Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapan semua pihak. Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu jenjang pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan benar-benar berkualitas, terampil dan siap dipekerjakan ditengah-tengah masyarakat. Dan mahasiswa sebagai salah satu elemen Perguruan Tinggi dituntut mampu berpikir kritis, tegas dan kreatif khususnya dibidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.

Guna memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan lulusan perguruan tinggi yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahannya tersebut. Pembahasan yang diambil tentu saja yang


(2)

berhubungan dengan perpajakan. Pajak merupakan salah satu sektor penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbesar setelah penerimaan dari sektor Migas. Penerimaan Negara dari sektor pajak setiap tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimana rencana pendapatan negara dari sektor pajak terus mengalami peningkatan. Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan baik di pusat maupun di daerah. Sebagaimana dalam pengertian pajak dikatakan bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (selanjutnya disebut Undang-Undang Pajak Penghasilan ) dan sampai saat ini ketentuan tersebut masih berlaku dan khususnya di Indonesia dikenal dengan sistem self assestment, dimana dalam sistem ini, masyarakat atau Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya.


(3)

Pajak Pengasilan (PPh) Pasal 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima atau diperoleh orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan. Yang wajib dilakukan oleh pihak Pemberi kerja, Bendaharawan, Dana Pensiun atau Badan lain, Badan yang membayarkan Honorarium, dan Penyelenggara kegiatan.

Setelah diadakannya reformasi dan modernisasi dalam pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) PPh Pasal 21 tidak hanya menggunakan cara manual, melainkan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) PPh Pasal 21 bisa juga secara elektronik (e-SPT) khusus untuk SPT Masa PPh Pasal 21 dengan berlakunya PER-14/PJ/2013 tentang Perubahan Formulir SPT Masa PPh Pasal 21/26, dan Bukti Potong PPh Pasal 21/26 untuk PPh Pasal 21 yang bukti potongnya diatas 20 dokumen wajib menggunakan Elektronik SPT (e-SPT).

Setiap bulan setelah masa pajak berakhir Wajiib Pajak mempunyai kewajiban untuk memotong, menyetor dan melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang dan kemudian pada akhir tahun, Wajib Pajak berkewajiban untuk menghitung kembali jumlah Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang dan melaporkan melalui Surat Pemberitahuan (SPT) Masa bulan Desember. Namun, hingga saat ini masih banyak Wajib Pajak yang tidak melaporkan dan membayar pajak terutangnya.

Usaha untuk mencapai target penerimaan pajak tersebut bukanlah perkara yang mudah. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerja keras, kesadaran akan


(4)

hak dan kewajiban serta kedisplinan dari seluruh aparatur perpajakan dibawah Direktorat Jenderal Pajak serta peran dari Wajib Pajak itu sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas permasalahan kedalam suatu laporan dengan judul : “Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur”.

Disamping ini Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Setiap kegiatan yang dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.1. Untuk mengetahui tingkat peyampaian e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.


(5)

1.2. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi pemungut dan atau pemotong dalam menyampaikan e-SPT pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya Pajak Pengahasilan (PPh) Pasal 21.

b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan. c. Agar dapat meningkatkan ketrampilan mahasiswa.

d. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam pemasalahan yang timbul selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sehingga Dinas Pendapatan kota Medan dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk membantu sosialisasi Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21.


(6)

c. Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

2.3. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Untuk meningkatkan kerja sama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur. b. Sebagai sarana untuk mempublikasikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

ada di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

1.1. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak


(7)

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1.2. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving

yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. (Suandy, 2:2008).

1.3. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.(UU No.36 Tahun 2008 Tentang UU Pajak Penghasilan).

1.4. Pajak Pengasilan (PPh) Pasal 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima atau diperoleh orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan. (UU No.36 Tahun 2008 Tentang UU Pajak Penghasilan)

1.5. e-SPT adalah Aplikasi e-SPT atau disebut dengan Elektronik SPT adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT.

Kelebihan aplikasi e-SPT adalah sebagai berikut: Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket Data perpajakan terorganisir dengan baik Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis


(8)

Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan system computer Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan system komputer. Menghindari pemborosan penggunaan kertas Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak. ( DJP, 2013).

2. Fungsi Pajak

2.1. Fungsi Anggaran (butgetair) adalah suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukan dana secara optimal ke dalam kas negara berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku.

2.2. Fungsi Mengatur (regulerend) adalah uatu fungsi dalam mana pajak digunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

2.3. Fungsi Stabilitas adalah pajak sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Pajak dapat digunakan untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi melalui penentuan tarif pajak.

2.4. Fungsi Redistribusi Pendapatan adalah pajak digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Atau bisa juga disebut sebagai fungsi untuk pemerataan pendapatan.


(9)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Di dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 antara lain:

1. Untuk mengetahui mekanisme pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan peyampaian e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pratama (KPP) Pratama Medan Timur. 3. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi pemungut dan atau

pemotong dalam menyampaikan e-SPT pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, mulai dari penentuan judul dan instansi tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mengumpulkan bahan untuk merumuskan proposal, serta konsultasi dengan dosen.


(10)

2. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan data sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Wawancara

Dalam bagian ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21.

2. Observasi

Dalam bagian metode ini penulis turun langsung ke lapangan untuk melakukan peninjauan, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

3. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti: buku perpajakan, Undang-Undang perpajakan, artikel ilmiah maupun literatur yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).


(11)

G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

1. BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), uraian teoritis, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

2. BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.


(12)

3. BAB III : PEMBAHASAN TATACARA PELAPORAN e-SPT PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR

Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

4. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasila (PPh) Pasal 21 Di Kantor pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini akan disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab yang sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada. Bab ini juga merupakan penutup dari bab-bab yang sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak pada kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.


(1)

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1.2. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving

yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. (Suandy, 2:2008).

1.3. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.(UU No.36 Tahun 2008 Tentang UU Pajak Penghasilan).

1.4. Pajak Pengasilan (PPh) Pasal 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima atau diperoleh orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan. (UU No.36 Tahun 2008 Tentang UU Pajak Penghasilan)

1.5. e-SPT adalah Aplikasi e-SPT atau disebut dengan Elektronik SPT adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT.

Kelebihan aplikasi e-SPT adalah sebagai berikut: Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket Data perpajakan terorganisir dengan baik Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis


(2)

Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan system computer Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan system komputer. Menghindari pemborosan penggunaan kertas Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak. ( DJP, 2013).

2. Fungsi Pajak

2.1. Fungsi Anggaran (butgetair) adalah suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukan dana secara optimal ke dalam kas negara berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku.

2.2. Fungsi Mengatur (regulerend) adalah uatu fungsi dalam mana pajak digunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

2.3. Fungsi Stabilitas adalah pajak sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Pajak dapat digunakan untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi melalui penentuan tarif pajak.

2.4. Fungsi Redistribusi Pendapatan adalah pajak digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup


(3)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Di dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 antara lain:

1. Untuk mengetahui mekanisme pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan peyampaian e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pratama (KPP) Pratama Medan Timur. 3. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi pemungut dan atau

pemotong dalam menyampaikan e-SPT pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, mulai dari penentuan judul dan instansi tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mengumpulkan bahan untuk merumuskan proposal, serta konsultasi dengan dosen.


(4)

2. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan data sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Wawancara

Dalam bagian ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21.

2. Observasi

Dalam bagian metode ini penulis turun langsung ke lapangan untuk melakukan peninjauan, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

3. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti: buku perpajakan, Undang-Undang perpajakan,


(5)

G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

1. BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), uraian teoritis, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

2. BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.


(6)

3. BAB III : PEMBAHASAN TATACARA PELAPORAN e-SPT PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR

Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang ada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

4. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu Tatacara Pelaporan e-SPT Pajak Penghasila (PPh) Pasal 21 Di Kantor pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini akan disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab yang sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada. Bab ini juga merupakan penutup dari bab-bab yang sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak pada kantor Pelayanan Pajak (KPP)