tbk
Metode Analisis Data
Populasi Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penerapan pendekatan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital) yang terdiri dari:
a) Faktor profil risiko (risk profile) yang diukur menggunakan rasio
Non Performing Loan dan Loan to Deposit ratio
b)
Faktor Good Corporate Governance
c) Faktor rentabilitas (earnings) yang diukur menggunakan rasio
Return on Asset dan Net Interest Margin
d) Faktor Permodalan (capital) yang diukur menggunakan Capital
Adequacy Ratio
2. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earning, Capital) Penelitian ini menggunakan
analisis data sebagai berikut:
1.
Analisis Risk Profil
a. Risiko Kredit Non Performing Loan (NPL)
NPL= (Kredit Bermasalah/Total Kredit) × 100%
b. Risiko Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR= (Jumlah Kredit Yang Diberikan/Dana Pihak Ketiga) × 100%
2.
Analisis Good Corporate Governance (GCG) Sesuai dengan SE BI
No.15/15/DPNP/2013 tentang pelaksanaan GCG, penilaian faktor
GCG dilakukan dengan sistem self assessment (penilaian
sendiri). faktor penilaiannya meliputi:
a. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
b. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi
c. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
d. Penanganan Benturan Kepentingan
e. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
f. Penerapan Fungsi Audit Intern
g. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
h. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
i. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan
Debitur Besar (Large Exposures)
j. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan
pelaksanaan GCG dan laporan Internal
3.
Analisis Rentabilitas
a. Return On Asset (ROA)
ROA= (EBIT/Rata − Rata Total Aset) × 100%
b. Net Interest Margin (NIM)
NIM = (Pendapatan Bunga Bersih/Rata-Rata Total Asset
Produktif) × 100%
4.
Analisis Permodalan
CAR= (Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) × 100%
5.
Menarik kesimpulan dari perhitungan analisis rasio tersebut untuK
menentukan tingkat kesehatan bank sesuai dengan standar
peringkat
tingkat kesehatan bank yang telah ditentukan oleh
peraturan Bank Indonesia.
8. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam tinjauan pustaka memuat teori-teori yang relavan dengann penelitian
yang dilakukan, tinjauan terhadap penelitian terkait yang pernah dilakukan
sebelumnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang data yang digunakan, variable yang digunakan,
dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang subjek penelitian, hasil analisis data, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
9. Daftar Pustaka
Buku:
1. Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study
of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of
Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in
Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American
Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp.
184-189
3. Kisman, Z.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories
and Evidence.Transylvanian Review.Vol XXIV, No. 08,2016.
Buku Online:
1. www.idx.co.id (Diakses pada tanggal 19 April 2018)
2. http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bank-menurut-para-ahli-2/
(Diakses pada tanggal 19 April 2018)
3. https://h3r1y4d1.wordpress.com/2011/05/16/kesehatan-bank/
pada tanggal 19 April 2018)
(Diakses
4. http://pena.gunadarma.ac.id/penilaian-kesehatan-bank-rgec-risk-profile-2/
(Diakses pada tanggal 19 April 2018)
5. https://dvinugspt.wordpress.com/2013/11/24/kesehatan-bank/
pada tanggal 19 April 2018)
(Diakses
6. https://dosen.perbanas.id/tingkat-kesehatan-bank-berdasarkan-risiko-riskbased-bank-rating-rbbr/ (Diakses pada tanggal 19 April 2018)
7. https://media.neliti.com/media/publications/87009-ID-analisispenggunaan-metode-rgec-risk-pro.pdf (Diakses pada tanggal
2018)
19 April
Bank Konvensional Periode 2013-2017
Tasya Frabella
Universitas Trilogi
1. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian Indonesia pada sektor perbankan mengalami
beberapa guncangan dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 1997, Indonesia
mengalami krisis moneter yang mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat
menurun terhadap perbankan nasional. Akibat dari krisis kepercayaan tersebut,
terjadilah penarikan simpanan masyarakat secara besar-besaran dari bank-bank
nasional yang mengakibatkan perbankan nasional kekurangan likuiditas. Seiring
berjalannya waktu, perbankan Indonesia mulai melakukan perbaikan. Akan Tetapi
pada tahun 2008 perbankan Indonesia kembali mengalami guncangan. Fenomena
krisis ekonomi global menimbulkan kepanikan di pasar keuangan global. Aliran
dana dan kredit terhenti di berbagai negara, transaksi dan kegiatan ekonomi
sehari-hari terganggu.
Sektor perbankan nasional juga mengalami dampak dari krisis yakni aliran
dana keluar terjadi besar-besaran. Kondisi ekonomi Indonesia setalah krisis global
tahun 2008 berangsur membaik namun masih dalam kondisi yang kurang stabil.
Hal ini tercermin dari nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan dari tahun ke
tahun dan pertumbuhan ekonomi yang selalu menurun dalam beberapa tahun
terakhir. Secara tidak langsung, hal ini juga akan mempengaruhi sektor
perbankan. Saat kondisi ekonomi seperti inilah bank harus bisa menjaga kondisi
kesehatan bank agar tetap dalam kondisi baik.
Kesehatan bank sangat penting karena bank yang sehat akan dapat
melakukan keigiatan operasionalnya dengan normal. Selain itu, kondisi kesehatan
bank yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa bank sebagai
tempat yang aman dan menguntungkan untuk menyimpan hartanya sedangkan
bank mempercayakan sejumlah dananya untuk diolah dan dikembalikan pada
waktunya.
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi
yang sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank
yang sangat sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank
yang sakit untuk segera mengobati penyakitnya. Bank Indonesia sebagai
pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk
bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu dihentikan
kegiatan operasinya.
Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh
pemerintah melalui Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat
laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh
aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari dan
dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi suatu bank. Dengan diketahui kondisi
kesehatannya akan memudahkan bank itu sendiri untuk memperbaiki
kesehatannya
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap periode. Dalam setiap penilaian
ditentukan kondisi suatu bank. Bagi bank yang sudah dinilai sebelumnya dapat
pula dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan kesehatannya. Bagi bank
yang menurut penilaian sehat atau kesehatannya terus meningkat tidak jadi
masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya tetap dipertahankan terus.
Akan tetapi bagi bank yang terus-menerus tidak sehat, maka harus mendapat
pengarahan atau bahkan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina perbankan dapat saja
menyarankan untuk melakukan berbagai perbaikan. Perbaikan-perbaikan yang
akan dilakukan meliputi perubahan manajemen, melakukan penggabungan seperti
merger, konsolidasi, akuisisi atau malah dilikuidasi (dibubarkan) keberadaannya
jika memang sudah parah kondisi bank tersebut. Pertimbangan untuk hal ini
sangat tergantung dari kondisi yang dialami bank yang bersangkutan. Jika kondisi
bank sudah sedemikian parah, namun masih memiliki beberapa potensi, maka
sebaiknya dicarikan jalan keluarnya dengan model penggabungan usaha dengan
bank lainnya. Sedangkan langkah likuidasi merupakan jalan keluar terakhir dalam
rangka menyelamatkan uang masyarakat.
Per Januari 2012 seluruh Bank Umum di Indonesia sudah harus
menggunakan pedoman penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang mewajibkan Bank Umum. Tatacara terbaru
tersebut, kita sebut saja sebagai Metode RGEC, yaitu singkatan dari Risk Profile,
Good Corporate Governance, Earning, dan Capital.
Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank
Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan
Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, yang mewajibkan Bank Umum untuk
melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan
menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara
individual maupun secara konsolidasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dengan ini akan dilakukan penelitian
mengenai “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017”
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh Risk Profil terhadap Laporan Keuangan Tahunan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017?
2.
Bagaimana pengaruh GCG (Good Corporate Governance) terhadap
Laporan Keuangan Tahunan pada Bank Konvensional Periode 2013-2017?
3.
Bagaimana pengaruh Earning terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017?
4.
Bagaimana pengaruh Capital terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Menganalisis pengaruh Risk Profil terhadap Laporan Keuangan Tahunan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
2.
Menganalisis pengaruh GCG terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017.
3.
Menganalisis pengaruh Earning terhadap Laporan Keuangan Tahunan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
4.
Menganalisis pengaruh Capital terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada
Bank Konvensional Periode 2013-2017.
4. Hipotesa Penelitian
1. Ada pengaruh Risk Profil terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017.
2. Ada pengaruh GCG (Good Corporate Governance) terhadap Laporan
Keuangan Tahunan pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
3. Ada pengaruh Earning terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017.
4. Ada pengaruh Capital terhadap Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta informasi yang
berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Bagi perusahaan, sebagai masukan dan pertimbangan untuk perbaikan
kinerja perusahaan kedepan.
2. Bagi masyarakat, sebagai sumber referensi dan perbandingan untuk
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi penulis, sebagai proses dalam pembelajar yang lebih luas dan sebagai
implementasi dari pembelajaran yang di dapat selama menempuh
perkuliahan.
6. Landasan Teori
Bank
Pengertian Bank Menurut UU No.10 Thn 1998 ialah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan juga
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau juga bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Secara
umum, bank berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali kepasa masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial
intermediary. Namun terdapat 3 fungsi utama bank yang lebih spesifik, yaitu.
1. Agent of trust, merupakan sebuah lembaga berlandaskan kepercayaan.
Dasar utama dalam kegiatan perbankan adalah kepercayaan (Trust) baik
dalam penghimpunan maupun dalam penyaluran dana.
2. Agent of development, merupakan lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi dengan memhimpun dana dari masyarakat untuk
berinvestasi terhadap pembangunan negara.
3. Agent of servies, merupakan lembaga yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat agar merasa nyaman dan aman dalam menyimpan dana dalam
bank tersebut.
Kesehatan Bank
Tingkat Kesehatan Bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan
sensitivitas terhadap risiko pasar.
Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian
kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang
didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta
pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian
nasional. Penilaian tingkat kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktorfaktor RGEC yang terdiri dari:
1. Risk Profil
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/ 1/ PBI/ 2011 profil risiko
merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen
risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu,
risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, stratejik, kepatuhan dan
reputasi. Penelitian ini mengukur risiko kredit menggunakan rasio Non
Performing Loan (NPL) dan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk mengukur
risiko likuiditas.
Risiko kredit dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) dihitung
dengan rumus:
NPL=(Kredit Bermasalah/Total Kredit) x 100%
Table 1 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPL)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
NPL < 2%
2
Sehat
2% ≤ NPL < 5%
3
Cukup Sehat
5% ≤ NPL < 8%
4
Kurang Sehat
8% ≤ NPL < 12%
5
Tidak Sehat
NPL ≥ 12%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
Risiko likuiditas dengan menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR)
dihitung dengan rumus:
LDR=(Jumlah Kredit Yang Diberikan)/(Dana Pihak Ketiga) x 100%
Table 2 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (LDR)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
LDR ≤ 75%
2
Sehat
75% < LDR ≤ 85%
3
Cukup Sehat
85% < LDR ≤ 100%
4
Kurang Sehat
100% < LDR ≤ 120%
5
Tidak Sehat
LDR > 120%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
2. Good Corporate Good (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang mengelola
dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added)
bagi pihak-pihak yang kerkepentingan (Sutedi,2012:2). Metode dalam penilaian
Good Corporate Governance pada awalnya dianalisis berdasarkan Surat Edaran
Bank Indonesia No.09/12/DPNP tahun 2007. Analisis dalam surat edaran tersebut
menggunakan kertas kerja self assessment Good Corporate Governance yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Bank Indonesia
kembali mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP tahu 2013
tentang Penilaian Good Corporate Governance.
Table 3 Kriteria Penetapan Peringkat GCG (self assessment)
Peringkat
Keterangan
1
Sangat Baik
2
Baik
3
Cukup Baik
4
Kurang Baik
5
Tidak Baik
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP Tahun 2013
3. Earnings (Rentabilitas)
Penilaian rentabilitas merupakan hal yang penting dalam suatu bank
karena merupakan salah satu parameter dalam penilaian tingkat kesehatan bank
terkait dengan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan. Penilaian faktor
rentabilitas dapat dihitung menggunakan 2 rumus yaitu Return On Asset (ROA)
dan Net Interest Margin (NIM).
Penilaian earning (rentabilitas) diukur dengan menggunakan rasio Return
On Asset (ROA) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA= (EBIT/Rata-Rata Total Asset) × 100%
Table 4 Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas (ROA)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
ROA > 1,5%
2
Sehat
1.25% < ROA ≤ 1,5%
3
Cukup Sehat
0,5% < ROA ≤ 1,25%
4
Kurang Sehat
0% < ROA ≤ 0,5%
5
Tidak Sehat
ROA ≤ 0%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
Penilaian earning (rentabilitas) diukur dengan menggunakan rasio Net
Interest Margin (NIM) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
NIM= (Pendapatan Bunga Bersih/Rata-Rata Total Asset Produktif) × 100%
Tabel 5 Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas (NIM)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
NIM > 3%
2
Sehat
2% < NIM ≤ 3%
3
Cukup Sehat
1,5% < NIM ≤ 2%
4
Kurang Sehat
1% < NIM ≤ 1,5%
5
Tidak Sehat
NIM ≤ 1%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
4. Capital (Permodalan)
Permodalan merupakan salah satu faktor yang penting bagi sebuah bank
karena jika sebuah bank memiliki faktor permodalan yang baik maka tentu saja
bank juga akan semakin lancar dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dalam
mencapai tujuan bank itu sendiri. Faktor permodalan dapat diukur dengan
menggunakan rumus Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang
mengukur kecukupan modal suatu bank yang dihitung berdasarkan perbandingan
total modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Penilaian capital diukur
dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
CAR=(Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) x 100%
Table 5 Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan (CAR)
Peringkat
Keterangan
Kriteria
1
Sangat Sehat
CAR > 12%
2
Sehat
9% ≤ CAR < 12%
3
Cukup Sehat
8% ≤ CAR < 9%
4
Kurang Sehat
6% < CAR < 8%
5
Tidak Sehat
CAR ≤ 6%
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004
7. Metode Penelitian
a. Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data
yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subjek
penelitiannya. Data sekunder tersebut diperoleh dari Laporan Keuangan
pada Bank Konvensional Periode 2013-2017.
b. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan pada Bank
Konvensional Periode 2013-2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Industri Perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan metode
Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah metode yang digunakan
untuk pengambil sample secara sengaja dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Bank Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2013-2017.
2. Bank Konvensional yang menyajikan Laporan Keuangan Tahunan
selama periode pengamatan.
Dari kriteria diatas diperoleh sampel penelitian sebagai berikut:
No
Kode Bank
Nama Bank
1
BMRI
Bank Mandiri Tbk
2
AGRO
Bank Rakyat Indonesia Tbk
3
BBNI
Bank Negara Indonesia Tbk
4
BBTN
Bank Tabungan Negara Tbk
5
BDMN
Bank Danamon Tbk
6
BBKP
Bank Bukopin Tbk
7
MEGA
Bank Mega Tbk
8
BBCA
Bank Central Asia Tbk
Metode Analisis Data
Populasi Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penerapan pendekatan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital) yang terdiri dari:
a) Faktor profil risiko (risk profile) yang diukur menggunakan rasio
Non Performing Loan dan Loan to Deposit ratio
b)
Faktor Good Corporate Governance
c) Faktor rentabilitas (earnings) yang diukur menggunakan rasio
Return on Asset dan Net Interest Margin
d) Faktor Permodalan (capital) yang diukur menggunakan Capital
Adequacy Ratio
2. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earning, Capital) Penelitian ini menggunakan
analisis data sebagai berikut:
1.
Analisis Risk Profil
a. Risiko Kredit Non Performing Loan (NPL)
NPL= (Kredit Bermasalah/Total Kredit) × 100%
b. Risiko Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR= (Jumlah Kredit Yang Diberikan/Dana Pihak Ketiga) × 100%
2.
Analisis Good Corporate Governance (GCG) Sesuai dengan SE BI
No.15/15/DPNP/2013 tentang pelaksanaan GCG, penilaian faktor
GCG dilakukan dengan sistem self assessment (penilaian
sendiri). faktor penilaiannya meliputi:
a. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
b. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi
c. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
d. Penanganan Benturan Kepentingan
e. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
f. Penerapan Fungsi Audit Intern
g. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
h. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
i. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan
Debitur Besar (Large Exposures)
j. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan
pelaksanaan GCG dan laporan Internal
3.
Analisis Rentabilitas
a. Return On Asset (ROA)
ROA= (EBIT/Rata − Rata Total Aset) × 100%
b. Net Interest Margin (NIM)
NIM = (Pendapatan Bunga Bersih/Rata-Rata Total Asset
Produktif) × 100%
4.
Analisis Permodalan
CAR= (Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) × 100%
5.
Menarik kesimpulan dari perhitungan analisis rasio tersebut untuK
menentukan tingkat kesehatan bank sesuai dengan standar
peringkat
tingkat kesehatan bank yang telah ditentukan oleh
peraturan Bank Indonesia.
8. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam tinjauan pustaka memuat teori-teori yang relavan dengann penelitian
yang dilakukan, tinjauan terhadap penelitian terkait yang pernah dilakukan
sebelumnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang data yang digunakan, variable yang digunakan,
dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang subjek penelitian, hasil analisis data, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
9. Daftar Pustaka
Buku:
1. Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study
of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of
Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in
Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American
Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp.
184-189
3. Kisman, Z.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories
and Evidence.Transylvanian Review.Vol XXIV, No. 08,2016.
Buku Online:
1. www.idx.co.id (Diakses pada tanggal 19 April 2018)
2. http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bank-menurut-para-ahli-2/
(Diakses pada tanggal 19 April 2018)
3. https://h3r1y4d1.wordpress.com/2011/05/16/kesehatan-bank/
pada tanggal 19 April 2018)
(Diakses
4. http://pena.gunadarma.ac.id/penilaian-kesehatan-bank-rgec-risk-profile-2/
(Diakses pada tanggal 19 April 2018)
5. https://dvinugspt.wordpress.com/2013/11/24/kesehatan-bank/
pada tanggal 19 April 2018)
(Diakses
6. https://dosen.perbanas.id/tingkat-kesehatan-bank-berdasarkan-risiko-riskbased-bank-rating-rbbr/ (Diakses pada tanggal 19 April 2018)
7. https://media.neliti.com/media/publications/87009-ID-analisispenggunaan-metode-rgec-risk-pro.pdf (Diakses pada tanggal
2018)
19 April