Hubungan Rasio Trombosit Limfosit Dengan Penyempitan Pembuluh Darah Pada Penyakit Jantung Koroner

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit Kardiovaskuler adalah penyebab kematian paling utama saat ini.
Salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang paling sering terjadi adalah
penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit
pembuluh darah koroner, dimana terjadi penyempitan lumen sebagai akibat dari
penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Pembuluh darah koroner
merupakan pembuluh darah yang mensuplai oksigen dan nutrisi ke otot jantung.1
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan karena
penyempitan arteri koroner akibat proses arterosklerosis atau spasme, atau
kombinasi keduanya. Hal ini sering ditandai dengan keluhan nyeri dada. Namun
berdasarkan penelitian 50% pasien jantung koroner tidak mengalami gejala
tersebut, sehingga PJK sulit di deteksi secara dini. Untuk memastikan apakah
orang tersebut positif mengalami PJK perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.2
Angka kematian disebabkan oleh PJK di seluruh dunia tiap tahun rata-rata
50 juta, sedangkan di negara berkembang terdapat 39 juta American Heart
Association (AHA) pada tahun 2004 memperkirakan prevalensi penyakit jantung
koroner di Amerika Serikat sekitar 13.200.000. WHO pada tahun 2002
memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya 3.8 juta pria dan 3.4 juta wanita

meninggal karena PJK.3 Di Indonesia terjadi prevalensi kematian dikarenakan PJK
sebanyak 100.000 - 499.999 orang.4
PJK (Penyakit Jantung Koroner) umumnya dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu Chronic stable angina ( Angina Pectoris Stabil; APS ) dan Acute Coronary

Universitas Sumatera Utara

Syndrome (ACS) adalah suatu sindrom klinis yang bervariasi, dan biasanya dibagi
menjadi 3, yaitu: Unstable Angina (Angina Pectoris Tidak Stabil; APTS), Acute
non ST elevasi (Acute NSTEMI), Acute ST elevasi (Acute STEMI).5
Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, tetapi

secara umum

multifaktorial berperan penting terhadap timbulnya PJK yang disebut sebagai
faktor risiko PJK.6 Tingginya kadar total kolesterol plasma, hipertensi arteri dan
kebiasaan merokok merupakan tiga faktor risiko utama PJK.4
Faktor resiko berperan untuk mengetahui tingkat resiko dari pasien PJK.
Penyakit Jantung Koroner yang paling sering adalah yang disebabkan oleh oklusi
aterosklerotik dari arteri koroner.2 Aterosklerosis adalah suatu proses yang dapat

melibatkan banyak pembuluh darah dengan berbagai bentuk.7
Inflamasi memainkan peranan penting dalam setiap tahapan aterosklerosis
mulai dari awal perkembangan plak sampai terjadinya ruptur plak yang dapat
menyebabkan trombosis.8 Walaupun arteri koroner epikardial terlihat normal,
arteri koroner intra mural dan arteriol sering menunjukkan penyempitan, fibrosis,
nekrosis fibrinoid dan hipertrofi intima. Kerusakan endotel yang perantarai oleh
sistem imun, stimulasi fibroblast, deposisi kolagen dan peningkatan produksi
platelet derived dapat menurunkan respons endotel terhadap trombosis, inflamasi
dan vasodilatasi.9
Saat ini diketahui bahwa inflamsi berperan penting dalam permulaan dan
Perkembangan
sel imun

proses

aterosklerosis

yang

kompleks.10


Dari

awal

sel-

mendominasi lesi aterosklerotik, molekul efektor yang ada

mempercepat

perkembangan

lesi,

dan

aktivasi

peradangan


dapat

menimbulkan sindrom koroner akut. Penyebab utama penyakit jantung

Universitas Sumatera Utara

koroner, adalah penyakit inflamasi dimana mekanisme kekebalan berinteraksi
dengan

faktor

risiko

metabolik

untuk

memulai,


menyebarkan,

dan

mengaktifkan lesi di percabangan arteri.11
Pada penelitian Nikolsky et al, pada kasus inflamasi kronis, dijumpai jumlah
limfosit menurun karena peningkatan apoptosis limfosit. Limfosit merupakan
respon imun yang lebih baik sementara neutrofil menyebabkan reaksi inflamasi
yang destruktif. Juga, kondisi peradangan yang berlangsung lama menyebabkan
meningkatnya proliferasi pada seri megakaryocytic dan trombositosis relatif.12
Limfosit yang rendah terbukti berhubungan dengan kondisi kardiovaskular
yang lebih buruk pada penyakit jantung koroner dan gagal jantung kronis.13
Limfosit memiliki peran yang penting dalam modulasi respon inflamasi pada
tahap aterosklerosis.13
Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan
jumlah trombosit dan risiko yang tinggi pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular dengan PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan juga pada dewasa
yang sehat.14
Rasio Trombosit Limfosit (RTL) adalah penanda prognostik yang muncul
baru-baru ini, yang menggabungkan 2 parameter yang memprediksi risiko

menjadi satu. Yang memberikan gambaran tentang agregasi dan inflamasi
pathway, dan bisa lebih bernilai daripada hanya menghitung baik trombosit atau
limfosit saja untuk memprediksi beban aterosklerotik koroner. RTL (Rasio
Trombosit Limfosit) diketahui berguna dalam memprediksi prognosis yang buruk
pada populasi kanker7 dan sebelumnya memprediksi iskemia tungkai kritis pada
penyakit arteri perifer.15

Universitas Sumatera Utara

Nilai RTL yang tinggi, dapat digunakan sebagai prediktor bebas yang
bermakna pada kelangsungan hidup jangka panjang bagi pasien Acute Coronary
Syndrome (ACS)

16

dan prediktor bebas pada pasien yang menjalani primary

PCI.17
Pada penelitian Yuksel M, et.al, menggunakan nilai cut-off RTL 111, untuk
memprediksi keparahan aterosklerosis dengan sensitivitas 61% and spesifisitas

59% (area dibawah kurva ROC e=0.645, 95% CI: 0.587-0.703) dengan p