Macam Variabel dan Data .pdf

• Variabel Kualitatif  Variabel yang bisa
ditempatkan pada kategori yang berbeda
berdasarkan karakteristik atau atribut
tertentu.
– Misalnya, jika objek dibedakan berdasarkan
jenis kelamin (laki-laki/perempuan), maka
jenis kelamin termasuk variabel kualitatif.

• Variabel Kuantitatif Variabel numerik
yang dapat disusun berdasarkan
peringkat/dirangking.
– Misalnya, jika objek dibedakan berdasarkan
usia, maka usia termasuk variabel kuantitatif
karena subjek dapat diurutkan peringkatnya
berdasarkan usia.

• Variabel diskrit  variabel berupa bilangan
bulat (bukan pecahan/desimal), misalnya
banyaknya siswa dalam kelas, banyaknya
anak dalam keluarga dl.


• Variabel kontinyu  variabel berupa
bilangan yang berada di antara dua
bilangan tertentu, bisa berupa pecahan atau
desimal dan harus melalui pengukuran
untuk mendapatkannya, misalnya
temperatur, tingi badan, berat badan dll.

• Skala pengukuran merupakan alat untuk
mengkategorikan, mengukur dan
mengurutkan data.
• Skala pengukuran terbagi menjadi 4, yaitu:
skala nominal, skala ordinal, skala interval
dan skala rasio.

• Skala Nominal merupakan skala
pengukuran tingkat pertama.
• Skala Nominal  skala di mana data
diklasifikasi secara eksklusif sehingga tidak
ada data yang tumpang tindih (data hanya
bisa terklasifikasi dalam satu kategori saja).


• Contoh 1, jenis kelamin (jika subjek berjenis
kelamin laki-laki, maka tidak dapat masuk
dalam kategori perempuan);
• Contoh 2, tempat kelahiran (jika subjek
lahir di kota Jakarta, maka tidak dapat
masuk dalam kategori kota Surabaya);

• Skala Nominal tidak dapat dirangking atau
diurutkan.

• Skala Ordinal merupakan skala pengukuran
tingkat ke-dua.
• Skala Ordinal  skala di mana data dapat
dimasukkan dalam kategori-kategori dan
dapat diurutkan/dirangking.
• Jarak antara rangking/urutan tidak harus
tepat.

• Contoh 1, tingkat pendapatan (dapat

dikategorikan menjadi: tingkat pendapatan
tinggi, sedang dan rendah ), namun jarak
antara tinggi dan sedang tidak harus sama
dengan jarak sedang dan rendah.
• Contoh 2, kualitas layanan (dapat
dikategorikan: baik, cukup dan kurang ).

• Skala Interval merupakan skala pengukuran
tingkat ke-tiga.
• Skala Interval  skala di mana data dapat
diklasifikasikan dalam kategori-kategori
tertentu yang dapat dirangking/diurutkan
dan terdapat jarak yang sama antara setiap
rangking/urutannya.

• Contoh 1, tingkat kecerdasan (IQ), dapat
diurutkan/dirangking. Jarak antara nilai 109
dengan 110 sama dengan jarak antara nilai
90 dengan 91.
• Contoh 2, hasil Ujian Nasional, dapat

diurutkan/dirangking. Perbedaan nilai 1
memiliki arti yang sama untuk setiap nilai.

• Skala Interval tidak memiliki nilai nol yang
mutlak.
– Nilai IQ nol tidak berarti seseorang tidak
memiliki kecerdasan sama sekali.
– Nilai TOEFL nol tidak berarti seseorang tidak
dapat berbahasa Inggris sama sekali.

• Skala Rasio merupakan skala pengukuran
tingkat terakhir.
• Skala Rasio  skala di mana data dapat
diklasifikasikan dalam kategori-kategori
tertentu dan dapat diurutkan/dirangking
dan jarak antara urutan/rangking sama
namun terdapat nilai nol yang mutlak.

• Contoh 1, penghasilan, jumlah anak, jumlah
siswa dalam kelas dll.

• Data dalam variabel-variabel di atas dapat
diurutkan/dirangking, jarak antara setiap
datum sama dan terdapat nilai nol mutlak.

• Skala Rasio memiliki nilai nol mutlak.
– Jumlah anak nol berarti tidak memiliki anak
sama sekali.
– Jumlah penghasilan nol berarti tidak memiliki
penghasilan sama sekali.
– Jumlah kelas dalam kelas nol berarti tidak ada
siswa sama sekali dalam kelas.