INDUSTRI KREATIF RAMAH LINGKUNGAN BERBAS

KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN ENERGI

KEMARITIMAN

INDUSTRI

PA R I W I S ATA

INDUSTRI KREATIF RAMAH
LINGKUNGAN BERBASIS LIMBAH
ELEKTRONIK
Khozinatus Sadah1, Syifaul Fuada, S.Pd2, Nurul Hidayai, S. Pd, M. Sn3

Abstrak
Seiring dengan perkembangan teknologi menyebabkan peningkatan limbah elektronik
(E-waste). Pengolahan limbah elektronik yang ada berupa proses recovery logam-logam
berharga dalam limbah elektronik melipui pemisahan secara mekanik, piromatalurgi,
hidrome-talurgi, dan elektrokimia berdampak pada pencemaran lingkungan dan
membahayakan kesehatan manusia karena bersifat korosif dan toksik. Selain itu, Indonesia

juga berpeluang menjadi Negara buangan limbah elektronik Negara maju, dibukikan dengan
adanya penyelundupan diberbagai pelabuhan di Indonesia. Jika hal ini dibiarkan maka
limbah elektronik di Indonesia akan terus meningkat dan berdampak pada pencemaran
lingkungan.
Solusi yang digunakan dalam mengatasi limbah elektronik tersebut adalah dengan
merumuskan kebijakan pengelolaan limbah elektronik dan menciptakan industri kreaif
ramah lingkungan berbasis limbah elektronik. Adapun tahapan penulisan antara lain (1)
studi literatur, (2) pengumpulan data, (3) analisis data, (4) perumusan kebijakan dan ide
produk industri kreaif ramah lingkungan, (5) penarikan kesimpulan dan saran.
Hasil dari penulisan ini adalah berupa saran kepada pemerintah akan kebijakan yang
sebaiknya diambil guna mengatasi limbah elektronik di Indonesia serta strategi pendirian
industri kreaif ramah lingkungan berbasis limbah elektronik baik berupa tahapan pendirian
usaha, serta pihak-pihak terkait yang dapat membantu mengimplimentasikan dan
mengembangkan industri kreaif ini. Diharapkan dengan adanya tulisan ini dapat memberi
gambaran akan potensi pengolahan limbah elektronik yang bernilai ekonomis, ramah
lingkungan, dan memiliki daya saing global guna menyiapkan SDM dalam menghadapi MEA.
Kata kunci: industri kreaif, limbah elektronik, ramah lingkungan, esteik

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Limbah elektronik merupakan barang atau produk elektronik yang telah rusak, idak
digunakan lagi, telah berakhir daur hidupya dan idak lagi memberikan nilai atau manfaat
bagi pemiliknya (Marwai, 2009). Seiring dengan peningkatan kecanggihan teknologi saat
ini menyebabkan masa pakai produk elektronik semakin singkat (Nindy & Trihadiningrum,
2010: 1). Masa pakai produk elektronik yang singkat dan peluang pembelian produk
1
2
3

Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang (UM) sadahkhozinatus@gmail.com.
Pascasarjana S2, Sekolah Teknik Elektro & Informaika, Initut Teknologi Bandung (ITB) syifaulfuada@students.
itb.ac.id
Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang (UM) nurulhum@yahoo.com

B A P P E N A S I N T E R N AT I O N A L C O N F E R E N C E O N B E S T D E V E L O P M E N T P R A C T I C E S A N D P O L I C I E S

205

KETAHANAN PANGAN


KETAHANAN ENERGI

KEMARITIMAN

INDUSTRI

PA R I W I S ATA

elektronik yang relaif inggi (karena harga terjangkau), menyebabkan percepatan jumlah
limbah elektronik di Indonesia (Sudaryanto dkk, 1: 2009).
Indonesia merupakan Negara berkembang yang berpotensi dijadikan Negara buangan
limbah elektronik Negara maju. Hal ini dibukikan dengan adanya impor dari luar negeri
dan pasar gelap yang ada di pelabuhan di seluruh Indonesia, dengan prosentase kuanitas
limbah elektronik yang dihasilkan masing-masing 50% (Nindy & Trihadiningrum, 2010: 6).
Upaya dalam mengelolah limbah elektronik yang bernilai ekonomis ramah lingkungan telah
dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengatasi dampak buangan limbah elektronik tersebut,
diantaranya adalah melalui proses recovery logam-logam berharga dalam limbah elektronik
melipui pemisahan atau pemilahan secara mekanik, piromatalurgi, hidrometalurgi, dan
elektrokimia (Marwai, 2009).
Terobosan baru tentang solusi pengolahan limbah ramah lingkungan adalah berupa

pembuatan produk yang bernilai seni/E-art. Pengolahan limbah elektronik menjadi produk
kesenian di klain memiliki banyak manfaat, karena produk sebelum dilakukan proses daur
ulang di proses terlebih dahulu dengan cara mensorir barang yang idak terlalu rusak
dan yang idak berbahaya bagi manusia untuk dijadikan produk seni. Pengolahan limbah
elektronik berbasis seni telah dilakukan oleh beberapa orang, namun masih minim (skala
kecil) belum menyentuh pasar, serta belum mendapatkan perhaian dari pemerintah
(tentang modal) dan belum adanya pengetahuan akan teknik mengolah limbah yang benar,
sehingga usaha ini belum bisa dikembangkan.

(a)

(b)

(c)
Gambar 1. (a) hasil olahan limbah elektronik kabel dan logam campuran menjadi kaligrai (b) olahan limbah kabel menjadi tulisan
BAPPENAS, (b) olahan limbah komponen elektronika menjaadi idenitas karya

Melalui wadah “industri kreaif” ini jumlah kerajinan limbah elektronik yang berdaya jual

206


B A P P E N A S I N T E R N AT I O N A L C O N F E R E N C E O N B E S T D E V E L O P M E N T P R A C T I C E S A N D P O L I C I E S

KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN ENERGI

KEMARITIMAN

INDUSTRI

PA R I W I S ATA

inggi dapat diingkatkan dan terkoordinasi dengan baik. Binis yang menjanjikan dan ramah
lingkungan apabila diterapkan secara masif juga dukungan berbagai pihak. Sebagai bentuk
daya saing industri dalam MEA 2015.

1.2 Tujuan Penulisan
Merumuskan kebijakan pengolahan limbah yang tepat bagi pemerintah, industri elektronika,
serta pengguna produk elektronik Yakni model pengolahan limbah elektronik yang memiliki

manfaat ganda karena selain mengurangi limbah elektronik juga dapat dijadikan sebagai
usaha peningkatan nilai ekonomi indonesia tentu saja yang sesuai dengan kebijakan
Presiden Joko Widodo (implemening NAWACITA).

2 METODE PENULISAN
Peneliian ini bersifat kajian deskripif yang dilakukan dengan cara menelaah berbagai
literatur untuk menghasilkan rancangan pendirian industri kreaif limbah elektronika.
Langkah-langkah penulisan seperi berikut:

2.1 Studi Literatur
Studi literatur digunakan untuk mendaptkan informasi akan teknik pengolahan limbah
elektronik yang sudah ada, dampak yang dihasilkan, serta mencari solusi pengolahan
limbah elektronik baru, yag dapat diterapkan di Indonesia.

2.2 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam makalah ini antara lain: (1) Studi Pustaka dan (2) Diskusi
Terfokus antar sesama penulis

2.3 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan

metode content analysis, yaitu dengan menjelaskan dan menganalisis data dari sumbersumber yang ada, sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
(Indari & Anton, 1019: 2014). Hasil dari analisis data ini kemudian dijadikan pijakan dalam
merumuskan metode pemecahan masalah yang soluif dan efekif sesuai dengan tujuan
penulisan makalah.

2.4 Perumusan Kebijakan dan Strategi Pendirian Industri Kreaif Limbah
Elektronik
Perumusan kebijakan dann ide produk industri kreaif berbasis ramah lingkungan disusun
berdasarkan potensi pengelolaan limbah elektronik di Indonesia dan ditunjang dengan
teknik pengolahan limbah elektronik yang tepat, sehingga ramah lingkungan.

2.5 Penarikan Kesimpulan dan saran
Penarikan kesimpulan dalam makalah ini adalah berupa prediksi hasil yang akan diperoleh
dari gagasan yang telah dibahas, berikut saran yang sebaiknya dilakukan oleh pihakpihak terkait dalam implementasi gagasan. deskripsi tahapan proses pengolahan limbah
elektronik yang bernilai seni dan proit.

B A P P E N A S I N T E R N AT I O N A L C O N F E R E N C E O N B E S T D E V E L O P M E N T P R A C T I C E S A N D P O L I C I E S

207


KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN ENERGI

KEMARITIMAN

INDUSTRI

PA R I W I S ATA

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Industri Kreaif Limbah Elektronik di Indonesia
Berdasarkan data dari Badan Pusat Staisik pada tahun 2011, produksi limbah dari 380
kota di Indonesia mencapai lebih dari 80.000 ton per tahun dan jumlahnya terus meningkat
seiap tahun. Dari total limbah yang terakumulasi seiap tahun, baru 6-7% di antaranya
yang bisa dikelola atau didaur ulang. Potensi peningkatan limbah elektronik juga didukung
dengan adanya daya konsumsi produk elektronik yang ingi, sehingga selama 10 tahun
terakhir jumlah peralatan elektronika di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
drasis (Marwai, 2009).
Adanya peluang bahan baku berupa limbah elektronik yang inggi, perlu mendapatkan

perhaian khusus, salah satunya adalah dengan mengolah limbah tersebut menjadi
produk kesenian yang ramah lingkungan. Hal ini dibukikan dengan adanya penemuan
hasil pengolahan limbah elektronik berbasis kesenian atau e-art (Sadah Dkk, 2015). Dari
pengolahan limbah tersebut akan berpotensi dalam pendirian industri besar di masa depan
yang mempunyai social impact yang inggi (Fuada, 2014).
Beberapa Keunggulan produk dari pengolahan limbah elektronik adalah sebagai berikut:
(1) Produk berbasis seni dengan handmade (berpotensi dan bernilai jual, baik di Negara
Indonesia maupun luar negeri), (2) Bahan baku pembuatan produk mudah di dapat, bernilai
ekonomis, dan hasil produk bernilai jual inggi, (3) Ramah lingkungan, karena telah melalui
sistem sorir berlapis-lapis, (4) Dapat mengurangi limbah elektronik dan (5) Berpeluang
untuk merekrut tenaga kerja baru melalui ketrampilan sehingga turut serta dalam upaya
Peningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tahapan proses pengolahan limbah elektronik adalah sebagai berikut ini:
-

-

Part I : Limbah elektronik dikumpulkan oleh pengepul sambil dipilah-pilah (PCB, Plasik,
Kabel, dll).
Part II : Limbah dikirim ke masing-masing penanggungjawab dari per sub limban (PCB,

Plasik, Kabel, dll), kemudian dipilah lagi mana yang layak mana yang idak (Pengepul
II), selanjutnya dikirim ke pengepul III (Sampah yang idak layak pada pengepul I&II
langsung didaur ulang).
Part III : Pada bagian ini dilakukan oleh Pengepul III yang bertugas sterilisasi agar idak
mengandung bakteri, dapat dipanaskan melalui uap atau metode lainnya yang tentu
saja ramah lingkungan. Lalu dikirim ke pengrajin.
Part IV : Pengrajin melakukan pembuatan produk-produk kesenian dan dijual

3.2 Strategi Pendirian Industri Kreaif Berbasis Limbah Elektronik yang ramah
Lingkungan
Strategi merupakan pendekatan yang terkoordinasi dan diadopsi oleh suatu perusahaan
dalam merespon suatu isu kriikal, sehingga tujuan pengembangan industri kreaif dalam
jangka panjang dapat tercapai (Wiraatmadja dalam Amalia dkk, 2011: 178). Strategi yang
digunakan dalam pengembangan industri kreaif berbasis limbah elektronik adalah dengan
menggunakan strategi korporasi. Yaitu suatu strategi yang digunakan untuk menentukan
arah industri kreaif di masa depan. Strategi ini berfungsi untuk memberikan pengarahan
kepada industri kreaif secara menyeluruh, baik untuk perluasan industri kreaif, konsentrasi
industri kreaif, serta diversiikasi satu industri kreaif dengan industri kreaif lain (Amalia

208


B A P P E N A S I N T E R N AT I O N A L C O N F E R E N C E O N B E S T D E V E L O P M E N T P R A C T I C E S A N D P O L I C I E S

KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN ENERGI

KEMARITIMAN

INDUSTRI

PA R I W I S ATA

dkk, 2011: 178). Perbedaan industri kreaif limbah elektronik dengan industri kreaif lain
adalah terletak pada nilai kemanfaatan limbah, nilai keamanan lingkungan dan kesehatan
yang dihasilkan, serta nilai kekreaiitasan produk yang dihasilkan. Adapun Tahapan dalam
melakukan proses manajemen strategis industri ramah lingkungan dijelaskan dalam
Gambar 2,
Gambar 2. Elemen dasar Proses Strategi Korporasi Industri Ramah Lingkungan

4.1

Perumusan Kebijakan Pengelolaan Limbah Lektronik di Indonesia

Pemerintah sebagai penentu kebijakan dan pengendali utama dalam pengembangan
pembangunan memiliki peran pening dalam merumuskan kebijakan pengelolaan limbah
elektronik di Indonesia. Adapun rumusan kebijakan tersebut, antara lain
4.1.1
Menetapkan EPR (Extended Producer Responsibiity), yaitu sebuah kebijakan
akan penetapan biaya pengelolaan limbah elektronik kepada produsen dan konsumen
elektronik.
4.1.2
Menerapkan program take back, yaitu suatu program penarikan kembali
limbah elektronik oleh produsen asal. Sehingga produsen elektronik turut serta
membantu mengumpulkan limbah elektronik, hasil produsen.
4.1.3
Menetapkan kebijakan CEW (classiicaion Electronic waste), yaitu suatu
kebijakan akan pengaturan pembuangan limbah elektronik, yang harus dibedakan
dengan sampah rumah tangga dan sampah rumah tangga sejenis.
4.1.4
Merancang pendirian industri kreaif ramah lingkungan berbasis limbah
elektronik, dengan memanfaatkan SDM yang ada. Baik berupa pengarjin limbah
elektronik, pengepul limbah, eksporir gelap, dan masyarakat umum.

4.2
Teknik Implementasi Kebijakan dan Pendirian Industri Kreaif Berbasis
Limbah Elektronik
Pemerintah selaku penentu kebijakan dapat melaksanakan sendiri pendirian industri kreaif
dengan membantuk industri kreaif berbasis BUMN, selain itu pemerintah juga dapat
memanfaatkan beberapa pihak antara lain (1) perguruan inggi, (2) masyarakat, dan (3)
industri penghasil elektronik. Tahapan pengelolaan limbah elektronik secara umum adalah

B A P P E N A S I N T E R N AT I O N A L C O N F E R E N C E O N B E S T D E V E L O P M E N T P R A C T I C E S A N D P O L I C I E S

209

KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN ENERGI

KEMARITIMAN

INDUSTRI

PA R I W I S ATA

(a) mengumpulkan limbah elektronik oleh masyarakat dan im kuning, (2) memilah limbah
elektronik antara yang bisa di-reuse (diperbaiki-memperpanjang masa pakai) atau idak
(diolah menjadi produk kesenian), (3) limbah dinetralkan, (4) limbah diolah menjadi produk
kesenian di industri kreaif pemerintah maupun swasta.
Teknik implementasi kebijakan adalah dengan mengadakan sosialisasi kepada semua
lapisan masyarakat, sesuai dengan peran masyarakat tersebut, antara lain:
·
·

·
·

Masyarakat berparisipasi dalam pengumpulan limbah elektronik ke pengepul dan ikut
serta dalam pelaksanaan industri kreaif (karyawan industri).
Produsen dan konsumen bertugas sebagai: (1) Pelaksana kebijakan pemerintah, (2)
Pelaksana dan pengembang industri, (3) Penanggung jawab keterlakasanaan industri
kreaif, (4) Bertanggung jawab terhadap limbah elektronik yang diproduksi oleh
perusahaan dan (5) Menanggung beban biaya pengelolaan limbah elektronik.
Pengrajin limbah elektronik yang merupakan SDM utama bertugas: (1) Membantu
menyukseskan program dan (2) sebagai pelaku kreaif perusahaan-pengembang produk
kreaif.
Mahasiswa (mahasiswa teknik lingkungan, seni, elektro, teknologi industri dan
ekonomi) bertugas (1) Menyukseskan program, (2) Membantu mengumpulkan limbah
ke pengepul limbah dan (3) Membantu menciptakan ide-ide kreaif produk pengelolaan
limbah.
Gambar 3. Teknik Implementasi Gagasan

210

B A P P E N A S I N T E R N AT I O N A L C O N F E R E N C E O N B E S T D E V E L O P M E N T P R A C T I C E S A N D P O L I C I E S

KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN ENERGI

KEMARITIMAN

4.

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan

INDUSTRI

PA R I W I S ATA

Berdasarkan potensi limbah elektronik yang melimpah di Indonesia, didukung dengan
adanya potensi pengelolaan limbah elektronik menjadi produk kesenian, maka pendirian
industri kreaif ramah lingkungan berbasis limbah elektronik dapat diterapkan di Indonesia.

4.2

Saran

Diharapkan semua pihak terkait dapat membantu melaksanakan program industri kreaif
ramah lingkungan berbasis limbah elektronik, terutama kepada pemerintah sebagai penentu
kebijakan dan pihak-pihak terkait lain (masyarakat, produsen, konsumen, pengrajin limbah
elektronik, sivitas akademik) untuk dapat melaksanakan kebijakan dan mengembangkan
industri kreaif limbah elektronik di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Agusina, H. 2011. The Challanges Of E-Waste Management (Indonesian Experience). Weee/
E-Waste Management Workshop On Take-Back System Unep-Die-Ietc In Collaboraion
With The Global –Environ-ment Centre 13-15 July 2011, Osaka, Japan
Amalia, Cinantya Devi, & Dyota Candrika. 2011. Strategi Korporasi Bagi Pengembangan
Industri Kecil. Jurnal Integra, Vol 1. No2. Desember 2011:175-190. Bandung: Insitut
Teknologi Bandung.
Fuada, Syifaul. (2014) Electronic Art : Solusi Sampah
Elektronika. Majalah KOMUNIKASI, Kolom Opini, (ISSN: 0215-7632). Tahun 36 Nomor 290
Januari-Februari 2014, Hal. 11
Indari, Iin & Anton. 2014. Tantangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam Menghadapi
ASEAN Economic Community 2015. 3rd Economic & Business Research Fesival 13
November 2014. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Satya Wacana.
Marwai, Sii. 2009. Kajian Tentang Kandungan Logam-logam Berharga dalam Limbah
Elektronik (E-waste) dan Teknik Recoverynya Melalui Proses Daur Ulang. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Online: staf.uny.ac.id. Diakses 21 Mei 2015.
Nindyapuspa, Apu & Trihadiningrum, Yulinah. 2010. Kajian Tentang Pengelolaan Limbah
Elektronik. Online. digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29113-3309100017-Paper.pdf,
diakses 21 Mei 2015.
Peraturan Pemerintah RI. 2012. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga. Nomor 81 Tahun 2012.
Sadah, Khozinatus, Syifaul Fuada & Nurul Hidayai, Model Baru Dalam Penanganan Limbah
Elektronik Di Indonesia Berbasis Integrasi Seni. Prosiding SENTIA 2015, Malang 4-5 Juni
2015. Volume 7 – ISSN: 2085-2347. Hlm. I1-I7
Sudaryanto, Kiayai Yusriyah, & Erry T. Andesta. 2009. Studi Komparaif Kebijakan Pengelolaan
Sampah Elektronik di Negara Berkembang. Universitas Gunadarma. Online: publicaion.
gunadarma.ac.id. Diakses 21 Mei 2015.
Suherni. 2010. Keracunan Timbal di Indonesia. the Global Lead Advice and Support Service
(GLASS).www.lead.org.au/Keracunan_Timbal _di_Indonesia. Online. Diakses 21 Mei
2015.
Wahyono, Sri. 2012. Kebijakan Pengelolaan Limbah Elektronik dalam Lingkup Global dan
Lokal. Tanggerang Selatan. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 14. No. 1. Online: limnologi.
lipi.go.id. Diakses 21 Mei 2015.

B A P P E N A S I N T E R N AT I O N A L C O N F E R E N C E O N B E S T D E V E L O P M E N T P R A C T I C E S A N D P O L I C I E S

211