Analisis Tingkat Kesehatan Pt. Bank Mandiri (Persero) Tbk Dengan Metode Camel

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perekonomian yang terus semakin berkembang, Industri perbankan
telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini
menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki
fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka
beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.
Menurut undang-undang perbankan, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 menjelaskan,”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak”.
Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang
dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank atau dalam pengertian lain tingkat
kesehatan Bank adalah suatu cerminan bahwa sebuah bank dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Tingkat kesehatan bank dalam industri perbankan perlu
dinilai. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai sehat tidaknya suatu

bank adalah dengan menganalisis laporan keuangan bank. Laporan keuangan
merupakan suatu gambaran yang memberikan informasi tentang kondisi keuangan

1

dari perusahaan atau instansi pemerintahan pada waktu tertentu. Laporan
keuangan bank umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan likuiditas
aktiva produktif, rasio keuangan dan laporan posisi keuangan..
Untuk

mengukur

tingkat

kesehatan

perbankan

pada


umumnya

menggunakan 5 aspek penilaian, yaitu : Capital, asset, manajemen, earning, dan
Liquidity yang disebut CAMEL. CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia
sejak dikeluarkannya Paket Februari 1991 mengenai sifat-sifat kehati-hatian bank.
Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober
1988 (Pakto 1988). Penilaian kesehatan Bank secara umum meliputi 5 aspek
yaitu:
1. Capital, untuk rasio kecukupan modal
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a.

kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta
kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset bermasalah;

b.

kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal
dari


keuntungan,

rencana

permodalan

Bank

untuk

mendukung

pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja
keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank.
2. Assets, untuk rasio kualitas aktiva
Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:

2


a.

kualitas

aktiva

produktif,

konsentrasi

eksposur

risiko

kredit,

perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PPAP);
b.


kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal,
sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

3. Management, untuk menilai kualitas manajemen
Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a.

kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko;

b.

kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada
Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

4. Earning, untuk rasio-rasio rentabilitas bank
Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a.


pencapaian return on Assets (ROA), return on equity (ROE), net interest
margin (NIM), dan tingkat efisiensi Bank;

b.

perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan
prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek
laba operasional

5. Liquidity, untuk rasio-rasio likuiditas bank
Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut:

3

a.

rasio aktiva/pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan to
Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan;


b.

kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and liabilities
Management /ALMA), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas
pendanaan.
Dalam aspek-aspek penilaian tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal

ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat
kesehatan bank. Tujuan dari analisis menggunakan rasio CAMEL adalah untuk
menentukan kondisi kesehatan bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam
keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin tidak sehat.
Berdasarkan

Surat

Keputusan

Direksi

Bank


Indonesia

Nomor

30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tersebut juga ditetapkan bobot masingmasing untuk faktor CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, and
Liquidity) dapat dijabarkan pada :
Tabel 1.1
Faktor Penilaian, Rasio dan Bobotnya dalam Penilaian Kesehatan Bank.
Faktor
Rasio
Bobot
1. Permodalan
2. Asset
3. Manajemen
4. Rentabilitas

5. Likuiditas

CAR


30 %

a. KAP

25 %

b. PPAP

5%

NPM

20 %

a. ROA

5%

b. BOPO


5%

a. CR

5%

b. LDR

5%

Sumber : SK Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank Mandiri, 2015
4

Tabel 1.2
Predikat Penilaian Kesehatan
Nilai Kredit
Predikat
81 – 100


Sehat

66 - < 81

Cukup Sehat

51 - < 66

Kurang Sehat

0 - < 51

Tidak Sehat

Sumber : SK Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank Mandiri,2015

Pada PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk, dapat dianalisis tingkat kesehatan
keuangan bank tersebut agar dapat diketahui apakah pengelolaan keuangannya
sudah efektif, efisien, dan seberapa besar pertumbuhan keuangannya. Bank
Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan
atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu
dihentikan kegiatan operasinya.
Melihat begitu pentingnya menganalisis kondisi keuangan pada industri
perbankan dan mengingat pentingnya laporan keuangan bagi banyak pihak untuk
menghadapi persaingan di bidang perbankan yang semakin ketat, maka penulis
melakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan dengan judul
“Analisis tingkat kesehatan PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan menggunakan
metode CAMEL”.

5

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat
suatu masalah yang pokok, yaitu bagaimana predikat kondisi tingkat kesehatan
pada PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk, yang ditinjau dengan menggunakan metode
CAMEL pada periode 2013-2014.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dengan diadakannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi bagaimana kondisi tingkat kesehatan
pada PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk, yang ditinjau dengan menggunakan metode
CAMEL pada periode 2013- 2014.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dengan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan penulis jika dimintai pendapat mengenai cara-cara
menganalisis tingkat kesehatan perbankan.
2. Bagi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sebagai bahan masukan dan rujukan bagi pimpinan dan pihak manajemen untuk
memperbaiki kondisi kesehatan keuangan PT. Bank Mandiri(Persero)Tbk serta
menyusun rencana dan kebijakan keuangan di masa yang akan datang.
3. Bagi Penulis Lain
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi penting bagi pihak-pihak yang
memerlukan dan rekan-rekan lain dalam rangka menyempurnakan penulisan
sejenis berikutnya.

6