Sifat fisik dan kimia unsur utama dan tr

“ sifat fisik dan kimia unsur utama dan transisi “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Kelompok 2
Ketua
: Efy Nurhasanah
Sekretaris : A.nurdawani
Anggota : Sulastri
Zulkarnain
Irmayanti

Kelas XII IPA3

SMA NEGERI 3 BULUKUMBA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena karunianya berupa kekuatan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,kepada keluarganya, para
sahabat, dan para pengikutnya yang senang tiasa ber istiqomah di jalan beliau,
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sepatutnyalah kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu,kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan maklah ini.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah pengetahun pembaca dan
bermanfaat bagi kita semua.Amin.

BULUKUMBA,30-10-2012

penulis

ii

DAFTAR ISI


A.
B.
C.
D.
A.
B.
A.
B.

Halaman Judul ………………………………………………………………………...i
Kata pengantar ………………………………………………………………………...ii
Daftar isi ……………………………………………………………………………..... iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………........1
Latar Belakang ……………………………………………………………......2
Rumusan Masalah …………………………………………………………....2
Tujuan Penulisan ……………………………………………………………...2
Manfaat Penulisan …………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….....3
Sifat fisik usur utama dan transisi ( titik didih, titik leleh,
Kekerasan,warna,kelarutan ) dan sifat khusus lainnya )…..………………..3

Sifat kimia ( koreaktifan,reaksi kimia)………………………………………23
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………24
Kesimpulan ………………………………………………………………........24
Saran ……………………………………………………....................................25
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..26

iii

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam,
semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita dalam
melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di
alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan
logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan

menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.Unsur transisi adalah unsur yang dapat
menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi
penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion,
aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari
sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt
(Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat
maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak
mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat
memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa.
1
Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu
periode.
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki susunan atom
yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih
besar dibandingkan Alkali.
maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi
lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur

logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi
dibandingkan unsur logam golongan utama.
B. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja Sifat fisika unsure utama dan transisi ( titik didih, titik leleh, kekerasan, warna kelarutan ) dan sifat khusus
lainnya?
2. Apa saja Sifat kimia ( koreaktifan,reaksi kimia) ?
C. TUJUAN PENULISAN
Setiap membuat makalah,pasti penulis mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan pada makalah yang penulis
buat adalah sebagai berikut:

1.
2.

Untuk mengetahui Sifat fisik unsur utama dan transisi (titik didih,titik leleh,kekerasan,warna,kelarutan ) dan sifat
khusus lainnya
Untuk mengetahui Sifat kimia ( koreaktfan,reaksi kimia)

D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan pada maklah yang penulis buat adalah sebagai berikut:

1. Agar kita sebagai pelajar dapat memperoleh pengetahuan tambahan mengenai sifat fisik dan kimia unsure utama dan
transisi.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Unsur-unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat, baik secara fisis maupun kimia. Berikut
adalah sifat-sifat dari unsur-unsur transisi periode keempat.
Beberapa sifat umum unsur-unsur transisi periode keempat :
1. SIFAT FISIS UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
I. Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas unsur-unsur transisi periode
keempat antara lain :
(1) Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
(2) Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari satu.
(3) Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
(4) Pada umumnya senyawanya berwarna.
(5) Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
(6) Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.

(7) Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
(8) Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
(9) Dapat menghantarkan arus listrik.
(10) Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.
II. Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena konfigurasi elektron unsur transisi
menempati sub kulit d, elektron-elektron pada orbital d yang tidak penuh memungkinkan untuk berpindah tempat.
Elektron dengan energi rendah akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap
warna misalnya energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya pun tertentu.
Struktur elektron pada orbital d yang bebeda akan mengasilkan warna yang pula.

3
Warna senyawa unsur-unsur transisi periode keempat
dengan bilangan oksidasi

+2
Biloks

+3

+4


+5

+6

+7

Unsur
Sc

-

Ti
V
Cr
Mn

Ungu
Biru
Merah

muda
Hijau
muda
Merah
muda
Hijau
Biru
Tidak
berwarn
a

Fe
Co
Ni
Cu
Zn

Tidak
berwarna
Ungu

Hijau
Hijau
-

Tidak
berwarna
Biru
-

-

-

-

Merah
-

Jingga
Hijau

-

Ungu

Kuning

-

-

-

-

Biru

-

-

-

-

-

-

-

-

-

III. Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion pusat yang menyediakan
orbital d,s, dan p-nya yang kosong untuk elektron-elektron yang berasal dari ion atau molekul yang diikatnya yang
disebut dengan ligan. Sebagai contoh, pada ion [PtCl 6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl -) adalah -1.
Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH 3)4]2+,
bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH 3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu
(kation logam transisi) adalah +2.
ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen koordinasi. Banyaknya pasangan
elektron yang diterima oleh ion logam
4
dinamakan bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi.
Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion
[Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe 3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi
yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Pada umumnya ligan merupakan basa Lewis, yaitu ion yang dapat memberikan (donor) sepasang atau lebih
elektron bebas. Seperti NH3, NO, H2O, F-, Cl-, CO32-, NO2-. Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki
pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan polidentat.
H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H 2NCH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang
elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam
transisi dengan kuat).
Secara umum penulisan ion kompleks adalah sebagai berikut.
L adalah ion transisi,
x adalah ligan,
n muatan ion kompleks,

m bilangan koordinasi.
Umumnya bilangan koordinasi, dua kali lipat dari biloks transisi terbesar. Contohnya besi (Fe) mempunyai
biloks +2 dan +3 maka umumnya bilangan koordinasinya 6, sehingga jika membentuk ion kompleks misalnya
dengan ion CN- maka terbentuk ion kompleks sebagai berikut
Fe(CN)64Fe(CN)63Ligan
Ligan
2+
Ion Fe sebagai ion pusat
Ion Fe3+ sebagai ion pusat
4Dari kedua contoh diatas ion Fe(CN)6 dan Fe(CN)63- masing-masing memiliki muatan ion -4 dan -3.
Bilangan oksidasi (biloks) ion pusat dapat kita tentukan dengan cara sebagai berikut.

4-

Biloks [Fe(CN)6] = -4

5
BO [Fe(CN)6]3- = -3

Biloks (Fe) + (6CN) = -4
BO (Fe) + (6CN) = -3
Biloks (Fe) + (6 x -1) = -4
BO (Fe) + (6 x -1) = -3
Biloks Fe -6 = -4
BO (Fe) -6 = -3
Biloks Fe = -4 + 6
BO (Fe) = -3 + 6
Biloks Fe = +2
BO (Fe) = +3
Penamaan ion/senyawa kompleks dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
1. Nama kation ditulis lebih dahulu diikuti anionnya, sama seperti panamaan senyawa ionik pada umumnya.
2. Penamaan untuk ion kompleks, disebutkan nama ligannya dengan jumlahnya dan diberi akhirano.
3. Jumlah ligan yang diikat lebih dari satu diberi awalan di (2), tri(3), tetra(4), penta (5) dan sebagainya.
4. Bilangan oksidasi logam ditulis dengan angka romawi.
5. Jika ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran at. Nama kation logam bermuatan negatif
dapat dilihat pada Tabel Nama Kation dan Anion Kompleks.
6. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam
transisi.
7. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.
• Sifat Magnetik
Ada beberapa sifat magnet dari unsur-unsur transisi diantaranya:
1.
Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom atau molekul dimana elektron
dalam orbitalnya semua berpasangan.
2.
Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena ada atom atau molekul dimana
elektron dalam orbitalnya ada yang tidak berpasangan. Jika sifat paramagnetiknya sangat kuat maka
disebut feromagnetik.
Pada unsur-unsur logam transisi periode keempat, umumnya mempunyai elektron yang tidak berpasangan
dalam orbital d sehingga umumnya bersifat paramagnetik.

6
Jadi, logam transisi periode keempat yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan Cu. Sedangkan yang bersifat
paramagnetik antara lain Sc, Ti, Cr, dan Mn, dan yang bersifat Feromagnetik adalah Fe, Co, dan Ni.
2.

SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

1.

Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya elektron pada kulit 3d,
maka semakin besar pula gaya tarik intinya, sehingga jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil.
2.
Energi Ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif, namun secara
umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada
pengisian elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke
kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada
grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu
besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang terlebih dahulu terionisasi.
3.
Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada kulit terluar 4s 2,
sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit 4s1.
4.
Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Walaupun
unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom
yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron
s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d 1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan
dengan konfigurasi (n-1) d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1) d 6ns2,
bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi
tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah
dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d dan ns-nya. Di antara
7
unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur
pada periode yang lebih besar.
Asam kromium CrO3 beracun dan bersifat karsinogenik.
Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi adalah sebagai berikut:

Mempunyai energi ionisasi yang relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol¹‫)־‬, kecuali Zink yang agak besar
(906 kJ mol¹‫)־‬

Harga keelektronegatifannya rendah (kurang dari 2)

Semua unsur transisi periode keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan oksidasi +1 ,+2 , +3

Pada tingkat oksidasi yang rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik
Sedangkan, sifat fisiknya:

Berwarna (berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh)

Berbentuk padat maupun larutan
Berikut ini akan diuraikan beberapa data tentang unsur transisi yang meliputi sumber, sifat fisik, sifat kimia.
Besi (Fe)
Sumber: Di alam, besi banayk ditemukan dalam bentuk senyawa, antara lain sebagai hematit (Fe 2O3), pirit (FeS2),
dan siderit (FeCO3).Unsur ini merupakan bagian unsur keempat terbanyak dibumi.

asam, maupun CaO, MgO dan MnO yang bersifat basa). Pengotor yang bersifat asam biasanya lebih banyak,
sehingga perlu ditambah CaCo3).
Sifat fisik besi:

Merupakan logam berwarna putih mengkilap

Keras

Kuat

Mudah dimodifikasi

8
Sifat kimia besi:

Agak reaktif, mudah teroksidasi

Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti : halogen, sulfur, pospor, boron, karbon dan silikon.

Kelarutan : larut dalam asam-asam mineral encer.
Seng (Zn)
Sumber: Di dapatkan di alam terutama sebagai kerpu zink (ZnS) yang terdapat di Australia, Kanada, dll.
Proses Pembuatan: Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida, karbonat, fosfat, sulfida,
molibdat, dan asam-asam organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan ligand organik. Asam-asam organik berasal
dari dekomposisi senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam bahan organik
Sifat fisik seng:

Tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh (putih, berkilau)

Jika Zink terbakar dalam udara, warnanya menjadi hijau kebiru-biruan yang terang

Sedikit kurang padat daripada besi

Pada suhu melebihi 210°C, logam ini menjadi rapuh dan akan pecah jika diketuk
Sifat kimia seng:

Logam zink mudah tertempa pada suhu antara 100°C sehingga 210°C dan boleh diketuk menjadi berbagai
bentuk





Zink tidak bermagnet
Titik leleh dan titik didihnya relatif rendah
Tidak paramagnetik, melainkan diamagnetik
Bersifat sederhana reaktif

Sifat Kimia:
 Mudah larut dalam asam – asam mineral encer
 Kurang reaktif
 Dapat membentuk senyawa kompleks
 Senyawanya umumnya berwarna
9
 Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co yang berwarna merah
 Senyawa – senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara biru.
 Ion Co3+ tidak stabil, tetapi kompleks – kompleksnya stabil baik dalam bentuk larutan maupun padatan.
 Kobalt (II) dapat dioksidasi menjadi kobalt(III)
 Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam
 Tahan korosi
2+

Nikel (Ni)
Sumber: Bijih nikel yang utama antara lain:
Millerit, NiS
Smaltit (Fe,Co,Ni)As
Nikolit (Ni)As
Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S
Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
Nikel berwujud secara gabungan dengan belerang dalam millerite, dengan arsenic dalam galian niccolite dan dengan
arsenic dan belerang dalam (nickelglance). Nikel juga terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam
batuanultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenisendapan nikel yang bersifat
komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residu silikadan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta
sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit .Pada
pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dariudara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan
menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe,
Ni yanglarut. Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus.Di dalam larutan, Fe
teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnyamembentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit,
dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral- mineral ini selalu ikut serta unsure cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannyabersifat asam, hingga pada
suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan,
maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau
hydrosilikatdengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada
10
celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierit (Ni,Mg)SiO3.xH2O.
Sifat Kimia:

Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara

Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO

Bereaksi dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)

Bereaksi dengan steam H2O membentuk Oksida NiO

Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfut encer, yang reaksinya berlangsung lambat

Bereaksi dengan aman nitrat dan aquaregia, Ni segera larut

Tidak bereaksi dengan basa alkali

Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam
Sifat Fisik:
Logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras
Dampat ditempa dan ditarik
Feromagnetik
TL : 1420ºC, TD : 2900ºC
Tembaga (Cu)
Sumber : di Indonesia kita mengenal Freeport (Timika, Papua), dan Newmont (Batuhijau, NTB)
Sifat Fisik:

Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning seperti pada gambar dan keras bila
tidak murni.




Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat.
Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.

11
Sifat Kimia:

Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang
lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat
basa, Cu(OH) 2CO3

Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300°C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000ºC, akan terbentuk
tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.

Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan
H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen.
Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2- (aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke
arah produk.

Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan
yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3) 4+

Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan belerang membentuk
tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus
klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida.

12
B. SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR UTAMA DAN TRANSISI
Jumlah unsur banyak sekali, baik yang alamiah maupun yang buatan. Unsur-unsur tersebut disusun dalam
tabel periodik. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan dalam kolom-kolom yang disebut dengangolongan dan dalam
baris yang disebut periode. Secara garis besar unsur-unsur tersebut dibedakan atas unsur-unsur utama dan unsurunsur transisi. Pada bab ini kita akan mempelajari unsur-unsur utama. Unsur utama termasuk dalam golongan A
yang terdiri atas unsur logam dan unsur nonlogam. Golongan A terdiri dari delapan golongan (I – VIII).
1. Golongan IA atau Alkali

Unsur-unsur pada golongan IA dalam tabel periodik dikenal juga dengan nama unsur alkali, karena semua
anggotanya bereaksi dengan air membentuk larutan alkali. Anggota golongan alkali dari atas ke bawah berturut turut
adalah litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Unsur-unsur alkali
disebut juga logam alkali. Unsur alkali memiliki ukuran yang lebih besar di antara unsur-unsur dalam satu periode.
Unsur-unsur ini mempunyai energi ionisasi kecil.
Energi ionisasi merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron pada kulit terluar. Makin besar
nomor atom, energi ionisasinya makin berkurang. Hal ini karena semakin besar nomor atom berarti semakin jauh
jarak elektron terluar dengan inti atom sehingga makin mudah lepas. Unsurunsur alkali mempunyai
keelektronegatifan kecil. Oleh karena itu unsur alkali membentuk senyawa ion.
a. Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan ini hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam.
Oleh karena itu, logam ini mempunyai energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak.
Contohnya logam natrium yang lunak sehingga dapat diiris dengan pisau. Hal ini juga mengakibatkan makin
berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur alkali.
Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari potensial elektrode. Unsur-unsur alkali
dapat melarut dalam cairan amonia. Larutan encer logam alkali dalam amonia cair berwarna biru. Larutan ini adalah
penghantar listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya hantarnya hampir sama dengan daya hantar logam
murni.
13
b. Sifat Kimia
Sifat kimia unsur-unsur alkali, adalah seperti berikut.
1) Sangat Reaktif
Unsur-unsur alkali sangat reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain karena mereka mudah melepaskan elektron
terluarnya. Di udara, unsur-unsur ini akan bereaksi dengan oksigen atau air. Oleh karena itu, unsur ini biasanya
disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert. Unsur alkali tidak ada yang terdapat di alam dalam
bentuk unsurnya, biasanya bergabung dalam mineral yang larut dalam air, misal NaCl (natrium klorida). Unsur
alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion uni-positif (positif satu).
2) Sifat Logam
Sifat logam unsur alkali dari atas ke bawah pada tabel periodik cenderung bertambah. Sifat ini terkait dengan
kecenderungan atom unsur alkali melepas elektron.
3) Reaksi-reaksi pada logam alkali adalah seperti berikut.
a) Reaksi antara logam-logam alkali dan oksigen menghasilkan oksida (M2O), peroksida (M2O2), dan superoksida
(MO2).
b) Reaksi logam alkali (M) dengan unsur-unsur halogen N, S, P, dan H2.
4) Logam-logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na (kuning), K (ungu), Rb
(merah), dan Cs (biru/ungu).
2. Golongan IIA atau Alkali Tanah
Anggota unsur alkali tanah adalah berelium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan
unsur radioaktif radium (Ra). Di antara unsur-unsur ini Mg dan Ca yang terbanyak terdapat di kerak bumi. Atomatom golongan ini memiliki konfigurasi elektron np6(n + 1)s2 kecuali Be. Kerapatan unsur-unsur golongan ini lebih
besar dari unsur alkali dalam satu periode. Unsur-unsur ini mempunyai dua elektron valensi yang terlibat dalam
ikatan logam. Oleh karena itu dibandingkan dengan unsur golongan IA, unsurunsur ini lebih keras, energi kohesinya
lebih besar, dan titik lelehnya lebih tinggi.

Titik leleh unsur-unsur alkali tanah tidak berubah secara teratur karena mempunyai struktur kristal yang berbeda.
Misal unsur Be dan Mg memiliki struktur kristal heksagonal terjejal, sedangkan struktur kristal unsur Sr berbentuk
kubus berpusat muka dan struktur kristal unsur Ba berbentuk kubus berpusat badan.
14
a.sifat fisika
Energi ionisasi makin kecil, dan jari-jari ion makin besar.
b. Sifat Kimia
Sifat kimia unsur alkali tanah sama dengan sifat kimia unsur alkali. Unsur alkali tanah terdapat dalam alam sebagai
ion dipositif (positif dua). Kalsium, stronsium, dan barium memiliki sifat yang serupa, namun magnesium dan
berelium berbeda dengan ketiga unsur tersebut yaitu kurang aktif. Semua unsur alkali tanah merupakan penyumbang
elektron.
Unsur alkali tanah tergolong reduktor yang kuat. Unsur alkali tanah mudah bereaksi dengan unsur nonlogam
membentuk senyawa ion misal halida, hidrida, oksida, dan sulfida. Unsur alkali tanah, kecuali berelium dan
magnesium bereaksi dengan air..
3. Golongan IIIA
Unsur-unsur golongan IIIA tidak sereaktif unsur golongan IA dan IIA. Anggota unsur golongan IIIA adalah boron
(B), aluminium (Al), gallium (Ga), indium (In), dan talium (Ti).
a. Sifat Fisika
Boron merupakan unsur pertama dalam golongan IIIA yang tergolong metaloid, sedangkan unsur-unsur lainnya
tergolong logam. Reaktivitas unsur-unsur golongan ini tidak ada kecenderungan. Potensial reduksi golongan IIIA
negatif, ini menunjukkan bahwa unsur IIIA bersifat lebih logam dibanding hidrogen. Al3+ mempunyai potensial
reduksi negatif yang paling besar di antara kation golongan IIIA. Oleh karena itu Al merupakan logam golongan
IIIA yang paling aktif. Perhatikan sifat-sifat golongan IIIA pada tabel berikut.
b. Sifat Kimia Boron dan Aluminium
1) Boron
Boron adalah unsur yang tidak reaktif pada suhu biasa. Bila bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom unsur
boron untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana yaitu B3+. Adapun reaksi pada
boron adalah sebagai berikut.
a) Reaksi dengan halogen
Boron bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam gas fluor.
b) Membentuk asam oksi
Jika dipanaskan dalam udara, unsur boron bereaksi dengan oksigen dalam pembakaran yang sangat eksotermik
untuk membentuk oksida B2O3. Oksida ini bersifat asam.
15
c) Semua boron yang larut membentuk larutan yang bersifat basa bila dilarutkan dalam air, di mana ion BO32¯
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
d) Boron membentuk molekul-molekul ion raksasa dengan atom oksigen menempati kedudukan yang berselangseling dengan reaksi seperti berikut.
a. Sifat Fisika
Aluminium memiliki sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada table berikut:
NO.

SIFAT

NILAI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Jari-jari atom
Volume atom
Density (6600 C)
Density 200
Potensial elektroda (250 C)
Kapasitas panas (250 C)
Panas pembakaran
Tensile strength
Kekerasan brinnel
Hantaran panas (250 C)
Valensi
Kekentalan (7000 C)
Panas peleburan
Panas uap
Massa atom
Titik lebur
Titik didih
Tegangan permukaan
Tegangan tarik

10 cm/gr atm
2,368 gr/cm3
2,6989 gr/cm3
-1,67 volt
5,30oC cal/gr mol
399 cal/gr mol
700 mpa
12-16 skala
0,49 cal/det0C
3
0,0127 pois
94,6 cal/gram
200 cal/gr
26,98
6600C
24520C
900 dyne/cm
4,76 kg/mm

2) Sifat Kimia Unsur Aluminium
Sejumlah garam aluminium seperti halnya logam golongan IIIA mengkristal dalam larutannya sebagai hidrat. Misal
senyawa AlX3 ? 6 H2O (di mana X = Cl–, Br,– I–). Aluminium bersifat amfoter..
16
Aluminium dapat berlaku asam atau basa dikarenakan kecenderungan yang kuat untuk dioksidasi menjadi Al3+.
4. Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon termasuk unsur golongan IVA. Anggota unsur golongan IVA lainnya adalah germanium (Ge),
timah (Sn), plumbum (Pb). Di sini kita hanya akan mempelajari sifat unsur karbon dan silicon.
A,Sifat fisika
SIFAT
0

Titik leleh C
Titik didih 0 C
Massa jenis (g cm3)
Keelektronegatifan
Jari-jari kovalen

C

Si

3.550
4.827
3,51
2,5
0,77

1.410
2.355
2,33
1,8
1,77

b. Sifat Kimia Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon tidak reaktif pada suhu biasa. Karbon dan silikon membentuk kation sederhana seperti C4+ dan
Si4+. Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut.
1) Karbon bereaksi langsung dengan fluor.

2) Karbon dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida.
3) Membentuk asam oksi.
Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi
dengan air akan membentuk asam karbonat.
4) Membentuk garam asam oksi.
Asam karbonat, suatu asam diprotik yang khas, bereaksi dengan basa menghasilkan karbonat dan bikarbonat, antara
lain seperti berikut.
- K2CO3 = kalium karbonat
- KHCO3 = kalium bikarbonat
- MgCO3 = magnesium karbonat
- Mg(HCO3)2 = magnesium bikarbonat
17
5) Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga
yang akan membentuk senyawa organik.
Sifat kimia silikon, antara lain seperti berikut.
1) Silikon bereaksi dengan halogen, secara umum reaksi yang terjadi dapat dituliskan seperti berikut.
2) Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk oksida SiO3, sehingga apabila oksida ini bereaksi
dengan air membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan asam metasilikat H2SiO3. Senyawa ini tidak
larut dalam air tetapi bereaksidengan basa.
3) Silikon membentuk garam dari asam oksi, antara lain seperti berikut.
- Na2SiO3 = natrium metasilikat
- Mg2 SiO4 = magnesium ortosilikat
- LiAl(SiO3)2 = litium aluminium metasilikat
4) Semua silikat membentuk larutan yang bersifat basa yang dapat dilarutkan dalam air, di mana ion SiO3 2¯
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
5) Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa, di mana atom oksigen menempati kedudukan yang
berselang-seling.
5. Nitrogen dan Fosfor
Nitrogen dan fosfor merupakan unsur-unsur dalam golongan VA. Anggota unsur golongan VA yang lainnya adalah
arsen (As), antimonium (Sb), bismut (Bi). Kita akan mempelajari sifat-sifat unsur nitrogen dan fosfor.
a. Sifat Fisika
Masing-masing nitrogen dan fosfor mempunyai lima elektron valensi dengan konfigurasi elektron ns2np3. Bilangan
oksidasi terbesar adalah +5.
b. Sifat Kimia
Nitrogen adalah unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk senyawa dalam semua bilangan
oksidasi dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi.
Fosfor dapat membentuk ikatan dengan cara yang mirip dengan nitrogen. Fosfor dapat membentuk tiga ikatan
kovalen, menerima tiga elektron membentuk ion P3¯. Reaksi yang terjadi pada fosfor, antara lain seperti berikut.

18
1) Fosfor dapat bersenyawa dengan kebanyakan nonlogam dan logam-logam yang reaktif.Fosfor bereaksi dengan
logam IA dan IIA dapat membentuk fosfida.

Dalam air fosfida mengalami hidrolisis membentuk fosfin, PH3.
2) Fosfor membentuk dua macam senyawa dengan halogen yaitu trihalida, PX3 dan pentahalida PX5.
3) Membentuk asam okso fosfor
Asam okso dari fosfor yang dikenal adalah asam fosfit dan asam fosfat. Asam fosfit dapat dibuat dengan reaksi
seperti berikut
6. Oksigen dan Belerang
Oksigen dan belerang merupakan unsur-unsur golongan VIA. Anggota golongan VIA yang lain adalah selenium
(Se), tellurium (Te), polonium (Po). Oksigen dan belerang adalah dua unsur yang sangat umum di antara unsurunsur golongan VI A.
a. Sifat Fisika
1.) sifat fisika oksigen
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsure kecuali dengan gas mulia.
2).sifat fisika belerang
Mudah bereaksi dengan semua unsure kecuali emas,platinum dan gas mulia.
b. Sifat Kimia
1) Sifat Kimia Oksigen
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya oksigen bereaksi dengan
logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan bereaksi dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat
kovalen sehingga akan membentuk oksida.
2) Sifat Kimia Belerang
Belerang hanya memerlukan dua elektron lagi untuk mencapai konfigurasi s2p4 dari gas mulia. Jika belerang
bereaksi dengan logam maka belerang bertindak sebagai penerima elektron. Belerang mudah bereaksi dengan semua
unsur kecuali emas, platinum dan gas mulia.
7. Golongan VIIA atau Halogen
Senyawa dan ion golongan halogen dinamakan halide. Anggota golongan VIIA adalah fluor (F), klor (Cl), brom
(Br), iod (I), dan astat (As). Astat ditemukan di alam dalam jumlah yang sangat sedikit. Semua unsur halogen
bersifat nonlogam.
19
a. Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan VIIA mempunyai konfigurasi elektron ns2np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling
elektronegatif. Unsur halogen selalu mempunyai bilangan oksidasi -1, kecuali fluor yang selaluunivalent. Unsur ini
dapat mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III) dan (+VII).
Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Titik leleh
dan titik didih bertambah jika nomor atom bertambah. Hal
ini karena molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik Van der Waals yang lebih besar.
Energi ikatan X2 (kalor disosiasi) berkurang jika atom bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat diamati
untuk Cl2, Br, dan I2. Perhatikan Gambar 4.2 di samping. Energi ikatan F2 sangat rendah (158 kJmo-1), karena
terjadi tolak menolak antara elektron tak-terikat. Hal inilah yang menyebabkan F2 sangat reaktif. Energi ionisasi
unsur halogen sangat tinggi dan yang paling tinggi adalah fluor. Molekul halogen berwarna karena menyerap sinar
tampak sebagai hasil eksitasi. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat dan mempunyai potensial elektrode negatif.
b. Sifat Kimia

Fluor dan klor membantu reaksi pembakaran dengan cara seperti oksigen. Brom berupa cairan merah tua pada suhu
kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Fluor dan klor biasanya berupa gas. Reaksi-reaksi halogen antara lain
seperti berikut.
1) Reaksi Halogen dengan Air
Semua unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi halogen dengan air maka
sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin bereaksi sempurna dengan air menghasilkan asam
fluorida dan oksigen. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
Ion ClO¯ merupakan bahan aktif zat pemutih. Senyawa NaClO digunakan sebagai zat pemutih kertas, pulp, tekstil,
dan bahan pakaian.
2) Reaksi Halogen dengan Hidrogen
Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida.
Reaksi F2 dan Cl2 dengan hidrogen disertai ledakan tetapi bromin dan iodin bereaksi dengan lambat.

20
3) Reaksi Halogen dengan Halogen
Reaksi halogen dengan halogen menghasilkan senyawa yang dinamakan senyawa antarhalogen. Unsur yang lebih
elektronegatif sebagai zat oksidator dan diberi bilangan oksidasi negatif dalam senyawaannya.
Senyawa-senyawa antarhalogen bersifat diamagnetik dan merupakan oksidator kuat. Senyawa antarhalogen dapat
mengalami reaksi hidrolisis.
4) Reaksi Halogen dengan Logam
Halogen bereaksi dengan kebanyakan logam. Bromin dan iodin tidak bereaksi dengan emas, platinum atau beberapa
logam mulia lainnya.
5) Reaksi Halogen dengan Hidrokarbon Halogen umumnya bereaksi dengan hidrokarbon dengan cara menggantikan
atom-atom hidrogen.
6) Reaksi Halogen dengan Nonlogam dan Metaloid Tertentu Halogen bereaksi secara langsung dengan sejumlah
nonlogam dan metaloid. Unsur nonlogam fosfor dan metaloid boron, arsen, dan stirium (misal Y) bereaksi dengan
unsur halogen (X),
Fluorin mudah bereaksi tetapi iodin sukar bereaksi. Adapun nitrogen tidak langsung bersatu dengan halogen karena
ketidakaktifannya.
c. Kereaktifan
Kereaktifan golongan halogen menurun secara teratur mulai fluor hingga iod. Kereaktifan ini dikaitkan dengan
kemampuannya menerima elektron membentuk ion negatif. . Daya Oksidasi
8. Golongan Gas Mulia
Golongan gas mulia terdiri atas helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe). Gas mulia
memiliki konfigurasi elektron yang penuh. Oleh karena itu, unsur gas mulia stabil.

21
a. Sifat Fisika
Setiap sifat tertentu dari unsur ini berubah secara teratur. Unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang
rendah serta kalor penguapan yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa terdapat ikatan Van der Waals yang sangat
lemah antaratom. Helium adalah zat yang mempunyai titik didih yang paling rendah.
b. Sifat Kimia
Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah senyawaan stabil yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini
tentu menggemparkan, karena telah lama dikenal bahwa unsur golongan VIIIA bersifat inert. Setelah ini, tidak lama
kemudian ahli riset lainnya
menunjukkan bahwa xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor membentuk senyawaan biner seperti XeF2, XeF4,
dan XeF6.
1) Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika kedua unsur ini diradiasi dengan uap raksa dalam fluor.
Xe(II) dapat bereaksi selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun XeF2 dapat terbentuk jika xenon padat
direaksikan dengan difluoroksida pada suhu -120 °C.
XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linier dengan hibdridisasi sp3d.
2) Bilangan Oksidasi + 4
Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskan campuran xenon dan fluor dengan komposisi 1 : 5 pada
tekanan 6 atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis.
XeF4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu 400 °C.
3) Bilangan Oksidasi +6
Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran kedua unsur ini
dengan komposisi Xe : F2 = 1 : 20 pada suhu 300 °C dan tekanan 50 atm.
Xenon(VI) fluorida mempunyai bentuk oktahendral (distorted). Pada suhu kamar berbentuk kristal berwarna dan
memiliki titik leleh 48 °C. Senyawa ini bereaksi dengan silika membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling
stabil.
Pada suhu kamar XeOF4 berbentuk cairan tidak berwarna. XeF6 dapat mengalami hidrolisis membentuk xenon(VI)
oksida, dengan reaksi seperti berikut.

22
4) Bilangan Oksidasi +8
Xe(IV) dapat dioksidasi menjadi Xe(VIII) oleh ozon dalam larutan basa. Xe(VIII) hanya stabil dalam larutan. Selain
senyawa xenon, telah berhasil dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon fluorida, RnF2. Radon bereaksi spontan
dengan fluor pada suhu kamar. Adapun kripton bereaksi dengan fluor hanya jika keduanya disinari atau melepaskan
muatan listrik. Akan tetapi belum dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau argon.

23

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Unsur – unsur golongan transisi periode keempat diperoleh dari dalam bumi dengan cara metalurgi. Proses
metalurgi meliputi konsentrasi, reduksi, dan pemurnian.
Secara umum, sifat-sifat kimia unsur-unsur transisi adalah sebagai berikut:

Mempunyai energi ionisasi yang relatif rendah (kurang dari 1000 kJ mol¹‫)־‬, kecuali Zink yang agak besar
(906 kJ mol¹‫)־‬

Harga keelektronegatifannya rendah (kurang dari 2)

Semua unsur transisi periode keempat membentuk kation tunggal dengan bilangan oksidasi +1 ,+2 , +3

Pada tingkat oksidasi yang rendah, senyawa unsur transisi bersifat ionik
Sedangkan, sifat fisiknya:

Berwarna (berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh)

Berbentuk padat maupun larutan






Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas unsur-unsur transisi periode
keempat antara lain :
Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya
lebih dari satu.
Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
Pada umumnya senyawanya berwarna.








Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
Dapat menghantarkan arus listrik.
Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.
24
B. SARAN
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan sehari-hari, maka kita selaku siswa
harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ke empat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di
masa depan.