PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Istiqomah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10123 21529 1 SM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING CYCLE
7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Nurul Istiqomah, Siti Rochani, Atik Catur Budiati
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, April 2017
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas X-1 SMA Negeri
Kebakkramat ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu:
(1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan
(4) analisis dan refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri
Kebakkramat yang terdiri dari 35 siswa. Sumber data diperoleh dari guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi,
dan test. Sedangkan teknik pendukung pengumpulan data menggunakan dokumentasi.
Teknik uji validitas data menggunakan teknik trianggukasi metode dan validitas isi.
Teknik analisis data terdiri dari tiga komponen yaitu, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian tindakan kelas dari siklus I sampai siklus II,
diperoleh bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran sosiologi setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif Learning Cycle 7E pada siswa kelas X-1 SMA
Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2016/2017. Terdapat kenaikan prosentase hasil

belajar siswa yang dihitung dari nilai rata-rata siswa prasiklus dari 56,00 menjadi 72,77
yang mengalami kenaikan sebesar sebesar 16,77. Kenaikan juga terjadi sebesar 7,46 yang
semula pada siklus I nilai rata-rata kelas 72,77 menjadi 80,23 pada siklus II. Simpulan
penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Learning
Cycle 7E dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri Kebakkramat
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Learning Cycle 7E, Hasil Belajar Siswa

ABSTACT
Classroom Action Research conducted in X-1 class of Kebakkramat State High
School is done in two cycles. Each cycle includes four stages: (1) action planning, (2)
action implementation, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection

of action. The subjects of the study were X-1 students of SMA Kebakkramat which
consisted of 35 students. Data sources are obtained from teachers and students. Technique
of data collection is done by observation, interview, documentation, and test. While
supporting techniques of data collection using documentation. Technique of data validity
test using technique of method trianggukasi and content validity. Data analysis technique
consists of three components namely, data reduction, data presentation, and conclusion.
The results of classroom action research from cycle I to cycle II, it is found that there is
an increase in student learning outcomes of sociology subjects after applied cooperative

learning model of Learning Cycle 7E on X-1 students of SMA Kebakkramat Year of
Study 2016/2017. There is an increase in the percentage of student learning outcomes
calculated from the average value of prasiklus students from 56.00 to 72.77 which
increased by 16.77. The increase also occurred at 7.46 which originally in the first cycle
of the average grade 72.77 to 80.23 in cycle II. Conclusions of this classroom action
research is the application of cooperative learning model Learning Cycle 7E can improve
student learning outcomes X-1 SMA Negeri Kebakkramat.
Keywords: Classroom Action Research, Learning Cycle 7E, Student Learning Results

Indonesia berhasil naik 12 peringkat dari

PENDAHULUAN
Pendidikan
proses

merupakan

pembentukan

suatu


peringkat

kepribadian.

kesehatan

50

menjadi

dan

38,

dalam

pendidikan

dasar


Pendidikan dapat diperoleh darimana

meningkat 0,37 % dalam pendidikan

saja, mulai dari pendidikan formal atau

yang

sekolah, pendidikan non formal, dan

meningkat 3,03 % dari segi inovasi

pendidikan informal. Seiring dengan

mengingkat sampai 5,75 % (sumber:

perkembangan

Global


teknologi,

pendidikan

perkembangan
perbaikan

pengetahuan

sistem

melalui

dan

mengalami
adanya

pendidikan


dan

perbaikan kurikulum. Perkembangan
pendidikan dibuktikan dengan adanya

lebih

tinggi

dan

pelatihan

Competitiveness

Report

2013/2014). Pendidikan terus berlanjut
sepanjang


hayat

dan

selalu

turun

menurun dari generasi satu ke generasi
lain.
Adanya

pendidikan

bisa

kemajuan dari rekapitulasi perubahan

membantu masyarakat untuk mengubah


rangking daya saing di tahun 2013/2014

dirinya sendiri dan mampu menghadapi

perubahan yang ada di lingkungan

sehingga meningkatkan hasil belajar

sekitar. Dalam proses pembelajaran di

siswa.
“Keaktifan belajar merupakan

sekolah, sering kali muncul masalah Sehingga

suatu pendekatan pembelajaran yang

mempengaruhi kualitas dan prestasi


lebih banyak melibatkan aktifitas siswa

sekolah. Munculnya masalah pendidikan

dalam mengakses berbagai informasi

disebabkan dari siswa, guru, dan pihak

dan pengetahuan untuk dibahas dan

sekolah lainnya.

dikaji dalam proses pembelajaran di

masalah

pendidikan.

Kurangnya komunikasi siswa
dengan


guru

di

dalam

kelas

kelas, sehingga mereka mendapatkan
berbagai

pengalaman

yang

dapat

pemahaman


dan

mengakibatkan pemahaman siswa yang

meningkatkan

kurang juga. “ Siswa yang ramai

kompetensinya” (Rusman, 2013: 324).

(mengobrol dengan teman sebangku,

Keaktifan

mainan hp, dan melamun), ketika guru

meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil

sedang menjelaskan di depan kelas

belajar

siswa

membuat siswa ketika ditanyai guru

jawab

bersama,

cenderung

bisa

bertanggung jawab penuh terhadap

menjawab. Hal ini dapat menjadi faktor

berhasil atau tidaknya suatu proses

menurunnya hasil belajar siswa. Guru

pembelajaran ditentukan oleh standart

yang kurang inovatif, penyampaian

kompetensi yang telah ditetapkan. Agar

materi yang cenderung mononton dan

tercapainya standart kompetensi maka

tidak ada inovasi membuat siswa kurang

guru

tertarik dengan materi yang disampaikan

pembejalaran yang diperlukan oleh

sehingga

siswa sesuai dengan materi dan kondisi

diam

siswa

dan

tidak

tidak

paham

dan

menurunkan hasil belajar siswa ” (Siti

siswa

merupakan

perlu

namun

memahami

bisa

tanggung
guru

model

siswa.
Untuk

Nuryanti, 2012: 7).
Dalam hal ini sangat diperlukan

belajar

kelas

menciptakan

yang

suasana

menyenangkan,

sebuah inovasi dari guru agar siswa

meningkatkan hasil belajar siswa, maka

tertarik dengan materi yang diajarkan,

diperlukannya

mempunyai semangat belajar, aktif

pembelajaran kooperatif learning cycle

dalam proses pembelajaran, terciptanya

yang terdiri dari berbagai macam.

suasana belajar yang menyenangkan,

“Pembelajaran kooperatif learning cycle

penerapan

model

pembelajaran

dengan mengucap salam, setelah itu guru

dimana siswa belajar dan bekerja dalam

melakukan presensi. Presensi dilakukan

kelompok-kelompok

secara

dengan cara bertanya ke salah satu siswa,

kolaboratif anggota 4-6 orang dengan

apakah ada yang tidak hadir?. Presensi

struktur kelompok heterogen” (Isjoni,

selesai guru mulai melakukan kegiatan

2012: 15).

pembelajaran dengan menyuruh siswa

adalah

suatu

model

Berdasarkan

kecil

observasi

yang

membuka

buku

sosiologi.

Guru

telah dilakukan oleh peneliti pada

melakukan pembelajaran di dalam kelas

tanggal 4 Januari 2017. Hal ini bertujuan

dengan

untuk memperoleh gambaran umum

pembelajaran berlangsung dua jam

kondisi di dalam kelas dari segi kegiatan

pelajaran. Setiap satu jam pembelajaran

belajar mengajar serta metode yang

50

diterapkan oleh guru. Kelas X-1 terdiri

berlangsung dijam 10.45 wib ada dua

dari 35 peserta didik dengan komposisi

peserta didik yang mainan handphone

26 siswi dan 9 siswa. Jadwal mata

yang bernama Dyah Ayu Seftiana dan

pelajaran sosiologi pada kelas X-1 yaitu

Wahyu Dwi Widayanto. Ketika dijam

pada hari rabu jam ke 5-6. SMA Negeri

11.15 ada empat siswa yang mengobrol

Kebakkramat

mneerapkan

sendiri dengan teman sebangkunya yaitu

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Syaifulloh dan Muhammad Afandi,

(KTSP). Awal mula observasi dilakukan

Noni dan Devi. Ditemui ada 2 peserta

pas bel masuk pada jam 10.15 wib, pada

didik yang melamun yaitu Erma dan

saat itu saya bersama- sama dengan guru

Chosy, serta ada satu peserta satu peserta

sosiologi berjalan dari kantor guru

didik yang mainan kaca yaitu Wahyu.

masih

ceramah,

menit.

dan

Ketika

proses

pembelajaran

menuju kelas. Tiba dikelas pada jam

Disaat itu materi yang diajarkan

10.20, saat sampai di depan kelas tampak

adalah bab sosialisasi. Guru menjelaskan

terlihat bahwa masih ada 2 siswa yang

dengan

makan jajanan di depan kelas yang

pembelajaran dengan ceramah selesai

bernama Rafi Pasha Bactiar dan Rizky

guru memberikan pertanyaan kepada

Nurfauzi, mereka berdua masuk kedalam

siswa tentang pembelajaran yang telah

kelas setelah disuruh pak guru.

dilakukan, guru bertanya kepada peserta

metode

ceramah,

setelah

dan

didik dan ada dua peserta didik yang

pembelajaran di mulai, guru memulai

angkat tangan untuk menjawab yaitu

Mereka

berdua

masuk

Brifan dan Nasta, lainnya hanya diam.

bilang hadir. Presensi selesai guru mulai

Setelah dua peserta didik menjawab guru

melakukan

mulai bertanya lagi dan ada tiga peserta

dengan menyuruh siswa membuka buku

didik yang menjawab yaitu Noni, Putri,

sosiologi. Pada kegiatan pembelajaran

dan Nafilah. Menit- menit terakhir

guru ceramah disertai diskusi. Guru

sebelum

guru

memberikan pengantar kepada siswa

mencoba mengingatkan siswa apa saja

dengan menjelaskan materi yang akan

materi yang telah disampaikan, serta

dipelajari

menutup

menjadi 7 kelompok untuk diskusi. Guru

pembelajaran

selesai

pembelajaran

dengan

kegiatan

dan

pembelajaran

membagi

kelompok

memberi penjelasan selama 45 menit dan

mengucapkan salam.
Observasi yang kedua dilakukan

dilanjutkan dengan diskusi. Ketika guru

pada tanggal 11 Januari 2017 di kelas X

menjelaskan ada dua peserta didik yang

-1 SMA Negeri Kebakkramat Hal ini

mengobrol sendiri yaitu Nasta dan

bertujuan untuk memperkuat observasi

Mardalena.

pertama yang dilakukan oleh peneliti

Proses ceramah selesai guru

pada tanggal 4 Januari 2017. Untuk

melanjutkan dengan diskusi, kelompok

kedua kali observasi masih dijumpai 4

diskusi dibagi menjadi 7 kelompok, dan

peserta didik yang makan di depan kelas

peserta didik menempatkan diri sesuai

ketika guru sudah datang, yaitu Noni,

kelompoknya. Guru memberikan materi

Indira, Mira, dan Amel. Kemudian guru

diskusi tentang bentuk- bentuk interaksi

menyuruh mereka masuk, tetapi ada dua

proses asosiatif dan disosiatif. Ditengah

peserta didik yang bernegosiasi dengan

berjalanya

guru untuk menghabiskan makanannya

peserta didik mainan hp yaitu Wahyu,

dulu. Guru tidak mengizinkan dan tetap

Bagas, Nabila, Nafilah, dan Fitri, guru

menyuruh mereka masuk ke dalam kelas

membolehkan

agar pembelajaran bisa berlangsung.

mencari materi tetapi kelima peserta

Guru tiba dikelas pada jam 10.20 dan

didik ini malah bermain games dan

memulai kegiatan pembelajaran dengan

instagram. Setelah selesai diskusi, para

mengucap salam, setelah itu guru

peserta

membacakan

Pembacaan

mengumpulkan tugas hasil diskusi.

presensi dengan menyebutkan nama satu

Karena waktu pembelajaran tidak cukup,

persatu dan peserta didik yang dipangil

maka

presensi.

diskusi

membuka

didik

guru

ditemukan

hp

disuruh

memutuskan

lima

untuk

untuk

untuk

melanjutkan diskusi di hari berikutnya,

saat observasi pertama, dan 5 siswa

sebelum

main main saat observasi kedua.

pembelajaran

selesai

guru

mencoba mengingatkan siswa tentang
pembahasan

diskusi

dipertemuan

3. Kondisi siswa yang kurang aktif
dalam

mengikuti

pembelajaran

selanjutnya, serta menutup pembelajaran

sosiologi

dengan mengucapkan salam.

Hal ini ditunjukkan dengan sikap

Berdasarkan

pada

siswa yang jika diberi pertanyaan

tanggal 4 dan 11 Januari 2017 di kelas X-

oleh guru, siswa yang aktif angkat

1

Kebakkramat

tangan hanya 5 siswa (14,28 %)

menemukan beberapa masalah pada saat

tanpa ditunjuk guru. Siswa lainnya

pembelajaran berlangsung yaitu:

diam dan tidak ikut menjawab,

SMA

observasi

Negeri

a. Dari segi siswa

dikarenakan ada 4 siswa (11,42 %)

1. Siswa yang belum siap menerima

yang ngobrol sendiri dan tidak

pelajaran.

memperhatikan guru, 2 siswa (5,71

Ini diketahui bahwa pada saat bel

%) melamun, dan 1 siswa (2,86 %)

berbunyi guru akan masuk ke kelas

mainan kaca.

dan masih ada 6 siswa kelas X -1

4. Banyak siswa yang masih sulit

yang nongkrong di depan kelas

memahami pelajaran sosiologi

sambil

makanan.

Hal ini ditunjukkan dengan hasil

Setelah guru memerintahkan untuk

ujian pra siklus yang dilakukan oleh

masuk baru 6 siswa masuk, 2 siswa

peneliti dan guru di kelas X-1. Hasil

dari observasi tanggal 4 Januari 2017

belajar

dan 4 siswa dari observasi tanggal 11

sosiologi masih relatif rendah rata-

Januari

rata kelas dan nilai KKM. Dari 35

menghabiskan

2017.

Sehingga

setelah

siswa

yang

untuk

pelajaran

beberapa detik kelas baru bisa

siswa

mencapai

nilai

dikondisikan.

ketuntasan 3 siswa di ujian prasiklus.

2. Konsisi saat pembelajaran masih

Capai nilai yang tuntas 90 oleh Nova

ada siswa yang main handphone.

dan 76 oleh Chosy dan Bagas. Nilai

Hal ini ditunjukkan ada 7 siswa yang

rata- rata 56 dengan jumlah nilai

mainan

1960. Adapun uraian pada tabel

hp

saat

pembelajaran

berlangsung. Ada 2 siswa main hp

berikut:

tidak bisa dijangkau oleh seluruh
siswa.
Table 1.1 Nilai Prasiklus Kelas X-1
Kriteria

Nilai

Jumlah Siswa

35 siswa

Jumlah Nilai Kelas

1960

Rata- Rata Kelas

56

2. Guru belum bisa menguasai kelas
yang begitu luas dan besar
Ketidakmampuan

guru

menguasai

terlihat

kelas

dalam
dari

penggunaan metode pembelajaran
guru yang menggunakan metode
diskusi yang dilakukan guru pada

b. Dari segi guru
1. Metode

ceramah

yang

masih

saat observasi kedua pada tanggal 11

dominan dalam pembelajaran

Januari 2017, hal ini membuat siswa

Metode ceramah yang diterapkan

mainan hp, ngobrol sendiri dengan

oleh guru pada saat observasi

teman sebangku, dan melamun.

pertama tanggal 4 Januari 2017

Dikarenakan jumlah siswa yang

dilakukan cenderung membuat siswa

banyak dan kelas yang luas. Oleh

bosan dan kurang menarik perhatian

karena itu, perlunya guru untuk

para siswa. Sehingga pengetahuan

menjangkau seluruh kelas agar siswa

yang didapat siswa hanya bersifat

dapat

sementara dan tidak melekat. Hal ini

memperhatikan guru.

dikarenakan metode ceramah yang

Berdasarkan

mendengar

dan

uraian

hasil

identifikasi

diatas,

tidak terlalu melibatkan para siswa.

observasi

dan

Untuk mengajak siswa agar aktif

kemudian

dilakukannya

menjawab atau memberi tanggapan,

dengan guru mata pelajaran sosiologi.

maka diperlukannya metode yang

Menurut guru mata pelajaran sosiologi

menyenangkan dan menarik untuk

kelas X-1 sebenarnya siswa kelas X-1

diikuti siswa. Namun diobservasi

tidak terlalu pasif mereka mempunyai

kedua tanggal 11 Januari 2017 guru

potensi untuk menjadi aktif, itu kalau

menggunakan metode diskusi bebas

ngajarnya

dengan memberikan materi 1 bab

menyenangkan. Ini terbukti dari hasil

untuk dibahas, menurut peneliti

observasi peneliti, ada beberapa siswa

materi yang diberikan terllau banyak,

yang mengobrol sendiri, mainan hp,

dan penangkapan konsep dari materi

bahkan

dibuat

melamun.

wawancara

lucu

Hal

dan

tersebut

menunjukkan bahwa siswa merasakan

tersebut menjelaskan tentang bagaimana

ada sebuah kebosanan.

penerapan

model

pembelajaran

Akan tetapi ketika diterapkan

Learning Cycle yang diterapkan pada

metode diskusi ada beberapa siswa yang

kelas XI Madrasah Aliyah At-Tauhid

mainan hp dan tidak ikut berpartisipasi

guna meningkatkan prestasi belajar

dengan kelompoknya. Demikian ini

siswa di kelas.

membuat para siswa mendapatkan nilai

Kedua,

yang

kurang

baik

memperhatikan

karena

saat

tidak

pembelajaran

penelitian

Nina

Agustyaningrum pada tahun 2010 yang
berjudul

Implementasi

Model

berlangsung. Setelah wawancara dengan

Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk

guru mata pelajaran sosiologi, peneliti

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

mencoba menawarkan sebuah metode

Matematis Siswa Kelas Ix B Smp Negeri

baru dan menerapkannya didalam kelas

2 Sleman. Ketiga, Siti Nuryanti pada

yaitu model pembelajaran kooperatif

tahun 2012 yang berjudul Penerapan

Learning

Menggunakan

Model Pembelajaran Learning Cycle

metode ini bisa memberikan ketertarikan

(Lc) Dengan Berbantuan Prototype

bagi siswa dalam pembelajaran sosiologi

Media Berbasis Cmaptools (PMBCT)

dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

mata

Cycle

7E.

Oleh karena itu, peneliti dan guru

Siswa SMP. Penelitian ini dilakukan

pelajaran

untuk

untuk meningkatkan kemampuan siswa

pembelajaran

berkomunikasi pada kelas IX B SMP

menggunakan

memutuskan
metode

kooperatif Learning Cycle 7E. Metode

Negeri Sleman.

ini mampu mempermudah siswa untuk

Mengingat

luasnya

menemukan konsep pembelajaran pada

permasalahan

materi yang diajarkan. Metode ini

penelitian ini dibatasi pada Penerapan

pertama,

Model Pembejalaran Learning Cycle 7E

penelitian Nur Ngazizah pada tahun

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

2010 yang berjudul Penerapan Model

Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X-1

Learning Cycle Untuk Meningkatkan

SMA

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MA AT-

Pelajaran 2016/2017 antara lain:

pernah

digunakan

oleh:

Tauhid Sidoresmo Dalam Surabaya
Pada

Materi

Peluang.

Penelitian

Negeri

yang

diidentifikasi,

Kebakkramat

Tahun

1. Pembelajaran

dilakukan

dengan

peneliti

bertujuan

untuk

model pembelajaran Learning Cycle

meningkatkan hasil belajar siswa

7E.

melalui

2. Hasil belajar siswa mata pelajaran

penerapan

model

pembelajaran Learning Cycle 7E
Berdasarkan

sosiologi SMA Negeri Kebakkramat

data

diatas

kelas X 1 di identifikasi dari

maka peneliti memberikan solusi

observasi pra tindakan sampai pada

melalui

siklus-siklus yang telah ditentukan.

kooperatif learning yaitu Learning

3. Hasil

belajar

siswa

merupakan

Cycle

model

7E.

Salah

pembelajaran

satu

model

kemampuan siswa dari segi kognitif

pembelajaran kooperatif learning

yang dapat diukur dengan cara,

yaitu Learning Cycle. Learning cycle

yaitu: siswa memperhatikan guru

merupakan

ketika menjelaskan materi didepan

yang berbasis konstruktivistik. “

kelas, siswa merespon guru ketika

Learning cycle pada mulanya terdiri

guru

dari tiga tahap yaitu exploration,

bertanya,

menjawab

siswa

mampu

pertanyaan

yang

concept

model

pembelajaran

introduction,

concept

diberikan oleh guru, siswa mampu

application (E-I-A). Tiga tahap itu

mengeluarkan pendapat atau ide

berkembang menjadi lima tahap

ketika sedang melakukan diskusi

yang dikenal dengan nama Learning

kelompok,

Cycle 5E (engagement, exploration,

siswa

mampu

berpartisipasi saat berdiskusi, siswa

explanation,

mampu mempresentasi hasil diskusi

evaluation) dan berkembang menjadi

didepan

bisa

Learning Cycle 7E (elicit, engage,

belajar

explore, explain, elaborate, extend,

pembelajaran

dan evaluate) menunjukkan bahwa

berlangsung di kelas, dan siswa

hasil belajar siswa menjadi lebih

mampu meningkatkan nilai harian

baik, konsep diingat lebih lama,

dan ujian.

meningkatkan kemampuan bernalar,

kelas,

memanfaatkan
dengan

baik

siswa
sumber

saat

elaboration,

dan

muncul

dan ketrampilan proses menjadi

merupakan suatu masalah sosial

lebih baik” (Thomas E. Lauer, 2003:

yang sering terjadi di SMA Negeri

518).

4. Permasalahan

Kebakkramat.

yang

Oleh

karena

itu,

Bertolak

dari

beberapa

concept

introduction,

dan

concept

permasalahan diatas, maka peneliti ingin

application (E-I-A). Tiga tahap tersebut

melakukan suatu penelitian tindakan

berkembang menjadi lima tahap yang

kelas

judul

dikenal dengan nama learning cycle 5E

MODEL

(engagement, exploration, explanation,

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

elaboration, dan evaluation) (Thomas,

7E

MENINGKATKAN

2003: 518). Kemudian oleh Einsenkraft

HASIL BELAJAR SISWA MATA

(2003) dikembangkan lagi menjadi

PELAJARAN

PADA

model learning cycle 7E (elicit, engage,

SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI

explore, explain, elaborate, evaluate, dan

KEBAKKRAMAT

extend).

(PTK)

dengan

“PENERAPAN

UNTUK

SOSIOLOGI

TAHUN

pelaksanaan

model

pembelajaran learning cycle 7E menurut

PELAJARAN 2016/2017”.
Berdasarkan

Tahap

yang

telah

Einsenkraft (2003) dalam (Nuryanti,

diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan

Siti. 2012) yaitu:

permasalahan sebagai berikut:

a. Elicit ( mendatangkan pengetahuan
awal siswa)
Fase untuk mengetahui sampai
dimana pengetahuan siswa terhadap
pembelajaran yang akan dipelajari
dengan memberikan pertanyaanpertanyaan
yang
merangsang
pengetahuan awal siswa agar
timbul respon dari pemikiran siswa
serta menimbulkan rasa penasaran
siswa tentang jawaban dari
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Fase ini dimulai dengan pertanyaan
mendasar
yang
berhubungan
dengan pelajaran yang akan
dipelajari
dengan
mengambil
contoh yang mudah diketahui siswa
seperti kejadian sehari- hari. Fase
elicit bertujuan untuk melanjutkan,
merangsang dan membuat siswa
tertarik pada pelajaran yang akan
dipelajari
b. Engage (ide, rencana pembelajaran
dan pengalaman)
Fase dimana siswa dan guru akan
saling memberikan informasi dan
pengalaman tentang pertanyaan-



Apakah

penerapan

model

pembelajaran Learning Cycle 7E dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran sosiologi pada kelas X-1
SMA

Negeri

Kebakkramat

tahun

pelajaran 2016/2017” ?
Learning Cycle merupakan suatu
model

pembelajaran

memungkinkan

siswa

konsep

sendiri

atau

konsep

yang

terjadinya

menemukan
memantapkan

dipelajari,

kesalahan

yang

mencegah

konsep,

dan

memberikan peluang kepada siswa
untuk menerapkan konsep-konsep yang
dipelajari pada situasi baru (Shoimin,
2014: 50). Learning cycle pada mulanya
terdiri dari tiga tahap yaitu exploration,

c.

d.

e.

f.

pertanyaan awal tadi, memberi tahu
siswa
tentang
ide
rencana
pembelajaran sekaligus memotivasi
siswa agar lebih termotivasi untuk
mempelajari
konsep
dan
memperhatikan
guru
dalam
mengajar. Fase ini dapat dilakukan
dengan
demonstrasi,
diskusi,
membaca, atau aktivitas lain yang
digunakan
untuk
membuka
pengetahuan
siswa
dan
mengembangkan
rasa
keingintahuan siswa.
Explore (menyelidiki)
Fase yang membawa siswa untuk
memperoleh pengetahuan dengan
pengalaman
langsung
yang
berhubungan dengan konsep yang
akan dipelajarai. Siswa dapat
mengobservasi,
bertanya, dan
menyelidiki konsep dari bahanbahan pembelajaran yang telah
disediakan sebelumnya.
Explain (menjelaskan)
Fase yang didalamnya berisi ajakan
terhadap siswa untuk menjelaskan
konsep dan definisi- definisi awal
yang mereka dapatkan ketika fase
explorasi. Kemudian dari definisi
dan konsep yang telah ada
didiskuskan pada akhirnya menuju
konsep yang lebih formal.
Elaborate (menerapkan )
Fase
yang bertujuan untuk
membawa
siswa
menerapkan
simbol- simbol definisi, konsep,
dan
keterampilan
pada
permasalahan- permasalahan yang
berkaitan dengan contoh dari
pelajaran yang dipelajari dalam
kehidupan sehari- hari.
Extend (memperluas)
Fase yang bertujuan untuk berfikir
untuk mencari, menemukan dan
menjelaskan contoh penerapan
yang telah dipelajari bahkan
kegiatan ini dapat merangsang
siswa untuk mencari hubungan

konsep yang mereka pelajari dengan
konsep lain yang sudah atau belum
pernah mereka pelajari.
g. Evaluate (menilai)
Hasil
evaluasi
dari
hasil
pembelajaran yang telah dilakukan
pada fase ini dapat digunakan
berbagai strategi penilaian formal
dan informal. Guru diharapkan
secara terus menerus dapat
mengobservasi dan memperhatikan
siswa terhadap kemampuan dan
keterampilannya untuk menilai
tingkat pengetahuan dan atau
kemampuannya kemudian melihat
perubahan
pemikiran
siswa
terhadap pemikiran awalnya.
Tahap

pada

pembelajaran

kooperatif yang satu ini memang cukup
rumit, naamun

peneliti yakin dengan

adanya model pembelajaran kooperatif
Learning Cycle 7E, kemampuan siswa
dari segi kognitif mampu meningkat.
Karena dengan model pembelajaran ini,
siswa di rangsang untuk menemukan
konsep dari materi yang diajrkan ,
dengan begitu kemampuan peserta didik
untuk mengingat materi lebih tahan
lama.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini
difokuskan pada kelas X-1 SMA Negeri
Kebakkramat

dengan

tujuan

untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ada didalam kelas. Pada kelas
tersebut terdiri dari 35 siswa, terdiri dari

9

siswa

laki-laki

dan

26

siswa

Priyono dan siswa kelas X-1 yaitu
Noni Nur Khasanah, Putri Inna,

perempuan.
Bentuk penelitian ini adalah

Bagas Wahyu, dan Brifan Bagas.
Teknik pengumpulan data yang

penelitian tindakan kelas. Bertujuan
untuk

meningkatkan

memperbaiki

kualitas

maupun
pembelajaran

digunakan yaitu, observasi, wawancara,
tes hasil belajar, dan dokumentasi.
Teknik pengujian validitas data

yang dilaksanakan guru.
Data dan sumber data yang

pada Penelitian Tindakan Kelas ini

yaitu

menggunakan trianggulasi metode dan

keseluruhan hasil pengamatan kegiatan

validitas isi. Seperti yang dikemukakan

pembelajaran yang ada dikelas X- 1

oleh

SMA

serta

“Trianggulasi metode yaitu penelitian

untuk

yang dilakukan dengan menggunakan

mendukung penelitian. Data dan sumber

teknik atau metode pengumpulan data

data tersebut diantara lain:

yang berbeda”.

dikumpulkan

oleh

Negeri

berbagai

peneliti

Kebakkramat

informasi

penting

Sutopo

Teknik

1. Dokumentasi sekolah mengenai data

(2002:

analisis

77)

bahwa

data

dalam

peserta didik kelas X- 1 SMA Negeri

penelitian tindakan kelas dimulai sejak

Kebakkramat, yaitu presensi peserta

awal sampai berakhirnya pengumpulan

didik kelas X- 1. Silabus sosiologi

data. Hal ini penting karena akan

kelas

membantu

X

semester

2,

Rencana

peneliti

dalam

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

mengembangkan

hasil belajar siswa, buku paket

kejadian atau situasi yang berlangsung di

sosiologi SMA kelas X, dokumentasi

dalam kelas yang diteliti. “Data-data dari

foto

hasil penelitian di lapangan diolah secara

dan

berlangsungnya
kelas

video

proses

SMA

dari

di

analisis kualitatif yang mengacu pada

Negeri

model analisis Miles dan Huberman

pembelajaran

X-1

penjelasan

1984 dalam (Sugiyono, 2012: 16-19)

Kebakkramat.
2. Data hasil tes evaluasi belajar peserta

yang dilakukan dalam tiga komponen,

didik pada prasiklus, siklus I, dan

yaitu: reduksi data, penyajian data, dan

siklus II.

penarikan kesimpulan.

3. Data

wawancara

dengan

Indikator keberhasilan tindakan

guru

sosiologi kelas X-1 yaitu Pak Ami

yang

disusun

secara

realistis.

Keberhasilan penelitian tindakan kelas

masalah

ini di indikatori adanya peningkatan

pembelajaran

hasil belajar siwa dalam mata pelajaran

ditemukannya permasalahan di dalam

sosiologi di dalam kelas. Keberhasilan

kelas X-1, peneliti dan guru melakukan

pembelajaran mata pelajaran sosiologi

refleksi atas permasalahan tersebut.

menerapkan

model

terjadi

saat

berlangsung.

proses
Setelah

Sebelum melaksanakan proses

dilihat dari batas nilai KKM yaitu 75,
dengan

yang

penelitian

lebih

lanjut,

peneliti

pembelajaran kooperatif Learning Cycle

melakukan kegiatan identifikasi masalah

7E.

(observasi awal) dengan tujuan untuk

HASIL

TINDAKAN

DAN

lapangan. Observasi awal dilakukan

PEMBAHASAN
Penelitian
kegiatan

mengetahui keadaan nyata yang ada di

diawali

pratindakan

yaitu

dengan

pada tanggal 4 dan 11 Januari 2017

dengan

dikelas X- 1 SMA Negeri Kebakkramat.

observasi. Observasi pertama dilakukan

Hasil

oleh peneliti pada tanggal 4 januari 2017.

berikut:

Observasi dilakukan di kelas X-1 yang

Ditinjau dari Segi Siswa

perempuan

dan

9

laki-laki.

masalah

beberapa masalah dalam pembelajaran

Dilakukannya observasi ini bertujuan

yang

untuk

Permasalahan terbut antara lain:

mengetahui

permasalahan-

permasalahan apa saja yang terdapat di
dalam kelas X-1. Permasalahan ini bisa
saja timbul dari guru, siswa, sarana
prasarana,
maupun

metode
kondisi

kelas.

pembelajaran,
Hasil

dari

disebabakan

b. Kondisi saat pembelajaran masih ada
siswa yang main handphone.
c. Kondisi siswa yang kurang aktif

awal untuk mengetahui permasalahn dan

sosiologi

sosiologi.
Pada saat dilakukan observasi
awal, peneliti menemukan beberapa

siswa.

pelajaran.

dalam

didiskusikan oleg guru mata pelajaran

oleh

a. Siswa yang belum siap menerima

observasi ini digunakan sebagai data

mengidentifikasi masalah yang telah

sebagai

Data observasi awal ditemukan

berjumlahkan 35 siswa yang terdiri dari
26

identifikasi

mengikuti

pembelajaran

d. Banyak siswa yang masih sulit
memahami pelajaran sosiologi

Tabel 4. 1 Rata- Rata Nilai Prasiklus
Kelas X- 1

Berdasarkan test yang dilakukan
pratindakan di peroleh data hasil belajar
siswa, 1 siswa yang tuntas dengan nilai

Jumlah Siswa
35 siswa
Jumlah nilai prasiklus 1960
Rata-rata
56,00

90 dan 34 siswa lainnya belum tuntas.
Perolehan rata- rata kelas 56,00 pada test
prasiklus. Setelah dilakukan siklus I ada

Ditinjau dari Segi Guru
a. Metode

ceramah

yang

masih

17 siswa yang tuntas dan 18 siswa belum
tuntas. Peningkatan hasil belajar setelah

dominan dalam pembelajaran
b. Guru belum bisa menguasai kelas

dilakukan test pada siklus I rata- rata

yang begitu luas dan besar

hasil belajar siswa kelas X-1 menjadi

Ditinjau Dari Segi Hasil Belajar

meningkat yaitu 72,77 dengan total nilai

Berdasarkan uji test prasiklus

2577. Hasil belajar pada siklus I belum

yang dilakukan oleh peneliti sebelum

mencapai nilai rata- rata KKM 75.

memasuki siklus I dan siklus II. Nilai

Walaupun sudah mengalami peningkat

hasil belajar siswa yang kelas X-1 masih

dengan selisih 16,77.

rendah dan terdapat 3 siswa yang tuntas

Hasil belajar siswa dari test

dengan nilai 90 dan 7, sedangkan yang

prasiklus dan siklus I sudah mengalami

lain nilainya dibawah nilai KKM 75.

peningkatan yang cukup pada mata

SIKLUS I

pelajaran

sosiologi

materi

perilaku

I

menyimpang tentang pengertian, faktor-

Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan

faktor, bentuk- bentuk, dan jenis- jenis

pada hari senin tanggal 27 Februari 2017

penyimpangan sosial yang ada di dalam

bertempat di depan kantor guru SMA N

masyarakat. Pada siklus I rata- rata kelas

Kebakkramat. peneliti bersama dengan

belum mencapai nilai KKM 75.

Pembahasan

dari

siklus

Untuk itu dapat disimpulkan,

guru mata pelajaran sosiologi yaitu
Bapak

Ami

Priyono,

S.

Pd

bahwa

melalui

penerapan

model

mendiskusikan tindakan yang akan

pembelajaran Learning Cycle 7E melalui

dilakukan pada siklus I.

media gambar, video, dan artikel bisa

Pertemuan di siklus I terdiri dari

meningkatkan hasil belajar siswa kelas

3 kali pertemuan. Pertemuan ke-1 dan 2

X- 1 SMA N Kebakkramat. berdasarkan

penyampaian

table tersebut, maka dapat diperoleh

materi,

sedangkan

pertemuan ke-3 post test siklus 1.

hasil belajar siswa dengan nilai tertinggi

80 dan nilai terendah 60. Adapun peroleh

diajarkan

kepada

siswa

bisa

nilai tertinggi oleh 7 siswa dan nilai

tersampaikan dengan baik. Siswa paham

terendah diperoleh 2 siswa. Dalam

materi dengan mudah dan diingat lebih

penerapan siklus I tentunya menghadapi

lama.

beberapa masalah yaitu, Kelemahan

Berdasarkan hasil refleksi yang

Guru, Guru masih belum hafal tata cara

dilakukan oleh peneliti dan guru padda

urutan model pembelajaran kooperatif

siklus I, maka guru dan peneliti

learning cycle 7E. Pengalokasian waktu,

melakukan diskusi terkait hal- hal yang

seperti rancangan kegiatan yang dibuat

akan dilakukan untuk proses perbaikan

dalam RPP, guru sering terlambat 5

pada siklus II supaya bisa berjalan lancar

menit sampai 10 menit

dengan

dikarenakan

menggunakan

model

kesibukan atau halangan. Namun agar

pembelajaran kooperatif learning cycle

tidak terjadi keterlambatan maka akan

7E. selain itu diharapkan penerapan

diperbaiki di siklus II.

model pembelajaran kooperatif learning

Kelemahan Siswa, enggunaan

cycle 7E, mampu memperbaiki hasil

model pembelajaran kooperatif learning

belajar siswa yang telah di dapat pada

cycle 7E tidak menyulitkan siswa, hanya

siklus I menjadi meningkat di siklus II.

saja siswa sering kali ketika disampaikan

SIKLUS II

kurang

Pertemuan di siklus II terdiri dari

memperhatikan. Dalam proses diskusi

3 kali pertemuan. Pertemuan ke-1 dan 2

ada beberapa siswa yang masih kurang

penyampaian

interaktif

pertemuan ke-3 post test siklus I1.

sebuah

materi

ada

dengan

yang

kelompoknya.

materi,

sedangkan

pembelajaran

Berdasarkan test yang dilakukan

kooperatif learning cycle 7E Model

prasiklus di peroleh data hasil belajar

pembelajaran kooperatif learning cycle

siswa, 3 siswa yang tuntas dengan nilai

7E tidak sulit, namun tujuh tahapan yang

tertinggi 90 dan 33 siswa lainnya belum

membuat guru untuk memahami lebih

tuntas. Perolehan rata- rata kelas 56,00

dalam. Penerapan model pembelajaran

pada test prasiklus. Dilakukan siklus I

Kelemahan

model

7E

ada 17 siswa yang tuntas dan 18 siswa

membutuhkan kemampuan memahami

belum tuntas. Peningkatan hasil belajar

metode, agar tujuan pembelajaran untuk

setelah dilakukan test pada siklus I rata-

menangkap konsep- konsep materi yang

rata hasil belajar siswa kelas X-1

kooperatif

learning

cycle

menjadi meningkat yaitu 72,77 dengan

Peningkatan nilai tiap siklus bisa

total nilai 2577. Hasil belajar pada siklus

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

I belum mencapai nilai rata- rata KKM

yang signifikan terhadap rata- rata hasil

75.

belajar

Walaupun

sudah

mengalami

siswa

sebelum

pelaksanaan

peningkat dengan selisih 16,77. Setelah

tindakan rata- rata hasil belajar siswa

dilakukan test siklus II ada 32 siswa yang

adalah 56,00. Pada siklus I rata- rata

tuntas dan 3 siswa belum tuntas.

hasil belajar siswa adalah 72,77, dan

Peningkatan hasil belajar siswa setelah

pada siklus II rata- rata hasil belajar

dilakukan test pada siklus II rata- rata

siswa adalah 80,23. Hasil belajar siswa

hasil belajar siswa kelas X-1 menjadi

dari

meningkat yaitu dari 72,77 menjadi

mengalami peningkatan.

80,23. Dari siklus I ke siklus II

SIMPULAN

pratindakan

sampai

Berdasarkan

mengalami peningkatan 9,46.
Hasil belajar siswa dari siklus I

siklus

hasil

II

analisis

penelitian tindakan dari siklus I sampai

mengalami

siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa

peningkatan yang lumayan bagus pada

terdapat peningkatan hasil belajar siswa

mata pelajaran sosiologi materi perilaku

mata

menyimpang tentang pengertian, faktor-

diterapkan

faktor, bentuk- bentuk, dan jenis- jenis

kooperatif Learning Cycle 7E pada siswa

penyimpangan

kelas X-1 SMA Negeri Kebakkramat

ke

siklus

penyimpangan

II

sudah

sosial,
sosial,

dan

teori
upaya

Tahun

pelajaran

sosiologi

model

setelah

pembelajaran

Pelajaran

2016/2017.

pencegahan terjadinya penyimpangan

Peningkatan hasil belajar siswa mata

sosial yang ada di dalam masyarakat.

pelajaran sosiologi tersebut terefleksi

Pada siklus I rata- rata kelas belum

dari

mencapai nilai KKM 75 tetapi pada

kenaikan prosentase hasil belajar siswa

siklus II rata- rata kelas sudah mencapai

yang dihitung dari nilai rata-rata siswa

nilai KKM, walaupun masih ada 3 siswa

prasiklus dari 56,00 menjadi 72,77 yang

yang

KKM.

mengalami kenaikan sebesar sebesar

Permasalahan yang muncul disiklus II

16,77. Kenaikan juga terjadi sebesar

ini tidak jauh beda dengan permasalahan

7,46 yang semula pada siklus I nilai rata-

yang muncul di siklus I.

rata kels 72,77 menjadi 80,23 pada siklus

belum

tuntas

nilai

II.

beberapa

indikator.

Terdapat

2. Bagi Siswa

SARAN

a. Dengan adanya penerapan model

1. Bagi Guru
a. Guru

hendaknya

meningkatkan

selalu

kemampuannya

pembelajaran

kooperatif

Learning Cycle 7E, sebaiknya

dan

dimanfaatkan dengan baik oleh

serta

para siswa untuk menagkap

dalam mengelola kelas. Sehingga

konsep- konsep dari materi yang

kualitas pembelajaran dapat terus

disampaikan oleh guru dan lewat

meningkat seiring peningkatan

diskusi siswa bisa bekerja sama

kemampuan yang dimilikinya.

dalam satu kelompok untuk

dalam

mengembangkan

menyampaikan

b. Guru

materi,

hendaknya

mampu

memecahkan masalah dan saling

memilih dan mengembangkan

mengajari

satu

model pembelajaran yang tepat

Sehingga

diharapkan

dalam

kekompakan dan kerja sama

proses

pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran

hendaknya

lain.
terjadi

positif antar siswa.
b. Dengan diterapkannya model

dapat tercapai dengan baik
c. Guru

sama

banyak

pembelajaran

kooperatif

melakukan pendekatan kepada

Learning Cycle 7E

siswa ataupun memberi ruang

diharapkan dapat meningkatkan

untuk

ketrampilan berkomunikasi yang

bertanya

dan

menyampaikan pendapatnya agar

baik

siswa yang mengalami kesulitan

akhirnya akan dapat bermanfaat

dalam

bagi

teratasi.

pembelajaran
Dengan

mudah
demikian

dimana

siswa

hal

siswa

ini

terutama

pada

dalam

meningkatkan rasa percaya diri

kondisi belajar di kelas berjalan

dalam

kondusif dan siswa lebih mudah

mengungkapkan pendapatnya.

dalam memahami materi.

c. Siswa

bertanya

dan

hendaknya

tidak

d. Guru hendaknya memanfaatkan

tergantung pada materi yang

media pembelajaran yang telah

diberikan oleh guru saja, tetapi

disediakan di sekolah sebagai

juga

alat bantu dalam menyampaikan

informasi materi dari sumber-

materi agar lebih menarik.

sumber

lebih

lain

aktif

mencari

sehingga

akan

menambah

wawasan

dalam

siswa

menyelesaikan

permasalahan pembelajaran yang
dihadapi.
3. Bagi Sekolah
a. Hendaknya

pihak

sekolah

memberikan arahan pada setiap
guru

mata

pelajaran

menguasai

berbagai

untuk
metode

mengajar yang ada agar materi
pelajaran

yang

kepada
membosankan

disampaikan

siswa

tidak

dan

membuat

siswa jenuh..
b. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat berguna sebagai bahan
mengembangkan kreatifitas guru
dalam upaya hasil belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Agung,

Iskandar. 2012. Panduan
Penelitian Tindakan Kelas bagi
Guru: “Panduan Guru dalam
Meningkatkan Profesionalisme,
Kreativitas, dan Komitmen
Pengembangan
Profesi”.
Jakarta: Bestari Buana Murni.

Anitah, Sri M.Pd. 2009. Teknologi
Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Einsenkraft,A. (2003). Expanding The
5e Model. The Science Teacher.
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Kasboelah, Kasihani. 2001. Penelitian
Tindakan
Kelas.
Malang:
Universitas Negeri Malang.
Mulyasa. E. 2009. Praktik Penelitian
Tindakan
Kelas.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nuryanti, Siti. 2012. Penerapan Model
Pembelajaran Learning Cycle
(Lc)
Dengan
Berbantuan
Prototype
Media
Berbasis
Cmaptools (PMBCT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMP.Skripsi. Bandung:
Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan.
Universitas
Pendidikan Indonesia.
Roucek, S.J dan Waren, L.R. 1984.
Pengantar Sosiologi. Jakarta:
Bina Aksara.
Rusman.
2013.
Model-Model
Pembelajaran:’Mengembangka
n Profesionalisme Guru-Edisi
Kedua”. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar- Ruzz Media.
Sardiman AM. 2004. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, &
Supardi.
2008.
Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Supardi. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian
Kualitatif: Dasar Teori dan
Terapannya dalam Pendidikan.
Surakarta: UNS Press.
Suyono, Hariyanto. 2011. Belajar dan
Pembelajaran: “Teori
dan
Konsep
Dasar”.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana. 2003. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

Diakses pada tanggal 5 Oktober 2016
pukul
19:41.
http://bsnpindonesia.org/id/bsnp/wpcontent/uploads/2016/10/05
Diakses tanggal 02 Desember 2016
pukul 20.30. Permendiknas No.
22 Tahun 2006, http://bsnpindonesia.org/id/bsnp/wpcontent/uploads/2016/09/26

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 4 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 11291 23754 1 SM

0 0 15

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aulia | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10270 21863 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aji | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10284 21895 1 SM

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2015 2016. | Widodo | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9290 19753 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-3 PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015 2016 | Hajar | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8449 17812 1 SM

0 0 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016. | UTAMA | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Setyawan | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8636 18233 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-3 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2015 2016 | Pratama | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9274 19713 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Putri | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10110 21507 1 SM

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Yudha | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10506 22357 1 SM

0 0 9