Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoida dari Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona Sinensis (Juss.) M.Roem)
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Tanaman Ingul (Toona sinensis (Juss.) M. Roem)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Serbuk Simplisia Kulit Batang Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.
Roem)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Perhitungan Penetapan Karakteristik Simplisia
Perhitungan Penetapan Kadar Air Simplisia
% Kadar air =
Volume air (ml )
Berat sampel (g)
x 100 %
1. Berat sampel : 5,0029 g
Volume air
:0,1649 ml
% Kadar air
:
0,1649
5,0029
x 100 % = 4,1220 %
2. Berat sampel : 5,0917 g
Volume air
:0,2105 ml
% Kadar air
:
0,2105
5,0917
x 100 % = 4,1350 %
3. Berat sampel : 5,0802 g
Volume air
:0,2052 ml
% Kadar air
:
0,2052
5,0802
% Kadar air rata-rata =
x 100 % = 4,0400 %
4,1220+4,1350+4,0400
3
= 4,0990 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air
% Kadar sari larut dalam air =
1. Berat simplisia
Berat sari
Berat sari
Berat sari
Berat sari
20
x 100 %
: 0,1794 g
0,1794
5,1000
x
100
20
x 100 % = 17,5910 %
: 5,0000 g
: 0,1775 g
% Kadar sari larut dalam air =
3. Berat simplisia
100
: 5,1000 g
% Kadar sari larut dalam air =
2. Berat simplisia
x
Berat simplisia
0,1775
5,0000
x
100
20
x 100 % = 17,7515 %
: 5,0122 g
: 0,1685 g
% Kadar sari larut dalam air =
0,1685
5,0122
x
% Kadar sari larut dalam air rata-rata =
100
20
x 100 % = 16,8137 %
17,5910+ 17,7515+16,8137
�
= 17,3854 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol
% Kadar sari larut dalam air =
1. Berat simplisia
Berat sari
Berat sari
Berat sari
Berat sari
20
x 100 %
: 0,1524 g
0,1524
5,0050
x
100
20
x 100 % = 15,2217 %
: 5,1001 g
: 0,1571 g
% Kadar sari larut dalam air =
3. Berat simplisia
100
: 5,0050 g
% Kadar sari larut dalam air =
2. Berat simplisia
x
Berat simplisia
0,1571
5,1001
x
100
20
x 100 % = 15,3902 %
: 5,0370 g
: 0,1889 g
% Kadar sari larut dalam air =
0,1889
5,0370
x
% Kadar sari larut dalam air rata-rata =
100
20
x 100 % = 18,7534 %
12,2217 + 15,3902+15,4451
�
= 15,4551 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total
% Kadar abu total =
1. Berat simplisia
Berat abu
Berat simplisia
: 2,2221 g
Berat abu
: 0,1266 g
% Kadar abu total
=
2. Berat simplisia
0,1266
2,2221
x 100 % = 5,7000 %
: 2,0981 g
Berat abu
: 0,1206 g
% Kadar abu total
=
3. Berat simplisia
x 100 %
0,1206
2,0981
x 100 % = 5,7509 %
: 2,1772 g
Berat abu
: 0,1282 g
% Kadar abu total
=
0,1282
2,1772
% Kadar abu total rata-rata =
x 100 % = 5,8918 %
5,7000+5,7509+5,8918
3
= 5,7809 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam
% Kadar abu tidak larut dalam asam =
1. Berat simplisia
: 0,0293 g
% Kadar abu total
=
0,0293
2,2221
x 100 % = 1,3227 %
: 2,0981 g
Berat abu
: 0,0280 g
% Kadar abu total
=
3. Berat simplisia
x 100 %
: 2,2221 g
Berat abu
2. Berat simplisia
Berat abu
Berat ssimplisia
0,0280
2,0981
x 100 % = 1,3369 %
: 2,1772 g
Berat abu
: 0,0305 g
% Kadar abu total
=
0,0305
2,1772
% Kadar abu total rata-rata =
x 100 % = 1,4024 %
1,3227+1,3369 +1,4024
3
= 1,3540 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan Pembuatan Ekstrak Kulit Batang Ingul (Toona sinensis
(Juss.) M. Roem)
400 gram
Serbuk simplisia
dimasukkan dalam perkolator
dialiri dengan etanol 80% hingga
perkolat
dengan
tidak
uji
memberi
senyawa
reaksi
golongan
flavonoida biasanya warna perkolat
hampir sama dengan pelarut
di tampung perkolat yang diperoleh
Perkolat
dirotary evaporator
Pelarut
Perkolat kental
diuapkan dipenangas air
difreeze dryer
Ekstrak kering
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Bagan Pembuatan Ekstrak Cair-Cair dari Ekstrak Kulit Batang Ingul
(Toona sinensis (Juss.) M. Roem)
5 gram
ekstrak kering dilarutkan dalam 18 ml etanol 96 %
ditambahkan 9 ml akuades
dimasukkan ke dalam corong pisah
ditambahkan 36 ml n-heksana
dipartisi sebanyak 3 kali
sisa
Ekstrak n-heksana
dilanjutkan partisi
dengan etilasetat 36 ml sebanyak 3 kali
sisa
Ekstrak etilasetat
Ekstrak etanol
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Hasil Kromatografi Kertas (KKt)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak HCl 1%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak HCl 1%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak HCl 1%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak BAA
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak BAA
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak BAA
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak Forestal
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak Forestal
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak Forestal
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak HCl 5%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak HCl 5%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak HCl 5%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak Asam Asetat
50%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Lampiran 7. (Lanjutan)
Universitas Sumatera Utara
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak Asam Asetat
50%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak Asam Asetat 50%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Hasil Kromatografi Kertas (KKt) Preparatif
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak BAA
Pita IV, Rf=0,7
Pita III, Rf=0,6
Pita II, Rf=0,45
Pita I, Rf=0,25
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Hasil Kromatografi Kertas (KKt) Dua Arah
Kromatogram KKt Dua Arah Pita III
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Forestal
Harga Rf I
= 0,6
Harga Rf II
= 0,35
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Kromatogram KKt Dua Arah Pita III
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Asam asetat 50 %
Harga Rf I
= 0,6
Harga Rf II
= 0,25
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Kromatogram KKt Dua Arah Pita IV
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Forestal
Harga Rf I
= 0,7
Harga Rf II
= 0,45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Kromatogram KKt Dua Arah Pita IV
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Asam asetat 50 %
Harga Rf I
= 0,7
Harga Rf II
= 0,3
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Hasil Spektrum UV-Vis
Isolat Pita III dalam Metanol
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Hidroksida
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium hidroksida
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Hidroksida Setelah 5 Menit
1
2
3
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium hidroksida
3 = Spektrum dalam metanol dan natrium hidroksida setelah
5 menit
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Asetat
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium asetat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Asetat dalam Asam Borat
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium asetat dalam asam
borat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Aluminium Klorida
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan aluminium klorida
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Aluminium Klorida dalam Asam Klorida
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan aluminium klorida dalam
asam klorida
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Spektrum Fourier Transform Infra Red (FTIR) Isolat Pita IV
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Tanaman Ingul (Toona sinensis (Juss.) M. Roem)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Serbuk Simplisia Kulit Batang Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.
Roem)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Perhitungan Penetapan Karakteristik Simplisia
Perhitungan Penetapan Kadar Air Simplisia
% Kadar air =
Volume air (ml )
Berat sampel (g)
x 100 %
1. Berat sampel : 5,0029 g
Volume air
:0,1649 ml
% Kadar air
:
0,1649
5,0029
x 100 % = 4,1220 %
2. Berat sampel : 5,0917 g
Volume air
:0,2105 ml
% Kadar air
:
0,2105
5,0917
x 100 % = 4,1350 %
3. Berat sampel : 5,0802 g
Volume air
:0,2052 ml
% Kadar air
:
0,2052
5,0802
% Kadar air rata-rata =
x 100 % = 4,0400 %
4,1220+4,1350+4,0400
3
= 4,0990 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air
% Kadar sari larut dalam air =
1. Berat simplisia
Berat sari
Berat sari
Berat sari
Berat sari
20
x 100 %
: 0,1794 g
0,1794
5,1000
x
100
20
x 100 % = 17,5910 %
: 5,0000 g
: 0,1775 g
% Kadar sari larut dalam air =
3. Berat simplisia
100
: 5,1000 g
% Kadar sari larut dalam air =
2. Berat simplisia
x
Berat simplisia
0,1775
5,0000
x
100
20
x 100 % = 17,7515 %
: 5,0122 g
: 0,1685 g
% Kadar sari larut dalam air =
0,1685
5,0122
x
% Kadar sari larut dalam air rata-rata =
100
20
x 100 % = 16,8137 %
17,5910+ 17,7515+16,8137
�
= 17,3854 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol
% Kadar sari larut dalam air =
1. Berat simplisia
Berat sari
Berat sari
Berat sari
Berat sari
20
x 100 %
: 0,1524 g
0,1524
5,0050
x
100
20
x 100 % = 15,2217 %
: 5,1001 g
: 0,1571 g
% Kadar sari larut dalam air =
3. Berat simplisia
100
: 5,0050 g
% Kadar sari larut dalam air =
2. Berat simplisia
x
Berat simplisia
0,1571
5,1001
x
100
20
x 100 % = 15,3902 %
: 5,0370 g
: 0,1889 g
% Kadar sari larut dalam air =
0,1889
5,0370
x
% Kadar sari larut dalam air rata-rata =
100
20
x 100 % = 18,7534 %
12,2217 + 15,3902+15,4451
�
= 15,4551 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total
% Kadar abu total =
1. Berat simplisia
Berat abu
Berat simplisia
: 2,2221 g
Berat abu
: 0,1266 g
% Kadar abu total
=
2. Berat simplisia
0,1266
2,2221
x 100 % = 5,7000 %
: 2,0981 g
Berat abu
: 0,1206 g
% Kadar abu total
=
3. Berat simplisia
x 100 %
0,1206
2,0981
x 100 % = 5,7509 %
: 2,1772 g
Berat abu
: 0,1282 g
% Kadar abu total
=
0,1282
2,1772
% Kadar abu total rata-rata =
x 100 % = 5,8918 %
5,7000+5,7509+5,8918
3
= 5,7809 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam
% Kadar abu tidak larut dalam asam =
1. Berat simplisia
: 0,0293 g
% Kadar abu total
=
0,0293
2,2221
x 100 % = 1,3227 %
: 2,0981 g
Berat abu
: 0,0280 g
% Kadar abu total
=
3. Berat simplisia
x 100 %
: 2,2221 g
Berat abu
2. Berat simplisia
Berat abu
Berat ssimplisia
0,0280
2,0981
x 100 % = 1,3369 %
: 2,1772 g
Berat abu
: 0,0305 g
% Kadar abu total
=
0,0305
2,1772
% Kadar abu total rata-rata =
x 100 % = 1,4024 %
1,3227+1,3369 +1,4024
3
= 1,3540 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan Pembuatan Ekstrak Kulit Batang Ingul (Toona sinensis
(Juss.) M. Roem)
400 gram
Serbuk simplisia
dimasukkan dalam perkolator
dialiri dengan etanol 80% hingga
perkolat
dengan
tidak
uji
memberi
senyawa
reaksi
golongan
flavonoida biasanya warna perkolat
hampir sama dengan pelarut
di tampung perkolat yang diperoleh
Perkolat
dirotary evaporator
Pelarut
Perkolat kental
diuapkan dipenangas air
difreeze dryer
Ekstrak kering
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Bagan Pembuatan Ekstrak Cair-Cair dari Ekstrak Kulit Batang Ingul
(Toona sinensis (Juss.) M. Roem)
5 gram
ekstrak kering dilarutkan dalam 18 ml etanol 96 %
ditambahkan 9 ml akuades
dimasukkan ke dalam corong pisah
ditambahkan 36 ml n-heksana
dipartisi sebanyak 3 kali
sisa
Ekstrak n-heksana
dilanjutkan partisi
dengan etilasetat 36 ml sebanyak 3 kali
sisa
Ekstrak etilasetat
Ekstrak etanol
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Hasil Kromatografi Kertas (KKt)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak HCl 1%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak HCl 1%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak HCl 1%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak BAA
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak BAA
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak BAA
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak Forestal
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak Forestal
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak Forestal
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak HCl 5%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak HCl 5%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak HCl 5%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak n-Heksana Menggunakan Fase Gerak Asam Asetat
50%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Lampiran 7. (Lanjutan)
Universitas Sumatera Utara
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak Asam Asetat
50%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
Kromatogram Ekstrak Etanol Menggunakan Fase Gerak Asam Asetat 50%
Sebelum
disemprot
UV
366 nm
Uap NH3
Uap NH3 /
UV 366 nm
AlCl3 5%
AlCl3 5% /
FeCl3 1%
UV 366 nm
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Hasil Kromatografi Kertas (KKt) Preparatif
Kromatogram Ekstrak Etilasetat Menggunakan Fase Gerak BAA
Pita IV, Rf=0,7
Pita III, Rf=0,6
Pita II, Rf=0,45
Pita I, Rf=0,25
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Hasil Kromatografi Kertas (KKt) Dua Arah
Kromatogram KKt Dua Arah Pita III
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Forestal
Harga Rf I
= 0,6
Harga Rf II
= 0,35
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Kromatogram KKt Dua Arah Pita III
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Asam asetat 50 %
Harga Rf I
= 0,6
Harga Rf II
= 0,25
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Kromatogram KKt Dua Arah Pita IV
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Forestal
Harga Rf I
= 0,7
Harga Rf II
= 0,45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Kromatogram KKt Dua Arah Pita IV
GBP I
I
GBP II
A
II
Keterangan : A
= Titik penotolan
I
= Arah pengembangan pertama
II
= Arah pengembangan kedua
GBP I
= Garis batas pengembangan pertama
GBP II
= Garis batas pengembangan kedua
Fase gerak I
= BAA
Fase gerak II = Asam asetat 50 %
Harga Rf I
= 0,7
Harga Rf II
= 0,3
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Hasil Spektrum UV-Vis
Isolat Pita III dalam Metanol
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Hidroksida
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium hidroksida
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Hidroksida Setelah 5 Menit
1
2
3
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium hidroksida
3 = Spektrum dalam metanol dan natrium hidroksida setelah
5 menit
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Asetat
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium asetat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Natrium Asetat dalam Asam Borat
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan natrium asetat dalam asam
borat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Aluminium Klorida
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan aluminium klorida
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. (Lanjutan)
Isolat Pita IV dalam Metanol dan Aluminium Klorida dalam Asam Klorida
1
2
Keterangan : 1 = Spektrum dalam metanol
2 = Spektrum dalam metanol dan aluminium klorida dalam
asam klorida
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Spektrum Fourier Transform Infra Red (FTIR) Isolat Pita IV
Universitas Sumatera Utara