BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERT

Kode Produk Target : 1.3 Kode Kegiatan : 1.03.02
PENGEMBANGAN PAKET TEKNOLOGI MESI N
PERONTOK PADI LI PAT DI DAERAH TERASERI NG
UNTUK MENEKAN LOSSES DAN MENGURANGI
KEJERI HAN KERJA

Oleh
Koes Sulistiadji
Joko Wiyono
Rahmawati

BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANI SASI PERTANI AN
BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PERTANI AN 2012 

LATAR BELAKANG

1.

Polemik besarnya susut panen (losses) terjadi di Panen Padi Tradisional menggunakan tenaga manusia
dg sistem gebot, apabila panen padi dilakukan secara mekanis menggunakan mesin panen (Mower dan

Thresher) besarnya losses diperkirakan tidak akan lebih dari 2 %

2.

Upaya untuk menekan susut hasil juga dilakukan dengan cara mendekatkan antara lokasi perontokan
dengan padi yang akan dirontok. Hal ini akan sulit dilakukan untuk derah perbukitan atau sawah
terasering, karena keterbatasan mobilitas mesin perontok yang ada.

3.

Untuk itu diperlukan mesin perontok dengan desain khusus yaitu mesin perontok padi lipat.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012

1

PERMASALAHAN

1.


Titik kritis terjadinya losses pada panen padi, terutama pada (1) pemotongan padi, (2) pengumpulan
potongan padi, dan (3) pada proses perontokan.

2.

Mesin Perontok yang populer dan beredar di pasaran adalah mesin perontok dengan kapasitas kerja 600
kq/jam, dengan power antara 5.5 HP sampai 7,5 HP dan akan menjumpai kesulitan bila dioperasikan di
daerah sawah terasering, karena bobotnya yang cukup berat dan tidak tersedianya jalan yang memadai.

3.

Sesuai dengan judul kegiatan, maka dalam kegiatan ini akan dilakukan Rancang Bangun dan Rekayasa
Mesin Perontok Padi Lipat di Daerah terasering untuk menekan Losses dan Mengurangi Kejerihan Kerja,
dengan cara menambahkan Enjin 2,5 HP ke Unit Pedal Thresher Lipat dan mengujinya untuk di analisa
dari segi aspek Teknis, dan aspek Ekonomis relatif terhadap cara cara perontokan secara manual.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012

2


Ruang Lingkup Kegiatan
Secara umum kegiatan perekayasaan melalui tahapan yaitu: (1) Kegiatan identifikasi lapang (survei, studi
literatur, konsultasi, evaluasi kinerja Pedal Thresher Lipat yang telah ada di lapangan), (2) Menentukan
parameter disain, analisa teknis, pembuatan gambar kerja, fabrikasi prototipe, pengujian prototipe, dan
evaluasi baik teknis maupun ekonomis, sampai dengan (3) Pelaporan

Focus Kegiatan
Kegiatan difokuskan kepada tercapainya tujuan kegiatan, yaitu
“Rancang Bangun & Rekayasa Mesin Perontok Padi Lipat di Daerah terasering utk menekan Losses &
Mengurangi Kejerihan Kerja”, dg cara menambahkan Enjin 3,5 HP ke Unit Pedal Thresher Lipat kemudian
di analisa dari segi aspek Teknis, & aspek Finansial relatif terhadap cara perontokan manual Dua unit
Pedal thresher Lipat akan di rekayasa, yaitu : (1) Pedhal Thresher lipat menggunakan Engine 3,5 HP dan
(2) Pedal Thresher Lipat manual tanpa engine.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

3

Desain Penelitian


Konsep perancangan yang dipakai adalah konsep perancangan Pedal Thresher lipat, dengan menggunakan
enjin bensin (3,5 HP), 4000 rpm dan drum perontok dengan gigi perontok tipe “wire”

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

4

Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

5

Perkembangan dan Hasil Kegiatan

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP)
Serpong & di salah satu sentra produksi padi di Propinsi Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan kegiatan 8
bulan dr Maret 2012 s/d November 2012. Anggaran diperoleh dr Kementrian Ristek T.A. 2012.

Total Anggaran th 2012 yg dialokasikan = Rp. 150.000.000,Penggunaan anggaran s/d akhir bulan Juli (termin II) sebesar 80 % (Rp. 118,597,700,-)

difokuskan utk :
(1) Honor output kegiatan (Rp. 33,500,000,-) ;
(2) Belanja Bahan (Rp. 33,599,700,-) yg t.a. :
a). Bahan ATK & keperluan komputer = Rp. 1,599,800,- ;
b). Foto copy & penggandaan = Rp. 999,900,- ;
c). Bahan rekayasa = Rp. 27,000,000,- ; &
d). Bahan Uji = Rp. 4,000,000,- ;
(3) Perjalanan dinas (Rp. 39,598,000,-)
(4) Belanja Barang Operasional Lainnya (Rp 11,900,000,-) yg t.a.
A). Konsinyasi = Rp. 4,900,000,- &
B). Pengiriman Alsin = Rp. 7,000,000,-.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

6

Perkembangan dan Hasil Kegiatan
(1). Rancang bangun & perekayasaan berupa : a) Pedal Thresher Lipat (dua Unit), &
b) Mesin Thresher Lipat Bermotor (tiga Unit), telah di kirim ke Lokasi :
Kelompok Tani di Desa Nusa, Kec. Kahu. Kabupaten Bone, Propinsi. Sulawesi Selatan,

dan diserahkan/hibah ke : H. Talunru, Jabatan : Ketua Gapoktan Mamminasae,
(2). Kegiatan uji lapang telah dilaksanakan dg hasil Kapasitas perontokan 34,52 kg/jam
dan 79,95 kg/jam masing masing untuk Perdal thresher lipat.
(3). Dari analisa Finansial , Mesin Thresher Lipat Bermotor, diperoleh Biaya Pokok operasional mesin
senilai Rp. 203,- per kg, masih lebih murah dibanding dengan ongkos Gebot di Kab. Bone
sebesar Rp.334,- per kg.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

7

Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan

A). Dg Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura di Kab Bone : tentang pemilihan Lokasi,
pemilihan Gapoktan, Bimbingan & Penyuluhan kepada petani.
B). Dg Balit Sereal Maros & BPTP Sulawesi Selatan : tentang keterlibatan personil & tugas serta
wewenang masing2 anggota peneliti dalam pelaksanaan masing masing judul kegiatan
C). Dg Gapoktan, dalam hal : penempatan & penerima hibah serta proses uji lapang & uji adaptasi
paket teknologi thresher lipat bermotor & Pedal Thresher lipat.


Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

8

Nama lembaga yang diajak koordinasi 

[1]. Koordinasi Lapang di Bone Sulawesi Selatan :
(a). Dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura di Kab Bone.
(b). Dengan Gapoktaan Mattirowalie Desa Cenranae Ke Gapoktan Maminasae , Desa Nusa,
Kecamatan Kahu.
(c) Dengan Balit Sereal, Maros, dan BPTP, Sulawesi Selatan.
[2]. Koordinasi Internal di BBP Mektan serpong :
(a) Persiapan uji lapang & uji adaptasi prototype di lokasi penempatan, dan
(b) Koordinasi team kerja antar kegiatan dalam satu koridor .

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

9

Strategi pelaksanaan koordinasi


1). Mobilisasi prototipe ke lokasi sudah dilakukan & diserah terimakan kepada petani.
2). Uji kinerja lapang, sudah dilakukan bersama sama dengan petani (kelompok tani)
& sudah diketahui kemampuan kinerjanya.
3). Respon petani cukup bagus, & banyak petani yg meminjam prototipe mesin tersebut
(pada musim panen saat itu).
4). Ada permintaan petani utk memodifikasi pedal thresher lipat, krn meja pengumpan
dianggap terlalu tinggi.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012

10

Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan 

Untuk tujuan pengembangan : Para pengrajin alsintan yang berminat, dipersilahkan untuk mencontoh
dan menduplikasi Teknologi Alsintan Mesin Pedal Thresher Lipat (baik yang manual maupun yang
bermotor), dan dipersilahkan melakuan modifikasi terhadap konstruksi sesuai keinginan dan minat
para petani pengguna dan kondisi lapang yang ada.
Dukungan yg diharapkan apabila kegiatan ini akan dilanjutkan adalah :

(a). Anggaran pengembangan.
(b). Dukungan teknis operasional (fabrikasi & kinerja operasional).
(c). Dukungan koordinasi dari Institusi terkait agar kegiatan berlangsung secara berkelanjutan.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012

11

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Strategi Pemanfaatan melalui langkah :
1). Mobilisasi prototipe ke lokasi sudah dilakukan & diserah terimakan kepada petani.
2). Uji kinerja lapang, sudah dilakukan bersama sama dengan petani (kelompok tani) & sudah diketahui
kemampuan kinerjanya.
3). Respon petani cukup bagus, & banyak petani yg meminjam prototipe mesin tersebut (pada musim
panen saat itu).
4). Ada permintaan petani utk memodifikasi pedal thresher lipat, krn meja pengumpan dianggap terlalu
tinggi.

Bentuk Pemanfaatan berupa :
(1). Mesin Thresher Lipat bermotor sebanyak 3 Unit dipakai utk merontok padi, dengan bahan bakar BBM.

(2). Pedal Thresher Lipat sebanyak 2 unit dipakai utk merontok padi secara manual (pedal).

Kendala Pemanfaatan :
Pengalaman menunjukkan bahwa Pemanfaatan hasil Litbangyasa, baru akan tampak keberhasilannya
dalam jangka waktu yg cukup lama, utk itu rekaman, tulisan ilmiah, data spesifik, harus tetap dijaga
keberadaannya, sebagai bahan Introduksi oleh Institusi yg berwenang melalui kinerja koordinasi secara
terus menerus.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012

12

POTENSI PENGEMBANGAN
KE DEPAN
Rencana Pengembangan :
Menumbuh kembangkan Paket Teknologi Mesin Perontok Padi Lipat di Daerah Terasering di kabupaten
selain Kab. Bone & masih di koridor Propinsi Sulawesi selatan atau di luar Sulawesi.
Strategi Pengembangan :
Menumbuh kembangkan Paket Teknologi Mesin Perontok Padi Lipat di Daerah terasering,melalui kerangka
kerja : (1) Mencari pengrajin lokal yg mampu melakukan fabrikasi (2) menetapkan jumlah & lokasi

kebutuhan alsintan di tingkat petani (3) menjembatani antara kebutuhan alsintan perontok padi (threhser)
dengan fabrikan lokal pembuatanya. (4) Memberikan bimbingan teknis dan manajemen pengoperasian
teknologi.
Tahapan Pengembngan ke Depan :
(1). Perlu dilakukan Evaluasi terlebih dahulu.
(2). Perlu di inventarisir hambatan & kendala.
(3). Perlu dicari metode alternatif penyelesaian masalah,
a). apakah kegiatan perlu dilanjutkan atau tidak,
b). bila diteruskan, metode penyelesaian masalahnya bagaimana.
(4). Menetapkan peran Swadaya masyarakat tani, termasuk menetapkan pola pengembangan teknologi yg
dipilih.

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012

13

Foto Fabrikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji lapang : Perdal thresher lipat = 34,52 kg/jam Kapasitas Thresher Lipat Bermotor. dan 79,95
kg/jam.
Analisa Finansial Mesin Thresher Lipat Bermotor, Biaya Pokok operasional mesin (Bp.) = Rp. 203,- per kg,
masih lebih murah dibanding dengan ongkos Gebot di Kab. Bone sebesar Rp.334,- per kg.

Catatan : Rasio Gabah dan Jerami untuk Varietas Non Hibrida (Ciherang) = 54 %

Foto Uji Kinerja Lapang

logo 
lembaga 

TERIMA KASIH
Koes Sulistiadji
Joko Wiyono
Rahmawati