Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendapat Auditor
Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit
mengenai temuan-temuan audit yang ditemukan auditor independen terhadap
auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu:
1.

pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

2.

laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan (unqualified opinion with explanatory language),

3.

pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion),

4.


pendapat tidak wajar (adverse opinion),

5.

pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).
Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan oleh auditor jika auditor

telah melakukan pemeriksaan sesuai standar auditing yang ditentukan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI), seperti yang terdapat dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) dan telah mengumpulkan bahan-bahan bukti yang cukup
untuk mendukung opininya serta tidak menemukan adanya kesalahan material
atas penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku dapat diberikan oleh auditor jika
terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan bahasa
penjelasan namun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang

7
Universitas Sumatera Utara


dinyatakan oleh auditor. Pendapat wajar dengan pengecualian dapat diberikan
oleh auditor jika laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar oleh
auditee, namun ada beberapa unsur yang dikecualikan dimana pengecualiannya
tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Pendapat tidak wajar dapat diberikan oleh auditor jika laporan keuangan
secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi
berterima umum. Pernyataan tidak memberikan pendapat dapat oleh auditor jika
auditor tidak dapat merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan
keuangan berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum.
Perbedaan antara pendapat tidak wajar dengan pernyataan tidak memberikan
pendapat adalah auditor menyatakan pendapat tidak wajar dalam keadaan auditor
mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena auditor tidak memperoleh
bukti yang cukup mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit atau karena
auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.2 Opini Audit Going Concern
2.2.1 Pengertian Opini Audit
Opini audit merupakan bagian penting informasi yang disampaikan
oleh auditor ketika mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan yang

menitik beratkan pada kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar
akuntansi yang berterima umum (Solikah,2007), sedangkan menurut
Ompusunggu (2014) opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang
disampaikan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan dari auditee
yang diaudit. Laporan audit terdiri dari tiga paragraf, yaitu : paragraf

8
Universitas Sumatera Utara

pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf pendapat dimana opini audit
terdapat di paragraf pendapat.
Dari kedua pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa opini
audit merupakan informasi yang disampaikan oleh auditor ketika mengaudit
laporan keuangan suatu perusahaan (auditee yang diaudit) mengenai
kewajaran laporan keuangan perusahaan (kesesuaian antara laporan keuangan
dengan standar akuntansi yang berterima umum).
2.2.2 Pengertian Going Concern
Going concern dapat diinterpretasikan dalam dua hal, yang pertama
adalah going concern sebagai konsep dan yang kedua adalah going concern
sebagai opini audit. Sebagai konsep, istilah going concern dapat

diinterpretasikan

sebagai

kemampuan

perusahaan

mempertahankan

kelangsungan usahanya dalam jangka panjang. Sebagai opini audit, istilah
opini going concern menunjukkan auditor memiliki kesangsian mengenai
kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang
(Rahayu,2007).
2.3 Rasio Keuangan
2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan perbandingan dari dua data yang terdapat
dalam laporan keuangan perusahaan (Cahyaningrum,2012). Rasio keuangan
digunakan kreditur untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dengan
melihat kemampuan


perusahaan dalam

membayar hutang-hutangnya

(Dennis,2006).
2.3.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

9
Universitas Sumatera Utara

a. Likuiditas
Likuiditas bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Subramanyam,dkk,
2012:45). Sebagai parameter dari rasio likuiditas, peneliti menggunakan
rasio lancar atau Current Ratio (CR), yaitu : ketersediaan aset lancar
perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya kepada para kreditur.
Semakin besar rasio ini, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rumus current ratio adalah sebagai berikut:

Current Ratio =

x 100%

b. Profitabilitas
Rasio profitabilitas/rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi
suatu perusahaan dalam menggunakan aktivanya, efisiensi ini dikaitkan
dengan penjualan yang berhasil diciptakan (Husnan,dkk,1994). Sebagai
parameter dari rasio profitabilitas, peneliti menggunakan Return on
Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan
manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial
efisiensi secara keseluruhan. Perputaran aktiva ditunjukkan melalui
seberapa besar volume penjualannya. Semakin besar rasio ini maka
menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan laba dan volume
penjualan yang besar. Namun apabila rasio ROA semakin kecil, maka
hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan kecil dikarenakan
penjualan sedikit sehingga mengakibatkan perputaran aktiva lambat.
Rumus ROA adalah sebagai berikut:

10

Universitas Sumatera Utara

x 100%

ROA =
c. Rasio Leverage
Rasio
memenuhi

leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
kewajiban

jangka

panjangnya

(Ang,1997).

Sebagai


parameter dari rasio leverage, peneliti menggunakan Debt to Equity
Ratio (DER). Semakin rendah DER perusahaan maka semakin baik
kondisi perusahaan tersebut.
Rumus DER adalah sebagai berikut:
DER =

x 100%

2.4 Penelitian Terdahulu

Nama
Peneliti
Arma (2013)

Ompusunggu
(2014)

Widyantari
(2011)


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Variabel bebas :
profitabilitas, likuiditas dan
pertumbuhan perusahaan.
Variabel terikat :
penerimaan opini audit
going concern.

Profitabilitas, likuiditas dan
pertumbuhan perusahaan secara
parsial berpengaruh signifikan
negatif terhadap opini audit
going concern.

Variabel bebas :

likuiditas, leverage,
profitabilitas, kualitas audit
dan opini audit tahun
sebelumnya.
Variabel terikat :
opini audit going concern.

Likuiditas, leverage,
profitabilitas dan kualitas audit
secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern,
sedangkan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern.
Leverage dan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh positif
pada opini audit going concern.
Profitabilitas, arus kas dan

ukuran perusahaan berpengaruh
negatif pada opini audit going
concern sedangkan likuiditas,

Variabel bebas :
likuiditas, leverage,
profitabilitas, arus kas,
ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan,
kualitas audit, audit lag,
opini audit tahun

11
Universitas Sumatera Utara

sebelumnya, dan audit client
tenure.
Variabel terikat :
opini audit going concern.
Muttaqin
(2012)

pertumbuhan
perusahaan,
kualitas audit, audit lag dan
audit client tenure
tidak
berpengaruh terhadap opini
audit going concern.
Variabel bebas :
Profitabilitas, rasio nilai pasar,
rasio keuangan (rasio
opini audit tahun lalu, audit
likuiditas, rasio
client tenure dan opinion
profitabilitas, rasio aktivitas, shopping berpengaruh terhadap
rasio leverage, rasio
penerimaan opini audit going
pertumbuhan penjualan,
concern. Sedangkan likuiditas,
rasio nilai pasar) dan faktor rasio aktivitas, leverage,
non keuangan (ukuran
pertumbuhan penjualan, ukuran
perusahaan, reputasi KAP,
perusahaan, reputasi KAP dan
opini audit tahun lalu, audit audit lag tidak berpengaruh
client tenure, opinion
terhadap penerimaan opini audit
shopping dan audit lag).
going concern.
Variabel terikat :
penerimaan opini audit
going concern.

Dari keempat penelitian terdahulu terdapat hasil yang berbeda. Penelitian yang
dilakukan oleh Arma (2013) menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang
diproksikan dengan current ratio (CR) berpengaruh signifikan negatif terhadap
opini audit going concern dimana hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ompusunggu (2014), Widyantari (2011) dan
Muttaqin (2012) yang hasilnya menunjukkan bahwa rasio likuiditas tidak
berpengaruh pada opini audit going concern.

12
Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dilakukan oleh Arma (2013) juga membuktikan bahwa rasio
profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA) berpengaruh
signifikan negatif terhadap opini audit going concern. Hal ini senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Widyantari (2011), namun berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ompusunggu (2014) dan Muttaqin (2012) dimana
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ompusunggu (2014) menunjukkan bahwa
rasio profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin
(2012) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern.
Ompusunggu (2014) melakukan penelitian mengenai opini audit going
concern yang hasilnya menunjukkan bahwa rasio leverage yang diproksikan
dengan debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern. Hal ini senada dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Muttaqin (2012), namun berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Widyantari (2011) yang menyatakan rasio leverage
berpengaruh positif pada opini audit going concern.

13
Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konseptual
Pengaruh CR, ROA, dan DER secara parsial terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :
Rasio Keuangan
CR (X1)

Penerimaan
Opini Audit
Going
Concern
(Y)

ROA (X2)
DER (X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. Rasio ini diproksikan dengan
menggunakan current ratio (CR) yaitu kemampuan perusahaan memenuhui
kewajiban jangka pendeknya dengan seluruh aset lancar yang dimiliki perusahaan
tersebut. Semakin besar current ratio, berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek perusahaan
tersebut, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit
going concern. Sebaliknya, semakin kecil current ratio, berarti semakin kecil
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek,
maka semakin besar kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going
concern.

14
Universitas Sumatera Utara

Rasio profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara
tepat sejauhmana tingkat pengembalian yang akan didapat investor dari aktivitas
investasinya. Investor memiliki sejumlah harapan atas sejumlah pengembalian
dari investasinya. Pengembalian itu tentunya tergambar jelas pada performa
perusahaan. Laba atau profit diperoleh dari pendapatan bersih perusahaan
dikurangi dengan beban yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan.
Semakin besar profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin kecil kemungkinan
perusahaan mendapatkan opini audit going concern. Rasio ini diproksikan dengan
menggunakan return on asset (ROA).
Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya. Rasio ini diproksikan dengan menggunakan debt to
equity ratio (DER). Semakin kecil DER, berarti semakin baik kondisi perusahaan
tersebut, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit
going concern.
2.6 Hipotesis penelitian
Dari kerangka konseptual di atas dapat dibuat hipotesis, sebagai berikut : CR,
ROA dan DER berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan opini audit going
concern.

15
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 156 65

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 50 95

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11