Kesiapan Pemerintah Kota Binjai Terhadap Binjai Smart City Chapter III IV

BAB III
ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BINJAI
TERHADAP BINJAI SMART CITY

3.1 Tujuan Konsep Smart City Kota Binjai
3.1.1 Transparansi Birokrasi Pemerintah Kota Binjai
Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam berbagai bidang ditunjukkan
untuk mempermudah dan mempersingkat proses tradisional yang selama ini ada.
Begitu juga di bidang pemerintahan, manfaat penerapan Binjai Smart City ini
tidak semata – mata bisa langsung dirasakan. Melainkan, butuh beberapa strategi
dan faktor yang penting untuk diperhatikan agar program Smart City Bisa berjalan
dengan baik dan mendatangkan manfaat yang besar.
Smart City merupakan konsep Kota cerdas yang dirancang guna
membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola
sumber daya yang ada dengan efesien, serta memberikan kemudahan mengakses
informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak
terduga sebelumnya.
Diawali pertanyaan mengenai maksud dan tujuan transparansi dan
pemerintahan yang cerdas Kota Binjai dalam konsep Smart City seperti apa, Ibu

80


Universitas Sumatera Utara

Iedya Fadillah, S.Pd selaku narasumber pertama dalam penelitian ini mengatakan
bahwa 48 :
“maksud dan tujuan dari kebijakan transparansi dan pemerintahan yang
cerdas dalam Konsep Smart City adalah merubah sistem pelayanan publik
yang ada dengan berbasis teknologi dan bertujuan untuk memudahkan
masyarakat dalam segala urusan yang berkaitan dengan pemerintah.
Dalam kebijakan ini pemerintah mencoba memberi pelayanan secara
mudah, efektif dan efisien dan memberikan informasi secara faktual dan
transparan kepada masyarakat melalui alat teknologi, kemudian dengan
cara ini Pemerintah Kota Binjai mencoba untuk merubah mindset
masyarakat yang sudah pesimis terhadap transparasi Pemerintahan yang
tidak jujur maupun korupsi.”

Penjelasan beliau sudah jelas bahwa Pemerintah Kota Binjai sudah
menjalankan kebijakan publik dengan salah satu tujuan agar cara pandang
masyarakat tidak lagi pesimis terhadap pemerintahan yang ada sehingga dengan
cara menerapkan Smart City tersebut komunikasi antara masyarakat dan

pemerintah menjadi lebih baik dengan adanya transparansi politik sehingga
kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintahan Kota Binjai menjadi
lebih baik.
Binjai Smart City ini mampu untuk memicu pemerintah bekerja lebih
transparan dan akuntabel dalam pelayanan publik. Maka dari itu, kepercayaan
masyarakat

pun

ikut

meningkat

dengan

adanya

keterbukaan

serta


pertanggungjawaban dari pemerintah yang baik terhadap keluhan mereka.
Sehingga, untuk melihat hubungan yang lebih baik antara pemerintah dan
48

Wawancara Pribadi Dengan Iedya Fadillah, S.Pd Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

81

Universitas Sumatera Utara

masyarakat dapat dilihat dari adanya transparansi pemerintah, akunstabilitas
pemerintah dalam mengelola laporan masyarakat dan peningkatan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah.
3.1.2 Meminimalisir Tindak Korupsi
Penerapan Konsep Smart City ini dijadikan alat pemerintah untuk
meminimalisir terjadinya tindak korupsi. Hal ini didukung dengan kemudahan
program E-planing dan E-budgeting yang ada didalam aplikasi Binjai Smart City
sehingga masyarakat tidak perlu takut lagi untuk memberikan pengaduan terkait

kecurangan yang terjadi di pemerintah. Selain itu, program Binjai Smart City
yang bersifat ruang publik yang dapat diakses oleh siapapun, memungkinkan
masyarakat dalam mendapatkan informasi terkait program tersebut. Semakin
bertambahnya informasi masyarakat mengenai sebuah layanan, terutama soal
biaya, maka semakin kecil peluang masyarakat untuk “ditipu” oleh oknum
tertentu yang berusaha untuk mendapatkan uang dari masyarakat. Seperti yang
disampaikan bapak Suhandoko seperti berikut ini: 49
“ saya masi sering mendengar warga sekitar yang sedang bertukar
informasi mengenai biaya suatu layanan. Misalnya, masyarakat
memberitahukan adanya biaya yang harus dikeluarkan di dinas tertentu,
padahal diperaturan tidak ada tulisan yang mencantumkan bahwa
masyarakat harus membayar biaya tersebut. Sehingga masyarakat lain
yang apabila mereka pergi ke kantor dinas tersebut, bisa terhindar dari
kemungkinan adanya pungutan liar oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab.”

49

Wawancara Pribadi Dengan Suhandoko Bertempat Di Tempat Tinggal Bapak Suhandoko,
Binjai 21 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.


82

Universitas Sumatera Utara

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya
tindak korupsi oleh pemerintah dapat diminimalisir dari penggunaan program
Binjai Smart City ini. Selain digunakan sebagai media untuk melaporkan tindak
kecurangan secara langsung, Binjai Smart City juga digunakan sebagai media
bertukar informasi antara masyarakat mengenai informasi suatu layanan sehingga
masyarakat lebih banyak memiliki pengetahuan yang dapat menghindari mereka
dari pungutan liar oleh oknum tertentu. Selain korupsi, Urgensitas konsep Smart
City ini juga menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi dari
pemerintah dalam mengelola keluhan masyarakat. Melalui aplikasi Binjai Smart
City, masyarakat bisa mengikuti proses penindaklanjutan yang dilaporkan yang
mereka berikan. Dinas yang bersangkutan diminta untuk lebih akuntabel dalam
menyampaikan keputusan yang diambil terkait penyelesaian laporan masyarakat.
Wujud transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam mengelola
laporan pengaduan dapat dilihat dari keterbukaan informasi aduan yang
diperlihatkan di aplikasi Binjai Smart City. Masyarakatpun bisa ikut

menindaklanjutin aduan bahkan disertai dengan foto terlampir. Selain itu,
pemanfaatan teknologi dalam layanan pengaduan juga dapat meminimalisir
pertemuan langsung antara masyarakat dan pemerintah sehingga kesempatan
adanya tindak korupsi dapat diperkecil.

83

Universitas Sumatera Utara

3.1.3 Menyerap Aspirasi Masyarakat
Pemerintah Kota Binjai menganggap aspirasi masyarakat sangatlah
penting untuk pembangunan Kota Binjai. Program atau solusi apa yang sedang
dilakukan oleh pemerintah Kota Binjai dalam hal pembangunan Smart
Government di lingkungan pemerintah itu sendiri. Beliau menjelaskan bahwa
Pemerintah Kota Binjai khususnya team Binjai Smart City yang berada di bawah
naungan Dinas Komunikasi dan Informasi saat ini sedang menjalankan pelayanan
publik secara terpusat dan berintegrasi, lalu dapat menopang dan menjamin
kemudahan akses layanan secara efektif. Selain hal tersebut beliau juga
menjelaskan bahwa transparansi di kalangan pemerintahan sendiri sedang
dijalankan dengan cara mendekatkan masyarakat dengan pemerintahan secara

langsung melalui aplikasi online. Seperti yang dijelaskan bapak Saomanda
Tanzilio, SH sebagai berikut: 50
“Dengan adanya Binjai Smart City ini membuat masyarakat menjadi
semakin aktif dan juga semakin besarnya peluang menyerap aspirasi
dari rakyat sehingga, permasalahan yang dialami masyarakat Kota
Binjai bisa diselesaikan melalui program – program Binjai Smart City
tersebut. Karena Smart City ini dipercaya bisamenyelesaikan
permasalahan di Kota Binjai.”

Untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih baik dan peningkatan
pembangunan, pemerintah perlu melakukan reformasi proses. Reformasi proses
ditujukan untuk mengubah proses yang selama ini dirasakan oleh masyarakat.,
50

Wawancara Pribadi Dengan Saomanda Tanzilio,SH Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi
dan Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 12.00 WIB.

84

Universitas Sumatera Utara


bahwa untuk menyampaikan aspirasi harus melalui proses yang lama, berbelit,
dan memakan waktu serta biaya yang besar. Sehingga dengan adanya penerapan
Konsep Binjai Smart City ini dapat mencapai tujuan proses yang lebih cepat,
mudah, dan sederhana. Dengan menyerap aspirasi masyarakat dengan mudah,
diharapkan bisa tercapainya visi misi Wali Kota Binjai. Selain memudahkan
masyarakat yang diberikan program Smart City, juga dapat dirasakan pemerintah
terutama pegawai Diskominfo yang menjadi operator program Binjai Smart City.
Hal tersebut bertujuan bahwa konsep Smart City ini mampu membawa
perubahan lebih mudah dan nyaman. Dengan adanya aplikasi E-Masyarakat yang
disediakan pemerintah dapat dipergunakan di handphone masing – masing warga
dengan memasukkan NIK KTP dan dapat menjalankan aplikasi sehingga dapat
mempersingkat waktu yang diperlukan oleh masyarakat, serta mempermudah
pengguna program Binjai Smart City. Selanjutnya aspek kesederhanaan dirasakan
oleh masyarakat dengan tidak diperlukannya lagi pelapor untuk datang ke kantor
pemerintah dan berhadapan dengan pegawai pemerintah secara langsung. Seperti
yang dijelaskan bapak Armansyah sebagai berikut: 51

“Membuat pekerjaan setiap SKPD menjadi lebih mudah untuk
menjalankan perkerjaan maupun melayani masyarakat sehingga kinerja

setiap SKPD bisa terlihat indikator pencapaian target yang sudah
direncanakan pada RPJMD Walikota Binjai.”
Aplikasi E-Masyarakat sangat memangkas waktu yang dibutuhkan
masyarakat untuk mengadukan masalah yang dihadapi dan juga memudahkan
51

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah
Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.

85

Universitas Sumatera Utara

pekerjaan pegawai maupun masyarakat. Banyak tahapan atau proses dalam
layanan pengaduan yang kini tidak perlu mereka lakukan lagi sehingga jauh lebih
cepat, mudah dan sederhana. Sehingga konsep Smart City ini diharapkan mampu
memberikan

perubahan


dari

sisi

kecepatan,

kemudahan,

dan

mampu

menyederhanakan proses dalam penyampaian pengaduan dari masyarakat kepada
pemerintah atau dinas – dinas yang terkait dengan permasalahan.
Selain reformasi proses, Konsep Smart City juga dibuat oleh pemerintah
untuk memotong jalur birokrasi dalam pengelolaan laporan dari masyarakat.
Banyak proses dan tahapan yang lebih disederhanakan dan disingkat seperti
pembuatan surat, menunggu persetujuan,dan meminta tanda tangan. Hal tersebut
bisa menunjukkan bahwa pelaksanaan jalur birokrasi untuk menanggapi keluhan
masyarakat dipersingkat dengan penggunaan jaringan yang terhubung dengan

berbagai macam instansi pemerintah. Sehingga team Binjai Smart City tidak perlu
lagi datang secara langsung ke dinas terkait untuk memberikan surat disposisi
laporan. 52
Penerapan Konsep Smart City ini bertujuan untuk memberikan dampak
yang positif terhadap hubungan dinas dan lembaga pemerintah terkait serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab pemerintah dalam menyelesaikan keluhan
masyarakat. Sehingga pemerintah Kota Binjai semakin serius dan cepat tanggap

52

Hasil Analisis Peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan Team Binjai Smart City pada hari
Kamis 20 Maret 2017 pukul 14.00 WIB.

86

Universitas Sumatera Utara

dalam mengelola laporan. Disisi lain masyarakat memantau secara langsung
tanggapan pemerintah melauli aplikasi Binjai Smart City.
Keberadaan Konsep Smart City tidak semata – mata hanya sebagai media
dalam pengelola pengaduan publik. Lebih dari itu, Binjai Smart City merupakan
salah satu bentuk dari perwujudan negara hadir di tengah – tengah masyarakat dan
membuka kesempatan seluas – luasnya agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam
proses pengawasan pembanguan dan pelayanan publik. 53Sehingga mampu
memberikan kedekatan hubungan yang lebih baik yang dirasakan oleh masyarakat
terhadap pemerintah dan menghilangkan kesenjangan antara pemerintah dan
masyarakat sehingga masyarakat mampu menyalurkan aspirasinya dengan mudah
serta mampu berinteraksi dengan pemerintah dengan lebih interaktif.
Binjai Smart City muncul disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk
memperkenalkan pelayanan baru dan untuk menyediakan pelayanan yang telah
ada dengan cara yang baru, mudah dan hemat biaya dari sudut pandang
masyarakat. 54 Untuk itu munculnya penerapan Konsep Smart City agar
memudahkan interaksi masyarakat dengan pemerintah sekaligus untuk memotong
waktu dan biaya yang masyarakat butuhkan dalam menyalurkan aspirasi.

53

Hasil Analisis Peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan Team Binjai Smart City pada hari
Kamis 20 Maret 2017 pukul 14.00 WIB.
54
J. Satyanarayana, e-Goverment The Science of Possible, (New Delhi: Prentice-Hall of India
Private Limited,2004), Hlm. 112

87

Universitas Sumatera Utara

3.2 Kesiapan Pemerintah Kota Binjai menuju Smart City
3.2.1 Infrastruktur Kota Binjai
Pemerintah Kota Binjai dalam setahun ini sudah mempersiapkan konsep
Smart City untuk diterapkan di Kota Binjai. Hal ini merupakan bagian dari Visi
Misi Walikota Binjai Bapak Idaham dan Wakil walikota Bapak Timbas Tarigan.
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Binjai, Kesiapan
Pemerintah Kota dimulai pada tahun 2016 yaitu Smart Goverment kemudian
dilanjutkan dengan E-Goverment. Pilihan untuk menjadikan Kota Binjai sebagai
Kota yang berbasiskan Smart City dianggap bisa menyelesaikan permasalahan
yang ada di Kota Binjai

pelayanan publik maupun transparansi birokrasi

pemerintah Kota Binjai. Banyak yang harus dipersiapkan Pemerintah Kota mulai
dari Infrastruktur berkualitas yang menunjang terwujudnya Smart City tersebut.
Pertanyaan pertama dalam penelitian ini, terkait dengan kesiapan Pemerintah Kota
Binjai menuju Binjai Smart City. Ibu Iedya Fadillah, S.Pd menjelaskan kesiapan
pemerintah menuju Smart City ini adalah berorientasi kepada masyarakat. Berikut
penjelasan lengkap beliau 55:
“Untuk kesiapan menuju Smart City ini diawali dengan pendisiplinan
aparatur pemerintah. Jadi kami dilatih di Kota Surabaya lebih dulu
menerapkan konsep Smart City yang bekerja sama dengan MoU dan KPK.
Bahwasanya di Kota Surabaya itu merupakan contoh kota yang sudah
mengaplikasikan Smart City dan sangat berpengaruh terhadap penggunaan
anggaran dan mereka sangat efektif dalam menggunakan anggaran,
akunstabilitasnya transparan. nah sekarang Wali Kota Binjai (H.Idaham)
akan membuat seperti itu, sebenarnya 2014 sudah sering diundang
mengikuti seminar internasional smart city, binjai banyak sekali mendapat
55

Wawancara Pribadi Dengan Iedya Fadillah, S.Pd Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

88

Universitas Sumatera Utara

undangan seminar. waktu asia afrika, ada namanya asia afrika smart city,
kebetulan saya yang menjadi perwakilan untuk mengikuti seminar tersebut
bersama walikota binjai, disana itu yang hadir dari Sumatera adalah Banda
Aceh, Binjai dan Padang. Daerah lain yang sering hadir dalam seminar
internasional juga Medan, Deliserdang dan Tebing Tinggi. Terutama Kota
Medan dan Binjai ini sangat bersaing untuk pengaplikasian Smart City.
Yang disiapkan adalah pendisiplinan skpd, cctv untuk keamanan kota,
infrastruktur jaringan, untuk teknis kita menyiapkan Command Center
untuk walikota, wakil, sekda bisa memantau dan bisa langsung dari hpnya
dari smart phonenya, dan command center itu untuk pelayanan E-MAS
juga ada aplikasi E- PBB dan E- Perizinan.”

Tahap awal kesiapan Pemerintah Kota Binjai diawali dengan pembekalan
aparatur pemerintah agar bisa menjalankan konsep Smart City untuk melayani
masyarakat sehingga pada proses pelaksanaan berjalan dengan lancar. Penerapan
konsep Smart City pada kota Surabaya merupakan kiblat bagi Pemerintah Kota
dan juga di telah terbukti meningkatkan tingkat kenyamanan hunian dan
perekonomikan sebuah kota sehingga Pemerintah Kota Binjai menerapkan konsep
Smart City yang dianggap bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di Kota
Binjai. Kota Binjai melakukan study banding dengan daerah lain yaitu Surabaya
yang terlebih dahulu telah menerapkan Smart City, setelah melakukan study
banding dan sering mengikuti seminar internasional tentang Smart City akhirnya
Kota Binjai menjadi salah satu dari 14 kabupaten/kota di Indonesia yang telah
menandatangi MoU dengan Pemerintah Surabaya dan KPK untuk mendorong
menggunaan E-planning . Pemerintah Kota Binjai melakukan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat, proses adopsi harus dapat
mengikuti perkembangan agar teknologi yang digunakan tidak usang.

89

Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Pendisiplinan Aparatur Pemerintah
Berdasarkan wawancara peneliti, bagaimana Pemerintah Kota Binjai
mensosiasialisasikan Binjai Smart City kepada masyarakat juga disampaikan oleh
Bapak Armansyah yaitu 56:
“ Pemerintah Kota Binjai mempunyai cara dan aturan untuk Sosialisasi
Binjai Smart City ini seperti yang dilakukan di pemko binjai dan diikuti
semua kepala SKPD, termasuk camat dan lurah menghadirkan narasumber
dari Binjai Smart City Acceleration Team (BSCAT). Kemudian Pihak
Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai, Bapak amir hamzah untuk
mendukung kelancaran E- gov, pihaknya telah melaksanakan diklat,
sosialisasi, dan worshop kepada para operator. Kepala bagian humas
Setdako Binjai, Bapak Rudi Iskandar,ST juga akan dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat dan bimbingan teknis kepada seluruh operator.
Kemudian, Dinas Komunikasi dan Informasi khususnya team Binjai Smart
city membagikan Brosur yang berisi program- program Smart City
tersebut.”

Pemerintah melakukan pembekalan dengan aparatur pemerintah dan juga
pengenalan kepada setiap lapisan aparatur pemerintahan, diharapkan bisa
mengenalkan program Binjai Smart City ini dengan baik ke setiap lapisan
masyarakat. Dengan cara seperti itu setiap pegawai yang menjalankan program
Binjai Smart City akan melayani masyarakat dengan baik.
Transparansi yang dilakukan pemerintah membuat masyarakat menjadi
nyaman dan mulai bangkit dari rasa pesimis terhadap pemerintahan yang memiliki
akuntsabilitas yang sangat rendah. Dengan melalui aplikasi ini bisa memudahkan

56

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah
Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.

90

Universitas Sumatera Utara

masyarakat untuk melakukan pengaduan terhadap pemerintah, juga masyrakat
merasa percaya juga aman terhadap laporan yang ditindak lanjutin oleh Dinas
terkait.
3.3 Faktor Pendukung menuju Binjai Smart City
3.3.1 Binjai Command Centre (BCC)
Selanjutnya terkait mengenai faktor apa saja yang mendukung
terbentuknya kebijakan program pembangunan Kota Binjai menuju Smart City
beliau menjelaskan salah satunya melalui peran Binjai Command Center yang
dijalankan oleh diskominfo dan pihak ketiga (swasta). Karena menurut Bapak
Saomanda Tanzilio fungsi dari Binjai Command Center dapat mendeteksi dan
mengawasi segala permasalahan kota Binjai untuk lebih lengkapnya, berikut ini
jawaban yang diberikan oleh beliau 57:
“Jika berbicara faktor yang mendukung pembangunan infrastruktur yaitu :
yang pertama Binjai Command Center dan yang kedua dukungan dari
pihak ketiga dalam hal ini adalah pihak swasta, dimulai dari yang pertama
Binjai Command Center ini terhubung dengan CCTV yang ada di segala
sudut Kota melalui teknologi tersebut pemkot Binjai dapat mengawasi
segala permasalahan dan keluhan dari masyarakat melalui media sosial,
lewat teknologi ini pemkot Binjai langsung dapat mengetahui
permasalahan tersebut dan langsung dapat menggerakkan tim yang
berhubungan dengan permasalahan yang dilaporkan lalu yang kedua yaitu
dukungan dari pihak ketiga, program pembangunan infrastruktur menuju
Smart City tidak akan dapat berjalan jika hanya mengandalkan dari APBD
saja, oleh karena itu pemkot Binjai menjalin kerjasama dengan pihak
swasta, dalam hal ini pihak swasta tersebut diajak berinvestasi di kota
Binjai agar pembangunan menuju Smart City dapat berjalan dengan baik,
salah satu contohnya adalah pemkot Binjai berkolaborasi dengan Telkom,
57

Wawancara Pribadi Dengan Saomanda Tanzilio,SH Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi
dan Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 12.00 WIB.

91

Universitas Sumatera Utara

Polmed, Bank BNI dan Bank Sumut dalam hal pembentukan Binjai
Command Center. Kita tau bersama walikota Binjai membangun
Command Center hanya butuh waktu lima bulan saja dengan anggaran
yang sangat minim sekitar dua milyar.”

3.3.2.Pihak Swasta dan Partisipasi Masyarakat
Mengenai faktor pendukung terkait kesiapan Pemerintah Kota Binjai
dalam menuju konsep Smart City, Ibu Iedya menjelaskan dengan singkat bahwa
faktor yang mendukung terbentuknya program tersebut: 58
“Iya jika berbicara faktor pendukung berasal dari hasil inovasi dan
kolaborasi dengan masyarakat dan pihak yang lainnya. Karena dalam
membangun suatu program Kota menuju Smart City tidak bisa hanya
dijalankan oleh pemerintah saja. Melainkan harus ada dukungan dari
masyarakatnya sendiri dan pihak ketiga seperti perusahaan atau komunitas
dalam hal ini peran pak walikota sangat besar terhadap strategi
pembangunan Pemerintah Kota Binjai”.

Partisipasi masyarakat yang merupakan wujud dari Smart Government
yang merupakan salah satu dimensi dan syarat dalam mewujudkan Kota yang
Cerdas atau Smart City. Keikutsertaan masyarakat di dalam penentuan keputusan
secara langsung maupun online, dapat dilihat sebagai salah satu bagian dari
terwujudnya Smart Government demi mencapai Smart City yang pada akhirnya
mencapai Kota Dunia.
Pemerintah menjalankan kebijakan pembangunan menuju Smart City yang
merupakan salah satu aspek terbentuknya konsep Smart City dalam suatu kota,

58

Wawancara Pribadi Dengan Iedya Fadillah, S.Pd Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

92

Universitas Sumatera Utara

pemerintah Kota Binjai dalam penelitian ini diwakili kepala seksi pengelolaan
komunikasi di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Ibu Iedya
Fadillah, S.Pd menjelaskan bahwa program atau konsep Smart City di Kota Binjai
bisa terealisasikan karena adanya kolaborasi dan kerjasama pemerintah dengan
pihak lain selain itu teknologi Binjai Command Centre sangat mendukung
terbentuknya program tersebut karena segala data dari setiap dinas dapat
terkoneksi dengan cepat kepada teknologi tersebut dalam hal ini Pemerintah Kota
Binjai sangat bergantung kepada sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
Pemerintah Kota Binjai.
Antusias para operator yang akan mejalankan masing masing program
sangat besar dan juga mereka terus berinovasi dan mengembangkan untuk
menciptakan Binjai Smart City yang sangat dibutuhkan masyarakat Kota Binjai
menjadi lebih baik, SDM yang tersedia di dalam team BSCAT ini sangat baik
karena sudah dibekali pelatihan yang cukup dan juga masing masing mau
mengembangkan pemikirannya agar Kota Binjai menjadi lebih maju. Seperti yang
dijelaskan ibu iedya sebagai berikut: 59
“untuk kesiapan pemerinta kota binjai bukan hal yang mudah yng tiba tiba
bisa jadi, kami butuh proses yang cukup panjang tetapi bukan hal yang
mustahil ketika pemerintah kota mempunyai keinginan dan integritas yang
tinggi, kita yakin bisa dan untuk walikota binjai sudah cukup kuat
keinginn dan integritasnya untuk menciptakan binjai smart city, kami
belajar bulan 5 dan kedua dibulan 8, bulan 9 sudah kirim surat ke KPK
agar menjembatanin kita untuk apa saja yang dibutuhkan dan mereka

59

Wawancara Pribadi Dengan Iedya Fadillah, S.Pd Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

93

Universitas Sumatera Utara

sangat support sekali karna tujuan smart city ini untuk menciptakan
pemerintah yang transparant dan akuntable, KPK sangat senang.”

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa para pegawai yang
ditugaskan untuk menjalankan program Binjai Smart City sangat antusias untuk
mengikuti pelatihan untuk pembekalan agar mengerti akan tugasnya masing –
masing. Selain itu banyak pihak yang mendukung terwujudnya Binjai Smart City
tersebut salah satunya Komisi Pemberantas Korupsi.
3.4 Faktor Penghambat menuju Binjai Smart City
3.4.1 Minimnya Kesadaran Masyarakat
Pembahasan selanjutnya mencoba mencari tahu mengenai faktor-faktor
apa saja yang menghambat kesiapan Pemerintah Kota Binjai menuju Binjai Smart
City. Karena tidak dapat dipungkiri dalam menjalani suatu pembangunan sering
kali mengalami hambatan, menurut salah satu nara sumber Bapak Saomanda
Tanzili,SH hambatan utama yang dialami oleh Pemerintah Kota Binjai salah
satunya berasal dari kesadaran masyarakat dan terbentur dengan regulasi
pemerintah pusat berikut pernyataan lengkapnya 60:
“Sebetulnya kesiapan Pemerintah dari segi infrastruktur Pemerintah Kota
Binjai menuju Smart City tidak akan berjalan baik jika masyarakatnya
sendiri belum sadar atau kata lain belum Smart People, karena masih ada
beberapa kalangan masyarakat yang merusak dan melanggar infrastruktur,
kemudian karena program Smart City ini sangat baru dan masi banyak
60

Wawancara Pribadi Dengan Saomanda Tanzilio,SH Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 12.00 WIB.

94

Universitas Sumatera Utara

masyarakat yang tidak tau akan penerapan Smart City di Kota Binjai. Jadi
Pemerintah akan gagal jika masyarakatnya sendiri tidak bisa menggunakan
program Smart City tersebut malaupun sudah dipersiapakan secara matang
oleh Pemerintah Kota Binjai.”

Hasil wawancara di atas dapat dianalisis bagaimana Pemerintah Kota
Binjai mengandalkan pembangunan infrastruktur melalui penerapan teknologi
yaitu Binjai Command Center. Namun masih ada beberapa permasalahan yang
harus dihadapi dan permasalahan tersebut sangat berpengaruh besar terhadap
kebijakan pembangunan infrastruktur menuju Smart City yaitu masalah kesadaran
masyarakat akan tetapi sejauh ini kebijakan Pemerintah Kota Binjai dalam hal
pembangunan infrastruktur menuju Smart City sudah sejalan dengan konsep
Smart City secara umum namun belum efektif karena jika mengacu kepada
konsep Smart City secara umum, pengembangan Smart City tidak bisa dimulai
dengan teknologi canggih tanpa pendekatan sosial jadi dalam hal ini jika
masyarakat belum melek teknologi secara menyeluruh pembangunan konsep
Smart City tidak akan berjalan optimal.
3.4.2 Minimnya SDM yang memahami penggunaan teknologi
Berkenaan dengan anggapan banyak kalangan yang mengatakan bahwa
kebijakan program pembangunan Kota Binjai menuju Smart City sering terhambat

95

Universitas Sumatera Utara

karena masih adanya beberapa pegawai pemerintahan yang masih kurang paham
dengan teknologi. Dengan terus terang beliau menjawab 61:
“Memang betul jika berbicara teknologi masih ada beberapa pegawai
pemerintahan yang belum terlalu mengerti dengan penggunaanya, karena
Smart City ini bukan hanya urusan meng-update infrastuktur, tapi dari
kalangan masyarakatnya sendiri khusunya pegawai pemerintah harus siap
dengan hal itu. Oleh karena itu pada tahun 2016 yang lalu Pemerintah
Kota Binjai membuat pelatihan dan pembekalan untuk aparatur
pemerintah yang akan menjalankan Smart City tersebut.”

Pembahasan selanjutnya terkait dengan faktor tersebut, bagaimana
pemerintah kota Binjai menyikapi faktor penghambat pembangunan itu sendiri,
Bapak Saomanda Tanzilio menjelaskan bahwa:

62

“ Menyikapi faktor tersebut pemerintah Kota Binjai dibawah Dinas
Komunikasi Informasi akan terus berupaya mengatasi permasalahan
internal birokrasi yang terjadi dengan cara yang salah satunya tadi sudah
saya sampaikan. Dan akan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan
publik kepada masyarakat lebih baik lagi dan akan selalu menyampaikan
dan menerima keluhan masyarakat secara transparan dan diatasi dengan
cepat.menyikapi faktor tersebut Pemerintah Kota Binjai akan terus
melakukan pelatihan terhadap pegawai yang menjalankan program Smart
City agar semua program bisa berjalan dengan lancar dan terwujud dengan
baik”

Beragam masalahpun muncul dalam pelaksanaan Smart City, salah
satunya, yaitu minimnya pemahaman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

61

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah
Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.
62

Wawancara Pribadi Dengan Saomanda Tanzilio,SH Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi
dan Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 12.00 WIB.

96

Universitas Sumatera Utara

dalam mewujudkan Smart City karena kurangnya pengetahuan SKPD tentang
program program Smart City seperti yang di ungkapkan Pak Armansyah 63:
“Sementara mengenai faktor penghambat pembangunan itu sendiri
kedepannya Pemerintah Kota Binjai akan terus berusaha memperbaiki
permasalahan infrastuktur yang terjadi terutama terkait produktivitas
sumber daya manusia agar pembangunan di Kota Binjai dapat berjalan
dengan seimbang, dan juga terus mensosialisasikan program Smart City
kepada msyarakat.”
Kemudian Peneliti masuk ketahap selanjutnya untuk bertanya mengenai
kendala yang dialami para pegawai yang menjalankan program tersebut di
berbagai SKPD terkait, berikut penjelasan Pak Armansyah 64:
“SKPD secara umum belum maksimal bahkan minimal mungkin karena
mereka kan disuguhkan dengan kegiatan-kegiatan sendiri, ada beberapa
SKPD yang masih bingung dukungan seperti apa diberikan ke kecamatan
atau lurah karena itu masih sesuatu sangat baru.”

Hasil wawancara diatas, disini tergambarkan kurangnya pengetahuan
SKPD tentang program program Smart City menyebabkan kebingungan akan
dukungan seperti apa yang akan mereka sumbangkan demi menyukseskan
program Smart City, sehingga dalam hal sosialisasi, pihak SKPD masih belum
dikatakan maksimal, karena bagi SKPD, Smart City adalah sesuatu hal yang
masih baru. Karna kendala tersebut, masyarakat menjadi awam tentang apa itu
Smart City walau pemerintahan sudah melakukan sosialisasi, tapi masih banyak

63

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah
Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.
64
Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah
Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.

97

Universitas Sumatera Utara

masyarakat belum paham akan hal itu, hal ini tergambar jelas dari ungkapan Pak
Suhandoko 65 :
“ Masyarakatnya masih awam dengan Smart City, walaupun walikota
sudah sosialisasikan Smart City tapi masih banyak masyarakat yang belum
paham dan tidak tau apa yang mereka lakukan.”

Hasil wawancara menjelaskan bahwa walaupun pemerintah sudah
melakukan sosioalisasi, karena pengetahuan SKPD yang masih belum
memumpunyai akan pemahaman tentang program program Smart City, malah
mengakibatkan kebingunan pada masyarakat, sehingga masyarakat juga bingung
apa yang harus mereka lakukan agar program program Smart City dapat tercapai.
Karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang program Smart City seperti
yang diungkapkan Pak Armansyah 66:
“Kendalanya saya kira pembenahan SDM maupun infrastruktur agar
dilakuan pengembangan dan pembenahan.”
Hasil wawancara menjelaskan bahwa yang menjadi kendala disini adalah
SDM-nya, masih diperlukan pemberian pemahanan akan program program Smart
City, walau pembenahan infrastruktur sedang berjalan, jika tidak dibarengi dengan
pemberdayaan SDM yang memadai, maka akan menjadi “batu sandungan” dalam
pencapaian Kota Binjai sebagai Smart City. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi
Pemerintah Kota Binjai menuju Smart City, mengingat bahwa pemahaman dan
sosialisasi oleh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) menjadi salah satu aspek
penting dalam keberhasilan tercapainya Smart City.
65

Wawancara Pribadi Dengan Suhandoko Bertempat Di Tempat Tinggal Bapak Suhandoko,
Binjai 21 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.
66

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah
Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.

98

Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Kurangnya pembangunan Infrastruktur
Melihat kondisi di atas maka wajar jika sampai saat ini program Smart
City belum banyak dirasakan masyarakat, dan juga program ini baru saja
diterapkan pada 30 maret 2017. Dari hal tersebut perlu diperhatikan tentang
kesiapan pemerintah terutama SKPD akan kesiapannya dalam menjalankan
program Smart City. Melihat kepada hambatannya sendiri faktor internal birokrasi
Pemerintah Kota Binjai dalam kata lain pegawai pemerintahannya itu sendiri
masih ada beberapa yang belum mengerti dengan teknologi, hal ini dapat
berakibat kepada efektifitas kebijakan pemerintah kota Binjai terkait dengan
transparansi dan pemerintahan yang cerdas menjadi kurang optimal. Seperti yang
disampaikan Bapak Armansyah: 67
“Kendala Lain yang dihadapi Pemerintah Kota adalah minimnya
perangkat TIK, 4 Mbps akses Internet untuk seluruh user pada Kantor
Walikota Binjai dan belum adanya internet dedicated pada setiap SKPD.
Hal ini menjadi hambatan untuk menjalankan Smart City tersebut.”

Kota Binjai telah mewujudkan pusat kendali atau infrastuktur Smart City
kota yaitu Binjai Command Center (BCC), Tujuannya adalah untuk memberikan
layanan akses yang cepat dan efisien kepada masyarakat untuk memberikan
bantuan terhadap permasalahan kota, untuk saat ini hanya 10 jam saja tetapi akan
ditingkatkan dalam penambahan shift pekerja menjadi 24 jam. Hal tersebut
dimungkinkan karena, banyak sekali data yang bisa diakses. Misalnya laporan dan
67

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah
Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.

99

Universitas Sumatera Utara

opini warga dari aplikasi dan media sosial, pantauan kamera CCTV dari jalan
raya, peta kondisi lalu lintas, GPS tracker untuk melacak posisi kendaraan dinas,
maupun data-data internal dari semua SKPD.
Pertanyaan terakhir dari kebijakan kali ini, menyikapi faktor yang
menghambat didalam persiapan pemerintah Kota Binjai. Ibu Iedya menjelaskan
sebagai berikut: 68
“ Pemerintah Kota Binjai saat ini akan terus menjalin dan mengajak
kepada masyarakat untuk terus bekerja sama perihal pembangunan di Kota
Binjai. karena tidak dapat dipungkiri hal tersebut merupakan salah satu
aspek yang sangat penting, jadi masyarakat diharapkan berperan aktif dan
terlibat dalam pembangunan di Kota Binjai ini sehingga nantinya
masyarakat itu sendiri yang dapat merasakan hasil dari pembangunan
tersebut. Dan juga, kami selaku pegawai Pemerintah Kota Binjai atau
dalam kata lain pelayan masyarakat akan terus menampung aspirasi
berjalan dengan baik dan juga terus melaukan sosialisasi program yang
dicanangkan Pemerintah agar masyarakat bisa dengan mudah
menggunakannya sehingga program Pemerintah berjalan dengan baik.”

Hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di atas bahwa,
kesiapan Pemerintah Kota Binjai dalam Smart City berdasarkan dengan partisipasi
masyarakat Binjai yang tinggi dalam menanggapi kebijakan Pemerintah Kota, dan
juga Smart City hanyalah instrument yang digunakan untuk mencapai kota dunia.
Perumusan atau identifikasi permasalahan yang ada merupakan tahap
pertama yang dilalui dalam perumusan kebijakan publik dengan tujuan untuk
menemukan jawaban serta penyelesaian dari permasalahan tersebut, Smart City
68

Wawancara Pribadi Dengan Iedya Fadillah, S.Pd Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi dan
Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

100

Universitas Sumatera Utara

dapat diartikan sebagai "kota cerdas". Smart City adalah konsep kota cerdas yang
dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam
upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan
kemudahan

mengakses

informasi

kepada

masyarakat,

hingga

untuk

mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Sebuah kota dikatakan
Smart apabila kota tersebut benar-benar dapat mengetahui keadaan kota di
dalamnya, memahami permasalahan tersebut secara lebih mendalam, hingga
mampu melakukan aksi terhadap permasalahan tersebut. Cerdas yang dimaksud
disini adalah mampu melakukan aksi terhadap permasalahan yang ada, dan
mengambil keputusan yang memajukan masyarakat. Di Kota Binjai, penerapan
konsep Smart City telah menjadi kebutuhan mendesak bagi pemerintah kota-kota
terkemuka di Indonesia terutama dalam memaksimalkan pelayanan dan
mempermudah segala urusan masyarakat.
Pelayanan publik merupakan inovasi baru dan cara pandang baru dalam
mewujudkan reformasi birokrasi. Dari hasil wawancara tersebut, disini sudah
dijelaskan bahwa Pemerintah Kota Binjai telah memanfaatan teknologi serta
media sosial digunakan dalam menjalin koordinasi dan komunikasi dengan
masyarakat terutama tentang pelayanan publik yang diharapkan transparan dan
birokrasi yang baik guna mewujudkan Smart City.
3.4.4 Minimnya Sosialisasi terhadap Masyarakat

101

Universitas Sumatera Utara

Alasan diterapkannya konsep Smart City di Kota Binjai ialah untuk
menghilangkan kendala - kendala yang sebelumnya dirasakan oleh masyarakat
dalam menyalurkan aspirasi. Ada beberapa alasan mengapa masyarakat tidak mau
memberikan keluhan atau saran kepemerintah. Satu diantaranya ialah masyarakat
bingung atau bahkan tidak tahu harus kemana jika ingin memberikan aduan.
Binjai Smart City hadir sebagai media yang terintegrasi dengan berbagai institusi
pemerintah dalam kesatuan sisitem agar Pemeritah dapat lebih mudah
berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengawasi pembangunan dan pelayanan
publik.
Cara memperkenalkan Binjai Smart City, Pemerintah sering mengadakan
sosialisasi melalui radio, papan iklan dan pertemuan secara langsung dengan
masyarakat. Selain itu, bagi masyarakat yang masih menyalurkan keluhannya
melalui kantor Dinas yang terkait, Team Binjai Smart City selalu memberitahukan
adanya program Smart City tersebut, agar mereka kedepannya dapat
menggunakan program ini tanpa harus datang ke Dinas terkait. Mobil Binjai
Smart City juga rutin berkeliling Kota Binjai untuk mensosialisasikan program
tersebut, sehingga banyak masyarakat banyak dan dengan mudah mendengar
penjelasan mobil patroli tersebut. Seperti yang dijelaskan Bapak Saomanda
Tanzilio bahwa 69:
“ Kami sebagai anggota Binjai Smart City mempunyai Tugas yang sangat
banyak karena memang program ini dimulai dari nol. Kami harus bekerja
69

Wawancara Pribadi Dengan Saomanda Tanzilio,SH Bertempat Di Kantor Dinas Komunikasi
dan Informasi Kota Binjai, Binjai 20 Maret 2017 pukul 12.00 WIB.

102

Universitas Sumatera Utara

keras untuk mensosialisasikan Program ini sehingga bisa digunakan
masyarakat dengan baik. Jadi, jika pemahaman masyarakat sama sekali
tidak ada, berarti program pemerintah ini bisa dikatakan gagal”.

Sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Binjai sangat diperlukan agar
warga Kota Binjai semakin paham dengan kemudahan yang bisa didapat dengan
menerapkan konsep Binjai Smart City tersebut. Tetapi menurut Bapak Suhandoko
selaku kepala lingkungan Kelurahan Limau Mungkur kecamatan Binjai Barat
masih banyak masyarakat yang masih belum tahu bahwa Kota Binjai sudah
menerapkan Konsep Smart City, berikut penjelasannya 70:
“ Di daerah sekitar saya masih banyak warga yang tidak tahu tentang
Binjai Smart City dan apa kegunaannya, warga kami tidak menerima
sosialisasi pengenalan program pemerintah tersebut. Sedangkan mobil
Patroli Binjai Smart City hanya berkeliling didaerah pusat Kota saja.”

Masyarakat yang berada di Kelurahan Limau Mungkur Kecamatan Binjai
Barat masih merasa kurang dan belum merasakan sosialisasi yang diberikan
pemerintah sehingga membuat masyarakat menjadi tidak paham dan merasa jauh
dari pemerintah.
Pemerintah kota Binjai akan menjalankan pelayanan publik melalui
sebuah teknologi. Selain itu, kemudahan pemerintah Kota Binjai menjalankan
kebijakan tersebut dibantu dengan dampak globalisasi yang terjadi sehingga untuk
mensosialisasikan Smart City ke masyarakat seharusnya lebih mudah. Dalam hal
70

Wawancara Pribadi Dengan Suhandoko Bertempat Di Tempat Tinggal Bapak Suhandoko,
Binjai 21 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

103

Universitas Sumatera Utara

ini adalah pemikiran masyarakat terutama masyarakat Kota Binjai terbentuk
secara modern atau kata lain masyarakat mendapatkan edukasi secara global. Hal
tersebut yang seharusnya membuat Pemerintah Kota Binjai dengan mudah
melakukan kebijakan transparansi dan pemerintahan yang cerdas dikarenakan
masyarakatnya sendiri sudah mayoritas paham dengan kehidupan teknologi yang
terjadi saat ini. Tetapi karena konsep Smart City masih sangat baru dimulai di
Kota Binjai masih banyak masyarakat yang belum paham akan kegunaan program
Smart City tersebut dikarenakan sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota
Binjai dianggap masyarakat masih sangat kurang.
Menurut Thomas R. Dye dalam kebijakan publik adalah “segala yang
dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan perbedaan yang
dihasilkannya. Dalam hal ini Pemerintah Kota Binjai menjadikan Binjai Smart
City sebagai kebijakan publik, yang dianggap bisa menyelesaikan permasalahan di
Kota Binjai. Pemerintah Kota Binjai terus memperbaiki sistem maupun
infrastruktur untuk membangun dan menjalankan Smart City di Kota Binjai
sehingga bisa mensejahterakan masyarakat Binjai.
Kebijakan pemerintah Kota Binjai terkait persiapan pemerintah berbasis
konsep Smart City dapat diambil kesimpulan bahwa masih ada beberapa kalangan
masyarakat yang masih belum mengerti mengenai program Smart City. Sementara
itu faktor pendukung dari kebijakan ini terletak pada faktor leadership Walikota
Binjai. Namun jika melihat kebijakan pemerintah Kota Binjai sudah sesuai
dengan konsep Smart City. Karena secara umum konsep Smart City mengajak

104

Universitas Sumatera Utara

masyarakat untuk turut aktif bersama pemerintah dalam menjalankan suatu proses
pembangunan. Sementara jika dilihat dari kacamata teori kebijakan publik yang
digunakan, Pemerintah Kota Binjai telah berusaha mengatur atau mengendalikan
masyarakatnya untuk ikut dan berperan aktif dalam hal perumusan kebijakan
sampai dengan pelaksanaan kebijakannya sendiri. Dan dibalik itu semua
kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Binjai bertujuan agar masyarakat
dapat merasakan hasil dari apa yang masyarakat itu lakukan sendiri. Hal tersebut
sangat positif untuk dilakukan didalam suatu pembangunan.
Selanjutnya jika dianalisis dengan teori yang digunakan dalam penelitian
ini, Pemerintah Kota Binjai sudah berorientasi kepada maksud dan tujuan dari
pembangunan infrastuktur tersebut, dimana pemerintah kota Binjai sudah
menjalankan kebijakan infrastukutur yang memang sangat dibutuhkan masyarakat
kota Binjai dan masyarakat itu sendiri merupakan tujuan utama dari terbentuknya
kebijakan pembangunan infrasruktur Pemerintah Kota Binjai juga mempermudah
masyarakat. Selain itu Pemerintah Kota Binjai sudah berhasil melakukan
kebijakan yang mengatur dan mengendalikan pembangunan, yang dimana dalam
hal ini Pemerintah Kota Binjai melakukan kebijakan dengan berkolaborasi dengan
pihak ketiga yang bertujuan agar pembangunan berbasis Smart City dapat berjalan
dan sesuai dengan amanat RPJMD kota Binjai tahun 2016 yang didalamnya
mengatur tentang pembangunan yang mengedepankan indikator, kolaborasi dan
inovasi.

105

Universitas Sumatera Utara

Analisis selanjutnya dikaitkan dengan konsep Smart City Pemerintah Kota
Binjai sudah menjalankan pembangunan infrastuktur ke arah yang lebih maju
melalui konsep Smart City. Karena dapat dilihat bagaimana pemerintah kota
Binjai menjalin kolaborasi atau kerjasama dengan perusahaan swasta dalam hal
pembuatan teknologi Binjai Command Centre yang dimana pada saat ini menjadi
infrastuktur utama Pemerintah Kota Binjai dalam hal melakukan kebijakan
pembangunan Smart City Kota Binjai.
Selanjutnya dianalisis dari perspektif teori kebijakan publik, peran
Pemerintah Kota Binjai sangat baik dan positif karena dapat terlihat bagaimana
pemerintah mengajak masyarakatnya untuk maju terlibat kedalam suatu proses
pembangunan. Dalam hal ini Pemerintah memberikan kewenangan kepada
masyarakat untuk dapat menjalankan kebijakannya kapan dan dimana saja yang
dimana hal tersebut sudah dilakukan oleh pemerintah kota Binjai saat ini. Jadi
dalam kata lain pemerintah menuntut masyarakatnya untuk modern dan tidak
hanya menunggu atau melihat segala kebijakan pembangunan namun melainkan
masyarakat dapat menjalankan dan merasakan kebijakan itu sendiri. Karena dalam
konsep Smart City sendiri masyarakat harus berperan aktif agar suatu
pembangunan dapat berjalan dengan baik.

106

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya dan
berdasarkan hasil penelitian serta analisis yang dilakukan lewat wawancara
dengan narasumber yang sudah ditentukan. Kesiapan Pemerintah Kota terhadap
Binjai Smart City belum berjalan dengan baik karena masih banyak kendala yang
dihadapi pemrintah kota yaitu: kurangnya kesadaran masyarakat terhadap Binjai
Smart City, minimnya pengetahuan satuan kerja perangkat daerah tentang
program Binjai Smart City, masih kurangnya infrastruktur untuk menunjang
kelancaran Binjai Smart City.
Kesiapan pemerintah Kota Binjai menuju Smart City berangkat dari
pengalaman permasalahan pembangunan Kota Binjai sebelumnya. Dalam hal ini
Pemerintah Kota Binjai menganalisis terlebih dahulu permasalahan apa saja yang
sedang dialami oleh Kota Binjai dan selanjutnya ketika permasalahan tersebut
telah teridentifikasi, Pemerintah Kota Binjai menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai pedoman kebijakan menjalankan
program yang akan dijalankan. Selain itu Penerapan Binjai Smart City juga
merupakan visi misi dari walikota dan wakil walikota Binjai yaitu Terwujudnya
Kota yang Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada konsep
Smart City Binjai menuju kota Digital yang nyaman, transparant, aman yang

107

Universitas Sumatera Utara

berkelanjutan dan menumbuhkan Ekonomi Kreatif, Inovatif dan Produktif pada
tahun 2021. Setelah strategi dan arah kebijakan telah disusun, Pemerintah Kota
Binjai segera mempersiapkan konsep Smart City.
Kota Binjai memiliki banyak peluang untuk menjadi lebih maju lagi, salah
satunya adalah daerah transit lintas Medan-Banda Aceh. Kota Binjai harus
meningkatkan kualitas kota agar bisa bersaing dengan daerah sekitarnya sehingga
muncul urgensitas disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk memperkenalkan
pelayanan baru dan untuk menyediakan pelayanan yang telah ada dengan cara
yang baru, mudah dan hemat biaya dari sudut pandang masyarakat.
Untuk itu munculnya penerapan Konsep Smart City agar memudahkan
interaksi masyarakat dengan pemerintah sekaligus untuk memotong waktu dan
biaya yang masyarakat butuhkan dalam menyalurkan aspirasi. Program yang
dibuat oleh Pemerintah Kota Binjai didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan
kemudahan pemanfaatan teknologi. Dalam Hal ini Pemerintah sendiri mempunyai
target yang harus dicapai guna mewujudkan konsep Smart City sehingga
kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik, hal tersebut sebagai cambuk untuk
pemerintah agar kinerja yang dijalankan harus mencapai target sesuai RPJMD
Kota Binjai.
Konsep Smart City ini juga menuntut adanya transparansi dan
akuntabilitas yang lebih tinggi dari pemerintah dalam mengelola keluhan

108

Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Hal ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya tindak
korupsi oleh pemerintah dapat diminimalisir.
Pemerintah Kota Binjai menerapkan Smart City dengan tujuan agar cara
pandang masyarakat tidak lagi pesimis terhadap pemerintahan yang ada sehingga
dengan cara menerapkan Smart City tersebut komunikasi antara masyarakat dan
pemerintah menjadi lebih baik dengan adanya transparansi politik sehingga
kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintahan Kota Binjai menjadi
lebih baik. Binjai Smart City hadir sebagai media yang terintegrasi dengan
berbagai institusi pemerintah dalam kesatuan sisitem agar emeritah dapat lebih
mudah berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengawasi pembangunan dan
pelayanan publik.
Selanjutnya pendekatan sosial merupakan pondasi awal yang penting
untuk membangun Kota menuju Smart City. Untuk itu hasil peniliti bahwa
Pemerintah Kota Binjai melakukan berbagai pendekatan sosial kepada masyarakat
untuk mensosialisasikan Program Smart City dengan cara melakukan pelatihan
aparatur pemerintahan, diklat, seminar, maupun spanduk dan sosial media.
Pemerintah Kota mengharapkan agar masyarakat meningkatkan rasa kepercayaan
terhadap pemerintahan lagi.
Melihat kondisi Kota Binjai yang saat itu memiliki masalah rendahnya
kepercayaan masyarakat, pendekatan sosial menjadi kunci penting dalam
pembangunan. Banyak program-program pembangunan yang memerlukan

109

Universitas Sumatera Utara

partisipasi aktif dari masyarakat agar berjalan dengan baik, sehingga kerjasama
yang baik antara pemerintah dan masyarakat harus dibina dengan baik. Dengan
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang tinggi, maka kerjasama
tersebut bisa terlaksana dengan baik yang berdampak pada suksesnya penerapan
Binjai Smart City. Pemerintah Kota Binjai juga memiliki kendala terhadap
masalah kesadaran masyarakat untuk aktif dalam pemerintahan. Kemudian
hambatan dari internal birokrasi juga terdapat pada lemahnya pengetahuan
pegawai pemerintah terhadap tekonologi, hal ini dapat berakibat kepada efektifitas
kebijakan pemerintah Kota Binjai terkait dengan transparansi dan pemerintahan
yang cerdas menjadi kurang optimal.
Faktor pendukung Pemerintah Kota Binjai dilihat dari kesiapan
Pemerintah Kota Binjai terhadap Binjai Smart City yang telah diteliti oleh penulis,
Pemerintah Kota Binjai sudah cukup berhasil dalam mempersiapkan kebijakan
program pembangunan menuju konsep Smart City melalui cara pemanfaatan
teknologi Command Centre dan kolaborasi dengan pihak yang lainnya dan
antusias para operator yang akan mejalankan masing masing program sangat besar
dan juga mereka terus berinovasi dan mengembangkan untuk menciptakan Binjai
Smart City. Namun soal hal pendekatan sosial masyarakat pemerintah Kota Binjai
masih sering mengalami permasalahan yang mengakibatkan terjadinya hambatan
bagi pembangunan di Kota Binjai sendiri.

110

Universitas Sumatera Utara

4.2 Saran
1. Dalam menjalankan kesiapan terhadap Binjai Smart City, kinerja
pemerintah harus diperbaiki dahulu, karena pemerintah adalah alat
pembangunan. Tanpa pemerintah yang bekerja dengan baik, programprogram pembangunan yang direncanakan maupun dilaksanakan juga
akan menjadi tidak optimal.
2. Penerapan Smart City tidak bisa dimulai dengan teknologi canggih tanpa
pendekatan sosial, harus disertai dengan sosialisasi. Apabila pengenalan
Program Smart City tidak disertai dengan sosialisasi yang baik untuk
menyiapkan masyarakat yang melek teknol