PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-3 PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015 2016 | Hajar | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8449 17812 1 SM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-3
PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI
KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015/2016
Nisaul „Azmi Hajar, A.Y. Djoko Darmono, Atik Catur Budiati
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
azmihajar250@gmail.com
ABSTRACT
This research aimed to improve the student’s learning outcomes of the
X-3 grade SMA Negeri Kebakkramat year of 2015/2016 in sociology subjects by
implementating Problem Based Learning (PBL) model. This research is a
classroom action research that included in two cycle with 3 confluence every
cycle. Each cycle consist of planning, acting, observing, and reflecting. The first
and second cycle discussed the subject of the deviate behavior. The subject of this
research is the student of X-3 grade SMA Negeri Kebakkramat year of 2015/2016
which consist of 38 students. The main technique in data collecting used test, and
observation, meanwhile the proponent technique used interview and
documentation. The result of this research showed that the implementation of
Problem Based Learning model can improve learning outcomes student of X-3
grade in sociology subjects start from pre-action, cycle I and cycle II is 67,65 in

preaction stage, increase to be 75,65 in cycle I and became 80,86 in cycle II. The
conclution of this research is the implementation of Problem Based Learning
(PBL) model can improve learning outcomes student of X-3 grade SMA Negeri
Kebakkramat year of 2015/2016.

Key word : Classroom Action Research, Problem Based Learning, Learning
Outcomes of Student.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-3
SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran sosiologi
melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam
dua siklus dengan 3 kali pertemuan setiap siklusnya. Setiap siklus terdiri dari
beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Siklus pertama dan kedua membahas materi pokok penyimpangan sosial. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA N Kebakkramat Tahun Ajaran
2015/2016 yang terdiri dari 38 siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data
dilakukan dengan cara tes dan observasi, sementara teknik pendukung dengan
menggunakan wawancara, dan dokumentasi.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-3
mulai dari pratindakan, siklus I dan siklus II, yaitu 67,65 pada tahap pratindakan
meningkat menjadi 75,65 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 80,86
pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa
kelas X-3 SMA N Kebakkramat.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Problem Based Learning (PBL), Hasil
Belajar
PENDAHULUAN

anaknya. Akan tetapi tidak semua

A. Latar Belakang Masalah

tugas mendidik dapat dilaksanakan

Manusia tidak bisa lepas dari


oleh

orangtua

dalam

keluarga,

pendidikan. Pendidikan merupakan

terutama dalam hal ilmu pengetahuan

suatu kebutuhan yang harus dipenuhi

dan berbagai macam keterampilan.

dalam kehidupan manusia sepanjang

Oleh karena itu orangtua menitipkan


hayat. Secara formal pendidikan itu

sebagian tanggungjawabnya kepada

dilaksanakan sejak usia dini sampai

sekolah untuk mendidik

perguruan tinggi. Adapun secara

anaknya.

hakiki pendidikan dilakukan seumur
hidup sejak lahir sampai dewasa.
Menurut Ki Hajar Dewantara,
sebuah

pendidikan

anak-


Sebagai suatu lembaga formal,
tentu sekolah mempunyai aturanaturan dan tujuan yang jelas, salah

berlangsung

satunya dalam hal pemberlakuan

dalam tiga lingkungan, yaitu dalam

kurikulum yang telah ditetapkan oleh

lingkungan keluarga, sekolah, dan

Pemerintah. Kurikulum merupakan

dalam masyarakat, atau lebih dikenal

alat


dengan

keberhasilan

sebutan

Tri

Pusat

yang

sangat

penting

suatu

bagi


pendidikan.

Pendidikan. Dari ketiga lingkungan

Kurikulum

pendidikan

lingkungan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan

adalah

satu-satunya

bahan pelajaran serta cara yang

lingkungan belajar


yang terbentuk

sekolah

tersebut,

digunakan

berisi

rencana

sebagai

secara formal. Mendidik merupakan

penyelenggaraan

tugas utama bagi orangtua kepada


pembelajaran

dan

pedoman
kegiatan

untuk

pendidikan

yang

siswa. Untuk memulai perubahan

sesuai dan tepat akan sulit mencapai

tersebut, guru perlu menerapkan

tujuan dan sasaran pendidikan yang


suatu

diingginkan.

dapat

tertentu.

Tanpa

kurikulum

model

pembelajaran

membantu

siswa


yang
untuk

proses

memahami materi ajar dan aplikasi

pembelajaran yang berpusat pada

serta relevansinya dalam kehidupan

guru (teacher-center ) masih banyak

sehari-hari.

Dewasa

ini,

diterapkan oleh para guru di kelas.

Berdasarkan pengamatan yang

Pembelajaran yang demikian lebih

telah dilakukan oleh peneliti di kelas

mementingkan hasil daripada proses

X-3 SMA Negeri Kebakkramat,

pembelajaran itu sendiri, sehingga

dapat

pembelajaran

beberapa

terkesan

monoton.

diketahui

bahwa

terdapat

permasalahan

dalam

Proses pembelajaran yang berpusat

pembelajaran

pada guru sebenarnya tidak ada

diantaranya guru hanya melakukan

salahnya

metode

asalkan

dalam

di

kelas

tersebut,

ceramah

dengan

penerapannya, guru tetap melibatkan

memanfaatkan buku LKS sepanjang

siswa untuk selalu aktif dalam proses

pembelajaran

pembelajaran baik itu bertanya jawab

banyak siswa yang masih sulit

maupun menyampaikan pendapat.

memahami

Yang menjadi permasalahan adalah

sosiologi. Hal ini dapat terlihat saat

ketika dalam menyampaikan materi

siswa diberikan pertanyaan oleh

di kelas, guru selalu menerapkan

guru, hanya beberapa siswa saja yang

metode pembelajaran yang seperti itu

mampu

secara terus menerus dan menjadi

jawabannya

kebiasaan sehingga siswa menjadi

seadanya dengan membaca kembali

kurang aktif dan kesulitan dalam

tulisan atau penjelasan yang ada di

memahami materi yang disampaikan.

buku

Oleh karena itu proses pembelajaran

analisis ataupun pendapat pribadi.

yang masih berpusat pada guru sudah

Adanya

seharusnya di ubah menjadi proses

mengakibatkan hasil belajar siswa

pembelajaran yang berpusat pada

menjadi rendah.

berlangsung,

materi

pelajaran

menjawab

LKS

pun

pertanyaan,

masih

tanpa

dan

terkesan

menggunakan

permasalahan

tersebut

Adanya

beberapa

konsep ataupun materi Sosiologi

permasalahan yang terlihat di kelas

yang

X-3 SMA N Kebakkramat tersebut

meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada

memerlukan sebuah solusi yaitu
dengan

mengadakan

penelitian

tindakan

diharapkan
permasalahan

model

mampu

pembelajaran

Problem Based Learning (PBL),

yang

siswa akan dibentuk dalam suatu

mengatasi

kelompok-kelompok kecil dan siswa

yang

Berdasarkan

dan

sebuah

kelas

dapat

diajarkan

timbul.
identifikasi

saling

bekerja

sama

memecahkan suatu

untuk

masalah yang

permasalahan yang telah dilakukan,

telah disepakati oleh siswa dan guru

peneliti bersama guru mata pelajaran

yang berkaitan dengan

materi

sosiologi

melakukan

pelajaran.

model

mengenai

permasalahan

refleksi
yang

Penerapan

pembelajaran

Problem

Based

dianggap paling penting dan harus

Learning (PBL) membuat siswa aktif

segera diatasi. Peneliti dan guru

berdiskusi

sepakat bahwa permasalahan yang

kelompok

mendesak untuk segera diatasi yang

permasalahan

terdapat

konsepnya

sendiri.

sosiologi yaitu masih banyak siswa

sedang

menerapkan

yang belum memahami konsep atau

pembelajaran

materi

siswa

dalam

pembelajaran

Sosiologi

sehingga

bersama
untuk

anggota
memecahkan

dan

menemukan
Ketika

tersebut,

menggunakan
prosedur

guru
model

seringkali
bermacam-

menyebabkan hasil belajar siswa

macam

menjadi rendah, terbukti dengan

masalah. Oleh sebab itu, mau tidak

banyaknya siswa yang mempunyai

mau siswa dituntut untuk aktif

nilai di bawah KKM (75). Oleh

membaca

sebab itu, peneliti bersama guru

penjelasan materi dari guru. Selain

sepakat

dan

pemecahan

menjelaskan

memilih

model

itu, mereka harus aktif mencari

Problem

Based

informasi tambahan dari berbagai

sebagai

pilihan

sumber untuk memecahkan masalah

tindakan yang diharapkan

mampu

dalam soal diskusi.

untuk

pembelajaran
Learning

(PBL)

membantu siswa dalam memahami

menerima pengalaman belajarnya.”.

B. Tujuan Penelitian
Adapun

tujuan

yang

ingin

Dari

pernyataan

tersebut

dapat

hasil

belajar

dicapai dalam penelitian ini adalah

dimengerti

“Untuk meningkatkan hasil belajar

diperoleh setelah melalui proses

siswa

belajar

kelas

X-3

SMA

Negeri

bahwa

mengajar.

Dari

proses

Kebakkramat pada mata pelajaran

tersebut akan diperoleh pengalaman-

Sosiologi melalui penerapan model

pengalaman baru oleh siswa. Wujud

pembelajaran

Based

dari hasil belajar sendiri adalah

ajaran

kemampuan-kemampuan yang telah

Learning

Problem

(PBL)

tahun

2015/2016”

dikuasai oleh siswa, sehingga hasil

KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Belajar

belajar adalah kemampuan yang

Belajar
proses yang

dimiliki siswa setelah menerima

merupakan

suatu

pengalaman belajar yang tampak

tidak dapat dilihat

pada perubahan tingkah laku atau

dengan nyata. Proses tersebut terjadi

kemampuan-kemampuan

dalam diri seseorang yang sedang

kemampuan siswa dari segi kognitif,

belajar. Seberapa besar perubahan itu

afektif maupun psikomotor yang

dapat dicapai atau berhasil tidaknya

terjadi

siswa dalam mencapai tujuan dari

menerima pengalaman belajarnya,

proses belajar dapat diketahui dari

dimana perubahan tersebut dapat

hasil belajarnya. Hasil belajar dapat

diamati dan diukur dalam bentuk

juga dikatakan sebagai hasil akhir

pola-pola

dari proses belajar mengajar di kelas

pengertian-pengertian,

serta merupakan perwujudan dari

apresepsi dan keterampilan.

kemampuan diri yang optimal setelah

2. Model Pembelajaran Problem

menerima pelajaran.
Pengertian

pada

diri

baik

siswa

perbuatan,

setelah

nilai-nilai,
sikap-sikap,

Based Learning (PBL)

hasil

belajar

a. Pengertian Model Pembelajaran

menurut Nana Sudjana (2010:22)

Problem Based Learning (PBL)

mengemukakan bahwa ”Hasil belajar
adalah
yang

kemampuan-kemampuan
dimiliki

siswa

setelah

ia

Model

pembelajaran

masalah

atau

dikenal

Problem

Based

Learning

berbasis
dengan
(PBL)

adalah model pembelajaran yang

banyaknya.

berpusat pada siswa dimana siswa

dibutuhkan kerjasama yang kuat

berupaya

menemukan

antar

masalah

dengan

pemecahan

Dalam

siswa.

PBL

Mereka

juga

akan

menggunakan

bekerjasama dalam mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber serta

informasi dan menemukan hipotesis

pengalaman

permasalahan untuk kemudian secara

Based

sehari-hari.

Problem

(PBL)

Learning

bersama-sama

saling

menukar

membiasakan siswa untuk percaya

informasi untuk mencari jalan keluar

diri

dari

dalam

dengan

menghadapi

membantu

siswa

mengembangkan
berpikir

kritis

masalah
untuk

keterampilan
dan

keterampilan

sebuah

permasalahan

yang

sedang dianalisis.
b.

Langkah Pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)

menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran problem

Pembelajaran

berdasarkan

based learning (PBL) menurut Ni

masalah memiliki prosedur yang

Made adalah

jelas dalam melibatkan siswa untuk

Model pembelajaran berbasis
masalah adalah pembelajaran
yang
mengajarkan
siswa
bagaimana menggunakan konsep
dan proses interaksi untuk menilai
apa yang mereka ketahui,
mengidentifikasi apa yang ingin
diketahui,
mengumpulkan
informasi dan secara kolaborasi
mengevaluasi
hipotesisnya
berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. (2008:76)
Pengertian tersebut mengandung
arti

bahwa

pembelajaran

penerapan

model

Problem

Based

Learning (PBL) dapat membantu

siswa untuk belajar menggunakan
konsep apa yang mereka pahami dan
mengumpulkan informasi sebanyak-

mengidentifikasi

permasalahan.

Menurut Mohammad Nur (Rusmono,
2014:81)

langkah-langkah

tahapan

pembelajaran

Problem

Based

atau
model

Learning adalah

sebagai berikut :
1) Tahap 1 : Mengorganisasikan
siswa kepada masalah.
2) Tahap 2 : Mengorganisasikan
siswa untuk belajar.
3) Tahap 3 : Membantu penyelidikan
mandiri dan kelompok
4) Tahap 4 : Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
serta pameran

5) Tahap 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Berdasarkan
langkah
pembelajaran
oleh

yang

Mohammad

dikemukakan
Nur,

penulis

menyimpulkan langkah-langkah atau
sintaks dalam menggunakan model

1) Pengenalan masalah kepada siswa
berdasarkan materi yang diajarkan

2) Siswa

diorgaisasikan

dalam

kelompok

untuk

diskusi

dalam

beberapa
melakukan

Sanjaya (2006:220) akan penulis
jabarkan sebagai berikut:
1) Kelebihan Model Pembelajaran
PBL
a) Pemecahan masalah merupakan
teknik

yang

bagus

untuk

3) Hasil analisis kelompok siswa
dipresentasikan kepada kelompok

membantu

siswa

refleksi

untuk

mengenai

hasil penyelidikan yang dilakukan

dapat

merangsang kemampuan siswa

baru bagi mereka.
c) Pemecahan

Kelebihan

dan

Kelemahan

Model Pembelajaran Problem

Secara umum terdapat kelebihan
serta kekurangan dalam setiap model
pembelajaran, begitu pula dengan
model pembelajaran Problem Based

model

dapat

aktivitas

belajar

d) Pemecahan

masalah

dapat

membantu siswa mengembangkan

Kelebihan

serta

dapat

digunakan sebagai evaluasi diri
terhadap hasil maupun proses
belajar.
masalah

dapat

membantu siswa untuk berlatih
berfikir

dalam

menghadapi

sesuatu.

Based Learning (PBL)

(PBL).

masalah

meningkatkan

e) Pemecahan

oleh siswa.

kekurangan

masalah

pengetahuannya

siswa yang lain.

melakukan

b) Pemecahan

siswa.

penyelesaian masalah.

Learning

menurut

untuk menemukan pengetahuan

kepada siswa.

c.

masalah

memahami isi pembelajaran.

PBL yaitu:

4) Guru

berdasarkan

dan

pembelajaran

f) Pemecahan

masalah

dianggap

menyenangkan dan lebih digemari
siswa.
g) Pemecahan

masalah

memberi

kesempatan

siswa

untuk

mengaplikasikan

pengetahuan

mereka dalam kehidupan nyata.
2) Kelemahan

dari

Model

Pembelajaran Problem Based

dalam kehidupan bermasyarakat, dan
3)Menumbuhkan sikap, kesadaran
dan

kepedulian

a)

Sosiologi

mempunyai

dua

pengertian dasar yaitu sebagai ilmu

Persiapan

pembelajaran

yaitu

dan sebagai metode. Sebagai ilmu,

mengenai alat dan konsep yang

sosiologi

kompleks.

pengetahuan tentang masyarakat dan

b) Sulitnya Mencari Problem yang

c)

dalam

kehidupan bermasyarakat.

Learning (PBL) adalah sebagai

berikut :

sosial

kumpulan

kebudayaan yang disusun secara

Relevan.

sistematis

Konsumsi Waktu.

berpikir

berdasarkan
logis.

analisis

Sebagai

metode,

sosiologi adalah cara berpikir untuk

3. Pembelajaran Sosiologi
Berdasarkan

merupakan

Peraturan

mengungkapkan realitas sosial yang

Menteri Pendidikan Nasional RI

ada

Nomor 22 Tahun 2006 tentang

prosedur

standar isi dan tujuan mata pelajaran

dipertanggungjawabkan

sosiologi

ilmiah.

disebutkan

bahwa,

dalam

masyarakat

dan

teori

dengan

yang

dapat
secara

sifatnya

Dalam kedudukannya sebagai

ilmu

sebuah disiplin ilmu sosial yang

pengetahuan murni (pure science)

sudah relatif lama berkembang di

bukan ilmu pengetahuan terapan

lingkungan

(applied

teoretis sosiologi memiliki posisi

Sosiologi

ditinjau

digolongkan

dari

sebagai

science).

Sosiologi

akademika,

dimaksudkan untuk 1)Memberikan

strategis

kompetensi kepada siswa dalam

mempelajari masalah-masalah sosial-

memahami konsep-konsep sosiologi

politik dan budaya yang berkembang

seperti sosialisasi, kelompok sosial,

di masyarakat dan selalu siap dengan

struktur

sosial,

pemikiran

perubahan sosial, dan konflik sampai

menjawab

pada terciptanya integrasi sosial,

Melihat masa depan masyarakat kita,

2)Memahami berbagai peran sosial

sosiologi dituntut untuk tanggap

sosial,

lembaga

dalam

secara

kritis

membahas

dan

dan

alternatif

tantangan yang ada.

terhadap isu globalisasi yang di

masyarakat serta cara berpikir untuk

dalamnya mencakup demokratisasi,

mengungkapkan realitas sosial yang

desentralisasi

ada dalam masyarakat sesuai dengan

dan

otonomi,

penegakan HAM, good governance

prosedur

(tata kelola pemerintahan yang baik),

dipertanggungjawabkan

emansipasi,

ilmiah.

kerukunan

hidup

dan

teori

yang

secara

Selanjutnya,

bermasyarakat, dan masyarakat yang

dapat

Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi

demokratis.
Pembelajaran

sosiologi

Dasar (KD) mata pelajaran Sosiologi

dimaksudkan untuk mengembangkan

di

kemampuan pemahaman fenomena

khususnya untuk kelas X semester

kehidupan

Materi

dua yaitu menerapkan nilai dan

pelajaran mencakup konsep-konsep

norma dalam proses pengembangan

dasar,

kepribadian sedangkan kompetensi

sehari-hari.

pendekatan,

metode,

dan

Sekolah

Menengah

(SMA)

teknik analisis dalam pengkajian

dasarnya adalah

berbagai

terjadinya perilaku menyimpang dan

fenomena

dan

mendeskripsikan

permasalahan yang ditemui dalam

sikap-sikap anti sosial.

kehidupan nyata di masyarakat. Mata

METODE PENELITIAN
Penelitian

pelajaran Sosiologi diberikan pada

ini

tingkat pendidikan dasar sebagai

penelitian

bagian integral dari IPS, sedangkan

dilaksanakan

pada tingkat pendidikan menengah

Setiap

diberikan sebagai mata pelajaran

pertemuan dengan beberapa tahap

tersendiri.

diantaranya perencanaan tindakan,

Dapat

disimpulkan

bahwa

tindakan

merupakan
kelas

selama

siklus

pelaksanaan

dua

terdiri

dari

tindakan,

yang
siklus.
tiga

observasi

pembelajaran sosiologi adalah proses

tindakan dan refleksi. Teknik analisis

interaksi antara siswa dengan guru di

data

lingkungannya

menggunakan analisis kualitatif dan

sehingga

terjadi

dalam

penelitian

perubahan perilaku ke arah yang

kuantitatif.

lebih

kualitatif yaitu dengan observasi atau

baik

kumpulan

setelah

mempelajari

pengetahuan

tentang

pengamatan

Analisis

proses

data

ini

secara

pembelajaran

yang berlangsung dengan model

observasi dan tes sebagai teknik

pembelajaran

pengumpulan

Problem

Based

data

utama.

Learning (PBL). Sedangkan analisis

Sedangkan, teknik pengumpulan data

data secara kuantitatif yaitu dengan

pendukung menggunakan wawancara

melakukan

dan dokumentasi.

untuk

pre-test

mengetahui

dan
ada

post-tes
tidaknya

peningkatan hasil belajar siswa yang
kemudian

diolah

dengan

HASIL TINDAKAN DAN
PEMBAHASAN
Data

kondisi

penelitian

menggunakan Ms.Excel.
Data dan sumber data yang

awal

tindakan

dalam

kelas

ini

diperoleh setelah peneliti melakukan

ini

observasi dan tes pada pratindakan.

adalah seluruh hasil pengamatan

Kemudian dari hasil pratindakan

terhadap keadaan pembelajaran yang

diketahui

sebenarnya

dalam pembelajaran sosiologi di

digunakan

informasi

dalam

penelitian

dan
yang

mengandung
relevan

dengan

beberapa

permasalahan

kelas X-3, permasalahan yang harus

kegiatan penelitian. Data penelitian

segera

diatasi

adalah

masih

dikumpulkan dari berbagai sumber,

rendahnya hasil belajar siswa dengan

antara lain melalui informan yaitu

rata-rata kelas 67,65.

guru mata pelajaran sosiologi di

Dari

kelas X-3 dan seluruh siswa kelas X-

kemudian

dilaksanakan

tindakan

3 tahun ajaran 2015/2016, selain itu

dengan

menerapkan

model

melalui

pembelajaran

peristiwa

yaitu

data pratindakan tersebut,

Problem

Based

kegiatan

Learning pada siklus I dan siklus II.

mata pelajaran

Berikut merupakan deskripsi hasil

sosiologi di kelas X-3 dan melalui

penelitian yang didapatkan peneliti

dokumen yang berisi silabus, RPP,

selama

nilai siswa serta, dokumentasi selama

dengan

pembelajaran.

pembelajaran

berlangsungnya
belajar mengajar

proses

Teknik pengumpulan data dalam
penelitian

ini

menggunakan

Learning.

melaksanakan
menerapkan
Problem

penelitian
model
Based

Deskripsi Siklus I dan Siklus II
Setelah

menerapkan

pembelajaran

Problem

model

capaian penelitian yaitu ≥75 namun

Based

peneliti

bersama

dengan

Learning, pada hasil belajar siswa

kolaborator

kelas X-3, dapat diketahui hasil

tersebut masih dapat ditingkatkan,

belajar

kemudian dilaksanakan siklus II, dari

siswa

yang

dapat

merasa

bahwa

guru
hal

digambarkan pada tabel berikut ini :

siklus II diketahui bahwa rata-rata

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Setiap

hasil

Siklus

kembali mencapai 80,86.

Tahap

Nilai Rata-rata Hasil

belajar

siswa

meningkat

Adanya peningkatan rata-rata

Belajar Siswa

hasil belajar siswa juga didukung

Pratindakan

67,65

dengan adanya peningkatan jumlah

Siklus I

75,65

siswa yang mengalami ketuntasan

Siklus II

80,86

hasil belajar. Dari 38 siswa, pada saat

Berdasarkan tabel 2 tersebut,
dapat

terlihat

bahwa

terdapat

pratindakan
ketuntasan

yang
hasil

mengalami
belajar

hanya

hasil

berjumlah 9 siswa dengan presentase

belajar mulai dari pratindakan, siklus

23,68%, kemudian pada siklus I

I, hingga siklus II. Pada pratindakan,

jumlah

nilai rata-rata siswa hanya mencapai

ketuntasan hasil belajar meningkat

67,65 hal ini masih jauh dibawah

menjadi 28 siswa dengan presentase

kriteria ketuntasan minimal (KKM)

73,68%, dan pada siklus II jumlah

yang telah ditentukan di SMA N

siswa yang mengalami ketuntasan

Kebakkramat yaitu 75. Kemudian,

belajar meningkat kembali menjadi

dilaksanakan

31 siswa dengan presentase 81,57%.

peningkatan

kelas

rata-rata

nilai

penelitian

dengan

pembelajaran

tindakan

penerapan

model

Problem

Based

siswa

yang

mengalami

Pembahasan
Dari

keseluruhan

tahap

I

yang

penelitian, mulai dari pratindakan,

peningkatan

hasil

siklus I hingga siklus II dilaksanakan

belajar siswa menjadi 75,65, hal ini

evaluasi belajar secara bertahap.

sebenarnya sudah mencapai indikator

Pada saat melakukan pratindakan,

Learning

pada

menunjukkan

siklus

dilaksanakan evaluasi belajar siswa

siswa pada tiap kelompok sehingga

dengan rata-rata hasil belajar siswa

siswa

67,65. Setelah dilakukan tindakan

membantu

pada siklus I, hasil belajar siswa

kelompoknya

menunjukkan kenaikan dengan rata-

materi yang sedang dipelajari.

yang

lebih

pintar

siswa
untuk

dapat
dalam

memahami

Meskipun secara keseluruhan

rata kelas 75,65. Hasil ini sudah
telah

ketuntasan hasil belajar siswa dan

ditetapkan yaitu skor rata-rata siswa

nilai rata-rata kelas X-3 mengalami

≥75,

mencapai

target

namun

maksimal

yang

hasil
dan

ditingkatkan

ini

belum

peningkatan, tetapi apabila dilihat

masih

bisa

melalui hasil belajar yang diperoleh

perlu

setiap siswa, menunjukkan bahwa

maka

dilaksanakan tindakan pada siklus II

tidak

untuk meningkatkan hasil belajar

peningkatan pada setiap siklusnya.

siswa.

Berdasarkan

Kemudian

rata-rata

hasil

semua

siswa

mengalami

perhitungan

hasil

belajar siswa pada siklus II akhirnya

belajar dari pratindakan, siklus I dan

meningkat menjadi 80,86. Hasil ini

siklus II, dari 38 siswa kelas X-3

telah mencapai target skor yang

terdapat 4 siswa yang turun pada

ditetapkan

Adanya

siklus I dan naik pada siklus II dan 7

secara

siswa yang mengalami kenaikan

heterogen dan keterlibatan siswa

hasil belajar pada siklus I namun

dalam menganalisis masalah dan

menurun pada siklus II. Adanya

mencari

permasalahan

siswa yang mengalami peningkatan

lebih

dan penurunan tersebut dipengaruhi

sedang

oleh berbagai faktor. Karakteristik

dibahas, sebab mereka dapat aktif

setiap siswa yang yang berbeda-beda

membaca,

berbagai

mengakibatkan perbedaan hasil yang

informasi guna memperdalam materi

diperoleh dari setiap siswa juga

dan berdiskusi dengan teman sebaya.

berbeda. Bisa diamati bahwa adanya

Dalam kegiatan diskusi yang dibuat

hasil

secara

yaitu

pembentukan

≥75.

kelompok

solusi

membantu

siswa

untuk

memahami

materi

yang

mencari

siswa

yang

turun

ini,

terdapat

tersebut, dikarenakan siswa yang

kemampuan

kognitif

bersangkutan kurang tertarik dalam

heterogen

perbedaan

belajar

pelaksanaan

model

pembelajaran

peningkatan hasil belajar selama

Problem Based Learning (PBL),

tindakan.

mereka terlihat kurang antusias saat

adalah konsumsi waktu, sebab model

kegiatan diskusi dan kurang fokus

pembelajaran

pada penjelasan dari guru. Oleh

waktu yang tidak sedikit.

Adapun

kelemahannya

ini

membutuhkan

Penelitian Tindakan

sebab itu, dalam pembelajaran di

Kelas

menggunakan

dengan model pembelajaran Problem

model pembelajaran lain yang lebih

Based Learning (PBL) ini sesuai

variatif

dengan teori belajar konstruktivisme,

kelas,

guru

dapat

dan

inovatif

untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.
Dari

penelitian

yang

PBL

mendorong

mengkonstruksi

siswa

pengetahuannya

dilakukan peneliti bersama guru

sendiri melalui permasalahan nyata

kolaborator dengan penerapan model

yang membutuhkan suatu pemecahan

pembelajaran

masalah.

Problem

Based

Dari

beberapa

teori

Learning (PBL) tersebut, terlihat

konstruktivisme, yang paling sesuai

bahwa

dari proses pembelajaran yang telah

pembelajaran

dengan

menggunakan model Problem Based

dilaksanakan

adalah

teori

telah

konstruktivisme menurut Vygotski,

beberapa

sebab ketika siswa terlibat dalam

kelebihan dan kelemahan seperti

kegiatan diskusi yang dilaksanakan

yang

Learning

(PBL)

yang

diterapkan

mempunyai

oleh

Sanjaya

pada tiap siklusnya, mereka akan

Kelebihan

tersebut

saling

diutarakan

(2006:220).

bertukar

pendapat

diantaranya, siswa dapat memahami

informasi,

isi pembelajaran dengan baik karena

materi tersebut dapat ditemukan

mereka

siswa.

selalu

terpacu

untuk

sehingga

dan

konsep

Konstruktivisme

dari

Vygotski

membaca materi dan PBL dapat

memandang

membantu siswa mengembangkan

dikonstruksi secara kolaboratif antar

pengetahuannya

individual

digunakan

serta

sebagai

dapat

evaluasi

diri

dapat

bahwa

dan

keadaan

disesuaikan

terhadap

hasil

maupun

proses

individu.

belajar,

terbukti

dengan

adanya

konstruktivisme

Ini

pengetahuan

oleh

berarti
Vygotski

tersebut
setiap
bahwa
lebih

menekankan pada penerapan teknik

rata-rata hasil belajar 75,65, dan pada

saling tukar pendapat dan gagasan

siklus II mengalami peningkatan

antar

menjadi

individu

kelompok

dalam

sehingga

kegiatan

siswa

dapat

80,86.

Hasil

ini

telah

mencapai target skor yang ditetapkan

menemukan konsep secara mandiri,

yaitu

seperti halnya yang dilakukan siswa

keseluruhan ketuntasan hasil belajar

kelas X-3 pada kegiatan diskusi.

siswa mengalami kenaikan, namun

Dari

hasil

tindakan,

pengamatan dan pembahasan dapat

≥75.

Meskipun

secara

ada beberapa siswa yang mengalami
penurunan.

ditarik kesimpulan bahwa penerapan

Jumlah siswa yang mengalami

model pembelajaran Problem Based

peningkatan tiap siklusnya adalah 27

Learning (PBL) dapat meningkatkan

siswa

hasil belajar siswa pada materi pokok

Sementara

penyimpangan sosial kelas X-3 SMA

mengalami penurunan pada siklus I

N Kebakkramat pada mata pelajaran

dan meningkat kembali pada siklus II

sosiologi tahun ajaran 2015/2016.

sebanyak 4 siswa atau 10,52%.

SIMPULAN DAN SARAN

Sedangkan

A. Simpulan

mengalami peningkatan pada siklus I

Hasil penelitian menunjukkan
bahwa

siswa lebih paham tentang

atau

sebesar

jumlah

jumlah

71,05%.

siswa

siswa

yang

yang

dan menurun pada siklus II sebanyak
7

siswa

atau

18,42%.

Dengan

materi penyimpangan sosial yang

demikian, penggunaan satu model

diterapkan melalui model Problem

pembelajaran

saja

tidak

dapat

(PBL) sehingga

mengoptimalkan hasil belajar siswa

berakibat pada peningkatan hasil

secara keseluruhan. Untuk itu, guru

belajar siswa, terbukti dengan nilai

perlu

rata-rata kelas X-3 yang mengalami

pembelajaran

yang

peningkatan tiap siklusnya. Pada

pembelajaran

di

tahap pratindakan, nilai rata-rata

bervariatif.

hasil belajar siswa yang diperoleh

B. Saran

Based

Learning

adalah 67,65, kemudian pada siklus I
mengalami peningkatan dengan nilai

memnggunakan

Berdasarkan

lain
kelas

penelitian

model
agar
lebih

yang

telah dilaksanakan di kelas X-3 SMA

N

Kebakkramat

tahun

ajaran

mengikuti proses pembelajaran

2015/2016, peneliti menyampaikan

di

saran sebagai berikut :

penjelasan guru serta aktif pada

1. Bagi Guru

kegiatan diskusi kelompok.

a. Guru

diharapkan

mampu

kelas

dan

fokus

pada

3. Bagi Sekolah

menerapkan

variasi

model

a. Sekolah hendaknya membuat

pembelajaran

dalam

proses

kebijakan kepada guru untuk

mengajar di kelas, sehingga

melakukan PTK agar guru

siswa

selalu

tidak

mengalami

termotivasi

dalam

kejenuhan dengan satu model

menciptakan perbaikan secara

saja secara terus-menerus.

berkesinambungan

b. Guru

hendaknya

memanajemen

mampu

waktu

dan

dalam

proses pembelajaran di kelas.
b. Sekolah

hendaknya

mengelola kelas dalam kegiatan

meningkatkan

pembelajaran. Sehingga tahap-

pendukung

tahap pengajaran yang sudah

seperti jaringan wifi dan printer

direncanakan

agar

dapat

berjalan

dengan efektif sesuai dengan
yang diharapkan dan tujuan
pembelajaran

dapat

tercapai

dengan baik..
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya tidak terpaku
pada satu sumber belajar yaitu
buku LKS, tetapi siswa juga
berusaha
sumber
misalnya

untuk
belajar

mencari
yang

internet

lain
untuk

menambah wawasan.
b. Siswa

hendaknya

bersungguh-sungguh

lebih
dalam

fasilitas
pembelajaran

mendukung

aktifitas

pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Ni, Made. (2008). Penerapan Model
Problem Base Learning untuk
Meningkatkan
Partisipasi
Belajar dan Hasil Belajar
Teori Akuntansi Mahasiswa
Jurusan Ekonomi Undiksha .
Laporan Penelitian. Hlm. 7484.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar . Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya.
Rusmono.(2014).
Strategi
Pembelajaran dengan Problem

Based Learning itu perlu.
Bogor : Penerbit Ghalia Indone
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah. Jakarta : Menteri
Pendidikan Nasional. Diakses

pada tanggal 05 Maret 2016
darihttp://bsnpindonesia.org/id/wpcontent/upl
oads/isi/Permen_22_2006.pdf
Wina, Sanjaya. (2006). Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada
Media
Group.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-3 PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-2 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015 2016 | Mayasari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8450 17814 1 SM

0 0 11

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 3 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Dekasari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8237 17257 1 SM

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 1 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012 2013 | Susanti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2302 5204 1 SM

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | Susiani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5693 12199 1 SM

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Ratih | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 7467 15696 1 SM

0 0 8

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Setyarsih | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8424 17756 1 SM

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Setyawan | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8636 18233 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-3 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2015 2016 | Pratama | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9274 19713 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Istiqomah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10123 21529 1 SM

0 0 19