SWAMEDIKASI PADA PASIEN GERIATRI DI APOTEK AFINA DAN FARMARIN KOTA YOGYAKARTA PERIODE MEI-JULI 2014 | Hastuti | Majalah Farmaseutik 24123 47855 1 SM
Dwi Hastuti, Dyah Aryani Perwitasari, Wahyu Widyaningsih
SWAMEDIKASI PADA PASIEN GERIATRI
DI APOTEK AFINA DAN FARMARIN
KOTA YOGYAKARTA PERIODE MEI-JULI 2014
SELF-MEDICATION OF THE GERIATRIC PATIENTS AT
AFINA AND FARMARIN PHARMACIES IN YOGYAKARTA
PERIOD MAY – JULY 2014
Dwi Hastuti1, Dyah Aryani Perwitasari2, Wahyu Widyaningsih2
1
Program Pasca Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
2
Universitas Ahmad Dahlan, Fakultas Farmasi UAD, Yogyakarta
Email : [email protected]
ABSTRAK
Apotek merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang
menyediakan kebutuhan pasien, salah satunya obat-obatan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemberian konseling terhadap
kepatuhan dan kesembuhan pasien geriatri yang melakukan pengobatan sendiri
di Apotek Afina (AF) dan Apotek Farmarin (FARM). Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan membandingkan kelompok pasien geriatri di
Apotek AF dengan kelompok pasien geriatri di Apotek FARM. Pasien di Apotek AF
akan diberi konseling oleh Apoteker, sedangkan di Apotek FARM diberikan
informasi obat. Data yang diperoleh meliputi data demografi responden, riwayat
penyakit, obat yang digunakan, kepatuhan penggunan obat, dan kesembuhan
pasien yang dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh gambaran pasien
geriatri yang melakukan pengobatan sendiri di Apotek AF dan FARM. Analisis chi
square dilakukan untuk melihat pengaruh konseling terhadap kepatuhan dan
konseling terhadap kesembuhan. Hasil analisis chi square antara pemberian
konseling terhadap kepatuhan maupun kesembuhan didapatkan p 3 hari
Pilihan sendiri
Dipilihkan
0
8
52
0
13,3
86,7
6
18
42
10
Analgetik - Antipiretik
NSAID
Dekongestan
11
17
14
18,3
28,3
23,3
11
13
0
15,9
18,8
0
Multivitamin
Antihistamin
1
5
1,7
8,3
10
4
14,5
5,8
Ekspektoran
Antiasma
Maag
12
0
0
20
0
0
5
3
2
7,2
4,3
2,9
Antispasmodik
ACEI
Kortikosteroid
0
0
0
0
0
0
2
1
6
2,9
1,4
8,7
Antifungi
Tab hisap AntiseptikAntibiotik
Obat vertigo
Dekongestan +
antitusif
1 macam
2 macam
0
0
3
4,3
0
0
4
0
0
4
0
0
1
60
0
100
0
50
10
4,7
0
1,6
30
70
5,8
5,8
1,4
83,3
17,7
dikarenakan di Apotek AF, responden diberikan
konseling saat melakukan swamedikasi, sedangkan
di Apotek FARM hanya pemberian informasi
obat saja. Sehingga tingkat kesembuhan
responden di Apotek AF dapat lebih dipantau
dibandingkan di Apotek FARM. Hal ini lebih
diperkuat lagi dengan hasil berapa hari setelah
minum obat kondisi responden lebih baik. Di
Apotek AF mayoritas responden akan merasa
lebih baik setelah minum obat selama kurang dari
Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015
304
Swamedikasi Pada Pasien Geriatri …
Tabel V. Data Aturan Pemakaian Obat oleh Responden
Swamedikasi Pasien Geriatri di Apotek AF dan
Apotek FARM Kota Yogyakarta Periode Mei – Juli
2014
Pertanyaan
Jumlah obat
yang diberi
Aturan
pakai obat
Sisa obat
Apt. AF
Jawaban
≤ 5 tablet/kapsul
6-10 tablet/kapsul
> 10 tablet/kapsul
Sehari 1 x 1 tab/kap
Sehari 2 x 1 tab/kap
Sehari 3 x 1 tab/kap
Sehari 3-4 x 1
tab/kap
Sehari 3 x 2 tab/kap
Bila Perlu
Minum pertama 2,
berikutnya 1
< 3 tablet/kapsul
≥ 3 tablet/kapsul
Apt.
FARM
n
%
9
15
40 66,7
11 18,3
11 16,4
12 17,9
37 55,2
n
16
44
0
4
15
41
%
26,7
73,3
0
6,7
25
68,3
0
0
3
4,5
0
0
0
0
1
2
1,5
3,0
0
0
1
1,5
38
22
63,3
36,7
53
7
88,3
11,7
Tabel VI. Data Aturan Pemakaian Obat oleh Respomden
Swamedikasi Pasien Geriatri di Apotek AF dan
Apotek FARM Kota Yogyakarta Periode Mei –
Juli 2014
Lebih baik
Kurang baik
Tidak baik
Masih pegal
Masih batuk
Masing pusing
Masih gatal
Masih panu
Masih nyeri
Masih gliyer
Masih melilit
Masih sakit
Masih demam
< 3 hari
Apt. AF
n
%
57
95
3
5
0
0
1
1,7
2
3,3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
54
90
Apt. FARM
n
%
41
68,3
19
31,7
0
0
2
3,3
2
3,3
3
5
2
3,3
3
5
2
3,3
1
1,7
1
1,7
1
1,7
2
3,3
15
25
≥ 3 hari
6
10
26
43,3
≤ 5 tab/kap
6 - 10 tab/kap
>10 tabt/kap
27
30
0
45
50
0
13
34
1
21,7
56,7
1,7
Pertanyaan
Jawaban
Yg dirasakan
setelah minum
obat?
Jika
kurang/tidak,
apa yang
dirasakan saat
ini?
Jika lebih, berapa
hari setelah
minum obat?
Jika lebih, setelah
berapa jumlah
yang diminum?
3 hari sedangkan di Apotek FARM lebih dari atau
sama dengan 3 hari. Hal ini mengartikan bahwa
tingkat kepatuhan pasien di Apotek AF lebih
tinggi daripada di Apotek FARM karena obat
yang diberikan diminum sesuai aturan sehingga
tingkat kesembuhannya lebih cepat atau tinggi.
Pemberian konseling tentang obat dapat
meningkatkan kepatuhan pasien (Kurniasih,
2014). Selain itu, menurut Alfian (2014),
memberikan pemberian layanan pesan singkat
pengingat oleh farmasis pada pasien hipertensi
dapat meningkatkan kepatuhan pasien minum
obat selain memberikan informasi obat atau
konseling langsung kepada pasien. Sejalan dengan
penelitian tersebut, pemberian informasi obat atau
305
Tabel VII. Hasil Analisis Chi Square tentang Pengaruh
Konseling terhadap Kepatuhan
Patuh
Dengan konseling /
Apt. AF
Dengan PIO / Apt.
FARM
n(%)
49
(81,7)
22
(36,7)
Tidak
Patuh
n(%)
11
(18,3)
38
(63,3)
Chi Square
(Sig.)
0,000
Tabel VIII. Hasil Analisis Chi Square tentang Pengaruh
Konseling terhadap Kesembuhan
Dengan Konseling /
Apt. AF
Denngan PIO / Apt.
FARM
Lebih
baik
n(%)
Kurang
baik
n(%)
57 (95)
3 (5)
41
(68,3)
19
(31,7)
Chi
Square
(Sig.)
0,000
konseling kepada pasien saat pengobatan, dimana
adanya intervensi farmasis dapat meningkatkan
kepatuhan dalam pengobatan (Moriskyet.al.,
2008).
Menurut
Fenerty
et.al.
(2012)
merekomendasikan penggunaan teknologi baru
untuk membantu peningkatan kesehatan. Layanan
pesan singkat atau telepon dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada pemilik
telepon genggam sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan pasien untuk minum obat.
Dalam penelitian ini, pasien geriatri yang
melakukan swamedikasi di Apotek AF yang
mendapatkan
konseling
memiliki
tingkat
kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pasien geriatri yang melakukan swamedikasi di
Apotek FARM yang hanya diberikan informasi
obat saja. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel
VII, dimana nilai ρ
SWAMEDIKASI PADA PASIEN GERIATRI
DI APOTEK AFINA DAN FARMARIN
KOTA YOGYAKARTA PERIODE MEI-JULI 2014
SELF-MEDICATION OF THE GERIATRIC PATIENTS AT
AFINA AND FARMARIN PHARMACIES IN YOGYAKARTA
PERIOD MAY – JULY 2014
Dwi Hastuti1, Dyah Aryani Perwitasari2, Wahyu Widyaningsih2
1
Program Pasca Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
2
Universitas Ahmad Dahlan, Fakultas Farmasi UAD, Yogyakarta
Email : [email protected]
ABSTRAK
Apotek merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang
menyediakan kebutuhan pasien, salah satunya obat-obatan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemberian konseling terhadap
kepatuhan dan kesembuhan pasien geriatri yang melakukan pengobatan sendiri
di Apotek Afina (AF) dan Apotek Farmarin (FARM). Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan membandingkan kelompok pasien geriatri di
Apotek AF dengan kelompok pasien geriatri di Apotek FARM. Pasien di Apotek AF
akan diberi konseling oleh Apoteker, sedangkan di Apotek FARM diberikan
informasi obat. Data yang diperoleh meliputi data demografi responden, riwayat
penyakit, obat yang digunakan, kepatuhan penggunan obat, dan kesembuhan
pasien yang dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh gambaran pasien
geriatri yang melakukan pengobatan sendiri di Apotek AF dan FARM. Analisis chi
square dilakukan untuk melihat pengaruh konseling terhadap kepatuhan dan
konseling terhadap kesembuhan. Hasil analisis chi square antara pemberian
konseling terhadap kepatuhan maupun kesembuhan didapatkan p 3 hari
Pilihan sendiri
Dipilihkan
0
8
52
0
13,3
86,7
6
18
42
10
Analgetik - Antipiretik
NSAID
Dekongestan
11
17
14
18,3
28,3
23,3
11
13
0
15,9
18,8
0
Multivitamin
Antihistamin
1
5
1,7
8,3
10
4
14,5
5,8
Ekspektoran
Antiasma
Maag
12
0
0
20
0
0
5
3
2
7,2
4,3
2,9
Antispasmodik
ACEI
Kortikosteroid
0
0
0
0
0
0
2
1
6
2,9
1,4
8,7
Antifungi
Tab hisap AntiseptikAntibiotik
Obat vertigo
Dekongestan +
antitusif
1 macam
2 macam
0
0
3
4,3
0
0
4
0
0
4
0
0
1
60
0
100
0
50
10
4,7
0
1,6
30
70
5,8
5,8
1,4
83,3
17,7
dikarenakan di Apotek AF, responden diberikan
konseling saat melakukan swamedikasi, sedangkan
di Apotek FARM hanya pemberian informasi
obat saja. Sehingga tingkat kesembuhan
responden di Apotek AF dapat lebih dipantau
dibandingkan di Apotek FARM. Hal ini lebih
diperkuat lagi dengan hasil berapa hari setelah
minum obat kondisi responden lebih baik. Di
Apotek AF mayoritas responden akan merasa
lebih baik setelah minum obat selama kurang dari
Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015
304
Swamedikasi Pada Pasien Geriatri …
Tabel V. Data Aturan Pemakaian Obat oleh Responden
Swamedikasi Pasien Geriatri di Apotek AF dan
Apotek FARM Kota Yogyakarta Periode Mei – Juli
2014
Pertanyaan
Jumlah obat
yang diberi
Aturan
pakai obat
Sisa obat
Apt. AF
Jawaban
≤ 5 tablet/kapsul
6-10 tablet/kapsul
> 10 tablet/kapsul
Sehari 1 x 1 tab/kap
Sehari 2 x 1 tab/kap
Sehari 3 x 1 tab/kap
Sehari 3-4 x 1
tab/kap
Sehari 3 x 2 tab/kap
Bila Perlu
Minum pertama 2,
berikutnya 1
< 3 tablet/kapsul
≥ 3 tablet/kapsul
Apt.
FARM
n
%
9
15
40 66,7
11 18,3
11 16,4
12 17,9
37 55,2
n
16
44
0
4
15
41
%
26,7
73,3
0
6,7
25
68,3
0
0
3
4,5
0
0
0
0
1
2
1,5
3,0
0
0
1
1,5
38
22
63,3
36,7
53
7
88,3
11,7
Tabel VI. Data Aturan Pemakaian Obat oleh Respomden
Swamedikasi Pasien Geriatri di Apotek AF dan
Apotek FARM Kota Yogyakarta Periode Mei –
Juli 2014
Lebih baik
Kurang baik
Tidak baik
Masih pegal
Masih batuk
Masing pusing
Masih gatal
Masih panu
Masih nyeri
Masih gliyer
Masih melilit
Masih sakit
Masih demam
< 3 hari
Apt. AF
n
%
57
95
3
5
0
0
1
1,7
2
3,3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
54
90
Apt. FARM
n
%
41
68,3
19
31,7
0
0
2
3,3
2
3,3
3
5
2
3,3
3
5
2
3,3
1
1,7
1
1,7
1
1,7
2
3,3
15
25
≥ 3 hari
6
10
26
43,3
≤ 5 tab/kap
6 - 10 tab/kap
>10 tabt/kap
27
30
0
45
50
0
13
34
1
21,7
56,7
1,7
Pertanyaan
Jawaban
Yg dirasakan
setelah minum
obat?
Jika
kurang/tidak,
apa yang
dirasakan saat
ini?
Jika lebih, berapa
hari setelah
minum obat?
Jika lebih, setelah
berapa jumlah
yang diminum?
3 hari sedangkan di Apotek FARM lebih dari atau
sama dengan 3 hari. Hal ini mengartikan bahwa
tingkat kepatuhan pasien di Apotek AF lebih
tinggi daripada di Apotek FARM karena obat
yang diberikan diminum sesuai aturan sehingga
tingkat kesembuhannya lebih cepat atau tinggi.
Pemberian konseling tentang obat dapat
meningkatkan kepatuhan pasien (Kurniasih,
2014). Selain itu, menurut Alfian (2014),
memberikan pemberian layanan pesan singkat
pengingat oleh farmasis pada pasien hipertensi
dapat meningkatkan kepatuhan pasien minum
obat selain memberikan informasi obat atau
konseling langsung kepada pasien. Sejalan dengan
penelitian tersebut, pemberian informasi obat atau
305
Tabel VII. Hasil Analisis Chi Square tentang Pengaruh
Konseling terhadap Kepatuhan
Patuh
Dengan konseling /
Apt. AF
Dengan PIO / Apt.
FARM
n(%)
49
(81,7)
22
(36,7)
Tidak
Patuh
n(%)
11
(18,3)
38
(63,3)
Chi Square
(Sig.)
0,000
Tabel VIII. Hasil Analisis Chi Square tentang Pengaruh
Konseling terhadap Kesembuhan
Dengan Konseling /
Apt. AF
Denngan PIO / Apt.
FARM
Lebih
baik
n(%)
Kurang
baik
n(%)
57 (95)
3 (5)
41
(68,3)
19
(31,7)
Chi
Square
(Sig.)
0,000
konseling kepada pasien saat pengobatan, dimana
adanya intervensi farmasis dapat meningkatkan
kepatuhan dalam pengobatan (Moriskyet.al.,
2008).
Menurut
Fenerty
et.al.
(2012)
merekomendasikan penggunaan teknologi baru
untuk membantu peningkatan kesehatan. Layanan
pesan singkat atau telepon dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada pemilik
telepon genggam sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan pasien untuk minum obat.
Dalam penelitian ini, pasien geriatri yang
melakukan swamedikasi di Apotek AF yang
mendapatkan
konseling
memiliki
tingkat
kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pasien geriatri yang melakukan swamedikasi di
Apotek FARM yang hanya diberikan informasi
obat saja. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel
VII, dimana nilai ρ