TUGAS ESAI PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

TUGAS ESAI
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
PNU 1207

KEGUNAAN MENGETAHUI TEKNOLOGI
PRODUKSI BAHAN TANAM

Oleh:
ELLYANA SAPUTRI
151510601009

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER

Kegunaan Mengetahui Teknologi
Produksi Bahan Tanam

Teknologi produksi bahan tanam dapat diartikan sebagai suatu cara atau
usaha untuk meningkatkan produksi bahan tanam. Bahan tanam merupakan bahan
yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan suatu tanaman,

baik berupa tanaman atau bagiannya seperti akar, batang, rimpang, daun, biji,
bunga, dsb. Bahan tanam atau yang lebih dikenal sebagai benih dan bibit sangat
menentukan produktivitas pertanian. Selain faktor tanah, kondisi lingkungan serta
perawatan yang tepat, bahan tanam yang baik termasuk

kunci awal untuk

menentukan kualitas dan kuantitas produk pertanian, dengan kata lain produk
pertanian yang dihasilkan akan sebanding dengan bahan tanam yang ditanam.
Input dasar yang paling penting dalam pertanian adalah mutu benih. Mutu
benih meliputi mutu genetik, fisiologik, dan fisik. Mutu yang baik berkaitan
dengan atribut fisik, biologis, patologis, dan genetik yang akan menentukan
produksi tanaman. Mutu benih merupakan dasar bagi produktivitas pertanian yang
lebih baik. Teknologi dibutuhkan untuk menjaga mutu benih sebelum, selama,
dan sesudah panen. Teknologi disini dapat berupa alat, sistem, teknik,
pengetahuan, serta sarana dan prasarana yang dipakai dalam produksi bahan
tanam. Teknologi yang digunakan untuk pembuatan benih berbeda dengan
teknologi yang dipakai dalam pembuatan bibit. Pembuatan benih yang bermutu
ditentukan kondisi prapanen, antara lain kesuburan tanah cara dan waktu panen,
serta pasca panen yang meliputi pengeringan, perlakuan benih, pengemasan dan

penyimpanan, sedangkan pembuatan bibit dilakukan dengan persemaian benih
atau melalui reproduksi vegetatif, misalnya dengan cangkok, okulasi, dan kultur
jaringan (Hasanah, M., 2002).
Terdapat banyak teknologi yang dapat diterapkan dalam produksi bahan
tanam, baik dalam pembuatan benih maupun bibit. Contoh teknologi yang
digunakan dalam pembuatan bahan tanam yang baik yaitu dengan pembuatan
benih yang murni. Benih yang murni bisa didapatkan dengan sistem penanaman
monokultur dan mencegahan terjadinya penyerbukan silang. Penyerbukan silang

dapat dihindari dengan cara memberi jarak yang cukup antara tanaman jenis satu
dan jenis yang lain atau dengan membuat barrier pemisah antara tanaman yang
berbeda jenis. Reproduksi vegetatif juga dapat melindungi kemurnian tanaman,
sehingga didapatkan bibit baru yang bersifat sama persis seperti induknya.
Melalui reproduksi vegetatif juga didapatkan keuntungan penghematan waktu,
dimana tanaman sudah dapat ditanam dalam bentuk individu siap tumbuh dan
berkembang tanpa perlu melewati proses perkecambahan sehingga dapat
mempercepat waktu panen, misalnya melalui teknik kultur jaringan akan didapat
bibit yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan sifat persis seperti
induknya. Penyortiran dilakukan untuk memilih benih dan bibit yang sesuai
dengan standar, misalnya ukuran biji untuk benih harus seragam. Teknologi juga

sangat berperan dalam pengemasan produk bahan tanam, misalnya teknologi
pengemasan pabrik lebih baik dalam menjaga kualitas benih daripada pengemasan
benih yang dibuat sendiri oleh petani. Pengemasan yang baik ditujukan agar mutu
benih tidak menurun. Pabrik umumnya mencantumkan logo sertifikasi dan
tanggal kadaluwarsa sehingga menambah kepercayaan konsumen terhadap produk
bahan tanam tersebut dan akhirnya produsen mendapat nilai tambah.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa teknologi produksi bahan
tanam sangat penting dan membawa dampak positif dalam bidang pertanian.
Dengan mengetahui teknologi produksi bahan tanam, produsen benih dan bibit
serta petani diharapkan dapat menerapkan adanya teknologi ini agar dapat
diproduksi benih dan bibit yang bermutu. Benih dan bibit yang bermutu akan
menghasilkan tanaman budidaya yang baik, sehingga dengan adanya produksi
bahan tanam yang baik akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian
yang dapat meningkatkan perekonomian.

DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, M. 2002. Peran Mutu Fisilogik Benih dan Pengembangan Industri Benih
Tanaman Industri. Litbang Pertanian, 21(3).