Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih KB suntik 3 bulan DMPA di klinik Hj. Rukni Medan Johor tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang.
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya

manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat
kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan
keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan
keluarga

berencana

tidak

dilakukan

bersamaan


pembangunan

ekonomi,

dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti. (Manuaba, 2010)
Pembangunan nasional dibidang sosial ekonomi telah memberikan dampak
positif terhadap pemecahan masalah-masalah kependudukan. Walaupun demikian,
hingga tahun terakhir Repelita IV pertumbuhan penduduk masih perlu diturunkan
sedangkan kualitas penduduk masih perlu ditingkatkan. Masalah lain adalah
pesebaran penduduk yang belum merata. Masih cukup tingginya laju pertumbuhan
penduduk disebabkan masih lebih tingginya tingkat kelahiran dibanding tingkat
kematian.

Pertumbuhan

penduduk

yang

tinggi


menyebabkan

hasil-hasil

pembangunan kurang bisa dirasakan masyarakat. Oleh karena itu upaya langsung
untuk menurunkan tingkat kelahiran masih perlu ditingkatkan. (Anggraini & Martini,
2012)
Sesuai dengan peraturan Kepala BKKBN Nomor 28/HK-010/BS/2007
menetapkan Visi, Misi, dan Grand Strategi baru yang akan dijalankan. Visi yang
ditetapkan tersebut disesuaikan dengan kondisi ideal yang harus dicapai melalui
pengelolaan Program KB Nasional, yaitu seluruh keluarga ikut KB dan dengan MISI
yaitu mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Misi tersebut merupakan

1

2
semangat yang menjiwai setiap upaya dalam mewujudkan visi melalui pengelolaan
program Keluarga Berencana Nasional. Melaksanakan segera reformasi pada
program juga visi dan misi BKKBN, bagaimana membangun kesadaran masyarakat

dan menjelaskan bahwa Indonesia 2030 jumlah penduduknya 270 juta jiwa artinya
lebih besar dari jumlah penduduk 6 negara. Mengelola penduduk yang besar itu tidak
mudah apalagi ada masalah lainnya seperti ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.
Sehingga, kita dituntut untuk realistis. Sebagai negara besar, berarti kita harus siap
dengan segala permasalahan yang muncul. Program KB untuk mensejahterakan
bangsa itu bukan tugas pemerintah saja tapi seluruh element masyarakat, akademisi,
agamawan dan lain-lain. Nurannisa ( dalam Meilani,dkk, 2009)
Selama ini diakui bahwa program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia
merupakan contoh program yang paling berhasil didunia, meski begitu ternyata laju
pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk masih tinggi. Bila tingkat pencapaian
KB mencapai penurunan 0,5 persen saja, dikhawatirkan pada tahun 2015 penduduk
Indonesia akan bertambah 50 juta jiwa. Karena itu, program KB dan Kesehatan
Reproduksi ini harus terus dikembangkan. (Anggraini & Martini, 2012)
Salah

satu

tujuan

utama


dari

penelitian

kontrasepsi

adalah

untuk

mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang
tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama tetapi tetap
reversible. Dua kontrasepsi suntikan yang berdaya kerja lama yang sekarang banyak
dipakai adalah DMPA (Depot Medroxy progesterone Asetat) diberikan setiap tiga
bulan dengan jumlah akseptornya kira-kira 5 juta wanita dipakai dilebih dari 90
negara dan NET-EN (Norethindrone enanthate) diberikan setiap 8 minggu selama 6
bulan pertama selanjutnya setiap 12 minggu dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5
juta wanita dipakai dilebih dari 40 negara (Hartanto, 2010).


3
Data yang diperoleh dari BKKBN, pencapaian peserta KB aktif metode
kontrasepsi pada Januari-Oktober tahun 2014 di Sumatera Utara sebanyak 893.907
(70,61%) yang terdiri atas KB Implant sebanyak 108.361 (70,09%), peserta KB
Suntik sebanyak 294.253 (77,,26%), dan peserta KB Pil sebanyak 266.511 (73,23%).
Tingginya pencapaian pengguna kontrasepsi suntik dipengaruhi banyak faktor,
menurut Hartanto (2010) beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi
yang digunakan yaitu faktor dari pasangan seperti umur, gaya hidup, frekuensi
senggama, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan kontrasevtium
yang lalu, sikap kewanitaan, sikap kepriaan. Faktor dari kesehatan seperti status
kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul.
Faktor dari metode kontrasepsi itu sendiri seperti efektivitas, efek samping minor,
kerugian, komplikasi potensial, biaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Irwan Rizali dengan judul faktor
yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik di Kelurahan
Mattoangin Kecamatan Mariso Kota Makassar tahun 2013, dengan hasil penelitian
diperoleh bahwa umur (p=0,023), pendidikan (p=0,000), pengetahuan(p=0,000),
jumlah anak hidup (p=0,019), ketersediaan alat kontrasepsi (p=0,016), dukungan
petugas kesehatan (p=0,000), kesepakatan suami dan istri (p=0,002), dan efek
samping (p=0,033) memiliki hubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Anik Hutari Widyastuti dengan judul
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi suntik Depo Medroxy
Progesteron Asetat di BPS Yacinta Plumbon Tawangmangu yang mendominasi
faktor pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (54,5%), paritas multipara
sebanyak 31 responden (54,5%), umur 20-30 tahun sebanyak 33 reponden (57,9%),
pengambilan keputusan oleh suami istri sebanyak 32 responden (56,1%), ibu rumah

4
tangga sebanyak 43 responden (75,4%), pendapatan sedang sebanyak 36 responden
(63,1%).
Data yang diperoleh dari klinik Hj. Rukni Lubis Medan Johor Kota Medan
Sumatera Utara Januari sampai Desember tahun 2014, didapati sebanyak 451 jiwa
peserta KB aktif dimana pil sebanyak 34 jiwa, IUD sebanyak 0 jiwa, Implant
sebanyak 1 jiwa, suntik sebanyak 416 jiwa.
Berdasarkan data diatas tingginya pencapaian KB suntik membuat peneliti
tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
kontrasepsi dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih KB suntik 3
bulan DMPA di klinik Hj. Rukni Lubis Medan Johor tahun 2015.

B.


Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah,

apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih kontrasepsi suntik 3 bulan
DMPA ?

C.

Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi ibu memilih kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran faktor-faktor ibu berdasarkan pengetahuan ibu
memilih kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA
b. Mengetahui gambaran faktor-faktor ibu berdasarkan hubungan sosial
ibu memilih kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA

5

c. Mengetahui gambaran faktor-faktor ibu berdasarkan kebiasaan memilih
kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA

D.

Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penelitian dalam bidang
kesehatan khususnya tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
ibu memilih kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA.
2. Tempat Penelitian
Dapat memberikan informasi tentang gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu dalam memilih kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA.
3. Institusi ( Pendidikan )
Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar, khususnya
tentang gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih
kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA.
4. Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan awal bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih kontrasepsi suntik

3 bulan DMPA.