Reference Tingkat Pengetahuan Pasien Dan Rasionalitas Swamedikasi Di Tiga Apotek Kota Panyabungan

DAFTAR PUSTAKA

Abay, S., dan Amelo, W. (2010). Assessment of Self Medication Practice Among
Medical, Pharmacy, and Health Science Student in Gondar University,
Ethiopia. Journal of Young Pharmacists. 2(3): 306-310.
Adhikary, M., Poornima, B., Saudan, S., dan Chetan,K. (2014). Study of SelfMedication Practice and Its Determinants Among College Students of
Delhi University North Campus, New Delhi, India: International Journal
of Medical Science and Public Health 2014. 3(4): 406.
Alkhairi, A. (2014). Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Pasien Swamedikasi di
Apotek Kimia Farma 106 Kota Medan. Skripsi. Fakultas Farmasi USU
Medan. Halaman: 57.
Anief. (1997). Apa yang perlu diketahui tentang obat. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Atmoko, W., dan Kurniawati, I. (2009). Swamedikasi: Sebuah respon realistik
perilaku konsumen di masa krisis. Bisnis dan Kewirausahaan. 2(3).
Halaman: 233.
Badan Pusat Statistik. (2001). Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare Statistics).
Jakarta: Halaman: 46-71.
Badan Pusat Statistik. (2010). Mandailing Natal dalam Angka 2010. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Mandailing Natal.Chetley. (2007). How to Improve
the Use of Medicines by Consumers. University of Amsterdam: Royal

Tropical Institute.
Bogadenta, A. (2012). Manajemen pengelolaan Apotek. Jogjakarta: D-Medika.
Halaman: 18-19.
Depkes
RI.
(1993).
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
919/Menkes/PER/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang diserahkan Tanpa
Resep. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Terbatas. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman: 103-113.
Depkes RI. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman: 23-42 dan 48-51.
Depkes RI. (2008). Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan
Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman: 5-8.

Dinkes Kab. Madina. (2012). Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal
Tahun 2011. Panyabungan, Sumatera Utara: Dinas Kesehatan Kabupaten
Mandailing Natal.

51

Dinkes Kab. Madina. (2013). Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Mandailing Natal 2014. Panyabungan, Sumatera Utara: Dinas Kesehatan
Kabupaten Mandailing Natal. Halaman: 20.
Ditjen POM. (1997). Kompendia Obat Bebas. Edisi kedua. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik indonesia.
Ditjen POM. (2008). Penggolongan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
FIP. (1999). Joint Statement By The International Pharmaceutical Federation and
The World Self-Medication Industry: Responsible Medication. FIP and
WSMI. Halaman 1-2.
Fleckentein, A, E., Hanson, G.R., dan Venturelli, P.J. (2011). Drugs and society
(11th ed.). USA: Jones and Bartlett Publishers.
Garofalo, L., Gabriella D, G., dan Italo, F, A. (2014). Self Medication Practice
among Parents in Italy. Biomed Research International 2015. Hindawi

Publishing Corporation. Halaman: 2.
Gupta, P., Bobhate, P., dan Shrivastava, S. (2011). Determinants of self
medication practices in an urban slum community. Asian Journal
Pharmaceutical and Clinical Research. 4(3).
Hermawati, D. (2012). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung di Dua Apotek
Kecamatan Simanggis, Depok. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi UI. Halaman: 79-81.
Holt, G, A., dan Edwin, L.H. (1986). The Pros and Cons of Self Medication.
Journal of Pharmacy and Technology. Halaman 213-218.
Kartajaya, H. (2011). Self Medication, Who Benefits and Who is At Loss.
Indonesia: MarkPlus Insight. Halaman 3-11.
Kemenkes RI. (2006). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
189/Menkes/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Kemenkes
RI.
(2015).
Aplikasi
Pemetaan

Sarana
Kefarmasian.
http://apif.binfar.depkes.go.id/grafikapotek2.php?prov=SUMATERA%20
UTARA). Diakses pada 23 Mei 2015
Kemenkes RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Halaman: 72-73.
Khomsan, A. (2000). Teknik pengukuran pengetahuan gizi. Bogor: Departemen
Gizi dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian IPB.

52

Kristina, S., Prabandari, Y., dan Sudjaswadi, R. (2007). Perilaku Pengobatan
Sendiri Yang Rasional Pada Masyarakat. Majalah Farmasi Indonesia.
Yogyakarta: Fakultas Farmasi. Universitas Gajah Mada. 23(14).
Lwanga, S, K.., dan Lameshow, S. (1991). Sampel size determination in health
studies. Geneva: World Health Organization. Halaman: 25.
Menkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatana Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2014. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Halaman :
3,4,7,8,13 dan 14.
Notoatmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Halaman 22.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta.
Osemene, K, P., dan A, Lamikanra. (2012). A Study of the Prevalence of SelfMedication Practice among University Students in Southwestern Nigeria.
Tropical Journal of Pharmaceutical Research. August 2012; 11(4): 684.
PAHO. (2004). Drug Classification: Prescription and Over The Counter Drugs.
Washington DC. PAHO. Halaman 1-2.
Purwanti, A., Harianto., dan Supardi, S. (2004). Gambaran Pelaksanaan Standar
Pelayanan Farmasi di apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 1(2): 102,105.
Saryono. (2008). Metodologi Penelitian kesehatan. Cetakan Pertama. Jogjakarta:
Mitra Cendikia. Halaman: 47,49,73.
Sastroasmoro, s., dan ismael, s. (2002). Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Edisi kedua. Jakarta: CV Sagung Seto. Halaman: 75.
Schlaadt., Richard, G., Shannon., dan Peter T. (1990). Drugs, 3rd ed. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Supardi, S., dan Notosiswoyo, M. (2005). Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,
Demam, Batuk dan Pilek Pada Masyarakat di Desa Ciwalen, Kecamatan
Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 2(3).

Supardi, S., dan Raharni. (2006). Penggunaan obat yang sesuai dengan aturan
dalam pengobatan sendiri keluhan demam, sakit kepala, batuk, dan flu
(hasil analisis lanjut data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001).
Jurnal Kedokteran Yarsi. 14(1): 61-69.
Tan, H.T ., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. Halaman 72, 296, 315, 318.

53

Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Vijaya, K, S., Sirumalla, S., Bindu, P, H,. (2014). A Cross-sectional Study on
Assessment of self-medication Practice among Professional and Non
Professional Subjects (CASPANs-WGL-1). Research Article. 7(3).
Widodo, R. (2004). Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat.
Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta. Halaman 18-20.
Worku, S., dan Abebe, G. (2003). Practice of Self Medication in Jimma Town.
Ethiopia: Ethiopian Journal of Health Development. 17(2): 111-116.
World


Health Organization. (2010). Rational Use of Medication.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs338/en/index.html. Diakses
pada 23 Mei 2015.

Zeenot, S. (2013). Pengelolaan dan Penggunaan Obat Wajib Apotek. Jogjakarta:
D-Medika. Halaman 109-112, 139 dan 143.

54