Peramalan Tingkat Produksi Karet Tahun 2018 Di Kabupaten Simalungun Chapter III VI

BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1

Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun

3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun
Pada tahun 1999, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Undang-undang
No.70 Tahun 1999 yaitu Undang-Undang tentang Pemindahan Ibukota Daerah
Kabupaten Simalungun dari wilayah kota Pematang Siantar ke Kecamatan Raya
dan menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri
dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba.
Kabupaten Simalungun memiliki wilayah administrasi yang terdiri dari 31
kecamatan, yakni:
1. Kec. Silimakuta dengan 6 desa;
2. Kec. Pamatang Silimahuta dengan 10 desa;
3. Kec. Purba dengan 13 desa;
4. Kec. Haranggaol Horison dengan 4 desa;
5. Kec. Dolok Pardamean dengan 16 desa;
6. Kec. Sidamanik dengan 14 desa;

7. Kec. Pamatang Sidamanik dengan 9 desa;
8. Kec. Girsang Sipangan Bolon dengan 3 desa;
9. Kec. Tanah Jawa dengan 19 desa;
10. Kec. Hatonduhan dengan 9 desa;

Universitas Sumatera Utara

11. Kec. Dolok Panribuan dengan 15 desa;
12. Kec. Jorlang Hataran dengan 12 desa;
13. Kec. Panei dengan 16 desa;
14. Kec. Panombeian Panei dengan 11 desa;
15. Kec. Raya dengan 17 desa;
16. Kec. Dolok Silou dengan 14 desa;
17. Kec. Silou Kahean dengan 16 desa;
18. Kec. Raya Kahean dengan 13 desa;
19. Kec. Tapian Dolok dengan 10 desa;
20. Kec. Dolok Batu Nanggar dengan 14 desa;
Kec. Siantar dengan 17 desa;
21. Kec. Gunung Malela dengan 16 desa;
22. Kec. Gunung Maligas dengan 9 desa;

23. Kec. Hutabayu Raja dengan 15 desa;
24. Kec. Jawa Maraja Bah Jambi dengan 8 desa;
25. Kec. Pamatang Bandar dengan 11 desa;
26. Kec. Bandar Huluan dengan 10 desa;
27. Kec. Bandar dengan 14 desa;
28. Kec. Bandar Masilam dengan 10 desa;

Universitas Sumatera Utara

29. Kec. Bosar Maligas dengan 16 desa;
30. Kec. Ujung Padang dengan 19 desa;

Universitas Sumatera Utara

3.1.2

Lokasi dan Keadaan Geografis

Kabupaten Simalungun


berada di bagian selatan wilayah Kabupaten Toba

Samosir. Wilayah kabupaten ini berada pada ketinggian 0-1.400 m di atas
permukaan laut, dengan topografi datar hingga pegunungan.
Secara geografis Kabupaten Simalungun terletak antara 02°36’ hingga
03°18’LU dan 98°32’ hingga 99°35’BT. Batas-batas wilayah Kabupaten
Simalungun sebagai berikut:
Sebelah utara

: Kabupaten Serdang Bedagai.

Sebelah selatan : Kabupaten Toba Samosir.
Sebelah timur

: Kabupaten Karo.

Sebelah barat

: Kabupaten Batubara dan Kabupaten Asahan.


Beragam bentang alam terdapat di Kabupaten Simalungun. 75% lahannya berada
pada kemiringan 0-15% sehingga Kabupaten Simalungun merupakan Kabupaten
terluas ketiga setelah Kabupaten Madina dan Kabupaten Langkat di Sumatera
Utara dan memiliki letak yang cukup strategis serta berada di kawasan wisata
Danau Toba-Parapat.

3.1.3

Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2015, jumlah penduduk di Kabupaten
Simalungun tercatat 849.405 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri atas 423.202
laki-laki dan 426.203 perempuan. Dari seluruh kecamatan yang ada, Kecamatan
Tanah Jawa memiliki jumlah penduduk terbanyak, yaitu 47.508 jiwa. Sementara
itu, Kecamatan Haranggaol Horison memiliki jumlah penduduk terendah di

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Simalungun, yaitu 5.070 jiwa. Dengan luas wilaah 4.372,50


,

rata-rata kepadatan penduduk di kabupaten ini berada pada kisaran 194,26 jiwa
per

3.1.4 Sumber Daya Alam (Perkebunan)

Kabupaten Simalungun memiliki beragam potensi alam yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi sektor pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, kehutanan, hingga pertambangan.
Topografi wilayah Kabupaten Simalungun yang terletak di dataran tinggi
dan bergunung-gunung sangat potensial untuk pengembangan sektor perkebunan.
Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Simalungun
ialah karet, sawit, kopi robusta, kopi arabika, kelapa, kakao, cengkih, kulit manis,
aren, kemiri, dan jarak pagar. Sebagian besar perkebunan yang ada di kabupaten
ini ialah perkebunan rakyat. Bahkan, berdasarkan Kabupaten Simalungun dalam
Angka 2016, terdapat 30.019,44 ha perkebunan yang dikembangkan oleh petani
setempat. Angka tersebut terdiri atas 16.005,93 ha perkebunan kelapa sawit, dan
14.013,51 ha perkebunan karet.
Berdasarkan kuantitas produksi, komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten

Simalungun ialah karet. Dari 31 kecamatan yang ada, Kecamatan Raya Kahean
memiliki luas dan produksi karet tertinggi di Kabupaten Simalungun, yaitu
8.878,98 ha dengan produksi 8.071,15 ton. Sementara itu, Kecamatan Hutabayu
Raja memiliki luas lahan dan produksi terendah di Kabupaten Simalungun yaitu
3,50 ha dengan produksi 2,59 ton.

Universitas Sumatera Utara

3.2

Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik)

3.2.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

1.

Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh
Direktur pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow
Nijeverheiden Handed) dan Berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi
tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.


2.

Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang
anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut
diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh
mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di
Indonesia.

3.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan
nama Central Kantor Voor de Statistik (CKS) atau kantor statistik dan di
pindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan
mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor
Invoer Vitvoer en Accijnsen (IUA) yang sekarang disebut kantor Bea dan
Cukai.

3.2.2 Masa Pemerintahan Jepang
1.


Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali
kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
perang atau militer.

Universitas Sumatera Utara

2.

Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistik (CKS) diganti namanya
menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.2.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
1.

Setelah Proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan
Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana
kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum
Republik Indonesia) dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari
perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda (NICA) di

Jakarta mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistik (CKS).

2.

Berdasarkan surat edaran kementrian kemakmuran tanggal 12 Juni 1950
Nomor 219/S.C, KAPURRI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum
Republik Indonesia) dan Central Voor de Statistik (CKS) dilebur menjadi
Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab
menteri Kemakmuran.

3.

Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor p/44,
Lembaga Kantor Pusat Statistik (KPS) berada dibawah dan bertanggungjawab kepada menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri
Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099/M, KPS dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan
bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.

4.


Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian
Perekonomian dipecah menjadi kementrian Perdagangan dan kementrian

Universitas Sumatera Utara

Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI Nomor 172,
terhitung tanggal 1 Juni 1957 Kantor Pusat Statistik (KPS) diubah menjadi
Biro Pusat Statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang
berada dibawah perdanana mentri.

3.2.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang
1.

Dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk
mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya
mulai diadakan pembenahan pada organisasi Badan Pusat Statistik.

2.

Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat

kali perubahan struktur organisasi:
1)

Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi
Badan Pusat Statistik.

2)

Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi
Badan Pusat Statistik.

3)

Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang organisasi
Badan Pusat Statistik dan Keputusan Presidan Nomor 6 tahun 1992
tentang kedudukan, fungsi, susunan dan tata Kerja Biro Pusat
Statistik.

4)

Undang-undang Nomor 16 tahun 1917 tentang Statistik.

5)

Keputusan Presiden RI Nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat
Statistik.

6)

Keputusan

Pemerintah

Nomor

51

tahun

1999

tentang

Penyelenggaraan Statistik.

Universitas Sumatera Utara

3.

Tahun 1968, ditetapkan peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 yaitu
yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun
1980 peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai
pengganti peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1968. Berdasarkan
peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 di tiap Provinsi terdapat
perwakilan BPS.

4.

Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 86 tahun1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur
tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.2.5 Visi dan Misi BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara

1.

Visi BPS (Badan Pusat Statistik)
Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik
sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional,
didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi yang mutakhir.

2.

Misi BPS (Badan Pusat Statistik)
Dalam

menunjuk

pembangunan

nasional

Badan

Pusat

Statistik

mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan
data statistik yang bermutu, handal, efektif dan efisien, peningkatan
kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan
ilmu pengetahuan statistik.

Universitas Sumatera Utara

3.2.6

Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai
struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Dimana
organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang
dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab
setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana
hubungannya yang satu dengan yang lain.
Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat
diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan.
Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara adalah struktur organisasi berbentuk Lini dan staff.
1. Bagian Tata Usaha/Kepegawaian
2. Bidang Statistik Produksi
3. Bidang Statistik Distribusi
4. Bidang Statistik Kependudukan
5. Bidang Pengolahan, Penyajian dan Pelayanan Statistik
6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Dalam menjalankan suatu organisasi maka diperlukan personal-personal jabatan
tertentu dalam organisasi tersebut di mana masing-masing diberi tugas dan fungsi
job description atau pembagian kerja. Kepala kantor dibantu bagian tata usaha
yang terdiri dari :
1.

Sub Bagian Urusan Dalam

2.

Sub Bagian Perlengkapan

Universitas Sumatera Utara

3.

Sub Bagian Keuangan

4.

Sub Bagian Kepegawaian

5.

Sub Bagian Bina Program

Sedangkan bidang penunjang statistik ada 5 bidang, yaitu:
1.

Bidang Statistik Produksi
Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan
statistik pertanian, industri serta statistik konstruksi pertambangan dan
energi.

2.

Bidang Statistik Distribusi
Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan
statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga
produsen serta Statistik Kesejahteraan.

3.

Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas untuk melaksanakan
kegiatan,statistik demografi dan rumah tangga, statistik ketenaga kerjaan
dan statistik.

4.

Bidang Integrasi Pengolahan dan Distribusi Sosial
Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas yaitu melaksanakan
kegiatan dan penyiapan data, penyusunan sistem dan program serta
operasional pengolahan data dengan komputer.

5.

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas yaitu
melaksanakan kegiatan penyusunan neraca produksi, neraca konsumen dan
akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

Universitas Sumatera Utara

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data
Data yang akan diolah adalah data produksi karet rakyat. Pengambilan data
dilakukan di Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) Sumatera Utara di Jln. Asrama
No. 179 Medan, data yang diambil adalah jumlah produksi karet rakyat tahun
2005-2015.
Tabel 4.1 Data Jumlah Produksi Karet Rakyat di Kabupaten
Simalungun Tahun 2005 – 2015
Tahun

Periode

Produksi Karet (Ton)

2005

1

10.832

2006

2

10.911

2007

3

10.982

2008

4

11.027

2009

5

11.010

2010

6

11.073

2011

7

11.263

2012

8

11.434

2013

9

11.619

2014

10

12.155

2015

11

12.133

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

27

4.2 Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik

Produksi Karet

Jumlah Produksi Karet Tahun 2005-2015
12300
12200
12100
12000
11900
11800
11700
11600
11500
11400
11300
11200
11100
11000
10900
10800
2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Tahun

Gambar 4.1 Grafik Produksi Karet di Kabupaten Simalungun Tahun 2005–2015

4.3. Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter dari Brown
Adapun peramalan produksi karet tersebut adalah sebagai berikut:
Tahun ke-1 (2005):
a. St

= ditentukan produksi karet tahun pertama (2005), yaitu
sebesar 10.832

b. St

= ditentukan produksi karet tahun pertama (2005), yaitu
10.832, karena untuk data t-1, belum diperoleh

c. at ,

= belum ditentukan

d. bt

= belum ditentukan

e.

Ft  m

= peramalan tahun kedua (F2) ditentukan sebesar produksi tahun
pertama yaitu sebesar 10.832

Universitas Sumatera Utara

28

Tahun ke 2(2006)
= 10.911
a. St

=

+

= 0,1(10.911)+(1-0,1)(10.832)
= 0,1(10.911)+(0,9)(10.832)
= 10.839,9
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(10.839,9)+(0,9)(10.832)
= 10.832,79

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(10.839,9)-(10.832,79)
= 10.847,01

d. bt

=
=


( St  St )
1
(10.839,9-10.832,79)

= 0,79
e. Forecast tahun ke 3 dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 10.847,01+ 0,79
= 10.847,8

Universitas Sumatera Utara

29

Tahun ke 3(2007)
= 10.982
a. St

=

+

= 0,1(10.982)+(1-0,1)(10.839,9)
= 0,1(10.982)+(0,9)(10.839,9)
= 10.854,11
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(10.854,11)+(0,9)(10.832,79)
= 10.834,92

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(10.854,11)-(10.834,92)
= 10.837,3

d. bt

=
=


( St  St )
1
(10.854,11-10.834,92)

= 2,132
e. Forecast tahun ke 4 dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 10.837,3+ 2,132
= 10.875,43

Universitas Sumatera Utara

30

Tahun ke 4 (2008)
= 11.027
a. St

=

+

= 0,1(11.027)+(1-0,1)(10.854,11)
= 0,1(11.027)+(0,9)(10.854,11)
= 10.871,4
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(10.871,4)+(0,9)(10.834,92)
= 10.838,57

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(10.871,4)-(10.838,57)
= 10.904,23

d. bt

=
=


( St  St )
1
(10.871,4-10.838,57)

= 3,6477
e. Forecast tahun ke 5 dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 10.904,23+ 3,6477
= 10.907,88

Universitas Sumatera Utara

31

Tahun ke 5 (2009)
= 11.010
a. St

=

+

= 0,1(11.010)+(1-0,1)(10.871,4)
= 0,1(11.010)+(0,9)(10.871,4)
= 10.885,26
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(10.885,26)+(0,9)(10.838,57)
= 10.843,24

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(10.885,26)-(10.843,24)
= 10.927,28

d. bt

=
=


( St  St )
1
(10.885,26-10.843,24)

= 4,669
e. Forecast tahun ke 6 dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 10.927,28+ 4,669
= 10.931,95

Universitas Sumatera Utara

32

Tahun ke 6 (2010)
= 11.073
a. St

=

+

= 0,1(11.073)+(1-0,1)(10.885,26)
= 0,1(11.073)+(0,9)(10.885,26)
= 10.904,03
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(10.904,03)+(0,9)(10.843,24)
= 10.849,32

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(10.904,03)-(10.849,32)
= 10.958,75

d. bt

=
=


( St  St )
1
(10.904,03-10.849,32)

= 6,079
e. Forecast tahun ke 7 dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 10.958,75+ 6,079
= 10.964,83

Universitas Sumatera Utara

33

Tahun ke 7 (2011)
= 11.263
a. St

=

+

= 0,1(11.263)+(1-0,1)(10.904,03)
= 0,1(11.263)+(0,9)(10.904,03)
= 10.939,93
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(10.939,93)+(0,9)(10.849,32)
= 10.858,38

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(10.939,93)-(10.858,38)
= 11.021,48

d. bt

=
=


( St  St )
1
(10.939,93-10.858,38)

= 9,061
e. Forecast tahun ke 8 dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 11.021,48+ 9,061
= 11.030,54

Universitas Sumatera Utara

34

Tahun ke 8 (2012)
= 11.434
a. St

=

+

= 0,1(11.434)+(1-0,1)(10.939,93)
= 0,1(11.434)+(0,9)(10.939,93)
= 10.989,34
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(10.989,34)+(0,9)(10.858,38)
= 10.871,48

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(10.989,34)-(10.871,48)
= 11.107,2

d. bt

=
=


( St  St )
1
(10.989,34-10.871,48)

= 13,096
e. Forecast tahun ke 9 dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 11.107,2 + 13,096
= 11.120,29

Universitas Sumatera Utara

35

Tahun ke 9 (2013)
= 11.619
a. St

=

+

= 0,1(11.619)+(1-0,1)(10.989,34)
= 0,1(11.619)+(0,9)(10.989,34)
= 11.052,3
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(11.052,3)+(0,9)(10.871,48)
= 10.889,56

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(11.052,3)-(10.889,56)
= 11.215,05

d. bt

=
=


( St  St )
1
(11.052,3-10.889,56)

= 18,083
e. Forecast tahun ke 10dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 11.215,05+ 18,083
= 11.233,13

Universitas Sumatera Utara

36

Tahun ke 10 (2014)
= 12.155
a. St

=

+

= 0,1(12.155)+(1-0,1)(11.052,3)
= 0,1(12.155)+(0,9)(11.052,3)
= 11.162,57
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(11.162,57)+(0,9)(10.889,56)
= 10.916,86

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(11.162,57)-(10.916,86)
= 11.408,29

d. bt

=
=


( St  St )
1
(11.162,57-10.916,86)

= 27,302
e. Forecast tahun ke 10dengan m=1

Ft  m

= at  bt (m)
=

+

= 11.408,29+ 27,302
= 11.435,59

Universitas Sumatera Utara

37

Tahun ke 11 (2015)
= 12.133
a. St

=

+

= 0,1(12.133)+(1-0,1)(11.162,57)
= 0,1(12.155)+(0,9)(11.162,57)
= 11.259,62
b. St

=  St  (1   ) St1
= 0,1(11.259,62)+(0,9)(10.916,86)
= 10.951,13

c. at

= St  ( St  St )  2St  St
= 2(11.259,62)-(10.951,13)
= 11.568,1

d. bt

=
=


( St  St )
1
(11.259,62-10.951,13)

= 34,276

Universitas Sumatera Utara

38

Perhitungan forecast untuk pemulusan eksponensial ganda α=0,1 dibuat dalam
bentuk tabel dibawah.
Tabel 4.2 Forecast Untuk Pemulusan Eksponensial Ganda (α=0,1)
Tahun

Periode

Jumlah

S't

S''t

at

bt

Ft+m

2005

1

10.832

10.832

10.832

2006

2

10.911

10.839,9

10.832,79

10.847,01

0,79

2007

3

10.982

10.854,11

10.834,92

10.873,30

2,132

10.847,80

2008

4

11.027

10.871,4

10.838,57

10.904,23

3,648

10.875,43

2009

5

11.010

10.885,26

10.843,24

10.927,28

4,669

10.907,88

2010

6

11.073

10.904,03

10.849,32

10.958,75

6,079

10.931,95

2011

7

11.263

10.939,93

10.858,38

11.021,48

9,061

10.964,83

2012

8

11.434

10.989,34

10.871,48

11.107,2

13,096

10.030,54

2013

9

11.619

11.052,30

10.889,56

11.215,05

18,083

11.120,29

2014

10

12.155

11.162,57

10.916,86

11.408,29

27,302

11.233,13

2015

11

12.133

11.259,62

10.951,13

11.568,1

34,276

11.435,59

Forecast untuk pemulusan eksponensial ganda=0,1
25000

Produksi Karet

20000

15000
Ft+m
10000

Jumlah
Periode

5000

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

Gambar 4.2 Grafik Forecast untuk pemulusan eksponensian ganda α=0,1

Universitas Sumatera Utara

39

Dari tabel diatas dapat dicari nilai kesalahan ramalan dengan menggunakan MSE
dengan formula sebagai berikut:

et2
i 1 N
N

MSE  

Dimana untuk mendapatkan nilai

harus terlebih dahulu memperoleh nilai

,

ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
=
e untuk periode ke-3(tahun 2007)
=
= 10.982 – 10.847,8
= 134
e untuk periode ke-4(tahun 2008)
=
= 11.027 – 10.875,43
= 152
e untuk periode ke 5(tahun 2009)
=
= 11.010 –10.907,88
= 102

Universitas Sumatera Utara

40

e untuk periode ke 6 (tahun 2010)
=
= 11.073 – 10.931,95
= 141
e untuk periode ke 7 (tahun 2011)
=
= 11.263 – 10.964,83
= 298
e untuk periode ke 8 (tahun 2012)
=
= 11.434 – 11.030,54
= 403
e untuk periode ke 9 (tahun 2013)
=
= 11.619 – 11.120,29
= 499
e untuk periode ke 10 (tahun 2014)
=

Universitas Sumatera Utara

41

= 12.155– 11.233,13
= 922
e untuk periode ke 11 (tahun 2015)
=
= 12.133 – 11.433,59
= 697

Hasil forecast dan mean square error dengan α=0,1 dibuat dalam bentuk tabel di
bawah
Tabel 4.3 forecast dan Mean Square Error dengan (α=0,1)
Tahun

Jumlah

Ft+m

et

et²

2005

10.832

2006

10.911

2007

10.982

10.847,8

134

17.956

2008

11.027

10.875,43

152

23.104

2009

11.010

10.907,88

102

10.404

2010

11.073

10.931,95

141

19.881

2011

11.263

10.964,83

298

88.804

2012

11.434

10.030,54

403

162.409

2013

11.619

11.120,29

499

249.001

2014

12.155

11.233,13

922

850.084

2015

12.133

11.435,59

697

485.809

Jumlah

3349

1.907.926

Universitas Sumatera Utara

42

211.992

Forecast dan Mean Square Error dengan α=0,1
1.000.000
900.000
800.000

Jumlah

700.000
600.000
et²

500.000

et

400.000
300.000

Ft+m

200.000
Jumlah

100.000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Tahun
Gambar 4.3 Grafik forecast dan mean square error dengan α=0,1
Dengan menggunakan perhitungan yang sama maka dapat ditentukan nilai
smoothing eksponensial Tunggal, Ganda dan ramalan yang akan datang untuk α=
0,2 sampai dengan α=0,9
Nilai perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.4 sampai dengan 4.12 di
halaman berikutnya.

Universitas Sumatera Utara

43

4.4 Pengolahan Data
Tabel 4.4 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,1
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Produksi
10.832
10.911
10.982
11.027
11.010
11.073
11.263
11.434
11.619
12.155
12.133

S't
10.832
10839,9
10854,11
10871,4
10885,26
10904,03
10939,93
10989,34
11052,3
11162,57
11259,62

S''t
10.832
10832,79
10834,92
10838,57
10843,24
10849,32
10858,38
10871,48
10889,56
10916,86
10951,13

at
10847,01
10873,3
10904,23
10927,28
10958,75
11021,48
11107,2
11215,05
11408,29
11568,1

bt
0,79
2,132
3,6477
4,66894
6,079455
9,061178
13,09576
18,08282
27,30150
34,27562

Ft+m

10847,80
10875,43
10907,88
10931,95
10964,83
11030,54
11120,29
11233,13
11435,59
Jumlah

et

134
152
102
141
298
403
499
922
697
3.349

et²

18.010
22.973
10.429
19.896
88.907
162.779
248.707
849.842
486.384
1.907.926

Untuk α=0,1 maka:

211.992

Universitas Sumatera Utara

44

Tabel 4.5 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,2
S''t
at
bt
Ft+m
et
S't
Tahun Periode Produksi
2005
1
10.832
10.832
10.832
2006
2
10.911
10847,8
10835,16
10860,44
3,16
2007
3
10.982 10874,64
10843,06
10906,22
7,896
10863,6
118
2008
4
11.027 10905,11
10855,47
10954,76
12,4112
10914,12
113
2009
5
11.010 10926,09
10869,59
10982,59
14,12448
10967,17
43
2010
6
11.073 10955,47
10886,77
11024,18
17,17600
10996,71
76
2011
7
11.263 11016,98
10912,81
11121,15
26,04193
11041,35
222
2012
8
11.434 11100,38
10950,32
11250,44
37,51445
11147,19
287
2013
9
11.619 11204,11
11001,08
11407,13
50,75629
11287,95
331
2014
10
12.155 11394,28
11079,72
11708,85
78,64081
11457,89
697
2015
11
12.133 11542,03
11172,18
11911,87
92,46127
11787,49
346
Jumlah
2.233

et²

14.019
12.742
1.835
5.820
49.128
82.262
109.591
485.967
119.378
880.741

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,2 maka:

97.860

Universitas Sumatera Utara

45

Tabel 4.6 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,3
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Produksi
10.832
10.911
10.982
11.027
11.010
11.073
11.263
11.434
11.619
12.155
12.133

S't
10.832
10855,7
10893,59
10933,61
10956,53
10991,47
11072,93
11181,25
11312,58
11565,3
11735,61

S''t
10.832
10839,11
10855,45
10878,90
10902,19
10928,97
10972,16
11034,89
11118,19
11252,33
11397,31

at
10872,29
10931,73
10988,32
11010,87
11053,97
11173,70
11327,61
11506,96
11878,28
12073,91

bt
7,11
16,344
23,4477
23,28822
26,78414
43,18656
62,72696
83,30633
134,1326
144,9856

Ft+m

10879,4
10948,07
11011,77
11034,16
11080,75
11216,88
11390,34
11590,26
12012,41
Jumlah

et

et²

103
79
-2
39
182
217
229
565
121
1.532

10.527
6.230
3
1.509
33.215
47.139
52.285
318.928
14.542
484.377

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,3 maka:

53.820

Universitas Sumatera Utara

46

Tabel 4.7 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,4
S't
S''t
at
bt
Ft+m
et
Tahun Periode Produksi
2005
1
10.832
10.832
10.832
2006
2
10.911
10863,6
10844,64
10882,56
12,64
2007
3
10.982
10910,96
10871,17
10950,75
26,528
10895,2
87
2008
4
11.027
10957,38
10905,65
11009,1
34,4832
10977,28
50
2009
5
11.010
10978,43
10934,76
11022,09
29,10976
11043,58
-34
2010
6
11.073
11016,26
10967,36
11065,15
32,59776
11051,2
22
2011
7
11.263
11114,95
11026,4
11203,51
59,0378
11097,75
165
2012
8
11.434
11242,57
11112,87
11372,28
86,47016
11262,55
171
2013
9
11.619
11393,14
11224,98
11561,31
112,1106
11458,75
160
2014
10
12.155
11697,89
11414,14
11981,63
189,1634
11673,42
482
2015
11
12.133
11871,93
11597,26
12146,61
183,1163
12170,79
-38
Jumlah
1.065

et²

7.534
2.472
1.128
475
27.308
29.396
25.681
231.920
1.428
327.342

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,4 maka:

36.371

Universitas Sumatera Utara

47

Tabel 4.8 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,5
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Produksi
10.832
10.911
10.982
11.027
11.010
11.073
11.263
11.434
11.619
12.155
12.133

S't
10.832
10871,5
10926,75
10976,88
10993,44
11033,22
11148,11
11291,05
11455,03
11805,01
11969,01

S''t
10.832
10851,75
10889,25
10933,06
10963,25
10998,23
11073,17
11182,11
11318,57
11561,79
11765,4

at
10891,25
10964,25
11020,69
11023,63
11068,2
11223,05
11400
11591,48
12048,24
12172,61

bt
19,75
37,5
43,8125
30,1875
34,98438
74,9375
108,9414
136,457
243,2217
203,6074

Ft+m

10911
11001,75
11064,5
11053,81
11103,19
11297,98
11508,94
11727,94
12291,46
Jumlah

et

et²

71
25
-55
19
160
136
110
427
-158
735

5.041
638
2.970
368
25.540
18.500
12.114
182.379
25.109
272.659

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,5 maka:

30.295

Universitas Sumatera Utara

48

Tabel 4.9 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,6
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Produksi
10.832
10.911
10.982
11.027
11.010
11.073
11.263
11.434
11.619
12.155
12.133

S't
10.832
10879,4
10940,96
10992,58
11003,03
11045,01
11175,81
11330,72
11503,69
11894,48
12037,59

S''t
10.832
10860,44
10908,75
10959,05
10985,44
11021,18
11113,96
11244,02
11399,82
11696,61
11901,2

at
10898,36
10973,17
11026,12
11020,63
11068,84
11237,65
11417,43
11607,56
12092,34
12173,98

bt
28,44
48,312
50,2992
26,38944
35,74368
92,77263
130,0591
155,8037
296,7935
204,5862

Ft+m

10926,8
11021,48
11076,42
11047,02
11104,59
11330,43
11547,49
11763,36
12389,13
Jumlah

et

et²

55
6
-66
26
158
104
72
392
-256
489

3.047
30
4.411
675
25.095
10.727
5.114
153.381
65.603
268.084

Sumber: Hasil perhitungan

Untukα=0,6 maka:

29.787

Universitas Sumatera Utara

49

Tabel 4.10 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,7
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Periode Produksi
1
10.832
2
10.911
3
10.982
4
11.027
5
11.010
6
11.073
7
11.263
8
11.434
9
11.619
10
12.155
11
12.133

S't
10.832
10887,3
10953,59
11004,98
11008,49
11053,65
11200,19
11363,86
11542,46
11971,24
12084,47

S''t
10.832
10870,71
10928,73
10982,10
11000,58
11037,73
11151,45
11300,14
11469,76
11820,79
12005,37

at
10903,89
10978,45
11027,85
11016,41
11069,57
11248,93
11427,58
11615,15
12121,68
12163,57

bt
38,71
58,016
53,3757
18,47398
37,15058
113,7277
148,6831
169,6243
351,0331
184,5737

Ft+m

10942,6
11036,47
11081,23
11034,88
11106,72
11362,66
11576,26
11784,78
12472,71
Jumlah

et

et²

39
-9
-71
38
156
71
43
370
-340
298

1.552
90
5.073
1.453
24.423
5.089
1.826
137.064
115.405
291.977

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,7 maka:

32.442

Universitas Sumatera Utara

50

Tabel 4.11 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,8
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jumlah
10.832
10.911
10.982
11.027
11.010
11.073
11.263
11.434
11.619
12.155
12.133

S't
10.832
10895,2
10964,64
11014,53
11010,91
11060,58
11222,52
11391,70
11573,54
12038,71
12114,14

S''t
10.832
10882,56
10948,22
11001,27
11008,98
11050,26
11188,07
11350,98
11529,03
11936,77
12078,67

at
10907,84
10981,06
11027,79
11012,83
11070,90
11256,97
11432,43
11618,05
12140,64
12149,62

bt
50,56
65,664
53,0432
7,71072
41,28256
137,8046
162,9105
178,0520
407,7444
141,8957

Ft+m

10958,4
11046,72
11080,83
11020,54
11112,18
11394,77
11595,34
11796,11
12548,39
Jumlah

et

et²

24
-20
-71
52
151
39
24
359
-415
143

557
389
5.017
2.752
22.745
1.539
560
128.805
172.548
334.911

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,8 maka:

37.212

Universitas Sumatera Utara

51

Tabel 4.12 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,9
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jumlah
10.832
10.911
10.982
11.027
11.010
11.073
11.263
11.434
11.619
12.155
12.133

S't
10.832
10903,1
10974,11
11021,71
11011,17
11066,82
11243,38
11414,94
11598,59
12099,36
12129,64

S''t
10.832
10895,99
10966,3
11016,17
11011,67
11061,30
11225,17
11395,96
11578,33
12047,26
12121,40

at
10910,21
10981,92
11027,25
11010,67
11072,33
11261,59
11433,91
11618,86
12151,46
12137,87

bt
63,99
70,308
49,8717
-4,49874
49,63154
163,8713
170,7879
182,3689
468,9259
74,14149

Ft+m

10974,2
11052,23
11077,12
11006,17
11121,96
11425,46
11604,70
11801,23
12620,39
Jumlah

et

et²

8
-25
-67
67
141
9
14
354
-487
13

61
637
4.506
4.466
19.891
73
204
125.156
237.547
392.541

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,9 maka:

43.616

Universitas Sumatera Utara

52

Kemudian dari nilai–nilai MSE yang telah diperoleh dapat dilihat nilai α yang
memberikan nilai MSE yang paling kecil. Perbandingan ukuran ketepatan metode
peramalan produksi karet di Kabupaten Simalungun dengan melihat MSE adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan
α
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9

MSE
211.992
97.860
53.820
36.371
30.295
29.787
32.442
37.212
43.616

Sumber:Hasil Perhitungan

Dengan perkataan lain metode peramalan yang baik adalah metode yang
menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dan nilai kenyataan sekecil
mungkin. Dari Tabel 4.13 diatas, dapat dilihat bahwa MSE yang paling kecil
terdapat pada α= 0,6 yaitu dengan MSE= 29.787.
4.5

Penentuan Bentuk Persamaan Peramalan

Melalui cara trial and error dengan 0