Pengaruh Kesetan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Suatu organisasi atau instansi pasti memerlukan sumber daya manusia dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan semakin kompleksnya organisasi, maka akan mendorong manajemen untuk semakin memperhatikan keberadaan sumber daya manusia karena unsur sumber daya manusia merupakan unsure yang sangat penting dalam setiap organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya amat ditentukan oleh kemampuannya dalam mengelola sumber daya manusia yang ada dengan sebaik-baiknya. (Saydam, 2000;25).

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber daya manusia dalam organisasi bukan dianggap hanya sebagai alat produksi semata saja, tetapi sumber daya manusia adalah asset yang perlu dipelihara, baik fisik maupun mental spiritualnya, sehingga mereka senantiasa dapat memberikan kontribusinya untuk kemajuan organisasi atau perusahaan.

Pemeliharaan sumber daya manusia dimaksudkan sebagai suatu kegiatan manajemen untuk mempertahankan stamina sumber daya manusia dalam melakukan pekerjaannya dalam organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, yang bersangkutan tidak mengalami gangguan kerja apa pun selama dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya.


(2)

Pemeliharaan terhadap sumber daya manusia perlu dilakukan karena keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh sumbangsih yang di berikan para karyawannya. Sumber daya manusia yang di kelola dengan baik dapat mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan organisasi sangat bergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada di perusahaan. ( mondy, 2008;191).

2.1.1 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;12).

Manjemen sumber daya manusia penting bukan hanya bagi manajer di bagian HR departemen, tetapi juga penting bagi semua manajer di semua bagian. Hal ini bertujuan agar para manajer tersebut mampu menerapkan pengelolahan sumber daya manusia yang baik dan benar (Hanggraeni, 2012;5).

Dalam proses pemanfaatan sumber daya manusia terdapat sebuah aktivitas-aktivitas yang mencoba untuk memfasilitasi orang-orang yang


(3)

ada dalam organisasi untuk dapat berkontribusidalam pencapaian rencana strategis organisasi (Dessler, 2006;5). Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;13).

2.2 Produktivitas Kerja

Produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin. Usaha peningkatan produktivitas harus direncanakan secara baik dan sistematis, sehingga berhasil apabila diaplikasikan kedalam suatu perusahaan (Gomes, 2003;159).

Produktivitas menurut Drs. Basir (2004;136) adalah ukuran dari output hasil berupa barang dan jasa relative terhadap input-input tenaga kerja, bahan baku dan peralatan. Klingner & Nanbaldian dalam Gomes 2003;160 menyatakan bahwa produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability).

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah penggunaan sumber daya manusia, keterampilan, teknologi dan manajemen untuk memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu menghasilkan jumlah


(4)

produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama.

Mengingat pentingnya peranan manusia dalam suatu perusahaan, yang apabila salah memanfaatkan tenaga kerja manusia tersebut akan dapat menimbulkan masalah yang sangat rumit, yang justru bisa menghancurkan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, tenaga kerja manusia sangat perlu mendapatkan perhatian yang khusus karena pemakaian tenaga kerja manusia secara efektif merupakan kunci dari produktivitas (Ardana, Mujiati & Utama, 2012;269).

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses kerjanya terjadi kecelakaan atau kerusakan yang dapat mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas produksi tidak tercapai. Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja berperan penting dalam menjamin keamanan dalam proses produksi, sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai (Ridley, 2008;57)

Adapun alat ukur produktrivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori Dessler (2006;64). Menurutnya faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi :

 Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.


(5)

 Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh perusahaan.

 Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Peningkatan produktivitas kerja karyawan dan keselamatan kesehatan kerja adalah aspek utama yang diperhatikan oleh setiap perusahaan. Beberapa yang menjadi masalah adalah tempat kerja yang tidak layak, hal ini dapat mengarah kepada bahaya yang dapat timbul ditempat kerja itu sendiri, kesehatan pekerja yang rendah, dan menurunnya produktivitas kerja karyawan. Program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Apabila perusahaan dapat mengelola keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik maka dapat mengurangi atau menghilangkan kecelakaan serta penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan (Drs.Bennet Silalahi, 1985;30).


(6)

Keselamatan dan kesehatan kerja sangat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera. Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menimbulkan dampak negatif, tidak saja bagi perusahaan bahkan merugikan manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu dan seni dalam pengelolaan hazard (bahaya) dan risiko agar tercipta kondisi tempat kerja yang aman dan sehat. ILO telah menetapkan bahwa penerapan K3 sangat penting guna memberikan perlindungan bagi para pekerja dari bahaya penyakit dan kecelakaan yang dapat ditimbulkan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;176)

Kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja bisa berdampak negatif bagi perusahaan, karena akan mengurangi efisiensi perusahaan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas peralatan dan tenaga kerja, pertimbangan keselamatan dan kesehatan kerja harus diadakan oleh pimpinan perusahaan (Drs. Bennet Silalahi, 1985;84).

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengacu pada kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;267)

Kondisi fisiologis-fisikal adalah penyakit dan kecelakaan kerja seperti hilangnya nyawa atau anggota tubuh, cedera karena gerakan repetitif,


(7)

cedera punggung, serta kondisi-kondisi lain yang merupakan akibat dari lingkungan kerja yang tidak sehat.

Kondisi psikologis pekerja mencakup gejala-gejala kesehatan mental yang buruk dan kejenuhan pada pekerjaan, termasuk kelesuhan, kelelahan emosional, menutup diri, bingung akan tugas dan peran, tidak mempercayai orang lain, tidak pernah memperhatikan, mudah marah, dan kecenderungan merasa bingung atas sesuatu hal. Kondisi-kondisi tersebut merupakan akibat dari tekanan ditempat kerja dan kualitas kehidupan kerja yang buruk.

Untuk meningkatkan keselamatan kesehatan kerja terdapat banyak upaya yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Beberapa diantaranya adalah (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;289) :

1. mengukur dan mengawasi. 2. pencegahan kecelakaan. 3. pencegahan penyakit. 4. manajemen tekanan, 5. program kesehatan.

Dessler (2003;83) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:

1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan hal itu untuk memperingan


(8)

penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Hukum. Dewasa ini terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak yang melanggar cukup berat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan penyakit fatal. 3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul

perusahaan dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk memberi ganti rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.3.1 Tujuan dan Manfaat K3

Tujuan utama penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugiam materi. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain : (Drs. M. Yani 2012; 164)

1. Untuk mencapai derajat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya.

2. Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.


(9)

4. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia.

5. Pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.

6. Selain itu juga dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya limbah bahan-bahan proses industrialisasi yang bersangkutan.

Hakikat dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu bahwa faktor K3 berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja pada tenaga kerja dan juga berpengaruh terhadap efisiensi produksi dari suatu perusahaan industry, sehingga dengan demikian mempengaruhi tingkat pencapaian produktivitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktivitas yang semaksimalnya dari suatu perusahaan dapat lebih terjamin (Ridley, 2008;54)

Selain itu manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan menurut Mondy (2008;87) antara lain :

1. Pengurangan Absentisme

Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit kerja ditempat kerja. Hal ini dapat


(10)

menyebabkan berkurangnya karyawan yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja.

2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan

Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya kemungkinan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah kecil, sehingga semakin kecil pula kemungkinan klaim pengobatan/kesehatan dari mereka.

3. Pengurangan Turnover Pekerja

Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya.

4. Peningkatan produktivitas

Perusahaan yang menerapkan program K3 dengan baik dapat mendorong karyawannya untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dengan kondisi kerja dan program K3 yang baik dapat menjadikan karyawan senang dalam bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Berdasarkan teori diatas menegnai tujuan dan manfaat dari program keselamatan kesehatan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa


(11)

adanya program keselamatan dan kesehatan kerja akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi setiap pekerja, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan maupun perusahaan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pelaksanaan program K3 di setiap perusahaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Faktor dari program K3 tersebut dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengambil rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi lebih mengenai topik penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tebel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Variabel Penelitian

Judul Penelitian

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

1 Okky Suli Astuti

Kesehatan dan

keselamatan kerja,

Pengaruh kesehatan dan

keselamatan

Analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat


(12)

produktivitas kerja kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi PT.Indmira Citra Tani Nusantara di Sleman Yogyakarta pengaruh yang signifikan dari masing-masing variable terhadap produktivitas kerja

2 Litta Puspita Dewi Kesehatan dan keselamatan kerja, produktivitas kerja Pengaruh program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan bagian Produksi di PT. Gamatex Cimahi Analsis regresi linear sederhana Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan karya makan divisi produksi di PT.Gamatex Cimahi. 3 Ristanti

Padmining Kesehatan keselamatan Pengaruh Keselamatan Kuantitatif dan Berdasarkan analisis yang


(13)

sih Kerja, produktivitas kerja dan Kesehatan kerja terhadap Produktivitas kerja karyawan pada PT. Tyfountex Indonesia Kabupaten Sukoharjo

kualitatif dilakukan dapat disimpulkan bahwa efek positif dan signifikan secara simultan ditemukan dalam keselamatan di kerja (X1) dan kesehatan di tempat kerja (X2) terhadap produktivitas kerja staf (Y). Hasil analisis koefisien determinasi dalam efek simultan keselamatan di tempat kerja dan kesehatan di tempat kerja variabel pada produktivitas kerja staf dengan nilai 23,6%.

4 Bella Gloria Keselamatan dan Analisis Pengaruh Kuantitatif dengan Hasil penelitian menunjukkan


(14)

Ukhisia kesehatan kerja, produktivitas karyawan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Partial Least Squares metode Partial Least Squares bahwa variabel keselamatan kerja dengan nilai koefisien regresi 0.137 tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. Variabel kesehatan kerja dengan nilai koefisien regresi 0.258 berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. Variabel keselamatan kerja dengan nilai koefisien regresi 0.587 berpengaruh signifikan terhadap kesehatan kerja. Dari hasil tersebut dapat


(15)

disimpulkan bahwa keselamatan kerja secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. Keselamatan kerja secara tidak langsung mempengaruhi produktivitas karyawan melalui kesehatan kerja. Kesehatan kerja secara langsung berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. 5 Imas

Permasih M Keselamatan dan Kesehatan kerja, produktivitas kerja karyawan Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap koefisien korelasi Pearson dan analisis regresi sederhana. Hasil perhitungan korelasi sebesar 0,609 yang artinya terdapat hubungan yang kuat antara


(16)

Produktivitas Kerja

karyawan di PERUM DAMRI Untit Angkutan Bus Kota Bandung

program keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja. Hasil perhitungan analisis regresi sederhana didapat

persamaan Ŷ = 0,5689 + 0,631X dan KD = 37,1% sisanya 62,9%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Sumber : Diolah Oleh Penulis


(1)

adanya program keselamatan dan kesehatan kerja akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi setiap pekerja, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan maupun perusahaan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pelaksanaan program K3 di setiap perusahaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Faktor dari program K3 tersebut dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengambil rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi lebih mengenai topik penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tebel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Variabel Penelitian

Judul Penelitian

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

1 Okky Suli Astuti

Kesehatan dan

keselamatan kerja,

Pengaruh kesehatan dan

keselamatan

Analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat


(2)

produktivitas kerja

kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan bagian produksi PT.Indmira Citra Tani Nusantara di Sleman Yogyakarta

pengaruh yang signifikan dari masing-masing variable

terhadap produktivitas kerja

2 Litta Puspita Dewi

Kesehatan dan

keselamatan kerja, produktivitas kerja

Pengaruh program kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja

karyawan bagian Produksi di PT. Gamatex Cimahi

Analsis regresi linear sederhana

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan karya makan divisi produksi di PT.Gamatex Cimahi. 3 Ristanti

Padmining

Kesehatan keselamatan

Pengaruh Keselamatan

Kuantitatif dan

Berdasarkan analisis yang


(3)

sih Kerja, produktivitas kerja

dan Kesehatan kerja terhadap Produktivitas kerja

karyawan pada PT. Tyfountex Indonesia Kabupaten Sukoharjo

kualitatif dilakukan dapat disimpulkan bahwa efek positif dan signifikan secara simultan ditemukan dalam

keselamatan di kerja (X1) dan kesehatan di tempat kerja (X2) terhadap produktivitas kerja staf (Y). Hasil analisis koefisien determinasi dalam efek simultan keselamatan di tempat kerja dan kesehatan di tempat kerja variabel pada produktivitas kerja staf dengan nilai 23,6%.

4 Bella Gloria

Keselamatan dan

Analisis Pengaruh

Kuantitatif dengan

Hasil penelitian menunjukkan


(4)

Ukhisia kesehatan kerja,

produktivitas karyawan

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Partial Least Squares

metode Partial Least Squares

bahwa variabel keselamatan kerja dengan nilai koefisien regresi 0.137 tidak

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. Variabel kesehatan kerja dengan nilai koefisien regresi 0.258 berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. Variabel keselamatan kerja dengan nilai koefisien regresi 0.587 berpengaruh signifikan terhadap

kesehatan kerja. Dari hasil tersebut dapat


(5)

disimpulkan bahwa keselamatan kerja secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. Keselamatan kerja secara tidak langsung mempengaruhi produktivitas karyawan melalui

kesehatan kerja. Kesehatan kerja secara langsung berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan. 5 Imas

Permasih M

Keselamatan dan

Kesehatan kerja,

produktivitas kerja

karyawan

Pengaruh Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja terhadap

koefisien korelasi Pearson dan analisis regresi sederhana.

Hasil perhitungan korelasi sebesar 0,609 yang artinya terdapat hubungan yang kuat antara


(6)

Produktivitas Kerja

karyawan di PERUM DAMRI Untit Angkutan Bus Kota Bandung

program keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja. Hasil perhitungan analisis regresi sederhana didapat

persamaan Ŷ = 0,5689 + 0,631X dan KD = 37,1% sisanya 62,9%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Sumber : Diolah Oleh Penulis